BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare yang artinya
memberitahukan. Kata tersebut kemudian berkembang dalam bahasa inggris communication yang artinya proses pertukaran informasi, konsep, ide, gagasan, perasaan, dan lain-lain antaradua orang ataulebih. Secara sederhana dapat dikemukakakan pengertian komunikasi adalah proses pengiriman pesanatau simbol-simbol yang mengandung arti dari seorang sumber atau komunikator kepada seroang penerima atau komunikan dengan tujuan tertentu.Dan menurut Everett M. Rogers, komunikasi ialah proses yang didalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk mengubah perilakunya.7 hubungan komunikasi antarpribadi meliputi sahabat dan kebanyakan suami istri. Dalam situasi ini, para komunikator memiliki banyak informasi mengenai keinginan, kebutuhan, dan nilai-nilai pribadi satu sama lain serta dapat mengembangkan gaya komunikasi yang cocok bagi kedua belah pihak.8
7
Suranto Aw, KomunikasiSosialBudaya; Yogyakarta; GrahaIlmu; 2010: Hal 2 Muhammad Budyatna. Teori Komunikasi Antarpribadi. Prenada Media Group. Jakarta : 2011. Hal 10. 8
8
9
2.2 komunikasi kelompok Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan sejumlah orang (komunikan) yang berkumpul bersama sama dalam bentuk kelompok. Kelompok tersebut bisa kecil (small group), bisa juga besar (larg group), tetapi jumlah anggota kelompok tersebut tidak dapat ditentukan dengan eksak, beberapa jumlah orang yang termasuk small group, atau beberapa pula jumlah orang yang tergolong large group. Kelompok kecil bersifat lebih formal, lebih terorganisir dan lebih terlembagakan dibandingkan dengan komunikasi antar pribadi (individu). Robert
F.
Bales
dalam
bukunya
Interaction
Frocess
Analysis
mendefinisikan kelompok kecil (small group) itu sebagai : “Sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi sifat berhadapan wajah (face to face meeting), dimana setiap anggota mendapat kesan dan penglihatan antara satu sama lainnya yang cukup kentara, sehingga dia, baik pada sa’at timbulnya pertanyaan maupun sesudahnya, dapat memberikan tanggapan kepada masing masing sebagai perorangan”. Sejumlah orang yang secara fisik bersama sama berada ditempat yang sama pada saat yang sama belum tentu merupakan kelompok. Berdasarkan definisi kelompok pada sejumlah orang tersebut haruslah ada persatuan psikologis, interaksi atau semacam itu. Komunikasi model kelompok kecil ini dapat dikatakan efektif dalam arti kata bahwa komunikator dapat berbuat sedemikian rupa, sehingga pesan yang dikomunikasikan nya mencapai sasaran dengan sukses. Ia dapat melihat (feedback) seketika dapat mengajukan pertanyaan apakah mengerti atau tidak.
10
Dapat mengulangi pesannya, kalau diperlukan. Bahkan dapat lebih meyakinkan lagi dan demikian seterusnya. Berbeda dengan situasi dalam kelompok besar (larg group) yang biasa juga disebut : marco group, misalnya dalam rapat samudera atau kumpulan orang orang “crowd oriented” . disini kontak pribadi antara komunikator dengan komunikan juga lebih kurang dibandingkan dengan situasi komunikasi kecil, apalagi jika dibandingkan dengan situasi komunikasi antar individu. Menurut schramm lingkungan sosial kita yang hari demi hari membentuk predisposisi kita, titik demi titik meninggalkan bekas yang masing masing memperkuat pola yang sudah ada. Disamping itu berelson dan steiner mengemukakan, bahwa menurut kenyataan yang hakiki sebuah pesan akan diterima oleh komunikan apabila sesuai dengan predisposisinya, selain kebutuhan, harapan dan cita citanya. Maksudnya
komunikator
akan
berhasil
menyampaikan
pesan
komunikasinya kepada komunikan manakala pesan komunikasi itu sesuai dengan a.
Predisposisinya.
b.
Kebutuhannya.
c.
Harapan.
d.
Cita citanya. Sebab itu seorang komunikator haruslah mempelajari terlebih dahulu
Predisposisi, kebutuhan, harapan, dan cita cita komunikan.9
9
Dasar-dasar Rhetorica Komunikasi dan informasi, T.A. Lathief Rousydiy hal 76
11
2.2.1 Klasifikasi Kelompok
Tidak semua himpunan orang disebut kelompok. Orang orang yang berkumpul diterminal bus, yang antri didepan loket bioskop, yang berbelanja dipasar, semua nya disebut agregat bukan kelompok. Supaya agregat menjadi kelompok diperlukan kesadaran pada anggota anggotanya akan ikatan yang sama yang mempersatukan mereka. Kelompok mempunyai tujuan dan organisasi (tidak selalu formal) dan melibatkan interaksi diantara anggota anggotanya.10 Dari
perspektif
psikologi,
dan
juga
sosiologi,
kelompok
dapat
diklasifikasikan ke dalam : 1.
Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder Kelompok primer ditandai adanya hubungan emosional, personal, dan akrab, menyentuh hati seperti hubungan dengan keluarga, teman sepermainan, tetangga sebelah rumah dipedesaan. Kelompok sekunder adalah lawan dari kelompok primer, ditandai dengan hubungan yang tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita seperti organisasi massa, fakultas, serikat buruh, dan sebagainya.
2.
In-group dan out group In-group adalah kelompok kita, dan out-group adalah kelompok mereka.
3.
Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan Pembagian kelompok ini dikemukakan oleh Theodore Newcomb
Yang melahirkan istilah membership group dan reference group.
10
Drs. Jalaluddin rakhmat, m.sc, psikologi komunikasi, PT Remaja Rosdakarya bandung : 2008, hal 141
12
Kelompok rujukan diartikan sebagai kelompok yang digunakan sebagai alat ukur/standar untuk menilai dari sendiri atau untuk membentuk sikap. Erwin P. Bettinghaus mengemukakan cara cara menggunakan kelompok rujukan dalam persuasi: a. Jika mengetahui kelompok rujukan khalayak kita, hubungkanlah pesan kita dengan kelompok rujukan kita. b. Kelompok-kelompok itu mempunyai nilai yang bermacam macam sebagai kelompok rujukan. c. Kelompok keanggotan jelas menentukan serangkaian perilaku yang baku bagi anggota-anggotanya. Standar perilaku ini dapat digunakan untuk menambah peluang diterimanya pesan kita. d. Suasana fisik komunikasi dapat menunjukkan kemungkinan satu kelompok rujukan didahulukan dari kelompok rujukan yang lain. e. Kadang-kadang kelompok rujukan yang positif dapat dikutip langsung dalam pesan, untuk mendorong respons positif dari khalayak. 4.
Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif John F. Cragan dan David W. Wright membagi kelompok pada dua
kategori deskriptif dan kategori preskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukan nya secara alamiah.11
11
Riswandi, psikologi komunikasi, graham ilmu, Yogyakarta : 2013, hal 71
13
2.2.2 Faktor Situasional Yang Mempengaruhi Kelompok
Ada 4 faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi kelompok sebagai berikut : 1.
Ukuran kelompok Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok /
performance bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok. Sehubungan dengan hal tersebut, ada dua tugas kelompok, yaitu tugas koaktif dan tugas interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas interaktif, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara terorganisasi untuk menghasilkan produk, atau keputusan. 2. Jaringan Komunikasi Ada lima macam jaringan komunikasi, yaitu : a. Roda, pada jaringan komunikasi medel roda ;seseorang, biasanya pemimpin, menjadi fokus perhatian. b. Rantai, Pada jaringan komunikasi rantai ; A dapat berkomunikasi dengan B, B dengan C, C dengan D, dan begitu seterusnya. c. Pada jaringan komunmikasi Y tiga orang anggota dapat berhubungan dengan orang-orang di sampingnya seperti pada pola rantai, tetapi ada dua orang yang hanya dapat berkomunikasi dengan hanya seseorang disampingnya. d. Lingkaran, Pada jaringan komunikasi lingkaran setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan dua orang disamping kiri dan kanan nya.
14
e. Bintang, Pada jaringan komunikasi bintang, disebut juga jaringan komunikasi semua saluran / all channel, setiap anggota dapat berkomunikasi dengan semua anggota kelompok yang lain. 3.
Kohesi kelompok Kohesi kelompok adalah adanya semangat kelompok yang tinggi, hubungan
interpersonal yang akrab, kesetiakwanan, dn perasaan kita yang dalam. Kohesi kelompok diukur dari : a. Keterikatan anggota secara interpersonal satu sama lain b.Ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok c. Sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personal nya. 4.
Kepemimpinan Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi
kelompok untuk bergerak kearah tujuan kelompok.
2.2.3 Faktor Personal yang mempengaruhi kelompok
1.
Kebutuhan Interpersonal William C. Schultz merumuskan teori FIRO (fundamental Interpersonal
Relation Orientation). Menurut teori ini, orang memasuki karena didorong oleh 3 kebutuhan interpersonal, yaitu : a.
Inclusion : ingin masuk, menjadi bagian kelompok.
b.
Control : ingin mengendalikan orang lain dalam suatu tatanan hirarkis
15
c.
Affection : ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain.
2.
Tindakan Komunikasi Bila kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota
berusaha menyampaikan atau menerima informasi, baik secara verbal maupun nonverbal. 3.
