24
BAB III Kajian Teori Rumah Sederhana
III. 1 Rumah Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal, di mana manusia dapat mengharapkan keintiman dan kehangatan hidup yang manusiawi. Selain itu, rumah juga berfungsi sebagai pengamanan diri manusia, pemberi ketenangan dan ketentraman hidup, serta wahana yang mampu mendorong penemuan diri. (Yudohusodo, 1991) Rumah sebagai kebutuhan dasar manusia merupakan pengejawantahan diri manusia, baik bersifat pribadi maupun dalam satu kesatuan dan kebersamaan dengan lingkungan alamnya. (Pembangunan Perumahan, 1987) Menurut P. G. Hayward (1987), rumah adalah:
Rumah sebagai pengejawantahan jati diri, yaitu rumah sebagai simbol dan pencerminan tata nilai dan selera pribadi penghuninya.
Rumah sebagai wadah yang memberikan keakraban, rasa memiliki, kebersamaan, kehangatan, kasih sayang dan rasa aman.
Rumah sebagai tempat menyendiri dan menyepi, yaitu tempat melepaskan diri dari dunia luar, dan juga tekanan dan ketegangan serta dari kegiatan batin.
Rumah sebagai akar dan kesinambungan, yaitu rumah sebagai tempat untuk kembali pada akar dan menumbuhkan rasa kesinambungan dalam untaian proses ke masa depan.
Rumah sebagai wadah kegiatan sehari-hari.
Rumah sebagai pusat jaringan sosial.
Rumah sebagai struktur fisik.
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga, sebagai pelindung terhadap gangguan alam dan makhluk lainnya, juga berperan sebagai pusat pendidikan keluarga, proses budaya, penyiapan generasi muda dan lain-lain, sehingga kualitas Sumber Daya Manusia juga dapat dipengaruhi dari kualitas perumahan.
25
Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia setelah sandang dan pangan. Oleh sebab itu, menempati perumahan dan permukiman yang layak, aman dan nyaman adalah hak setiap orang. Sasaran yang harus dicapai untuk mendapatkan hunian yang berkualitas (pada hunian berkepadatan menengah dan rumah tunggal):
Menumbuhkan rasa kepemilikan (sense of ownership), keamanan dan konsistensi dengan pola penggunaan yang wajar dan dapat diprediksi.
Merespon perubahan daur hidup hunian dan komunitas
Menumbuhkan kebanggaan dan berkontribusi dalam pembentukan wajah dan karakter lingkungan.
Perancanaan dan Perancangan harus peka terhadap visi masa depan dari komunitas
(University of Minnesota, 1996) Sasaran-sasaran tersebut di atas dapat dicapai melalui perhatian yang besar terhadap elemen fisik dan isu-isu kualitas kehidupan (kepemilikan, penggunaan, keamanan, perwajahan), baik pada skala rumah dan halaman, blok hunian, maupun lingkungan keseluruhan. Dari beberapa definisi di atas, ditarik kesimpulan bahwa manusia membutuhkan rumah sebagai suatu wadah untuk beraktifitas dan sebagai tempat berlindung. Rumah merupakan suatu bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal, merupakan satu dari kebutuhan pokok selain sandang dan pangan. Bentuk bangunan untuk rumah tinggal, secara pokok dapat dibagi menjadi: a) Rumah tunggal renggang (lepas) b) Rumah gandeng (kopel) c) Rumah rapat dempet d) Rumah rapat deret (Surowiyono, 1982)
26 Rumah rapat deret hampir sama halnya dengan bangunan gandeng dua atau kopel. Bedanya, pada bangunan rapat deret, bangunan induk dapat berimpit pada kedua batas pekarangan sisi, dengan ketentuan maksimal panjang bangunan rapat deret tidak boleh lebih dari 40 (empat puluh) meter. Bentuk bangunan rapat deret sering dipergunakan sebagai bangunan toko atau ruang usaha. Pada jenis bangunan ini seringkali garis sempadan bangunan (GSB) dan garis smpadan jalan (GSJ) berimpit menjadi satu garis.
