BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Tinjauan Teoritis
2.1.1
Teori Portfolio Portofolio dapat diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva
yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor baik perorangan maupun lembaga (Sunariyah, 2003: 178). Menurut ahli keuangan J Fred Weston, portofolio dapat diartikan sebagai kombinasi atau gabungan berbagai aktiva. Aktiva itu dapat diartikan sebagai investasi surat berharga finansial seperti deposito, properti, atau real estate, obligasi, saham, dan bentuk penyertaan lainnya. Dalam dunia usaha, hampir semua pemilik modal memiliki sikap sebagai penghindar risiko (risk aventer) yang artinya tidak mengingini suatu risiko yang mengakibatkan kerugian atau pengurangan nilai investasi. Teori
portofolio
merupakan
teori
yang
berhubungan
mengenai
pengembalian portofolio yang diharapkan dan tingkat risiko portofolio yang dapat diterima, serta menunjukkan cara pembentukan portofolio yang optimal. Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) adalah return yang yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang dan sifatnya belum terjadi. Dengan adanya ketidakpastian (uncertainty) tersebut, berarti investor akan memperoleh return di masa mendatang yang belum diketahui persis nilainya. Return ekspektasi dan tingkat risiko mempunyai hubungan yang positif. Semakin besar risiko suatu sekuritas, semakin besar return yang diharapkan, dan sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
Dasar pemilihan portofolio pertama kali dicetuskan oleh Harry M Markowitz pada dekade 1952-an yang disebut dengan teori portofolio Markowitz. Model Markowitz bertujuan untuk pendistribusian dana secara efisien. Menurut Jogiyanto (2003), bahwa teori portofolio Markowitz didasarkan atas pendekatan mean (rata-rata) dan variance (varian), dimana mean merupakan pengukuran tingkat return dan varian merupakan pengukuran tingkat risiko. Teori portofolio Markowitz ini disebut juga sebagai mean terhadap varian model, yang menekankan pada usaha memaksimalkan ekspektasi retun (mean) dan meminimumkan ketidakpastian atau resiko (variance) untuk memilih dan menyusun
portofolio
optimal.
Pemilihan
portofolio
membahas
tentang
permasalahan bagaimana mengalokasikan penanaman modal agar dapat membawa
keuntungan
terbanyak
dengan
resiko
terendah.
Markowitz
mengembangkan indeks model sebagai penyederhanaan dari mean-varian model, yang berusaha untuk menjawab berbagai permasalahan dalam penyusunan portofolio, yaitu terdapatnya begitu banyak kombinasi aktiva berisiko yang dapat dipilih dan disusun menjadi suatu portofolio. Dari sekian banyak kombinasi uang dipilih, seorang investor rasional pasti akan memilih portofolio optimal (efficient set) (Jogiyanto,2009). Teori Markowitz menggunakan beberapa pengukuran statistik dasar untuk mengembangkan suatu rencana portofolio, diantaranya expected return, standar deviasi baik sekuritas maupun portofolio dan korelasi antar return. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return dan risiko dalam suatu investasi, dimana
unsur
risiko
dapat
diminimalisir
melalui
diversifikasi
dan
Universitas Sumatera Utara
mengkombinasikan berbagai instrumen investasi kedalam portofolio. Salah satu pengukur risiko adalah deviasi standar atau varian yang merupakan kuadrat dari deviasi standar. Risiko yang diukur dengan ukuran ini mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap-tiap item menyimpang dari rata-ratanya. Risiko portofolio juga dapat diukur dengan besarnya deviasi standar atau varian dari nilai return-return sekuritas tunggal di dalamnya. Dengan demikian, varian return portofolio yang merupakan risiko portofolio dapat dituliskan sebagai berikut : Var (Rp) = πππ = E [Rp β E (Rp)]2 Markowitz menunjukkan bahwa secara umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam bentuk portofolio.
