16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Investasi
2.1.1
Pengertian Investasi Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan
dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal. Menurut Sunariyah (2011:4) investasi adalah : “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.” Dewasa ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi yang akan mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa.
17
Pengertian investasi menurut Martono dan Harjito (2002:138) menyatakan bahwa: “Investasi merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan kedalam suatu asset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang.” Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa investasi merupakan suatu kegiatan pengeluaran aktiva atau harta lainnya yang dapat memberikan suatu keuntungan dimasa yang akan datang. 2.1.2
Jenis-Jenis Investasi Dalam berinvestasi, seseorang berhak memilih investasi mana yang akan di
ambil untuk menanamkan modalnya. Menurut Senduk (2004:24) bahwa produkproduk investasi yang tersedia di pasaran terdapat delapan macam antara lain adalah: 1.
Tabungan di bank Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan. Produk tabungan biasanya memperbolehkan kita mengambil uang kapanpun yang kita inginkan.
2.
Deposito di bank Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan. Bedanya, dalam deposito tidak dapat mengambil uang kapanpun yang diinginkan, kecuali apabila uang tersebut sudah menginap di bank selama jangka waktu tertentu
18
(tersedia pilihan antara satu, tiga, enam, dua belas, sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga yang harian). Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada suku bunga tabungan. Selama deposito kita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak akan terpengaruh pada naik turunnya suku bunga di bank. 3.
Saham Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli saham, berarti membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut mengalami keuntungan, maka pemegang saham biasanya akan mendapatkan sebagian keuntungan yang disebut deviden. Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut capital gain maupun lebih rendah daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut capital loss. Jadi, keuntungan yang bisa didapat dari saham ada dua yaitu deviden dan capital gain.
4.
Properti Investasi dalam property berarti dalam bentuk tanah atau rumah keuntungan yang bisa didapat dari property ada dua yaitu : a. Menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan uang sewa. b. Menjual properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.
19
5.
Barang-barang koleksi Contoh barang-barang koleksi adalah perangko, lukisan, barang antik, dan lainlain. Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada barang-barang koleksi adalah dengan menjual koleksi tersebut kepada pihak lain.
6.
Emas Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara yang memiliki perekonomian yang kuat, yaitu Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-negara G-7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi pula harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding searah dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan harga emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri.
7.
Mata uang asing Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi. Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan investasi dalam saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem mengambang bebas (free float) yaitu benar-benar tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran. Di Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat fluktuatif.
20
8.
Obligasi Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan atau membiayai suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya yang hampir sama dengan deposito, maka agar lebih menarik investor suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding suku bunga deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan obligasi dapat juga dijual kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi maupun lebih rendah daripada ketika membelinya.
2.1.3
Faktor yang Mempengaruhi Investasi Investasi juga dapat dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat ini
untuk masa depan. Harapan pada keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas waktu risiko yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan. Menurut Putrijulaiha, 26 Desember 2010, http://putrijulaiha.wordpress.com/2010/12/26/99/. 1.
Pengaruh Nilai Tukar Secara teoritis dampak perubahan tingkat / nilai tukar dengan investasi bersifat uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik. Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure reducing
21
effect. Karena penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik masyarakat. Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan pada pengeluaran / alokasi modal pada investasi. 2.
Pengaruh Tingkat Suku Bunga Tingkat bunga mempunyai pengaruh yang signifikan pada dorongan untuk berinvestasi. Pada kegiatan produksi, pengolahan barang-barang modal atau bahan baku produksi memerlukan modal (input) lain untuk menghasilkan output / barang final.
3.
Pengaruh Tingkat Inflasi Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi ratarata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif.
4.
Pengaruh Infrastruktur Seperti dilakukan banyak negara di dunia, pemerintah mengundang investor guna berpartisipasi menanamkan modalnya di sektor-sektor infrastruktur, seperti jalan tol, sumber energi listrik, sumber daya air, pelabuhan, dan lainlain. Partisipasi tersebut dapat berupa pembiayaan dalam mata uang rupiah
22
atau mata uang asing. Melihat perkembangan makro-ekonomi saat ini, terutama
memperhatikan
kecenderungan
penurunan
tingkat
bunga.
Pembangunan kembali infrastruktur tampaknya menjadi satu alternatif pilihan yang dapat diambil oleh pemerintah dalam rangka menanggulangi krisis. Pembangunan infrastruktur akan menyerap banyak tenaga kerja yang selanjutnya
akan
berpengaruh
pada
meningkatnya
gairah
ekonomi
masyarakat. Dengan infrastruktur yang memadai, efisiensi yang dicapai oleh dunia usaha akan makin besar dan investasi yang didapat semakin meningkat.
2.2
Resiko Investasi
2.2.1
Pengertian Resiko Investasi Dalam berinvestasi seseorang diharapkan pada suatu resiko yang dinamakan
resiko investasi, sehingga dalam melakukan investasi seseorang harus selalu mempertimbangkan tingkat resiko yang dijabarkan oleh Tandelilin (2010:46), sebagai berikut: “ Resiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return actual dengan retrun yang diharapkan. Semakin besar perbedaannya, berarti semakin besar resiko investasi tersebut.” Pengertian lain dari resiko yang dikemukakan oleh Gitman (2003:214), sebagai berikut : “Risk is the change of financial loss or more formally, the variability of return associated with a given assets.”
23
Artinya bahwa resiko pada dasarnya adalah perubahan dari kerugian finansial atau bisa didefinisikan dari pengembalian assets. Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa resiko adalah kemungkinan dari investasi yang dilakukan oleh investor mengalami kegagalan dalam memenuhi tingkat pengembalian yang investor harapkan.
2.2.2
Sumber Resiko Investasi Sumber dari resiko investasi ialah yang dilakukan oleh investor mengalami
kegagalan dalam memenuhi tingkat pengembalian yang investor harapkan. Dan Menurut Tandelilin (2010:50), menyebutkan beberapa sumber risiko yang dapat mempengaruhi besarnya risiko atas suatu investasi, antara lain adalah : 1.
Risiko Suku Bunga
2.
Risiko Pasar
3.
Risiko Inflasi
4.
Risiko Bisnis
5.
Risiko Finansial
6.
Risiko Likuiditas
7.
Risiko Nilai Tukar Mata Uang
8.