Gambar 3 Rumah Rapat Deret Sumber: Dasar Perencanaan Rumah Tinggal, Surowiyono
Dapat disimpulkan bahwa jenis bangunan tersebut seringkali tidak memiliki halaman depan. Oleh karena itu pada bangunan rapat deret yang dipergunakan sebagai rumah tinggal, perlu diperhatikan pembukaan (pintu/jendela) yang terdapat pada bagian depan harus direncanakan dengan baik untuk menjamin keamanan, sebab rumah tersebut berhubungan langsung dengan jalan umum.
27
III. 2 Rumah Sederhana Yang diartikan perumahan sederhana ialah rumah yang dapat dibeli atau dimiliki oleh golongan tingkatan masyarakat terbanyak. Rumah sederhana di sini berarti bagaimana kita dengan kemampuan yang terbatas bisa mendapatkan rumah yang paling optimal dalam perencanaan, organisasi, denah (lay-out), konstruksi, bahan bangunan dan sebagainya. Tiap-tiap tujuan dalam bidang perumahan sederhana di samping tergantung dari faktor-faktor lainnya seperti manusianya sendiri, juga dari faktor-faktor penentu seperti berikut: alam sekeliling (iklim, lingkungan dan pengaruh lainnya), keadaan sosial, keadaan ekonomi, kemajuan teknologi (kemungkinan-kemungkinan teknis) dan sebagainya. Suatu standar minimal pada perumahan sederhana yang dicapai, tentunya juga akan berubah sejalan dengan perkembangan masyarakat. Di dalam pembicaraan ini kita akan bergerak di dalam suatu bagian yang selalu dinamis dengan batasan yang bergerak dan hukum yang berubah. (Frick, 1984) Rumah Sederhana adalah tempat kediaman yang layak dihuni dan harganya terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan sedang. Luas kapling ideal, dalam arti memenuhi kebutuhan luas lahan untuk bangunan sederhana sehat baik sebelum maupun setelah dikembangkan. Secara garis besar perhitungan luas bangunan tempat tinggal dan luas kapling ideal yang memenuhi persyaratan kesehatan, keamanan dan kenyamanan bangunan seperti berikut: (www.pu.go.id)
Kebutuhan ruang minimal menurut perhitungan dengan ukuran Standar Minimal adalah 9 m2, atau standar ambang dengan angka 7,2 m2 per orang. Sebagai konsepsi dasar kedua perhitungan tersebut masih digunakan dengan tetap mempertimbangkan bentuk akhir rumah pasca pengembangan. Sehingga dari hasil perhitungan diatas didapat luas bangunan awal (RIT) adalah 21 m2 dengan pertimbangan dapat dikembangkan menjadi 36 m2 bahkan pada kondisi tertentu dimungkinkan memenuhi standar ruang internasional.
Rumah Sederhana Sehat (RSh) yaitu rumah yang dibangun dengan menggunakan bahan bangunan dan konstruksi sederhana, akan tetapi masih memenuhi standar kebutuhan minimal dari aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan, dengan
28 mempertimbangkan dan memanfaatkan potensi lokal meliputi potensi fisik seperti bahan bangunan, geologis dan iklim setempat serta potensi sosial budaya seperti arsitektur lokal, dan cara hidup. (www.pu.go.id) Sasaran penyediaan Rumah Sederhana Sehat yaitu bagi kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah. Dalam pelaksanaannya pemenuhan penyediaan Rumah Sederhana Sehat masih menghadapi kendala, berupa rendahnya tingkat kemampuan masyarakat, mengingat harga Rumah Sederhana Sehat masih belum memenuhi keterjangkauan secara menyeluruh. Untuk itu disediakan desain rumah antara yang pertumbuhannya diarahkan menjadi Rumah Sederhana Sehat. Rumah antara yang dimaksud adalah Rumah Inti Tumbuh (RIT), Kebutuhan dasar minimal suatu rumah yang harus selalu dipenuhi dalam perancangan hunian adalah: 1. Atap yang rapat dan tidak bocor 2. Lantai yang kering dan mudah dibersihkan 3. Penyediaan air bersih yang cukup 4. Pembuangan air kotor yang baik dan memenuhi persyaratan kesehatan 5. Pencahayaan alami yang cukup 6. Udara bersih yang cukup melalui pengaturan sirkulasi udara sesuai dengan kebutuhan Rancangan pengembangan rumah sederhana sehat yang dirumuskan dalam Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat meliputi bangunan dan bagian-bagiannya sebagai berikut:
