BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
II.1.
Tinjauan Umum II.1.1. Definisi Rumah Susun Sederhana Rumah Susun adalah rumah atau bangunan bertingkat terbagi atas beberapa tempat tinggal (masing-masing untuk satu keluarga). (Kamus Bahasa Indonesia)
Rusunami merupakan akronim dari Rumah Susun Sederhana Milik. Rumah Susun atau Rusun merupakan kategori resmi pemerintah Indonesia untuk tipe hunian bertingkat seperti apartemen, kondominium, flat, dan lain-lain. Kata Milik berarti seseorang pengguna tangan pertama harus membeli dari pengembangnya. (www.id.wikipedia.org)
Maka definisi Rusuna (Rumah Susun Sederhana) adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masingmasing dapat dimiliki secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.
14
II.1.2. Fungsi Rumah Susun Menurut Pasal 3 Undang-Undang no.16 tahun 1985 tentang rumah susun, pembangunan rumah susun bertujuan untuk : 1. Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, terutama golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, yang menjamin kepastian hukum dalam pemanfaatannya. 2. Meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah di daerah perkotaan dengan
memperhatikan
kelestarian
sumber
daya
alam
dan
menciptakan lingkungan pemukiman yang lengkap, serasi dan seimbang.
II.1.3. Pengelompokkan Rumah Susun Source : (Modul Perencanaan dan Pengelolaan Rusuna) •
Rusuna Sederhana Hunian Tipe Kecil adalah rusuna yang mewadahi fungsi dan aktivitas keluarga yang dilaksanakan secara sederhana, guna memenuhi kebutuhan dasar yang paling pokok, mempunyai luas SATUAN RUSUNA sekurang-kurangnya 18m² sampai dengan 36m², terdiri dari 1(satu) atau lebih ruang tidur dan ruang penunjang sekurang-kurangnya kamar mandi, kakus dan dapur yang dapat berada di dalam atau di luar satuan rusuna, diperuntukan bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah.
•
Rusuna Hunian adalah rusunawa yang seluruhnya berfungsi sebagai tempat tinggal.
15
•
Rusuna Bukan Hunian adalah rusuna yang seluruhnya berfungsi sebagai tempat usaha dan atau kegiatan sosial.
•
Rusunawa adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat disewa secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.
•
Satuan Rusuna adalah ruang atau ruang-ruang lain yang harus memenuhi kebutuhan sehari-hari sesuai dengan fungsi dan penggunaannya. Ruang tersebut berfungsi ganda dan sekurangkurangnya harus mempunyai fungsi utama sebagai ruang tidur dan ruang penunjang berupa kamar mandi dan dapur yang letaknya disesuaikan dengan luasan satuan rusuna. Untuk satuan rusuna yang mempunyai ukuran minimum, KM/WC dan dapur berada di luar satuan rusuna sebagai hak bersama.
•
Rusuna Campuran adalah rusuna yang sebagian berfungsi sebagai tempat tinggal dan sebagian lainnya berfungsi sebagai tempat usaha atau kegiatan sosial. (PERMEN PU NO. 60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan Rusuna)
16
II.1.4. Pengembangan Rumah Susun Pengembangan rusuna dapat dilakukan pada lokasi-lokasi berdasarkan pendekatan: a. Kepadatan penduduk: Rusuna dapat dikembangkan pada kawasan-kawasan perumahan yang direncanakan untuk kepadatan penduduk > 200 Jiwa/ha, berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah atau dokumen rencana tata ruang kota lainnya, yaitu kawasan-kawasan: -
Pusat kegiatan kota.
-
Kawasan-kawasan dengan kondisi kepadatan penduduk sudah mendekati atau melebihi 200 jiwa/ha.
-
Kawasan-kawasan khusus yang karena kondisinya memerlukan rumah susun, seperti kawasan-kawasan industri, pendidikan dan perdagangan.
Klasifikasi kawasan
Kepadatan Rendah
Kepadatan Sedang
Kepadatan Tinggi
Sangat Padat
Kepadatan Penduduk
< 150 jiwa/ha
151-200 jiwa/ha
201-400 jiwa/ha
>400 jiwa/ha
Sebagai alternatif untuk kawasan tertentu
Disarankan untuk pusat kegiatan kota dan kawasan tertentu
Disyaratkan
Disyaratkan
Kebutuhan Rusun
Tabel 2: Kebutuhan Rusun Berdasarkan Kepadatan Penduduk Source : (Modul Perencanaan dan Pengelolaan Rusuna)
17
b. Pola pembangunan: Rusunawa dapat dikembangkan sebagai sarana hunian dengan pola: •
Pembangunan baru pada lahan-lahan kosong atau kawasan pengembangan.
