BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pola Makan Vegan Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas pokok suatu kelompok masyarakat tertentu (Goan, 1985). Vegetarian berasal dari Bahasa Latin, yakni vegetus, artinya kuat, aktif dan bergairah. Vegetarian memiliki dua arti, yakni sebagai kata benda dan kata sifat. Vegetarian sebagai kata benda berarti orang yang banyak/hanya mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Yuliarti, 2009), sedangkan vegetarian sebagai kata sifat berarti tidak mengandung daging atau kebiasaan berpantang daging (Bangun, 2003). Menurut American Dietetic Association dalam Yuliarti (2009), vegetarian dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: 1. Lacto-ovo vegetarian Orang yang menganut vegetarian tipe ini biasanya memiliki pola makan meliputi biji-bijian, umbi-umbian, buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, susu, telur dan produknya. 2. Lacto vegetarian Penganut vegetarian tipe ini biasa mengonsumsi makanan sebagaimana halnya vegetarian lacto-ovo, namun tidak mengonsumsi telur.
Universitas Sumatera Utara
3. Vegetarian total (vegan) Vegetarian total (vegan) merupakan vegetarian murni. Orang yang menganut paham ini sama sekali tidak mengonsumsi unsur hewani dan semua produk hewani. Menurut Yuliarti (2009), ada beberapa jenis bahan makanan yang perlu dikonsumsi oleh vegetarian, antara lain: 1. Sayur-sayuran merupakan bahan makanan yang kaya akan zat gizi, diantaranya vitamin C, beta karoten, riboflavin, zat besi, kalsium dan bahan makanan nongizi, yakni serat. Sayur-sayuran berdaun hijau, seperti bayam dan brokoli, sayursayuran yang berwarna kuning atau oranye seperti bayam, kentang manis, labu, semangka dan melon kuning mengandung beta karoten yang tinggi, perlu dikonsumsi lima porsi setiap hari. 2. Buah-buahan merupakan bahan makanan yang kaya serat, vitamin C dan beta karoten, sehingga perlu dikonsumsi setiap hari. 3. Roti, sereal, nasi dan biji-bijian lain sangat baik untuk dikonsumsi. Biji-bijian kaya akan serat, karbohidrat, protein dan zink. 4. Kedelai maupun susu kedelai dan hasil olahannya baik untuk dikonsumsi karena merupakan sumber kalsium yang baik. 5. Makanan jenis kacang-kacangan merupakan sumber protein, serat, zat besi, kalsium dan zink, sehingga baik untuk dikonsumsi.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Departemen of Nutrition,Arizona State University,Vegetarian Food Pyramid,2002.
Gambar 2.1. Piramida Makanan untuk Kelompok Vegetarian Seperti halnya diet nonvegetarian, vegan juga harus mengatur jumlah asupan makannya. Pedoman yang paling sering digunakan adalah dengan piramida makanan. Piramida makanan yang cukup dikenal adalah pedoman yang digunakan oleh Departement of Nutrition, Arizona State University. Adapun penjelasan lebih detail adalah sebagai berikut: 1. Minyak Berbagai minyak nabati dapat dikonsumsi vegan, mulai dari minyak kelapa, minyak kanola, minyak palem dan lain sebagainya. Bahan makanan ini harus dibatasi konsumsinya, 2-3 sendok teh saja setiap hari.
