BAB III DATA dan FAKTA 3.1 Tentang Bandung Bandung terletak pada koordinat 107° BT and 6° 55’ LS. Luas Kota Bandung adalah 16.767 hektar. Kota Bandung terletak pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut rata-rata (mean sea level).Kota ini secara geografis terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, dengan demikian, sebagai ibu kota provinsi, Bandung mempunyai nilai strategis terhadap daerah-daerah di sekitarnya. Julukan lain yang muncul pada 1920-an dan tak kalah tenar adalah Parisj van Java yang berarti Parisnya Jawa, lantaran memang Bandung disebut-sebut sebagai Eropanya daerah tropis. Sedang dibanding daerah di Amerika, Bandung adalah kembarannya Miami, karena layaknya di Miami, di Bandung juga berdiri banyak bangunan tahun 1920-an yang berarsitektur deco. Perkembangan kota Bandung makin lama makin pesat dan meluas. Sebelumnya Bandung telah memborong 5 fungsi kota, yakni sebagai kota pemerintahan, perdagangan, industri, kebudayaan, pariwisata. Seiring perkembangannya banyak jenis wisata unik dan menarik yang ditawarkan, mulai dari wisata jajanan dan wisata belanja yang paling menarik wisatawan domestik maupun mancanegara, sampai wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, bahkan wisata loak. Pembagian wilayah Bandung : Bandung Utara : Setiabudi, Gerlong, Cipaganti, Cihampelas, Dago, Siliwangi, Sukahaji. Bandung Tengah :
Gatsu, Riau, Pajajaran, Wastukencana, Astana Anyar,
A.Yani, Otista, Karapitan ,Burangrang, Terusan Kiara Condong, BKR, Peta. Bandung Barat : Jamika, Rajawali, Sudirman, Elang, Andir, Garuda, Cicendo, Paskal, Sukajadi, Pasteur. Bandung Timur : Surapati, Arcamanik, Antapani, Laswi, Riung Bandung, Plajar Pejuang, Kiara Condong, Margahayu, A.Yani, Ujung Berung, Ranca Bolang. Bandung Selatan : Kopo, Sumbersari, Hollis, Moh. Toha, Sayati, Batu nunggal.
12
Gbr 3.1
Peta Bandung
3.2 Sejarah kuliner Bandung Sejarah data lama tahun 1017 mengungkap bahwa pada masa lalu sejak zaman kolonial Belanda, kota Bandung dikenal dengan orang yang doyan makan. Pada masa itu Bandung tercatat memiliki restoran dan warung terbanyak, dibandingkan dengan kotakota lainnya di Pulau Jawa. Tempat yang paling bersih, teratur dan terkenal adalah Pasar Baru Bandung. Sejak 1941 Bandung sudah diposisikan sebagai sentra kuliner nusantara karena memiliki jumlah rumah makan terbanyak di seantero kota di Indonesia. Pendek kata, Bandung adalah gudang makanan dan surga bagi kaum pengadap (tukang jajan). Bandung selalu jadi trademark dan trendsetter yang cukup menawan hati dengan produk-produk kulinernya seperti oncom, peuyeum, serabi, kacang, dan sebagainya. Bahkan tidak jarang nama Bandung digunakan sebagai branding yang mempunyai image bagus untuk mendongkrak penjualan. Bung Karno menjadikan Bandung sebagai tempat persinggahan yang ideal di dalam menikmati masakan-masakan khas Bandung. Juga tidak terhitung jumlah para tokoh besar baik nasional maupun internasional dan selebriti yang menyempatkan diri datang ke Bandung hanya untuk mendapatkan masakan atau minuman yang diinginkan.
13
3.3 Macam-macam jenis kuliner Bandung Macam-macam jenis kuliner Bandung: -
Makanan khas : menyediakan makanan khas Sunda, gorengan/bakaran, jeroan, sambal dan macam-macam lainnya seperti Bale gazeboo, Nasi Bancakan, RM AA. Laksana, dll.