•
Sebagai bagian dari program penataan kawasan seperti peremajaan kawasan kumuh, relokasi, revitalisasi, dsb.
II.2.
Tinjauan Khusus II.2.1 Tinjauan Khusus Terhadap Topik dan Tema 1. Pengertian Urban Desain Urban Design is that part of the planning process that deals with the physical quality of the environment. (Rob Krier, Urban Space, p49) Terjemahan : Urban Desain merupakan bagian dari sebuah proses perencanaan yang terkait dengan kualitas fisik sebuah lingkungan. Maka pengertian Urban Desain secara kontekstual adalah seni rancang bangunan dan lingkungan perkotaan dimana kondisi eksistingnya menjadikan sebuah interaksi spasial antara arsitektur dan warga kota dengan konseptual teknis ’place-making principles’.
18
Persepsi Urban dengan konsep penataan ruang dan lingkungan sangat melibatkan partisipasi publik, yakni masyarakat sebagai objeknya. Berkaitan dengan pengembalian fungsi lahan hijau oleh pemerintah propinsi DKI Jakarta, hal tersebut ini hanya bagian dari upaya pembentukan green city. Sebuah kota bisa dinamakan sebagai green city apabila kota tersebut dikelola secara seimbang, baik itu secara lingkungan, ekonomi yang sehat, juga kota yang memberikan ruangruang buat aktivitas sosial. Salah satu syarat untuk menjadikan kota Jakarta sebagai green city, setidaknya harus kembali memfungsikan ruang-ruang hijau setidaknya sampai 30 persen dari total luas lahan kota Jakarta. Karena itu melalui undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, pemerintah berjuang membebaskan dan memfungsikan kembali. Ruang publik (Public Sphere) adalah elemen terpenting. Hal ini menjadi wadah lahirnya kerekatan sosial yang bisa membawa kota menuju masyarakat madani atau civil society. Dalam sejarahnya, seperti diwacanakan Habermas, ruang publik atau offentlichkeit ini menjadi wadah dari institusi kelas menengah yang punya pengaruh kuat dalam proses revolusi sosial. Memberdayakan masyarakat marjinal untuk kreatif dan mandiri melalui mekanisme pendampingan komunitas. Eksistensi masyarakat miskin lebih cenderung dijauhi ketimbang diwadahi eksistensinya. Hal ini bisa menjadi contoh bagaimana desain dapat menyentuh ruang-ruang marjinal secara spasial yang akan mempengaruhi pada perbaikan kondisi sosio-kultural.
19
Konsep ‘urban linkage’ adalah konsep bertetangga yang baik di lingkungan kota untuk manusia juga berlaku untuk arsitektur. Karena berdiri di konteks urban, maka arsitektur yang berperilaku positif terhadap konteksnya yang lebih besar. Saat ini kota-kota kita didominasi oleh ‘look at me architecture’ yang egois dan hampir tidak pernah memiliki keterkaitan dengan bangunan-bangunan di sebelahnya. Konsep egois ‘parcel-by-parcel development’ ini bermuara pada terputusnya sirkulasi publik yang menerus dan nyaman. Dengan menerapkan berlapis-lapis sarana sirkulasi urban antar bangunan yang nyaman. Dari mulai koneksi antar lobi bangunan yang bisa dilalui publik sampai jembatan-jembatan yang menghubungkan antar ruang. Esensi berkota atau ’being urban’ yang penting untuk dipahami oleh setiap warga kota atau pendatang yang bermigrasi ke kota. Dengan menciptakan bangunan dan ruang memiliki kualitas spasial istimewa dalam merangsang warga kota, untuk turun berinteraksi sosial dan beraktivitas urban yang sehat. Kesemuanya menjadi cerminan wajah kota yang lebih manusiawi, ’livable’ dan ‘sustainable’. (M. Ridwan Kamil)
2. Prinsip dan Teori Urban Desain •
Figure Ground Theory (solid-void plan) Berisi tentang lahan terbangun (urban solid) dan lahan terbuka (urban void). Pendekatan figure ground adalah suatu bentuk usaha untuk memanipulasi atau mengolah pola existing figure ground dengan cara penambahan, pengurangan, atau pengubahan pola geometris
20
dan juga merupakan bentuk analisa hubungan antara massa bangunan dengan ruang terbuka. a. Urban solid Tipe urban solid terdiri dari: o Massa bangunan. o Persil lahan blok hunian yang ditonjolkan. o Edges yang berupa bangunan. b. Urban void Tipe urban void terdiri dari: o Ruang terbuka berupa pekarangan yang bersifat transisi antara publik dan private. o Ruang terbuka di dalam atau dikelilingi massa bangunan bersifat semi private sampai private. o Jaringan utama jalan dan lapangan bersifat publik karena mewadahi aktivitas publik berskala kota. o Area parkir publik bisa berupa taman parkir sebagai nodes yang berfungsi preservasi kawasan hijau. o Sistem ruang terbuka yang berbentuk linier dan curvalinier. Tipe ini berupa daerah aliran sungai, danau dan semua yang alami dan basah.
