BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah
bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual barang jadi tersebut. Kegiatan ini sering disebut sebagai kegiatan produksi. Dalam Perusahaan manufatur, kegiatan produksi bukan merupakan aktivitas yang berdiri sendiri, melainkan aktivitas penunjang dari rencana penjualan. Karena itu jelas bahwa rencana produksi meliputi perencanaan tentang jumlah produksi, kebutuhan persediaan, material, tenaga kerja, dan kapasitas produksi. Anggaran produksi dalam arti sempit juga disebut anggaran jumlah yang harus di produksi yang merupakan suatu perencanaan tingkat atau volume barang yang harus diproduksi oleh perusahaan agar sesuai dengan volume atau tingkat penjualan yang telah direncanakan. Kegiatan produksi juga merupakan kegiatan yang penting pula di sebuah perusahaan. Bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di dalam struktur pasar penjual, kegiatan produksi ini justru merupakan kegiatan yang paling penting. Dengan demikian, apabila kegiatan produksi ini mengalami hambatan, maka penyediaan produk untuk dijual juga akan mengalami gangguan. Menurut Sadono Sukirno (2003), Biaya Produksi merupakan semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.
1
2
Tinggi rendahnya biaya produksi yang digunakan tergantung pada sistem manajemen yaitu mengefisiensikan segala biaya-biaya produksi yang dikeluarkan. Rendahnya biaya produksi yang dikeluarkan adalah salah satu dari indikator terciptanya efisiensi dalam pengolahan tanaman tebu. Hal ini disebabkan oleh biaya produksi, yaitu salah satu alternatif yang dapat dipilih sebagai faktor yang dapat ditekan sehingga tidak terlalu banyak biaya produksi. Untuk menunjang kegiatan produksi, Anggaran sebagai suatu sistem nampaknya cukup memadai untuk dipergunakan sebagai alat perencanaan, koordinasi, dan pengawasan dari seluruh kegiatan produksi perusahaan. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitif dan umumnya dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu (Nafarin, 2004 :12).
Anggaran dibutuhkan manajemen untuk
merencanakan semua aktivitas dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Selain sebagai alat perencanaan, anggaran juga mempunyai arti yang sangat penting dalam pengkoordinasian kegiatan. Dengan adanya koordinasi diharapkan kerja sama yang baik dari seluruh bagian untuk mencapai tujuan bersama. Perencanaan terhadap anggaran biaya produksi
harus disertai dengan
pengawasan. Pengawasan sangat berfungsi bagi manajemen untuk mengetahui bahwa aktivitas yang dilaksanakan dalam mencapai tujuan produksi dapat berjalan seperti direncanakan. Pengawasan juga dimaksudkan untuk menilai sampai sejauh mana efisiensi telah dicapai dalam melaksanakan kegiatan produksi. Dengan demikian, perencanaan anggaran produksi merupakan salah satu unsur sistem pengawasan biaya produksi.
3
Pengawasan anggaran biaya produksi yang baik akan menunjang kegiatan produksi perusahaan sehari-hari yang nantinya akan menunjang seluruh kegiatan perusahaan. Demikian pula, pengawasan biaya produksi sebagai suatu fungsi memperbandingkan biaya produksi yang sebenarnya dengan anggaran biaya produksi. Dengan adanya perbandingan tersebut dapat dievaluasi apakah telah terjadi penyimpangan baik yang merugikan maupun menguntungkan. PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perkebunan dan pengelolaan hasil Tanaman Tebu dan Kelapa sawit. Pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali komoditi utama perusahaan itu sendiri adalah Tebu. Tebu merupakan tanaman penghasil gula yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, pertumbuhan dan produksi tanaman tebu pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari luar maupun dari tanaman itu sendiri. Faktor itu sendiri pada dasarnya dapat dibedakan menjadi faktor lingkungan, faktor genetis, dan faktor agronomis. Dalam menunjang pertumbuhan dan proses produksi tanaman tebu, faktor tersebut saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain dalam hal peningkatan produksi yang dihasilkan. Pengusahaan perkebunan tanaman tebu mulai dari persiapan lahan, penyediaan sarana dan prasarana, pemeliharaan, hingga pemasaran membutuhkan biaya yang cukup agar dapat berjalan dengan baik. Agar dapat ditentukan biaya produksi Tanaman Tebu dengan benar, maka harus diperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi seperti proses produksi, unsur-unsur biaya produksi serta pelaporan biaya atau perhitungannya.
4
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana peranan anggaran biaya produksi sebagai alat pengawasan pada perusahaan tersebut. Oleh
sebab itu, penulis memilh judul “ANALISIS ANGGARAN
BIAYA PRODUKSI TANAMAN TEBU SEBAGAI ALAT PENGAWASAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II KEBUN SAMPALI”
B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang perlu dibahas dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Biaya-biaya apa saja yang termasuk dalam unsur biaya produksi Tanaman Tebu pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali ? 2. Bagaimana peran anggaran biaya produksi Tanaman Tebu sebagai alat pengawasan pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali ?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui jenis-jenis biaya yang termasuk dalam biaya produksi Tanaman Tebu pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali. 2. Untuk mengetahui bagaimana Peran angggaran biaya produksi Tanaman tebu sebagai alat pengawasan pada PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Sampali.
5
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan informasi bagi penulis mengenai biaya dalam perusahaan, khususnya Anggaran Biaya Produksi dan hubungunnya sebagai Alat Pengawasan.
2. Bagi Pihak Perusahaan Sebagai
bahan
masukan
bagi
perusahaan
khususnya
perusahaan
perkebunan, pengamat, dan pihak-pihak terkait.
3. Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan referensi untuk penelitian yang sejenisnya khususnya tentang anggaran biaya produksi.