Universitas Sumatera Utara
2. Kacang-kacangan Adapun golongan kacang-kacangan, seperti kacang tanah dan sejenisnya dapat dikonsumsi 1-2 porsi setiap hari. 3. Bahan makanan pengganti susu Bahan makanan pengganti susu yang dapat dikonsumsi vegan diantaranya susu kedelai maupun hasil olahan kedelai lain yang telah difortifikasi dengan vitamin B12. Bahan makanan ini dapat dikonsumsi sebanyak tiga porsi. 4. Sayur-sayuran dan buah segar, seperti wortel, lobak, mentimun, labu, tomat, cabai dan bawang-bawangan dapat dikonsumsi oleh vegan sebanyak 2-4 porsi. 5. Sayur-sayuran segar berdaun hijau, seperti kangkung, bayam, seledri, sawi dan selada dapat dikonsumsi sebanyak 2-3 porsi. 6. Polong-polongan, seperti buncis dan bahan makanan kaya protein lain, seperti hasil olahan kedelai, yakni tempe, tahu dan tofu dapat dikonsumsi sebanyak 2-3 porsi. 7. Buah-buahan segar, seperti semangka, nanas, jeruk, anggur, pisang dan lain sebagainya dapat dikonsumsi sebanyak 1-2 porsi. 8. Buah-buahan kering dapat dikonsumsi sebanyak 1-2 porsi. 9. Tepung-tepungan, pasta, sereal dan padi-padian dapat dikonsumsi sebanyak 6-10 porsi. Adapun kelompok ini adalah nasi, kentang, singkong, roti, ketan dan lain sebagainya. 10. Mengonsumsi air, minimal delapan gelas sehari. Vegan yang kesulitan memenuhi kebutuhan vitamin tertentu dapat mengonsumsi suplemen, yakni vitamin B12 sebanyak 2,4 µg/d; vitamin D 200 IU/d dan kalsium 600 mg/d.
Universitas Sumatera Utara
Adapun panduan diet vegan untuk wanita dapat dilihat pada tabel 2.1. seperti di bawah ini: Tabel 2.1. Panduan Diet Vegan untuk Wanita Golongan Lauk Nasi Sayuran Umur tempe (100 gr) (100 gr) (thn) (50 gr) 16-19 6X 5X 4X 20-45 71/2X 5X 4X 46-59 6X 4X 4X >60 5X 4X 4X
Susu kedelai (100 gr) 1X 1X 1X 1X
Buah (5 gr) 5X 5X 5X 5X
Minyak (200 cc) 5X 5X 5X 5X
Sumber: Yuliarti, The Vegetarian Way, 2009.
2.1.1. Kekurangan Zat Gizi yang Sering Terjadi pada Pola Makan Vegan Vegetarian terbukti sangat bermanfaat dalam mencegah munculnya berbagai gangguan penyakit. Meskipun begitu, perlu diingat bahwa makanan hewani merupakan makanan yang kaya zat gizi. Kandungan protein pada bahan makanan hewani sangat lengkap. Vitamin dan mineral yang terkandung dalam bahan makanan hewani berbeda dengan bahan makanan nabati yang kandungan gizinya cenderung kurang lengkap. Oleh karena itu, sebagai penganut vegetarian agar tetap sehat harus dapat mengatur pola makan, serta mengonsumsi makanan yang beraneka ragam, sehingga kebutuhan gizi tetap terpenuhi dengan baik. Pola makan lacto-ovo vegetarian dan lacto vegetarian masih mengonsumsi bahan makanan hewani, walaupun dalam jenis dan jumlah yang terbatas, sehingga tidak terlalu sulit untuk memenuhi kebutuhan zat gizi. Lain halnya vegan yang sama sekali tidak mengonsumsi bahan makanan hewani maupun produk olahannya, sehingga seringkali mengalami kekurangan zat gizi, seperti:
Universitas Sumatera Utara
