BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Organisasi Komunikasi Organisasi (Organizational Communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berangsung dalam jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok.1 Organisasi adalah system yang satu sama lain berhubngan sehingga menjadi menjadi satu kesatuan yang terpadu untuk mencapai tujuan tertentu dalam organisasi tersebut.2 Dalam organisasi yang sehat, para bawahan tidak segan - segan untuk mengutarakan pendapatnya tanpa diminta terlebih dahulu oleh sang atasan. Danterkadang pula pendapat yang mereka utarakan tersebut bertentangan denganpendapat sang atasan. Disinilah para pemimpin harus bersifat terbuka dan lapang dada menerima semua saran dan masukan dari para bawahan. terlebih lagi jikamasukan dan pendapat tersebut ditujukan semata - mata demi kemajuan dankepentingan organisasi.3 Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa sebuah organisasi yang baik harus mempunyai alur komunikasi yang baik pula. Dengan membiasakan diri mempraktekan dan penggunaan komunikasi yang baik didalam organisasi tersebut,
1
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Edisi Revisi, Bandung: PT. Remaja Rosadakarya, 2010, hal. 83 2 Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosadakarya, 2010, hal. 114 3 Sutojo, Siswanto, Manajemen Perusahaan Indonesia. (PT. Pustakga Binaman Pressindo, Jakarta), I987
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
maka secara otomatis kehidupan di dalam organisasi yang bersangkutan akan berlangsung secara baik. 2.1.1 Aliran lnformasi Dalam Orgunisasi. Jaringan komunikasi sangat berpengaruh terhadap keharmonisan hubungan karyawan. Luasnya jaringan komunikasi tersebut ditentukan oleh mekanisme formal, seperti jaringan yang digambarkan dalam struktur organisasi. Namun tidak menutup kemungkinan terbentuknya jaringan komunikasi informal yang timbul tanpa perhatian dan perencanaan terlebih dahulu. Dalam komunikasi organisasi kita berbicara secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang otoritasnya lebih rendah – komunikasi ke bawah; informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggi - komunikasi atas; informasi yang bergerak diantara orang - orang dan jabatan - jabatan yang sama tingkat otoritasnya - komunikasi horizontal; atau informasi yang bergerak diantara orang - orang dan jabatan - jabatan yang tidak menjadi atasan ataupun bawahan satu dengan yang lainnya dan mereka menempati bagian fungsional yang berbeda - komunikasi lintas saluran.4 Berikut adalah keempat arah formal aliran informasi dalam sebuah organisasi5: 1. Komunikasi kebawah (Downward Communications) Komunikasi ini berlangsung dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada merakayang
Pace,R. Wayne and Don Faules . Komunikasi Organisasi, StrategiMeningkatkan Kinerja Perusahaan, ed Daddy Mulyana, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, hal. 183 -184 5Ibid. 184 – I99 4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
berotoritas lebih rendah.Ada lima jenis inforrnasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepadabawahan (Katz & Kahn, 1966)6, dalam buku Pace, R. Wayne and Don F. Faules: 1) Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan (Job Instruction). 2) Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan. 3) Informasi mengenai kebijakan dan praktik - praktik organisasi (Procedures and Practices). 4) Informasi mengenai kinerja pegawai. Untuk menyampaikan informasi~kepada bawahan dapat dilakukan dengan berbagai metode. Ada enam kriteria yang sering digunakan untuk memilih metode penyampaian informasi kepada karyawan, yakni: 1) Ketersediaan Yaitu ketersediaan metode - metode dalam suatu organisasi yang cenderung digunakan. Setelah menginventarisasikan metode yang tersedia, organisasi dapat memutuskan metode apa yang dapat ditambahkan untuk suatu program keseluruhan yang efektif. 2) Biaya Metode yang paling murah cenderung dipilih untuk penyebaran informasi rutin dan tidak mendesak. Bila diperlukan ataudiinginkan penyebaran informasi yang tidak rutin dan mendesakmetode yang lebih mahal tetapi lebih cepat dapat digunakan.