Risiko Negara Adapun risiko ini yang harus dihadapi dalam setiap keputusan investasi
mengharuskan investor untuk berhati-hati dan melakukan analisa serta pertimbangan yang matang. Pengetahuan dan pemahaman yang cukup akan membantu investor
24
dalam mempertimbangkan suatu alternatif investasi. Karena itu seorang investor atau pelaku investasi yang akan berinvestasi dalam sekuritas saham sebaliknya memiliki pemahaman mengenai pasar modal, bagaimana proses berinvestasi pada sekuritas serta karakteristik saham itu sendiri.
2.3
Harga Emas Dunia
2.3.1
Pengertian Harga Emas Dunia Sejak tahun 1968, harga emas yang dijadikan patokan seluruh dunia adalah
harga emas berdasarkan standar pasar emas London. Sistem ini dinamakan London Gold Fixing. London Gold Fixing adalah prosedur dimana harga emas ditentukan dua kali sehari setiap hari kerja di pasar London oleh lima anggota Pasar London Gold Fixing Ltd (www.goldfixing.com). Kelima anggota tersebut adalah : 1. Bank of Nova Scottia 2. Barclays Capital 3. Deutsche Bank 4. HSBC 5. Societe Generale Proses penentuan harga adalah melalui lelang diantara kelima member tersebut. Pada setiap awal tiap periode perdagangan, Presiden London Gold Fixing Ltd akan mengumumkan suatu harga tertentu. Kemudian kelima anggota tersebut akan mengabarkan harga tersebut kepada dealer. Dealer inilah yang berhubungan
25
langsung dengan para pembeli sebenarnya dari emas yang diperdagangkan tersebut. Posisi akhir harga yang ditawarkan oleh setiap dealer kepada anggota Gold London Fixing merupakan posisi bersih dari hasil akumulasi permintaan dan penawaran klien mereka. Dari sinilah harga emas akan terbentuk. Apabila permintaan lebih banyak dari penawaran, secara otomatis harga akan naik, demikian pula sebaliknya. Penentuan harga yang pasti menunggu hingga tercapainya titik keseimbangan. Emas merupakan salah satu bentuk investasi yang cenderung bebas resiko Sunariyah (2011:4). Emas banyak dipilih sebagai salah satu bentuk investasi karena nilainya cenderung stabil dan naik. Sangat jarang sekali harga emas turun. Dan lagi, emas adalah alat yang dapat digunakan untuk menangkal inflasi yang kerap terjadi setiap tahunnya. Ketika akan berinvestasi, investor akan memilih investasi yang memiliki tingkat imbal balik tinggi dengan resiko tertentu atau tingkat imbal balik tertentu dengan resiko yang rendah.
2.3.2
Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Harga Emas Dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan atau
penurunan harga emas tidak terlepas dari minat investor. Harga emas seringkali mengalami kenaikan dikarenakan tingginya minat investor untuk berinvestasi emas. Menurut Ariston, 23 Agustus 2012, http://ariston.blog.kontan.co.id. 1.
Fundamental Ekonomi Amerika Serikat (AS) Harga emas sangat terkait dengan fluktuaksi dollar AS. Bila dollar AS melemah terhadap mata uang utama dunia lainnya, harga emas cenderung
26
menguat dan sebaliknya. Oleh karena itu segala perubahan fundamental yang mempengaruhi pergerakan dollar AS seperti perubahan kebijakan pemerintah dan bank sentral serta data-data ekonomi AS akan mempengaruhi pergerakan emas. 2.
Ekspektasi Suplai dan Permintaan Pergerakan emas tentunya juga dipengaruhi ekspektasi suplai dan permintaan. Lazimnya hukum ekonomi, jika ekspektasi permintaan naik dan suplai tetap atau berkurang tentu akan menguatkan harga emas dan sebaliknya.
3.
Pertumbuhan Ekonomi Global Terkait dengan ekspektasi suplai dan permintaan, pertumbuhan ekonomi global juga menjadi faktor penting bagi pergerakan emas. Pertumbuhan ekonomi yang stabil tentu saja akan meningkatkan permintaan terhadap emas. Dan sebaliknya pelambatan ekonomi, seperti yang dirasakan belakangan ini akibat krisis hutang Eropa, membuat ekspektasi permintaan terhadap emas menurun.
4.
Ekspektasi inflasi Pergerakan harga emas juga dikaitkan dengan tingkat inflasi. Emas dipandang sebagai pelindung nilai aset terhadap inflasi. Bila terjadi ekspektasi kenaikan inflasi yang di luar batas/kontrol, biasanya emas akan diburu para investor untuk melindungi nilai asetnya. Sedangkan faktor teknikal terkait dengan analisa grafik harga seperti analisa pola-pola harga dengan menggunakan garis tren, analisa area-area tahanan
27
harga (atau dikenal dengan support dan resistance) dan bisa juga analisa tren harga dengan indikator-indikator teknikal seperti moving average, relative strength index, stochastics, MACD, dll.
2.4
Pasar Keuangan
2.4.1
Pengertian Pasar Keuangan Dalam berinvestasi juga perlu diperhatikan perihal tempat, skema, regulasi,
ketepatan yang mencoba untuk lebih mengorganisir aktivitas investasi, tempat berinvestasi tersebut misalnya pasar keuangan. Gitman (2003:32) mengemukakan pemikirannya mengenai pasar keuangan sebagai berikut : “ Financial markets are forums in which suppliers of funds and demanders of funds can transact business directly. The two key financial markets are the money market are the money market and the capital market “. Artinya pasar keuangan merupakan tempat dimana para penyedia yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana dapat melakukan transaksi secara langsung. Ada dua kunci dalam pasar keuangan yaitu pasar uang dan pasar modal. Sedangkan Block (2005:625) mendefinisi pasar keuangan sebagai berikut: “ Financial markets, the place of interaction for people, corporation, and institutions that eitherneed money to lend or invest”. Artinya pasar keuangan merupakan tempat orang-orang lembaga, dan institusi yang mana membutuhkan dana untuk dipinjam atau untuk investasi.
28
Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pasar keuangan adalah tempat dimana financial assets dan jasa-jasa keuangan diperdagangkan, baik yang baru diperdagangkan maupun yang sudah diperdagangkan maupun sudah diperdagangkan dan berfungsi sebagai penghubung antar unit yang membutuhkan dana dan unit yang kelebihan dana. Pasar keuangan merupakan titik temu antara penawaran dan penerimaan akan financial assets disamping investasi pada pasar modal. Jadi secara umum, fungsi pasar keuangan adalah untuk mempertemukan calon peminjam dari yang memiliki dana berlebihan.
