BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
PERSEPSI MASYARAKAT
Pengertian persepsi berasal dari Bahasa Inggris perception yang artinya: persepsi, penglihatan, tanggapan; yaitu proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya atau pengetahuan lingkungan yang diperoleh melalui interpretasi data indera (Kartono & Gulo, 1987: 343). Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang pengalaman terhadap suatu benda ataupun sesuatu kejadian yang dialami. Proses pemaknaan yang bersifat psikologis sangat dipengaruhi oleh pengalaman, pendidikan dan lingkungan sosial secara umum. Persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Persepsi merupakan suatu proses yang diawali oleh penginderaan. Penginderaan merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Pada umumnya stimulus tersebut diteruskan syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Stimulus diterima oleh alat indera, kemudian melalui proses persepsi sesuatu yang diindera tersebut menjadi sesuatu yang berarti setelah diorganisasikan dan diinterpretasikan (Davidoff dalam Walgito, 2000: 53-54). Dari paparan diatas dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasikan terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Persepsi merupakan suatu penilaian, sebagai persiapan untuk perilaku konkrit dan nilai-nilai itu dengan melalui emosi, motivasi dan ekspektasi akan mempengaruhi persepsi,
Universitas Sumatera Utara
dan nilai-nilai yang berbeda juga mempengaruhi persepsi perilaku tersebut. Dalam memandang sesuatu hal, baik itu benda, perbuatan atau sesuatu yang lain, kita selalu mempunyai pendapat atau pandangan tersendiri yang mungkin berbeda dengan pendapat orang lain. Hal tersebut karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik eksternal maupun internal. Karena persepsi juga merupakan sebuah internal yang dilakukan oleh individu untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal (Rahayu, 2008). Melalui persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan diri individu yang bersangkutan. Persepsi itu merupakan aktivitas yang integrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acuan dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut (Walgito, 2000: 54). Persepsi sosial membicarakan proses yang digunkan oleh seorang individu untuk menilai keampuhan pendapatnya sendiri dan kekuatan dari kemampuan-kemampuannya sendiri dakam hubungan dengan pendapat-pendapat dan kemampuan-kemampuan orang lain yang ada dalam suatu lingkungan sosial (Sarlito, 2002: 244). Berdasarkan atas hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi itu sekalipun stimulusnya sama tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan berpikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi antara individu dengan individu yang lain berbeda. (Miftah, yang dikutip oleh Rahayu, 2008), menyampaikan bahwa persepsi timbul karena adanya dua faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal antaranya tergantung pada proses pemahaman sesuatu termasuk di dalamnya sistem nilai, tujuan, kepercayaan dan tanggapannya terhadap hasil yang dicapai. Faktor-faktor eksternal yang memepengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1.
Faktor lingkungan, yaitu warna, bunyi, sinar, dapat juga ekonomi, sosial, maupun politik.
2.
Faktor konsepsi, yaitu pendapat dan teori seseorang tentang manusia dengan segala tindakannya.
3.
Faktor yang berkaitan dengan konsep seseorang tentang dirinya sendiri, kadang seseorang menganggap dirinya selalu baik sedang orang lain selalu kurang baik atau sebaliknya.
4.
Faktor yang berhubungan dengan motif dan tujuan, berkaitan dengan dorongan dan tujuan seseorang untuk menafsirkan suatu rangsangan.
5.
faktor pengalaman masa lampau, pengalaman dan latar belakag kehidupan seseorang pada waktu kecil akan menentukan kepribadiannya dan mempengaruhi perilakunya.