Gbr 3.2
-
Sambara
Makanan daerah lain : banyak makanan daerah lain sebagai dampak dari penduduk pendatang yang menetap di Bandung, seperti gudeg Yogya, Bebek Darmo, Soto Makassar, Pempek Palembang di Rama, dll.
Gbr 3.3
-
Bebek Darmo
Makanan internasional : seiring perkembangan dan banyaknya mall, makananmakanan internasional pun mulai banyak ditemui, seperti kafe dan restoran di PVJ, Suiss Butcher, Winner Brastwurst, dll.
Gbr 3.4
Kampung Daun
14
-
Minuman khas : bandrek dan bajigur di kafe Tenda Cilaki, ataupun yang segar seperti es Oyen, sop buah Cimandiri, Cendol Elizabeth,dll
Gbr 3.5
-
Jajanan : Makanan seperti surabi imut, wedang ronde, bubur, colenak, dll.
Gbr 3.6
-
Sop buah Pak Ewok
Surabi imut Enhai
Makanan warung : warung tenda Cimandiri, sepanjang Dago, dan sepanjang Cibadak.
Gbr 3.7
Warung tenda Cimandiri
15
-
Kue : Amanda, Primarasa, Kartika Sari, Sriwijaya.
Gbr 3.8
Amanda Brownies Kukus
Macam-macam kuliner Bandung menurut tempatnya : -
Restoran: menyediakan makanan dengan menu-menu andalan buatan sendiri, baik menu tradisional maupun internasional. Contohnya : Sambara, Queen, Bale Gazeboo, Miyazaki, dll
Gbr 3.9
-
Nasi bancakan
Kafe/dining : tempat ini lebih mengutamakan suasana, dan kita bisa bersantai atau berkumpul dengan keluarga tanpa batas waktu. Contoh : Rumah Kopi, The Peak, Kampung Daun, dll
Gbr 3.10
-
Roemah kopi
Pujasera, kafetaria : kumpulan makanan yang bervariasi dan murah. Contoh : warung Ce’mar, pujasera Dipati ukur, dll.
16
-
Warung Kaki Lima : tempat kaki lima dan tentu saja harganya jauh bisa terjangkau serta murah meriah. Contoh : warung tenda Cibadak, warung tenda Cimandiri, warung tenda Dago.
Gbr 3.11
-
Warung tenda Cimandiri
Jajanan cemilan : tempat-tempat seperti ini menghadirkan jenis makanan yang lebih ringan sebagai menu utamanya. Contoh : PT. Rasa, Sumber Hidangan, Cizz, dll.
Gbr 3.12
-
Cizz
Fast food : makanan siap saji dan mempunyai gerai yang cukup banyak di satu kotanya. Contoh : KFC, McD, Wendys,dll
-
Kawasan : di Bandung banyak kawasan-kawasan yang sepanjang jalannya berlimpahan tukang makanan. Contoh: Braga, Gardu Jati, Lembang, dll.
Gbr 3.13
Braga
17
Data tempat jajanan, makanan, minuman yang akan dimasukan : -
Nasi merah Punclut Dibuka dari tahun 1990 Menu : nasi timbel putih, merah, hitam, pepes usus, jamur, ayam, ikan mas, peda, jambal, gorengan tempe, perkedel,
lalap dan sambal, bandrek, teh,
softdrink, jus. Harga : Rp 1000-6000 Waktu buka : 06.00-12.00 (hari MInggu saja) Alamat : Jl. Ciumbeluit Atas, Bukit Raya no. 47 Punclut Bandung.
