BAB II VALUE PROPOSITION
Value Proposition merupakan pernyataan dan janji yang di berikan perusahaan bagi konsumennya. Dalam bab ini akan dipaparkan alasan mengapa konsumen harus membeli produk ataupun menggunakan jasa yang ditawarkan perusahaan PT. SmartB Indonesia kepada target customer daripada membeli dari pesaing lainya, serta bagaimana produk/jasa tersebut dapat memberi solusi bagi permasalahan konsumen yang ada. Selain itu, pada bab ini akan dibahas juga mengenai analisa pasar melalui PESTLE Analysis, analisa pada industri menggunakan Five Forces Analysis, analisa kompetitor, serta analisa terhadap hasil penelitian yang dilakukan.
2.1. ANALISA PASAR INDONESIA 2.1.1. PESTLE Analisis PESTLE analysis merupakan alat yang digunakan oleh perusahaan untuk mengenal lebih detil tentang lingkungan eksternal sekitar (external marketing environment) dimana proyek perusahaan beroperasi atau akan beroperasi. PESTLE yang kadang pula disebut PEST analisis mencakup analisa dari segi Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Legal, dan Lingkungan (Environment). Hasil analisa dapat
18
19
memberikan penglihatan keadaan pasar secara menyeluruh dari beberapa sudut pandang atau yang biasa disebut bird’s eye view. a. Political Faktor politik akan mempengaruhi keadaan ekonomi maupun keadaan beberapa macam industri. Misalnya naiknya pajak, peraturan fiscal, hingga bea cukai. Semua ini dapat mempengaruhi keadaan ekonomi
pada
bisnis,
seperti
naiknya
harga
modal
yang
mengakibatkan naiknya harga jual. Keadaan politik di Indonesia sudah cenderung lebih stabil setelah adanya pemilihan presiden di tahun 2014. Walaupun masih ada isu-isu reshuffle kabinet dan ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan Joko Widodo. Keadaan politik yang stabil akan mendukung pemasaranya gelang GPS “Smart B” di pasar Indonesia karena sudah terbentuknya kebijakan-kebijakan negara.
b. Economic Tekanan pada ekonomi akan berpengaruh pada pengeluaran konsumen. Jika angka inflasi meningkat, bisnis dan penjualan akan terkena dampaknya pula. Penjualan export akan terkena dampak dari konversi mata uang. Pada tahun 2014 hingga 2015 ini, nilai tukar mata uang Rupiah terhadap US Dollar melemah yang menghambat perekonomian di
20
Indonesia. Hal ini berdampak pada menaiknya tingkat kriminalitas yang terjadi disekitar. Namun bagi pasangan suami istri yang bekerja, tidak akan terlalu terpengaruh secara finansial dan masih dapat mampu untuk membeli gelang GPS yang dapat mengawasi buah hati mereka ketika mereka sedang tidak bersama. c. Social Tren
kebudayaan
lokal,
demografis,
analisa
populasi
merupakan faktor yang social yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada sistem operasi/kinerja perusahaan. Peran anak dalam keluarga di Indonesia sangatlah penting. Hampir setiap pasangan suami istri di Indonesia mendambakan kehadiran buah hati di dalam kehidupan berkeluarga. Oleh karenanya, bagi orangtua yang telah memiliki anak, sangat dijaga kesehatanya, keamanannya, dan proses tumbuh kembang anak tersebut. Apalagi maraknya aksi kriminalitas terhadap anak yang sedang gencar di beritakan media massa akhir-akhir ini, kebanyakan orangtua cukup was-was dalam melepas anaknya bepergian sendirian, tanpa pengawasan orang yang lebih dewasa. Tercatat di tahun 2014 adanya 196 laporan kasus penculikan dan 622 laporan merupakan kasus kekerasan (Sumber: CNN Indonesia). Tidak sedikit keluarga yang berstatus kelas menengah dan keatas mengandalkan pengasuh/baby sitter dengan harapan mereka dapat mendampingi anaknya selama mereka bekerja atau melalukan aktifitas lain sehingga tidak dapat berada disamping
21
anaknya. Namun padda jaman sekkarang, keberradaan sang pengasuh pun i sebenarnnya tidak dappat dipercayaai sepenuhnyya lagi. Konndisi seperti ini akan berrakibat kuranng baik padda anak dalaam masa-m masa eksploraasi tumbuh kembang k meereka yang penuh p dengaan rasa inginn tahu. Dimaana orangtua membatasi ruang gerakk anak oleh karena rasaa kekhawatirran yang ada di dalam dirri orangtua. K Kehadiran geelang GPS “Smart B” akan membberikan soluusi dalam meengatasi kekkhawatiran yang y orangtuua rasakan diiwaktu mereeka tidak dappat mendam mpingi anakknya. “Smarrt B” dihaddirkan denggan harapan untuk meengurangi kasus-kasus k tindak kriminal k yaang meresahkkan orangtuaa. d. d Technologgy Peertumbuhan pengguna smartphone di Indonessia menduduuki peringkatt kedua dunia setelah Inddia (Gambarr 2.1).