1. Kekurangan zat besi Zat besi memiliki peran besar dalam transportasi dan metabolisme oksigen di dalam tubuh, kekebalan, perkembangan kognitif, pengaturan suhu, metabolisme energi dan performa kerja. Meski tubuh manusia hanya memerlukan zat besi sekitar lima gram saja, namun jika terjadi defisiensi, maka akan berakibat besar bagi tubuh. Banyak hal yang dapat menjadikan seorang vegan mengalami kekurangan zat besi, diantaranya: (a) banyak mengonsumsi sayuran, padahal sayuran banyak mengandung fitat dan asam oksalat. Kedua jenis zat ini bersifat mengikat zat besi. Jadi, logis bila seorang vegan menderita kekurangan zat besi, mengingat zat besi yang dikonsumsinya banyak yang diikat oleh fitat dan asam oksalat, sehingga tidak dapat diserap oleh tubuh, (b) tidak atau kurang mengonsumsi daging, padahal daging merupakan sumber zat besi yang sangat baik. Jadi, logis pula bila vegan yang tidak pandai mengatur dietnya mengalami kekurangan zat besi. 2. Kekurangan vitamin B12 Banyak hal yang dapat menyebabkan seorang vegan mengalami kekurangan vitamin B12. Sebagian besar makanan yang mengandung vitamin B12 adalah makanan yang berasal dari hewan, seperti ginjal, hati, ikan, kepiting, ketam, unggas dan susu. Jadi, kekurangan vitamin B12 ini banyak menimpa mereka yang menerapkan pola makan vegan. Untuk mereka yang menerapkan pola makan vegetarian berjenis lacto maupun lacto ovo masih dapat memperoleh asupan vitamin B12 dari susu dan telur. Sebenarnya ada bahan makanan nabati yang mengandung vitamin B12, meski kandungannya tidak sebanyak yang ada dalam
Universitas Sumatera Utara
bahan makanan hewani, seperti miso, yang merupakan hasil fermentasi kedelai (sejenis tauco), tempe, sereal dan susu kedelai. Vegan sebaiknya melengkapi daftar dietnya dengan jenis makanan di atas. Harus diingat bahwa kelebihan asupan vitamin lain, juga dapat mengakibatkan seseorang mengalami kekurangan vitamin B12. Asupan vitamin C yang terlalu tinggi justru akan mengakibatkan seseorang mengalami kekurangan vitamin B12 karena vitamin C dosis tinggi (lebih dari 500 mg/hari) justru akan merusak vitamin B12, mengubah vitamin B12 menjadi bentuk yang tidak aktif atau analognya yang justru merupakan antivitamin B12, sehingga mengakibatkan kekurangan vitamin B12. Vitamin B12 sangat penting bagi tubuh. Vitamin ini mampu meningkatkan nafsu makan dan mencegah terjadinya anemia. Seseorang yang mengalami kekurangan vitamin B12 akan mengalami gangguan dalam pembentukan sel darah merah. Jumlah sel darah merah yang menurun akan memunculkan anemia yang ditandai dengan kelelahan, turunnya nafsu makan dan diare. Defisiensi yang berat akan menimbulkan anemia perniosa. 3. Kekurangan protein Asupan asam amino dalam menu harian sangatlah penting. Asam amino merupakan unit pembentuk protein, yakni zat yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme dan memperbaiki sel yang rusak. Dari 20 jenis asam amino, ada jenis asam amino yang dapat dibuat oleh tubuh, disebut asam amino nonesensial dan ada pula asam amino yang tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipasok dari luar, disebut sebagai asam amino esensial. Meskipun sejumlah kacang-kacangan mengandung protein yang tinggi, namun jenis asam amino yang
Universitas Sumatera Utara
terdapat di dalamnya tidak selengkap yang ada pada bahan makanan hewani. Setiap jenis bahan makanan nabati kekurangan satu atau lebih asam amino esensial di dalamnya. Oleh karena itu, tidak disarankan untuk hanya mengonsumsi satu macam sumber protein nabati. Perlu kombinasi beberapa jenis bahan makanan nabati agar kebutuhan asam amino esensial terpenuhi. 