BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kulit Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan merupakan pembatas dari lingkungan hidup manusia.Kulit merupakan organ esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dari kehidupan.Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, seks, ras, terutama umur, dan lokasi tubuh (Wasitaatmadja, 1997). Kulit juga merupakan organ esensial dan vital yang mengandung lapisan lemak tipis yang berfungsi untuk melindungi kulit dari kelebihan penguapan air yang menyebabkan dehidrasi kulit (Ditjen POM RI, 1985). Kulit merupakan organ hidup yang melapisi seluruh permukaan tubuh manusia, berfungsi untuk melindungi dan menerima rangsangan dari lingkungan (Tyas, 2014) 2.1.1 Fungsi kulit Kulit sebagai organ tubuh yang paling penting mempunyai beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut (Wirakusumah, 1994): a. Kulit sebagai filter dan pelindung tubuh Kulit mempunyai kemampuan untuk mencegah masuknya bahan-bahan yang membahayakan tubuh, seperti bakteri dan bahan asing lainnya. Selain itu, kulit juga dapat melindungi tubuh dari benturan fisik, panas matahari, api dan dingin. b. Kulit menjaga kelembaban jaringan tubuh Lapisan kuit bersifat pejal (padat dan kencang) terutama bagian lapisan
5 Universitas Sumatera Utara
tanduknya sehingga air tidak mudah keluar dari dalam tubuh. Dengan demikian kelembabannya selalu terjaga. c. Kulit pengatur suhu tubuh Kulit membantu dan menjaga suhu tubuh agar tetap normal dengan cara melepaskan keringat ketika tubuh terasa panas. Keringat tersebut kemudian akan menguap sehingga menyebabkan tubuh terasa dingin. Demikian pula sebaliknya. Bila seseorang mengalami kedinginan, pembuluh darah dalam kulit akan menyempit sehingga panas tubuh tertahan. d. Kulit sebagai system syaraf yang sensitif Kulit terdiri dari system syaraf yang peka terhadap ancaman dari luar seperti panas, dingin, sentuhan dan tekanan. Oleh karena itu, kulit akan segera memberikan reaksi setelah ada peringatan awal dari system syaraf tersebut. 2.1.2 Anatomi dan fisiologi kulit Secaraanatomi, kulit terdiri dari banyak lapisan jaringan, tetapi pada umumnya kulit dibagi dalam tiga lapisan jaringan yaitu: epidermis, dermis dan hipodermis (Lachman, dkk., 1994) 2.1.2.1 Lapisan epidermis Epidermis adalahlapisan pelindung terluar dari kulit yang membentuk penghalang untuk mencegah hilangnya air,elektrolit, dan nutrisi dari dalam tubuh, serta membatasi masuknya zat-zat dari lingkungan ke dalam tubuh (Lachman, dkk., 1994) Lapisan epidermis tersusun dari 5 lapisan, yaitu: a. Lapisan tanduk (stratum corneum) Terdiri dari beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung 6 Universitas Sumatera Utara
air. Lapisan ini sebagian besar terdiri dari keratin, jenis protein-protein yang tidak larut dalam air, dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia.Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit untuk memproteksi tubuh dari pengaruh luar. b. Lapisan jernih (stratum lucidum) Terdapat di bawah lapisan tanduk, merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung eleidin, sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. c. Lapisan berbutir-butir (stratum granulosum) Tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir kasar, berinti mengkerut.Lapisan ini dinamakan lapisan berbutir-butir karena sel-sel lapisan ini mengandung granul keratohyalin yang menyebabkan sel bentuk granul. d. Lapisan malphigi (stratum spinosum) Lapisan malphigi merupakan lapisan yang paling tebal dari epidermis. Sel diferensiasi utama stratum spinosum adalah keratinosit yang membentuk keratin. e.