Bangunan Rumah Inti Tumbuh (RIT-1) berukuran 21 m2 dengan ruanganruangan: - Ruang inti berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Ruang serba guna (tanpa dinding) berukuran 3,00 x 3,00 m2 - Kamar mandi + WC (tanpa atap) berukuran 1,50 x 1,20 m2
29
Konstruksi bangunan rumah : - Pondasi konstruksi batu kali - Lantai konstruksi rabat beton - Dinding konstruksi pasangan conblock - Kusen pintu/jendela konstruksi kayu - Atap konstruksi rangka kuda-kuda kayu - Penutup konstruksi Asbes/seng gelombang kecil
Sanitair minimal terdiri atas: - Kloset jongkok kakus beserta leher angsanya 1 unit - Bak air mandi fibre/plastik 1 unit - Disiapkan instalasi diluar sumber sumur pompa tangan 1 unit
Gambar 4 Rumah Sederhana Sehat T-36 Sumber: Petunjuk Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat, Departemen PU
III. 3 Rumah Sangat Sederhana Perumahan sangat sederhana, adalah tempat kediaman yang pada tahap awalnya dibangun dengan menggunakan bahan bangunan berkualitas sangat sederhana dan dilengkapi dengan prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial, yang akan dapat menjawab kebutuhan dasar manusia, dalam penyediaan tempat tinggal dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. (Sabaruddin, 2003)
30
III. 4 Rumah Sederhana Tipe 22 Rumah tipe 22 yang menjadi objek penelitian ini merupakan standar minimum RIT. Pada dasarnya, bagian-bagian struktur pokok untuk bangunan rumah tinggal sederhana adalah: pondasi, dinding (dan kerangka bangunan), atap serta lantai. Sedangkan bagian-bagian lain seperti langit-langit, talang dan sebagainya merupakan estetika struktur bangunan saja.
III. 4. 1 Pondasi Sistem pondasi yang digunakan pada Rumah Inti Tumbuh (RIT) dan pengembangannya dalam hal ini Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat) ini adalah sistem pondasi setempat dari bahan pasangan batu kali atau pasangan beton tanpa tulangan dan sistem pondasi tidak langsung dari bahan kayu ulin atau galam.
III. 4. 2 Dinding Bahan dinding yang digunakan untuk RIT dan pertumbuhannya adalah conblock, papan, setengah conblock dan setengah papan atau bahan lain seperti bambu tergantung pada potensi bahan yang dominan pada daerah dimana rumah ini akan dibangun. Ukuran conblock yang digunakan harus memenuhi SNI PKKI NO-05. Untuk dinding papan harus dipasang pada kerangka yang kokoh, untuk kerangka dinding digunakan kayu berukuran 5/7 dengan jarak maksimum 100 cm. Kayu yang digunakan baik untuk papan dan balok adalah kayu kelas kuat dan awet II. Apabila untuk kerangka digunakan kayu balok berukuran 5/10 atau yang banyak beredar di pasaran dengan ukuran sepadan. Jarak tiang rangka kurang lebih 150 cm. Papan yang digunakan dengan ketebalan minimal 2 cm setelah diserut dan sambungan dibuat alur lidah atau sambungan lainnya yang menjamin kerapatan. Ring-balok dan kolom dari kayu balok berukuran 5/10 atau yang banyak beredar di pasaran dengan ukuran sepadan. Hubungan antara kolom dengan ring balok dilengkapi degnan sekur-sekur dari kayu 5/10 atau yang banyak beredar di pasaran dengan ukuran sepadan. Panjang sekur maksimum 50 cm.
