34
BAB III PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN MASALAH
1. Cara Penetapan Besarnya Pajak Restoran Pajak Restoran di Kabupaten Boyolali mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Boyolali. Berdasarkan data yang diperoleh DPPKAD Kabupaten Boyolali, Wajib Pajak restoran khususnya di Kabupaten Boyolali masih banyak yang belum membayar pajaknya atau masih bandel yang seharusnya ditetapkan oleh pihak pemungut atau DPPKAD. Penulis dalam menyusun Tugas Akhir memperoleh sampel dari beberapa restoran yang ada di Kabupaten Boyolali, sampel tersebut meliputi restoran atau rumah makan, warung dan ketering. Penulis mengambil 30 sampel dari 3 jenis usaha restoran. Sedangkan untuk observasi, penulis memerlukan waktu selama 2 hari untuk wawancara. Pemerintah Kabupaten Boyolali menetapkan tarif Pajak Restoran sebagai berikut: Cara Penetapan Besarnya Pajak Restoran adalah sebagai berikut TARIF X OMZET
Tarif yang berlaku di Kabupaten Boyolali adalah 10% dan dikalikan jumlah
pembayaran yang diterima Restoran (DPP). Restoran dimaksud
34
35
adalah untuk semua jenis restoran semacam warung, katering, dan rumah makan. Untuk
mengetahui
potensi
dan
penerimaan
pajak
restoran,
seharusnya
menentukkan komponen potensinya tersebut. Potensi dari restoran antara lain: jenis rumah makan, harga rata-rata, rata-rata pembeli, dan fasilitas lain yang dapat menambah pembayaran. Penulis menggunakan rumus yang digunakan untuk menghitung potensi sebenarnya pajak restoran di kabupaten Boyolali sebagai berikut: Tabel 3.1 Rumus yang menghitung potensi pajak restoran kategori rumah makan dan restoran DPP/OMZET Omset per bulan Potensi pajak per tahun Potensi pajak per bulan Omset per hari Sumber: DPPKAD Kabupaten Boyolali
Rata-rata pembeli X menu yang dipesan Omset per hari X 30 Potensi pajak per bulan X 12 Omset per bulan X 10% Omset/jam X lama buka
Tabel 3.2 Rumus Menghitung Potensi Pajak Restoran Kategori Warung DPP/OMZET Omset per bulan Potensi pajak per tahun Potensi pajak per bulan Omset per hari Sumber: DPPKAD Kabupaten Boyolali
Rata-rata pembeli X menu yang dipesan Omset per hari X 30 Potensi pajak per bulan X 12 Omset per bulan X 10% Omset/jam X lama buka
Tabel 3.3 Rumus Menghitung Potensi Pajak Kategori Katering Potensi Pajak per Tahun Potensi Pajak per Bulan DPP/Omset per bulan
Potensi Pajak per bulan X 12 Omset per Bulan X 10 % Rata-rata transaksi sebulan X Rata-rata nilai transaksi
Sumber: DPPKAD Kabupaten Boyolali
Berikut tabel 3.4 sampel daftar wajib pajak restoran kategori Warung di Kabupaten Boyolali berdasarkan perhitungan Potensi Pajak tahun 2015:
35
36
36
37 Tabel 3.4 Perhitungan Pajak Restoran Kategori Warung di Kabupaten Boyolali Berdasarkan Observasi Tahun 2015
Nama Restoran
Rata-rata pembelian/ jam
Omzet/Jam (Rp)
A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26
24 19 15 8 9 26 13 24 24 35
66.666,67 58.333,33 33.333,33 15.000,00 20.714,52 76.666,67 41.666,67 69.444,44 60.606,06 681.818,18
Total Sumber : Data Primer Diolah
Lama Omzet/Hari (Rp) Omzet/Bulan (Rp) Buka (Jam) 10 666.666,67 20.000.000,00 10 583.333,33 17.500.000,00 10 333.333,33 10.000.000,00 10 150.000,00 4.500.000,00 10 207.145,17 6.214.355,00 10 766.666,67 23.000.000,00 12 500.000,00 15.000.000,00 12 833.333,33 25.000.000,00 11 666.666,67 20.000.000,00 11 7.500.000,00 225.000.000,00 12.207.145,17 366.214.355,00
Potensi Pajak Bulan (Rp)
Potensi Pajak Tahun (Rp)
4.000.000,00 3.500.000,00 2.000.000,00 900.000,00 1.242.871,00 4.600.000,00 3.000.000,00 5.000.000,00 4.000.000,00 45.000.000,00 73.242.871,00
48.000.000,00 42.000.000,00 24.000.000,00 10.800.000,00 14.914.452,00 55.200.000,00 36.000.000,00 60.000.000,00 48.000.000,00 540.000.000,00 878.914.452,00