2.4.2
Klasifikasi Pasar Keuangan Setelah mengetahui pengertian dari pasar keuangan maka hal berikutnya yang
penting untuk diperhatikan adalah klasifikasi pasar keuangan. Menurut Fabozzi (2000:356), terdapat banyak cara dalam mengklasifikasikan pasar keuangan. Salah satu caranya dapat dilihat dari waktu jatuh tempo asset keuangan yaitu: 1.
Pasar uang yaitu pasar keuangan untuk asset keuangan yang memiliki waktu jatuh tempo pendek
2.
Pasar modal yaitu pasar keuangan untuk asset keuangan yang memiliki waktu jatuh tempo lebih lama.
29
2.5
Pasar Modal
2.5.1
Pengertian Pasar Modal Investasi di pasar modal adalah bagian dari investasi pada pasar keuangan
secara keseluruhan. Pada dasarnya pengertian pasar modal dan bursa efek merupakan dua hal yang berbeda, meskipun demikian sebagian orang masih seringkali menganggap bahwa keduanya merupakan hal yang sama. Ada beberapa definisi pasar modal sebagai berikut: Menurut Bab I, Pasal I, Undang-Undang Pasar Modal RI No 8 butir 13 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, secara spesifik mengandung pengertian : “ Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, peruahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek”. Pasar modal berfungsi sebagai fasilitator untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana dalam jangka panjang. Menurut Gitman (2003:25) mengemukakan pengertian pasar modal sebagai berikut : “ The capital market is a market that’s enable suppliers and demands of long term funds to make transaction”. Artinya bahwa pasar modal adalah sebuah pasar yang mana para penyedia dana dan pihak yang membutuhkan pendanaan jangka panjang memungkinkan untuk melakukan suatu transaksi.
30
Selanjutnya Menurut Block, et al (2005:646) mengemukakan definisi pasar modal dari beberapa instrumennya sebagai berikut : “ Capital market are competitive market for equity securities or debt securities with maturities of more than one year. The best example of capital market securities are common stock, bond and preffered stock”. Artinya bahwa pasar modal merupakan pasar yang kompetitif bagi sekuritas ekuitas atau sekuritas hutang dengan batas waktunya lebih dari satu tahun. Beberapa contoh yang terbaik dari sekuritas pasar modal ini adalah saham biasa, obligasi dan saham preferen. Gruber (2003:14) juga mengemukakan pendapatnya mengenai pasar modal, sebagai berikut : “ Capital market securities include instrument with maturities greater than one year and those with no disagnated maturity at all”. Artinya bahwa sekuritas pasar modal mencakup instrument dengan batasan waktu yang lebih dari satu tahun dan hal ini tidak dengan batas waktu yang dirancang untuk semuanya. Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pasar modal merupakan kegiatan penawaran umum yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan yang mana investor dan pihak yang membutuhkan pendanaan jangka panjang memungkinkan untuk melakukan suatu transaksi.
31
2.5.2
Fungsi Pasar Modal Pasar modal didirikan di banyak negara karena menjalankan fungsi
ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang kelebihan dana (lender) kepada pihak yang membutuhkan dana (borrower), sedangkan fungsi keuangannya dilakukan dengan menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut. Adapun beberapa daya tarik pasar modal seperti Kasmir (2001:189) : 1.
Diharapkan pasar modal ini menjadi alternatif penghimpun dana jangka panjang selain lembaga perbankan.
2.
Pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai beberapa pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi mereka. Seandainya tidak ada pasar modal, maka para lenders mungkin hanya dapat menginvestasikan dana mereka dalam system perbankan (selain investasi dan real estat). Dilihat dari sisi lain yaitu likuiditasnya, pasar modal memungkinkan investor untuk berinvestasi pada industry yang berbeda-beda secara cepat. Selain fungsi-fungsi diatas pasar modal juga mempunyai fungsi lainnya yaitu
sebagai alat restruktasi modal perusahaan. Dari sisi perusahaan yang memerlukan dana, seringkali pasar modal merupakan alternatif pembiayaan dengan biaya yang lebih rendah dari pada sector perbankan. Di pasar modal perusahaan dapat memperoleh dana external secara langsung tanpa perantara yang sering disebut intermediasi keuangan.
32
2.5.3
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pasar Modal Pasar modal sebagai tempat bertemunya penjual (emiten) dan pembeli
(investor) tentu memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pasar modal seperti yang dikemukakan Husnan (2004:8) sebagai berikut: 1.
Penawaran sekuritas, yang berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal.
2.
Permintaan sekuritas, ini berarti bahwa masyarakat harus mempunyai dana yang cukup besar untuk dipergunakan dalam membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan di pasar modal.
3.
Kondisi politik dan ekonomi, dimana politik yang stabil akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang akhirnya mempengaruhi penawaran dan permintaan sekuritas.
4.
Hukum dan peraturan, hukum yang jelas akan melindungi pemodal dari informasi yang tidak jelas.
5.
Para lembaga-lembaga pendukung pasar modal akan membantu kegiatan pasar modal secara cepat. Lembaga ini antara lain adalah custodian, biro adminitrasi efek, wali amanat (trustte), akuntan, notaries, konsultan hukum dan penilaian. Sedangkan yang dikemukakan oleh David (2003:319) mengenai faktor yang
mempengaruhi pasar modal yaitu :
33
“Capital market segmentation is a financial market imperfection caused by government constraints and investor perception. The most important infection are : (1) asymmetric information; (2) transaction costs; (3) foreign exchange risk; (4) corporate governance defferences; (5) political risk and (6) regulation barriers”. Artinya bahwa segmentasi pasar modal adalah sebuah ketidaksempurnaan pasar keuangan yang disebabkan oleh batasan-batasan pemerintah dan presepsi investornya. Kebanyakan ketidaksempurnaan itu adalah : (1) informasi yang tidak seimbang; (2) biaya transaksi; (3) risiko valuta asing; (4) perbedaan-perbedaan tata kelola; (5) resiko politik; (6) rintangan dalam regulasi. Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi pasar modal diantaranya : penawaran dan permintaan sekuritas, kondisi politik dan ekonomi, para lembaga-lembaga pendukung pasar modal, risiko valuta asing, informasi, dan biaya transaksi.