31
a) Dinding Bata Batu bata adalah bahan bangunan yang digunakan untuk membuat dinding atau tembok. Sebagai bahan dasarnya adalah tanah liat/ tanah lempung yang kemudian dicetak dan dibakar pada suhu tertentu sehingga berubah seifat menjadi keras seperti batu serta tidak akan lunak kembali bila tercampur air. Daerah yang dikenal mengolah bata antara lain adalah: Jatiwangin, Plered, Cikarang dan Tanggerang. Berat batu bata per buahnya lebih kurang 2 kg. (Ahmad, 2007) Tabel 2 Dimensi Batu Bata yang Ada di Pasaran
Tipe
Tebal (t, cm)
Lebar (l, cm)
Panjang (p, cm)
Bata kecil
4
10
21
Bata sedang
5
11
23
5.5
11.5
24
Bata besar Sumber: SII – 021 – 78
b) Conblock Conblok adalah bata berlubang yang dibuat dengan cara pemadatan. Conblok dibuat dari campuran pasir dan semen portland dengan komposisi ± 10 : 1. (Frick, 1999) Tabel 3 Dimensi Conblock
Tipe
Ukuran (cm)
Jumlah /m²
Berat (kg)
Regular full
40 x 20 x 10
12 ½
10
Regular ¾
30 x 20 x 10
19
8
Regular ½
20 x 20 x 10
25
5
Regular ¼
20 x 10 x 10
50
3
Bond Beam
40 x 20 x 10
12 ½
11
Solid Full
40 x 20 x 10
12 ½
14
Solid ¾
30 x 20 x 10
19
11
Solid ½
20 x 20 x 10
25
7
Split Rock
40 x 10 x 10
12 ½
7
Sumber: Bahan Bangunan Sebagai Dasar Pengetahuan, Ahmad
32
Menurut Heinz Frick (1999), penggunaan conblock memiliki beberapa keuntungan:
Lebih hemat dealam pemakain adukan dibandingkan pasangan batu bata
Dinding tidak perlu diplester/dicat
Pemasangan lebih cepat dibandingkan dengan batu bata
Dapat dibuat sendiri dengan peralatan press yang agak sederhana
Menghemat penggunaan air dalam proses membangun (5 liter/m² dibandingkan dinding batu bata yang memerlukan 42 liter/ m²) dan dengan demikian, bangunan lebih cepat kering dan sehat
III. 4. 3 Kerangka Bangunan Rangka bangunan adalah bagian dari bangunan yang merupakan struktur utama pendukung berat bangunan dan beban luar yang bekerja padanya. (Puspantoro, 1992) Rangka bangunan untuk bangunan sederhana umumnya berupa struktur rangka portal. Struktur ini berupa kerangka yang terdiri dari kolom dan blok yang merupakan rangkaian yang menjadi satu kesatuan yang kuat. Pada system rangka ini, dinding penyekat tidak diperhitungkan ikut mendukung beban, jadi fungsinya hanya sebagai pembatas ruang saja, oleh karena itu ukurannya harus dibuat sekecil mungkin, agar beratnya dapat seringan-ringannya. Dengan demikian ukuran rangka portal dan pondasinya akan menjadi lebih kecil. Balok portal merangkai kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah jepit-jepit, yaitu suatu system dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya horizontal. Untuk menambah kekuatan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.
33 Rangka dinding untuk rumah tembok dibuat dari struktur beton bertulang. Untuk rumah setengah tembok menggunakan setengah rangka dari beton bertulang dan setengah dari rangka kayu. Untuk rumah kayu tidak panggung rangka dinding menggunakan kayu. Untuk sloof disarankan menggunakan beton bertulang. Sedangkan rumah kayu panggung seluruhnya menggunakan kayu, baik untuk rangka bangunan maupun dinding dan pondasinya. (Ahmad, 2007)
III. 4. 4 Kolom Merupakan elemen vertikal, beban (aksial) hanya diberikan di ujung-ujungnya dan tidak ada beban transversal. Kolom tidak mengalami lentur secara langsung. Kolom dikategorikan berdasarkan panjangnya. Kolom pendek adalah elemen struktur kolom yang mempunyai nilai perbandingan antara panjangnya dengan dimensi penampang melintang relatif kecil. Kapasitas pikul-beban kolom tidak bergantung pada panjang kolom dan apabila mngalami beban berlebihan, kegagalannya berupa kegagalan material. Dengan demikian kapasitas pikul-beban batas bergantung pada kekuatan material yang digunakan. Kegagalannya berupa hancurnya material. Kolom panjang, kapasitas pikul-beban untuk elemen struktur kolom itu adalah besar beban yang menyebabkan kolom tersebut mengalami tekuk awal. Struktur yang telah mengalami tekuk tidak mempunyai kemampuan layan lagi. Kolom panjang (beban lebih kecil dari beban tekuk): kolom berada dalam keseimbangan stabil. Apabila kolom mengalami deformasi kecil, dapat kembali ke konfigurasi semula apabila bebannya dihilangkan. Kolom panjang (beban = beban tekuk); apabila beban pada kolom mengalami deformasi dari konfigurasi linier, maka akan tetap pada konfigurasi baru (tidak kembali ke konfigurasi linier). Beban tekuk adalah beban maksimum yang dapat dipikul oleh kolom.