Gbr 3.14
-
Nasi Merah
Roti Bakar Gg. Kote Dibuka sejak tahun 1970 Menu : roti bakar dengan berbagai campuran rasa Harga : Rp 17500-28500 Waktu buka : setiap hari 14.30-22.00 Alamat : Gg. Kote, Sudirman Bandung. Gbr 3.15
-
Roti Bakar Kote
Bola ubi Gardujati Dibuka dari tahun : 1950 Menu : bola ubi (gorengan) Harga : Rp. 600 Waktu buka : setiap hari 17.30-24.00 Alamat : Warung kaki lima Gardu Jati. Gbr 3.16
Bola ubi
18
-
Es Gokil Dibuka dari tahun 1950 Menu : Es Goyobod Harga : Rp.1500 Waktu buka : setiap hari 10.00-17.30 Alamat : Jl. Kliningan B-9 Gbr 3.17
-
Es Gokil
Kolak Macan Dibuka sejak tahun 1974 Menu : lotek, gado-gado, aneka kolak, aneka rujak, dan nasi rames. Harga : Rp. 6000-14000 Waktu buka : setiap hari kecuali Minggu 09.3017.00 Alamat : Jl. Badak no 19 Bandung
-
Gbr 3.18
Lotek Macan
Rumah Kopi Menu : Kopi panas dan dingin, coklat panas dan dingin, jus, smoothies, masakan Indonesia-western Harga : Rp. 11.000-26000 Waktu buka : setiap hari 11.00-23. Alamat
:
Terusan
Rancakendal
no.9
Dago
Bandung. Gbr 3.19
-
Rumah Kopi
Kedai Teko Menu : Teh, kop, sup, makanan Eropa- Amerika Harga : Rp. 9500-27.000 Waktu buka : setiap hari 09.00-21.00 Alamat : Jl. Neglasari no.4 CiIumbeluit Bandung. Gbr 3.20
Kedai Teko
19
-
Ahimsa Menu : vegetarian food Waktu buka : setiap hari 09.30-21.00 Harga : Rp. 6000-31000 Alamat : Jl. Kebonjati no.41. Komplek Luxor Permai Kap no 25 Bandung.
Gbr 3.21
-
Happy sweet
Abadi Dibuka sejak tahun 1969 Menu :roti Bagelen (kering dan basah) Waktu buka : setiap hari 08.00-17.00 Harga : RP. 10.500-18000 Alamat : Jl. Punawarman no.49 Bandung. Gbr 3.22
Abadi bagelen
3.4 Sejarah dan Perkembangan Website di Indonesia Ada dua hal yang perlu diperhatikan, jika membahas seputar pra-sejarah Internet di Indonesia. Pertama, populasi komputer Indonesia yang sangat minim seputar tahun 1970-1980an. Kedua, istilah Internet baru menjadi populer pada tahun 1990an. Sebelumnya,
nama
dari
sebuah
jaringan
komputer
berdasarkan
siapa
yang
membiayainya atau siapa yang menggunakannya. Umpama: ARPAnet, BITnet, CSnet, NSFnet, UUSCPnet, dan seterusnya. Internet merupakan media komunikasi yang populer di Indonesia sejak akhir tahun 1990. Perkembangan jaringan internet di Indonesia dimulai pertengahan era 1990, namun sejarah perkembangannya dapat diikuti sejak era 1970-an. Pada awal perkembangannya, internet dimulai dari kegiatan-kegiatan yang bersifat
non-komersial,
seperti
kegiatan-kegiatan
berbasis
hobi
dan
dalam
perkembangan selanjutnya kebanyakan diprakarsai oleh kelompok akademis / mahasiswa dan ilmuwan yang sebagian (pernah) terlibat dengan kegiatan berbasis hobi tersebut, melalui upaya membangun infrastruktur telekomunikasi internet. Contohnya saja dengan adanya mailing list, di tahun 1989-1990-an, teman-teman mahasiswa
20
Indonesia di luar negeri mulai membangun tempat diskusi di Internet, salah satu tempat diskusi Indonesia di Internet yang pertama berada di
