BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerja dan Responden 1. Pengertian Kerja Kerja adalah segala kegiatan ekonomis yang dimaksudkan untuk memperoleh upah, baik berupa kerja fisik material atau kerja intelektual. (Jalaluddin Rachmat, 2008). Menurut Handerson (2008) Kerja merupakan sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi dan sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. 2. Efek Akibat Kerja Shift Malam Variabel utama manusia yang berkaitan dengan kerja shift adalah ritme sirkadian (jam biologis tubuh). Kebanyakan fungsi tubuh manusia berjalan secara ritmik dalam siklus 24 jam. Inilah yang disebut ritme sirkadian. Fungsi-fungsi tubuh yang meningkat pada siang hari dan menurun pada malam hari termasuk temperatur tubuh, detak jantung, tekanan darah, kemampuan mental, produksi adrenalin, detoksikasi pada hati dan kemampuan fisik. Secara umum, semua fungsi tubuh berada dalam keadaan siap digunakan pada siang hari. Sedangkan pada malam hari adalah waktu untuk istirahat dan pemulihan energi. Fungsi tubuh yang ditandai dengan sirkadian adalah tidur, kesiapan untuk bekerja, dan banyak proses otonom, fungsi vegetatif seperti metabolisme, temperatur tubuh, detak jantung, dan tekanan darah. Semua fungsi manusia yang
4
5
telah dipelajari menunjukkan siklus harian yang teratur. Disebutkan bahwa kerja shift malam akan berdampak pada respon fisiologis tubuh, efek sosial, dan efek kerja : 2.1. Efek fisiologis Beberapa efek kerja shift terhadap tubuh: Mempengaruhi kualitas tidur. Tidur siang tidaklah seefektif tidur pada malam hari karena terdapat banyak gangguan. Biasanya memakan waktu dua hari istirahat untuk menggantikan waktu tidur malam akibat kerja shift malam. Kurangnya kemampuan fisik untuk bekerja pada malam hari. Walaupun masalah penyesuaian sirkadian merupakan alasan yang utama, ada alasan lain yaitu perasaan mengantuk dan lelah. Mempengaruhi kemampuan mental. Berkurangnya kapasitas mental mempengaruhi perilaku waspada terhadap pekerjaan seperti pengontrolan dan monitoring kualitas. Gangguan kegelisahan juga telah dilaporkan terjadi di antara pekerja shift malam. Kehilangan waktu tidur dan efek sosial dari kerja shift juga merupakan alasan utama. Gangguan pada proses detoksikasi hati karena proses ini seharusnya berlangsung pada saat tidur, sedangkan kerja shift malam menuntut untuk tetap terjaga (tidak tidur). (http://detik.com/pekerja-malam.htm)
6
2.2. Efek Sosial Sebagai tambahan, kerja shift juga mempengaruhi kehidupan sosial: Mengganggu kehidupan keluarga. Sedikitnya kesempatan untuk berinteraksi dengan kerabat dan rekan dan juga dapat mengganggu aktivitas kelompok. (http://detik.com/pekerja-malam.htm) 2.3 Efek Performansi Sebagai akibat dari efek fisiologis dan sosial, performansi (penampilan) juga akan menurun pada malam hari. kebanyakan dari efek ini akibat kurangnya kewaspadaan pekerja pada waktu shift malam. (http://detik.com/pekerjamalam.htm) 3. Responden Semua responden yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini merupakan 30 pekerja dari semua pekerja dari PT. Semarang Autocomp Manufacturing Indonesia yang bekerja pada shift malam. Aktivitas para responden dalam proses produksi secara umum meliputi: 1. Pukul : 19:00 WIB para pekerja sudah harus dalam siap di tempat kerja masing-masing dan kegiatan produksi dimulai. 2. Pukul : 22:00 hingga 23:00 WIB adalah waktu istirahat, yang digunakan para pekerja untuk istirahat sejenak untuk makan dan minum. 3. Pukul : Dimulai kegiatan produksi kembali hingga pukul 05:00 WIB 4. Pukul : 05:00 WIB para pekerja selesai bekerja dan diijinkan pulang.
