BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Posyandu 2.1.1
Pengertian Posyandu Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) yang di kelola dan diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mepercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. UKBM adalah wahana memberdayakan masyarakat , yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, oleh, dari, dan untuk bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sector dan lembaga terkait lainnya.(Binkesmas, 2005). Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Sembiring, 2004). Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat. Pelayanan kesehatan dasar adalah pelayanan kesehatan yang mempercepat penurunan angka 1
kematian ibu dan bayi, yang sekurang-kurangnya mencakup 5 (lima) kegiatan, yakni KIA, KB, Imunisasi, Gizi, dan penangulangan diare. (Binkesmas, 2005). 2.1.2
Pengorganisasian Posyandu
1. Struktur Organisasi Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada saat pembentukan posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua, sekertaris dan bendahara dan kader posyandu yang merangkap sebagai anggota.Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada suatu wilayah (kelurahan/desaatau dengan sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu unit/kelompok Pengelola Posyandu yang merangkap sebagai anggotanya dipilih dari kalangan masyarakat setempat. Unit pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seseorang ketua, yang dilih dari para anggotanya. Bentuk organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas dan tanggung jawab masing-masing unsure Pengelola Posyandu, disepakati dalam unit/kelompok Pengelola Posyandu bersama masyarakat setempat.(Binkesmas, 2005).
2
Kepala Desa/ Kelurahan
Unit/Kelompok (Nama Lain) Pengelola Posyandu
Posyandu A
Posyandu B
Posyandu C
Gambar 2.1 Contoh alternatif Bagan Kepengurusan Posyandu 2. Pengelola Posyandu Pengelola Posyandu diplih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara, Kriteria pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut : 1) Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat 2) Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi 3) Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat. (Sambiring, 2014) 3. Strata Posyandu Secara Umum Strata Posyandu dapat di katagorikan seperti dalam tabel sebagai berikut :
3
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Indikator
Pratama
Frek. Penimbangan Rerata Kader tugas Rerata Cakupan D/S Cakupan Kumulatif KB Cakupan Kumulatif KIA KIA Cakupan Kumulatif Imunisasi Program Tambahan Cakupan dana sehat
Madya
<8 <5
Purnama
Mandiri
>8 >5 <50% <50% <50% <50%
>50% >50% >50% >50%
(-)
(+) 50%
>50%
Tabel 2.1Indicator Strata Posyandu Untuk katagori Pratama frekuensi menimbangannya kurang dari 8 kali dalam 1 tahun. Kemudian reratan kader tugas (jumlah kader) kurang dari 5 orang. Reratan cakupan D/S (datang per sasaran) , cakupan komulatif KB , cakupan komulatif KB dan cakupan komulatif Imunisasi kurang dari 50%. Tidak ada program tambahan yang berkaitan dengan posyandu selain program utama (-). Cakupan dana sehat mencapai 50% dari total KK di wilayah kerja posyandu. Untuk katagori Madya frekuensi menimbangannya lebih dari 8 kali dalam 1 tahun. Kemudian reratan kader tugas (jumlah kader) lebih dari 5 orang. Reratan cakupan D/S (datang per sasaran) , cakupan komulatif KB , cakupan komulatif KB dan cakupan komulatif Imunisasi kurang dari 50%. Tidak ada program tambahan yang berkaitan dengan posyandu selain program utama (-). Cakupan dana sehat mencapai 50% dari total KK di wilayah kerja posyandu. Untuk katagori Purnama frekuensi menimbangannya lebih dari 8 kali dalam 1 tahun. Kemudian reratan kader tugas (jumlah kader) lebih dari 5 orang. Reratan cakupan D/S (datang per sasaran) , cakupan komulatif KB , cakupan komulatif KB dan cakupan komulatif Imunisasi lebih dari 50%. Adanya program tambahan yang 4