Peranan Seperti halnya tindakan komunikasi, peranan yang dimainkan oleh anggota
kelompok dapat membantu penyelesaian tugas kelompok, memelihara hubungan emosional yang baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja.12 2.2.4 Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi
Menurut definisi baron dan byrne (1979:253) ada tiga macam pengaruh kelompok : konformitas, fasilitasi sosial, dan polarisasi. 1.
Konformitas Konformitas (conformity) Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu,
ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Penelitian paling tua tentang konformitas dilakukan oleh moore (1921). Moore meminta pendapat para mahasiswa tentang sejumlah hal. Penelitian lain yang terkenal dilakukan sherif (1935) berkenaan dengan gejala autokinetik (autokinetic phenomenom). Anda ditempatkan pada ruang gelap dan melihat satu
12
Ibid, hal 75
16
titik cahaya yang tidak anda ketahui secara pasti dimana cahaya itu berada.anda akan melihat cahaya kecil itu bergerak kadang kadang seperti gerakan makhluk halus walaupun cahaya itu sesungguhnya tidak bergerak sama sekali.
2.
Fasilitasi sosial Fasilitasi (dari kata prancis facile, artinya “mudah”) menunjukkan
kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga terasa menjadi lebih “mudah”
3.
Polarisasi Whyte (1956) dalam bukunya yang terkenal the organization man,
menyarankan kepada pimpinan perusahaan untuk panitia bila ingin memperoleh nasihat yang konservatif.13 2.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan Kelompok
Ada dua faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok : factor situasional (karakteristik kelompok), factor personal (karakteristik anggota kelompok) . 1.
Faktor situasional : karakteristik kelompok Makin banyak jumlah anggota, makin sedikit peluang untuk berinteraksi
dengan anggota lain nya dalam jarak waktu tertentu, akibatnya sejumlah orang tidak mendapat kesempatan berinteraksi. Pada kelompok besar ada beberapa
13
Ibid hal 157
17
orang yang dominan, sebagian besar membisu. Pada kelompok kecil tingkat partisipasi setiap anggota relative sama. Penelitian memang menunjukkan begitu tetapi, perlu dicatat, ukuran kelompok bukan satu satu nya factor yang menentukan efektivitas kelompok.
2.
Faktor personal : Karakteristik anggota kelompok Cragan dan wright menyebutkan dua dimensi interpersonal yang
mempengaruhi keefektifan kelompok, kebutuhan interpersonal dan proses interpersonal disamping perbedaan individual seperti usia, suku bangsa, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapaatan, kepribadian, dan homogenitas atau heterogenitas kelompok. Proses interpersonal meliputi keterbukaan (disclosure), percaya, dan empati.14
2.2.6 Proses-proses komunikasi kelompok
Para pengamat mengidentifikasi dan memberi kode “unit-unit pikiran” pada sumbangan pemikiran dari peserta yang merupakan sumbangan pemikiran yang paling kecil dari sekian banyak pemikiran lain. para peneliti menemukan bahwa hanya sedikit sekali waktu yang dicurahkan untuk melahirkan, menyebarkan, memodivikasi, mensintesis ide-ide. Dalam suatu penyelidikan lain, Scheidel dan Crowell memberikan perhatian khusus pada kejadian-kejadian umpan balik yang terjadi dalam diskusi kelompok kecil. Pada saat terjadinya umpan balik, prosesnya ditandai oleh
14
Ibid hal 166
18
komentar tetapi tanda persetujuan atau komentar yang diarahkan pada aspek yang tidak terlalu penting akan isi dikusi. Proses umpan balik seolah-olah tidak mendorong anggota untuk merubah tujuan atau memperbaiki cara berpikir maupun melahirkan ide-ide. 15 2.2.7 Ciri-ciri kelompok
Kategori dari konsep-konsep yang mungkin dapat disertakan dalam suatu teori komunikasi kelompok, mencakup semua gejala yang sifatnya saling berhubungan, yang hanya dapat diperkirakan atau diukur pada tingkatan kelompok. Umpan balik antar pribadi, kecepatan interaksi kelompok, fase fase kelompok, norma-norma kelompok, iklim atau suasana kelompok, konflik antar pribadi, serta distribusi kepemimpinan merupakan sebagian dari ciri-ciri kelompok yang dapat menjadi bagian dari teori komunikasi kelompok.16 2.2.8 Dinamika Kelompok
Sebuah kelompok biasa nya melakukan 3 fungsi bagi anggota nya : 1.
Memenuhi kebutuhan antarpersonal.
2.
Memberi dukungan bagi konsep diri perorangan.
3.