6
Ibid. I85
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
3) Pengaruh Metode yang tampaknya memberikan pengaruh atau kesan palingbesar sering dipilih daripada metode yang baru. 4) Relevansi Metode yang tampak paling relevan dengan tujuan yang ingindicapai akan lebih sering dipilih. Bila tujuannya singkat dansekedar
menyampaikan
informasi,
dapat
dilakukan
denganpembicaraan diikuti oleh memo. 5) Response Metode yang dipilih akan dipengaruhi oleh ketentuan apakah dikehendaki atau diperlukan response khusus terhadap informasi tersebut. 6) Keahlian Metode
yang
tampaknya
sesuai
dengan
kemampuan
pengirimuntuk menggunakannya dan dengan kemampuan penerima untuk memahaminya cenderung digunakan daripada metode yang tampaknya diluar kemampuan komunikator atau diluar kemampuan pegawai yang memahaminya. 5) Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission). 2. Komunikasi keatas (Upward Communication) Komunikasi keatas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
tinggi (supervisor).7 Komunikasi ini terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirimkan pesan kepada atasannya. Komunikasi ke atas penting karena beberapa alasan berikut, yaitu8: 1) Aliran informasi ke atas memberi informasi terhadap untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang – orang lainnya. 2) Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka 3) Komunikasi ke atas memungkinkan –bahkan mendorong- omelan dan keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi – operasi norganisasi 4) Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas ke pada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran – saran mengenai operasi organisasi. 5) Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah 6) Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut.
Pace,R. Wayne and Don Faules . Komunikasi Organisasi, StrategiMeningkatkan Kinerja Perusahaan, ed Daddy Mulyana, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, hal. I89 8 Ibid. I90 7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
3. Komunikasi Sejajar (Horizontal Comunication) Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi diantara rekanrekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Tindak komunikasi ini berlangsung diantara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Tujuan komunikasi horizontal9: 1). Untuk mengkoordinasikan penugasan kerja. 2). Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan. 3). Untuk memecahkan masalah 4). Upaya memperoleh pemahaman bersama 5). Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan 6). Untuk menumbuhkan dukungan antarpersona. Berbeda dengan komunikasi vertical yang sifatnya lebih formal, komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu mereka sedang bekerja, melainkan pada saat istirahat, sedang rekreasi atau pada waktu pulang kerja. Dalam situasi komunikasi seperti ini, desas-desus cepat sekali menyebar dan menjalar. Dan yang didesas - desuskan sering kali mengenai hal - hal yang menyangkut pekerjaan atau tindakan pimpinan yang merugikan mereka
4. Komunikasi Lintas Saluran Antara komunikasi vertical dan horizontal tersebut terkadang terjadi apa yang disebut Komunikasi Diagonal (atau sering disebut Komunikasi Silang), yakni Pace,R. Wayne and Don Faules . Komunikasi Organisasi, StrategiMeningkatkan Kinerja Perusahaan, ed Daddy Mulyana, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, hal. 195 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
penyampaian informasi yang diberikan melewati batas - batas fungsional atau batas - batas unit kerja dan diantara orang - orang yang satu sama lainnya tidak saling menjadi bawahan atau atasan. 2.2 Public Relations Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antar organisasi dengan public yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut 10 Meenurut The International Public Relations Associations (IPRA) sebuah organisasi profesi di tingkat internasional, ember definisi sebagai berikut: Public Relations adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara keseimbangan yang oleh organisasi-organisasi dan lembaga umum dan pribadi dieprgunakan untuk memeproleh dan membina saling pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada sangkut pautnya dengan cara memiliki opini public mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketalaksanaan guna mencapai kerja sama yang lebih produktif dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien dengan krgiatan penerangan yang berencana dan tersebar luas11 Dengaan adanya Public Relations maka organisasi atau perusahaan akan lebih terbantu untuk meningkatkan hubungan yang baik kepada public internal maupun external nya, akan tetapi tidak semua perusahaan mempunyai divisi Public Relations, contoh nya saja Store Starbucks tidak mempunyai divisi Public 10 11
