BAB III DESKRIPSI LEMBAGA PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI
A. Sejarah Perkembangan Kabupaten Boyolali Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 provinsi Jawa Tengah yang terletak di jalur strategis karena berada di jalur Kota Semarang menuju Kota Surakarta (Solo) kemudian berlanjut ke Surabaya (Jawa Timur). Boyolali terletak atau 27 kilometer sebelah barat Kota Surakarta 110"22"-110"50" BT, dan 7"36"-7"71" LS Batas wilayah, utara Kabupaten Grobogan dan Semarang, sebelah timur Kabupaten Karanganyar, Sragen, dan Sukoharjo, sebelah selatan Kabupaten Klaten, dan DIY , sebelah barat Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Semarang. Administratif terdiri dari 19 kecamatan dan 263 desa dan empat kelurahan, penggunaan lahan, seluas 101.510,1 hektare, 79.548,7 hekater merupakan tanah kering. Boyolali adalah salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Tengah terletak di lereng Gunung Merapi dan Merbabu sehingga memiliki pemandangan alam yang eksotis. Boyolali juga memiliki Bandara Internasional yaitu Bandara Adi Sumarmo yang berjarak 25 kilometer dari Kota Budaya Surakarta (Solo) yang merupakan koridor jalur wisata Solo-Selo-Borobudur (SSB). Boyolali terkenal dengan susu sapinya serta memiliki moto "BOYOLALI TERSENYUM" (Tertib, Elok, Rapi, Sehat, Nyaman untuk Masyarakat).
Menurut legenda Boyolali berhubungan dengan ceritera Ki Ageng Pandan Arang atau Bupati Semarang pada abad XVI. Kisah cerita Ki Ageng Pandan Arang yang lebih dikenal dengan Tumenggung Notoprojo diramalkan oleh Sunan Kalijogo sebagai Wali penutup menggantikan Syeh Siti Jenar. Oleh Sunan Kalijogo, Ki Ageng Pandan Arang diutus untuk menuju ke Gunung Jabalakat di Tembayat (Klaten) untuk syiar agama Islam. Dalam perjalananannya dari Semarang menuju Tembayat Ki Ageng banyak menemui rintangan dan batu sandungan sebagai ujian. Ki Ageng berjalan cukup jauh meninggalkan anak dan istri ketika di sebuah hutan belantara beliau dirampok oleh tiga orang yang mengira beliau membawa harta benda ternyata dugaan itu keliru, maka tempat inilah sekarang dikenal dengan nama Salatiga. Perjalanan diteruskan hingga sampailah di suatu tempat yang banyak pohon bambu kuning atau bambu Ampel dan tempat inilah sekarang dikenal dengan nama Ampel yang merupakan salah satu kecamatan di Boyolali. Dalam menempuh perjalanan yang jauh tersebut, Ki Ageng Pandan Arang semakin meninggalkan anak dan istri. Beliau sambil menunggu mereka, Ki Ageng beristirahat di sebuah batu besar yang berada di tengah sungai. Dalam istirahatnya Ki Ageng berucap "baya wis lali wong iki" (sudah lupakah orang ini). Dari kata baya wis lali ini, maka jadilah nama Boyolali. Batu besar yang di Kali Pepe yang membelah Kota Boyolali mungkinkah ini tempat beristirahat Ki Ageng Pandan Arang. Mungkin tak ada yang bisa menjawab dan sampai sekarang pun belum pernah ada meneliti tentang keberadaan batu ini.