Linkage Theory (Teori Keterkaitan) Linkage artinya berupa garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu dengan yang lain, nodes yang satu dengan nodes yang lain, atau distrik yang satu dengan yang lain. Garis ini bisa berbentuk jaringan jalan,
21
jalur pedestrian, ruang terbuka yang berbentuk segaris dan sebagainya. Menurut Fumuhiko Maki, Linkage adalah semacam perekat kota yang sederhana, suatu bentuk upaya untuk mempersatukan seluruh tingkatan kegiatan yang menghasilkan bentuk fisik suatu kota. Teori ini terbagi menjadi 3 tipe linkage urban space yaitu: o Compositional form Bentuk ini tercipta dari bangunan yang berdiri sendiri secara 2 dimensi. Dalam tipe ini hubungan ruang jelas walaupun tidak secara langsung. o Mega form Susunan-susunan yang dihubungkan ke sebuah kerangka berbentuk garis lurus dan hirarkis. o Group form Bentuk ini berupa akumulasi tambahan struktur pada sepanjang ruang terbuka. •
Place Theory (Teori Lokasi) Teori ini berkaitan dengan space, terletak pada pemahaman atau pengertian terhadap budaya dan karakteristik manusia terhadap ruang fisik. Space adalah void yang hidup mempunyai suatu keterkaitan secara fisik. Space ini akan menjadi place apabila diberikan makna kontekstual dari muatan budaya atau potensi muatan lokalnya. Salah satu bentuk keberhasilan pembentuk place adalah seperti aturan yang dikemukakan Kevin Lynch untuk desain ruang kota:
22
o Legibillity (kejelasan) Sebuah kejelasan emosional suatu kota yang dirasakan secara jelas oleh warga kotanya. Artinya suatu kota atau bagian kota atau kawasan bisa dikenali dengan cepat dan jelas mengenai distriknya, landmarknya atau jalur jalannya dan bisa langsung dilihat pola keseluruhannya. o Identitas dan susunan Identitas artinya image orang akan menuntut suatu pengenalan atas suatu obyek dimana didalamnya harus tersirat perbedaan obyek tersebut dengan obyek yang lainnya,
sehingga
orang
dengan
mudah
bisa
mengenalinya. Susunan artinya adanya kemudahan pemahaman pola suatu blok-blok kota yang menyatu antar bangunan dan ruang terbukanya. o Imageability Artinya
kualitas
secara
fisik
suatu
obyek
yang
memberikan peluang yang besar untuk timbulnya image yang kuat yang diterima orang. Image ditekankan pada kualitas fisik suatu kawasan atau lingkungan yang menghubungkan
atribut
identitas
dengan
strukturnya. Kevin Lynch menyatakan bahwa image kota dibentuk oleh 5 elemen pembentuk wajah kota, yaitu:
Paths adalah suatu garis penghubung yang memungkinkan orang bergerak dengan mudah.
23
Edges
adalah
elemen
yang
berupa
jalur
memanjang tetapi tidak berupa paths yang merupakan batas antara 2 jenis fase kegiatan. Edges berupa dinding, pantai hutan kota, dan lainlain.
Districts hanya bisa dirasakan ketika orang memasukinya, atau bisa dirasakan dari luar apabila memiliki kesan visual. Artinya districts bisa dikenali karena adanya suatu karakteristik kegiatan dalam suatu wilayah.
Nodes adalah berupa titik dimana orang memiliki pilihan untuk memasuki districts yang berbeda. Sebuah titik konsentrasi dimana transportasi memecah,
paths
menyebar
dan
tempat
mengumpulnya karakter fisik.