Menurut
Markowitz,
risiko
ekspektasi
tergantung
pada
keanekaragaman (diversifikasi) kemungkinan return ekspektasi. Markowitz memperkenalkan model diversifikasi portofolio. Pengurangan risiko nonsistematis (firm-specific risk) dilakukan dengan cara diversifikasi sehingga hanya tertinggal systematic risk yang dikenal dengan istilah insurance principle.
2.1.2
Diversifikasi Portofolio Diversifikasi di dunia perbankan dapat dikatakan berkembang dengan
cepat pesat, karena diversifikasi merupakan sebuah peluang dalam memperoleh laba selain dari pendapatan bunga (net interest income). Diversifikasi memang perlu dilakukan dalam setiap kegiatan usaha, termasuk dalam kegiatan perbankan. Diversifikasi merupakan salah satu cara untuk meminimalisir risiko yang dihadapi
Universitas Sumatera Utara
seperti yang dikatakan oleh Markowitz (1952) bahwa jangan menaruh telur dalam satu keranjang (do not put your eggs at one basket). Dengan melakukan diversifikasi, kegiatan bank tidak terfokus terhadap satu hal sehingga dapat mengurangi tingkat risiko bank. Pembahasan mengenai diversifikasi adalah berawal dari keinginan investor untuk memperkecil potensial risiko. Dimana dengan melakukan diversifikasi, diharapkan risiko bawaan pada satu saham dapat dieliminasi oleh adanya keuntungan dari saham yang lain. Menurut Bodie, etc (2009;220) melakukan diversifikasi adalah βdividing a fixed investment budget across more assetsβ.
Diversifikasi portfolio pada bank dapat
dilakukan pada jenis aset yang berbeda atau sama pada bank. Investor dapat memilih portofolio saham saja namun disebar ke beberapa negara, sektor dan perusahaan berbeda.
sering
melakukan
diversifikasi
dalam
Pemodal pada prakteknya
investasi
mereka
dengan
mengkombinasikan berbagai saham dalam investasinya atau dengan kata lain pemodal
membentuk
portofolio
investasi.
Diversifikasi
investasi
akan
memberikan manfaat optimum apabila return antar investasi dalam satu portofolio berkorelasi negatif. Misalnya investor yang menginvestasikan dananya di pasar modal, maka investor tidak hanya memilih satu saham saja sebagai investasinya. Dengan melakukan kombinasi saham, investor dapat meraih perolehan yang optimal sekaligus akan mampu meminimalkan tingkat risiko yang dimiliki oleh masing-masing aset yang akan membentuk portofolio tersebut.
Tujuan utama dari
diversifikasi adalah untuk mengelola risiko. Karena tidak mungkin untuk memprediksi bagaimana kinerja pasar keuangan, diversifikasi membantu melindungi portofolio investasi dari fluktuasi dan memberikan kinerja yang lebih konsisten dari waktu ke waktu pada kondisi ekonomi yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3
Portofolio Bank Menurut Husnan (2003:45), portofolio merupakan sekumpulan investasi.
Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan yang dilakukan investor terhadap banyaknya sekuritas mendorong investor untuk melakukan diversifikasi dengan tujuan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Pemilihan sekuritas ini dipengaruhi oleh preferensi
risiko,
pola
kebutuhan
kas,
status
pajak,
dan
sebagainya.