Dari tabel 3.4 di atas dapat di ketahui bahwa potensi pajak restoran terutama untuk kategori Warung di Kabupaten Boyolali sebesar Rp 73.242.871,00 per bulan dan potensi per tahun Rp 878.914.452,00. Untuk mengetahui potensi pajak restoran, omzet per bulan dikalikan dengan tarif pajak restoran sebesar 5%. Potensi penerimaan pajak A17 Rp 4.000.000.00 per bulan dan Rp 48.000.000,00 per tahun. Potensi penerimaan pajak A18 Rp 3.500.000,00 per bulan dan Rp 42.000.000,00 per tahun. Potensi penerimaan pajak A19 Rp 2.000.000,00 per bulan dan 24.000.000,00 per tahun. Potensi penerimaan pajak A20 Rp 900.000,00 per bulan dan Rp 10.800.000,00 per tahun. Potensi penerimaan A21 Rp 1.242.871,00 per bulan dan Rp 14.914.452,00 per tahun. Potensi penerimaan pajak A22 Rp 4.600.000,00 per bulan dan Rp 55.200.000,00 per tahun. Potensi penerimaan pajak A23 Rp 3.000.000,00 dan Rp 36.000.000,00 per tahun. Potensi penerimaan pajak A24 Rp 5.000.000,00 per bulan dan Rp 60.000.000,00 per tahun. Potensi penerimaan pajak A25 Rp 4.000.000,00 per bulan dan Rp 48.000.000,00. Potensi penerimaan pajak A26 Rp 45.000.000,00 per bulan dan Rp 540.000.000,00 per tahun.
37
38
Tabel 3.5 Perhitungan Pajak Restoran Kategori Katering di Kabupaten Boyolali Berdasarkan Observasi Tahun 2015 Sumber : Nama Restoran
Rata-rata transaksi dalam sebulan
Rata-rata Nilai Transaksi Katering
Omzet/Bulan
K1
6
380.000
2.280.000
228.000
2.736.000
K2
6
437.000
2.622.000
262.200
3.146.400
K3
6
240.000
1.440.000
144.000
1.728.000
K4
5
518.000
2.590.000
259.000
3.108.000
K5
5
256,000
1.280,000
128,000
1.536,000
K6
6
125.000
750.000
75.000
900.000
K7
5
100.000
500.000
50.000
600.000
K8
5
264.800
1.324.000
132.400
1.588.800
K9
6
300.000
1.800.000
180.000
2.160.000
K10
5
56.000
280.000
28.000
336.000
K11
6
168.167
1.009.000
100.900
1.210.800
K12
6
290.000
1.740.000
174.000
2.088.000
pajak
K13
6
253.000
1.518.000
151.800
1.821.600
restoran
K14
5
698.000
3.490.000
349.000
4.188.000
K15
5
220.000
1.100.000
110.000
1.320.000
K16
5
209.100
1.045.500
104.550
1.254.600
dari
3.489.780
2.348.978
28.187.736
sektor
TOTAL
Potensi Pajak Bulan
Potensi Pajak Tahunan
Data Primer Diolah Dari tabel 3.5 di
atas dapat
diketahui bahwa potensi
terutama
katering di Kabupaten Boyolali sebesar Rp 2,348,978 per bulan dan potensi pajak pertahun sebesar Rp dikalikan tarif omzet
28,187,736 untuk mengetahui
potensi pajak restoran dengan
sebesar 10%. Potensi penerimaan pajak K1 Rp 2.280.000
perbulan dan 2.736.000 per tahun. potensi penerimaan pajak K2 Rp 2.622.000 perbulan dan 3.146.400 per tahun. Potensi Penerimaan Pajak K3 Rp 1.440.000 perbulan dan Rp 1.728.000 pertahun. Potensi Penerimaan Pajak K4 Rp 2.590.000 perbulan dan Rp 3.108.000 pertahun. Potensi Penerimaan Pajak K5 Rp 1.280,000 perbulan dan 38
Rp
39
1.536,000 pertahun. Potensi Penerimaan Pajak K6 Rp 750.000 perbulan dan Rp 900.000 pertahun. Potensi Penerimaan Pajak K7 Rp 500.000 perbulan dan Rp 600.000 pertahun. Potensi Penerimaan Pajak K8 Rp 1.324.000 perbulan dan Rp 1.588.800 pertahun. Potensi Penerimaan Pajak K9 Rp 1.800.000 perbulan dan Rp 2.160.000 pertahun. Potensi Penerimaan Pajak K10
Rp 280.000 perbulan dan
Rp 336.000 pertahun. Potensi
Penerimaan Pajak K11 Rp 1.009.000 perbulan dan 1.210.800 pertahun. Potensi Penerimaan Pajak K12 Rp 1.740.000 perbulan dan Rp 2.088.000 pertahun. Potensi Penerimaan Pajak K13 Rp 1.518.000 perbulan dan Rp 1.821.600 pertahun. Potensi Penerimaan Pajak K14 Rp 3.490.000 perbulan dan Rp 4.188.000 pertahun. Potensi Penerimaan Pajak K15 Rp 1.100.000 perbulan dan Rp 1.320.000 pertahun. Potensi Penerimaan Pajak K16 Rp 1.045.500 perbulan dan Rp 1.254.600 pertahun.