Landmark adalah titik pedoman obyek fisik. Berupa fisik natural yaitu gunung, bukit dan fisik buatan seperti menara, gedung, sculpture, kubah dan lain-lain sehingga orang bisa dengan mudah mengorientasikan diri di dalam suatu kota atau kawasan.
o Visual and symbol connection Visual connection adalah hubungan yang terjadi karena adanya kesamaan visual antara satu bangunan dengan
24
bangunan
lain
dalam
suatu
kawasan,
sehingga
menimbulkan image tertentu. Visual conection ini lebih mencangkup ke non visual atau ke hal yang lebih bersifat konsepsi dan simbolik, namun dapat memberikan kesan kuat dari kerangka kawasan. Dalam pengaturan suatu land-use atau tata guna lahan, relasi suatu kawasan memegang peranan penting karena pada dasarnya menyangkut aspek fungsional dan efektivitas. Seperti misalnya pada daerah perkantoran pada umumya dengan perdagangan atau fungsi-fungsi lain yang kiranya memiliki
hubungan
yang
relevan
sesuai
dengan
kebutuhannya. Symbolic connection dari sudut pandang komunikasi simbolik dan cultural anthropology meliputi:
Vitality Melalui
prinsip-prinsip
mempengaruhi
sistem
sustainance fisik,
safety
yang yang
mengontrol perencanaan urban struktur, sense seringkali diartikan sebagai sense of place yang merupakan tingkat dimana orang dapat mengingat tempat yang merupakan tingkat dimana orang dapat mengingat tempat yang memiliki keunikan dan karakteristik suatu kota.
25
Fit Menyangkut pada karakteristik pembangkit sistem fisikal dari struktur kawasan yang berkaitan dengan budaya, norma dan peraturan yang berlaku.
3. Pengertian Arsitektur Tropis Pada zaman Yunani Kuno, kata ‘tropikos’ berarti garis balik; kini pengertian ini hanya berlaku untuk daerah antara kedua garis balik ini, yang meliputi sekitar 40% dari luas keseluruhan bumi. Sekarang ‘tropis’ didefinisikan sebagai daerah yang terletak di antara garis isoterm 20oC di sebelah bumi utara dan selatan. (Georg.Lippsmeier, Bangunan Tropis, p1)
Arsitektur tropis, lebih mengarah pada pendekatan aspek iklim dan pemecahan persoalan yang ditimbulkan iklim tropis, seperti terik matahari, suhu tinggi, hujan, dan kelembapan tinggi. (Tri Harso Karyono)
Secara klasik iklim tropis dibagi dua: tropis basah dan tropis kering. De Wall membagi iklim tropis menjadi 10 klasifikasi berdasarkan suhu harian rata-rata dan perbedaan antara suhu siang dan malam. Wilayah yang memiliki suhu udara harian rata-rata 28oC atau lebih dimasukan dalam katagori iklim tropis. Jakarta disebutkan sebagai masuk dalam kategori pertama dengan suhu rata-rata 28OC dan deviasi sekitar 7o C.
26
Ciri yang menonjol pada iklim tropis adalah tingginya suhu rata-rata harian dibanding pada iklim lain. Persoalan yang ditimbulkan oleh iklim ini dalam kaitannya dengan kota sebagai tempat manusia bermukim dan melangsungkan aktifitas kerja sehari-hari adalah sebagai berikut: 1. Pemanasan yang ditimbulkan oleh Radiasi Matahari Panas yang dipancarkan oleh matahari ke permukaan bumi tidak tergantung apakah permukaan bumi tersebut berupa kota (urban) atau desa (rural), tapi lebih bergantung pada sudut jatuh–radiasi akan mencapai jumlah maksimum apabila sudut jatuhnya 90o. 2. Terjadinya ‘heat urban island’ Akibat tertutupnya permukaan tanah oleh beton (yang dapat berupa bangunan atau perkerasan permukaan tanah) dimana area fisik kota seolah menjadi sebuah pulau yang memancarkan panas di tengah hamparan kehijauan kawasan rural. 3. Berkurangnya kecepatan angin pada kawasan urban Kawasan kota dicirikan dengan kerapatan bangunan yang lebih tinggi dibandingkan kawasan rural. Dengan kepadatan bangunan tersebut berarti mengecilnya ruang terbuka dan kecepatan angin yang melambat. 4. Berkurangnya vegetasi per satuan luas tertentu Kawasan kota dicirikan dengan menurunkan jumlah vegetasi persatuan luas tertentu dibanding kawasan yang masih bersifat rural.