berkaitan dengan posyandu selain program utama (+). Cakupan dana sehat mencapai 50% dari total KK di wilayah kerja posyandu. Untuk katagori Pratama frekuensi menimbangannya lebih dari 8 kali dalam 1 tahun. Kemudian reratan kader tugas (jumlah kader) lebih dari 5 orang. Reratan cakupan D/S (datang per sasaran), cakupan komulatif KB, cakupan komulatif KB dan cakupan komulatif Imunisasi lebih dari 50%. Program tambahan yang berkaitan dengan posyandu selain program utama tidak ada (-). Cakupan dana sehat mencapai lebih dari 50% dari total KK di wilayah kerja posyandu. (Nain, U 2008, ) 4. Kegiatan Posyandu Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan. Secara rinci kegiatan Posyandu adalah sebagai berikut : a. Kegiatan Utama 1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) a) Ibu Hamil Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh kader kesehatan. Jika ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan darah dan pemberian imunisasi Tetanus Toxoid. Bila tersedia ruang pemeriksaan, ditambahkan pemeriksaan tinggi fundus/usia kehamilan .apabila ditemukan kelainan. Segera dirujuk ke puskesmas Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil , perlu diselenggarakan kesehatan ibu hamil pada setiap hari buka posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan
5
b) Ibu Nifas dan Menyusui Pelayanan yang diselengarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup , Pelayanan kesehatan , KB ASI dan Gizi , Pemberian Vit A dan Tablet Besi dan Senam Ibu nifas c) Bayi dan Anak Balita Pelayanan posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara menenangkan dan memacu kriatifitas tumbuh kembang anak. Jika ruangan pelayanan memadai sambil menunggu antiran pemeriksaan sebaiknya balita di lepas dan di biarkan bermain dengan sesama balita dengan pengawasan dari orang tua . dengan kegiatan posyandu balita sebagai berikut , Menimbang balita ,Menentuan satus pertumbuhan dan Penyuluhan. Pemereksaan kesehatan dan deteksi tumbuh kembang balita , apa bila di temukan kalainan segera di rujuk ke puskesmas 2) Keluarga Berencana (KB) Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulang. jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan suntikan KB, dan konseling KB. apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang di lakukan pemeriksaan IUD. 3) Imunisasi Pelayanan imunisasi di posyandu yang dapat dilaksanakan apabila ada petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi dn balita maupun terhadap ibu hamil. 6
4) Gizi Pelayanan gizi di posyandu dilakukan oelh kader .sasarannya adalah bayi balita , ibu hamil dan WUS . jenis pelayanan yang di berikan meliputi penimbangan berat badan , deteksi dini ganguan pertumbuhan , penyuluhan gizi , pemberian PMD , pemberian vitamain A , dan pemberian sirup Fe. Khusus untuk ibu nifas di tambahkan dengan pemberian tablet besi serata kapsul Iodium untuk yang bertempat ti tempat tinggal di daerah gondok endemik. Apabila setelah 2 kali penimbangan tidak ada kenaikan berat badan , segera dirujuk ke puskesmas. 5) Pencegahan dan penanggulangan Diare Pencegahan diare di posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) .penanggulangan diare di posyandu dilakukan antara lain penyuluhan , pemberian larutan gula garam yang dapat di buat sendiri oleh masyarakat atau pemberian oralit yang disediakan . b. Kegiatan pengembangan /Tambahan : Dalam keadaan tertentu posyandu dapat menambahkan kegiatan posyandu dengan kegiatan baru, disamping ada 5 kegiatan utama yang telah di tetapkan .kegiatan baru tersebut misalnya , perbaikan kesehatan lingkungan , pemberantasan penyakit menular dan berbagai program membangun masyarakat desa lainnya . posyandu yang seperti ini di sebut dengan nama posyandu plus.
7
Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apa bila 5 kegiatan utaman telah dilakukan dalam arti cakupannya 50% , serta tersedian sumber daya yang mendukung . penetapan kegiatan baru harus mendapat pendukung dari seluruh masayrakat. Pada saat ini telah beberapa kegiatan tambahan posyandu yang telah dilaksanakan antara lain 1) Bina Keluarga Balita (BKB) 2) Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA) 3) Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial kejaian Luar Biasa (KLB) misalnya :ISPA dbd , Gizi Buruk, Polio, Campak, difteri, Pertusis, Tetanus
Neonatorum.
4) Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) 5) Usaha Kesehatan Gizi Mayarakat Desa (UKGMD) 6) Penyedian air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLP) 7) Program diversifikasikan petanian tanaman pangan dan pemanfaatan tanaman oba keluarga(Hasdi, 2007). 2.2 Konsep Prilaku dan Motivasi 2.2.1
Perilaku Menurut Skiner (1938), seseorang ahli psikologi , merumuskan bahwa
perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (Rangsangan dari luar). Kedua reponden tersebut adalah respondent respons yang ditimbulkan dan berkembang kemudian diikuti oelh stimulasi atau rangsangan yang lain (Reinforcing stimuli) untuk meperkuat reposn (Notoatmodjo, dalam rahayu, 2012:29)
8
Teori WHO yang dirumuskan oleh tim kerja pendidikan kesehatan dari WHO membuat suatu determinat perilaku dengan sangat sederhana . Mereka mengatakanbahwa alasan pokok seseorang berprilaku karena didasari oleh respon dari suatu stimulus (Notoatmodjo, dalam rahayu, 2012:29) a) Pemikiran dan perasaan (Thoughts and feeling) Hasil pemikiran dan persaan seseorang atau lebih tepatnya diartikan pertimbangan pribadi terhadap objek yang menjadi model awal untuk bertindak atau berprilaku . b) Referensi Pribadi (Personal Refernsi)Di dalam sebuah lingkungan masyarakat Dengan paternalistic yang kuat, maka perubahan prilaku masyarakat tergantung pada arahan dari pemuka adat atau tokoh masyarakat di daerah tersebut . c) Sumber daya (Resource) Tersedianya sumber daya , maka akan menyebakan seseorang untuk dapat berprilaku dengan lebih sehat atau lebih baik. Sumber daya ini akan mendukung terjadinya perilaku. d) Sosio Budaya (Culture) Faktor sosio budaya sangat berpengaruh terhadap pembentukan perilaku masyarakat. Di Indonesia, Masing-masing wilayah memiliki budaya yang berbeda-beda dan mencirikan derah masing masing.(Notoatmodjo, dalam rahayu, 2012:29)
Menurut Green dalam buku Notoatmodjo (2003), kesehatan individu dan masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor perilaku dan faktor-faktor 9
diluar perilaku (nonĀ¬perilaku). Selanjutnya faktor perilaku ini ditentukan oleh tiga kelompok faktor meliputi: perilaku seseorang berhubungan faktor predisposisi, faktor pemungkinan dan faktor penguat. Oleh sebab itu, akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan perilaku serta hal-hal yang berhubungan perilaku, adalah:
1. Faktor predisposisi (predisposing factor). Faktor predisposisi mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai dan persepsi, berkenaan dengan motivasi seorang atau kelompok untuk bertindak. Sedangkan secara umum faktor predisposisi ialah sebagai preferensi pribadi yang dibawa seseorang atau kelompok kedalam suatu pengalaman belajar. Hal ini mungkin mendukung atau menghambat perilaku sehat dalam setiap kasus, faktor ini mempunyai pengaruh. Faktor demografis seperti status sosial-ekonomi, umur, jenis kelamin dan ukuran keluarga saat ini juga penting sebagai faktor predisposisi. 2. Faktor pemungkin (enabling factor). Faktor pemungkin mencakup berbagai keterampilan dan sumber daya yang perlu untuk melakukan perilaku kesehatan. Sumber daya itu meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, personalia klinik atau sumber daya yang serupa itu. Faktor pemungkin ini juga menyangkut keterjangkauan berbagai sumber daya, biaya, jarak ketersediaan transportasi, waktu dan sebagainya. 3. Faktor penguat (reinforcing factor). Faktor penguat adalah faktor yang menentukan tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tergantung pada tujuan dan jenis program. Di dalam pendidikan pasien, faktor menguat bisa berasal dari perawat, bidan dan dokter, pasien dan keluarga.
10
2.2.2
Motivasi Menurut teory motivasi Maslow (1970)dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996) pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Maslow menunjukan dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang mulai dorongan dari tingkat terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai daeri kebutuhan biologis dasar sampai motif fisologis yang lebih kompleks yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting. Adapaun Lima jenis kebutuhan tersebut antara lain :
1. Kebutuhan fisiologis yaitu ; rasa lapar , rasa haus dan sebagainya 2. Kebutuhan akan rasa aman dimana seseorang merasa terlindungi dan aman , serta jauh dari bahaya. 3. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki dimana seseorang merasa dapat berinteraksai dengan orang lain, terima dan memiliki 4. Kebutuhan akan penghargaan dimana seseorang merasa perlu menunjukan kemapuanya. prestasi , berkopetensi mendapat dukungan serata pengakuan. 5. Kebutuhan Atualisasi diri yaitu kebutuhan a. Kognetif : mengetahui , memahai dan menjelajahi b. Kebutuhan estetika : keserasian keteraturan dan keindahan. c.
Kebutuhan aktualisasi diri : mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya.