[email protected]. Berawal dari mailing list pertama di Janus diskusi-diskusi antar teman-teman mahasiswa Indonesia di luar negeri pemikiran alternatif berserta kesadaran masyarakat ditumbuhkan. Pola mailing list ini ternyata terus berkembang dari sebuah mailing list legendaris, akhirnya menjadi sangat banyak sekali mailing list Indonesia terutama di host oleh server di ITB & egroups.com. Mailing list ini akhirnya menjadi salah satu sarana yang sangat strategis dalam pembangunan komunitas di Internet Indonesia. Di sekitar tahun 1994 mulai beroperasi IndoNet yang dipimpin oleh Sanjaya. IndoNet merupakan ISP komersial pertama Indonesia. Pada waktu itu pihak POSTEL belum mengetahui tentang celah-celah bisnis Internet & masih sedikit sekali pengguna Internet di Indonesia. Sambungan awal ke Internet dilakukan menggunakan dial-up oleh IndoNet, sebuah langkah yang cukup nekat barangkali. Akses awal di IndoNet mula-mula memakai mode teks dengan shell account, browser lynx dan email client pine pada server AIX.Mulai 1995 beberapa BBS di Indonesia menyediakan jasa akses Telnet ke luar negeri. Dengan memakai remote browser Lynx di AS, maka pemakai Internet di Indonesia bisa akses Internet (HTTP).Perkembangan terakhir yang perlu diperhitungkan adalah trend ke arah e-commerce dan warung internet yang satu dan lainnya saling menunjang membuahkan masyarakat Indonesia yang lebih solid di dunia informasi. Rekan-rekan e-commerce membangun komunitasnya di beberapa mailing list utama seperti
[email protected],
[email protected],
e-
[email protected] &
[email protected]. ("http://id.wikipedia.org/wiki/) Secara keseluruhan memang masih dapat dikatakan bahwa internet relatif baru dikenal oleh masyarakat Indonesia dan frekuensi pemakainyapun belum terlalu banyak. Namun perkembangan internet di Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Tabel 3.1. Peningkatan Jumlah Pelanggan dan Pengguna Internet TAHUN
PELANGGAN
PENGGUNA
1997 31000 1998 75000 1999 134000 2000 256000 2001 760000 2002 1680000 Sumber: APJII
110000 384000 512000 1000000 1900000 4200000
21
Namun di bandung dengan negara-negara asia yang lebih maju, seperti Singapura, Taiwan dan hongkong, Indonesia masih ketinggalan jauh. Indikasi yang kuat adalah masih terbatasnya jumlah pelanggan internet yang baru berkisar 1.680.000 pelanggan sampai dengan tahun 2002, (APJII) atau tidak lebih 5 persen dari total jumlah rumah tangga di perkotaan. Walaupun Indonesia masih dalam tahap awal perkembangan pasar internet, namun peningkatan jumlah pelanggan internet yang ada saat ini menunjukan bahwa peluang pasar internet di Indonesia cukup besar. Memang pada tahun 2002 terjadi kelesuan, namun itu bersifat sementara karena efek dari krisis global yang sedang di alami, disamping pengaruh tragedi penghancuran Gedung WTC sebagai simbul pusat perekonomian dunia. Efek dan pengaruh global ini bisa dilihat dengan penurunan jumlah registran untuk domain id yang mencapai 17,9 % dari jumlah registran pada tahun 2001, yaitu dari angka 4264 registran turun menjadi 3501 registran. Namun penurunan permintaan domain id tersebut tidak serta merta berbanding lurus dengan pengingkatan jumlah pelanggan internet, karena justru pada tahun 2002 persentasi jumlah pelanggan internet menunjukan kenaikan angka yang sangat tinggi, yaitu 121%, dari 760000 pelanggan meningkat menjadi 1680000 pelanggan. ("http://goechi.com) World Wide Web sebagai Hipermedia dan Aspek-Aspek Perencanaannya Sebagai media informasi baru yang berbeda dengan media-media sebelumnya, Hipermedia merupakan media digital yang dapat mengeksploitasi semua kemungkinan yang