Gambar 2.1. Penggunaa Smartphone Sumbeer : eMarketter, 2014
22
Sedangkan, tingkat penggunaan teknologi smartphone dan aplikasi di dalam negeri terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dapat dilihat dari Gambar 2.2. Diperkirakan pada tahun 2018 terjadi peningkatan jumlah pengguna Smartphone secara signifikan hingga 42,6%.
Gambar 2.2. Populasi pengguna Smartphone di Indonesia Sumber: Statista, 2014 Pengguna smartphone yang terhubung dengan berbagai aplikasi yang ada ternyata cukup tinggi (Gambar 2.3) . Smartphone mendukung fitur GPS yang biasa digunakan sebagai pencari jalan di era modern ini. Lebih dari itu, GPS sebelumnya sudah dipakai dalam bidang yang lebih luas seperti untuk militer, ilmuwan hingga pemilik bisnis. Contoh teknologi GPS yang sedang marak digunakan dan sedang sangat digemari penduduk Indonesia yaitu GOJEK. Walaupun baru hadir di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bali, dan Surabaya, namun kehadiran GOJEK sangat diminati konsumennya karena sangat
23
membantu model transportasi terutama di daerah perkotaan. Selain Gojek, ada model transportasi seperti UBER Taxi, bajaj sudah melakukan bisnis dalam bidang jasa yang menggunakan alat bantu GPS. Berdasarkan keberhasilan yang telah diraih contoh-contoh sebelumnya, maka sangat memungkinkan juga bagi gelang GPS untuk berkembang di Indonesia.
Gambar 2.3. Pengguna Smartphone yang terhubung dengan aplikasi Sumber : Nielsen Analysis, 2013
e. Environment Industri seperti pertanian, parawisata, perkebunan memiliki dampak terhadap lingkungan hidup sekitar. Oleh karena itu, sebuah perusahaan harus mengerti industri seperti apa yang sedang mereka geluti dan apakah dampak yang akan dihasilkan terhadap lingkungan sekitarnya.
24
Dalam hal gelang GPS, gelang yang terbuat oleh plastik, baja dan beberapa tipe metal lainya tidak akan merusak lingkungan secara signifikan.
f. Legal Terdapat dua macam faktor legal yang mempengaruhi yaitu internal dan eksternal. Ada beberapa peraturan yang diturunkan negara yang berdampak pada keadaan bisnis di suatu negara begitu juga ada peraturan yang dibuat oleh perusahaan itu sendiri yang harus di penuhi. Contohnya adalah hak perlindungan konsumen, standart kesehatan, peraturan ketenagakerjaan dan lain sebagainya. Dalam hal gelang GPS, hingga saat ini masih belum ada peraturan yang dikeluarkan pemerintah menyangkut sistem maupun produk tersebut. Oleh karena itu, SmartB tidak memiliki hambatan apapun dalam penggunaanya di Indonesia.
2.1.2. FIVE FORCES ANALISIS INDUSTRI Five Forces analisis adalah alat bisnis yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisa lima tekanan persaingan ketika perusahaan masuk dalam sebuah industri. Dari hasil analisa ini, perusahaan akan mampu mengetahui tingkat/intensitas kompetisi di dalam industri tersebut sehingga perusahaan dapat mengetahui apakah
25
industri tersebut masih memiliki daya tarik atau sudah di tahap jenuh. Jika ternyata perusahaan tersebut masih meliat adanya peluang, maka analisa Five Forces dapat membantu perusahaan dalam menyusun strategi untuk dapat exist di industrinya dan menghasilkan laba. Berikut adalah ke-lima tekanan yang menentukan kekuatan kompetisi dalam sebuah situasi bisnis.
Gambar 2.4 Diagram 5 Froces Sumber : www.sasb.org, 2014
a.
