BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH
3.1
Blok Diagram Koneksi Antena Kaleng Setiap access point memiliki jarak maksimum pentransmisian sinyal.
Seberapa jauh sinyal dapat ditransmisikan tergantung dari jenis access point itu sendiri dan juga tergantung pada penempatan access point tersebut apakah ditepatkan di suatu ruangan atau di luar ruangan. Jika access point ditempatkan di dalam ruangan jarak jangkaunya akan semakin kecil, hal ini disebabkan gelombang yang di pancarkan access point terhalangan oleh benda-benda yang ada didepannya seperti dinding dan pepohonan sehingga gelombang tersebut dapat dipantulkan, dibias atau dihamburkan. Apabila access point ditempatkan di luar ruangan dan penghalangnya sedikit maka akan diperoleh jarak optimal dari sebuah access point. Berikut adalah gambar blok diagram dari area sebuah access point dan antena kaleng.
Antena Kaleng
Area Transmisi Access Point
Area Transmisi Access Point
Area Transmisi Access Point
`
Access Point Client
Server
Gambar 3.1
Blok diagram koneksi antena kaleng 21
22
3.1.1
Area Access Point Merupakan area dimana access point memberikan transmisi maksimumnya
kepada client, setiap access point dapat memberikan sinyal transmisi yang berbedabeda tergantung dari kemampuan access point tersebut dan juga penempatan access point menjadi hal yang mempengaruhi seberapa jauh sinyal dapat diterima oleh client. Penempatan access point yang baik berada pada tempat yang tidak terdapat halangan seperti di pasang pada sebuah tower pemancar.
3.1.1.1 Server Server merupakan sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer. Dalam penulisan ini server hanya terbatas pada penyedia jaringan tanpa kabel melalui access point kepada setiap client yang masuk pada area access point. Dan tentunya setiap client yang terhubung dalam jaringan dapat berkomunikasi sehingga terbentuk satu jaringan kecil.
3.1.1.2 Access Point Merupakan perangkat wireless yang dapat memberikan servis pada client. Access point pada dasarnya berfungsi sebagai bridge antena jaringan wireless dan jaringan kabel LAN melalui konektor UTP RJ-45 yang pada umunya tersedia di belakang access point. Maksudnya sebuah access point akan bertugas mengubah data yang lalu lalang di media kabel menjadi sinyal-sinyal radio yang dapat ditangkap oleh perangkat wireless. Access point akan menjadi gerbang bagi jaringan wireless untuk
23
dapat berkomunikasi dengan dunia luar maupun dengan antar sesama perangkat wireless di dalamnya. Pada perangkat access point terdapat satu atau lebih interface untuk media kabel. Apakah port ethernet, port ADSL, Cable, line telepon biasa. Interface media kabel tadi akan dibridging oleh access point tersebut ke dalam bentuk sinyal-sinyal radio, sehingga perangkat wireless dengan kabel tadi dapat terkoneksi. access point memiliki sistem antena untuk mentransmisikan sinyal-sinyalnya. Dengan menggunakan access point kita dapat menciptakan sebuah sistem roaming W-LAN. Maksudnya para pengguna dapat bergerak kesana kemari dengan bebas tanpa terputus koneksinya karena sinyal-sinyal komunikasinya dapat dilayani oleh beberapa access point yang berbeda.
3.1.1.2.1
Konfigurasi Access Point
Agar Access point dapat digunakan dengan semestinya yaitu sebagai pemancar atau pemberi sinyal, dalam hal ini memberikan access jaringan harus terlebih dahulu manginstal access point di komputer yang dijadikan server. Pastikan semua peralatan pendukung access point terpasang dengan baik seperti : 1. Buffallo WHR-HP-G54 2. Ethernet kabel 3. AC adapter 4. Antena external
24
Buffalo AirStation yang penulis gunakan ini mempunyai dua mode, yaitu AirStation ini dapat dikonfigurasinkan sebagai router, jika settingan pada AirStation diarahkan ke auto dan AirStation ini dapat dikonfigurasikan sebagai access point bila settingan diarahkan ke BRI yang menjadi pembahasan dalam penulisan ini.