2.5.4
Instrumen Pasar Modal Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga
(efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Pengertian efek menurut Undang-Undang Pasar Modal RI No 8 Tahun 1995 butir 5 tentang pasar modal sebagai berikut : “Efek adalah surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, setiap rights, waran, opsi atau turunan (derivative) dari efek, atau setiap instrument yang ditetapkan sebagai efek”.
34
Menurut Panduan Bursa Efek Jakarta (2004) mengenai instrument pasar modal yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia, adalah : 1.
Saham biasa (common stock) Merupakan kepemilikan atas suatu perusahaan. Keuntungan yang dinikmati oleh pemilik saham berasal dari dividend an kenaikan harga saham (capital gain). Besar kecilnya saham yang diterima oleh pemegang saham tidak tetap tergantung pada RUPS. Pemilik saham biasa memiliki hak (vote) dalam RUPS untuk keputusan-keputusan yang memerlukan pemungutan suara, seperti pembagian deviden, pengangkatan direksi dan komisaris, dsb.
2.
Saham preferen (preferen stock) Saham preferen merupakan saham yang akan menerima sejumlah deviden dengan jumlah yang tetap. Biasanya pemilik tidak mempunyai hak pilih dalam RUPS.
3.
Obligasi Obligasi yaitu surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pembeli pinjaman (pemodal) dengan yang member pinjaman (emiten). Obligasi dapat diartikan sebagai surat tanda hutang jangka panjang yang diterbitkan pemerintah. Obligasi tersebut membayarkan bunga ditunjukan oleh coupon rate yang tercantum pada obligasi tersebut.
4.
Right issue Bukti right (right issue) merupakan produk turunan dari saham. Right issue merupakan hak bagi pemodal untuk membeli saham baru yang dikeluarkan
35
emiten. Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat harus membelinya. Biasanya hak ini diberikan kepada pemegang harga saham lama sewaktu dilakukan penawaran umum terbatas kepada pemegang saham lain. 5.
Reksadana Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksadana (disebut manajer investasi), untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar uang atau pasar modal.
6.
Waran Waran merupakan sekuritas yang membelikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham dari perusahaan yang menerbitkan waran tersebut dengan harga tertentu dan waktu tertentu. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lain, misalnya obligasi, saham. Penerbit waran harus memiliki saham yang nantinya dikonversi oleh pemegang saham. Namun, setelah obligasi atau saham disertai waran memasuki pasar, baik obligasi, saham maupun waran dapat diperdagangkan secara terpisah.
2.5.5
Pasar Modal Ditinjau dari Proses Transaksi Selain menekankan pada tempat terjadinya transaksi, pasar modal juga dapat
ditinjau dari proses penyelenggaraan transaksi. Menurut Sunariyah (2011:15) disamping itu, pasar modal dapat pula dilihat dari proses penyelenggaraan transaksi
36
perdagangan di antara pelaku pasar. Ditinjau dari proses penyelenggaraan transaksi, pasar modal terdiri dari empat kategori pasar, yaitu: 1.
Pasar Spot Adalah bentuk pasar keuangan yang memperdagangkan sekuritas atau jasa keuangan untuk diserah-terimakan secara spontan. Artinya, kalau seseorang membeli suatu jasa-jasa finansial, maka pada saat itu juga akan menerima jasa yang dibeli tersebut. Meskipun serah-terima sekuritas/jasa keuangan tidak dapat dilakukan segera, yang dipentingkan adalah proses transaksi tersebut menunjukan saat terjadinya perpindahan kekayaan di antara kedua belah pihak. Adapun penyerahan sekuritas/jasa keuangan tidak dapat dilakukan segera, yang dipentingkan adalah proses transaksi tersebut menunjukan saat terjadinya perpindahan kekayaan di antara kedua belah pihak. Adapun penyerahan sekuritas/jasa-jasa keuangan tersebut, semata-mata hanya proses penyerahannya saja.
2.
Pasar Futures atau Forward Adalah pasar keuangan di mana sekuritas atau jasa keuangan yang akan diselesaikan pada kemudian hari atau beberapa waktu sesuai dengan ketentuan. Proses transaksi memuat kesepakatan saat terjadinya transaksi dan saat penyerahan harus dilakukan. Dengan demikian perpindahan kekayaan dalam transaksi semacam ini memerlukan jangka waktu tertentu, dengan kata lain harga transaksi ditentukan hari ini, sedangkan penyerahan barang akan dilakukan di masa yang akan datang. Tentu saja, karena adanya perbedaan
37
waktu antara saat tanggal transaksi dengan penyerahan, akan menimbulkan risiko kenaikan atau penurunan harga. Risiko semacam itu, harus dipertimbangkan oleh kedua belah pihak yang bertansaksi. 3.
Pasar Opsi Merupakan pasar keuangan yang memperdagangkan hak untuk menentukan pilihan terhadap saham atau obligasi. Pilihan tersebut adalah persetujuan atau kontrak hak pemegang saham untuk membeli atau menjual dalam waktu tertentu diantara entitas yang melakukan kontrak terhadap opsi yang diperjualbelikan. Hak opsi harus menegaskan dalam kontrak, bahwa kesempatan hanya digunakan dalam periode tersebut tidak digunakan dalam periode tersebut tidak digunakan, kesepakatan dalam kontrak tersebut dinyatakan batal demi hukum.
2.6
Suku Bunga
2.6.1
Pengertian Suku Bunga Tingkat suku bunga di suatu negara biasanya ditetapkan pemerintah yang
bertujuan untuk menjaga kelangsungan perekonomian suatu negara. Menurut Novianto (2011), suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan untuk pemakaian uang, selain itu suku bunga adalah jumlah bunga yang harus dibayar tiap unit waktu. Perubahan tingkat suku bunga ke depannya akan mempengaruhi keinginan investor untuk berinvestasi. Misalnya pada surat berharga, dimana harga dapat naik atau turun tergantung pada tingkat bunga, sehingga ada
38
kemungkinan pemegang surat berharga akan menderita capital loss atau capital gain. Suku bunga dibedakan menjadi dua, Menurut ( Prasetiantono, 2000:101) yaitu: 1. Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukkan sejumlah Rupiah untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan. 2. Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi, disebutkan bahwa Interest (bunga, kepentingan, hak) merupakan: a. Beban atas penggunaan uang dalam suatu periode. b. Suatu pemilikan atau bagian kekayaan dalam suatu perusahaan, usaha dagang, atau sumber daya. Salah satu lembaga yang berwenang dalam menetapkan suku bunga adalah Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan moneter. Salah satu piranti moneter tidak langsung Bank Indonesia yaitu menggunakan Operasi Pasar Terbuka (OPT) yang dilaksanakan untuk mempengaruhi likuiditas Rupiah di pasar uang, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat suku bunga. Operasi pasar terbuka ini dilakukan melalui dua cara yaitu penjualan sertifikat Bank Indonesia dengan system pelelangan dan investasi rupiah.