Persepsi dihasilkan dari para stakeholders termasuk staf dan masyarakat umum. Persepsi berbeda-beda mulai dari identifikasi isukritis dalam taman dan tempat rekreasi sampai kepada sebuah visi dari sistem yang ideal dari taman, ruang publik kota, tempat rekreasi dan jalan kecil yang diinginkan untuk masyarakat. Informasi ini kemudian dapat dipertimbangkan dan dihadapkan pada realitas yang dapat diukur yakni informasi yang nyata (Mertes & Hall, dalam Roni, 2011). Mengenai pengertian masyarakat, dalam bahasa Inggris disebut society asal katanya socius yang berarti kawan. Istilah masyarakat sendiri berasal dari bahasa Arab Syaraka yang berarti ikut serta, berpartisipasi. (Koentjaraningrat, 2009: 115-116) Arti yang lebih khusus, bahwa masyarakat adalah kesatuan sosial yang mempunyai kehidupan jiwa seperti adanya ungkapanungkapan jiwa rakyat, kehendak rakyat, kesadaran masyarakat dan sebagainya. Ikatan yang membuat suatu kesatuan manusia menjadi suatu masyarakat adalah pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupannya dalam batas kesatuan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Lagipula, pola itu harus bersifat mantap dan kontinu; dengan perkataan lain, pola khas itu harus sudah menjadi adat istiadat yang khas (Koentjaraningrat, 2009: 117). Dalam hal ini persepsi diartikan sebagai proses mengetahui atau mengenali obyek dan kejadian obyektif dengan bantuan indera. Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat kompleks, stimulus masuk ke dalam otak, kernudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi. Persepsi mencakup penerimaan stimulus (inputs), pengorganisasian stimulus dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap, sehingga orang dapat cenderung menafsirkan perilaku orang lain sesuai dengan keadaannya sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus diperoleh dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak, yang bermakna bahwa proses kognisi dimulai dari persepsi.
2.2.
PEMBANGUNAN Makna pembangunan adalah seperangkat usaha manusia untuk mengarahkan
perubahan sosial dan kebudayaan sesuai dengan tujuan dari kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu mencapai pertumbuhan peradaban kehidupan sosial dan kebudayaan atas dasar target-target yang telah di tetapkan. Secara teoritis, pembangunan dapat dijelaskan dalam dua paradigma, yaitu teori modernisasi dan imperialisme (Elly, 2011: 677). Teori Modernisasi.teori ini lebih melihat pada aspek ekonomi dan sosiologi. W.W. Rostow dalam teori ekonominya menyatakan “pembangunan lebih di tekankan pada tahapan pertumbuhan ekonomi” (the stage economic growth). Adapun dalam pandangan sosiologi, pembangunan lebih di tekankan pada perubahan besar pada sektor non-ekonomi yang
Universitas Sumatera Utara
menyangkut perubahan yang mengandung berbagai macam perbedaan, perbedaan yang di maksud dalam konsep pemikiran ini adalah perbedaan watak atau karakter antara bangsa di negara maju dan negara berkembang. Dengan demikian, pembangunan dapat di jelaskan pada perubahan karakter atau mentalitas bangsa untuk mengambil sampel dari negara-negara industri maju ini (Elly, 2011: 677). Dalam perkembangannya, Rostow lebih jauh menyatakan, bahwa jika satu negara hendak mencapai pertumbuhan ekonomi yang otonom dan berkelanjutan, maka negara tersebut harus mampu melakukan moilisasi seluruh kemampuan modal dan sumber daya alamnya sehingga mampu mencapai tingkat investasi produktif sebesar 10% dari pendapatan nasionalnya. Jika tidak, pertumbuhan yang hendak di capai tidak akan mampu mengimbangi pertumbuhan penduduk (Suwarsono, 2013: 16). Dari pendapat Proudon tersebut merumuskan bahwa persoalan yang di hadapi oleh negara sedang berkembang adalah kemiskinan dan keterbelakangan yang erat sekali dengan faktor historis, yaitu eksploitasi, pemasaran, dan penjajahan. Ini adalah kenayataan dalam sejarah bahwa yang bersifat struktural, dalam arti kebodoh-an, keterbelakangan, dan kemiskinan adalah sengaja diciptakan oleh struktur politik dalam masa kolonialisme barat (Elly, 2011: 677). Menurut Dove bahwa budaya tradisional akan mengganggu proses pembangunan, karena budaya tradisional sangat dan selalu terkait dengan perubahan ekonomi, sosial, dan pokitik dari masyarakat pada tempat dimana budaya tradisoanal tersebut melekat, Karena budaya tradisonal bagi Dove selalu mengalami perubahan yang begitu dianamis (Suwarsono, 2013: 62). Dalam buku Todaro “Pembangunan bukan hanya fenomena semata, namun pada akhirnya pembangunan tersebut harus melampaui sisi materi dan keuangan dari kehidupan manusia”. Pembangunan idealnya dipahami sebagai suatu proses yang berdimensi jamak,