34 Kolom panjang (beban lebih besar daripada beban tekuk): apabila beban pada kolom lebih besar daripada beban tekuk kritis, kolom berada dalam keseimbangan tak stabil. Kolom akan terus berdeformasi pada beban konstan sampai akhirnya runtuh. Kondisi ujung sangat mempengaruhi besar beban kritis. Apabila kedua kolom identik, hanya berbeda kondisi ujungnya, maka kolom yang mempunyai ujung jepit dapat memikul beban lebih besar daripada kolom berujung sendi.
III. 4. 5 Balok Balok terletak sederhana: karena balok terletak di atas kolom secara sederhana, maka titik hubung tidak menahan rotasi, hanya gaya vertikal yang dapat disalurkan oleh titik hubung. Rangka: karena balok secara kaku dihubungkan dengan kolom, maka kolom dapat menahan rotasi ujung-ujung balok. Dengan demikian momen dan gaya dapat disalurkan oleh hubungan kaku seperti ini.
III. 4. 6 Atap a) Kuda-Kuda Rumah sederhana sehat ini menggunakan atap pelana dengan kuda-kuda kerangka kayu dengan kelas kuat dan awet II berukuruan 5/10 atau yang banyak beredar di pasaran dengan ukuran sepadan. Disamping sistem sambungan kuda-kuda tradisional yang selama ini sudah digunakan dan dikembangkan oleh masyarakat setempat. Dalam rangka mempercepat pelaksanaan pemasangan kerangka kuda-kuda disarankan menggunakan sistem kuda-kuda papan paku, yaitu pada setiap titik simpul menggunakan klam dari papan 2/10 dari kayu dengan kelas yang sama dengan rangka kuda-kudanya.
35
Khusus untuk rumah tembok dengan konstruksi pasangan, dapat menggunakan kuda-kuda dengan memanfaatkan ampig tembok yang disekelilingnya dilengkapi dengan ring-balok konstruksi beton bertulang.Kemiringan sudut atap harus mengikuti ketentuan sudut berdasarkan jenis penutup atap yang digunakan, sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik atau minimal 20o untuk pertimbangan kenyamanan ruang di dalamnya. Pada atap sering dijumpai rangka batang sederhana yang menggunakan batang relatif sedikit. Rangka batang adalah susunan elemen-elemen linier yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga, sehingga terjadi bentuk rangka yang tidak dapat berubah bentuk apabila diberi beban eksternal tanpa adanya perubahan bentuk pada satu atau lebih batangnya. Setiap elemen tersebut secara khas dianggap tergabung pada titik hubung sendi (titiknya memperbolehkan elemen strukturnya berotasi secara bebas, tetapi tidak dapat bertranslasi ke arah manapun. Dengan demikian titik tumpu tersebut tidak dapat memberi tahanan momen, tetapi dapat memberi tahanan gaya pada arah manapun). Batang-batang disusun sedemikian rupa sehingga semua beban dan reaksi hanya terjadi pada titik hubungan tersebut. Setiap deformasi yang terjadi pada struktur stabil adalah minor dan diasosiasikan dengan perubahan panjang batang yang diakibatkan oleh gaya yang timbul di dalam batang sebagai akibat dari beban eksternal. Selain itu, sudut yang terbentuk di antara dua batang tidak berubah apabila struktur stabil tersebut dibebani. Hal ini sangat bertentangan dengan bentuk tidak stabil, yang sudut di antara dua batangnya berubah sangat besar. Juga jelas bahwa gaya eksternal menyebabkan timbulnya gaya pada batang-batang struktur bentuk stabil. Gaya-gaya yang timbul pada struktur tersebut adalah tarik atau tekan. Tidak ada lentur pada struktur tersebut.