Lapisan basal (stratum germinativum) Lapisan terbawah epidermis. Lapisan ini jug terdapat sel-sel melanosit
yang berfungsi mebentuk pigmen melanin. 2.1.1.2 Lapisan dermis Dermis (corium) merupakan lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada epidermis. Lapisan dermis berfungsi sebagai penopang struktur kulit dan nutrisi melalui pembuluh darah (Lachman, dkk., 1994) 2.1.2.3 Lapisan hipodermis Lapisan hipodermis adalah kelanjutan dermis atas jaringan ikat longgar, berisi sel-sel lemak di dalamnya. Fungsi dari lapisan hipodermis yaitu membantu melindungi tubuh dari benturan-benturan fisik dan mengatur panas tubuh. Jumlah 7 Universitas Sumatera Utara
lemak pada lapisan ini akan meningkat apabila makan berlebihan. 2.1.3
Macam dan jenis kulit Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, kulit tubuh secara
umum dapat dibedakan sebagai berikut. a. Jenis kulit sensitif Jenis kulit ini mudah sekai mengalami gangguan dan masalah yang disebabkan oleh perubahan suhu, kelembaban, maupun penggunaan kosmetik yang tidak sesuai. b. Jenis kulit reaktif Jenis kulit ini cepat mengalami perubahan secara tiba-tiba akibat adanya perubahan lingkungan.Misalnya, kulit muka menjadi merah secara tiba-tiba karena perlebaran pembuluh darah kapiler di bawah kulit tanpa diketahui penyebab yang jelas. c. Jenis kulit alergi Jenis kulit ini berhubungandengan system kekebalan tubuh. Pada kasuskasus tertentu, system kekebalan tubuh tidak dapat berperan sehingga akan timbul alergi. Tanda-tanda alergi yaitu kulit memerah dan biasanya juga timbul gatalgatal pada kulit. d. Kulit normal Merupakan kulit ideal yang sehat, tidak mengkilat atau kusam, tidak bersisik. tidak terlihat kering dan segar danelastis dengan minyak dan kelembaban cukup. e. Kulit berminyak Kulit yang mempunyai kadar minyak pada pemukaan kulit yang berlebihansehingga tampak mengkilat, kotor dan kusam, biasanya pori kulit lebar 8 Universitas Sumatera Utara
sehingga kesannya kasar dan lengket. f. Kulit kering Kulit yang mempunyai lemak permukaan kulit yang kurang atau sedikit sehingga pada permukaan terasa kering, kasar karena banyak lapisan kulit yang lepas dan retak, kaku dan mudah terlihat kerutan. g. Kulit campuran atau kombinasi Kulit seseorang yang sebagian normal sebagian lagi kering atau berminyak (Wasitaatmadja,1997). 2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan kulit Masalah yang terjadi pada kulit disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari dalam tubuh sendiri maupun dari luar tubuh (Wirakusumah, 1994). Adapun beberapa faktornya adalah sebagi berikut: a. Genetik Keadaan kulit seseorang dapat tercermin pada kulit kedua orang tuanya.Misalnya warna kulit ada yang hitam, putih, atau sawo matang.Demikian pula dengan kulit halus, kasar atau berminyak. b. Hormon Kadar hormon estrogen (pada wanita) dan progesteron (pada pria) dalam tubuh sangat mempengaruhi keadaan kulit.Misalnya timbulnya jerawat pada saat menstruasi yang disebabkan meningkatnya hormon estrogen. Hormon estrogen ini juga berperan dalam proses regenerasi kulit. c. Alergi Bagi sebagian orang ada memiliki jenis kulit sensitif dan alergi terhadap benda-benda atauzat tertentu.Seperti perhiasan, jam tangan, kosmetik maupun makanan. Gejala alergi ini dapat dilihat dengan berubahnya warna kulit menjadi 9 Universitas Sumatera Utara
kemerahan, terasa gatal, menjadi bengkak bahkan sampai ada yang terluka. d. Iklim Sinar ultra violet yang tinggi dapat menimbulkan efek kurang baik pada kulit. Misalnya kulit akan menjadi kering. Oleh karena itu perlu perlindungan ketika beraktivitas di tempat yang terkena sinar matahari langsung, misalnya dengan menggunakan topi, payung, maupun krim tabir surya. e. Stres Faktor psikologi dapat pula mempengaruhi kecantikan kulit, baik secara langsung maupun tidak langsung. 2.1.5 pH kulit pH permukaan kulit sebagian besar asam antara 5,4 dan 5,9. Sebuah variasi permukaan pH kulit terjadi pada setiap orang karena tidak semua permukaan kulit orang terkena kondisi yang sama seperti perbedaan cuaca. Banyak penelitian menyatakan bahwa pH kulit alami adalah pada rata-rata 4,7 dan sering dilaporkan bahwa pH kulit antara 5,0 dan 6,8. pH permukaan kulit tidak hanya bervariasi di lokasi yang berbeda, tetapi juga dapat mempengaruhi profil hanya bervariasi di lokasi yang berbeda, tetapi juga dapat mempengaruhi profil pH di stratum korneum (Ansari, 2009).