Demikian juga sebuah batu yang cukup besar yang berada di depan Pasar Sunggingan Boyolali, konon menurut masyarakat setempat batu ini, dulu adalah tempat untuk beristirahat Nyi Ageng Pandan Arang. Dalam istirahatnya Nyi Ageng mengetuk-ngetukan tongkatnya di batu ini dan batu ini menjadi berlekuk-lekuk mirip sebuah dakon (mainan anak-anak tempo dulu). Karena batu ini mirip dakon, masyarakat di sekitar Pasar Sunggingan menyebutnya Mbah Dakon dan hingga sekarang batu ini dikeramatkan oleh penduduk dan merekapun tak ada yang berani mengusiknya. Boyolali menyimpan berbagai macam potensi yang siap dikembangkan salah satunya adalah potensi pariwisata. Pariwisata Boyolali dibagi menjadi ke dalam tiga wisata yaitu wisata alam pegunungan, wisata tirta dan wisata ziarah. Wisata alam pegunungan di Kabupaten Boyolali menyajikan indahnya panorama Gunung Merapi sebagai gunung teraktif di dunia yang menyimpan segudang misteri yang menjadikan daya tarik tersendiri. Pengelolaan pariwisata di Kabupaten Boyolali dibagi menjadi tiga bagian, yaitu wisata alam pegunungan, wisata tirta, dan wisata ziarah. B. Lokasi Instansi
Luas wilayah Kabupaten Boyolali adalah 101.510,20 Ha yang terdiri dari 22.830,83 Ha persawahan, 78.679,37 Ha tanah kering yang terbagi menjadi 19 Kecamatan dan 267 Desa/ Kelurahan yang membuat Kabupaten Boyolali menjadi salah satu lumbung padi terbesar di Pulau Jawa. Boyolali juga menjadi jalur transportasi regional dan nasional yang menghubungkan Kota Surakarta dan Kota Semarang serta Kota Surakarta dan Kota Jogjakarta, kondisi ini menjadikan Kabupaten Boyolali memiliki wilayah yang strategis dalam roda perekonomian di Jawa Tengah. Pertumbuhan ekonomi wilayah Boyolali sangat stabil dan cenderung meningkat, kemudian dibangunnya kompleks perkantoran terpadu di daerah Kemiri, Kecamatan Mojosongo yang sebelumnya berada di Jalan Merbabu. Tujuan pembangunan Kompleks Terpadu ini adalah untuk
memudahkan penyelenggaraan daerah executive dan perangkat agar berada dalam satu wilayah. Batas wilayah Kabupaten Boyolali dibagian utara adalah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Grobogan, di bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo, dan Kota Surakarta, dibagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Jogjakarta, serta di bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang. Kabupaten Boyolali berada diantara dua gunung, yaitu Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, sehingga membuat Boyolali mempunyai kondisi tanah yang subur dan banyak hasil peternakan, hal itu menjadikan Boyolali sebagai Kabupaten yang kaya potensi.
Secara administratif Kompleks Terpadu Pemerintah Kabupaten Boyolali terletak di Komplek Perkantoran Terpadu, Jalan Ahmad Yani, Kemiri, Mojosongo, Boyolali
Alamat
: Komplek Perkantoran Terpadu, Jalan Ahmad Yani, Kemiri, Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah
Telepon
: (0276) 321021
Kode Pos : 57321 Website
: www. boyolalikab.go.id
C. Visi & Misi SETDA Kabupaten Boyolali Visi : Terkoordinasinya tata kelola pemerintahan yang baik dalam mewujudkan Boyolali yang lebih sejahtera, berdaya saing, dan pro-investasi. Misi: a. Meningkatkan koordinasi dalam penyelenggaraan urusan pemerintah daerah. b. Mendorong penyelenggaraan pemerintah yang efektif, efesien, dan akuntabel. c. Menyusun kebijakan yang mendukung Boyolali lebih sejahtera, berdaya saing, dan pro-investasi. d. Meningkatkan kapabilitas dan profesionalisme aparat pemerintah. Motto: “ Kerja dengan iklas dan amanah sudah budaya kami” Slogan : “ Ayo Kerja Dengan Iklas Dan Amanah “ “ Ayo kerja Dengan Semangat Dan Ikhlas “
D. Logo
Lambang Daerah Kabupaten Boyolali ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1968. tanggal 17 Juni 1968. A. Penjelasan Lambang Daerah : Lambang Daerah Kabupaten Boyolali memakai lima warna yakni: hijau, putih, kuning, hitam dan merah. Paduan warna-warna itu berarti: Bahwa kemakmuran, keadilan, kewibawaan yang diridloi Tuhan Yang Maha Esa adalah selalu diperjuangkan oleh rakyat Boyolali dengan penuh keberanian, kesucian dan cinta kasih, menuju kebahagiaan yang abadi. B. Gambar : 1. Perisai berbentuk bulat telur tegak dalam kebudayaan asli Indonesia melambangkan jiwa kesatria atau pahlawan untuk mempertahankan diri dalam perjuangan dan memberi perlindungan.