Gambar 3.2 Dua mode pada AirStation
Untuk perubahan atau pengembalian settingan yang ada pada access point kembali ke bentuk semula tahan tombol init selama tiga detik. Setiap perubahan settingan pada access point ke settingan awal (default) atau me-reset, lampu indikator DIAG akan menyala, itu menandakan telah ada perubahan settingan pada AirStation, tunggu sampai lampu DIAG mati, kemudian melakukan uji koneksi.
3.1.2
Area Luar Transmisi Access Point Area dimana gelombang yang dipancarkan oleh access point sudah melemah
dikarenakan pantulan, pembiasan dan penghamburan karena melewati media yang ada di depannya oleh karena itu gelombang tersebut tidak dapat ditangkap dengan
25
baik oleh antena W-LAN yang ada pada client. Di area ini fungsi dari antena kaleng ini baru dapat dirasakan dimana gelombang yang sudah melemah tersebut diperkuat lagi oleh antena kaleng. Jarak optimal dari access point yang penulis gunakan (Buffallo WHR-HP-G54) adalah 100 m. Jarak ini akan semakin berkurang bila terdapat halangan didepannya. Berikut akan diterangkan mengenai antena kaleng dan cara pembuatannya.
3.1.2.1
Antena Kaleng Antena yang bahan pembentuknya terbuat dari kaleng bekas, kaleng yang
penulis gunakan pada penulisan ilmiah ini adalah kaleng nutren, tidak harus kaleng ini, kaleng-kaleng yang lain juga dapat digunakan seperti kaleng twister atau kaleng astor. Antena kaleng pada dasarnya berfungsi sebagai perpanjangan dan memperkuat gelombang yang dipancarkan oleh access point. Mengapa antena kaleng dapat memperkuat gelombang yang datang. Karena yang pertama bahan pembuatnya yaitu berupa metal mengapa metal, karena metal memiliki daya redam yang sangat kecil.
Kedua karena bentuk kaleng tersebut,
sebenarnya tidak harus berbentuk bulat, bentuk yang lain juga bisa asalkan memiliki ruang-ruang yang dapat dijadikan pantulan oleh gelombang. Oleh kerena itu dengan daya redam gelombang yang sangat kecil dan pemantulan gelombang dalam suatu ruang yang memiliki keluaran satu maka gelombang yang didapat dapat diperkuat oleh antena kaleng.
26
3.1.2.1.1Desain Antena Kaleng
Gambar 3.3 Desain Antena Kaleng Sebelum merakit antena kaleng terlebih dahulu harus menghitung 1. Diameter kaleng (D), λ (panjang gelombang) 2. Panjang kaleng minimum (L),
λ g adalah panjang gelombang guide λ λg =
λ 1− 1.706 D
2
3. Lubang untuk konektor N female dari belakang kaleng (S) 1 4 λ g 4. Tinggi antena yang akan disolder ke konektor N female
λ . 4
27
Panghitungan antena dari data-data yang telah didapat sebagai berikut : Diameter kaleng (D)
= 10 cm
Panjang Gelombang ( λ g )
= 18.38
Panjang kaleng (L)
= 12.6 cm
Lubang untuk konektor N female
= 4.5 cm
Tinggi antena
= 3.1 cm
Jika sudah mendapatkan besaran-besaran yang dibutuhkan maka tahap selanjutnya adalah merakit antena kaleng.
3.1.2.1.2Installasi Antena Kaleng Berikut bagaimana pembuatan antena kaleng, bahan-bahan yang dibutuhkan dan langkah-langkah sampai kaleng bekas dapat dijadikan sebagai antena. Berikut ini merupakan alat-alat dan langkah-langkah yang harus dipersiapkan sebelum membuat antena kaleng : 1. Sebuah kaleng yang mempunyai diameter 10 cm panjang 13,7 cm (panjang ideal), tetapi panjang kaleng ini hanya 12.6 cm kurang 1.1 cm dari panjang ideal, jika lebih panjang akan lebih baik.