Bargaining Power of Suppliers (Low) Hal ini digunakan bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat power yang dimiliki oleh si pemasok. Jika pemasok/supplier memiliki power yang cukup kuat, maka harga produk dapat di naik kan lebih mudah oleh mereka. Perlu diketahui ada berapa pemasok yang ada, seberapa
unik
produk/jasa
mereka,
kekuatan
mereka
dalam
26
mengontrol bisnis suatu perusahaan, harga yang harus dibayar perusahaan jika mengganti supplier dan lain sebagainya. Semakin sedikit supplier yang dimiliki perusahaan, semakin bergantung perusahaan itu kepada supplier, semakin kuat power mereka terhadap perusahaan tersebut. Ancaman dari kekuatan penawaran supplier untuk produk Gelang GPS ini adalah cukup rendah (low supplier power). Sebagai brand leader yang membawa masuk produk gelang untuk masuk ke Indonesia, serta adanya 2.041 jumlah supplier Gelang GPS tracking untuk anak-anak, maka harga yang diberikan pun akan kompetitif antar supplier b.
Threat of Substitute Products or Services – (Medium) Ancaman dari produk kompetitor lain sebagai substitusi dari produk yang perusahaan tawarkan bergantung dari seberapa unik dan berguna dari produk yang ditawarkan. Pertanyaan yang mungkin dapat memastikan bahwa produk suatu perusahaan lebih unggul dan tidak ada produk substitusi yang lebih baik adalah :
•
Apakah produk yang ditawarkan perusahaan unik dan belum pernah ada di pasaran?
•
Apakah produk yang ditawarkan perusahaan sangat berguna dan dapat dibeli dengan harga yang sesuai?
27
Hingga saat ini supplier Gelang GPS tracking untuk anak-anak belum ada kompetitor secara langsung dalam bentuk produk. Yang masih disebut sebagai penganti potensial yang ada adalah seperti baby sister atau pembantu dan kepercayaan para orang tua untuk menitipkan anak pada rekan atau keluarga dekat. Namun, sesuai hasil penelitian yang dilakukan pada orangtua, pada kenyataanya masih banyak keraguan yang dimiliki orangtua ketika menitipkan anaknya kepada pembantu maupun keluarga. Lebih lagi dengan permasalahan ibu-ibu yang sulit mendapatkan pembantu akhir-akhir ini. Dengan demikian, ancaman produk pengganti masih dapat dikategorikan sebagai medium. c.
Bargaining Power of Buyers – ( Low ) Segmen memiliki kekuatan tawaran yang kuat dari pihak luar. Kekuatan konsumen terhadap pembelian dan menawar tergantung dari jumlah penjual yang ada, seberapa penting perusahaan melihat seorang pembeli, harga yang harus dibayar konsumen ketika mengganti produk/jasa dari satu merek ke merek lain. Semakin sedikit konsumen yang membeli produk/jasa suatu perusahaan, semakin besar kekuatan mereka untuk negosiasi. Dalam hal gelang GPS, bertumbuhnya produk substitusi masih tergolong rendah sedangkan jumlah target konsumen tergolong banyak. Sebagi perusahaan yang akan menjual gelang GPS pertama di Indonesia, maka akan mendapat keuntungan sebagai brand leader. Contohnya, belum adanya kompetitor yang menjual produk yang sama
28
(direct competitor), sehingga tekanan dari konsumen akan tergolong rendah (low). d.
Threat of New Entrants (Medium to High) Segmen yang atraktif adalah segmen yang memiliki hambatan yang tinggi dalam keluar masuk bisnis, memiliki potensi laba yang tinggi, dan lain sebagainya. Semakin sulit dicontoh produk/jasa yang ditawarkan serta semakin mahal investasi atau tinggi tingkat teknologi yang digunakan, makan semakin rendah ancaman dari pemain baru. Perusahaan yang menjual dalam jumlah yang besar juga dapat diuntungkan dari economies of scale yang mungkin tidak dapat dimiliki pemain baru. Dalam bisnis gelang GPS, ancaman dari pemain baru dapat tergolong sedang hingga tinggi. Dikarenakan, industri teknologi cukup mudah untuk dicontoh.
e.