7
B. Hati dan SGPT (“Serum Glutamic Pyruvic transaminase”) Gips (1995) hati adalah organ penting yang memiliki fungsi mengatur kekonstanan milie interior tubuh manusia. Hati juga merupakan kelenjar tubuh yang paling besar. Hati mempunyai fungsi yang sangat penting dan kompleks. Hati penting untuk mempertahankan tubuh dan berperan pada hampir setiap metabolisme tubuh. Kerusakan total / pembuangan hati dapat mengakibatkan kematian dalam waktu 10 jam. Hati mempunyai regenerasi yang mengagumkan. Pembuangan hati sebagian , pada kebanyakan kasus sel hati yang mati / sakit diganti dengan jaringan hati yang baru. (Ward FM, Daly MJ. 2003) 1. Fungsi utama hati : a. Pembentukan
dan
ekskresi
empedu
yaitu
metabolisme
garam
dan
metabolisme pigmen empedu. Garam empedu penting untuk pencernaan dan absorpsi lemak dan vitamin yang larut dalam lemak di usus. Bilirubin, pigmen empedu utama, merupakan hasil akhir metabolisme dari penghancuran sel darah merah tua. Bilirubin dikonyugasi dalam hati dan diekskresi dalam empedu. b. Metabolisme karbohidrat (glikogenesis, glikogenolisis, glukoneogenesis). Hati memegang peranan penting dalam mempertahankan kadar glukosa darah normal dan penyediaan energi untuk tubuh. Karbohidrat disimpan dalam hati sebagai glikogen. c. Mmetabolisme protein meliputi sintesis protein, pembentukan urea, dan penyimpanan protein berupa asam amino.
8
d. Metabolisme lemak, hati memegang peranan utama pada sintesis kolesterol, sebagian diekskresikan dalam empedu sebagai kolesterol atau asam kolat. e. Metabolisme steroid, hati menginaktifkan dan mengekskresi aldosteron, glukokortikoid, estrogen, progresteron, dan testosterone. f. Detoksikasi, hati bertanggung jawab atas biotransformasi zat-zat yang berbahaya menjadi zat-zat yang tidak berbahaya yang kemudian diekskresi oleh ginjal (misal obat-obatan) g. Ruang pengapung dan bekerja sebagai filter, sinosuid hati merupakan depot darah yang mengalir kembali dari vena kava (payah jantung kanan), fagositosis sel kupffer membuang bakteri dan debris dari darah. (Sylvia A, Lorraine Mc,1989) 2. Macam-macam gangguan fungsi hati Penyakit hati dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penyakit hati akut dan penyakit hati kronis. Penyakit hati akut biasanya bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting). Namun pada beberapa kasus, kerusakan sel hati dapat sangat parah dan mengenai seluruh bagian hati sehingga mengakibatkan gagal hati atau berkembang menjadi penyakit hati kronis. Sedangkan pada penyakit hati kronis, terjadi perubahan struktur hati yang permanen karena kerusakan sel hati secara berkelanjutan. (Kenward R, Tan CK, 2003)
9
Berikut adalah macam-macam penyakit akibat gangguan fungsi hati: 1. Hepatitis Radang Hati Hepatitis adalah peradangan pada hati, dapat disebabkan karena minum alkohol berlebih dan menyalah gunakan obat-obatan yang terlalu banyak dosis. Bisa juga terinfeksi virus hepatitis yang dapat menyebabkan komplikasi pd organ hati. a. Hepatitis A Timbul kerusakan berat pada jaringan organ hati secara mendadak yang disebabkan karena virus hepatitis A yang ada di air yang kotor, kerang atau juga ternak. b. Hepatitis B Timbulnya kerusakan pada jaringan organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang umumnya terdapat pada orang dewasa. Dan jika sistem kekebalan tibuh kita menurun virus ini dapat aktif dalam tubuh. Bisa menular lewat kontak darah, keringat dan air liur. c. Hepatitis C Kerusakan organ hati karena terinfeksi virus hepatitis C yang biasanya ditularkan secara langsung dari satu orang ke orang yang lain lewat darah atau jarum suntik, atau ibu hamil pada janinnya.
