BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS 3.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Berdasarkan
Kondisi
Saat
Ini
sebagaimana
tercantum
dalam BAB II maka dapat diidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang
berpengaruh
terhadap
pelaksanaan
pembangunan
selama
20 (dua puluh) tahun ke depan sebagai berikut : 3.1.1 Faktor Internal 3.1.1.1 Kekuatan a. Letak Kabupaten Semarang yang strategis, berada di perlintasan jalur ekonomi dan transportasi kota seperti Semarang, Yogyakarta, dan Surakarta (Joglosemar). b. Penduduk dalam jumlah besar sebagai sumber daya potensial dan produktif bagi pembangunan daerah. c.
Sektor industri
yang memberikan sumbangan terbesar dalam
perekonomian Kabupaten Semarang. d. Merupakan wilayah
yang memiliki sumber daya air yang cukup
besar, potensi pertanian yang besar dan kaya akan Obyek Wisata. e. Perkembangan ekonomi yang semakin baik merupakan daya tarik investor untuk menanamkan modal. f.
Berkembangnya demokrasi
masyarakat lokal
memiliki
dampak
dalam pembangunan politik. g. Komitmen
kuat
dari
Pemerintah
Daerah
dalam
menjalankan
program-program yang direncanakan dalam proses pembangunan daerah. h. Peningkatan usia harapan hidup masyarakat yang menunjukkan kemajuan di bidang kesehatan. i.
Jumlah
aparatur
pemerintah
daerah
yang
memadai
dalam
memberikan pelayanan publik. j.
Kondisi kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis.
k. Memiliki kearifan budaya lokal yang dapat memberikan andil dalam pembangunan.
-42-
3.1.1.2 Kelemahan a. Kondisi geografis di daerah Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran yang berpotensi rawan bencana. b. Beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Semarang berpotensi erosi dan tanah longsor. c.
Jumlah penduduk miskin masih cukup tinggi.
d. Adanya kesenjangan pembangunan antar wilayah mengakibatkan potensi diintegrasi daerah. e. Apresiasi masyarakat terhadap budaya lokal cenderung menurun. f.
Kualitas
dan
kuantitas
sarana
prasarana
umum,
pendidikan,
kesehatan, perumahan dan pemukiman secara umum masih rendah. g. Kesadaran
masyarakat
terhadap
kelestarian
lingkungan
masih
rendah. h. Kegagalan pengembangan hutan lindung berpotensi tanah longsor. i.
Penyediaan ruang terbuka hijau terutama di perkotaan semakin berkurang.
j.
Terjadinya
penurunan
lahan
pertanian
akibat
pengembangan
kawasan industri dan perumahan berpotensi menimbulkan rawan pangan. k. Penggunaan pupuk anorganik cukup tinggi yang menyebabkan kesuburan tanah menurun. l.
Masih tingginya tingkat ketergantungan keuangan daerah terhadap pemerintah.
m. Belum optimalnya upaya intensifikasi dan ekstensifikasi dalam menggali sumber-sumber pendapatan daerah. n. Budaya
masyarakat
yang
kurang
mempunyai
jiwa
wirausaha
masyarakat
terhadap
sehingga tidak memiliki daya saing. o. Rendahnya
kesadaran
aparatur
dan
pentingnya investasi. p. Rendahnya kualitas sumber daya aparatur dalam pelaksanaan pelayanan publik. q. Jarak tempuh ke pusat pemerintahan menimbulkan pelayanan publik yang belum merata.
-43-
r.
Pengembangan
kawasan
industri
berpotensi
meningkatnya
urbanisasi. s.
Belum optimalnya upaya pengarusutamaan gender dalam proses pembangunan
t.
Peningkatan
daya
beli
masyarakat
berpotensi
menimbulkan
konsumerisme di masyarakat. 3.1.2 Faktor Eksternal 3.1.2.1 Peluang a. Tingginya minat investor yang ingin berinvestasi di Kabupaten Semarang berpotensi berkembangnya kawasan industri sehingga dapat
meningkatkan
lapangan
pekerjaan
dan
kesejahteraan
masyarakat b. Adanya semangat global untuk “kembali ke alam” maka kondisi geografis daerah Kabupaten Semarang yang berupa pegunungan diantara Gunung Ungaran, Gunung Telomoyo dan Gunung Merbabu memiliki peluang pengembangan pertanian, hutan lindung dan wisata. c.