ditawarkan oleh teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang pernah ada sebelumnya. Hipermedia adalah media yang dibantu oleh komputer untuk menampilkan teks, gambar, suara, animasi, dan video dalam berbagai variasi kombinasi. Disebut juga media non linear, yaitu menggunakan sistem akses secara random, yang meniadakan awal, tengah atau akhir serta memungkinkan informasi tersambung dalam suatu koneksi jaringan, yang masing-masing dapat dieksplorasi oleh pemakainya dengan berbagai cara yang berbeda. Hipermedia merupakan Multimedia Interaktif dimana perbedaan antara pemakai dan pencipta media membaur, dan merupakan media digital yang dapat didistribusikan pada disk (CD-ROM) atau melalui jaringan komunikasi seperti internet (World Wide Web). Hipermedia juga merupakan suatu media yang berisi potensi-potensi untuk menginformasikan banyak aspek dari kehidupan manusia, bekerja, dan bermain. World Wide Web (WWW) mampu mengkombinasikan seluruh jenis media elektronik ke dalam satu presentasi interaktif yang dapat dikirimkan kemanapun di seluruh dunia secara langsung dan mudah (instant). Dengan internet dan WWW, dunia semakin terkoneksi, pekerjaan menjadi semakin abstrak, keputusan dibuat semakin cepat, dan perubahan berakselerasi semakincepat. Pemakai dapat membaca, menulis surat, melihat animasi, gambar hidup
22
atau film, mendengar suara dan berkomunikasi secara interaktif. Dokumen WWW adalah dokumen Hipermedia. Dalam WWW terjadi komunikasi antara pemakai dan pencipta. Karena media ini interaktif, dibutuhkan kontribusi aktif dari pemakai untuk menjalankan fungsinya. Dengan menggunakan media ini, lembaga-lembaga dan bisnis informasi mempunyai bentuk, indentitas, realitas kerja dan kerja sama (counterpart) berbeda dengan bentuk, identitas, dan kenyataan kerja yang mereka miliki di dunia fisik. Masyarakat menyebutnya hidup dalam cyberspace. Website yang ada saat ini adalah generasi ke-3, Website yang menggabungkan kecanggihan teknologi dengan aspek-aspek desain. Davis Singel membagi website dalam tiga generasi sebagai berikut: Generasi Pertama, informasi ditampilkan secara linear, fasilitas modem yang lambat, menggunakan monitor monokrom. Halaman display dari atas ke bawah, sekuen teks dan gambar dibuat dari kiri ke kanan dan umumnya berwarna keabuan. Pembagian data menggunakan garis dan bulatan-bulatan (bullets). Website pada generasi ini didominasi dengan teks/tulisan. Generasi kedua, adalah model generasi pertama yang mengganti kata-kata dengan pemakaian ikon. Latar belakang abu-abu diganti dengan menggunakan pola-pola tertentu, dan menggunakan pinggiran berwarna biru dan merah disekeliling gambarnya. Headline (judul) digantikan dengan banner (kotak). Lebih populer, karena lebih banyak menggunakan gambar dan mudah dibaca. Generasi ini dibantu dengan teknologi baru (misalnya
Netscape
memunculkan
perkembangan
HTML
pada
tahun
1995),
menggunakan sistem ’menu’ dan ’ikon’. Generasi ketiga, dibuat dengan dasar pemikiran desain, bukan kemampuan teknologi. Pemakai mendapatkan pengalaman yang lengkap mulai dari masuk sampai keluar. Website pada generasi ini menarik pemakai mengeksplorasi dalam sebuah Website (membuka seluruh halaman-halamannya), semakin ia mendapatkan keseluruhan isi Website tersebut.