2.2
Kosmetik
2.2.1 Defenisi kosmetik Defenisi kosmetikdalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obatdan Makanan RI No.HK. 03.1.23.12.11.10052 Tahun 2010 adalah setiap bahan atau sediaan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut, 10 Universitas Sumatera Utara
terutama
untuk
membersihkan,
mewangikan,
mengubah
penampilan,
memperbaiki bau badan serta melindungi dan memelihara tubuh pada kondisi baik (Tasbul, 2014). 2.2.2 Tujuan penggunaan kosmetik Tujuaan penggunaan kosmetik dapat dikelompokkan sebagai berikut (Rosmatamailis, 2005): a. Melindungi kulit dari pengaruh-pengaruh luar yang merusak misalnya sinar matari, perubahan cuaca b. Mencengah lapisan terluar kulit dari kekeringan, terutama orang-orang yang tingggal di daerah yang iklimnya dingin seperti daerah pengunungan yang selalu lembab dan diselimuti awan. c. Mencegah kulit kering dan keriput, karena kosmetik menembus ke bawah lapisan luar dan memasukkan bahan-bahan aktif ke lapisan-lapisan yang terdapat lebih dalam d. Melekat diatas permukaan kulit untuk menggubah warna pada daerah kulit tertentu. e. Memperbaiki kondisi kulit misalnya kulit yang kering, normal dan berminyak. f. Menjaga kulit tetap kencang g. Mengubah rupa atau penampilan misalnya, bila telah dipakai kosmetik yang diingkan sehinggga orang memandang kita ada perasaan berubah, bisa berubah bertambah cantik atau segar. 2.2.3
Efek samping kosmetik pada kulit Beberapa dampak yang terjadi akibat pemakaian kosmetik yang dikenakan
pada kulit antara lain (Tranggono dan Latifah, 2007): a. Iritasi: reaksi langsung timbul pada pemakaian pertama kosmetik karena salah 11 Universitas Sumatera Utara
Satu atau lebih bahan yang dikandungnya bersifat iritan. Misalnya: kosmetik pemutih kulit yang mengandung merkuri dapat menimbulkan iritasi. b. Alergi: reaksi pada kulit muncul setelah kosmetik dipakai beberapa kali, kadang-kadang setelah beberapa tahun, karena kosmetik ini mengandung bahan yang bersifat alergik bagi seseorang meskipun mungkin tidak bagi yang lain. Misalnya: cat rambut lipstik dapat menimbulkan reaksi alergi pada orang-orang tertentu. c. Fotosensitisasi: reaksi negatif muncul setelah kulit yang ditempeli kosmetik terkena sinar matahari karena salah satu atau lebih dari bahan, zat pewarna atau zat pewangi yang dikandung oleh kosmetik itu bersifat photosensitizer. Misalnya: tabir surya dapat menimbulkan reaksi sensitisasi. d. Jerawat (acne): beberapa kosmetik pelembab (moisturizer) yang sangat berminyak dan lengket pada kulit, seperti yang diperuntukkan bagi kulit kering di iklim dingin, dapat menimbulkan jerawat bila digunakan pada kulit yang berminyak, terutama di negara-negara tropis seperti Indonesia karena kosmetik demikian cenderung menyumbat pori-pori kulit bersama kotoran dan bakteri. e. Penyumbatan fisik: penyumbatan oleh bahan-bahan berminyak dan lengket yang ada di dalam kosmetik tertentu, seperti dasar bedak (foundation)
2.3 SediaanPelembab Badan Pelembab badan adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk maksud melindungi kulit supaya tetap halus, lembut, tidak kering dan tidak bersisik. 2.3.1 Jenis pelembab badan Secara umum pelembab badan (moistrurizer) dapat di bedakan menjadi 4 12 Universitas Sumatera Utara