28
Gambar 3.4 Kaleng Nutren 2. PCI W-LAN Card Wi-Fi 802.11b atau 802.11g
Gambar 3.5 PCI W-LAN Card TP-Link TL-WN650G/TL-WN651G 3. Konektor SMA male (konektor yg menghubungkan kabel dengan PCI WLAN card).
Gambar 3.6 Konektor SMA
29
4. Kabel coaxial RG-58 yang panjangnya sebaiknya tidak lebih dari 10 meter. Karena bila lebih dari 10 m akan terjadi kehilangan koneksi. Panjang kabel yang digunakan penulis 8 meter.
Gambar 3.7 Kabel Coaxial RG-58 5. Konektor N male (TNC Plug Connector RG 58) yang digunakan untuk menghubungkan ke konektor N female.
Gambar 3.8 Konektor N male
30
6. Konektor N female (TNC Connector segel chasis).
Gambar 3.9 Konektor N female 7. Baut dan mur (untuk menempelkan konektor N female ke Antena kaleng). 8. Lempengan pipa kuningan atau kawat tembaga yang gulungannya berdiameter 2,5 - 4 mm, bisa juga menggunakan kawat tembaga yang diambil dari kabel listrik. Tembaga yang penulis gunakan tembaga dari kabel coaxial RG 8 dengan panjang 3 cm.
Gambar 3.10 Kawat Tembaga
3.1.2.3 Client Client merupakan sistem komputer yang meminta atau mendapatkan layanan dari server pada jaringan komputer. Client dalam penelitian ini merupakan seperangkat komputer yang meminta atau membutuhkan akses jaringan kepada
31
server. Pada jaringan wireless ini client dilengkapi dengan PCI W-LAN untuk mendapatkan jaringan dari server.
3.2
Gain Antena Informasi penting dari antena buatan sendiri adalah gain antena, semakin
tinggi gain semakin baik antena. Untuk menghitung gain dari sebuah antena yaitu dengan menggunakan SWR (Standing Wave Ratio) dengan menggunakan SWR kita dapat mengetahui atau mengukur seberapa besar daya masuk ke antena. Karena keterbatasan dana dan penulis belum mendapatkan informasi dimana penulis dapat meminjam SWR, maka untuk menghitung gain dari antena kaleng yang penulis buat adalah dengan membandingkan kekuatan sinyal yang diterima dari antena buatan sendiri dengan antena standar yang telah diketahui gainnya.
3.3
Uji Coba Koneksi Jaringan Setelah antena kaleng dirakit penulis menguji antena kaleng tersebut.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan apabila penempatan access point dan antena kaleng pada posisi yang terhalangan oleh dinding atau pohon dengan tidak terhalang oleh dinding dan pohon. Pengujian antena kaleng dan hanya terbatas pada terkoneksi atau tidaknya antara access point dengan antena antena kaleng dan pengujian dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh antena kaleng dapat menangkap sinyal yang dipancarkan oleh access point dengan jarak 500 m.
32
3.3.1. Uji Coba Menggunakan Antena Kaleng •
Pada jarak 100 m (Tanpa Penghalang) Pengujian dilakukan di wilayah kediaman rekan penulis dimana access point
ditempatkan di luar rumah (server) dan PCI W-LAN dengan antena di tempatkan di luar ruangan (client). Penempatan access point dan antena kaleng diusahakan tidak terhalang apapun sehingga penulis dapat mengetahui jarak maksimum dari antena kaleng.
Gambar 3.11 TP-Link Wireless Client client utility pada jarak 100 m dengan antena
kaleng
Dengan menggunakan software TP-Link Wireless Client diperoleh kekuatan sinyal sangat baik. Antena kaleng dapat dengan baik menangkap dan memperkuat sinyal yang dipancarkan oleh access point bila dibandingkan dengan antena yang dimilik oleh TP-Link TL-WN650G/TL-WN651G.