Scott M. Cutlip. Effective Public Realtions. Jakarta. Kencana Media Group.2006 hal 6 Uchajana, Unong. Ilmu Komunikasi. Teori dan Praktek hal 2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Relations. Akan tetapi di dalam setiap Store memiliki orang – orang yang menjalankan sebagian fungsi Public Relations, yaitu Supervisor dan Store Manager. 2.2.2
Khalayak Public Relations Khalayak atau (public) juga disebut sebagai stakeholer. Stakeholder adalah
setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan.12 Secara umum, publik (khalayak) dapat di klasifikasikan dalam kategori berikut.13 1. Internal dan External Public internal adalah mereka yang berada di dalam organisasi, yaitu karyawan, manajer, supervisor, serikat pekerja, dan dewan direksi. Public External adalah mereka yang secara tidak langsung berhubungan dengan perusahaan, yaitu media, pemerintah pusat dan daerah konsumen, masyarakat sekitar, dan pemasok. 2. Primary, Secondary, and Marginal Publik primer adalah mereka yang memiliki potensi paling strategis, baik untuk mendukung dan menghalangi kesuksesan sebuah organisasi. Keberadaan publik sekunder cukup berpengaruh, walaupun tidak signifikan terhadap perusahaan. Publik marginal sama sekali tidak berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan. Contoh, ketika seorang kriminal terlibat kasus hukum dan diajakukan ke pengadilan, maka publik primernya adalah
12 13
Firsan Nova, 2011, Crisis Public Relations, Jakartaa: PT Raja Grafindo Persada, hal.11 Ibid hal 12-14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Jaka, hakim, saksi, dan pengacara. Publik sekundernya adalah keluarga korban dan mereka yang hadir di persidangan, sedangkan publik marginalnya adalah masyakarat luas. 3. Traditional and Future Karyawan dan konsumen adalah tradisional public, sedangkan pelajar dan masyarakat yang belum mengonsumsi produk perusahaan merupakan calon konsumen potensial atau future public. Tidak satu pun perusahaan dapat menghalangi setiap perubahan yang terjadi pada publik. 4. Propenents, Opponents, and The Uncommited Sebuah organisasi harus berhadapan dengan publik, baik publik yang menduukung mauoun yang menentang. Bagi mereka yang mendukung perlu diajaga dengan komunikasi yang dapat meningkakan kepercayaan mereka terhadap organisasi. Dalam politik, publik yang netral (uncommited) sangat berbahaya. Dalam banyak kasus, pemili dimeneangkan karena perubahan suara mereka yang netral. 2.2.3
Fungsi Public Relations Secara umum Bonar14 menjabarkan bagian-bagian dari fungsi Public
Relations: 1. Hubungan Internal
14
Bonar S.K, 1981, Hubungan Masyarakat Modern, Jakarta: Bina Aksara, hal. 33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Bagian khusus dari public relations yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling bermanfaat antara manajer dan karyawan tempat organisasi mengantungkan kesuksesannaya. 2. Publisitas Sumber-sumber informasi yang disediakan oleh public relations dan digunakan oleh media karena informasi itu memiliki nilai berita. 3. Advertising Informasi yang digunakan oleh public relations untuk menjangkau audiensi yang lebih luas, bukan untuk konsumen yang menjadi sasaran marketing, dimana informasi yang ditempatkan di media sponsor tertentu yang jelas identitiasnya yang memAungar ruang dan waktu penempatan informasi tersebut. 4. Press Agentry Penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai berita untuk menarik media massa dan mendapatkan perhatian publik. Banyak praktisi PR kadangkadang menggunakan taktik Press agentry untuk menarik perhatian media kepada kliennya, organisasinya atau tujuannya. Tetapi public relations lebih dari sekedar Press agentry 5. Public affairs Bagian khusus dari public relations yang membangun dan mempertahnkan hubungan pemerintah dan komunitas lokal dalam rangka mempengaruhi kebijakan publik. 6. Lobbying
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Bagian khusus dari public relations yang berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah terutama dengan tujuan memengaruhi penyusunan undang-undang dan regulasi. 7. Manajemen Isu Proses proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespon isu-isu kebijakan publik yan mempengaruhi organisasi dengan publik mereka. Secara administratif Ata secara konseptual, manajemen isu adalah bagian fungsi PR, akan tetapi
jika dilihat sebagai komunikasi
persuasif, ia menajdi taktik untuk memengaruhi kebijakan publik, bukan sebagai bagian dari perencanaan strategi organisasi. 8. Hubungan Investor Bagian dari public relations dalam perusahaan korporat yang membangun dan menajga hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan dengan stakeholder dan pihak lain di dalam komunikasi keuangan dalam rangkamemaksimalkan nilai pasar 9. Pengembangan Bagian khusus dari public relations dalam organisasi nirlaba yang bertugas membangun dan memelihara hubungan dengan donor dan anggota dengan tujuan mendapatkan dana dan dukungan sukarela.