4. Kekurangan lemak Terlalu banyak mengonsumsi lemak dapat meningkatkan kadar trigleserida atau kolesterol darah, sehingga meningkatkan resiko serangan jantung maupun arteriosclerosis. Meskipun demikian, jangan menganggap lemak sebagai musuh karena lemak tetap diperlukan oleh tubuh. Banyak sekali manfaat lemak bagi tubuh, diantaranya sebagai sumber kalori, untuk membran sel dan mengatur fisiologi tubuh, serta mengikat vitamin larut lemak, seperti A,D,E, dan K. Artinya, penyerapan vitamin-vitamin tersebut akan sulit dilakukan bila tanpa adanya lemak. Meskipun beberapa bahan pangan nabati juga mengandung lemak, namun kebanyakan lemak ada pada bahan pangan hewani. Jika penganut vegan tidak pandai dalam mengatur dietnya, maka akan mengalami kekurangan lemak. Lemak bagi vegan didapatkan dari beberapa bahan makanan nabati, seperti apokat, kacang-kacangan, biji bunga matahari dan kedelai. 5. Kekurangan vitamin A Pada prinsipnya vitamin A hanya terdapat pada produk hewani. Tumbuhtumbuhan hanya mengandung beta karoten yang merupakan suatu substansi yang di dalam tubuh diubah menjadi vitamin A. Vegan hanya mendapat vitamin A dari produk nabati. Hal tersebut sebenarnya tidak benar karena konversi beta karoten
Universitas Sumatera Utara
menjadi vitamin A hanya dapat terjadi di empedu. Hal ini berarti, seseorang harus mengonsumsi lemak bersama beta karoten untuk memicu sekresi empedu. Perlu ditambahkan bahwa orang-orang yang mengalami hipotiroidismus ataupun diabetes tidak dapat atau kecil kemungkinan mengubah beta karoten menjadi vitamin A. Baik sekali jika seseorang mau mengonsumsi mentega. Mentega mengandung vitamin A yang tinggi dan akan merangsang usus untuk mengubah vitamin A menjadi vitamin A aktif. Vitamin A sangat diperlukan oleh tubuh untuk membantu tubuh menggunakan protein dan mineral. 6. Kekurangan vitamin D Vitamin D berguna untuk penyerapan kalsium dan fosfat dari usus, mineralisasi, pertumbuhan dan perbaikan tulang. Oleh karena berfungsi membantu penyerapan kalsium, maka biasanya kekurangan vitamin D ini akan mengakibatkan kekurangan kalsium pula. Di negara tropis, kebutuhan vitamin D tidak menjadi masalah karena sinar matahari dapat membantu mengubah provitamin D yang diproduksi tubuh menjadi vitamin D aktif yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Seperti halnya kalsium, vitamin D juga banyak terdapat pada bahan makanan yang berasal dari hewan. Sumber vitamin D adalah minyak ikan, hati, sarden, makarel, tuna, salmon, kuning telur, susu, serta produk dari hewan. 7. Kekurangan kalsium Mineral kalsium sangat penting bagi tubuh, kalsium diperlukan dalam jumlah yang relatif besar untuk membentuk tulang dan gigi, kontraksi otot, detak jantung, penyerapan vitamin B12, serta mempengaruhi tekanan darah arterial. Kadar kalsium yang dapat diserap oleh tubuh sangat tergantung pada ketersediaan
Universitas Sumatera Utara
kalsium dalam makanan, kemampuan serap dinding usus dan ketersediaan vitamin D. Kalsium mudah diserap bila dalam kondisi asam atau diberikan bersama protein dan laktosa. Sebaliknya, penyerapan akan terhambat bila ada bersama asam oksalat. Sayuran hijau, seperti sawi, bayam dan brokoli cukup kaya akan kalsium. Namun ada sayuran hijau dan buah tertentu yang mengandung asam oksalat yang tinggi, seperti belimbing, kol atau kubis. Untuk menghindari kekurangan kalsium, vegan harus menghindari sayuran dan buah-buahan yang mengandung asam oksalat tinggi, seperti kol dan belimbing. 