Dalam kenyataannya akan sulit membentuk portofolio yang terdiri dari semua kesempatan investasi, karena itu biasanya dipergunakan suatu wakil (proxy) yang terdiri dari sejumlah besar saham atau indeks pasar. Mengingat kegiatan perbankan bergerak dengan dana dari masyarakat atas dasar kepercayaan, maka setiap pelaku perbankan diharapkan tetap menjaga kepercayaan masyarakat. Sektor keuangan dalam hal ini perbankan memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan berbagai sektor ekonomi. Ini dikarenakan lembaga perbankan mampu memobilisasi surplus modal dari pihak ketiga untuk diinvestasikan ke berbagai sektor ekonomi yang membutuhkan pembiayaan. Ketika sektor keuangan bertumbuh secara baik maka akan semakin banyak sumber pembiayaan yang dapat dialokasi ke sektor-sektor produktif dan akan semakin bertambah pembangun fisik modal yang bisa diciptakan yang nantinya akan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan dan kinerja positif sektor keuangan akan berkorelasi positif terhadap kinerja ekonomi suatu negara. Sektor keuangan bisa menjadi sumber utama pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
sektor riil ekonomi. Semakin banyak alokasi dana pihak ketiga perbankan yang dialokasikan pada sektor-sektor riil maka akan semakin berkurang tingkat pengangguran dan kemiskinan dalam sebuah perekonomian. Peran perbankan yang sangat penting bagi perekonomian negara mendorong perbankan berhati-hati dalam menjalankan aktivitasnya termasuk dalam memilih portofolio investasi dengan tujuan untuk memaksimalkan pendapatan dan meminimalkan risiko.
2.1.3.1 Aktiva Produktif Bank Aktiva produktif merupakan aset yang dapat menghasilkan pendapatan. Aktiva produktif adalah penanaman dana bank dalam valuta rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, deposito, surat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, termasuk komitmen dan kontingensi pada transaksi rekening administratif. Aset produktif berfungsi untuk memperoleh pendapatan atas dana yang disalurkan oleh bank. Namun demikian, penempatan dana dalam aktiva produktif juga memiliki resiko, yaitu resiko dana yang disalurkan tidak dapat kembali. Resiko atas penempatan dalam bentuk aktiva produktif ini dapat menimbulkan kerugian bank. Bank perlu membentuk cadangan kerugian aktiva produktif, yaitu penyisihan penghapusan produktif (PPAP). Jenis-jenis aktiva produktif adalah kredit, deposito, surat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, dan transaksi rekening administratif. 1.
Kredit Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
Universitas Sumatera Utara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk cerukan (overdraft), yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah yang tidak dapat dibayar lunas pada akhir hari, pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang, dan pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak lain. Kredit mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Secara garis besar fungsi kredit di dalam perekonomian, perdagangan, dan keuangan dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang. Kredit juga dapat meningkatkan utility (daya guna) suatu barang, meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. Fungsi kredit yang selanjutnya adalah dapat menambah gairah berusaha masyarakat. Manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi dengan selalu berusaha memenuhi kebutuhannya, sehingga diperlukan uang untuk dapat mewujudkan kebutuhan tersebut. Kredit adalah salah satu cara untuk dapat memperoleh uang dan kemudian oleh pelaku ekonomi dapat dipergunakan untuk meningkatkan usahanya. Jenis kredit yang disalurkan oleh bank memiliki dua bentuk, yaitu Cash Loan dan NonβCash Loan. Cash Loan merupakan pinjaman uang tunai yang diberikan bank kepada nasabahnya. Dalam pemberian cash loan ini bank telah menyediakan dana (fresh money) yang dapat digunakan oleh nasabah berdasarkan ketentuan tertentu yang ada dalam perjanjian kreditnya. Sedangkan NonβCash Loan merupakan fasilitas yang diberikan bank kepada nasabahnya, tetapi atas fasilitas tersebut bank belum mengeluarkan uang tunai. Dalam fasilitas ini bank
Universitas Sumatera Utara
baru menyatakan kesanggupan untuk menjamin pembayaran kewajiban nasabah kepada pihak lain/pihak ketiga. 2.