Universitas Sumatera Utara
yang melibatkan masalah pengorganisasian dann peninjauan kembali keseluruhan sistem ekonomi dan sosial. Berdimensi jamak dalam hal ini artinya membahas komponen-komponen ekonomi maupun non ekonomi (Ena, 2013). Menurut Frank (dalam Suwarsono, 2013: 96-97) proses pengambilan surplus ekonomi secara nasional dan global serta terarah inilah yang menyebabkan keterbelakangan terhadap negara Dunia ketiga (negara-negara bekas jajahan atau kolonial), di satu pihak, dan pembangunan di negara Barat di lain pihak. Dengan kata lain, proses sejarah yang mewujudkan terjadinya pembangunan di metropolis negara Barat secara bersamaan juga mewujudkan terjadinya keterbelakangan di kota-kota satelit di negara Dunia ketiga. (Todaro dalam Ena, 2013) Konsep dasar diatas telah melahirkan beberapa arti pembangunan yang sekarang ini menjadi populer: 1. Capacity, hal ini menyangkut aspek kemampuan meningkatkan income atau produktifitas. 2. Equity, hal ini menyangkut aspek pengurangan kesenjangan antara berbagai lapisan masyarakat dan daerah. 3. Empowerment, hal ini menyangkut pemberdayaan masyarakat agar dapat menjadi aktif dalam memperjuangkan nasibnya dan sesamanya. 4. Sustainable, hal ini menyangkut usaha untuk menjaga kelestarian pembangunan. Pembangunan telah memunculkan berbagai aktivitas ekonomi ikutan (sektor informal), terutama di wilayah perkotaan dan dampak dari perkembangan tersebut menyebabkan timbulnya permasalahan kependudukan, permukiman, penataaan lingkungan perkotaan dan lahan hijau (Kuncoro, 2003). Apabila permasalahan pembangunan di wilayah perkotaan tergambar dari dampak ikutan dari pembangunan itu sendiri seperti terjadinya pertumbuhan penduduk yang tinggi, penyediaan utilitas publik dan lapangan kerja, berkembangnya permukiman liar dan sektor informal yang tidak tertata, degradasi lahan tangkapan air hujan
Universitas Sumatera Utara
dan ekosistem lainnya, merangsang terjadinya lonjakan angka kriminalitas dan kemungkinan konflik berbasis ekonomi dan sosial. Konsep Pembangunan yang dominan dan telah diterapkan dikebanyakan negara merupakan perncerminan paradigma Pembangunan Model Barat. Dalam konsep tersebut, pembangunan dipahami sebagai proses tahap demi tahap menuju “modernitas”, yang tercermin dalam bentuk kemajuan teknologi dan ekonomi sebagaimana yang dilalui oleh bangsa-bangsa industri maju. Di sebagian besar negara, penaksiran konsep Pembangunan dipahami sebagai perbaikan umum dalam standard hidup, disamping itu juga dipahami sebagai sarana memperkuat negara melalui proses industrialisasi dengan pola seragam antara satu negara dengan negara lainnya. Dalam hal ini, peran pemerintah menjadi utama atau menjadi subyek pembangunan, sedangkan masyarakat menjadi obyek dan penerima dari dampak
pembangunan.
(http://staff.uny.ac.id/sites/default
/files/pendidikan/V.%20Indah%20Sri%20Pinasti,Dra.%20M.Si./Modul%20Sosiologi%20Pe mbangunan.pdf). Rendahnya mentalitas masyarakat Indonesia tidak lepas pengaruh dari sistem kolonialisme, di mana sistem feodalisme menempatkan masyarakat terjajah secara sengaja di jauhkan dari perubahan sosial dan budaya, sehingga mereka tetap berpendirian pada tradisi klasik yang sulit untuk diubah (konservatif). Ternyata beberapa warisan pemerintah kolonial ini hingga kini masih belum dapat terselesaikan dan masih tetap menjadi permasalahan yang mesti di selesaikan dalam proses pembangunan nasional. Elly (2011: 717) menjelaskan ada beberapa persoalan dalam pelaksanaan pembangunan di indonesia, di antaranya: 1.