11
Berdasarkan Laporan Tahunan Puskesmas II Denpasar Barat Perilaku kader yang terkait pengembangan posyandu dimana beberapa prilaku mereka ikut mempengaruhi system kinerja dan pengelolan posyandu di mana kader kurang mengoptimalkan waktu dalam pelaksanakan tugas pokok kader seperti , tidak lengkapnya buku posyandu , tidak semua buku di isi dengan baik serta pendatan balita dan bumil yang kurang lengkap sehingga salah satu indicator cakupan bumil yang di timbang , untuk mentukan tingkat posyandu tidak tercapai . sehingga tidak dapat memenuhi target cakupan yang menentukan tingkat kemandirian posyandu.
2.2.3
Pengetahuan Berikut ini merupakan beberapa pengertian pengetahuan (knowledge) menurut ahli atau pakar sebagai berikut :.
1. Menurut pendapat Gordon (1994 : 57) pengertian pengetahuan adalah struktur organisasi pengetahuan yang biasanya merupakan suatu fakta prosedur dimana jika dilakukan akan memenuhi kinerja yang mungkin. 2. Menurut pendapat Nadler (1986 : .62) pengertian pengetahuan adalah proses belajar manusia mengenai kebenaran atau jalan yang benar secara mudahnya mengetahui apa yang harus diketahui untuk dilakukan.Lebih lanjut Gordon (1994 : 50) menyimpulkan bahwa pengetahuan (knowledge) merupakan dasar kebenaran atau fakta yang harus diketahui dan diterapkan dalam pekerjaan Menurut pendapat Kraiger (1993 : 28) pada dasarnya pengetahuan (knowledge) dapat dibagi menjadi dua bagian yang saling berhubungan, yaitu: 1. Theoritical Knowledge 12
Pengetahuan dasar yang dimiliki karyawan seperti prosedur bekerja, moto dan misi perusahaan serta tugas dan tanggung jawab, informasi-informasi lainnya yang diperlukan dan yang diperoleh baik secara formal (sekolah, universitas) maupun dari non formal (pengalaman-pengalaman) 2. Practical Knowledge Pengetahuan yang diberikan kepada karyawan dengan tujuan untuk memahami bagaimana dan kapan karyawan bersikap dan bertindak dalam menghadapi berbagai masalah dan penerapan prosedur kerja berdasarkan dari pengetahuan secara teori maupun dari pengalaman-pengalaman yang terjadi 2.3 Kader Posyandu Kader Posyandu dipilih oleh pengurus Posyandu dari anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan posyandu. Kader Posyandu menyenggarakan kegiatan posyandu secara sukarela. Kriteria kader Posyandu antara lain sebagai berikut : 1) Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat 2) Dapat membaca dan menulis huruf latin 3) Mempunyai jiwa pelopor, pembaharu dan penggerak masyarakat 4) Bersedia bekerja secara sukarela, memiliki kemampuan dan waktu luang 5) Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat 6) Berpendidikan sekurang-kurangnya SMP Dalam keadaan tertentu, terutama di daerah perkotaan, karena kesibukan yang dimiliki, tidak mudah mencari anggota masyarakat yang berdia aktif secara sukarela sebagai kader posyandu. Untuk mengatasinya kedudukan dan peran kader Posyandu dapat digantikan oleh tenaga profesional yang terlatih yang bekerja 13
secara purna/paruh waktu sebagai kader posyandu dengan mendapatkan imbalan dari dana khusu yang di kumpulkan oleh dan dari masyarakat. Kriteria tenaga professional antara lain sebagai berikut : 1) Bersedia dan mau bekerja secara Purna/paruh waktu untuk mengelola Posyandu 2) Mampu Menjalankan peran dalam posyandu dengan Optimal 2.3.1
Tugas dan Tanggung Jawab Kader Tugas-tugas kader berbeda-beda antara satu tempat dan tempat yang lainnya. Tugas-tugas tersebut meliputi pelayanan kesehatan dan pembangunan masyarakat, tetapi yang harus mereka lakukan itu terbatas pada bidang-bidang atau tugas-tugas yang pernah diajarkan kepada mereka (Heru, 1995). Adapapun beberapa tugas tersebut antara lain a. Pada Hari Buka Posyandu 1) Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan sarana dan prasarana posyandu termasuk penyiapan makanan tampabahn (PMT). 2) Melakukan pendaftaran peserta posyandu. 3) Melakukan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke posyandu. 4) Mencatat hasl penimbangan di KMS atau buku KIA dan mengisi buku register Posyandu 5) Melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan dan gizi. Sesuai dengan hasil penimbangan serta pemberian PMT.