39
2.6.2
Pengertian Sertifikat Bank Indonesia Dasar hukum penerbitan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah Surat
Keputusan Direksi Bank Indonesia No.31/67.KEP/DIR tanggal 23 juni 1998 tentang penerbitan Sertifikat Bank Indonesia dan Investasi Rupiah. “Sertifikat Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek dengan system diskonto”. Tujuan penerbitan SBI adalah sebagai otoritas moneter dalam memelihara kestabilan nilai Rupiah. Dalam paradigm yang dianut, jumlah uang primer (uang kartal dan uang giral) di Bank Indonesia yang berlebihan dapat mengurangi kestabilan nilai Rupiah. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) diterbitkan dan dijual untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut.
2.6.2.1 Karakteristik SBI Karakteristik dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang dimuat dalam leaflet Bank Indonesia pada situs www.bi.go.id sebagai berikut : 1.
Jangka waktu maksimum 12 bulan dan sementara waktu hanya di terbitkan untuk jangka waktu 1 dan 3 bulan.
2.
Denominasi dari yang terendah Rp.50.000.000,- sampai dengan tertinggi Rp.100 Miliar.
3.
Pembelian SBI oleh masyarakat minimal Rp.100.000.000,- dan selebihnya dengan kelipatan Rp.50.000.000,-.
4.
Pembelian SBI didasarkan pada nilai tunai yang diperoleh dari jumlah berikut
40
Nilai Tunai =
5.
(
)
Pembelian SBI memperoleh hasil berupa nilai diskonto yang dibayar dimuka yang diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
Nilai Diskonto = Nilai Nominal – Nilai Tunai
6.
Pajak penghasilan (Ppn) atas diskonto dikenakan secara final sebesar 15%.
2.6.2.2 Tata Cara Transaksi Penjualan SBI Tata cara transaksi penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang dimuat dalam Leaflet Bank Indonesia pada situs www.bi.go.id yaitu : 1.
Penjualan SBI dilakukan melalui lelang.
2.
Jumlah SBI yang akan dilelang diumumkan pada hari Selasa.
3.
Lelang SBI dilakukan setiap hari Rabu dan dapat diikuti oleh seluruh bank umum, pialang pasar uang, dan pialang pasar modal dengan penyelesaian transaksi hari Kamis.
41
4.
Dalam pelaksanaan lelang SBI, masing-masing peserta mengajukan penawaran jumlah SBI yang ingin dibeli serta tingkat diskontonya. Pemenang lelang adalah peserta yang mengajukan tingkat penwaran diskonto yang terendah sampai dengan jumlah SBI lelang yang diumumkan tercapai.
5.
Untuk menjaga keamanan dari kehilangan atau pencurian serta menghindari terjadinya pemalsuan, pihak pembeli SBI memperoleh Bilyet Depot Simpanan (BDS) sebagai tanda bukti atas penyimpanan fisik warkat SBI pada Bank Indonesia tanpa dipungut biaya penyimpanan.
2.6.2.3 Mekanisme Pembentukan Suku Bunga SBI Melalui penggunaan SBI, Bank Indonesia secara tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat suku bunga di pasar uang dengan jalan mengumumkan step out rate (SOR) yaitu tingkat suku bunga yang diterima oleh BI atas penawaran tingkat suku bunga dari peserta lelang harian, maupun lelang mingguan. Selanjutnya step out rate (SOR) tersebut akan dipakai sebagai indikator bagi tingkat suku bunga transaksi di pasar uang pada umumnya (www.bi.go.id). Sedangkan cara penentuan suku bunga SBI dihitung dengan cara mengitung weight average dari SBI yang telah terjual dengan tingkat diskontonya masing-masing, suku bunga SBI yang berlaku dengan rumus seperti dibawah ini :
42
Suku Bunga SBI = ∑Mi.Wi
Dimana : Mi : Nominal SBI yang terjual kepada peserta i Wi : Tingkat Diskonto yang ditawarkan peserta i Sedangkan untuk melakukan perhitungan perubahan tingkat suku bunga SBI bulanan, rumusnya sebagai berikut :
Ada juga kelemahan dari penerbitan SBI ini, yaitu membuat perbankan “malas” menjalankan fungsi intermediasinya. Perbankan akan memilih menyimpan dananya pada SBI, daripada harus menyalurkan kredit pada dunia usaha yang penuh risiko. Oleh sebab itu Bank Indonesia saat ini terus berupaya untuk membuat SBI “kurang menarik”, agar dunia usaha khususnya sector riil bisa kembali bergairah karena
perbankan
(www.bi.go.id).
menjalankan
fungsi
intermediasinya
dengan
optimal.
43
2.7
Saham
2.7.1
Pengertian Saham Secara sederhana saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang
atau badan di dalam perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik saham adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham, yang dapat berupa saham biasa (common stock) atau saham preferen (preferen stock) yang mempunyai prioritas dalam pembayaran atas deviden. Block, et al (2005:645) mengemukakan perihal bukti kepemilikan seseorang atas perusahaan sebagai berikut: “Common stock represents the ownership interest of the firm. Common stockholder have the ultimate right to control the business”. Artinya bahwa saham biasa memperlihatkan kepemilikin sebuah perusahaan. Pemegang saham memiliki hak yang terakhir untuk mengendalikan usahanya. Menurut Gruber (2003:17) pengertian saham biasa sebagai berikut : “Common stock refresent an ownership claim on the earning and assets of a corporation. After holders of debt claim are paid the management of the company can other pay out the remaning earning to stockholders in the form of devidends or reinvest part of all the earning in the business”. Artinya bahwa saham biasa memperhatikan sebuah hak kepemilikan yang meminta keuntungan dan asset dari sebuah perusahaan. Setelah hak pemegang hutang dibayar perusahaan, manajemen perusahaan baru dapat membayar sisa yang lainnya kepada
44
pemegang saham dalam bentuk deviden atau menginvestasikan kembali bagian dari seleruh pendapatan dalam usahanya. Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa saham merupakan sumber dana jangka pendek yang dapat dijadikan bukti kepemilikan atas perusahaan. Saham merupakan jenis sekuritas yang paling berisiko, investor akan menanggung risiko penuh sebesar modal sahamnya tersebut bilamana perusahaan itu bangkrut. Namun ada dua keuntungan yang diharapkan investor dalam membeli saham yaitu pertama, saham memberikan hak kepada pemiliknya atas deviden, tetapi jika perusahaan memiliki laba yang merupakan sumber dana bagi deviden dan tergantung juga dari kebijakan manajemen perushaan dalam RUPS. Sedangkan yang kedua, investor akan mendapatkan capital gain atau selisih harga jual dengan harga beli, yaitu apabila harga jual lebih tinggi disbanding dengan harga beli.