Orientasi
pembangunan
yang
dijalankan
Orde
Baru
lebih
mengacu
pada
industruakusasi yang berwawasan ekspor, pada massa pemerintahan Orde Baru dijadikan sebagai acuan, sebab pada masa ini adalah masa stabilitas nasional sangat terkendali, sehingga dalam keadaan ini merupakan kesempatan untuk menjalankan roda
Universitas Sumatera Utara
pembangunan. Akan tetapi, industrialisasi dapat dikatakan sebagai bentu kebijakan yang kurang tepat, sebab indonesia bukan negara industri, tetapi negara agraris. Dengan demikian, kebijakan pembangunan seharusnya ditunjjukan untuk memberdalayakan pertanian yang modern. 2.
Pengelolaan sumber daya alam yang tidak bijaksana, sehingga sumber daya alam tidak dapat dinikmati oleh seluruh rakyat, tetapi hanya segelintir manusia. Industrialisasi yang banyak menyerap sumber daya alam sebagai bahan baku industri juga telah mengeksploitasi sumber daya alam ini tanpa memperhitungankan akibatnya secara bijak.
3.
Sumber daya manusia (SDM) di indonesia secara kuantitatif memang sangat besar, tetapi apalah artinya jika kualitasnya sangat rendah. SDM dapat dibedakan menjadi dua macam kelompok yaitu: yang pertama adalah SDM yang terlatih (skilled man power) sehingga memiliki bekal keterampilan dan keahlian. SDM ini memiliki daya kreativitas dan inovasi yang sangat dibutuhkan. Akan tetapi, jumlah SDM yang demikian di negeri ini jumlahnya relatif kecil. Dan yang kedua SDM yang tidak memiliki keterampilan (unskilled man power). Untuk SDM ini menempati proporsi yang sangat besar, sehingga jumlah penduduk yang besar belum memiliki potensi bagi pelaksanaan pembangunan, tetapi jika tidak di atasi segera akan menjadi beban bagi negara.
4.
Letak geografis Indonesia sebagai salah satu jalur perdagangan belum mampu memaksimalkan peranan dalam proses perdagangan Internasional. Justru perubahan global lebih banyak menempatkan Indonesia dalam posisi bergantung kepada negaranegara maju. Justru letak geografis Indonesia yang sangat strategis ini menjadikan negara kepulauan ini mudah sekali menjadi tempat bagu penyimpanan, penyelundupan barang-barang yang pastinya perbuatan tersebut merugikan negara, karena lemahnya sistem keamanan di wilayah perairan negara ini.
Universitas Sumatera Utara
Secara sosiologis pembangunan pada masyarakat desa memiliki kaitan yang erat dengan Teori Fungsionalisme Struktural oleh Robert. K. Merton. Teori ini menekankan kepada keteraturan dan mengabaikan konflik dan perubahan–perubahan dalam masyarakat. Adapun yang menjadi konsep utamanya adalah : fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifest dan keseimbangan. Masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian–bagian yang saling berkaitan dan menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada satu bagian masyarakat akan membawa perubahan juga terhadap bagian yang lain. Semua peristiwa dan semua struktur adalah fungsional terhadap masyarakat.
Robert . K . Merton mengemukakan bahwa : 1.
Fungsi adalah akibat – akibat yang dapat diamati yang menuju adaptasi atau penyesuaian dalam suatu sistem.
2.
Disfungsi adalah akibat – akibat negatif yang muncul dalam penyesuaian suatu sistem.
3.
Fungsi manifest adalah fungsi yang diharapkan.
4.