Deposito Deposito merupakan salah satu tempat bagi nasabah untuk melakukan
investasi dalam bentuk surat-surat berharga. Pemilik deposito disebut dengan deposan. Kepada setiap deposan akan diberikan setiap imbalan bunga atas depositonya. Bagi bank, bunga yang diberikan kepada para deposan merupakan bunga yang tertinggi, jika dibandingkan dengan simpanan giro atau tabungan, sehingga deposito oleh sebagian bank dianggap sebagai dana yang mahal. Keuntungan bagi bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah uang yang tersimpan relatif lama, mengingat deposito memiliki jangka waktu yang relatif panjang dan frekuensi penarikan yang juga jarang. Dengan demikian, bank dapat dengan leluasa untuk menggunakan kembali dana tersebut untuk keperluan penyaluran kredit. Dalam praktiknya deposito yang ditawarkan terdiri dari beragam jenis, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Masing-masing jenis deposito memiliki keunggulan tersendiri, sehingga deposan dapat memilih sesuai dengan selera mereka. Saat ini jenis-jenis deposito yang ditawarkan oleh bank dan ada dimasyarakat adalah deposito berjangka, sertifikat deposito, dan deposito on call. Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Dalam hal ini deposito berjangka mempunyai tanggal jatuh tempo yang telah ditetapkan, dibuktikan secara tertulis, dan menghasilkan bunga yang tetap bagi nasabah selama usia kontrak. Deposito berjangka diterbitkan atas nama
Universitas Sumatera Utara
baik perorangan maupun lembaga. Artinya di dalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau lembaga. Kepada setiap deposan diberikan bunga yang besarnya sesuai dengan berlakunya bunga pada saat deposito berjangka dibuka. Pencairan bunga deposito dapat dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo (jangka waktu) sesuai jangka waktunya. Penarikan
dapat
dilakukan
secara
tunai
maupun
non
tunai
(pemindahbukuan). Kepada setiap deposan dikenakan pajak terhadap bunga yang diterimanya. Penarikan deposito sebelum jatuh tempo untuk bank tertentu dikenakan penalty rate (denda). Disamping diterbitkan dalam mata uang rupiah deposito berjangka juga diterbitkan dalam mata uang asing. Deposito berjangka yang diterbitkan dalam valuta asing (vallas), biasanya diterbitkan oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan dan bunga dilakukan menggunakan kurs devisa umum. Jenis kedua dari deposito yaitu sertifikat deposito, adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan. Maksud dipindahtangankan, yaitu dapat diperdagangkan karena berbentuk atas tunjuk sehingga lebih likuid, berbeda dengan deposito berjangka yang diterbitkan atas nama sehingga tidak mudah dialihkan. Dari pengertian di atas maka dapat diperbandingkan bentuk deposito berjangka dengan sertifikat deposito tersebut, diantaranya adanya kelebihan-kelebihan sertifikat deposito , yaitu bunga diberikan secara diskonto atau dibayarkan di muka oleh bank bank penerbitnya dan dapat diperdagangkan.
Universitas Sumatera Utara
Jenis deposito yang terakhir adalah Deposit On Call, merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar misalnya 50 juta rupiah (tergantung bank yang bersangkutan). Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposit on call dan sebelum deposit on call dicairkan terlebih dahulu 3 hari sebelumnya nasabah sudah memberitahukan bank penerbit. Besarnya bunga biasanya dihitung per bulan dan biasanya untuk menentukan bunga dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak bank. 3.
Surat Berharga Surat berharga adalah surat yang oleh penerbitnya sebagai pelaksanaan
pemenuhan suatu prestasi, yang berupa pembayaran sejumlah uang. Tetapi pembayaran disini tidak menggunakan mata uang melainkan dengan alat pembayaran lain yaitu surat berharga. Dari definisi yang dikemukakan diatas, maka dapat diketahui bahwa surat berharga pada dasarnya adalah surat yang diterbitkan oleh penerbitnya sebagai pelaksanaan prestasi yang berupa pembayaran sejumlah uang dari suatu perikatan yang terjadi sebelumnya. Surat berharga adalah surat bukti tuntutan hutang, pembawa hak dan mudah dijualbelikan. Hal ini mengandung beberapa unsur, seperti: 1. Surat bukti tuntutan hutang ialah perikatan yang harus ditunaikan oleh penandatangan akta, sebaliknya penerima akta itu mempunyai hak menuntut kepada orang yang menandatangani akta tersebut. 2. Pembawa hak ialah pemegang hak untuk menuntut sesuatu kepada debitur yang berarti bahwa hak tersebut melekat pada akta surat berharga, seolah-olah menjadi satu atau senyawa. 3. Mudah diperjualbelikan yakni agar
Universitas Sumatera Utara
surat berharga itu mudah diperjualbelikan, maka harus diberi bentuk kepada pengganti (aan order) atau bentuk kepada pembawa (aan toonder). Bertitik tolak dari definisi yang dikemukakan di atas, maka dapat diketahui bahwa yang menjadi dasar lahirnya surat berharga adalah adanya suatu perikatan. Perikatan di sini dengan sendirinya harus dilaksanakan dengan baik dan tepat waktunya, sehingga tujuan dibuatnya perjanjian dapat dicapai. 4.