Rivalry Among Existing Competitors (Low) Jika suatu segmen memiliki pemain yang cukup banyak, dapat dikatakan bahwa segmen tersebut telah mencapai titik jenuh sehingga tidak lagi menjadi segmen yang menarik untuk di masuki investor. Semakin banyak pesaing yang menawarkan produk/jasa dengan kualitas yang sama, maka semakin tidak berdaya sebuah perusahaan dalam menegosiasikan produknya kepada konsumen yang mungkin akan mencari penjual lain yang dapat memberi penawaran harga lebih rendah. Di sisi lain, jika tidak ada pesaing yang dapat menawarkan
29
produk/jasa dengan kualitas yang sama dengan harga yang lebih baik, maka perusahaan tersebut memiliki kekuatan yang besar dalam berjualan. Sebagai brand leader dan tidak adanya direct competitor (kompetitor produk gelang GPS tracking untuk anak-anak) hingga saat ini secara langsung, maka tekanan dari pesaing dapat dikategorikan rendah.
2.2. PENELITIAN PERILAKU KONSUMEN Penelitian lebih lanjut dilakukan untuk mengetahui insights dan daya tarik “Smart B”. Terdapat 12 responden yang berpartisipasi dalam riset menggunakan teknik qualitatif In-depth interview pada tanggal 27-28 Oktober 2015. Sebagian besar dari responden riset merupakan ibu rumah tangga yang berumur dibawah 40 tahun dan berpenghasilan rata-rata dibawah sepuluh juta Rupiah per bulannya. Adapun beberapa responden mencakup ibu yang berkarir dan dua orang merupakan bapak yang bekerja sebagai karyawan negeri dan wirausaha. Beberapa pertanyaan seputar jumlah anak yang dimiliki, sumber informasi yang mereka percayai untuk merekomendasikan barang anak, dan siapa yang berpengaruh dalam mengambil keputusan pembelian barang. Dalam proses interview, responden menjawab bahwa kesehatan dan keamanan anak adalah hal yang paling di prioritaskan. Responden kemudian
30
ditanya lebih dalam, kebanyakan dari mereka menjawab bahwa mereka sangat mengkhawatirkan keamanan sang anak ketika sedang beraktifitas dan mereka masih belum merasa cukup dalam memberikan pengjagaan untuk keamanan anak. Beberapa responden mengatakan bahwa mereka masih harus bergantung pada pengasuh/babysitter atau orangtua (kakek/nenek sang anak) untuk mendampingi anak mereka ketika beraktifitas. Namun ada beberapa responden yang menjaga anaknya sendiri atau di tinggalkan dibawah pengawasan istri/suami. Ketika ditanya seberapa puas mereka dengan hasil pengawasan yang dilakukan terhadap anak, hampir semua menjawab belum puas sepenuhnya. Seperti halnya yang diutarakan oleh responden berikut: ”Hanya bekerja selama 1 tahun masa kontrak yg ditetapkan dari yayasan, setiap tahun harus mencari pengasuh baru.” (Meisye, 38 tahun, karyawan swasta). Masalah ketidaknyamanan seperti ini kerap kali dirasakan para ibu yang harus menggonta-ganti pengasuh mereka sehingga menjadi kurang dapat diandalkan. Penuturan responden lain yang juga menggunakan jasa pengasuh berkata: “Suka males susnya.. anaknya dimana... eh dianya dimana...” (Dewi, 42 tahun, ibu rumah tangga). Dari tanggapan responden seperti diatas, dapat kita simpulkan bahwa pengasuh pun tidak selalu merasa memiliki tanggung jawab dalam hal menjaga anak yang dapat menjadikan kelalaian atau celah untuk kriminalitas
31
terjadi. Bukan hanya keluhan dari responden yang menggunakan pengasuh yang didapat dari interview, namun bagi salah satu responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga yang secara langsung mengasuh dan mendampingi anaknya seharian mengakui: “Terkadang lengah....tidak mungkin 24 jam mereka (anak-anak) selalu di dekat dan berada di dekat saya selalu....karena mereka sekolah dan les yang tidak selalu berada di dekat saya...” (Lita, 37 tahun, ibu rumah tangga). Responden kemudian ditanyakan, jika ada produk yang memiliki teknologi untuk melacak keberadaan anak mereka diluncurkan, seluruh responden menanggapinya dengan sangat antusias. Mereka mengatakan hendak membeli produk tersebut. Semua responden setuju bahwa mereka akan merekomendasikan produk ini kepada teman maupun keluarga mereka. Mereka berpendapat bahwa teman dan saudara mereka akan membutuhkan juga gelang GPS bagi anak-anaknya. Salah satu kutipan dari responden ketika ditanya apakah relasi responden akan tertarik juga dengan gelang GPS: ”Saya rasa tertarik...karena pada jaman sekarang, itu sangat di perlukan...bagi orang tua yang peduli dan sayang terhadap anaknya..“ (Lita, 37 tahun, ibu rumah tangga). Harga yang hendak dibayar untuk produk tersebut berkisar pada satu hingga dua juta Rupiah menurut hasil interview, seperti yang dituturkan: “Hmm.. satu juta sih masih worth it sih buat teknologi kayak begini..” (Lina, 40 tahun, ibu rumah tangga)
32
Namun dalam persepsi responden lainya menjawab yang penting sesuai kantong standart orang Indonesia dan ada pula yang menjawab dua ratus ribu Rupiah. Dari hasil in-depth interview yang dikumpulkan, dapat dilihat bahwa gelang GPS memiliki urgency yang cukup tinggi dengan daya tarik konsumen yang cukup besar.