23
3.5 Data-data Wisatawan Tabel 3.2. Profil Pasar Wisatawan Kota Bandung Berdasarkan Kota Asal KOTA ASAL
FREKUENSI (%)
Bekasi
11.1
Bogor
7.2
Jakarta
45.3
Tanggerang
3.9
Yogyakarta
1.7
Lain-lain
31.4
Dari tabel 3.2, Jakarta merupakan tourist generating area terbesar yang memasok market share kota Bandung dengan share 45,3% secara signifikan berada di atas wisatawan asal kota lainnya. Sementara kota yang berada di urutan kedua pemasok pasar Bandung yaitu Bekasi (11,1%) disusul oleh Bogor (7,2%), Tanggerang (3,9%) mengikuti setelahnya. Sementara daerah lain di luar Jabotabek yang cukup signifikan dibanding dengan daerah lainnya yaitu Yogyakarta (1,7%) dan sisanya (31,4%) adalah kota-kota lain yang berada di luar Jabotabek selain Yogyakarta yang besarannya sangat kecil.
Tabel 3.3. Profil Pasar Wisatawan Kota Bandung Berdasarkan Frekuensi Kunjungan FREKUENSI KUNJUNGAN
FREKUENSI (%)
1 Kali
8.1
2-3 Kali
18.6
3-5 Kali
10.7
5-7 Kali
9.1
> 7 kali
53.4
Frekuensi kunjungan wisatawan ke Kota Bandung, terlihat dalam tabel 3.3, pada urutan pertama kebanyakan wisatawan yang telah berkunjung lebih dari 7 kali (53,4%), selanjutnya di urutan kedua dengan frekuensi 2-3 kali (18,6%), urutan ketiga 3-5 kali (10,7%), urutan keempat sedikitnya 5-7 kali (0,1%), dan urutan terakhir yang berkunjung baru satu kali (8,1%).
Tabel 3.4. Profil Pasar Wisatawan Kota Bandung Berdasarkan Jumlah Pengeluaran di Bandung JUMLAH PENGELUARAN DI BANDUNG
FREKUENSI (%)
< Rp. 100.000
7.8
Rp. 100.001-500.000
30.6
Rp. 500.001-1000.000
21.5
24
TRp. 1000.001-2000.000
22.1
Dapat dilihat dalam tabel 3.4 jumlah pengeluaran wisatawan di Bandung > Rp. 2.000.000 17.9 pada urutan pertama sebesar Rp. 100.001-500.000 (30,6%), pada urutan kedua sebesar Rp. 1000.001-2000.000 (22,1%), pada urutan ketiga sebesar Rp. 500.0011000.000 (21,5%), keempat lebih dari Rp. 2000.000 (17,9%), dan pada urutan terakhir wisatawan mengeluarkan uang kurang dari Rp. 100.000 (7,8%). Tabel 3.5. Profil Pasar Wisatawan Kota Bandung Berdasarkan Alokasi Pengeluaran Terbesar ALOKASI PENGELUARAN TERBESAR
FREKUENSI (%)
Akomodasi
15
Makan dan Minum
21.5
Transportasi
7.8
Cenderamata
5.2
Belanja
47.2
Lain-lain
3.3
Wisatawan yang berkunjung ke Bandung dalam tabel 3.5 mengalokasikan pengeluarannya sebagian besar rata-ratya digunakan untuk berbelanja (47,2%), urutan kedua untuk makan dan minum (21,5%), selanjutnya di urutan ketiga alokasi dana digunakan untuk akomodasi/penginapan (15,0%), keempat adalah wisatawan yang mengalokasikan dananya untuk transportasi (7,8%), kelima untuk cenderamata (5,2) dan terakhir dialokasikan untuk lain-lain (3,3%).