2.2. Pubertas Remaja dapat dibagi menjadi remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja tengah/middle adolescence (14-16 tahun) dan remaja akhir/late adolescence (17-20 tahun) (Behrman, 2004). Masa remaja adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas. Salah satu ciri dari pubertas pada wanita adalah menstruasi. Menstruasi adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari (Widyastuti,2010). Kadatangan masa menstruasi ini biasanya terjadi pada usia 12 tahun dan merupakan tanda bahwa seorang wanita telah memasuki usia subur (Paath, 2005). Menstruasi pada awalnya terjadi secara tidak teratur sampai mencapai umur 17 tahun, setelah itu pada umumnya sudah teratur. Jumlah darah yang hilang pada saat menstruasi sekitar 50-60 cc tanpa bekuan darah. Apabila perdarahan disertai gumpalan darah menunjukkan terjadi pardarahan banyak, yang merupakan keadaan abnormal pada menstruasi (Manuaba, 1999). Menurut Paath (2005), remaja
Universitas Sumatera Utara
wanita disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang agar status gizinya baik. Apabila status gizi baik, maka pada saat menstruasi, remaja tidak akan mengalami keluhan seperti nyeri haid atau dismenore. Gangguan pada saat menstruasi merupakan hal yang sering dialami. Adapun gangguan menstruasi tersebut dapat dibagi menjadi (Wagman, 2000): a. Amenore/amenorrhea Amenore/amenorrhea adalah istilah medis yang digunakan untuk menamai tidak terjadinya menstruasi pada perempuan. Amenore disebut dengan amenore primer jika menstruasi tidak pernah terjadi sama sekali dan disebut amenore sekunder jika menstruasi terputus empat bulan atau lebih (Owen, 2005). b. Menoragia/menorraghia Menoragia/menorraghia adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan menstruasi yang disertai dengan aliran darah yang tinggi /lebih dari tujuh hari atau terlalu sering mengeluarkan darah, sehingga darah yang keluar terlalu berlebihan. Pada saat menstruasi biasa, darah yang keluar rata-rata 60 cc, namun penderita menoragia dapat mengeluarkan darah tiga kali lebih banyak dibanding dengan menstruasi biasa (Owen, 2005). c. Dismenore/dysmenorrhea Dismenore/dysmenorrhea adalah nama medis untuk menstruasi yang disertai dengan kram dan rasa sakit (Owen, 2005). Nyeri ini terasa di bagian bawah perut dan berawal tepat sebelum atau segera setelah masa haid dimulai. Nyeri ini dapat berlangsung setengah sampai lima hari dan acapkali tampak seperti nyeri berkepanjangan (Kingston, 1999).
Universitas Sumatera Utara
2.3. Dismenore Dismenore yaitu keluhan nyeri saat datang bulan. Biasanya nyeri dirasakan di daerah perut bagian bawah. Keluhan nyeri ini bahkan ada sampai menyebabkan pingsan karena tidak dapat menahan rasa sakitnya. Gejalanya kadang-kadang ditandai dengan rasa mual, muntah, sakit kepala, nyeri punggung dan pusing (Wagman, 1998). 2.3.1. Klasifikasi Dismenore Menurut Baradero (2005), dismenore diklasifikasikan sebagai dismenore primer dan dismenore sekunder: 1. Dismenore primer tidak berkaitan dengan patologi pelvis dan bisa timbul tanpa penyakit organik. Dismenore primer bisa timbul pada hari pertama atau kedua dari menstruasi. Nyerinya bersifat kolik atau kram dan dirasakan pada perut bagian bawah. Intesitas dismenore bisa berkurang setelah hamil atau pada umur 30 tahun. Dismenore primer sering terjadi, kemungkinan lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami nyeri yang hebat. Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama. Nyeri pada dismenore primer diduga berasal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin. Nyeri dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim melewati serviks/leher rahim, terutama jika saluran serviksnya sempit (Llewellyn, 2005). 2. Dismenore sekunder timbul sebagai respon terhadap penyakit organik, seperti endometriosis, fibroid uteri dan pemakaian IUD. Dismenore sekunder sering terjadi pada wanita usia 30-45 tahun.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2. Tingkat Dismenore Menurut Potter (2005), karakteristik paling subjektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau intensitas nyeri tersebut. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale/VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari 3-5 kata. Pendeskripsi ini dirangking dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri tak tertahankan”. Alat Verbal Descriptor Scale/VDS ini memungkinkan klien untuk mendeskripsikan nyeri yang dialaminya, sedangkan skala penilaian numerik (Numerical Ratting Scale/NRS) lebih digunakan sebagai pengganti pendeskripsi kata. Salah satu alat verbal descriptor scale ini adalah universal pain assessment tool. Skala Intensitas Nyeri Numerik 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Skala Intensitas Nyeri Deskriptif Sederhana
Tidak nyeri
nyeri ringan nyeri sedang
nyeri sedang
nyeri berat
nyeri tak tertahankan
Skala Analog Visual
Tidak nyeri
nyeri tak tertahankan Gambar 2.2. Skala Intensitas Nyeri
2.3.3. Gejala Dismenore Gejala dismenore adalah kram keras pada bagian perut yang bisa berlangsung sampai tiga hari, sering kencing, berkeringat, rasa sakit pada pinggul dengan rasa nyeri yang menjalar sampai ke paha bagian atas dan punggung, distensi abdominal, sakit punggung, kepala pusing dan muntah (Baradero, 2005).
Universitas Sumatera Utara
2.3.4. Etiologi/Penyebab Dismenore Sekitar sepertiga wanita yang mengalami menstruasi akan merasakan beberapa rasa sakit yang menyertai menstruasinya. Wanita yang mengalami dismenore primer akan menghasilkan hormon prostaglandin dalam jumlah banyak sekali pada saat menstruasi dan sangat sensitif terhadap hormon tersebut. Prostaglandin merupakan salah satu hormon yang dikeluarkan pada saat bersalin dan juga salah satu hormon yang bertanggung jawab terhadap kontraksi-kontraksi rahim. Oleh karena itu, dismenore dapat dilihat sebagai persalinan mini yang disertai dengan hormon prostaglandin yang menyebabkan otot rahim masuk ke dalam spasma, yang mengakibatkan rasa sakit seperti kram (Baradero, 2005). 2.3.5. Patofisiologi Dismenore Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan dismenore primer, yaitu prostaglandin uteri yang tinggi, aktivitas uteri abnormal, dan faktor emosi/psikologis. Belum diketahui dengan jelas bagaimana prostaglandin bisa menyebabkan dismenore. Akan tetapi, diketahui bahwa wanita dengan dismenore mempunyai prostaglandin yang empat kali lebih tinggi daripada wanita tanpa dismenore. 