2.3. ANALISA KOMPETITOR Untuk mengetahui kompetitor yang ada di pasar saat ini, perusahaan dapat mengategorikan jenis kompetitor menjadi 3 tipe yaitu (sumber: www.enterpreneur.com): 1.
Direct Competitor – Jika ada perusahaan lain yang menjual produk yang sama dan memiliki tujuan revenue yang sama, maka perusahaan tersebut dapat di kategorikan sebagai direct competitor. Namun pada bisnis gelang GPS, masih belum ditemukan adanya direct competitor yang menjual produk yang sama di Indonesia.
2.
Indirect Competitor – Jika ada perusahaan lain yang menjual produk/service yang sama namun memiliki tujuan bisnis atau revenue yang berbeda, maka perusahaan tersebut dapat dikategorikan sebagai indirect competitor. Di Indonesia, masih belum ada perusahaan yang menjual gelang GPS. Oleh karena itu, dapat dibilang indirect competitor juga tidak di temukan.
33
3.
Replacement Competitor – Jika terdapat perusahaan lain yang menawarkan produk atau jasa yang berbeda namun dapat menggantikan produk (sebagai produk substitusi) yang ditawarkan perusahaan tersebut dan memiliki target konsumen yang sama, maka perusahaan lain itu dapat disebut sebagai replacement competitor. Dalam bisnis gelang GPS, replacement competitor adalah pengasuh anak/baby sitter, kakek-nenek, supir, dan guru di sekolah. Dari hasil in-depth interview yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sebagian dari responden masih sering menitipkan anaknya pada orangtua (kakek-nenek
sang
anak),
beberapa
diantaranya
menggunakan
jasa
pengasuh/babysitter, dan sebagian kecil diantaranya mengurus anaknya sendiri. Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki replacement kompetitor yang disebutkan diatas adalah: •
Pengasuh/baby sitter: Kelebihan
: Seharusnya dapat dipercaya untuk menjaga dan mengasuh
anak Kekurangan
: Terkadang lalai dalam menjalankan tugas, rentan melakukan
kekerasan kekerasan anak, kurang dapat dipercaya terlebih karena maraknya berita kejahatan yang dilakukan terhadap anak oleh pengasuhnya sehingga orang tua khawatir akan keselamatan anak. •
Kakek-Nenek : Kelebihan
: Dapat dipercaya dalam menjaga dan merawat anak
34
Kekurangan
: Kurang dapat diandalkan mengingat usia yang sudah tidak
muda lagi, sehingga dapat terjadi kelalaian dalam menjaga. •
Diri Sendiri : Kelebihan
: Sangat terpecaya, mengerti terbaik bagi anaknya.
Kekurangan
: Keterbatasan waktu karena orangtua harus melakukan
berbagai tugas lain yang menyebabkan kurangnya pengawasan terhadap anak.
Setelah selesai mengidentifikasikan kompetitor yang ada di pasar, selanjutnya, SmartB melakukan analisa SWOT untuk mengetahui kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), kesempatan (Opportunities), dan ancaman (Threats) pada bisnis tersebut. •
Kekuatan (Strength) : Faktor-faktor positif yang dimiliki perusahaan yang dapat dikontrol dan dipergunakan. Strength merupakan kekuatan secara internal yang ada didalam perusahaan itu sendiri. Kekuatan yang dimiliki perusahaan yang membedakan perusahaan tersebut dengan pesaingnya. Contohnya : merek yang kuat, pelanggan setia, teknologi yang unik. Kekuatan bagi bisnis gelang GPS adalah keberadaanya yang hadir pertama kali di Indonesia. Menggabungkan fashion, utility,dan technology.