Tabel 3.6 Perhitungan Pajak Restoran Kategori Restoran dan Rumah Makan di Kabupaten Boyolali Berdasarkan Wawancara Tahun 2015 Nama Restoran
Rata-rata Pembelian /Jam
Potensi Pajak bulan
Potensi pajak Tahun
Jam (Rp)
A1
6
34.722,22
12,500.000
2.500.000
30.000.000
A2
5
250.000,00
7.500.000
1.500.000
18.000.000
A3
12
150.000,00
4.500.000
900.000
10.800.000
13.742,36
12
164.908,33
4.947.250
989.450
11.873.400
17.262,10
12
207.145,17
6.214.355
1.242.871
14.914.452
Omzet/
Lama Buka
Omzet/
Omzet/
Hari
Bulan
12
416.666,67
20.833,33
12
2
12.500,00
A4
3
A5
4
39
40 A6
20
63.888,89
12
766.666,67
23.000.000
4.600.000
55.200.000
A7
9
27.777,78
12
333.333,33
10.000.000
2.000.000
24.000.000
A8
10
48.611,11
12
583.333,33
17.500.000
3.500.000
42.000.000
A9
8
55.555,56
12
666.666,67
20.000.000
4.000.000
48.000.000
A10
10
106.250,00
12
1.275.000
38.250.000
7.650.000
91.800.000
A11
7
27.777,78
12
33.333,33
10.000.000
2.000.000
24.000.000
A12
20
63.763,89
12
765.166,67
22.955.000
4.591.000
55.092.000
A13
3
14.318,89
12
171.826,67
5.154.800
1.030.960
12.371.520
A14
9
35.402,78
12
424.833,33
12.745.000
2.549.000
30.588.000
A15
28
1.041,666
12
12.500.000
375.000.000
75.000.000
900.000.000
A16
7
28.447,60
12
341.371,22
10.241.136
2.048.227
24.578.727
580.507.541
116.101.508
1.393.218.099
TOTAL
19.350.251
Sumber : Data Primer Diolah Dari tabel 3.6 di atas dapat diketahui bahwa potensi pajak restoran terutama untuk kategori Restoran dan Rumah Makan di Kabupaten Boyolali sebesar Rp 116.101.508 perbulan dan potensi pertahun
Rp 1.393.218.099. Untuk mengetahui potensi pajak
restoran, omzet perbulan dikalikan dengan tarif pajak restoran sebesar 5%. Potensi penerimaan Pajak A1 Rp 2.500.000 perbulan dan Rp 30.000.000 pertahun. Potensi Penerimaan Pajak A2 Rp 1.500.000 perbulan dan Rp 18.000.000 pertahun. Potensi Penerimaan Pajak A3 Rp 900.000 perbulan dan Rp 10.800.000 pertahun. Potensi Penerimaan Pajak A4 Rp 989.450 perbulan dan Rp 11.873.400 pertahun. Potensi penerimaan pajak A5 Rp 1.242.871 perbulan dan Rp 14.914.452 pertahun. Potensi penerimaan pajak A6 Rp 4.600.000 perbulan dan Rp 55.200.000 pertahun. Potensi penerimaan pajak A7 Rp 2.000.000 perbulan dan Rp 24.000.000 pertahun. Potensi Penerimaan Pajak A8 Rp 3.500.000 perbulan dan Rp 42.000.000 pertahun. Potensi Penerimaan Pajak A9 Rp 4.000.000 perbulan dan Rp 48.000.000
pertahun. Potensi
penerimaan pajak A10 Rp 7.650.000 perbulan dan Rp 91.800.000 pertahun. Potensi penerimaan pajak A11 Rp 2.000.000 perbulan dan Rp 24.000.000 pertahun. Potensi 40