27
4. Prinsip Arsitektur Tropis Konsep perancangan Arsitektur Tropis Guna mengantisipasi problematik yang ditimbulkan oleh iklim tropis, perencana maupun perancang kota perlu memperhatikan beberapa aspek yang berkaitan dengan pemecahan perancangan arsitektur tropis : •
Perlindungan terhadap cuaca (hujan dan radiasi matahari) Dengan mempertimbangkan keadaan semacam ini, konsep perancangan tropis harus diarahkan agar pejalan kaki dimanapun mereka berada, tidak perlu harus menggunakan payung, atau berteduh pada saat turun hujan atau pada saat matahari bersinar dengan teriknya. Pedestrian perlu diberikan koridor-koridor yang terlindung pada bagian atasnya.
•
Penghutanan Kota: meminimalkan penyerapan panas permukaan ruang luar Setiap perkerasan perlu dilindungi oleh pohon atau vegetasi. Vegetasi menyerap panas dalam jumlah yang sangat besar, sementara memantulkan kembali panas tersebut dalam jumlah yang sangat kecil.
•
Penataan Massa Bangunan dengan mengoptimalkan aliran udara di sekitar bangunan Dalam konsep penataan massa bangunan pada kota tropis, ruang terbuka atau ruang ‘antara’ diantara bangunan memegang arti penting bagi terjadinya aliran udara atau angin di sekitar bangunan (ventilasi silang).
28
Beberapa kaidah bangunan tropis yang diadopsi untuk rumah kawasan perkotaan menurut Saptono Istiawan SK IAI sebagai berikut : 1. Plafon dibuat tinggi untuk sirkulasi udara karena udara panas terangkat ke atas menarik udara segar dari luar ke dalam, dan menjadikan ruang lebih sejuk serta memudahkan cahaya matahari masuk secara maksimal.
Gambar 1: Pengudaraan dengan Bukaan Maksimal dan Plafon Tinggi
2. Atap berlapis dengan over stek untuk menahan hujan atau dengan solusi metode Green Roof dalam menjaga kondisi thermal ruang.
Gambar 2: Penerapan Atap Rumput (Green Roof)
29
3. Ada teras sebagai peralihan ruang dalam dan luar. Antara ruangan buatan dan kehijauan di luar, juga sebagai penahan udara panas tidak langsung menuju ke dalam bangunan.
Gambar 3: Teras sebagai Peralihan Ruang
4. Pengolahan ruang luar dengan taman yang maksimal (courtyard) untuk menyerap radiasi sinar matahari dan mendapatkan udara segar dari hembusan angin yg melewati taman.
Gambar 4: Ruang Luar sebagai Tempat Interaksi Sosial
30
5. Menampilkan bahan-bahan primer alam seperti kayu, batu alam, dan bata karena bagaimana pun bahan-bahan yang alami seolah memberi ikatan yang dalam antara bangunan dan alam.
Gambar 5: Penggunaan Material Kayu Pada Bangunan
II.2.2. Tinjauan Khusus Terhadap Peraturan Bangunan PERMEN
PU
NO.
60/PRT/1992
tentang
Persyaratan
Teknis
Pembangunan Rusuna : Perencanaan Bangunan : Bangunan rusuna dan rusuna yang banyak dikembangkan adalah bangunan bertingkat rendah yaitu antara 4-5 lantai dengan tangga sebagai sarana transportasi vertikal. Pada bangunan rusuna 8 - 10 lantai sarana transportasi vetikal sudah harus dilengkapi dengan lift. Besaran ruang satuan rusuna ditentukan berdasarkan standar kebutuhan ruang 2
perorang yaitu 9m . Dasar pemikiran bahwa dalam satu keluarga muda rata-rata terdiri 4 anggota keluarga (orang tua ditambah 2 anak) maka 2
kebutuhan ruang untuk setiap satuan rusuna adalah 36M (alternatif status kepemilikan dengan harga jual sekitar 120 juta). Hal penting lain yang harus dipertimbangkan dalam menentukan luas satuan rusuna
31
adalah kemampuan membayar sewa per bulan (Rp.400.000 berdasarkan asumsi rata-rata) dan biaya listrik yang digunakan untuk penerangan dalam satuan rusuna, bagian bersama dan supply air bersih. Dengan memperhatikan kemampuan ekonomi calon penghuni yaitu mampu membayar maksimal sekitar 1/3 bagian dari pendapatan per bulan, maka 2
luas satuan rusuna minimal adalah 21M . Perencanaan bangunan rusuna perlu memperhatikan beberapa ketentuan umum yang meliputi kepadatan bangunan, bentuk dan ukuran dasar satuan rusuna, persyaratan teknis ruangan, tata letak bangunan dan jarak antar bangunan dan ketinggian bangunan : •
Kepadatan Bangunan Kepadatan bangunan harus memperhitungkan agar supaya dapat mencapai optimasi daya guna dan hasil guna tanah sesuai dengan fungsinya. Ditentukan bahwa: o Luas lahan yang tertutup bangunan maksimum sama dengan 40% sedangkan 60% dari luas lahan digunakan untuk halaman atau ruang terbuka. o Luas tanah untuk bangunan rusuna terhadap luas tanah bersama seluas-luasnya adalah 50%. o Luas tanah untuk fasilitas ruang terbuka (taman, tempat bermain anak-anak dan lapangan olah raga) sekurangkurangnya 20%. o Luas tanah untuk fasilitas lingkungan terhadap tanah bersama seluas-luasnya 30%.