2.3.6. Pengobatan Dismenore Diketahui bahwa beberapa hormon, seperti prostaglandin dapat membuat rahim berkontraksi. Wanita yang menderita kejang merasakan sakit yang ditimbulkan kontraksi tersebut. Salah satu cara mengurangi nyeri itu mungkin dengan mengurangi jumlah prostaglandin tertentu yang diproduksi tubuh, sehingga kontraksi tersebut tidak begitu kuat (Kingston, 1999). Adapun cara yang dilakukan untuk mengurangi dismenore diantaranya sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Mengonsumsi obat nonsteroid antiinflamatory Obat nonsteroid antiinflammatory berguna untuk menghambat pembentukan prostaglandin yang dapat mengurangi dismenore (Lethaby, 2007). b. Mengonsumsi kontrasepsi oral Kontrasepsi oral dengan dosis rendah dapat mengurangi dismenore (Zoler, 2004). Hormon-hormon pada kontrasepsi dapat mengontrol pertumbuhan dinding uterus sehingga prostaglandin sedikit dibentuk. Akibatnya, kontraksi lebih sedikit, aliran darah lebih sedikit dan nyeri berkurang. c. Pijatan/massage Pijatan/massage berguna untuk menstimulasi pembuluh darah kecil di bawah kulit, sehingga memberikan rasa rileks. Pijatan/massage ini diberikan pada bagian kepala, leher dan bagian tulang belakang (Kingston, 1995). d. Kompres hangat Kompres dengan air hangat dapat membantu pada masa haid karena panas dapat mengurangi nyeri. Botol berisi air panas yang ditaruh pada tempat yang nyeri, seperti pada perut bagian bawah atau punggung akan memberikan rasa rileks/nyaman, sehingga nyeri yang dirasakan akan berkurang ( Kingston, 1995). e. Olahraga Olahraga yang teratur dapat menyebabkan berkurangnya nyeri haid/dismenore. Hal ini dikarenakan efek hormonal yang berhubungan dengan olahraga pada permukaan uterus, yakni peningkatan kadar endorfin yang bersirkulasi. Olahraga diduga bekerja sebagai analgesik nonspesifik yang bekerja jangka pendek dalam mengurangi nyeri (Abbaspour,2006).
Universitas Sumatera Utara
f. Perubahan pola makan Meningkatkan konsumsi kalsium, serat, makanan dari kedelai, buah-buahan dan sayur-sayuran, serta mengonsumsi suplemen, seperti magnesium, vitamin E dan vitamin B6 dapat membantu mengurangi dismenore (Tran, 2001) 2.4. Kalsium untuk Mengurangi Dismenore Diet vegetarian memiliki pola makan yang hanya atau kebanyakan mengonsumsi makanan nabati untuk mencukupi kebutuhan gizi setiap hari. Dari tiga jenis vegetarian, vegan mempunyai pola makan yang hanya berfokus pada makanan nabati, sehingga agak sulit untuk memperoleh kebutuhan zat gizi dibandingkan dengan dua jenis vegetarian lain, yakni lacto vegetarian dan lacto-ovo vegetarian. Oleh karena itu, vegan sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan nabati yang beraneka ragam agar dapat memenuhi kebutuhan zat gizi setiap harinya. Apabila vegan mempunyai pola makan yang kurang beraneka ragam, maka akan mengakibatkan kekurangan zat gizi, seperti kekurangan zat besi, vitamin B12, protein, lemak, vitamin A, vitamin D dan kalsium (Yuliarti, 2009). Menurut Yuliarti (2009), seorang vegan sering mengalami kekurangan kalsium. Hal itu dapat terjadi apabila pola makannya tidak beraneka ragam, padahal kalsium adalah zat gizi yang penting bagi wanita terutama saat menstruasi guna mengurangi dismenore. Peran kalsium untuk mengurangi dismenore, yakni sebagai zat yang diperlukan untuk kontraksi otot. Pada waktu otot berkontraksi, kalsium berperan dalam interaksi protein di dalam otot, yaitu aktin dan miosin. Bila otot kekurangan kalsium, maka otot tidak dapat mengendur setelah kontraksi, sehingga dapat mengakibatkan otot menjadi kram.