41
penerimaan pajak A12 Rp 4.591.000 perbulan dan Rp 55.092.000 pertahun. Potensi penerimaan pajak A13 Rp 1.030.960 perbulan dan Rp 12.371.520
pertahun. Potensi
penerimaan pajak A14 Rp 2.549.000 perbulan dan Rp 30.588.000 pertahun. Potensi penerimaan pajak A15 Rp 75.000.000 perbulan dan Rp 900.000.000 pertahun. Potensi penerimaan pajak A16 Rp 2.048.227 perbulan dan Rp 24.578.727pertahun. Potensi pajak restoran dari kategori rumah makan dan restoran berdasarkan hasil wawancara penulis
menghitung omzet ternyata tinggi, secara total pajak yang
seharusnya terutang sebesar Rp1.393.218.099 ditahun 2015. Namun kenyataan pajak yang masuk ke DPPKAD tidak sesuai omzetnya , hal ini menunjukkan wajib pajak dalam membayar pajaknya tidak sesuai dengan aturan yang berlaku berdasarkan Omzet. Tabel 3.7 Perhitungan Total Pajak Restoran di Kabupaten Boyolali Berdasarkan Tinjauan Lapangan tahun 2015 Restoran atau
Katering per tahun
Warung Per tahun
Total Per tahun
Rumah Makan
(b)
(c)
(a)+(b)+(c)
28.187.736
878.914.452,00
2.300.320.287
Per Tahun (a) 1.393.218.099
Sumber: Data Primer Diolah Berdasarkan tabel 3.7
di atas dapat disimpulkan bahwa total pajak pertahun
diperoleh dari pajak restoran dari kategori Restoran atau Rumah Makan ditambah dengan total Pajak Restoran dari kategori Katering, dan ditambah dengan total pajak restoran dari kategori warung. Total pajak restoran pertahun di Kabupaten Boyolali pada tahun 2015 sebesar Rp 2.300.320.287. Berikut ini tabel data target realisasi pajak restoran di Kabupaten Boyolali tahun 2013-2015: Tabel 3.8 41
42
Target Realisasi Pajak Restoran di Kabupaten Boyolali tahun 2013- 2015 Tahun
Target
Realisasi
Tingkat Efektivitas
2013
Rp 1.600.000.000
1.915.251.290
119,7%
2014
Rp 1.600.000.000
2.040.443.644
127,5%
2015
Rp 1.900.000.000
2.246.686.694
118,2%
Sumber: DPPKAD Kabupaten Boyolali
Berdasarkan tabel 3.8 di atas dapat disimpulkan bahwa realisasi pajak restoran pada tahun 2013-2015 telah mencapai target bahkan melebihi target yang ditetapkan. Pada tahun 2013 realisasi pajak restoran sebesar Rp 1.915.251.290 melebihi dari target yang ditetapkan sebesar Rp Rp 1.600.000.000 atau tingkat efektivitas sebesar 119,7%. Pada tahun 2014 realisasi pajak restoran sebesar Rp 2.040.443.644 melebihi dari target yang ditetapkan sebesar Rp 1.600.000.000 atau tingkat efektivitas sebesar 127,5%. Pada tahun 2015 realisasi pajak restoran sebesar Rp 2.246.686.694 melebihi dari target yang ditetapkan sebesar Rp 1.900.000.000 atau tingkat efektivitas sebesar 118,2%.
