BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Modal Perusahaan membutuhkan modal dalam menjalankan aktifitasnya. Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam perusahaan. Terdapat tiga jenis badan usaha, yaitu perusahaan dagang, perusahaan jasa, dan perusahaan manufaktur. Perusahaan memiliki kebutuhan modal yang berbeda-beda tergantung jenis usaha yang dijalankan. Pengertian modal menurut Brigham (2006:62) “modal ialah jumlah dari utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa, atau mungkin pos-pos tersebut plus utang jangka pendek yang dikenakan bunga”. Definisi modal dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI,2007:9) ”modal adalah hak residual atas asset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban”.
2. Pengertian Modal Kerja Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari. Pengertian modal kerja menurut beberapa ahli, antara lain: a. menurut Sawir (2005:129) ”modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai
Universitas Sumatera Utara
dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”, b. menurut Ingram (2005:F135) “working capital is the difference between current assets and current liabilities” , c. menurut Burton A. Kolb (1983) dalam Sawir (2005:129) menyatakan “modal kerja adalah investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek atau lancar, termasuk di dalamnya kas, sekuritas, piutang, persediaan, dan dalam beberapa perusahaan, biaya dibayar di muka”, d. menurut Riyanto (2001:57) terdapat tiga konsep pengertian modal kerja, yaitu : 1) konsep kuantitatif. Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian, modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar, atau sering juga disebut sebagai modal kerja kotor (gross working capital), 2) konsep kualitatif. Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, atau disebut sebagai modal kerja bersih (net working capital), 3) konsep fungsional. Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk manghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode ini (current income) ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan berbagai pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam harta jangka pendek atau aktiva lancar.
3. Jenis-Jenis Modal Kerja Modal kerja dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut: a. modal kerja permanen (permanent working capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya. Modal kerja permanen ini dapat dibedakan dalam : 1) modal kerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya, 2) modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. b. modal kerja variabel (variabel working capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara : 1) modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubahubah disebabkan karena fluktuasi musim, 2) modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konyungtur, 3) modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang besarnya berubahubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya
Universitas Sumatera Utara
(misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak).
Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Apabila modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga terjadi dana menganggur, tetapi apabila jumlah modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan kurang mampu memenuhi permintaan langganan.
4. Fungsi Modal Kerja Beberapa fungsi modal kerja antara lain adalah sebagai berikut : a. modal kerja menampung kemungkinan akibat buruk yang ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan nilai piutang yang diragukan dan yang tidak dapat ditagih atau penurunan nilai persediaan, b. modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar semua utang lancar tepat pada waktunya, c. modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan ”credit standing” perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya bank dan para kreditor akan kelayakan untuk memelihara kredit.
Universitas Sumatera Utara
5. Sumber Modal Kerja Apabila sumber modal kerja lebih besar dari pada penggunaan, berarti ada kenaikan modal kerja. Sebaliknya apabila penggunaannya lebih kecil, berarti penurunan modal kerja. Sumber-sumber modal kerja yang akan menambah modal kerja adalah: a. adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun penambahan modal saham, b. ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi, c. ada penambahan utang jangka panjang, baik dalam bentuk obligasi atau utang jangka panjang lainnya. Penggunaan-penggunaan modal kerja yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut: 1) berkurangnya modal sendiri karena kerugian, maupun pengambilan privasi oleh pemilik perusahaan, 2) pembayaran utang-utang jangka panjang, 3) adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap.
6. Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja Penentuan modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: a. sifat dan tipe perusahaan. Modal Kerja dari suatu perusahaan jasa relatif lebih kecil daripada kebutuhan modal kerja perusahaan industri.
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan jasa biasanya memiliki atau harus menginvestasikan modal-modalnya sebagian besar pada aktiva tetap yang digunakan untuk memberikan pelayanan atau jasanya kepada masyarakat. Sebaliknya perusahaan industri harus mengadakan investasi yang cukup besar dalam aktiva lancar agar perusahaannya tidak mengalami kesulitan
dalam
operasinya
sehari-hari.