Melindungi para individu dari kesalahan mereka sendiri. Cara kelompok atau tim berkembang melalui keempat tahap seperti disebut
dimuka, sejak dari diorganisasikan sampai menjadi produktif, berkaitan dengan bagaimana kelompok menangani tiga aspek penting dalam kehidupan kelompok : 1.
Peranan atau kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota kelompok.
15
Alvin A. Goldberg. Komunikasi Kelompok. Universitas Indonesia. Jakarta : 2011. Hal 21
16
Ibid hal 64
19
2.
Norma-norma dan perbedaan dalam status yang tumbuh ketika para anggota berinteraksi.
3.
Konflik yang muncul dari tekanan untuk bersikap secara bersaing alih-alih bekerja sama.17
2.2.9 Norma Dan Status Kelompok
Ketika kelompok maju melalui tahap-tahap dalam perkembangan kelompok, kelompok mulai memiliki kehidupan, sejarah, dan budaya sendiri, yang diungkapkan melalui pernyataan perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang sama diantara para anggota tim. Perasaan dan keyakinan yang dimiliki bersama ini seringkali disebut norma, atau standar perilaku yang sesuai dan diterima. Kecenderungan untuk bergabung dengan orang-orang yang berbagi perasaan. Meskipun norma dalam sebuah kelompok berpengaruh kuat pada kecocokan atau kesamaan dalam perilaku, norma juga mengungkapkan perbedaan-perbedaan diantara para anggota. Dalam tim kerja yang kecil pun, biasa nya terlihat beberapa perbedaan yang tersamar dalam status.18 2.3
Komunikasi Kelompok Kecil
Beberapa dari komunikasi yang secara pribadi paling penting dan paling memuaskan terjadi didalam kelompok kecil, yang kita sebut sebagai komunikasi kelompok kecil. Komunikasi kelompok kecil sedikitnya melibatkan tiga orang yang secara aktif saling tergantung dan membagi suatu identitas yang umum dengan melibatkan aspek komunikasi antarpribadi. Dengan tujuan antara lain 17 18
R.Wayne Pace, komunikasi organisasi, PT. Remaja Rosdakrya, Bandung : 1998, hal 318 Ibid, hal 320
20
untuk meningkatkan dan mencipkan suatu perasaan atau pengertian dari “kelompok”,
dalam
rangka
mempengaruhi
pengambilan
keputusan
dan
mengijinkan atau membiarkan suatu kelompok untuk memelihara atau menubah struktur nya. Menurut Newcomb (1963) komunikasi yang terjadi dalam kelompok kecil. Menurut
Robert
F.Bales
dalam
bukunya
“interaction
process
analysis”mendefinisikan kelompok kecil sebagai : “Sebagai otang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan yang bersifat tatap muka (face to face meeting) di mana setiap anggota mendapat kesan atau penglihatan antara satu sama lain nya yang cukup kentara, sehingga dia baik pada saat timbul pertanyaan maupun sesudahnya dapat memberikan tanggapan kepada masing masing sebagai perorangan”.19 Komunikasi kelompok kecil (Small/micro group communication) adalah komunikasi yang : - ditujukan kepada kognisi komunikan - proses nya berlangsung secara dialogis20
2.3.1 Karakteristik Kelompok Kecil
Kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relative kecil yang terdiri dari 3 sampai 15 orang, dimana semua anggotanya bisa berkomunikasi dengan mudah sebagai pengirim maupun penerima dan masing-masing
19 20
Onong uchjana Effendy, ilmu teori dan filsafat komunikasi, PT citra aditya bakti : 1993, hal 72 Ibid, hal 76
21
anggotanya dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama serta mempunyai derajat organisasi tertentu diantara mereka. Dalam hal ini yang dimaksud sebagai kelompok kecil adalah kelompok komunikan sebagai berikut : 1.
Lebih terorganisasi dan lebih terlembagakan dari pada komunikan antar pribadi.
2.
Lebih rasional jika dibandingkan dengan kelompok besar.
3.
Jumlah orang tidak dapat ditentukan secara eksak, tetapi menurut Linzey Gardner lebih berdasarkan pada ukuran ruang (the room size), seperti dalam rapat, diskusi, kuliah, dll.
4.
Semakin banyak kesempatan bagi anggota kelompok untuk dapat menyampaikan pendapatnya. Menurut Robert F. Bales seperti dikemukakan oleh Onong Uchjana Effendy, kelompok kecil adalah sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan yang bersifat berhadapan muka, dimana setiap anggota mendapat kesan atau penglihatan antara satu sama lain nya yang cukup kentara, sehingga (dia) baik pada saat timbul pertanyaan maupun sesudahnya, dapat memberikan tanggapan kepada masing-masing sebagai perorangan.21
2.3.2 Klasifikasi Peran Keanggotaan Dalam Komunikasi Kelompok Kecil
Menurut Kenneth Benne dan Paul Sheats (1948) tentang klasifikasi peran keanggotaan dalam komunikasi kelompok kecil, dapat dibagi menjadi 3 kelas
21
Rosmawaty, mengenal ilmu komunikasi, widya padjadjaran : 2010, hal 92
22
umum yang mana masing-masing peran punya perilaku yang spesifik yang sangat dipengaruhi oleh pemimpin masing masing kelompok: 1.