Penempatan Dana antar Bank Penempatan pada bank lain merupakan seluruh jenis penempatan/tagihan
atau simpanan bank dalam rupiah dan valuta asing pada bank lain baik syariah maupun konvensional yang beroperasioal di Indonesia maupun di luar Indonesia. Penempatan pada bank lain adalah penempatan/tagihan atau simpanan milik bank pada bank lain untuk menunjang kelancaran aktivitas operasional, dalam rangka memperoleh penghasilan, dan sebagai secondary reserve. 5.
Penyertaan Penyertaan modal adalah penanaman dana bank dalam bentuk saham pada
perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, termasuk penanaman dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jenis transaksi tertentu yang berakibat Bank memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Perusahaan yang bergerak di bidang keuangan adalah Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat, dan perusahaan di bidang keuangan lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan
Universitas Sumatera Utara
perundang-undangan yang berlaku antara lain sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan. 6.
Transaksi Rekening Administratif Transaksi rekening administratiff adalah kewajiban komitmen dan
kontinjensi yang antara lain meliputi penerbitan jaminan, letter of credit, standby letter of credit, fasilitas kredit yang belum ditarik dan atau kewajiban komitmen dan kontinjensi lain.
2.1.3.2 Aktiva Non Produktif Bank Aktiva non produktif adalah aset bank selain Aktiva Produktif yang memiliki potensi kerugian, antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih, properti terbengkalai (abandoned property), rekening antar kantor dan suspense account. 1.
Agunan yang Diambil Alih Agunan yang Diambil Alih yang untuk selanjutnya disebut AYDA adalah
aktiva yang diperoleh bank, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank.
2.
Properti Terbengkalai
Universitas Sumatera Utara
Properti Terbengkalai (abandoned property) adalah aktiva tetap dalam bentuk properti yang dimiliki Bank tetapi tidak digunakan untuk kegiatan usaha Bank yang lazim. 3.
Rekening Antar Kantor Rekening Antar Kantor, yaitu tagihan yang timbul dari transaksi antar
kantor yang belum diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. 4.
Suspense Account Suspense Account, yaitu akun yang tujuan pencatatannya tidak
teridentifikasi atau tidak didukung dengan dokumentasi pencatatan yang memadai sehingga tidak dapat direklasifikasi dalam akun yang seharusnya.
2.1.4
Basel Accord Basel Accord merupakan suatu kerangka perbankan yang dibentuk dengan
tujuan untuk meningkatkan ketahanan dan kesehatan sistem keuangan dengan harapan dapat memperkuat ketahanan perbankan dalam menghadapi krisis yang terjadi di kemudian hari melalui penguatan modal dan likuiditas perbankan. Basel Accord juga dapat disebut sebagai peraturan di industri perbankan. Basel dapat digunakan sebagai pertimbangan serangkaian kebijakan bank sentral dari seluruh dunia. Mengingat pentingnya modal pada bank, pada tahun 1988 Bank for International Settlement (BIS) mengeluarkan suatu konsep kerangka permodalan yang lebih dikenal dengan Basel Accord (Basel I).