Perusahaan
yang
memproduksi barang membutuhkan modal kerja relatif lebih besar daripada perusahaan dagang, b. waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual serta harga per satuan dari barang tersebut. Makin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau untuk memperoleh barang tersebut, maka akan semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan, c. syarat pembelian bahan atau barang dagangan. Jika syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian menguntungkan, semakin sedikit uang kas yang harus disediakan untuk diinvestasikan dalam persediaan bahan ataupun barang dagangan, d. syarat penjualan. Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada para pembeli akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang, e. tingkat perputaran persediaan. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin rendah.
Universitas Sumatera Utara
7. Manajemen Modal Kerja Menurut Sawir (2005:133) ”manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan”. Manajemen modal kerja merupakan hal yang sangat penting karena pertama aktiva lancar perusahaan manufaktur mngembangkan lebih dari separuh total aktivanya, sedangkan bagi perusahaan distribusi jumlahnya bisa lebih besar lagi. Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar sehingga diperoleh modal kerja netto yang layak dan menjamin tingkat profitabilitas perusahaan. Adapun sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah : a. memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktivaaktiva tersebut, b. meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar, c. pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber hutang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Horne dan Wachowicz (2005:309) “manajemen modal kerja yang baik didasarkan pada dua isu keputusan mendasar, isu tersebut adalah penentuan tingkat investasi aktiva lancar dan bauran pendanaan. a. Tingkat investasi aktiva lancar optimal Dalam menentukan jumlah atau tingkat aktiva lancar pihak manajemen harus mempertimbangkan keuntungan dan kelebihan antara profitabilitas dan risiko. Bagi setiap tingkat output, perusahaan dapat memiliki sejumlah tingkat aktiva lancar yang berbeda. Semakin besar output, semakin besar kebutuhan untuk investasi dalam aktiva lancar untuk mendukung output atau penjualan. b. Bauran yang tepat atas pendanaan jangka pendek dan jangka panjang yang digunakan untuk mendukung investasi dalam aktiva lancar ini. Cara aktiva perusahaan didanai melibatkan keuntungan dan kerugian antara risiko dan profitabilitas. Sejalan dengan pertumbuhan aktiva lancar, utang usaha dan pembayaran akan cenderung naik, sehingga sebagian mendanai pembangunan aktiva. Dengan berjalanya waktu, dapat diperkirakan untuk membayar lebih banyak biaya bunga untuk utang jangka panjang daripada untuk pinjaman jangka pendek, yang secara terus-menerus diperpanjang pada saat jatuh tempo. Penggunaan utang jangka pendek akan menghasilkan laba yang lebih tinggi karena utang akan dibayar selama periode yang bahkan tidak membutuhkannya”.
8. Pentingnya Modal Kerja Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Bilamana modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga mengakibatkan adanya dana menganggur (idle fund), karena dana tersebut sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba. Perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan produksinya,
Universitas Sumatera Utara
maka
besar
kemungkinannya
akan
kehilangan
pendapatan
dan
keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas. Modal kerja yang harus tersedia dalam perusahaan harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari.
Modal kerja yang cukup
akan
memberikan beberapa keuntungan lain, antara lain: a. melindungi perusahaan tehadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar, b. memungkinkan untuk membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya, c. menjamin dimilikinya credit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahayabahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi, d. memugkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumennya, e. memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para pelanggannya, f. memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang maupun jasa yang dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
9. Perputaran Modal Kerja Antara penjualan dengan modal kerja terdapat hubungan yang erat. Bila volume penjualan naik investasi persediaan dan piutang juga meningkat, ini berarti juga meningkatkan modal kerja. Untuk menguji efisiensi penggunaan modal kerja, penganalisa dapat menggunakan perputaran modal kerja (working capital turnover).
Working Capital
Turnover (WCT) yaitu rasio yang memperlihatkan adanya keefektifan modal
kerja
dalam
pencapaian
penjualan.