Fungsi laten adalah fungsi yang tidak diharapkan. Suatu pranata tertentu dapat fungsional bagi suatu unit tertentu dan sebalikanya
disfungsional terhadap unit sosial yang lain. Dalam hal ini pembangunan perumahan Citraland Bagya City yang terdapat di Dusun IX, Desa Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang merupakan suatu hal yang terdapat fungsi di dalamnya.Pembangunan perumahan Citraland Bagya City berguna untuk meningkatkan status sosial masyarakat desa sehingga dapat memberikan hidup yang lebih baik terhadap masyarakat baik dari segi sosial dan segi ekonomi. Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan perumahan Citraladnd Bagya City tersebut juga akan membawa dampak terhadap masyarakat. Dampak yang dimaksud dapat
Universitas Sumatera Utara
berupa dampak positif atau dampak negatif. Pembangunan perumahan Citraland Bagya City sangat bermanfaat untuk meningkatkan kehidupan masyarakat desa. Dari segi sosial masyarakat akan sangat terbantu dalam melaksanakan interaksi sosialnya, karena pembangunan Citraland Bagya City layak menjadi perhatian khusus masyarakat Desa Medan Estate serta meningkatkan aktifitas sosial lainnya. Sedangkan dari segi ekonomi setiap harga tanah Disekitar pembangunan Citraland Bagya City meningkat dengan cukup signifikan serta meningkatnya penghasilan masyarakat yang berwirausaha di sekitar pembangunan Citraland Bagya City. Hal ini sangat bermanfaat bagi masyarakat mengingat aktifitas perekonomian sangat penting dalam menunjang kehidupan masyarakat. Dari segi fungsi, maka hal tersebut termasuk ke dalam fungsi manifest (yang diharapkan) dari dilaksanakannya pembangunan perumahan Citraland Bagya City. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam setiap pembangunan tentu akan membawa dampak – dampak yang tidak diharapkan (fungsi laten). Pembangunan perumahan Citraland Bagya City juga tanpa disadari telah membawa beberapa dampak yang tidak diharapkan. Akibat adanya pembangunan perumahan Citraland Bagya City prasarana jalan di desa tersebut menjadi rusak, tidak hanya itu masalah-masalah sengketa tanah yang pernah ada kembali terkuak sehingga menyebabkan dampak yang kurang baik bagi beberapa masyarakat desa. Hal inilah yang merupakan fungsi laten ( yang tidak diharapkan) dari pembangunan prasarana jalan di desa tersebut. ( Ritzer , 2002 : 21).
2.3.
DAMPAK PEMBANGUNAN Dampak dalam Bahasa Inggris disebut impact yang bersinonim dengan effect (akibat)
atau consequences (akibat). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online(KBBI) dampak berarti pengaruh kuat yang mendatangkan akibat. Berdampak mengandung arti berpengaruh.
Universitas Sumatera Utara
Jadi, ketika berbicara dampak pembangunan kita berbicara akibat-akibat yang ditimbulkan oleh pembangunan. Suatu lingkungan akan berubah seiring waktu yang terus berjalan, seperti yang dikatakan oleh (Amsyari, 1986:23), bahwa lingkungan fisik, lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia akan selalu berubah dari waktu ke waktu. Masyarakat harus mengikuti dan menyesuaikan perubahan yang di alami lingkunganya demi melangsungkan kehidupan. Dengan kata lain, masyarakat harus melakukan adaptasi agar bisa tetap bertahan hidup di tempat tinggalnya. Mengartikan adaptasi harus mengacu pada proses yang menyebabkan organisme berhasil menyesuaikan diri dengan baik pada lingkungan yang ada, dan hasil proses tersebut menghasilkan karakteristik-karakteristik yang menyebabkan organisme itu dapat menghadapi bahaya, dan menjamin sumber daya yang mereka butuhkan di lingkungan tertentu di mana mereka hidup (Haviland, 1985: 348). Hanya perbedaan yang terdapat dalam masalah implemntasi dari konsep modernisasi itu dalam berbagai masyarakat. Dan masalah pertemuan antara kebudayaan modern dan kebudayaan tradisional di berbagai masyarakat itu memang menimbulkan berbagai masalah, seperti masalah penyesuaian, masalah penolakan terhadap kebudayaan, masalah perubahan kebudayaan dan masalah akulturasi (Harsojo, 1988: 241). Alex inkeles berpendapat tentang masalah modern sebagai sikap dan nilai yang ada pada manusia menurut pemikirannya ada beberapa unsur yang terdapat pada konsep tentang manusia modern (Harsojo, 1988: 241-243).