42
43
Tabel 3.9 Potensi Realisasi Pajak Restoran di Kabupaten Boyolali tahun 2013 - 2015 Tahun
Potensi Pajak Restoran
Realisasi Objek Pajak Restoran
Tingkat Efektivitas
2013
Rp 2.300.320.287
Rp 1.915.251.290
83%
2014
Rp 2.300.320.287
Rp 2.040.443.644
89%
2015
Rp 2.300.320.287
Rp 2.246.686.694
98%
Sumber: Data Primer Diolah Berdasarkan tabel 3.9 di atas dapat disimpulkan bahwa potensi realisasi pada tahun 2013 tingkat efektivitas sebesar 83% dari potensi penerimaan pajak restoran sebesar Rp 2.300.320.287 dan realisasi objek pajak restoran sebesar Rp 1.915.251.290. Pada tahun 2014 tingkat efektivitas sebesar 89% dari potensi penerimaan restoran sebesar Rp 2.300.320.287 dan realisasi objek pajak restoran sebesar Rp 2.040.443.644. Pada tahun 2015 tingkat efektivitas sebesar 98% dari potensi penerimaan sebesar Rp 2.300.320.287. Selama 3 tahun berturut-turut dapat diketahui bahwa prosentase realisasi penerimaan pajak mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan penerimaan pajak disebabkan karena wajib pajak sebagian besar sudah membayar semua omzet mereka dan dari sektor kategori katering masuk sebagai salah satu objek pajak. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi objek penelitian, setiap restoran, rumah makan, warung beserta katering mempunyai pendapatan yang berbeda. DPPKAD Kabupaten Boyolali masih menerapkan official assessment system untuk restoran dan rumah makan dengan mendatangani secara langsung wajib pajak untuk membayar pajak terutang. Khusus untuk sektor katering pemungutan dilakukan oleh Bendahara desa kemudian setiap bulannya
43
44
menyetorkan pajak melalui bank yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Hal tersebut ditegaskan dengan kutipan wawancara bahwa: Untuk sektor katering, mayoritas katering yang digunakan untuk keperluan rapat dan pertemuan rutin. Pemungut pajak dapat dilakukan oleh Bendahara Desa kemudian setelah bulan wajib menyetorkan pajak ke bank, sedangkan SKPD mengadakan kerjasama contohnya kategori katering. Katering diasumsikan mempunyai omzet di atas 20.000.000 menurut pegawai DPPKAD. Kalau pemakaian katering di Kelurahan Siswodipuran ini biasanya untuk acara rapat, pertemuan, sekolah mbak, paling tidak sebulan ada 4 kali rapat jadi ya 4 kali pemesanan katering menurut Bendahara Desa Siswodipuran.
Pertumbuhan katering paling banyak disumbang dari Kecamatan Boyolali, Ampel, Andong, Banyudono, Cepogo, Karanggede, Kemusu, Mojosongo, Musuk. Khusus untuk pertumbuhan restoran dan rumah makan paling besar terjadi di Kota Boyolali, ini dikarenakan Kota Boyolali sebagai pusat aktifitas masyarak di Kabupaten Boyolali seperti sekolah, bekerja bahkan hanya sekedar untuk jalan-jalan.
1. Permasalahan yang muncul dalam memaksimalkan penerimaan pajak restoran untuk mendukung perkembangan PAD Kabupaten Boyolali tahun 2013-2015 Berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh penulis, terdapat beberapa hambatan atau permasalahan yang dapat ditemukan oleh DPPKAD Boyolali dalam mengoptimalkan penerimaan pajak restoran di Kabupaten Boyolali yaitu: a. Permasalahan yang muncul saat penetapan 1) Pengusaha restoran tidak melampirkan bukti pembayaran sehingga sulit diketahui kebenarannya omzet yang di peroleh. 2) Pengusaha restoran tidak membuat pembukuan. b. Permasalahan yang muncul dalam pendaftaran dan pendataan
44
45
1) Pengusaha restoran yang baru tidak melaporkan atau memberitahukan atau usaha kecil yang dapat dikelola oleh DPPKAD. 2) Pengusaha restoran tidak mempunyai NPWP. c. Permasalahan yang muncul dalam penagihan 1) Ketidakmampuan wajib pajak untuk membayar pajak sesuai dengan ketentuan pajak. d. Permasalahan yang muncul dalam pembukuan 1) Pengusaha restoran membayar tunggakan pajak tetapi tidak dirinci untuk masa pajak kapan atau untuk periode bulan apa. 2) Pengusaha restoran tidak membayar pajak untuk beberapa kali masa pajak atau terjadi tunggakan saat membayar.
2. Solusi yang tepat untuk meminimalisasi permasalahan dapat muncul dalam memaksimalkan penerimaan Pajak Restoran untuk mendukung perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Boyolali tahun 2013-2015. Berikut upaya-upaya yang harus dilakukan oleh pihak DPPKAD Kabupaten Boyolali dalam melakukan langkah mengoptimalkan pajak restoran: 1. Mengadakan penyuluhan atau sosialisasi. 2. Menambah jumlah petugas pajak agar dalam pemungutan pajak restoran dapat maksimal.