36 Untuk rangka batang yang hanya memikul beban vertikal, pada batang tepi atas umumnya timbul gaya tekan, dan pada batang tepi bawah umumnya timbul gaya tarik. Gaya tarik atau tekan ini dapat timbul pada setiap batang, yang mungkin saja terjadi pola berganti-ganti tarik dan tekan. Hal yang sangat penting pada rangka batang adalah, struktur tersebut hanya dibebani oleh beban-beban terpusat. Apabila beban-beban tersebut bekerja langsung pada batang, maka akan timbul tegangan lentur pada batang tersebut, selain juga tegangan aksial tekan atau tarik yang umum ada pada rangka batang. Sebagai akibatnya, desain batang tersebut menjadi rumit, dan efisiensi keseluruhan batang menjadi berkurang.
b) Penutup Atap Genteng Genteng Press Mesin Genteng press mesin adalah jenis genteng cetak bertekanan, dengan bahan dasar tanah liat/keramik, dengan atau tanpa bahan pencampur lain yang diproses melalui pembakaran pada suhu tinggi, sehingga tidak akan hancur lagi bila direndam dalam air. Umumnya, genteng jenis ini menggunakan ukuran reng kayu 3/4. (Ahmad, 2007) Tabel 4 Dimensi Genteng Press Mesin
Tipe
P (mm)
L (mm)
T (mm)
Berat
Jarak Reng Jumlah
(kg)
(mm)
/m²
Vlaams
323,40
233,10
11,11
1,57
235
23
Kodok
275,00
207,00
11,00
1,49
225
23
Plentong
302,00
205,00
13,10
1,57
230
23
Sumber: Bahan Bangunan Sebagai Dasar Pengetahuan, Ahmad
Genteng Beton/Semen Genteng beton/semen adalah jenis genteng dengan bahan dasar Semen Portland (PC), agregat halus, air, dengan atau tanpa kapur/trass, pigmen dan bahan pembantu lainnya: dicetak sesuai bentuk yang dirancang untuk produk tersebut.
37 Pada konstruksinya, umumnya digunakan kaso 5/7 dengan jarak kaso 50 cm. (Ahmad, 2007) Tabel 5 Dimensi Genteng Beton
Tipe
PxL
Berat
Sudut min-anj-
Jarak antar
Jumlah
(mm)
(kg)
max ( )
reng
/ m²
Monier
425 x 330
4,4
12,5 - 17,5 - 90
30 - 35
10
Tiara
425 x 330
4,4
12,5 - 17,5 - 90
30 - 36
9 - 10
DN1
421 x 330
4,2
7,5 -
- 90
36
9
DN2
420 x 335
4,5
12,5 -
-
36
10
Mansion
424 x 336
±4
36,4
9
15 -18 -
Sumber: Bahan Bangunan Sebagai Dasar Pengetahuan, Ahmad
Nok Genteng Terdapat 3 jenis nok yang umum digunakan, yaitu:
Nok segi tiga, tiap 2 m’ dibutuhkan 6 buah nok
Nok S.L., tiap 2 m’ dibutuhkan 7 buah nok
Nok bulat, tiap 2 m’ dibutuhkan 7 buah nok
III. 5 Metoda Konstruksi Rumah Sederhana Metoda pelaksanaan pembangunan rumah sederhana sehat yang akan diuraikan berikut ini adalah pembangunan rumah tembok. Untuk mempermudah dalam pembangunannya, struktur bangunan rumah ini dibagi kedalam 12 kelompok pekerjaan, yaitu: 1. pengukuran dan pembuatan bowplank; Pekerjaan persiapan dalam hal ini adalah pembersihan lokasi dimana bangunan akan didirikan yang meliputi pembersihan alang-alang dan tanah humus serta perataan lahan. Pemasangan bow plank dan dapat dilakukan seperti pada gambar. 2. penggalian pondasi; Pondasi yang digunakan pada struktur rumah tinggal ini adalah pondasi setempat dari pasangan batu kali.