14
6) Memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai kewenangannya, misalnya memberikan Vitamin A, pemberian tablet zat besi (Fe), oralit, pil KB, Kondom. 7) Setelah pelayanan posyandu selesai kader bersama petugas melengkapi pencatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut. b. Di Luar hari Buka Posyandu 1) Mengadakan pemutahiran data sasaran posyandu : bayi, anak balita, ibu hamil dan ibu menyusui 2) Membuat grafik tentang jumlah semua balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja posyandu , jumlah balia yang mempunyai kartu menuju sehat (KMS) atau buku KIA. , jumlah balita yang datang pada hari buka posyandu dan jumlah balita yang ditimbang berat badannya naik (SKDN). 3) Melakukan tindak lanjut terhadap a) Sasaran yang tidak datang b) Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan 4) Memberikan kepada kelompok sasaran berkujung ke posyandu saat hari buka 5) Melakukan kunjungan tatap muka rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagaman.(Notoatmodjo 2003)
2.4 Peserta Posyandu Perserta posyandu adalah setiap pengunjung yang ikut amabil bagian dan menerima palayanan posyandu baik dari kader maupun petugas kesehatan. 15
Biasanya persserta posyandu berasal dari wilayah kerja posyandu tersebut di tiap dusun atau lingkungan. Perserta ini biasanya terbagi atas tiga yaitu : 2.4.1
Ibu Hamil (Bumil) Yang terdaftar sebagai peserta pasyandu adalah ibu hamil yang berada
atau menjadi anggota masyarakat (KK) di suatu dusun atau lingkungan. Ibu hamil di registerasikan oleh kader posyandu dan melakukan penimbangan setiap bulan ke posyandu. Ibu hamil terbagi menjadi 3 jenjang yaitu trimester I yaitu ibu hamil yang umur kehamilannya 0-3 bulan, trimester II yaitu ibu hamil yang umur kehamilannya berumur 4-6 bulan dan trimester III yaitu ibu hamil yang berumur 7-9 bulan . Ibu Hamil di daftar dan di pantau umur kehamilannya, selain itu ibu hamil juga mendapat kan pelayanan seperti : 1. pil tambah darah dan kapsul Iodium 2. Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) 3. Pemeriksaan Kehamilan oleh petugas kesehatan 4. Tanggal dan penolong persalinan Kegiatan ini dilakukan setip bulan oleh kader di bantu dengan petugas kesehatan . semua kegiatan tersebut di catatan dalam suatu pola catatan dasar sasaran posyandu atau biasa di kenal dengan Pola SIP. 2.4.2 a.
Bayi dan Anak Balita Bayi Menurut Husaini , 2002 Yang di katagorikan bayi adalah sejak kelahiran hingga berumur 1 tahun . dimana di catatn tanggal lahir dan data kelahiran seperti berat badan lahir , panjang badan serta lingkar kepala . Bayi 16
mendapatkan perhatian khusus dari pihak posyandu dimana sebelum umur 6 bulan sangat di anjurkan untuk menggunakan ASI secara ekslusif .melalui pendekatan dan penyluhan dair kader kepada ibu menyusi di harapkan bayi mendapat ASI secara esklusif . kemudian setelah bayi berumur 6 bulan keatas akan di perkenalkan makanan tambahan yang dapat di berikan , dalam hali ini yang di beri pengertian lebih adalah ibunya atau pengasuh yang di percayakan oleh orang tua bayi. Serta mendapat vitamin A pada bulan Agustus atau Februari. b.
Anak balita Anak balita adalah anak balita yang berumur 1-5 tahu n dan melakukan kegiatan penimbangan setiap bulannya di posyandu. Balita juga dapat di bagi 3 kelompok yaitu : 1. Baduda yaitu anak berumur di bawah 2 tahun 2. Batita yaitu anak yang berumur di bawah 3 tahun 3. Balita yaitu anak yang berumur di bawah 5 tahun Kegiatan dasar balita hamper sama dengan bayi yaitu penimbangan dan pengukuran .namun lebih di khususkan dalam melihat pertumbuhan anak serta perkembanganya atau lebih di kenal dengan deteksi dini tumbuh kembang anak. Sama hal nya dengan bayi anak balita juga mendapat Vitamin A setiap 6 bulan , namun dosis Vitamin A nya lebih tinggi .
17