•
Kelemahan (Weaknesses) : Merupakan area dimana sebuah perusahaan perlu di kembangkan lebih lagi untuk meningkatkan data dalam berkompetisi. Masalah yang mungkin dihadapi seperti tingginya perputaran pekerja, menaiknya hutang perusahaan, dan menurunya volume penjualan. Kelemahan
35
yang mungkin ada pada gelang GPS yaitu belum adanya awareness dari publik sehingga perlunya promosi dan marketing yang sesuai dan menarik bagi target market. •
Kesempatan (Opportunities) : Area dimana perusahaan memiliki kesempatan untuk bertumbuh. Dapat dikategorikan sebagai kekuatan perusahaan. Opportunity yang biasa ditemukan pada bisnis seperti menawarkan variasi produk/servi kepada existing customer, menurunkan harga produksi (meningkatkan efisiensi melalui penggunaan teknologi yang
mutakhir).
Opportunity yang dapat di gunakan gelang GPS yaitu kemampuan GPS teknologi untuk terus di update, sehingga bukan hanya dapat di gunakan untuk anak-anak, namun dapat pula digunakan untuk orang lanjut usia yang mengidap penyakit Alzheimer. •
Ancaman (Threat) : Ancaman bisnis termasuk tingkat kompetisi, keadaan ekonomi negara, dan masalah external lainya yang dapat berdampak buruk bagi bisnis. Contoh ancaman yang biasa terjadi yaitu kenaikan harga modal, meningkatnya persaingan, keterbatasan tenaga kerja, dan lain sebagainya. Faktor yang dapat menjadi ancamanan bagi gelang GPS yaitu harga tariff bea cukai yang dapat meningkat sewaktu-waktu sehingga akan berdampak pada margin yang diterima perusahaan.
2.4. POTENSI SMARTB
36
Gelang GPS akan sangat bermanfaat untuk anak-anak yang masih berusia 1 tahun keatas. Produk ini dapat digunakan bukan hanya untuk anakanak yang kedua orang tuannya bekerja, namun dapat digunakan bagi siapa saja yang memerlukan pengawasan yang lebih akurat terhadap anaknya walaupun dengan dampingan pengasuh atau keluarga. Gelang GPS ini dapat melacak lokasi keberadaan sang anak yang dapat dilihat orang tua melalui aplikasi smartphone mereka. Lebih dari itu, gelang GPS yang dilengkapi dengan kemampuan jaringan seluler dapat mengirimkan signal atau menelpon melalui dua cara yaitu melalui suara (Voice Calling) atau melalui video tatap muka (Video Calling) orang tua melalui tombol pada gelang tersebut. Nomor kedua orang tua dapat disimpan pada kedua tombol gelang. Kegunaan seperti ini sangat berguna untuk menghindari kriminalitas ataupun kekerasan pada anak yang dimana kasus seperti ini sedang marak di bicarakan masyarakat Indonesia. Untuk mengetahui potensi penjualan gelang GPS “Smart B” di Indonesia, pertama-tama, segmentasi akan dilakukan guna mengetahui target segmen yang akan di raih. Sesuai dengan data dari BCG (2013) dan Mc Kinsey (2011), dapat dilihat bahwa penduduk di Indonesia dapat di bagi menjadi tujuh kategori Socio-economic Status (SES) yang dihitung sesuai pengeluaran perbulan untuk kebutuhan rumah tangga: Poor (pengeluaran paling banyak satu juta Rupiah), Aspirant (pengeluaran satu sampai satu setengah juta Rupiah), Emerging Middle (pengeluaran satu setengah sampai dua juta Rupiah), Middle (pengeluaran dua sampai tiga juta Rupiah), Upper
37
Midd dle (pengeluaran tiga hinngga lima jutta Rupiah), Affluent A (penngeluaran lim ma hingg ga tujuh setengah juta Rupiah), R Eliite (pengeluaaran diatas tujuh t setenggah juta Rupiah). R Maasing-masingg kategori juuga memilikki sifat dan kebiasaan k yaang berbeeda-beda dalam berbelannja. Sifat dann kebiasaan dapat dilihaat pada gambbar 2.6 dibawah d ini.