38 3. pembuatan sloof dan lantai beton tumbuk; Pembuatan pondasi, sloof dan lantai secara berturut turut dapat dikerjakan setelah pekerjaan butir 1) dan 2) diatas selesai dikerjakan. Untuk menghubungkan kolom dengan sloof, maka perlu diberikan stek besi beton berdiameter 12 mm setinggi 60 cm
Gambar 5 Bowplank, pondasi, dan pembuatan sloof Sumber: Petunjuk Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat, Departemen PU
4. pembuatan kusen pintu dan jendela; 5. Pembuatan kuda-kuda. Bersamaan dengan pekerjaan pondasi dan lantai dapat dilakukan pekerjaan pembuatan kuda-kuda. Konstruksi kuda-kuda ini sangat sederhana, yaitu menggunakan sistem kosntruksi kuda-kuda papan paku, dimana sistem ini hanya menggunakan sambungan klam
Gambar 6 Pembuatan kuda-kuda kayu Sumber: Petunjuk Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat, Departemen PU
39 6. pengerjaan pembesian untuk kerangka bangunan dari beton bertulang pasang rangka tulangan bangunan tepat pada pondasi yang telah disediakan besi beton penyambungnya, lakukan pengukuran agar rangka beton ini berdiri dengan tegak lurus dan ditahan sementara dengan menggunakan kaso 5/7, bersamaan dengan ini lakukan pekerjaan pasangan conblock. 7. pemasangan kusen pintu rangka besi beton; 8. Pengerjaan dinding dari pasangan conblock dan pengecoran kolom serta ring balok;
Pekerjaan pembesian untuk kerangka bangunan dari beton bertulang, pemasangan kusen pintu, dan pekerjaan pasangan dinding Sumber: Petunjuk Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat, Departemen PU
Gambar 7
9. pemasangan kuda-kuda serta gording dari kayu 5/10;
Gambar 8 Pemasangan kuda-kuda serta gording kayu Sumber: Petunjuk Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat, Departemen PU
40 10. pemasangan atap dari asbes gelombang beserta bubungan dan lis - plang; pasang penutup atap asbes gelombang beserta wuwungnya, dengan demikian telah mendapat tempat yang teduh dengan lantai yang telah diperkeras denga beton tumbuk dan dapat melakukan pekerjaan lainya.
Gambar 9 Pemasangan penutup atap Sumber: Petunjuk Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat, Departemen PU
11. pemasangan daun pintu dan daun jendela serta kunci-kunci; pekerjaan finishing, pemasangan daun pintu dan jendela lengkap dengan penguncinya, dan pembersihan lapangan kerja
Gambar 10 Pekerjaan finishing Sumber: Petunjuk Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat, Departemen PU
12. pembersihan lapangan.
III. 6 Kesimpulan Kajian Teori Rumah Sederhana Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia setelah sandang dan pangan. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal manusia, dimana
41 keintiman dan kehangatan hidup yang manusiawi diperoleh. Rumah juga berfungsi sebagai tempat berlindung manusia dari cuaca dan lingkungan yang juga merupakan tempat berkegiatan sehari-hari. Pembangunan rumah dapat dilakukan secara swadaya oleh masyarakat maupun dibangun secra massal, baik oleh pemerintah maupun pengembang swasta. Tidak semua orang memiliki tingkat ekonomi yang sama. Maka dari itu, muncul kelaskelas rumah yang identik dengan harga. Rumah sederhana ialah tempat kediaman yang layak huni dan dapat dimiliki oleh golongan tingkatan masyarakat berekonomi lemah. Pada rumah sederhana, dengan kemampuan ekonomi yang terbatas, dapat diperoleh rumah yang optimal dalam perencanaan, orgainsaasi ruang, konstruksi, bahan bangunan dan sebagainya. Berdasarkan kebutuhan ruang minimal (7,2 m²/orang), maka luas bangunan minimum untuk rumah sederhana adalah 21 m². Rumah sederhana paling tidak harus memiliki
Kamar tidur
Ruang serba guna
Kamar mandi / WC
Konstruksi minimal untuk bangunan rumah sederhana:
Pondasi
: konstruksi batu kali
Lantai
: konstruksi rabat beton
Dinding
: konstruksi pasangan conblock
Kusen pintu/jendela : konstruksi kayu
Atap
: konstruksi rangka kuda-kuda kayu
Penutup atap
: konstruksi asbes/seng gelombang kecil
Komponen-komponen bangunan pada rumah sederhana ialah: 1. Pekerjaan persiapan 2. Pekerjaan pondasi 3. Pekerjaan beton
42 4. Pekerjaan atap 5. Pekerjaan kusen, pintu, jendela dan kaca 6. Pekerjaan plafon 7. Pekerjaan pasangan dinding 8. Pekerjaan penutup lantai 9. Pekerjaan kamar mandi/WC 10. Pekerjaan kunci dan penggantung 11. Pekerjaan cat dan laburan 12. Pekerjaan instalasi listrik 13. Pekerjaan instalasi air