32
o Fasilitas lingkungan yang ditempatkan pada lantai bangunan rusuna maksimal 30% dari jumlah luas lantai, dan tidak ditempatkan lebih dari lantai ke-3 bangunan. o Rusuna 5 lantai mempunyai KDB 25% dan KLB 1,25 dan jumlah penghuni yang dapat ditampung maksimum 1.736 orang. •
Bentuk dan Ukuran Dasar Satuan Rusuna Bangunan berbentuk sederhana yaitu persegi empat. Ukuran luas denah satuan rusuna dapat dipilih berdasarkan ketentuan minimum yaitu 12M² dengan panjang minimum sisi terpendek adalah 2,4M (ukuran muka ruang).
Persyaratan Teknis Ruangan Semua ruang yang dipergunakan untuk kegiatan sehari-hari harus mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan udara luar dan pencahayaan dalam jumlah yang cukup. Juga diusahakan adanya pertukaran udara dan cahaya buatan yang dapat bekerja terus menerus selama ruangan tersebut digunakan.
Tata Letak Bangunan Tata letak bangunan harus memenuhi faktor-faktor keamanan, keselamatn dan kenyamanan penghuni serta lingkungannya yaitu: o Jarak terhadap bahaya kebakaran dihitung berdasarkan jarak
jilatan api terjauh diluar rusuna ditambah lebar
ruang
untuk
pergerakan
mobil
dan
perlengkapan
pemadam kebakaran.
33
o Jarak pencahayaan harus dihitung terhadap arah lintas matahari, ketinggian bangunan itu sendiri dan bangunan sekelilingnya
guna
menjamin
terjadinya
sistem
pencahayaan alami yang cukup bagi setiap ruang dari satuan rusuna dan bangunan lainnya. o Jarak pertukaran udara harus dihitung terhadap pengaruh arah dan kecepatan angin pada ketinggian ruang dan luas bidang
yang
terbentuk
sehingga
dapat
menjamin
terwujudnya sistem penghawaan alami yang cukup bagi setiap ruang dari satuan rusuna dan bangunan lainnya.
Jarak Antar Bangunan dan Ketinggian Bangunan Jarak antar bangunan ditentukan berdasarkan persyaratan terhadap bahaya kebakaran, pencahayaan alami, pertukaran udara, privacy dan ketinggian bangunan. Pada dua bangunan yang berdampingan dan mempunyai ketinggian sama yaitu 5 lantai maka: o Dinding yang berhadapan salah satu dinding merupakan bidang tertutup sedangkan yang lainnya mempunyai bidang terbuka/jendela, jarak minimum bangunan adalah 6M. o Dinding
yang
berhadapan
dua-duanya
mempunyai
bukaan/jendela, jarak minimum bangunan adalah 12M, o Dinding yang berhadapan dua-duanya tertutup, jarak minimum bangunan adalah 3M.