jenis yaitu: 1. Body lotion Body lotion merupakan salah satu pelembab tubuh yang paling banyak beredar dan paling encer dibandingkan dengan pelembab lainnya. Pelembab jenis ini baik digunakan pada kulit yang normal cenderung kering serta tidak terlalu bermasalah. Lotion yang baik sebaiknya tidak terlalu greasy (berminyak) saat digunakan dan dapat menyerap dengan cepat saat dioleskan dikulit. Lotion merupakan pilihan paling tepat jika anda membutuhakan pelembab yang ringan atau biladigunakan untukseluruh tubuh. Karena bentuknyayang ringan dan tidak meninggalkan residu, lotion bisa digunakan pagi hari tanpa perlu khawatir bisa menempel dipakaian. Pilih lotion jika anda tinggal di iklim yang lembab atau ketika cuaca mulai panas. 2. Body crem Body
crem
bentunya
lebih
pekat
dan
lebih
banyak
minyak
pelembab.Memiliki efek yang lebih baik dibandingkan lotion dan sangat cocok untuk kulit kering yang tinggal didaerah dengan kelembaban tinggi dan cuaca panas.Krim tubuh ini paling baik digunakan dikulit paling kering, seperti lengan dan kaki, yang tak banyak memiliki kelenjar minyak ketimbang dada dan punggung. Jika ada jerawat di dada dan punggung artinya kulit anda memiliki minyak alami yang cukup.Gunakan krim jika kulit mengelupas karena kering meski sudah menggunakan lotion. 3. Body butter Body butter memiliki proporsi minyak paling tinggi. Karena itu bentuknya
13 Universitas Sumatera Utara
sangat kental mirip margarin atau mentega. Biasanya body butter memiliki kandungan shea butter, cocoa butter, coconut butter. Bentuk pelembab tubuh seperti ini bisa jadi sangat berminyak dan sulit dioleskan, maka akan sangat baik jika dioleskan di daerah yang sangat kering dan cenderung pecah misalnya siku, lutut, dan tumit atau untuk hasil yang lebih baik gunakan body butter setelah mandi. Pelembab jenis ini sangat cocok untuk kulit ekstra kering. Bisa juga digunakan untuk pemilik kulit normal, tapi tidak untuk pemakaian sehari-hari, umumnya digunakan menjelang tidur malam. Bagi anda yang beraktifitas di ruangan air conditioning, body butter juga sangat membantu untuk mengurangi atau mencegah kulit menjadi kering dan keriput. 4. Hand and foot cream Pelembab yang satu ini dikhususkan untuk daerah tangan dan kaki.Bentuknya krim yang mudah menyerap dan diformulasikan khusus karena sekaligus untuk merawat dan memperkuat kuku.Pelembab jenis ini digunakan pada kuit normal.Efek pelembabnya pun sangat baikuntuk kulit dan tangan. Beberapa produk bahkan menambahkan efek whitenning pada krim ini karena biasanya tangan dan kaki merupakan bagian yang sering terpapar sinar matahari kerena jarang tertutupi. 2.3.2 Syarat dari kosmetik pelembab Syarat-syarat dari kosmetik pelembab secara umum (Balsam, 1972): a. Melembutkan kulit. b. Kosmetik mudah diserap oleh kulit. c. Tidak meninggalkan lapisan flim pada kulit. d. Tidak menghambat pembentukan keringat secara normal. e. Memiliki warna dan bau yang stabil. 14 Universitas Sumatera Utara
2.3.2
Bahan-bahan sediaan pelembab badan Bahan yang digunakanmencakup emolien, zat sawar, zat humektan, zat