Gambarr 2.5. Jumlahh penduduk Indonesia seesuai SES Sum mber : BCG,, 2013
38
Gambar 2.6 . Karakteristik Setiap SES Sumber : McKinsey, 2011
Dari kedua figur diatas, segmen Affluent atau yang juga di sebut Virtuous well-offs merupakan segmen yang paling tepat untuk disasar perusahaan gelang GPS. Segmen ini termasuk dalam kategori pekerja professional berusia dua puluh lima hingga empat puluh lima tahun dengan mendapatan menengah hingga atas (middle-high income) dengan pengeluaran perbulan lima hingga tujuh juta Rupiah. Mereka tidak melihat kesuksesan adalah menjadi kaya atau mempunyai sosial status yang tinggi. Tidak mudah terpengaruh terhadap lingkungan sekitar mereka diperkotaan, mereka hanya membeli produk yang mereka sangat perlukan, sebagai tambahan mereka sangat menghargai keluarga dibanding segmen lain. Konsumen dalam segmen ini sangat berorientasi kepada keluarga ketika memutusakan membeli suatu barang. Oleh karena itu, segmen ini tepat sasaran dalam hal penawaran “Smart B” yang berguna bagi anaknya. Seperti yang tertera dalam gambar 2.5, terdapat 6.6 juta penduduk yang berada pada kategori affluent / virtuous well-offs di Indonesia yang berarti 2.66 % dari total penduduk Indonesia. Estimasi jumlah anak yang berumur 0-14 tahun di Indonesia sejumlah 66 juta (CIA,2014), maka dapat diestimasikan potensi market sebesar kurang lebih 1.755.600 anak yang terlahir di kelas affluent/virtuous well-offs. Jika 3.9% dari penduduk di Indonesia berdomisili di Jakarta . Dapat kita kalkulasikan terdapat paling
39
sedikit 68.469 anak berumur 0-14 tahun di Jakarta terlahir di keluarga affluent. Diharapkan penjualan produk SmartB pada tahun pertama dapat mencapai 7.000 gelang atau sekitar 9.5% dari market size yang sesuai target market SmartB. Sedangkan growth rate di Indonesia pertahunnya mencapai 0.92% yang berarti adanya 630 orang anak dikelas affluent yang terlahir setiap tahunnya.
Jumlah penduduk Affluent (2012)
: 6.6 juta penduduk
Total penduduk Indonesia (2012)
: 248 juta penduduk
Persentase penduduk Affluent
: 2.66%
2.66% dari jumlah anak: Jumlah anak berumur 0-14 tahun (2015)
: 66Juta
Jumlah anak 0-14 tahun Affluent
:1.76juta
3.9% dari 1.76 juta anak Persentase penduduk di Jakarta
: 3.9%
Jumlah anak <14 tahun, Affluent,Jakarta
: 69.000 anak
Lebih dari sekedar gelang GPS untuk anak-anak, gelang ini juga dapat diperuntukan bagi orang-orang yang telah berusia lanjut atau mengidap
40
penyakit Alzheimer dimana penderita memiliki keterbatasan dalam hal mengingat sehingga sering kali terjadi hilangnya anggota keluarga yang lanjut usia. Jika produk ini dieksplorasi lebih lanjut, maka potensi market yang ada akan bertambah.
2.5. EKSPEKTASI KONSUMEN TERHADAP SMARTB Dari hasil riset yang didapat melalui in-depth interview, kebanyakan responden memiliki ekspektasi bahwa gelang tersebut dapat memberikan solusi kekhawatiran orangtua yaitu keamanan yang lebih bagi pemakainya (anak-anak). Dapat mengawasi dan menjadi alat bantu untuk berkomunikasi antara orang tua dan anak ketika anak-anak sedang tidak didampingi orang 2 tuanya sehingga memberikan rasa aman dan nyaman. Beberapa responden juga berharap bahwa gelang tersebut dapat tahan air, memiliki fungsi kamera online, dan tidak terlalu mencolok untuk dipakai diluar rumah.
Seperti
penuturan salah satu responden “Kalau bisa sih tidak terlalu mencolok yah.. biar sus atau orang jahat tidak notice..” (Lenny, 38 tahun, ibu rumah tangga) Dalam hal harga, kebanyakan dari responden memiliki budget (willingness to spend) berkisar diangka satu juta hingga dua juta Rupiah, tergantung fitur yang ditawarkan. Beberapa juga mengatakan agar dapat dijual sesuai dengan “standart kantong” orang Indonesia. Mereka juga berekspektasi
41
bahwa gelang ini akan dapat menjadi produk yang dapat membantu sanak keluarga dan teman-teman mereka.