Peran tugas kelompok, adalah peran yang membuat kelompok mampu untuk memfokuskan secara lebih spesifik dalam mencapai tujuan kelompok.
2.
Peran membina dan mempertahankan kelompok, tidak seorangpun dan tidak satu kelompok-pun yang selalu berorientasi pada petugas setiap saat.
3.
Peran individual, Lebih merupakan peran yang kontra-produktif. Peran ini menghambat kelompok, peran semacam ini sering diistilahkan dengan malfungsi yang menghambat efektivitas kelompok baik dalam hal produktivitas maupun pribadi. Berikut beberapa pedoman untuk membantu partisipasi seseorang dalam
komunikasi kelompok kecil, yaitu : 1.
Berorientasi pada kelompok
2.
Pusatkan konflik pada masalahnya
3.
Bersikap tanpa prasangka secara kritis
4.
Pastikan pemahaman terbentuk secara benar.
2.3.3 Peranan Individual Peranan individual merupakan usaha anggota kelompok untuk memuaskan kebutuhan individual yang tidak relevan dengan tugas kelompok yang berpusat pada individu.22
22
Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009, hal. 174
23
Aggressor berbuat macam – macam , merendahkan status yang lain, menolak nilai, tindakan atau perasaan yang lain. Menyerang kelompok atau masalah yang diatasinya . iri hati pada kontribusi yang lain dan berupaya mengakui kontribusi itu untuk dirinya dan seterusnya.
Blocker (penghambat) cenderung bersifat negatif dan secara kepala batu selalu menolak, membantah dan menentang tanpa alasan yang kuat dan berusaha mempertahankan atau membuka kembali persoalan yang sudah di tolak oleh kelompok.
Recognition seeker (pencari muka) berusaha dengan berbagai cara menarik perhatian orang, sering dengan membual, melaporkan kehebatan pribadinya, bertindak dengan cara tidak biasa, berjuang untuk tidak ditempatkan pada posisi ‘rendah’ dan seterusnya.
Selft confessor (pengungkap diri) menggunakan kesempatan yang disediakan oleh kelompok untuk mengungkapkan “persaan”, “wawasan”, ”ideologi”yang bersifat pribadi dan tidak ada sangkut – pautnya dengan kelompok.
Playboy menunjukkan ketidakacuhannya terhadap proses kelompok dengan sikap sinisme, bermain – main, acuh tak acuhdan perilaku lainnya yang tidak layak.
Dominator berusaha menegaskan otoritasi atau superioritasnya ketika mengendalikan kelompok atau anggota – anggota tertentu. Dominasi ini dapat berbentuk kata – kata menjilat, menegaskan status yang tinggi, perilaku otoriatif, merendahkan kontribusi yang lain, dan sebagainya.
24
Help seeker berusaha menarik simpatik dari anggota kelompok yang lain atau dari sebuah kelompok denagan mengungkapkan rasa tidak aman, kebingungan atau ketidaktahuan.
Special interest pleader (sponsor kepentingan khusus) berbicara atas nama “orang kecil”, “masyarakat”, “kaum ibu”, “buruh”, dan seterusnya. Biasanya dengan menyembunyikan prasangka atau biasanya dalam bentuk stereotipyang sesuai dengan kebutuhan individualnya.
2.3.4 Gaya Kepemimpinan Kelompok Gaya kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai tingkat atau derajat pengendaliannya yang digunakan seorang pemimpin dan sikapnya terhadap para anggota kelompok. Gaya pemipinan dalam kelompok ini dibagi menjadi lima ciri, yaitu23 : a. Gaya Otoriter (authoritarian), seorang pemimpin adalah seorang pengendali (controler). Kata – kata yang di ucapkannya adalah hukum atau peraturan dan tidak dapat diubah. Seorang pemimpin dalam gaya authoritarian ini, biasanya menyadarkan diri pada aturan – aturan, memonopoli tindak komunikasi dan sering kali meniadakan umpan balik dari anggota lainnya. Kelompok yang menggunakan gaya kepemimpinan ini, memiliki kemungkinan terorganisasi dengan baik dan produktif, namun hubungan antarpribadi (interpersonal relationship) di antara para anggota kelompok cenderung renggang dan antagonistik.