Tuntutan Peraturan Perundang-undangan terhadap terciptanya good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan, dapat menekan kebocoran penggunaan angaran dan penyalahgunaan kekuasaan.
d. Berkembangnya
teknologi
informasi
di
berbagai
bidang
pembangunan, mendorong upaya peningkatan pelayanan publik. e. Dibukanya ASEAN Free Trade Area (AFTA) membuka peluang ekspor dan peningkatan daya saing produk lokal. f.
Terbukanya iklim berusaha dapat mendorong peningkatan lapangan kerja sektor informal.
g. Pertumbuhan pusat-pusat perekonomian baru, berimplikasi pada peningkatan sumber-sumber pendapatan daerah. h. Kebijakan pemerintah untuk membangun jalan tol dan jalan lingkar mendorong pertumbuhan pusat-pusat perekonomian baru.
-44-
3.1.2.2 Ancaman a. Dampak
globalisasi
menimbulkan
penurunan
nilai-nilai
moral
masyarakat. b. Gencarnya budaya asing yang masuk
sebagai
perkembangan
Teknologi Informasi, dalam beberapa hal bertentangan dengan nilai budaya lokal. c.
Masuknya tenaga kerja
asing yang tidak terkendali berpotensi
mengancam tenaga kerja lokal. d. Krisis ekonomi global menyebabkan turunnya nilai ekspor yang berdampak pada pengurangan jumlah produksi dan tenaga kerja. e. Adanya kompetisi
antar daerah baik langsung maupun tidak
langsung dalam pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi seperti kawasan industri dan kawasan pusat bisnis berpengaruh terhadap minat investor. f.
Pemanfaatan potensi SDA Kabupaten Semarang oleh daerah lain tanpa kompensasi kepada daerah mengakibatkan menurunnya daya dukung lingkungan.
g. Adanya wacana dan rencana pemekaran kabupaten/kota lain yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang. h. Tidak
adanya
pembatasan
kepemilikan
kendaraan
bermotor
menyebabkan kepadatan lalulintas yang berdampak menimbulkan kemacetan, polusi dan kecelakan. 3.2. Analisis Faktor Lingkungan Dari faktor-faktor tersebut dirumuskan hubungan antar faktor lingkungan dengan analisis SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunity, Threath), sehingga dapat diperoleh beberapa alternatif tindakan sebagai berikut : 3.2.1 Memanfaatkan Kekuatan untuk mengatasi Ancaman : a. Mewujudkan komitmen pemerintah dengan memanfaatkan letak geografis yang strategis guna mengembangkan pusat pertumbuhan ekonomi dan kawasan pusat bisnis. b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk memperkuat daya saing tenaga kerja.
-45-
c.
Memperkuat struktur perekonomian daerah dengan menempatkan sektor industri sebagai motor penggerak yang didukung potensi SDA dan sektor pertanian dan sektor pariwisata dalam arti luas untuk mengatasi krisis ekonomi global.
d. Memantapkan fungsi dan peran agama serta budaya lokal guna menangkal pengaruh negatif budaya asing. e. Meningkatkan kualitas aparatur pemerintah dan pelayanan publik guna menarik investor. 3.2.2 Menggunakan Kekuatan untuk memanfaatkan Peluang : a. Mengembangkan perekonomian daerah dengan meningkatkan daya saing produk-produk lokal yang beorientasi pada pasar global. b. Memanfaatkan letak geografis yang strategis guna mengembangkan kawasan industri, kawasan pertanian dan kawasan wisata dalam upaya meningkatkan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat. c.
Mengembangkan
pusat-pusat
pertumbuhan
perekonomian
dan
kawasan industri dengan memanfaatkan akses terhadap jaringan transportasi jalan tol dan jalan lingkar. d. Menciptakan sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerah yang bersih, efisien, efektif, transparan, profesional dan akuntabel. e. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan pelayanan publik dengan memanfaatkan teknologi informasi. 3.2.3 Meminimalkan Kelemahan dan menghindari Acaman
:
a. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan skill tenaga kerja. b. Meningkatkan
kualitas
sumber
daya
aparatur
dan
kesadaran
masyarakat guna mengatasi kompetisi antar daerah dalam menarik investor. c.
Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah guna
mengurangi
ketergantungan
keuangan
daerah
dari
pemerintah, untuk pengembangan wirausaha dan menciptakan lapangan kerja, guna mengatasi dampak krisis ekonomi global.