2.7.2
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Sebagai salah satu instrument ekonomi, pergerakan harga saham dipengaruhi
oleh sejumlah faktor (Weston dan Brigham, 2001 :26) sebagai berikut : 1.
Proyeksi laba per lembar saham saat diperoleh laba
2.
Tingkat resiko dari proyeksi laba
3.
Proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas
4.
Kebijakan pembagian deviden
5.
Kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa saham
45
2.7.3
Analisis untuk Menilai Suatu Saham Untuk menilai suatu saham diperlukan analisis-analisis yang bisa digunakan
dalam menilai suatu saham yang akan dipergunakan (Harmono, 2011:106). Analisis yang bisa digunakan dalam menilai suatu saham antara lain adalah: 1.
Analisis Fundamental Analisis fundamental merupakan suatu analisis yang digunakan untuk menaksir harga saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi faktor– faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu perusahaan.
2.
Analisis Teknikal Analisis teknikal merupakan suatu teknik yang menggunakan data atau catatan pasar untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham, volume perdagangan, indeks harga saham individu maupun gabungan serta faktor – faktor lain yang bersifat teknis.
2.7.4
Indeks Harga Saham
2.7.4.1 Pengertian Indeks Harga Saham Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menggambarkan pergerakan harga saham. Menurut Supranto (2000:148) indeks harga saham adalah : “Indeks harga adalah indikator perdagangan saham, yang disusun dengan formula tertentu yang berlangsung di bursa efek”. Menurut Situmorang (2008:133) indeks harga saham yaitu :
46
“indeks harga saham merupakan indikator dari berbagai hal dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam ekonomi mikro, moneter dan kebijakan lainnya.” Maksud dari Indeks Harga Saham yaitu indeks di sini akan membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Apakah harga suatu saham mengalami penurunan atau kenaikan dibandingkan dengan suatu waktu tertentu. Selain itu, indeks dibuat juga untuk tujuan-tujuan pengamatan dan tujuan-tujuan di bidangbidang tertentu. Seperti dalam penetuan ideks lainnya, dalam pengukuran Indeks Harga Saham Gabungan memerlukan juga dua macam waktu dasar waktu yang berlaku. Waktu dasar akan dipakai sebagai dasar perbandingan, sedangkan waktu berjalan merupakan waktu dimana kegiatan akan diperdagangkan dengan waktu dasar.
2.7.4.2 Jenis-Jenis Indeks Harga Saham Sebagai salah satu instrument ekonomi, pergerakan harga saham di bursa efek saat ini BEI mempunyai beberapa jenis indeks harga aham Menurut Hadianto (2002:201) jenis indeks yang diperdagangkan di BEI terdapat empat jenis, yaitu : 1.
Indeks Individual Menggunakan indeks masing-masing saham terhadap harga dasarnya.
2.
Indeks harga saham sektoral
47
Merupakan sub indeks dari IHSG. Semua saham yang tercatat di BEI diklasifikasikan ke dalam Sembilan sector menurut klasifikasi industri yang ditetapkan BEI. 3.
Indeks LQ 45 Menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan.
4.
Indeks Harga Saham Gabungan Indeks Harga Saham Gabungan sebagai indikator pergerakan saham yang tercatat di BEI baik saham biasa maupun saham preferen. Dari jenis-jenis indeks diatas kita dapat mengetahui situasi secara umum
berkaitan dengan harga saham individual, ataupun pergerakan saham secara keseluruhan. Indeks harga saham merupakan ringkasan dari dampak simultan dan kompleks atas berbagai macam faktor yang berpengaruh. Bila lebih dicermati, indeks harga saham yang berkembang tidak saja memuat fenomena-fenomena ekonomi semata tetapi juga memuat fenomena sosial dan politik. Indeks harga saham mengalami penurunan menunjukan kondisi pasar tersebut. Saat ini BEI mempunyai tujuh macam indeks saham yaitu (www.idx.co.id) : 1.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Menggunakan semua perusahaan tercatat sebagai komponen perhitungan indeks.
2.
Indeks Sektoral
48
Menggunakan semua perusahaan tercatat yang termasuk dalam masingmasing sector. Sekarang ini ada 10 sektor yang ada di BEI yaitu sektor pertanian, pertambangan industry dasar, aneka industry, barang konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan maufaktur. 3.
Indeks LQ45 Indeks yang terdiri dari 45 saham perusahaan tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteriakriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.
4.
Jakarta Islmic Index (JII) Indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang masuk dalam criteria syariah (Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar dan likuiditas.
5.
Indeks Kompas100 Indeks yang terdiri dari 100 saham perusahaan tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteriakriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.
6.
Indeks BISNIS-27 Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis Indonesia meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks yang terdiri dari 27 saham perusahaan tercatat yang dipilih berdasarkan
49
criteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan akuntabilitas dan tata kelola perusahaan. 7.
Indeks PEFINDO25 Kerja sama dengan antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25. Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises/SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham perusahaan tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: total asset, tingkat pengembalian modal (Retrun on Equity /ROE) dan opini akuntan publik. Selain Kriteria tersebut di atas, diperhatikan juga faktor likuiditas saham yang dimiliki publik.