Universitas Sumatera Utara
Sistem ini dibuat sebagai penerapan kerangka pengukuran bagi risiko kredit, dengan mensyaratkan standar modal minimum adalah 8%. Komite Basel merancang Basel I sebagai standar yang sederhana, mensyaratkan bank-bank untuk memisahkan eksposurnya kedalam kelas yang lebih luas, yang menggambarkan kesamaan tipe debitur. Eksposur kepada nasabah dengan tipe yang sama (seperti eksposur kepada semua nasabah korporasi) akan memiliki persyaratan modal yang sama, tanpa memperhatikan perbedaan yang potensial pada kemampuan pembayaran kredit dan risiko yang dimiliki oleh masing-masing individu nasabah.
2.1.5
CAR (Capital Adequacy Ratio) CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, dan tagihan pada bank lain ) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman, dan lainβlain. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugianβ kerugian bank yang di sebabkan oleh aktiva yang berisiko. (Dendawijaya. 2005:121). Menurut Susilo, Sigit dan Totok (2000: 27), kecukupan modal merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian. Bank Indonesia menetapkan Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu
Universitas Sumatera Utara
dipertahankan oleh setiap bank sebagai suatu proporsi tertentu dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Aktiva tertimbang menurut risiko adalah nilai total masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing bobot 0% dan aktiva yang paling berisiko diberi bobot 100%. Dengan demikian ATMR menunjukkan nilai aktiva berisiko yang memerlukan antisipasi modal dalam jumlah yang cukup. Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut : CAR =
ππ¨πππ₯ πππ§π€ ( ππ§ππ’+πππ₯ππ§π π€ππ© ) ππππ
X 100%
Penyediaan modal minimum yang ditetapkan oleh pemerintah dalam penilaian kesehatan bank ini berubah-ubah sesuai dengan tingkat keperluan yang dianggap paling tepat. Misalnya, tingkat CAR yang ditetapkan oleh pemerintah untuk tahun 1999 minimal 8% dan untuk tahun 2001 minimal 12%. Pada prinsipnya, tingkat CAR ini disesuaikan dengan ketentuan CAR yang berlaku secara internasional yaitu sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Bank for International
Settlement
(BIS).
Peningkatan
CAR
ini
bertujuan
untuk
meningkatkan kinerja dan untuk memastikan prinsip kehati-hatian perbankan senantiasa terjamin. Dengan CAR yang cukup atau memenuhi ketentuan, bank tersebut dapat
beroperasi sehingga terciptalah laba. Rendahnya CAR
menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat yang pada
akhirnya dapat
menurunkan profitabilitas. Namun sebaliknya, semakin tinggi CAR maka kinerja bank semakin baik.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Martono (2004: 83), CAR digunakan untuk : (1) Ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, (2) sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga berasal dari hutang penjualan asset yang tidak dipakai dan lain-lain, (3) alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank tersebut yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya, dan (4) dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti yang dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut.
2.2
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Hasil No dan Tahun Judul Variabel Penelitian Heather The Effect Variabel Basel Accord Montgomery of the Basel Independen: berpengaruh Accord on capital ratio, signifikan terhadap (2004) Bank asset growth, perilaku bank dan Portfolios in LDR, GDP. tingkat sensitivitas 1 Japan Variable potfolio bank dependen : total terhadap modal asset, loans, dengan proporsi corporate bonds, yang berbeda-beda government bonds. Joseph G. Capital Variabel Modal berpengaruh Haubrich dan Requiremen Independen : signifikan secara Paul Wachtel ts and Shifts sizeβs bank, kualitatif terhadap in capital dummies, portfolio pada bank (1993) 2 Commercial loan quality dan perubahan Bank portfolio Variabel berpengaruh Portfolios terhadap risiko Dependen : portfolio secara
Universitas Sumatera Utara
Takatoshi Ito dan Impacts of Yuri Nagataki the Basle Sasaki (2002) Capital Standard on Japanese Banksβ 3 Behavior
Leny Wahyu Setyarini (2010)
4
Dampak Implementa si Basel I terhadap Permodalan dan Risiko Kredit Perbankan di Indonesia
Asset Ratio
keseluruhan.