2.6. VALUE PROPOSITON 2.8.1
Ide Bisnis dan Value Proposition Ide dari Bisnis Model ini adalah dengan mengembangkan teknologi GPS untuk menjadi solusi bagi kekhawatiran yang dirasakan orangtua ketika mereka sedang tidak dapat mendampingi anak mereka dalam bentuk gelang. SmartB merupakan gelang GPS pertama yang akan pertama kali diluncurkan di Jakarta. SmartB
diperuntukan
untuk
orangtua
yang
memiliki
keterbatasan dalam menjaga dan mendampingi anaknya selama bersekolah atau beraktifitas di luar rumah. Dalam memilih target customer, penduduk di Jakarta akan dibagi menjadi tujuh grup sesuai dengan budget pengeluaran bulanan untuk keperluan rumah tangga atau biasa disebut Socio-Economic Status (Sumber:BCG). Tujuh grup tersebut diantaranya adalah Poor (pengeluaran maksimal satu juta Rupiah), Aspirant (pengeluaran satu sampai satu setengah juta Rupiah), Emerging Middle (pengeluaran satu setengah sampai dua juta Rupiah), Middle (pengeluaran dua sampai tiga juta Rupiah), Upper Middle (pengeluaran tiga hingga lima juta Rupiah), Affluent (pengeluaran lima hingga tujuh setengah juta Rupiah), Elite (pengeluaran diatas tujuh setengah juta Rupiah).
42
Dari segmentasi yang telah dijabarkan diatas, maka perusahaan perlu melakukan targeting yang bertujuan untuk memfokuskan penjualan kepada sasaran konsumen yang dipilih yang memiliki persamaan gaya hidup atau spending yang cocok dengan perusahaan SmartB. Target yang cocok untuk produk SmartB adalah Affluent class. Segmen ini termasuk dalam kategori pekerja professional berusia dua puluh lima hingga empat puluh lima tahun dengan mendapatan menengah hingga atas (middle-high income) dengan pengeluaran perbulan lima hingga tujuh juta Rupiah. Mereka tidak melihat kesuksesan adalah menjadi kaya atau mempunyai sosial status yang tinggi. Tidak mudah terpengaruh terhadap lingkungan sekitar mereka diperkotaan, mereka hanya membeli produk yang mereka sangat perlukan, sebagai tambahan mereka sangat menghargai keluarga dibanding segmen lain. Konsumen dalam segmen ini sangat berorientasi kepada keluarga ketika memutusakan membeli suatu barang. Oleh karena itu, segmen ini tepat sasaran dalam hal penawaran “Smart B”, produk yang diperuntukan untuk anak-anak. Positioning untuk produk SmartB adalah “A device that helps parents to monitor their kids, keeping them safe and supervised anytime, anywhere.”. Diharapkan SmartB dapat membantu orangtua dalam mengawasi anaknya ketika anak sedang tidak didampingi orangtua. Tingginya tingkat kejahatan yang dilakkukan terhadap anak
43
akhir-akhir ini sangat meresahkan orangtua sehingga anak sering kali dilarang untuk mengeksplorasi / beraktifitas diluar rumah. 2.8.2
Value Proposition Value proposition yang ditawarkan oleh SmartB lebih dari sekedar jam tangan biasa. Berikut adalah fitur-fitur yang dimiliki oleh SmartB: -
Design yang unik, modis, dan ringan
-
GPS, GSM, dan 3G
-
GPS untuk menunjukan lokasi dengan tepat & akurat
-
Jaringan Bluetooth yang dapat dikoneksikan ketika berpergian namun anak masih dalam area yang sama
-
Baterai yang dapat bertahan hingga tiga hari
-
Perangkat selular menggunakan Voice Calling dan Video Calling (kamera dua megapixel) untuk mendukung komunikasi dua arah
-
Layar dengan penunjuk waktu dan alarm
-
Tombol SOS untuk meminta bantuan darurat
-
Stiker dan emoji yang menarik untuk dikirimkan ke
44
teman-teman terdekat -
Pin/charm yang berbentuk karaketer lucu yang dapat di ganti-ganti sesuai keinginan
-
Alarm penanda baterai lemah
-
Mendukung penggunaaan aplikasi bagi orangtua di smarthphone berbasis Android
-
Permainan anak-anak Dari fitur – fitur diatas, diharapkan ”SmartB” dapat
mengurangi rasa khawatir orang tua terhadap anaknya ketika anaknya ditinggal bersama pengasuh atau kakek-nenek, maupun ketika berada disekolah. Bentuknya yang dapat digunakan sebagai jam tangan akan memudahkan pengguna untuk membawanya kemana saja tanpa terlihat terlalu mencolok. Adanya games diharapkan dapat membuat anakanak senang untuk menggunakanya.