Universitas Sumatera Utara
Adapun sumber utama kalsium adalah makanan hewani, seperti ikan dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering dan udang. Namun, bagi vegan tidak memperoleh asupan kalsium dari sumber makanan hewani tersebut. Kacangkacangan dan hasil olahan kacang-kacangan, seperti tahu dan tempe, serta sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga, walaupun jumlah kalsium pada makanan ini tidak sebanyak makanan hewani dan adanya asam oksalat yang dapat menghambat penyerapan kalsium. Namun, vegan dapat memperoleh kalsium dengan mengonsumsi kacang-kacangan dan sayuran hijau dalam jumlah yang banyak dan jenis yang beragam agar diperoleh kecukupan kalsium, serta menghindari makanan yang mengandung asam oksalat yang tinggi, seperti belimbing, kol atau kubis. Kebutuhan kalsium akan terpenuhi bila mengonsumsi makanan yang seimbang dan beraneka ragam setiap hari. Kandungan kalsium beberapa bahan makanan nabati dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2. Jumlah Kalsium dalam Bahan Makanan Nabati (mg/100 gram) No Bahan Makanan Jumlah 1 Agar-agar 293 2 Anggur 4 3 Apel 7 4 Arbei 32 5 Bayam 267 6 Belimbing 8 7 Bengkuang 22 8 Biskuit 111 9 Bubur kacang hijau 259 10 Bubur nasi 2 11 Buncis 65 12 Bunga kol 67 13 Cempedak 2 14 Daun katuk 151 15 Daun pakis 42 16 Daun pepaya 63
Universitas Sumatera Utara
No 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Bahan Makanan Daun singkong Duku Durian Emping Genjer Jamur Jagung Jambu air Jambu biji Jeruk Jus alpokat Jus jeruk Jus mangga Jus melon Jus pepaya Jus terong belanda Jus tomat Kacang kedelai Kacang mente Kacang merah Kacang tanah Kangkung Kedondong Kelengkeng Kembang tahu Kentang Kueni Kurma Kol Labu Langsat Manggis Melon Mi goreng Nangka Nanas Nasi Nasi goreng Pepaya Pisang Rambutan Roti tawar Salak
Jumlah 165 7 14 100 62 6 5 7 14 19 3 5 3 3 6 6 3 222 50 293 315 74 8 21 378 11 10 46 31 14 7 7 4 5 2 10 3 5 24 6 7 10 7
Universitas Sumatera Utara
No 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
Bahan Makanan Sawi Sawo Sayur lodeh Sayur sop Selada air Selai Semangka Sirsak Susu kedelai Tahu Tempe Terong Wijen Wortel
Jumlah 220 10 38 23 211 168 8 15 50 124 129 6 1125 29
Sumber: Daftar Komposisi Bahan Makanan, 1996.
Bahan makanan nabati yang mengandung asam oksalat dapat diklasifikasikan menjadi: a. Makanan yang mengandung asam oksalat dengan jumlah 2-7 kali lebih besar daripada kalsium, seperti bayam, bit, kol atau kubis dan belimbing. Bahan makanan ini tidak hanya menyebabkan kalsium yang terkandung di dalamnya tidak dapat dimanfaatkan, tetapi dengan besarnya asam oksalat yang terkandung dalam bahan makanan tersebut dapat mengendapkan kalsium yang ditambahkan dari produk-produk lain atau jika tidak ada kalsium yang ditambahkan, dapat berpengaruh toksis. b. Bahan makanan yang meskipun mengandung asam oksalat dalam jumlah yang cukup banyak, namun pada makanan tersebut kaya akan kalsium, sehingga makanan tersebut merupakan sumber kalsium. Kelompok makanan ini adalah selada air, bunga kol, brokoli, sawi, kacang hijau, serta sayuran hijau dan buah yang lain.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Kerangka Konsep Penelitian Pola Makan Vegan: 1. Makanan Kaya Kalsium 2. Makanan Miskin Kalsium
Asupan Kalsium
Dismenore
Gambar 2.3. Kerangka Konsep Penelitian Asupan kalsium dilihat dari pola makan vegan, yang terbagi atas makanan kaya kalsium dan miskin kalsium. Dari asupan kalsium tersebut dapat diketahui efek dismenore pada remaja putri vegan di vihara Maitreya Medan. 2.6. Hipotesis Ho: Adanya hubungan asupan kalsium dengan tingkat dismenore pada remaja putri vegan. Ha: Tidak ada hubungan asupan kalsium dengan tingkat dismenore pada remaja putri vegan.
Universitas Sumatera Utara