2. Mata rantai yang berkait-kaitan satu sama lain merupakan lingkaran yang tidak terputus, melambangkan silsilah keturunan manusia yang turun-temurun. Sedang jumlah mata rantai 45 melambangkan persatuan yang berlandaskan jiwa dan semangat UUD Tahun 1945. 3. Bintang bersudut lima berwarna kuning emas disebut Nur Illahi melambangkan kepercayaan Ke-Tuhanan Yang Maha Esa. 4. Pada bidang atas dilukiskan Maha Mer berujud gunung kembar MeruApi (Merapi) dan Meru-Babu (Merbabu) adalah menunjukkan letak geografis Daerah Kabupaten Boyolali dan melambangkan keagungan serta kebesaran jiwa warga daerahnya. 5. Daun tembakau dari jenis yang terkenal, setongkol jagung dan kepala lembu perah, merupakan hasil utama pertanian dan peternakan di daerah Kabupaten Boyolali, serta mewujudkan surya sangkala terbentuknya Kabupaten Boyolali tahun 1847 yang berbunyi “Kaswareng weh madya tunggal”. 6. Bambu runcing berdiri tegak dengan pangkasan ke depan dan beruas lima, melambangkan senjata utama dan sifat keberanian rakyat dalam kebenaran dengan secara terbuka serta tulus ikhlas berdasarkan Pancasila. 7. Pengapit perisai menggambarkan dua hajat hidup manusia yang disebut dalam himne ialah sandang dan pangan yang dilukiskan dalam bentuk 17 buah kapas, 8 helai daun kapas, 19 butir padi 4batang jerami dan 5
helai daun padi yang keseluruhannya menyatakan hari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Sasanti Kata ditulis dengan huruf latin berwarna merah diatas pita putih dalam bahasa Jawa yang berbunyi “BOYA-LALI”. Boya berarti tidak, lali berarti lupa. 9. Sesanti kata Boyolali mengandung maksud bahwa para pelaku pemerintahan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya selalu waspada, demikian juga rakyat selalu patuh, taat dan penuh kewaspadaan dalam melaksanakan kewajibannya. Sedangkan Boyolali adalah nama daerah kabupaten Boyolali. 10. Lambang dilukiskan di atas daun Lambang yang berbentuk perisai bersudut lima berwarna coklat muda kekuning-kuningan berpelisir merah-putih dengan arti: o
Daun Lambang bersudut lima berbentuk paku adalah stylering dari lingga yang melambangkan kekuasaan yang teguh dan kehidupan manusia.
o
Warna coklat muda adalah warna batugilang (batu bercahaya), ialah batu tempat duduk penguasa Negara pada waktu memberi keadilan dan mengatur kemakmuran bagi rakyat.
o
Pelisir merah dan putih melambangkan keberanian dan kesucian.
C. Struktur Organisasi
Sekretaris Daerah
: Dra. Sri Ardiningsih, MM
Asisten Pemerintahan
: Untung Raharjo, SH
Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesra
: Drs. Sugiyanto, M.Si
Asisten Administrasi
: Drs. Masruri
Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan
: Sugianto, SH. MM
Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM : Ir. Darsono, MM Staf Ahli Bupati Bidang Hukum dan Politik
: Djoko Prasetyo, SH, M.Si
Staf Ahli bupati Bidang Ekonomi dan Keuangan
: drh. Dwi Priyatmoko
Kabag. Pemerintahan dan Otonomi Daerah
: Jaka Diyana, S.Sos
Kabag Pemerintahan Desa
: M.Arief Wardianta,AP.MM
Kabag Hukum dan HAM
: Sunarno, SH
Kabag. Pembangunan
: Ahmad Gojali, S.Sos, MT
Kabag Perekonomian
: Ir. Dirham. Msi
Kabag. Kesra
: Dadar Hawantoro, BA
Kabag Humas dan Protokol
: Dra. Wiwis Trisiwi H, MM
Kabag. Umum
: Dahat Wilarso, BA
Kabag. Organisasi dan Kepegawaian
: Drs. Awiek Sunaryono
D. TUGAS
POKOK
DAN
FUNGSI
BAGIAN
HUBUNGAN
MASYARAKAT PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Pasal 39 1. Bagian Humas dan Protokol mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang kehumasan, pelayanan informasi, keprotokolan, urusan sandi dan telekomunikasi. 2. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol mempunyai fungsi: a. pengumpulan, perumusan dan penyusunan pedoman, petunjuk teknis di bidang Hubungan Masyarakat dan Protokol Sandi dan Telekomunikasi; b. pengoordinasian kebijakan di bidang kehumasan, pelayanan informasi, keprotokolan, urusan Sandi dan telekomunikasi; c. penyusunan program dan kegiatan di bidang kehumasan, keprotokolan, urusan Sandi dan telekomunikasi; d. pelayanan