Riyanto
(2001:335)
merumuskan formula untuk menghitung Working Capital Turnover (WCT) sebagai berikut :
Net Sales WCT = Current Asset – Current Liabilities
X100%
Jika rasio perputaran modal kerja tinggi akan mengindikasikan likuiditas yang rendah untuk mendukung operasional, sedangkan apabila rasio ini rendah menunjukkan likuiditas yang tinggi. Perputaran modal kerja ini menunjukkan jumlah rupiah penjualan netto yang diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja. Dari hubungan antara penjualan netto dengan modal kerja tersebut dapat diketahui juga apakah perusahaan bekerja dengan modal kerja yang tinggi atau bekerja dengan modal kerja yang rendah. Perputaran modal kerja yang tinggi diakibatkan rendahnya modal kerja yang ditanam dalam persediaan dan piutang atau dapat juga menggambarkan tidak tersedianya modal kerja yang cukup dan adanya
Universitas Sumatera Utara
perputaran persediaan dan piutang yang tinggi. Perputaran modal kerja yang rendah dapat disebabkan karena besarnya modal kerja netto, rendahnya tingkat perputaran persediaan dan piutang atau tingginya saldo kas dan investasi modal kerja dalam bentuk surat-surat berharga.
10. Profitabilitas Menurut beberapa ahli pengertian profitabilitas, antara lain: a. menurut Helfert (2003:126) “profitability is the effectiveness with which management has employed both the total assets and the net assets as recorded on the balance sheet”, b. menurut Greuning (2005:29) “profitabilitas adalah suatu indikasi atas bagaimana margin laba suatu perusahaan berhubungan dengan penjualan, modal rata-rata, dan ekuitas saham biasa rata-rata”. Berdasarkan bebarapa pengertian dari para ahli sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. a. Gross profit margin (GPM). Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi gross profit margin maka semakin baik. b. Operating profit margin (OPM). Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak.
Universitas Sumatera Utara
c. Net profit margin (NPM). Pengukuran ini adalah ukuran untuk mengukur persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk bunga dan pajak. d. Return on assets (ROA). Pengukuran ini adalah ukuran keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia. e. Return on equity (ROE). Pengukuran ini adalah ukuran pengembalian yang diperoleh pemilik atas invesasi di perusahaan.
11. Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam menganalisa laporan keuangan atas laporan kinerja keuangan perusahaan. Pengertian ROA menurut beberapa ahli yaitu : a. menurut Hanafi (2000:83) ” Return on Asset adalah rasio yang mengukur
kemampuan
perusahaan
menghasilkan
laba dengan
menggunakan total asset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk menandai asset tersebut”, b. menurut Jumingan (2006:141) ”ratio operating income dengan operating asset menunjukkan laba yang diperoleh dari investasi modal dalam aktiva tanpa mengandalkan dari sumber mana modal tersebut berasal (keseluruhan modal)”. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa return on asset adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. ROA menunjukkan keefisienan perusahaan dalam mengelola seluruh aktivanya
Universitas Sumatera Utara
untuk memperoleh pendapatan. Beasley (2009:297) merumuskan formula untuk menghitung pengembalian tingkat aktiva / return on asset (ROA) sebagai berikut :
Laba sebelum pajak Pengembalian Tingkat Aktiva =
X 100% Total Aktiva
ROA dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui seberapa mampu perusahaan memperoleh laba yang optimal dilihat dari posisi aktivanya. Menurut Waren (2005:63) ”aktiva (assets) adalah sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis atau usaha, sumber daya ini dapat berbentuk fisik ataupun hak yang mempunyai nilai ekonomis”. Contoh aktiva adalah kas, piutang, perlengkapan, beban dibayar dimuka, bangunan, peralatan, tanah, dan hak paten. Aktiva disajikan dalam beberapa kelompok, yaitu : a. aktiva lancar, b. aktiva tetap, c. aktiva tidak berwujud, d. aktiva lain-lain.
12. Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan
Universitas Sumatera Utara
dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Dalam SAK (IAI, 2007:3) disebutkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah: para pemilik perusahaan, manager perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para investor dan pemerintah dimana perusahaan tersebut berdomosili, buruh serta pihak-pihak lainnya. Menurut Harahap (2004: 190) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan sebagai : Analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain, baik antara kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Analisis laporan keuangan yang banyak digunakan adalah analisis tentang rasio keuangan.