pengemulsi, zat pengawet, parfum dan zat warna (Ditjen POM RI, 1985). 1. Emolien Zat ini berfungsi untuk melembutkan dan melunakkan kulit.Digunakan untuk mencegah atau mengurangi kekeringan, sebagimana perlindungan sebagai kulit.Yang termasuk emolien adalah turunan dari lanolin dan derivatnya, hidrokarbon, asam lemak, lemak alkohol. 2. Zat sawar (barrier) Zat ini berfungsi untuk melindungi kulit dari kehilangan air yang berlebihan padalapisan tanduk.Bahan yang biasa diguakan adalah asam stearat. 3. Humektan Humektan
adalah
suatu
zat
yang
berfungsi
sebagai
pelembab
kulit.Berbagai macam humektan digunakan dalam kosmetiktermasuk alkohol polihidrat seperti gliserin, propilen glikol, dan sorbitol. Humektan memaikan peran penting dalam kosmetik, yaitu untuk mempertahankan kadar air pada kulit dan mampu menarik air dari udara serta menahan air agar tidak menguap (Mitsui, 1997) 4. Zat pengemulsi Zat pengemulsi adalah bahan yang memungkinkan tercampurnya semua bahan-bahan secara merata, misalnya gliserin monostearat, trietanolamin (Wasitataatmadja, 1997) 5. Pengawet Pengawet adalah bahan yang dapat mengawetkan kosmetik dalam jangka waktu selamamungkin agar digunakan lebih lama. Pengawet dapatbersifat 15 Universitas Sumatera Utara
antikumansehinggamenangkalterjadinya tengik oleh aktivitas mikroba sehingga kosmetik menjadi stabil. (Wasitaatmadja, 1997). 6. Parfum Pemilihan parfum yang digunakan pada sediaan biasanya didasarkan atas nilai keindahan, tetapi sudah pasti jika wangi yang timbulkan dari parfum menambah daya tarik dari konsumen untuk memilih produk yang ditawarkan produsen (Lachman, dkk., 1994). 7. Zat warna Zat ini berfungsi untuk memberikan warna pada sediaan agar sediaan memiliki tampilan yang baik. 2.3.4 Mekanisme kerja pelembab Mekanisme kerja pelembab dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu: oklusif, humektan, dan emolien. Pelembab yang baik mengandung kombinasi dari ketiga mekanisme tersebut (Baumann, 2002). 1. Oklusif Oklusif adalah mekanisme kerja pelembab dengan membentuk lapisan film di permukaan kulit dengan tujuan mencegah hilangnya air dari stratum corneum.Pada umumnya yang tergolong oklusif adalah lemak dan minyak lemak.Bahan-bahan yang memiliki mekanisme oklusif merupakan bahan pelembab yang terbaik tetapi kurang dapat diterima dengan baik karena sifatnya yang berminyak.Sebagai contoh adalah petrolatum, minyak mineral parafin, skualen, dimetikon, minyak kedelai, minyak biji anggur, malam lebah, propilen glikol, dan lanolin (Baumann,2002). 2. Humektan
16 Universitas Sumatera Utara
Humektan adalah mekanisme pelembab dengan cara menarik air atau menyerap air. Humektan dapat membantu menjerat air dari udara yang kemudian dapat berpenetrasi ke dalam kulit, bila kelembaban relatif rendah.Tetapi humektan dapat juga menarik air dari bagian epidermis dan dermis yang dapat menyebabkan kulit menjadi kering.Maka sebaiknya penggunaan humektan dikombinasikan dengan bahan oklusif. Mekanisme humektan yang menarik air penetrasi ke dalam kulit, akan mengakibatkan pengembangan stratum corneum yang memberikan persepsi
kulit
halus
dengan
sedikit
kerut.