2.3 Bentuk - bentuk Komunikasi Organisasi 2.3.1 Peranan Komunikasi Internal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Menurut Onong Uchyana, komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertical dan komunikasi horizontal. Komunikasi vertical adalah komunikasi dari atas kebawah (Downward communication) dan dari bawah keatas (Upward Communication). Komunikasi vertical dapat dilakukan secara langsung antara pimpinan tertinggi dengan seluruh karyawan, bisa juga berlangsung secara bertahap melalui eselon - eselon yang banyaknya tergantung pada besar dan kompleksnya organisasi. Sedangkan komunikasi horizontal, komunikasi secara mendatar antara anggota staff dan anggota staff lainnya, dan sebagainya.15 Dalam hal ini komunikasi yang berada dilingkungan organisasi bisa disebut komunikasi internal yang didefenisikan oleh Lawrence D. Brennan yang dikutip oleh Onong Uchjana sebagai berikut :
“Pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan di dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya dan khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertical didalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen)”16 Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa, lingkup komunikasi organisasi dalam aktivitas Public Relations selalu berkaitan dengan masalah manajemen perusahaan. Komunikasi internal adalah proses penyampaian pesan
Effendy, Onong Uchyana Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya , Bandung,1992, hal. 122 - 124 16 Effendy, Onong Uchyana Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya , Bandung,1992, hal. 122 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
dari pimpinan, Top Management. bahkan perusahaan kepada karyawan, baik melalu media maupun secara lisan yang menimbulkan efek tertentu.
2.3.2 Fungsi Komunikasi Internal Fungsi komunikasi internal menurut Frazier Moere yaitu mengusahakan agar karyawan mengetahui apa yang sedang difikirkan manajemen dan mengusahakan agar manajemen memikirkan apa yang difikirkan karyawan.17 Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa Fungsi Komunikasi internal yang sebenarnya bukan hanya mengetahui apa yang sedang difikirkan manajemen dan mengusahakan agar manajemen memikirkan apa yang difikirkan karyawan. Melainkan mengetahui pemikiran Manajemen dan karyawan untuk dapat memudahkan koordinasi satu sama lain, menyelesaikan masalah yang terjadi, serta dapat mendekatkan hubungan antara karyawan dan atasan, begitu pun sebaliknya. 2.3.3 Jenis Komunikasi Internal Komunikasi internal meliputi berbagai cara yang dapat diklasiflkasikan menjadi dua jenis, yakni18: a. Komunikasi Personal (Personal Communication) Komunikasi persona merupakan komunikasi antara dua orang dan dapat berlangsung dengan dua cara: 1. Komunikasi tatap muka (Face to Face communication).
Frazier Moere, Humas : Membangun Citra dengan komunikasi , PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, Hal.87 18 Effendy, Onong Uchyana Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya , Bandung,1992, hal 125 17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Tatap muka ini berlangsung secara dialogis sambil saling menatapsehingga tenjadi kontak pribadi (Personal Contact). Ini disebut komunikasi antar personal (Interpesonal Communication). 2.
Komunikasi
komunikasidengan
bermedia
menggunakan
(Mediated alat,
Communication),
umpamanya
telepon
atau
adalah media
lain. Karena melalui alat maka kedua orang tersebut tidak menjadi kontak pribadi. 3. Komunikasi Kelompok (Group Communication) Komunikasi kelompok ialah komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka.