34
II.2.3. Tinjauan Tapak Data Tapak -Lokasi Tapak
: Jl. Salam
-Luas lahan
: + 9800 m2
-KDB
: 50 %
-GSB • Utara
:8m
• Timur
:4m
• Selatan
:4m
• Barat
:4m
-KLB
:4
-Ketinggian maksimum
: 5 lantai
Gambar 6: Tampak Atas Tapak
35
II.2.4. Studi Banding RUSUN TANAH ABANG
RUSUN KEMAYORAN
Tapak
Luas tanah sebesar ± 4,5 Ha terletak di Jl
Terletak di Jl. Landas Pacu Timur, Kemayoran,
K.H. Mas Mansyur, Kelurahan Kebon
Jakarta Pusat
Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat Jumlah Blok
64 blok @16 unit = 1024 unit
48 blok @ 20 unit = 960 unit
Jumlah Lapis
4 lapis lantai
5 lapis lantai
Gubahan Massa
Keseluruhan massa dengan sistem terpusat
Keseluruhan massa dengan sistem terpusat pada
pada gedung serba guna dan lapangan serta
lapangan dan tempat parkir
sistem cluster untuk unit huniannya
36
Unit Hunian
- Tinggi plafond pada tiap unit yaitu 2,6 m
- Tinggi plafond pada tiap unit yaitu 2,6 m
- Tipe 36 terdiri dari :
- Tipe 42
•
2 ruang tidur yang masing-masing ( 3x2,5 )
•
ruang tamu dan keluarga
•
dapur ( 3x1,5 )
•
kamar mandi ( 1x1 )
•
tempat jemur/ teras ( 1,5x1 )
- Zoning unit
- Tipe 21 :
37
Pencahayaan & Penghawaan
Utilitas
Jendela & AC - Jaringan air bersih
Penghawaan ruang dengan kipas angin - Jaringan air bersih
Menggunakan air bersih yang berasal dari
Menggunakan air bersih yang berasal dari PAM
PAM. Tiap blok memiliki
reservoir atas
dan sumur resapan. Air bersih dari PAM di
yang akan menyalurkan air bersih ke tiap
salurkan ke tiap unit dengan menggunakan
unit
pompa. Rusun ini tidak memiliki reservoir atas
- Saluran pembuangan air hujan
- Saluran pembuangan air hujan
Melalui floor drain yang terdapat di atap dan
Air hujan dialirkan melalui selokan dan
dari atap air hujan disalurkan melalui talang
kemudian dialirkan menuju riol kota
air ke selokan
38
- Saluran pembuangan air limbah
- Saluran pembuangan air limbah
Pada tiap unit terdapat saluran air limbah
Di tiap unit terdapat pipa saluran air limbah
yang akan menyalurkan air limbah dari tiap
yang akan menyalurkan air limbah ke riol kota
unit
ke
penampungan
limbah
yang
kemudian disalurkan ke riol kota
- Jaringan tempat pembuangan sampah Rusun ini memiliki tempat pembuangan sampah - Jaringan tempat pembuangan sampah
yang diletakkan jauh dari hunian dan tempat
Rusun ini terdapat tempat penampungan
penampungannya yang tertutup
sampah yang terletak dekat pintu masuk untuk memudahkan pengangkutan sampah oleh truk sampah - Jaringan pemadam kebakaran Pada rusun ini tidak terdapat jaringan pemadam kebakaran
39
- Jaringan listrik
- Jaringan pemadam kebakaran
Di tiap lantai dasar terdapat kumpulan
Tiap lantai dan blok dilengkapi dengan jaringan
panel-panel listrik dan meteran listrik
pemadam kebakaran dengan meletakkan hidran di tiap lantai dan pada tiap unit dari lantai 2-5 di lengkapi dengan tangga darurat di dekat teras - Jaringan listrik Rusun ini memiliki tiang-tiang listrik yang menyalurkan listrik dari gardu ke tiap-tiap blok
- Jaringan gas Saluran gas tertanam pada tanah kemudian disalurkan pada tiap blok dan tersambung langsung pada kompor yang digunakan
dan unit - Jaringan gas Pipa-pipa gas terdapat di tiap blok dan di salurkan ke tiap unit untuk kebutuhan memasak
untuk memasak
40
- Jaringan telepon
- Jaringan telepon
Tiap unit terdapat saluran telepon dan
Tiap unit terdapat saluran telepon
penghuni dapat meminta saluran telepon pada TELKOM
Material Bangunan
•
Material
yang
digunakan
pada
•
bangunan rusun ini yaitu batubata.
bata yang dicat.
Dengan plesteran dinding, bagian
•
Pada bagian dalam dinding juga dicat.
dalam di cat dan bagian luar expose
•
Plat lantai beton dilapisi keramik pada
batubata. •
Plat
lantai
bagian luar ( koridor ) dan pada bagian beton
tidak
dilapisi
keramik pada bagian luar ( koridor )
dalam unit lantai dilapisi keramik. •
dan pada bagian dalam unit lantai dilapisi keramik. •
Material bangunan menggunakan batu
Plafond hanya difinishing dengan
Plafond
menggunakan
triplek
yang
dicat. •
Tangga terbuat dari beton dan dilapisi keramik.