Contoh
berbagai
bahan
denganmekanisme humektan antara lain gliserin, sorbitol, natrium hialuronat, urea, propilen glikol, asam α-hidroksi, dan gula (Baumann,2002). 3. Emolien Mekanisme kerja dari emolien yaitu mengisi ruang antara keratinosit untuk membentuk permukaan yang halus.Emolien dapat meningkatkan kohesi dari sel-sel keratinosit sehingga ujung-ujung sel tidak menggulung.Selain itu, ada beberapa bahan dengan mekanisme kerja emolien yang juga memiliki mekanisme kerja pelembab sebagai humektan dan oklusif.Sebagai contoh lanolin, minyak mineral, dan petrolatum (Baumann,2002).
2.4 Teori Perilaku Perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas (Notoatmodjo, 2003). Perilaku manusiaberasaldari dorongan yang ada dalam diri manusia
17 Universitas Sumatera Utara
sedangkan dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berperilaku dalam segala aktivitas, banyak hal yang mengharuskan berperilaku.Karakteristik perilaku ada yang terbuka dan ada yang tertutup. Perilaku terbuka adalah perilaku yang dapat diketahui oleh orang lain tanpa menggunakan alat bantu. Perilaku tertutup adalah perilaku yang hanya dapat dimengerti dengan menggunakan alatalat atau metode tertentu misalnya berpikir, sedih, berkhayal, bermimpi, takut (Purwanto, 1998). Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk perilaku.Misalnya Bloom yang membedakan antara perilaku kognitif (yang menyangkut kesadaran atau pengetahuan), afektif (emosi) dan psikomotor (tindakan/gerakan).Ki Hajar Dewantoro menyebutkannya sebagai cipta (peri akal), rasa (peri rasa) dan karsa (peri tindak). Ahli-ahli umumnya menggunakan istilah pengetahuan, sikap dan tindakan , yang disingkat dengan KAP (Knowledge, attitude, practice) (Sarwono, 1997). Teori Bloom dimodifikasi menjadi: A. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (Notoatmodjo, 2005). Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003). Perilaku yang didasari oeh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada 18 Universitas Sumatera Utara
perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Purwanto, 1998). Menurut penelitian mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan, yakni: a.
Awareness (kesadaran), dimana orangtersebut menyadari dalamarti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
a. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulan atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul. b. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. c. Trial, dimana subjek sudah mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. d. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan seseorang terhadap objek, mempunyai tingkatatan atau intensitas yang berbeda-beda. Secara garis besar dibagi dalam 6 tingkatan pengetahuan, yaitu: a. Tahu (know) Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. b. Memahami (Comprehension) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar hanya menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. c. Aplikasi (application)
19 Universitas Sumatera Utara
Aplikasi diartikanapabila orangyang telah
memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. d. Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan seseoranguntukmenjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. e. Sintesis (synthesis) Sintesis adalah
suatu
kemampuan
unttuk
menyususn formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang telah ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2005). B. Sikap Sikap adalah kecenderungan untuk berespon secara posifit ataupun negatif terhadap objek. Sikap mencerminkan kesenangan atau ketidaksenangan seseorang terhadap sesuatu.Sikap berasal dari pengalaman, atau dari orang yang dekat dengan kita.Mereka dapat mengakrabkan kita kepada sesuatu, atau menyebabkan kita menolaknya.Sikap juga dapat ditumbuhkan dari pengalaman yang amat terbatas.Kita dapat mengambil suatu sikap, tanpa mengerti situasinya yang lengkap (Sarwono, 1997). Sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu: a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek artinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.
20 Universitas Sumatera Utara
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian orang tersebut terhadap objek. c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) artinya sikap adalah komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Menurut (Notoatmodjo, 2003), sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan yaitu: a. Menerima (receiving) b. Merespon (responding) c. Menghargai (valuing) d. Bertanggung jawab (responsible) C. Tindakan (praktik) Suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan suatu faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas dan juga diperlukan faktor pendukung (support) dari pihak lain. Menurut Notoatmodjo (2003), tingkatan-tingkatan tindakan adalah: a. Persepsi (perception) b. Respon terpimpin (guided response) c. Mekanisme (mecanism) d. Adopsi (adoption)
21 Universitas Sumatera Utara