2.4 Harmonisasi “harmonious society means harmony between society and nature, an individual and society, an individual and other people, and, finally, between an individual and his/her inner world“19 Harmonisasi dalam kamus Bahasa Indonesia berarti mencari keselarasan. Harmonisasi disini berarti mencari keselarasan antara individu dengan individu lainnya yang berada dalam organisasi. Keselarasan dapat di capai dengan adanya sifat terbuka dan menghormati pendapat individu satu dengan lainnya. Dengan adanya harmonisasi dalam suatu kelompok atau organisasi maka tingkat ada nya
Balchindorzhieva, O. B., & Tsyrendorzhieva, D. (2016). Harmonious society and ecological civilization: The concepts' relationship. Paper presented at the , 28doi:http://dx.doi.org/10.1051/shsconf/20162801011 19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
konflik akan menurun bukan hanya itu, tingkat pertumbuhan dan performance organisasi untuk mencapai tujuan akan lebih baik lagi.
2.5 Kepuasan Komunikasi Apa saja yang harus dilakukan perusahaan untuk dapat menyatukan segala unsur-unsur keberagaman pola pikir karyawan yang dimiliki saat ini? Secara umum upaya yang perlu dilakukan adalah dengan menciptakan suasana kerja yang harmonis dan kondusif, menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, aman. Namun secara konkret perlu dikembangkan kembali bagaimana menciptakan suasana kerja yang harmonis dan kondusif dalam perusahaan. Menurut peneliti salah satu cara yang paling efektif untuk dapat mendapatkan suasana yang harmonis antara karyawan adalah dengan kepuasan komunikasi. Istilah kepuasan komunikasi digunakan untuk menyatakan keseluruhan tingkat
kepuasan
antara
yang
dirasakan
karyawan
dalam
lingkungan
komunikasinya. Peneliti menyimpulkan maksud dalam kepuasan komunikasi adalah keseluruhan evaluasi karyawan terhadap keseluruhan informasi yang diterima dan yang tersedia. Kepuasan komunikasi adalah merupakan suatu konsep individu sehingga kepuasan tersebut harus menggambarkan reaksi afektif individu karyawan akan hasil - hasil yang dihamparkan dengan adanya komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Seorang ahli analisis dibidang organisasi bernama Reddlng menyatakan bahwa kepuasaan komunikasi organisasi adalah : “Semua tingkatan kepuasaan karyawan mempersepsikan lingkungan komunikasi secara keseluruhan”. Kepuasan komunikasi sering dikacaukan dengan istilah lklim. Alasa nnya adalah iklim dinyatakan oleh beberapa orang tampaknya merupakan fungsi dari bagaimana kepuasan anggota terhadap komunikasi didalam organisasinya. Sebenarnya iklim komunikasi merupakan konsep mikro dan konsep individu. Litwin dan Stringer, Prichard dan Karasick, dalam buku Wayne Pace R& Don F Faules membagi kepuasan komunikasi dalam delapan dimensi, yaitu sebagai berikut20: 1 .lnformasi yang berkaitan dengan pekerjaan Kepuasan informasi didapat manakala karyawnn mendapatkan informasi-informasi yang mereka perlukan berkenaan dengan tugas-tugas pekerjaan mereka. 2. Kecukupan informasi Kepuasan komunikasi karyawan dapat dilihat dari tercukupinya informasiyang diperlukan karyawan. Dengan demikian tugas - tugas dan pekerjaan mereka dapat terselesaikan. 3. Kemampuan untuk menyarankan perbaikan Organisasi yang dapat memberikan kesempatan kepada karyawan untuk dapat memberikan usulan dan pendapat dalam rangka perbaikan,
Pace,R. Wayne and Don Faules . Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, ed Daddy Mulyana, Bandung : PT Remaja Rosdakarya , hal. 63 20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