beton yang dicat. •
Tangga terbuat dari beton. 41
Fasilitas Penunjang
Gedung serba guna
Musholla
•
Tempat makan / foodcourt
Lapangan terbuka
Puskesmas
•
Lapangan olahraga
•
Tempat usaha / kios
•
Mushola
•
Posyandu
•
Kantor
Pos Keamanan
PPRS
(Persatuan
Penghuni
Rumah Susun) •
Pos Keamanan
•
Area Parkir
42
Kelemahan
•
Sekolah Said Naum
•
Kantor RW
•
Depot air minum
•
Area Parkir
o Kurangnya
pencahayaan
dan
o Kurangnya penghijauan dan taman yang
pengudaraan alami sehingga kondisi
dialihkan
sebagai
thermal dalam ruang sangat terasa
lahan parkir.
perkerasan
untuk
yang
sedikit
lembab. o Estetika o Sirkulasi gerak yang terbatas karena jarak
antar
blok
yang
terlalu
terganggu
bangunan oleh
teras
yang
beralih
menjadi tempat jemur.
berdekatan. Tabel 3: Studi Banding Rumah Susun
Kesimpulan : •
Adanya ruang komunal dan fasilitas penunjang merupakan upaya pendekatan konteks urban dalam mendukung kebiasaan dan budaya masyarakat setempat.
•
Penerapan arsitektur tropis pada tiap bangunan terbukti dengan atap teritisan lebar, bukaan dan berbagai usaha dalam menciptakan kenyamanan thermal suhu ruang dan lingkungan. Walaupun usaha-usaha tersebut belum semuanya dapat menjawab permasalahan iklim setempat karena penerapannya yang kurang maksimal,
43
II.2.5. STUDI BANDING BERKAITAN DENGAN TOPIK DAN TEMA SILODAM HOUSING – (MVRDV) AMSTERDAM
Apartemen / rumah susun Silodam Proyek merupakan sebuah Bangunan terdiri atas 157 unit yang terbagi pada beberapa fungsi proyek restrukturisasi / redevelopment dari bangunan – bangunan antara lain unit hunian, unit komersial dan public space. bekas gudang, dan galangan kapal dari pelabuhan sebelumnya. Unit – unit yang berbeda ditandai dengan perbedaan warna dan Unit – unit hunian tidak semuanya tipikal, ada perbedaan dalam lay out jendela yang terlihat dari sisi luar bangunan. penyusunan ruang maupun ukuran unit hunian yang berukuran setengah modul, satu modul, sampai modul 2 lantai, dan yang mempunyai teras ataupun balkon.
Beberapa unit hunian yang tipikal bisa dikenali dengan persamaan warna atau layout pada tampak serta bisa dibedakan dari interior maupun eksterior bangunan.
44
Apartemen / rumah susun Silodam berdiri di atas sungai yang Bagian dalam bangunan mempunyai jalur dan area yang saling memiliki 10 lapis lantai dengan struktur bangunan ditempatkan di menghubungkan bagian – bagian bangunan sehingga terbentuk atas air.
area sosialisasi / komunal dalam bangunan.
Unit hunian mempunyai dinding – dinding semi permanen yang Bangunan menempatkan balkon komunal yang bisa digunakan fleksibel dan disusun sesuai dengan keinginan / karakteristik oleh semua penghuni untuk berinteraksi, bersosialisasi dan penghuni yang berbeda – beda.
menikmati keindahan sungai sebagai keunggulan / best view
Rancangan berusaha untuk menggabungkan struktur eksisting dan lingkungan setempat. karakter pelabuhan dengan arsitektur yang baru
(Contextual
Juxtaposition). Tabel 4: Studi Banding I
45
WOZOCO’S HOUSING – (MVRDV) AMSTERDAM
Wozoco’s merupakan rumah susun setinggi 9 lantai yang Rumah susun ini terdiri atas 100 unit hunian dengan sistem menggunakan sistem struktur beton bertulang dan baja kantilever modular dalam 1 blok massa dengan koridor single loaded. yang menonjolkan eksistensi kuat dengan tampilan elemen Desain bangunan mempertimbangkan axis–axis batas tapak serta kantilever. menanggapi pergerakan matahari sehingga memungkinkan Penggunaan struktur gantung memberikan kontribusi terhadap sebanyak 87 unit hunian yang bisa disusun dalam blok tunggal karakter lingkungan jalan serta cladding kayu yang mengesankan dan 13 unit lainnya disusun dengan menggunakan baja kantilever bangunan tidak terlalu besar dan sesuai dengan skala manusia.
dengan struktur gantung untuk mengurangi volume ruang di lantai dasar bangunan.
Tabel 5: Studi Banding II
46