33
Gambar 3.12 Ping koneksi pada jarak 100 m dengan antena kaleng Pengujian selanjutnya dilakukan pengetesan dengan menggunakan command prompt dengan melakukan test ping dari client yang dipasang antena kaleng dengan server, tempat access poin di tempatkan. Approximate round trip times yang diperlukan pada koneksi menggunakan antena kaleng adalah: Minimum = 0 ms
, Maksimum = 21 ms Rata-rata = 5 ms.
Pada saat ping yang pertama waktu yang dibutuhkan untuk sampainya paket yang dikirim adalah kurang dari 21 ms
•
Pada jarak 300 m (Dengan penghalang) Pengujian antena kaleng pada jarak 300 m dimana penempatan access point
dan antena kaleng tidak berada pada posisi yang lurus.
34
Gambar 3.13 TP-Link Wireless Client client utility pada jarak 300 m dengan antena
kaleng
Dengan menggunakan software TP-Link Wireless Client sinyal yang ditangkap oleh antena kaleng buruk (fair), jauh berbeda bila tidak ada penghalang antara access point dengan antena kaleng. Indikator pada TP-Link Wireless Client client utility tidak stabil sinyal yang dapat ditangkap bisa menjadi buruk (fair) atau sangat buruk (poor), akan tetapi tidak terjadi putus koneksi.
Gambar 3.14 Ping koneksi pada jarak 300 m dengan antena kaleng
35
Pengujian selanjutnya dilakukan pengetesan dengan menggunakan command prompt dengan melakukan test ping dari client yang dipasang antena kaleng dengan server, tempat access poin di tempatkan. Approximate round trip times yang diperlukan pada koneksi menggunakan antena kaleng adalah: Minimum = 5 ms
•
, Maksimum = 11 ms Rata-rata = 7 ms.
Pada jarak 500 m (Tanpa Penghalang) Pada jarak ini antena kaleng ditempatkan pada sebuah tiang antena / tower
agar gelombang yang dipancarkan tidak terhalang atau dipantulkan kearah yang berbeda sehingga antena kaleng dapat menangkap gelombang tesebut.
Gambar 3.15 TP-Link Wireless Client client utility pada jarak 500 m dengan antena
kaleng
36
Dengan menggunakan software TP-Link Wireless Client diperoleh kekuatan sinyal yang dapat ditanggap oleh antena kaleng berkurang jauh bila dibandingkan dengan jarak 100 m. Akan tetapi dengan kekuatan sinyal seperti gambar diatas dapat dikatakan dengan jarak 500 m antena kaleng masih dapat menangkap gelombang yang dipancarkan oleh access point dengan baik.
Gambar 3.16 Ping koneksi pada jarak 500 m dengan antena kaleng Pengujian selanjutnya dilakukan pengetesan dengan menggunakan command prompt dengan melakukan test ping dari clinet yang dipasang antena kaleng dengan server, tempat access poin di tempatkan. Approximate round trip times yang diperlukan pada koneksi menggunakan antena kaleng adalah: Minimum = 2 ms, Maksimum = 3 ms
Rata-rata = 8 ms.
Dari percobaan yang telah dilakukan analisa yang dapat diambil adalah pada jarak maksimum pengujian antena kaleng yaitu 500 m, antena kaleng masih cukup
37
baik mengangkap sinyal yang dipancarkan oleh access point bila ditempatkan diluar ruangan yang penghalangnya sedikit. Sinyal yang ditangkap oleh antena kaleng akan terganggu karena sinyal yang dipancarkan oleh access point terhalang oleh bendabenda yang dilewati oleh sinyal tersebut Oleh karena itu penempatan access point dan antena kaleng yang baik adalah ditempatkan diluar ruangan yang penghalangnya sedikit sehingga sinyal yang dipancarkan oleh access point dapat diterima dengan baik oleh antena kaleng