1.
Seorang manusia modern memiliki sikap untuk siap menerima hal-hal atau pengalaman yang baru dan terbuka untuk inovasi dan perubahan. Sebaliknya masyarakat tradisional
Universitas Sumatera Utara
kurang menerima ide baru, cara baru untuk berperasaan dan bertindak. Menurut Inkeles sikap ini bukan suatu keterampilan, melainkan suatu sikap batin.
2.
Unsur kedua dalam konsep manusia modern adalah mengenai opini. Manusia disebut manusia modern, apabila ia mempunyai disposisi untuk membentuk atau memiliki opini atau pendapat tentang masalah dan issu yang timbul, artinya ia tidak mengharap dan tidak berpendapat bahwa pendapat manusia lain pasti sama dengan pndapatnya, ia tidak menolak keanekaragaman pendapat. Mampu berbeda pendapat dengan orang lain dan menyatakannya, adalah sikap manusia modern.
3.
Manusia dinilai sebagai modern, apabila ia lebih banyak berorientasi ke masa yang akan datang daripada berorientasi pada masa silam. Manusia menghargai waktu, dan selalu berpendapat bahwa pengaturan waktu secara tepat, manusia modern membuat rencana kerja berdasarkan waktu secara tetap.
4.
Manusia modern dalam tata kerjanya mengadakan perencanaan dan pengorganisasian, dan berpendapat bahwa cara-cara tersebut adalah baik untuk mengatur waktu kehidupan.
5.
Manusia modern percara bahwa manusia dapat belajar dalam batas-batas tertentu untuk menguasai lingkungannya guna mencapai dan memajukan tujuannya.
6.
sikap bahwa segala sesuatunya dapat dilaksanakan dengan perhitungan, bahwa lembaga-lmebaga yang terdapat dalam masyarakat akan mampu memecahkan segala
Universitas Sumatera Utara
persoalan. Manusia tradisional dalam menghadapi permasalahannya lebih banyak berorientasi pada “nasib”.
7.
Manusia modern menghargai harkat manusia lain, sikap modern ini tampak sekali pada sikap yang ditujukan kepada wanita dan anak-anak.
8.
Manusia modern lebih percaya pada ilmu dan teknologi.
9.
Manusia modern menjunjung tinggi suatu sikap bahwa pahala yang diterima oleh seseorang itu seharusnya seimbang dengan prestasinya dan kontribusinya, di dalam dan kepada masyarakat dan tidak pada ukuran lain yang tidak rasional.
Setiap pembangunan akan menghasilkan perubahan, perubahan yang dapat dilihat sebagai usaha terencana untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan pada masyarakat. Secara langsung ataupun tidak langsung dapatlah dikatakan bahwa tujuan utama yang ingin dicapai adalah peningkatan (Sifak, 2006). Dalam usaha-usaha peningkatan kesejahteraan hidup unsur-unsur yang terutama sangat penting kegunaanya adalah struktur ekonomi masyarakat. Terutama yang harus dirubah dan di sesuaikan dengan usaha peningkatan taraf kesejahteraan hidup masyarakat yang bersangkutan adalah kondisi ekonomi masyarakat. Seperti pada model-model pengetahuan peningkatan dalam hal penggunaan dan peningkatan sumber-sumber daya yang relevan dan berguna dalam usaha-usaha tersebut. Rodger (dalam joyomartono, 1991: 62) mengemukakan unsur utama pada alternatif menuju pembangunan yang baru:
Universitas Sumatera Utara
a. Pemerataan penyebaran informasi, keuntungan sosial ekonomi dan sebagainya b. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan biasanya dibarengi dengan desentralisasi kegiatan-kegiatan tertentu di pedesaan.
Universitas Sumatera Utara