23
Djuarsa Sendjaja, Sasa, Teori Komunikasi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.2009. hal. 320
25
b. Gaya Birokratik (bureaucratic), pimpinan bertindak sebagi pengawas atau supervisior dan mengoordinasikan aktivitas kelompok. Pedoman dari gaya kepemimpinan ini adalah ‘organisasi’ bukan diri dari seorang pemimpin seperti yang ada dalam gaya otorier (authoritarian). Seorang pemimpin birokratik memandang hubungan sosial sebagai hal yang tidak dikhendaki, karena ia lebih suka menjauhkan dan tidak memperhatikan persoalan – persoalan antarpribadi yang dihadapi para anggotanya. Pemimpin birokratik cenderung berkomunikasi melalui saluran tertulis secara resmi. Kelompok yang memakai gaya kepemimpinan ini akan lebih produktif, sebab segala sesuatunya terorganisasi dengan baik, namun ada kecenderungan dari anggota kelompok untuk bersikap apatis. c. Gaya Diplomatik (diplomatic), pemimpin yang menggunakan gaya diplomatik adalah seorang manipulator, artinya ia melaksanakan kepemimpinannya
supaya
menjadi pusat
perhatian para anggota
kelompoknya. Pemimpin yang diplomatis cenderung untuk sedikit menggunakan control atau setidakya lebih halus dalam memakai control tersebut dan lebih luwes disbanding pemimpin otoriter (authoritarian). Ia tidak terpaku terhadap satu aturan khusus dan karenannya lebih bebas untuk menggunakan strategi – strategi tertentu guna memanipulasi orang lain. Dengan demikian pemimpin diplomatik terbuka terhadap adanya saran dan umpan balik yang demokratis dari anggota kelompoknya. d. Gaya Demokratik (democratic), pemimpin tidak banyak menggunakan kontrol, apabils dibandingkan dengan ketiga gaya kepemimpinan sebelumnya. Pemimpin demokratik mengharapkan seluruh anggotanya
26
berbagi
tanggung
jawab
dan
mampu
mengembangkan
potensi
kepemimpinan yang dimilikinya. Pemimpin yang demokratis, memiliki kepedulian terhadap hubungan antar pribadi maupun hubungan tugas di antara para anggota kelompok. Meskipun nampaknya kurang terorganisasi dengan baik, namun gaya ini dapat dapat berjalan dalam suasana yang rileks, dan memiliki kecenderungan untuk menghasilkan produktivitas dan kreativitas, karena gaya kepemimpinan ini mampu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki para anggotanya. e. Gaya Kelompok Berpusat (group centered), gaya ini tidak berdasar pada aturan
–
aturan.
kepemimpinan
ini
berpartisipasi
tanpa
Seorang
pemimpin
menginginkan memaksa
atau
yang
seluruh
menggunakan
anggota
menuntut
gaya
kelompoknya
kewenangan
yang
dimilikinya. Tindak komunikasi dari pemimpin ini cenderung berlaku sebagai sorang penghubung yang menghubungkan kontribusi atau sumbangan pemikiran dari anggota kelompoknya. Jika ada yang mengendalikannya, kelompok yang memakai gaya ini akan menjadi tidak terorganisasi, tidak produktif, dan anggotanya akan apatis, sebab mereka merasa bahwa kelompoknya tidak memiliki maksud atau tujuan yang hendak di capai. 1. Beberapa fungsi pemimpin antara lain sebagai berikut : a. Mengaktifkan interaksi kelompok b. Mempertahankan interaksi efektif c. Menjaga peran anggota berada pada jalur nya. d. Memastikan kepuasan anggota
27
e. Merangsang evaluasi dan perbaikan f. Menyiapkan anggota untuk berdiskusi.24 2.4
Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) merupakan
komunikasi yang berlansung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Pada ahli teori komunikasi mendifinisikan komunikasi antar pribadi secara berbeda – beda.25 Untuk memahamidefinisi komunikasi antar pribadi ada tiga perspektif, yauitu: 1. Perspektif komponensial, yaitu melihat komunikasi antar pribadi dari komponen – komponennya. 2. Perspektif pengembangan, yaitu melihat komunikasi antar pribadi dari proses pengembangannya. 3. Perspektif relasional, yaitu melihat komunikasi antarpribadi dari hubungannya. Joseph A. Devito dalam bukunya “ The interpersonal communication book “ mendefinisikan komunikasi antar pribadi sebagai: “Proses pengiriman dan penerimaan pesan – pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang – orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika “ 24