10
Gejalanya : Lemah, letih, lesu dan nyeri otot. Demam ringan. Mual, kurang nafsu makan dan tubuh menguning (mata, kulit menguning). Air kencing berwarna gelap, kotoran pucat, kadang-kadang gejala sangat ringan seperti flu. 2. Penyakit kuning (jaundice) Penderita baik dewasa maupun anak-anak dengan kulit mata yang kuning. Sakit kuning merupakan gejala awal pada gangguan fungsi liver (hati), penyumbatan saluran empedu atau disebabkan obat-obatan yang mengganggu fungsi hati. Atau pada saat adanya gangguan metabolisme biliruin (substasi yang diproduksi pecahan sel darah merah). Gejalanya: Warna kuning yang timbul pada mata, kulit.Disertai demam, cepat lelah dan pusing juga bisa disertai pingsan. Penyebabnya : Warna kuning yang timbul pada kulit dan mata disebabkan karenameningkatnya kadar bilirubin dalam tubuh sehingga mengganggu kerja organ hati. 3. Sirosis hati (Pengerasan organ hati) Penyakit hati koroner yang dianggap dalam dunia kedokteran penyakit irreversible, ditandai dengan kerusakan pada jaringan hati. Namun masih dapat diusahakan perbaikan untuk menunda proses kerusakan lebih lanjut. Beberapa gejalanya yaitu kembung, banyak angin diperut, nyeri pada daerah ulu hati. Perut mengeras dan membesar. Demam dan meriang juga sulit untuk bergerak. Penyebabnya adalah kerusakan pada sel hati karena kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan dan minuman beralkohol. Infeksi oleh virus atau bakteri. Adanya sel tumor atau kanker yang semakin merusak jaringan sel hati sehingga
11
menghambat kerja organ hati. Penumpukan racun dalam tubuh yang berlebihan dan kurang istirahat. Pencegahannya : Istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi. Hindari minuman alkohol berlebih dan ketergantungan terhadap obat-obatan. Jagalah kebersihan tangan dan tubuh. (Artio, 2008) Serta diketahui bahwa tidur dapat mempengaruhi metabolisme tubuh dan merangsang daya asimilasi. Itulah sebabnya jika tidur berlama-lama dapat membuat tidak sehat, karena tubuh kita menyerap/mengasimilasi limbah dan uapuap kotor lagi, sehingga jika kita tidur kelamaan maka akibatnya kita bukan menjadi segar bersemangat tetapi akan menjadi loyo. Dan secara ilmiah pun beberapa penelitian telah membuktikan, kurang tidur atau justru kebanyakan tidur, ternyata
berisiko
terhadap
kesehatan
terutama
pada
kesehatan
hati.
(Http://www.Iklan Logic.com) Salah satu jenis pemeriksaan yang sering dilakukan untuk mengetahui adanya kerusakan pada hati adalah pemeriksaan enzimatik. Enzim adalah protein yang dihasilkan oleh sel hidup dan umumnya terdapat di dalam sel. Dalam keadaan normal terdapat keseimbangan antara pembentukan enzim dengan penghancurannya. Apabila terjadi kerusakan sel atau peningkatan permeabilitas membran sel, enzim akan banyak keluar ke ruang ekstra sel dan ke dalam aliran darah sehingga dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu diagnostik penyakit tertentu. Pemeriksaan enzim yang biasa dilakukan untuk diagnosa
12
hepatitis antara lain: 1. Enzim yang berhubungan dengan kerusakan sel hati yaitu SGOT, SGPT, GLDH, dan LDH. 2. Enzim yang berhubungan dengan penanda adanya sumbatan pada kantung empedu(kolestasis)
seperti
gamma
GT
dan
fosfatase
alkali.
3. Enzim yang berhubungan dengan kapasitas pembentukan (sintesis) hati misalnya kolinestrase. (Laksmi, 2006) 3. SGPT SGPT adalah enzim transaminase yang dihasilkan terutama oleh sel-sel hati. Bila sel-sel hati rusak, misalnya pada hepatitis atau sirosis, kadar enzim ini meningkat. Karena itu, SGPT ini bisa memberi gambaran adanya gangguan hati. (Laksmi, 2006), SGPT,alanin transaminase juga merupakan enzim sitosol yang juga ada dalam hati walaupun jumlah absolute kurang dari SGOT. Namun bagian lebih besar berada di dalam hati dibanding dengan otot rangka dan jantung, sehingga peningkatan serum ini lebih spesifik untuk kerusakan hati dari pada SGOT. (Sherlock, 1995) Transaminase merupakan Enzim yang bekerja sebagai katalisator dalam proses pemindahan gugus alpha amino alanin untuk menjadi asam glutamate dan asam pyruvat. Enzim ini didapat pada sel hati dalam kadar yang jauh lebih tinggi dari pada dalam sel sel jantung dan otot, untuk keperluan dalam klinik test SGPT lebih peka bagi pemeriksaan dengan dugaan kerusakan hati akut. Pemeriksaan SGPT mempunyai nilai diagnostic yang baik dalam menentukan kemungkinan dari kerusakan sel hati. (Wattimena, 1985)
13
C. Prinsip Pemeriksaan SGPT Prinsip pemeriksaan SGPT: L-alanin + α ketoglutarat Pyruvat + NADH2
L-glutamat + pyruvat menjadi laktat + NAD ( Nicotinamid Adenin Dinucleotida)
GPT mengkatalisir perubahan L – alanin menjadi laktat karena pengaruh LDH dan NADH2 dan bersamaan dengan itu pula terjadi NAD.