umum
yang
berkaitan
dengan
penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah di bidang Hubungan Masyarakat dan Protokol; e. pengumpulan dan penyebarluasan informasi hasil kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan;
f. pengoordinasian penyampaian informasi program dan kebijakan serta hasil pembangunan Pemerintahan Daerah; dan g. pelaksanaan
kegiatan
keprotokolan
dan
pengoordinasian
penyelenggaraan upacara tingkat kabupaten. 3. Kepala Bagian Humas dan Protokol mempunyai tugas pokok memimpin penyusunan bahan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang kehumasan, keprotokolan urusan sandi dan telekomunikasi. 4. Penjabaran tugas pokok sebagaimana di maksud pada ayat (3), adalah sebagai berikut: a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan umum di bidang kehumasan, pengolahan data, informasi, keprotokolan, sandi dan telekomunikasi; b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol; d. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan; e. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan; f. menginventarisasi permasalahan dibidang kehumasan, protokol serta sandi dan telekomunikasi; g. menyusun data dan informasi yang berhubungan dengan kehumasan, sistem protokol, sandi dan telekomunikasi;
h. mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi hasil kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan; i. mengoordinasikan penyampaian informasi program dan kebijakan serta hasil pembangunan Pemerintahan Daerah; j. melaksanakan
kegiatan
keprotokolan
dan
mengoordinasikan
penyelenggaraan upacara bendera tingkat kabupaten; k. menyelenggarakan penyelenggaraan
pelayanan
umum
Pemerintahan
Daerah
yang di
berkaitan bidang
dengan
Hubungan
Masyarakat dan Protokol; l. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol; m. membina, mengawasi, dan menilai kinerja bawahan termasuk memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan n. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.
Paragraf 1 Penjabaran Tugas Pokok Subbagian Hubungan Masyarakat Pasal 40 1. Subbagian Hubungan Masyarakat mempunyai tugas pokok melakukan urusan bidang penyelenggaraan hubungan masyarakat, dan pelayanan informasi.
2. Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat mempunyai tugas pokok memimpin urusan bidang penyelenggaraan hubungan masyarakat, dan pelayanan informasi. 3. Penjabaran tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah sebagai berikut: a. membantu menyiapkan bahan perumusan kebijakan sesuai bidang tugasnya; b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian Hubungan Masyarakat; d. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan; e. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan; f. mengumpulkan, menginventarisasi dan mempelajari peraturan perundang-undangan pedoman, petunjuk dan kebijakan teknis yang berhubungan dengan penyelenggaraan hubungan masyarakat dan penyampaian informasi; g. menginventarisasi
permasalahan
yang
berhubungan
dengan
kehumasan dan penyampaian informasi serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah; h. mengoordinasikan dan melaksanakan pelayanan informasi dengan Media Massa;
i. memfasilitasi dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas) tingkat Kabupaten; j. melaksanakan dokumentasi kegiatan Pimpinan Daerah; k. melaksanakan kegiatan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian informasi; l. menghimpun, mengkaji dan menyajikan kliping pemberitaan dari media masa; m. membuat dan mendistribusikan majalah/buletin, bilboard dan media cetak lainnya; n. meneliti dan menyiapkan pidato Bupati/Wakil Bupati; o. mengurusi
fungsi
kepegawaian,
keuangan,
umum,
dan
kerumahtanggaan Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol; p. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Subbagian Hubungan Masyarakat; q. membina, mengawasi, dan menilai kinerja bawahan termasuk memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan r. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.