Berdasarkan sumber analisis, rasio keuangan
dapat dibedakan : a. perbandingan internal, yaitu membandingkan rasio pada saat ini dengan rasio pada masa lalu dan masa yang akan datang dalam perusahaan yang sama,
Universitas Sumatera Utara
b. perbandingan eksternal dan membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan-perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri pada saat yang sama. Secara garis besar ada 4 jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yaitu : a. rasio likuiditas ( liquidity ratio), yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar.
Rasio
likuiditas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban jangka pendek. Rasio yang bisa digunakan untuk mengukur likuiditas, yaitu current ratio, quick ratio, cash ratio, dan net working capital. b. rasio aktivitas (activity ratio) atau dikenal juga sebagai rasio efisiensi, yaitu rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset-asetnya. Rasio aktivitas yang umum digunakan adalah average collection period, inventory turnover, fixed asset turnover, dan total asset turnover, dan working capital turnover c. rasio leverage finansial (financial leverage ratio), yaitu rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana
dari
hutang (pinjaman). Rasio yang umum dipakai antara lain adalah debt ratio, debt to equity ratio, time interest earned ratio dll d. rasio keuntungan (profitability ratio) atau rentabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan
Universitas Sumatera Utara
dari penggunaan modalnya.
Rasio profitabilitas ynag sering
digunakan, yaitu gross profit margin, operating profit margin, net profit margin, return on investment dan return on equity.
B. Tinjauan Peneliti Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu N o 1
2
Peneliti Marselina Sinaga (2008)
Christin Sinar Yoshepin (2009)
Judul Penelitian Pengaruh Perputaran Modal kerja dan Perputaran Aktiva Operasi terhadap tingkat Rentabilitas pada perusahaan Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
Pengaruh Perputaran Modal kerja terhadap Tingkat Likuiditas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek indonesia
Variabel
Hasil Penelitian
V.independe 1. Perputaran modal n : kerja secara parsial perputaran tidak berpengaruh modal kerja signifikan terhadap dan rentabilitas. perputaran 2. Perputaran aktiva aktiva operasi secara parsial operasi memiliki pengaruh yang signifikan V.Dependen terhadap rentabilitas. : rentabilitas 3. Perputaran modal kerja dan aktiva operasi secara simultan memiliki pengaruh terhadap rentabilitas.
V.independe n : perputaran modal kerja
Perputaran kerja pengaruh signifikan Likuiditas
modal memiliki yang terhadap
V.Dependen : likuiditas
Universitas Sumatera Utara
3
Melvatanti D Pardosi (2010)
4
Marisa Ambarita (2009)
Pengaruh Perputaran Modal kerja dan Return Spread terhadap Likuiditas pada perusahaan Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa Efek indonesia
Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Return on Asset pada Perusahaan Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sumber : Hasil Olahan Peneliti,2010
V.independe 1. Perputaran modal n : kerja secara parsial perputaran berpengaruh signifikan modal kerja terhadap likuiditas. dan return 2. Perputaran return spread spread secara parsial tidak berpengaruh V.Dependen signifikan terhadap likuiditas. : likuiditas 3. Perputaran modal kerja dan return spread secara simultan tidak berpengaruh terhadap likuiditas. V.independe n : perputaran piutang
Perputaran Piutangl memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return on asset (ROA)
V.Dependen : ROA
1. Penelitian Marselina Sinaga (2008) Judul penelitian “Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Aktiva Operasi terhadap Tingkat Rentabilitas pada perusahaan Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa jakarta”. Penelitian ini menggunakan
perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi
sebagai variabel independen dan profitabilitas sebagai variabel dependen yang diukur melalui Return On Investment (ROI) untuk mengukur laba dalam kaitannya dengan investasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil dari penelitian ini adalah perputaran modal kerja
Universitas Sumatera Utara
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis, perputaran aktiva operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis, dan secara simultan perputaran modal kerja dan Return Spread tidak berpengaruh terhadap likuiditas pada sektor industri otomotif dan komponennya. Dari penelitian ini diperoleh persamaan Y= 0,034 + 0,04 (X1) + 6,158 (X2) + e.