dapatdipastikan telah memenuhi salah satu dimcnsi kepuasan komunikasi karyawan. 4. Efisiensi berbagai saluran informasi kebawah Informasi yang disampaikan dari atas kebawah dapat diberikan melalui banyak saluran, apabila saluran komunikasi kebawah berjalan dengan efisien dan dapat memberikan kemudahan bagi karyawan dapat menerima informasi - informasi maka karyawan akan mendapatkan kepuasan komunikasi. 5. Kualitas Media Media - media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan informasi kebawah harus memiliki kualitas yang baik artinya media - media komunikasi yang digunakan dalam komunikasi ke bawah benar - benar dapat menjadi alat yang mampu mengalir pesan-pesan informasi darii atas kebawah 6. Cara Sejawat berkomunikasi Tercukupinya metode komunikasi dan media komunikasi dalam pengaliran pesan-pesan informasi secara horizontal antar rekan - rekan sejawat, dapat menjadi indicator terpuaskannya komunikasi karyawan 7. Informasi tentang organisasi secara keseluruhan Pihak Manajemen atau atasan harus dapat memberikan informasi informasi mengenai organisasi secara keseluruhan dalam informasi informasi menyeluruh tentang organisasi secara keseluruhan tidak hanya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
memberikan kepuasan komunikasi pada karyawan juga memberikan kesempatan kepada karyawan untuk merasa memiliki organisasi. 8. lntegrasi Organisasi Dengan informasi - informasi mengenai organisasi secara. Menyeluruhkaryawan tidak saja rnerasa dilibatkan tetapi lebih dari itu. Karyawan akan mendapatkan kepuasan komunikasi karena memiliki rasa saling memiliki (Sense of belonging) dan menjadi bagian integritas organisasi.
2.6 Teori Peran (Role Theory) Wirutomo dalam David Berry bahwa peran yang berhubungan dengan pekerjaan, seseorang diharapkan menjalankan kewajiban-kewajibannya yang berhubungan dengan peranan yang dipegangnya. Peran didefinisikan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan kepada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu. Peran ditentukan oleh norma-norma dalam masyarakat, maksudnya kita diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan masyarakat di dalam pekerjaan kita, di dalam keluarga dan di dalam peranan-peranan yang lain. Peranan terdapat dua macam harapan, yaitu: pertama, harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau kewajiban-kewajiban dari pemegang peran, dan kedua harapan-harapan yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan peranannya atau kewajiban-kewajibannya. Dalam pandangan David Berry, peranan-peranan dapat dilihat sebagai bagian dari struktur masyarakat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
sehingga struktur masyarakat dapat dilihat sebagai pola-pola peranan yang saling berhubunga21 “Social philosopher George Herbert Mead viewed roles as strategies for coping that evolve as individuals interact with other persons”22 “Role theory is generally concerned with explaining the relationship between the individual and society. It has guided empirical research on a range of topics, including the structure of interaction in small groups, the maintenance of gender differences, the development of commitment to deviant behavior, the genesis and resolution of conflict in organizations, and the construction of personal identity”23 Berdasarkan pengertiaan diatas, peranan dapat diartikan sebagai suatu perilaku atau tingkah laku seseorang yang meliputi norma-norma yang diungkapkan dengan posisi dalam organisasi maupun masyarakat yang berbeda beda.
21H
Khufron (2014) Peranan Guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB) Sukarame Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2006/2007. Digilib Unila [online]. Diakses pada tanggal 12 Maret 2017 dari digilib.unila.ac.id/740/3/BAB%20II.pdf. 22Lindle, Jane Clark. "Role Theory." In Encyclopedia of Educational Leadership and Administration, edited by Fenwick W. English, 885-886. Vol. 2. Thousand Oaks, CA: SAGE Reference, 2006. Gale Virtual Reference Library (accessed March 12, 2017). http://go.galegroup.com/ps/i.do?p=GVRL&sw=w&u=idpnri&v=2.1&it=r&id=GALE%7CCX3469600511&a sid=6ddf3f26ce78afe5f0ad8fdfda73ba40. 23 "Role Theory." In International Encyclopedia of the Social Sciences, 2nd ed., edited by William A. Darity, Jr., 275-276. Vol. 7. Detroit: Macmillan Reference USA, 2008. Gale Virtual Reference Library (accessed March 12, 2017). http://go.galegroup.com/ps/i.do?p=GVRL&sw=w&u=idpnri&v=2.1&it=r&id=GALE%7CCX3045302300&s id=summon&asid=91361708b6c86253220faf2d7f419395
http://digilib.mercubuana.ac.id/