45
46
3. Memberikan kontraprestasi terhadap wajib pajak yang taat 4. Memberikan kemudahan fasilitas dalam pembayaran pajak.
3. Upaya DPPKAD Kabupaten Boyolali dalam meningkatkan potensi Pajak Restoran 1) Mencari dan mendata Wajib Pajak baru 2) Diadakan pendataan ulang secara berkala yang terkait dalam pakal restoran yang ada di Kabupaten Boyolali 3) Mendatangi Wajib Pajak dan memberikan sosialisasi atau penyuluhan tentang pentingnya pajak terhadap masyarakat dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung. 4) Memberikan kemudahan dalam membayar pajak 5) Menaikkan pajak restoran bagi Wajib Pajak yang telah terdaftar dan memiliki omzet lebih besar dari yang didata sebelumnya 6) Menambah jumlah petugas pemungut pajak agar pemungutan pajak restoran lebih maksimal
4. Permasalahan yang dihadapi oleh Wajib Pajak dalam pembayaran pajak restoran Dari hasil wawancara dengan beberapa wajib pajak yang dilakukan oleh penulis, permasalahan yang dihadapi oleh wajib pajak adalah sebagai berikut: a. Wajib pajak kesulitan dalam menentukkan omzet yang menjadi
dasar untuk
perhitungan pajak b. Pengusaha restoran yang baru mendaftar menjadi wajib pajak yang masih belum memahami dalam prosedur pembayaran yang benar. c. Tarif 10% untuk pajak restoran yang dianggap terlalu besar oleh sebagian wajib pajak . 46
47
5. Langkah-langkah DPPKAD dalam menghadapi permasalahan yang terkait dalam pajak restoran Menurut hasil wawancara oleh penulis, pihak DPPKAD Kabupaten Boyolali mempunyai langkah-langkah sebagai berikut: a. Mencari dan mendata restoran-restoran baru yang belum terdaftar sebagai wajib pajak b. Melakukan sosialisasi atau penyuluhan dengan wajib pajak tentang pentingnya pajak terhadap masyarakat c. Menambah petugas pemungutan pajak agar pemungutan pajak yang lebih optimal d. Menambah divisi, dalam hal ini adalah divisi potensi pajak yang bertugas untuk menggali potensi pajak termasuk pajak restoran yang ada di Kabupaten Boyolali
B. Temuan Setelah penulis melakukan penelitian di Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali mengenai hal-hal yang berkaitan dengan tata cara pemungutan pajak restoran, penulis dapat menyimpulkan kelebihan dan kelemahan yang ditemukan terkait dengan hal tersebut. Berdasarkan analisis dan pembahasan maka kelebihan dan kelemahan yang berkaitan dengan Perbandingan Realisasi dan Potensi Penerimaan Pajak Restoran di Kabupaten Boyolali adalah :
1. Kelebihan Pelaksanaan penerimaan pajak restoran di Kabupaten Boyolali terdapat berbagai kelebihan antara lain sebagai berikut:
47
48
a. Tingkat efektivitas realisasi terhadap target dari tahun2013-2014 meningkat dan di tahun 2014-2015 menurun. Tahun 2013 sebesar 119,7%, pada tahun 2014 sebesar 127,5% dan pada tahun 2015 sebesar 118,2%. b. Pajak restoran merupakan pajak dengan sumbangan terbesar nomor 4 terhadap Pendapatan Asli Daerah setelah pajak bumi dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dan pajak penerangan jalan. c. Pajak restoran di Kabupaten Boyolali merupakan pajak daerah yang mempunyai potensi besar dalam memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah.
2. Kelemahan Pelaksanaan penerimaan pajak restoran di Kabupaten Boyolali terhadap berbagai kelemahan, antara lain sebagai berikut: a. Kesadaran wajib pajak dalam pembayaran pajak masih sangat kurang dikarenakan kurangnya sosialisasi yang menyeluruh kepada wajib pajak akan pentingnya pembayaran pajak. b. Kurangnya petugas Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) yang bekerja di lapangan, sehingga dalam waktu melakukan pengawasan, pendataan, dan pemungutan pajak restoran yang belum optimal. c. Kurangnya tegas dari pihak DPPKAD dalam menagihan pajak restoran sehingga masih ada pengusaha restoran yang melakukan penunggakan pajak.
48