2. Christine SinarYoshepin (2009) Judul penelitian “Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Tingkat Likuiditas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.” Variabel independennya adalah Perpuatan modal kerja, dan variabel dependen adalah Lukiiditas yang diukur melalui Current rasio. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linearsederhana. Hasil penelitian ini adalah modal kerja berpengaruh signifikan terhadap Likuiditas, dari penelitian ini diperoleh persamaan Y = 0,769 – 0,488X.
3. Melvatanti D Pardosi (2010) Judul penelitian “Pengaruh Perputaran Modal kerja dan Return Spread terhadap Likuiditas pada perusahaan Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa Efek indonesia”. Penelitian ini menggunakan perputaran modal kerja dan Return Spread sebagai variabel independen dan Likuiditas sebagai variabel dependen yang diukur melalui Current Rasio untuk mengukur laba dalam kaitannya dengan investasi. Penelitian
Universitas Sumatera Utara
ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil dari penelitian ini adalah perputaran modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas ekonomis, Return Spread tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas, dan secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi memiliki pengaruh terhadap rentabilitas pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di BEI.
4. Marisa Ambarita (2009) Judul penelitian “Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Return on Asset pada Perusahaan Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Variabel independennya adalah Perpuatan piutang, dan variabel dependen adalah Return On Assets. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil penelitian ini adalah
perputaran piutang berpengaruh
signifikan terhadap Return on Assets, Dari penelitian ini diperoleh persamaan ROA = 0.0203 + 1,597 Perputaran Piutang. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah: a. pada peneliti terdahulu populasinya adalah perusahaan Otomotif dan Komponennya, perusahaan makanan dan minuman, perusahaan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan penelitian yang dilakukan penulis, populasinya adalah perusahaan-perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),
Universitas Sumatera Utara
b. periode penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan peneliti sebelumnya. Peneliti sebelumnya menggunakan data 2004-2007 dan penulis menggunakan data 2007-2008, c. penelitian sebelumnya menilai pengaruh perputaran modal kerja terhadap likuiditas dan rentabilitas, sedangkan penelitian yang digunakan penulis menilai pengaruh perputaran modal terhadap return on asset.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Kerangka konseptual merupakan sintesa atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variable yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan masalah. Sawir (2005:129) mendefinisikan “modal kerja sebagai keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”. Djarwanto (2001:88) “konsep fungsional, modal
Universitas Sumatera Utara
kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek (current income) yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut”. Antara penjualan dengan modal kerja terdapat hubungan yang erat. Bila volume penjualan naik, investasi dalam persediaan dan piutang juga meningkatkan modal kerja. Untuk menguji efisiensi penggunaan modal kerja, penganalisa menggunakan perputaran modal kerja (working capital turnover), yaitu rasio antara penjualan dengan modal kerja. (Djawarto, 2001:140) ”perputaran modal kerja ini menunjukkan jumlah rupiah penjualan netto yang diperoleh dari setiap rupiah modal kerja”. (Riyanto, 2001:62) ”efektivitas modal kerja mempengaruhi tingkat penjualan perusahaan dan akhirnya akan mempengaruhi perputaran dari operating asset”. Atas dasar pemahaman tersebut, maka dibuatlah kerangka konseptual penelitian ini, yaitu :
Perputaran Modal Kerja (X)
Return On Asset (Y)
Gambar 2.1 Kerangka konseptual Sumber : Hasil Olahan Penulis,2010 Ketrangan : X : Perputaran Modal Kerja (variabel independen) Y : Return On Asset (variabel dependen)
Universitas Sumatera Utara
2. Hipotesis Penelitian Hipotesisi Menurut Erlina (2008:49) “menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris”. Hipotesis dari penelitian yang dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan adalah “perputaran modal kerja berpengaruh terhadap return on asset (ROA) pada perusahaan-perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa efek indonesia (BEI).
Universitas Sumatera Utara