25
Ibid, hal 94
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta, Grasindo Anggota Ikapi. 2004.hal . 32
28
Berdasarkan definisi itu, komunikasi antar pribadi dapat berlangsung antara dua orang yang memang sedang berdua – duaan atau antara dua orang dalam suatu pertemuan. Pentingnya situasi komunikasi antar pribadi ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis, dimana selalu lebih baik dari pada monologis. Monolog menunjukan suatu bentuk komunikasi dimana seseorang berbicara, yang lain mendengarkan, jadi tidak terdapat interaksi. Dialog adalah bentuk komunikasi antar pribadi yang menunjukan adanya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini berfungsi ganda, masing – masing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. 2.5
Pola pola komunikasi Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Pola diartikan sebagai bentuk
(struktur) yang tetap sedangkan komunikasi adalah proses penciptaan arti atau ide yang disampaikan. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, hubungan, kontak. Dengan demikian, pola komunikasi disni dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.26 Istilah pola komunikasi dapat disebut juga sebagai model tetapi maksudnya sama, yaitu sistem yang terdiri dari atas berbagai kompenen yang berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan pendidikan keadaan
26
Syaiful Bahri Djamarah. Pola komunikasi orang tua dan anak dalam keluarga. Rineka Cipta. 2004. hal. 1
29
masyarakat. Pola adalah bentuk atau model yang bisa dipakai untuk membuat atau menghasilkan suatu atau bagian dari seseuatu khususnya jika yang ditimbulkan cukup mencapai satu jenis untuk pola dasar yang ditunjukan atau terlihat.27 Pola komunikasi terdiri dari berbagai macam : 1. Pola komunikasi satu arah adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan baik menggunakan media maupun tanpa media, tanpa adanya umpan balik dari komunikan. 2. Pola komunikasi dua arah atau timbal balik (two way traffic communication) yaitu komunikator dan komunikan menjadi saling tukar fungsi mereka. Komunikator pada terhadap pertama menjadi komunikan dan pada tahap berikutnya saling bergantian fungsi. Namun pada hakekatnya yang memulai percakapan adalah komunikator utama, komunikator utama memiliki tujuan tertentu melalui proses komunikasi tersebut, prosesnya dianalogi, serta diumpan balik terjadi secara langsung. 3. Pola komunikasi multiarah yaitu proses komunikasi terjadi dalam satu kelompok yang lebih banyak dimana komunikator dan komunikan akan saling bertukar pikiran secara dialogis dan terus menerus. Pola komunikasi adalah proses yang dirancang untuk mewakili kenyataan keterpautannya unsur – unsur yang dicakup beserta keberlangsunganya. Guna
27
Syaiful, Rohim. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Bandung, Rineka Cipta. 2008. Hal. 14
30
memudahkan pemikiran secara sistematik dan logis untuk memampukan menggneralisasikan kasus yang belum teramati. 28 2.6
Komunitas
2.6.1 Pengertian Komunitas
Secara etimologi komunitas berasal dari kata communis, yang artinya adalah masyarakat, publik, milik bersama, atau banyak orang.Dalam ilmu sosiologi, komunitas dapat di artikan sebagai kelompok orang yang saling berinteraksi yang ada di lokasi tertentu, namun definisi ini terus berkembang dan diperluas menjadi individu-individu yang memiliki kesamaan karakteristik tanpa melihat lokasi atau tipe interaksinya.29 Menurut ahli sosiologi, sebuah komunitas akan memiliki empat ciri utama, yaitu :30 1. Adanya keanggotaan didalamnya. Tidak mungkin ada komunitas tanpa ada anggota didalamnya. 2. Adanya saling mempengaruhi. Anggota-anggota komunitas biasa saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya 3. Adanya integrasi dan pemenuhan kebutuhan antar anggota. 4. Adanya ikatan emosional antar anggota. Inti komunitas adalah adanya kelompok orang yang memiliki identitas yang hampir sama dimana faktor lokasi tidak terlalu relevan lagi. Yang penting anggota komuinitas harus berinteraksi secara regular.