2.8
Indeks Harga Saham Gabungan
2.8.1
Pengertian Indeks Harga Saham Gabungan Indeks Harga Saham Gabungan merupakan salah satu indikator utama yang
menggambarkan pergerakan harga saham. Menurut Anoraga (2001:101) Indeks Harga Saham Gabungan adalah : “Merupakan indeks yang menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di bursa efek yang menjadi acuan tentang perkembangan kegiatan di pasar modal. ISHG ini bisa digunakan untuk menilai situasi pasar secara umum atau
50
mengukur apakah harga saham mengalami kenaikan atau penurunan. ISHG juga melibatkan seluruh harga saham yang tercatat di bursa.”
Menurut Sunariyah (2011:140) Indeks Harga Saham Gabungan adalah : “Suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat di bursa efek”. Maksud dari gabungan seluruh saham ini adalah kinerja saham yang dimaksukkan dalam perhitungan seluruh saham yang tercatat di bursa tersebut. IHSG menggunakan semua saham yang tercatat di BEI sebagai komponen perhitungan indeks, metode perhitungan IHSG di BEI adalah dengan menggunakan rata-rata tertimbang. Besar kecilnya bobot tergantung dari besar kecilnya pengaruh dari perubahan harga suatu saham terhadap keseluruhan harga saham yang ada. Jumlah saham yang tercatat di BEI sangat banyak, maka seringkali konsultan mengalami kesulitan. Oleh karena itu, dalam perhitungan digunakan sampel dari keseluruhan saham tercatat. BEI menggunakan metode rata-rata tertimbang dengan rumus paasche karena rumus ini membandingkan kapitalisasi pasar seluruh saham dengan nilai dasar seluruh saham. Dalam hal ini makin besar kapitalisasi suatu saham, maka akan memberikan pengaruh yang besar terhadap indeks jika terjadi perubahan pada harga yang bersangkutan.
51
2.8.2
Penentuan Indeks Harga Saham Gabungan Situasi pasar secara umum dapat diketahui menggunakan IHSG. Ada dua
metode penghitungan IHSG yang umum di pakai Ang (1997:14.6) : 1.
Metode rata-rata (Average Method) Merupakan metode dimana harga pasar saham-saham yang masuk dalam indeks tersebut dijumlah kemudian dibagi dengan suatu faktor pembagi IHSG =
…………………………. (1)
Keterangan : IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan ∑Ps = Total Harga Saham Divisior = Harga dasar Saham 2.
Metode rata-rata tertimbang ( Weighted Average Method) Merupakan suatu metode yang menambahkan bobot dalam perhitungan indeks disamping harga pasar saham-saham yang tercatat dan harga dasar saham. Pembobotan yang dilakukan dalam perhitungan indeks pada umumnya adalah jumlah saham yang dikeluarkan. Ada dua metode rata-rata tertimbang a. Paasche Metode ini memperbandingkan kapitalisasi pasar seluruh saham dengan nilai dasar seluruh saham yang tergantung dalam sebuah indeks. Dalam hal ini makin besar kapitalisasi suatu saham, maka akan menimbulkan
52
pengaruh yang sangat besar jika terjadi perubahan harga pada saham yang bersangkutan. Indeks =
(
)
(
)
………………………… (2)
Keterangan : Ps = Harga saham sekarang Ss = Jumlah saham beredar Pbase = Harga dasar saham b. Laspreyes Rumus ini menggunakan jumlah saham yang dikeluarkan pada hari dasar dan tidak berubah selamanya walaupun ada pengeluaran saham baru. Indeks =
( (
) )
………………………… (3)
Keterangan : Ps = Harga saham sekarang So = Jumlah saham awal Pbase = Harga dasar saham
2.8.3
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi IHSG Sebagai salah satu instrument ekonomi, pergerakan harga saham di bursa
efek, baik harga saham individual maupun gabungan dipengaruhi oleh sejumlah
53
faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi IHSG menurut Samsul (2006:203) yaitu: 1. Faktor Makro Ekonomi Faktor makro merupakan faktor yang berada diluar perusahaan tetapi mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Faktor-faktor tersebut antara lain:
2.
a.
Tingkat bunga umum domestic
b.
Tingkat inflasi
c.
Peraturan perpajakan
d.
Kebijakan khusus pemerintah yang terkait dengan perusahaan tertentu
e.
Kurs valuta asing
f.
Tingkat bunga pinjaman luar negri
g.
Kondisi perekonomian internasional
h.
Siklus ekonomi
i.
Faham ekonomi
j.
Peredaran uang
Faktor Mikro Ekonomi Faktor mikro ini berhubungan dengan hal-hal yang berada di dalam perusahaan. Hal tersebut bergantung kepada kinerja perusahaan yang tercermin dari rasio-rasio keuangan yang secara rutin diterbitkan dalam laporan keuangan perusahaan.
54
2.9
Pengaruh Harga Emas dan Tingkat Suku Bunga terhadap IHSG Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara yang stabil dapat dilihat dari
pendapatan negara tersebut. Semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana dan tabungan untuk diinvestasikan dalam bentuk surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal yang mempengaruhi kenaikan atau penurunan harga saham di pasar modal. Berdasarkan hasil pengamatan Samsul (2006:200) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham yang selanjutnya berpengaruh terhadap IHSG adalah : 1.
Kondisi fundamental emiten
2.
Hukum permintaan dan penawaran
3.
Tingkat suku bunga (SBI)
4.
Kurs valuta asing
5.
Inflasi
6.
Siklus perekonomian negara
7.
News dan Rumors Dan hal ini diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Sunariyah
(2011 :20) sebagai berikut : “Tingkat suku bunga serta energi yang murah akan berpengaruh terhadap keputusan investor dalam berinvestasi didukung dengan kondisi perekonomian suatu Negara yang stabil.” Menurut (Sembel, 2008:12) kenaikan harga emas akan mendorong investor untuk memilih berinvestasi di emas dari pada pasar modal. Sebab dengan resiko yang
55
relatif lebih rendah, emas dapat memberikan hasil imbal balik yang baik dengan kenaikan harganya. Selain itu emas juga bisa jadi lindung nilai yang aman di masa depan. Ketika banyak investor yang mengalihkan investasinya kedalam bentuk emas batangan, hal ini mengakibatkan turunnya indeks saham di negara bersangkutan karena aksi jual yang dilakukan investor. Berdasarkan pendapat dan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Investasi Emas dan Tingkat Suku Bunga memiliki pengaruh terhadap IHSG.