Variabel Independen : tier I Capital, tier II Capital, riskweight of asset.
Basel Accord memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku perbankan Jepang.
Variabel Dependen : RBC Ratio
bank dengan rasio modal yang rendah akan menawarkan pinjaman dalam jumlah yang rendah.
Variable kharakteristik khusus bank terdiri dari ukuran bank, ukuran kualitas asset, ukuran likuiditas, dan ukuran profitabilitas
Basel I tidak memberikan dampak terhadap permodalan maupun risiko kredit perbankan di Indonesia untuk bank yang cukup modal. Basel I tidak mempengaruhi bank untuk melakukan tindakan apapun terhadap permodalannya maupun merangsang bank untuk mengubah risiko kredit portofolionya menjadi lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
2.3
Kerangka Konseptual Berdasarkan tujuan penelitian, tinjauan pustaka dan hasil penelitian
sebelumnya yang telah menguji faktor-faktor yang mempengaruhi portofolio investasi yaitu capital ratio, asset growth, interest spread, dan Gross Domestic Bruto (PDRB). Maka dibuat model penelitan sebagai berikut :
Total Aset Capital Ratio Loans Variable control: Asset Growth, interest spread, dan PDRB
Government bonds Gambar 2.3 Kerangka Konseptual
Kecukupan modal memiliki pengaruh terhadap kinerja pada perbankan karena modal berfungsi manampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin banyak modal yang dimiliki bank maka akan semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko dan juga bank tersebut mampu membayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi bank. Dalam penelitian ini Capital Ratio diuji dengan menggunakan Basel Accord untuk melihat pengaruhnya terhadap portofolio investasi pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia. Capital Ratio atau rasio modal diukur dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank
Universitas Sumatera Utara
untuk menutupi penurunan aktiva sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Menurut Suhardjono dan Kuncoro (2002:573) Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Dalam
menguji
pengaruh
Capital
Ratio
terhadap
kredit
dapat
menggunakan model kuadrat terkecil biasa (Ordinary/Least square). Hasil penelitian terdahulu dilakukan oleh Montgomery (2009) dengan menggunakan model OLS menunjukkan bahwa alokasi portofolio pada bank internasional di Jepang sangat sensitif terhadap rasio modal inti Tier I. Bukti yang ada mengatakan bahwa pada periode sesudah penerapan Basel Accord, bank Internasional dengan rasio modal inti Tier I yang rendah cenderung mengubah kebijakan tentang aset perbankan secara keseluruhan dengan cara mengganti portfolio aset perbankan dari aset tertimbang menurut risiko seperti kredit dan obligasi swasta menjadi aset tertimbang tanpa risiko seperti obligasi pemerintah. Bank-bank internasional juga cenderung untuk mengeluarkan utang subordinasi untuk mengkompensasikan modal inti Tier I dengan cara meningkatkan jumlah modal inti Tier II. Sensivitas portofolio pada bank internasional menunjukkan pengaruh perubahan pada perilaku bank internasional. Namun, pada portofolio bank domestik tidak ditemukan pengaruh yang signifikan modal terhadap perilaku perbankan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Basel Accord mempengaruhi bank untuk mengurangi penyaluran kredit karena dianggap terlalu berisiko meskipun tingkat pengembaliannya cenderung tinggi dan mendorong perbankan supaya mengalihkan portfolionya ke obligasi pemerintah karena dianggap lebih aman dari risiko.
2.4
Hipotesis konseptual Pada penelitian yang buat oleh peneliti dengan judul β Analisis Pengaruh
Basel Accord Terhadap Portfolio Investasi Pada Bank Pembangunan Daerah β. Hipotesis kerangka konseptual disusun sebagai berikut : H1 : Capital ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap total aset. H2 : Capital ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap kredit. H3 : Capital ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap obligasi pemerintah.
Universitas Sumatera Utara