28
Ibid hal.12 Jasmadi, Membangun Komunitas Online Secara Praktis dan Gratis E-Media Solusindo, Jakarta, Elex Media Komputindo, 2008, Hal : 16 30 Ibid, Hal : 16
29
31
2.6.2 Jenis-jenis Komunitas
Komunitas yang ada pada umumnya memiliki format yang sama yaitu memiliki ketua, anggota, yang menjadi perbedaan komunitas pada saat ini adalah alat atau media yang digunakan untuk berkomunikasi ada dua macam komunitas dilihat dari media yang mereka gunakan dalam berkomunikasi dengan anggota komunitasnya.31 a Komunitas offline Komunitas yang disatukan oleh kesamaan pekerjaan, hobi, atau faktor penyatu lainnya dimana media integrasi dan komunikasinya masih mengunakan teknologi non-internet, seperti pertemuan fisik, telepon, surat menyurat, dan sebagainya. b Komunitas Online atau Virtual Merupakan komunitas yang disatukan oleh kesamaan pekerjaan, hobi, atau penyatu lainnya, dimana media integrasi dan komunitasnya sudah menggunakan internet, biasanya cakupan komunitas online ini luas dan global ke seluruh dunia, komunitas virtual yang sering juga di sebut e-community atau komunitas online adalah sekelompok orang yang media utama hubungannya adalah internet dan tidak mengandalkan pertemuan secara fisik. Cakupannya sebenernya sama seperti komunitas biasa. Semua orang bebas membuat komunitas online, seperti
31
Ibid, Hal : 17
32
komunitas biasa.Semua orang bebas membuat komunitas online, seperti untuk keperluan pekerjaan, pendidikan, sosial, atau tujuan lainnya. Komunitas virtual bisa menjadi komunitas primer atau sekunder, maksud dari komunitas premier dan sekunder adalah telah ada komunitas yang solid yang ada di dunia nyata dan komunitas tersebut hanya digunakla sebagai pelengkap saja.Ada banyak media yang bisa dipakai untuk membentuk komunitas virtual, seperti chat room, forum, video, suara, dan sebagainya.Komunitas virtual ini ada yang sangat solid sehingga membentuk suasana sosio-teknis yang signifikan.32 Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagai lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan yang sama.Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak".Community (masyarakat ) merupakan bagian kelompok dari masyarakat (society) dalam lingkup yang lebih kecil, serta mereka lebih terkait oleh tempat (territorial).( Fairi,et al.1980;52n ) Menurut Soerjono soekanto, istilah community dapat di terjemahkan sebagai “masyarakat setempat”, istilah lain menunjukkan pada warga-warga sebuah kota, suku, atau suatu bangsa . Apabila anggota-anggota suatu kelompok baik itu kelompok besar atupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga mereka merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-
32
Ibid, Hal : 17
33
kepentingan hidup yang utama, maka kelompok tadi dapat disebut masyarakat setempat. Intinya mereka menjalin hubungan sosial ( social relationship ). Dan dapat disimulkan bahwa masyarakat setempat ( community ) adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial yang tertentu. Dasar-dasar dari masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan semasyarakat setempat. Menurut Koentjaraningrat (1980;155), Unsur sentimen persatuan yaitu mengandung unsur rasa kepribadiaan kelompok (kelompok tersebut mempunyai ciri gaya hidup) yang berbeda dengan kelompok lain, bangga akan kelompok sendiri dan sering kali ada perasaan negatif ialah menganehkan cirri-ciri yang terdapat pada komunitas lain.33 Komunitas merupakan kelompok sosial terdiri atas beberapa orang yang menyatukan diri karena mempunyai kesamaan dalam banyak hal. Misalnya, kebutuhan, kepercayaan, maksud, minat, bakat, hobi, dan kesamaan lain. Sehingga mereka merasa nyaman ketika menyatukan diri karena merasa ada teman dalam hal yang sama. 2.6.3 Ciri – ciri Komunitas
1. Merupakan kesatuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia yang lain. Maksudnya adalah suatu kesatuan yang memiliki persamaan dan kelompok tesebut berbeda dengan kelompok lainnya.
33
Agus Nur Fuadi.Fungsi sosial keberadaan komunitas unnes vespa owners (uvo).skripsi.semarang.2013
34
2. Memiliki struktur sosial. Suatu komunitas memiliki struktur sosial yang telah diatur oleh kelompok tersebut. 3. Memiliki
norma-norma
yang
mengatur
hubungan
diantara
para
anggotanya. Ada aturan yang bersifat mengikat dalam suatu komunitas. 4. Memiliki faktor pengikat. 5. Adanya interaksi dan komunikasi diantara anggotanya. Dalam komunitas diharuskan anggotanya untuk saling berinteraksi, agar mempererat hubungan silaturrahmi antara anngota dalam komunitas tersebut.
2.6.4 Ciri Komunitas Yang Baik
1. Faktor otensitas: hal-hal yang dibicarakan didalam suatu komunitas sering kali akan mempengaruhi baik tidak suatu komunitas. 2. Komunitas yang baik adalah komunitas dimana kita bisa menjadi diri kita sendiri dan terbuka terhadap segala masukan dan kritik. 3. Komunitas yang baik adalah komunitas yang menunjukkan simpatinya kepada sesama anggota komunitas, bukan saat senang saja tetapi juga saat duka. 4. Komunitas yang baik adalah komunitas yang mempunyai belas kasihan terhadap sesama, sebuah komunitas yang baik, baiklah selalu mengajak kita peduli terhadap beban sesama kita.34
34
http://semangatblogdotcom3.wordpress.com/2014/01/22/komunitas-sosia/