2.9.1
Pengaruh Harga Emas terhadap IHSG Saat kondisi harga emas cenderung mengalami kenaikan yang signifikan
karena kondisi perekonomian yang tidak stabil, maka investor lebih memilih untuk berinvestasi yang aman. Menurut Twite (2002) bahwa tingkat pendapatan masyarakat Indonesia secara umum meningkat, Peningkatan pendapatan masyarakat ini tentunya mengakibatkan investor dapat melakukan diversifikasi investasi untuk mengurangi resiko. Salah satu investasi yang cenderung bebas dari resiko adalah emas. Hal ini didasari karena sifat dari emas yang nilainya relatif bebas dari tekanan inflasi, selain itu nilainya yang cenderung naik dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan harga emas akan memberikan pengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Kemudian menurut Buyuksalvarci (2010) yang melakukan penelitian tentang pengaruh faktor makro ekonomi termasuk harga emas di dalamnya terhadap return saham pada pasar modal di Turki menyatakan: Gold is an alternative investment tools
56
for Turkish investors. As the gold price rises, Turkish investor tend to invest less in stovks, causing stock prices to fall. Therefore, a negative relationship is expected between gold price and stock returns. Pernyataan dalam penelitian tersebut menegaskan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara harga emas dan harga saham dimungkinkan karena ketika harga emas naik kecenderungan investor di Turki mengurangi investasinya pada komoditas emas. Emas dikenal sebagai alat hedging karena bahwa pergerakannya harga emas secara bebas berfluktuasi dan bergerak secara berlawanan dengan aset keuangan. Hal ini menunjukkan penelitian tersebut mengindikasikan bahwa harga emas dan harga aset – aset keuangan termasuk saham memiliki hubungan yang negatif. Selanjutnya Iman (2009:58) menyatakan bahwa emas memiliki korelasi terbalik dengan investasi dalam bentuk surat berharga seperti saham dan obligasi. Hampir selalu keduanya bergerak berlawanan. Karakter tersebut membuat emas dianggap sebagai asuransi yang memberikan perlindungan terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang yang melekat dalam surat berharga tersebut, dengan memperhatikan trend harga emas yang meningkat pada tahun 2009 hingga kini bergerak di kisaran 1000 US dolar yang semakin menarik minat investor dan disinyalir menjadi sebuah alternatif investasi selain membeli saham dan perlahan namun pasti akan terjadi perpindahan dana investasi dari pasar modal menjadi investasi emas namun ada satu hal yang tidak boleh dilupakan bahwa terdapat perusahaan emiten yang diuntungkan oleh trend harga emas saat ini yaitu perusahaan yang menghasilkan komoditas emas sebagai produk perusahaan yang tentunya akan
57
meningkat keuntungan perusahannya. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan harga emas akan memberikan pengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
2.9.2
Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap IHSG Selain kenaikan beban bunga. Tingkat suku bunga SBI yang tinggi dapat
menyebabkan investor tertarik untuk memindahkan dananya ke deposito. Hal ini terjadi karena tingkat suku bunga SBI akan diikuti oleh bank-bank komersial untuk menaikan tingkat suku bunga simpanan. Apabila tingkat suku bunga deposito lebih tinggi dari tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor, tentu investor akan mengalihkan dananya ke deposito. Terlebih lagi investasi di deposito sendiri merupakan salah satu jenis investasi bebas resiko. Pengalihan dana oleh investor dari pasar modal ke deposito tentu akan mengakibatkan penjualan saham besar-besaran sehingga akan menyebabkan penurunan Indeks Harga Saham. Bagi masyarakat sendiri, tingkat suku bunga yang tinggi berarti tingkat inflasi di negara tersebut cukup tinggi Sunariyah (2011:83). Menurut Rahayu (2004) berdasarkan penelitian terdahulu bahwa, Kenaikan tingkat suku bunga yang agresif merupakan peluang investasi yang cukup menjanjikan investor, tetapi IHSG akan menurun karena investor lebih memilih menabung di bank dan menyebabkan investasi melemah. Bila tingkat suku bunga naik tipis, IHSG relatif stabil. Kondisi berbeda dialami jika para investor kelebihan dana, maka mereka akan berinvestasi dalam bentuk surat berharga yang
58
diperdagangkan di pasar modal. Dalam kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga memiliki pengaruh terhadap IHSG. Menurut Dewi (2011) berdasarkan penelitian terdahulu bahwa, Terdapat berbagai asumsi atas penyimpangan ini, mungkin karena investor tetap ragu pada investasi saham sebagai imbas krisis finansial di AS dan eropa, meskipun suku bunga deposito telah turun. Selain itu, mungkin juga investor memiliki alasan lain yang kuat (di luar faktor suku bunga) ketika tidak tertarik pada investasi saham dalam negeri meski pada saat itu keadaan suku bunga SBI yang menurun. Keputusan investasi melibatkan faktor tekhnis dan psikologis dari investor itu sendiri sehingga tidak selamanya teori yang ada selalu terbukti.” Fenomena penyimpangan ini juga yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga riil berpengaruh positif signifikan terhadap pergerakan IHSG. Menurut Cahyono (2000:117) berdasarkan penelitian terdahulu bahwa, Terdapat dua penjelasan mengapa kenaikan suku bunga dapat mendorong harga saham ke bawah. Pertama, kenaikan suku bunga mengubah peta hasil investasi. Kedua, kenaikan suku bunga akan memotong laba perusahaan. Hal ini terjadi dengan dua cara. Kenaikan suku bunga akan meningkatkan beban bunga emiten, sehingga labanya bisa terpangkas. Selain itu, ketika suku bunga tinggi, biaya produksi akan meningkat dan harga produk akan lebih mahal sehingga konsumen mungkin akan menunda pernbeliannya dan menyimpan dananya di bank. Akibatnya penjualan perusahaan menurun. Penurunan penjualan perusahaan dan laba akan menekan harga
59
saham. Dalam kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga memiliki pengaruh terhadap IHSG. Menurut Tandelilin (2010:343) berdasarkan penelitian terdahulu bahwa, Tingkat bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Tingkat bunga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal yang akan ditanggung perusahaan dan juga akan menyebabkan return yang diisyaratkan investor dari suatu investasi akan meningkat. Dalam kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga memiliki hubungan yang negatif terhadap IHSG. Berdasarkan pendapat diatas dan kutipan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Harga Emas dan Tingkat Suku Bunga memiliki pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.