Tabel 3.6. Profil Pasar Wisatawan Kota Bandung Berdasarkan Sumber Informasi Yang Diperoleh SUMBER INFORMASI MENGENAI BANDUNG
FREKUENSI (%)
Biro Perjalanan
6.8
Internet
5.9
Iklan (Majalah/Surat Kabar)
9.1
Travel Expo
1.3
Teman/Keluarga
66.4
Guide Book
3.3
Artikel (Majalah/Surat
1.3
25
Kabar)
Tabel 3.6. memperlihatkan sumber informasi yang diperoleh oleh Lain-lain 5.9 wisatawan mengenai Bandung. Lebih dari separuh wisatawan mendapatkan informasi tentang Bandung dari teman/keluarga (66,4%). Di urutan kedua (9,1%) memperoleh informasi dari iklan majalah dan surat kabar, urutan ketiga (6,8%) dari biro perjalanan, urutan keempat (5,9%) dari internet dan lain-lain, urutan kelima (3,3%) dari buku panduan (guide book), dan urutan terakhir (1,3%) wisatawan mendapatkan informasi dari travel expo dan artikel majalah atau surat kabar. 3.6 Analisa terhadap Kondisi Informasi Pariwisata Bandung Masih sedikit sekali peran pemerintah kota Bandung akan potensi wisata-wisata di Bandung. Padahal berdasarkan data yang ada sekitar 53,4 % wisatawan lokal datang ke Bandung lebih dari 7x. Bisa dilihat bahwa cukup banyak antusiasme wisatawan terhadap kota Bandung. Demikian pula dengan data 21,5 % yang menyatakan bahwa alokasi pengeluaran para wisatawan adalah untuk makan dan minum. Maka dari itu sungguh amat disayangkan peran pemerintah yang kurang optimal tersebut. Beberapa contoh informasi pariwisata yang dibuat pemerintah kota Bandung mengenai pariwisata Bandung.
Gbr 3.23
Brosur Dinas Pariwisata Bandung
26
Gbr 3.24
Website Dinas Priwisata Bandung
Namun yang banyak berperan terhadap informasi wisata, khususnya kuliner adalah internet dan buku perjalanan wisata. Dengan adanya internet, informasi yang dibutuhkan tersedia dalam bentuk web. Buku saku yang seharga Rp 15.000- Rp 35.000 pun sudah tersedia di took-toko buku ternama. Lebih lengkap, lebih actual bahkan lebih detail dibandingan dengan informasi yang ditawarkan oleh pemerintah kota Bandung sendiri. Beberapa contoh diantaranya:
Gbr 3.25
Contoh Travel guide book Bandung
27
Gbr 3.26
Contoh Website Travel guide Bandung
Website adalah saluran ideal dan alat yang ampuh untuk mempromosikan sebuah kota beserta informasi-informasi yang ada didalamnya yang dibutuhkan oleh para wisatawan dengan biaya yang cukup murah. Oleh karena itu yang perlu diperhatikan adalah kualitas dari informasi itu sendiri. Seaktual dan selengkap apa, semenarik apa, dan secepat apa tingkat aksesibilitasnya karena wisatawan akan mendasarkan keputusannya untuk mengunjungi kota tersebut terhadap apa yang mereka lihat. Apalagi di masa sekarang ini wisatawan lebih senang mencari sendiri daripada menunggu informasi dari biro ataupun organisasi lainnya, hal ini terbukti dengan penggunaan internet yang bertambah setiap tahunnya. Maka dari itu perlu diperhatikan faktor-faktor yang akan mempengaruhi website kuliner Bandung ini. Strength : - informasi yang lebih lengkap - interaktif - mobile akses - aktual Weakness : Sosialisasi website jika berbanding dengan kompetitor yang sudah lebih popular. Opportunity : zaman modern, teknologi semakin canggih, information teknologi yang semakin berkembang memungkinkan segala cara untuk mengakses informasi. Threat : sudah adanya website, blog, dan buku sejenis dan sudah dikenal lebih dahulu mengenai wisata kuliner Bandung.
28