-46-
d. Mengurangi mengatasi
kesenjangan keinginan
pembangunan
masyarakat
antar
untuk
wilayah
bergabung
guna dengan
Kabupaten/Kota lain. e. Mengembangkan sistem transportasi daerah yang efektif, efisien dan terjangkau oleh masyarakat untuk mengatasi
kemacetan
lalu lintas. f.
Menyediakan ruang terbuka hijau sebagai paru-paru kota terutama di lingkungan padat penduduk guna menjaga lingkungan yang sehat.
g. Menyediakan prasarana umum dan infrastruktur pendukung yang memadai
guna
meningkatkan
daya
tarik
investasi
dalam
mewujudkan pertumbuhan ekonomi. h. Menggali sumber-sumber pendapatan daerah dengan menerapkan kompensasi terhadap pemanfaatan SDA daerah oleh daerah lain. i.
Meningkatkan upaya pengarusutamaan gender guna memperkuat daya saing tenaga kerja dan menanggulangi dampak krisis ekonomi global.
3.2.4 Meminimalkan Kelemahan untuk memanfaatkan Peluang : a. Mewujudkan kawasan industri yang mengutamakan bahan baku lokal dan memanfaatkan teknologi tepat guna, untuk membuka lapangan kerja dan mengatasi kemiskinan. b. Meningkatkan jiwa wirausaha untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi persaingan global. c.
Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur untuk menciptakan kepemerintahan yang baik.
d. Mewujudkan pemerataan pelayanan publik dengan memanfaatkan teknologi informasi. e. Melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi diberbagai bidang usaha dengan memanfaatkan kondisi geografis daerah. f.
Mengembangkan daerah yang berpotensi erosi dan rawan bencana dengan pembuatan hutan lindung.
g. Membuka lapangan kerja dengan menciptakan iklim yang kondusif dalam mendukung usaha informal.
-47-
h. Merancang pemindahan pusat pemerintahan kabupaten sehingga memiliki kemudahan akses dan dukungan pelayanan masyarakat sesuai potensi geografis, guna mengatasi keinginan masyarakat untuk bergabung dengan Kabupaten/Kota lain. 3.3. ISU STRATEGIS
Memperhatikan hasil identifikasi faktor lingkungan strategis yang dominan, dan hubungan antar faktor sebagaimana tersebut diatas, maka dapat dirumuskan isu strategis pembangunan jangka panjang Kabupaten Semarang, yaitu : 1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, menciptakan peluang kerja,
perluasan
akses
pasar
dan
permodalan
dalam
rangka
menanggulangi pengangguran dan kemiskinan. 2. Meningkatkan produktivitas usaha dan kualitas produk pertanian, industri kecil/rumah tangga serta jasa pariwisata, dalam rangka meningkatkan daya saing produk lokal. 3. Meningkatkan perijinan,
investasi
penyediaan
swasta fasilitas
melalui
optimalisasi
pelayanan
usaha,
pemanfaatan
teknologi
informasi dan perluasan akses permodalan. 4. Membangun
sarana
dan
masyarakat,
terutama
permukiman
dan
prasarana
fasilitas
air
pelayanan
pendidikan
bersih,
dalam
dasar
dasar,
rangka
bagi
kesehatan,
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. 5. Membangun transportasi,
infrastruktur pasar,
daerah
antara
lain
pengelolaan
limbah
dan
jalan,
jembatan,
jaringan
irigasi,
dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah. 6. Meningkatkan melalui
kemandirian daerah dan kualitas pelayanan publik
peningkatan
kelembagaan
dan
kinerja
manajemen
aparatur, pemerintahan,
perbaikan serta
sistem
menyusun
peraturan perundang-undangan sesuai dengan perkembangan dan tuntutan pembangunan.
-48-
7. Meningkatkan
kualitas
lingkungan
hidup
dengan
melakukan
konservasi sumber daya alam guna pencegahan terjadinya bencana alam, melalui optimalisasi pengelolaan sumber daya alam dan peningkatan peran masyarakat. 8. Meningkatkan pemerataan pembangunan di setiap wilayah, untuk mengurangi kesenjangan akses terhadap pelayanan publik dan hasil
pembangunan
sumber
daya
sebagai
alam,
akibat
terbatasnya
adanya
perbedaan
infrastruktur
kondisi
wilayah
dan
terkonsentrasinya investasi swasta pada wilayah tertentu. 9. Meningkatkan peran serta masyarakat yang berperspektif gender
dalam proses pembangunan.
-49-