BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan harta yang dimiliki perusahaan yang memiliki peranan penting untuk menunjang aktivitas operasi perusahaan. Namun jenis aktiva tetap yang dimiliki oleh setiap perusahaan mungkin berbeda satu sama lainnya tergantung jenis perusahaannya. Aktiva tetap berwujud adalah keseluruhan harta yang dimiliki oleh perusahaan dengan maksud untuk tidak dijual. Aktiva tetap berwujud adalah harta yang dimiliki perusahaan yang secara umum memiliki bentuk fisik (berwujud) namun adapula aktiva yang tidak berwujud yang merupakan suatu hak. Perusahaan didirikan untuk terus berkembang sampai pada saat yang tidak ditentukan (going conccern) guna mencapai tujuan perusahaan yang salah satunya optimalisasi laba. Untuk mencapai tujuan ini manajemen sebagai pihak yang diserahi hak dan tanggungjawab memiliki atau menguasai fakto-faktor produksi yang menjadi satu kesatuan. Proses ini dimaksudkan untuk menghasilkan penerimaan kas melalui penjualan produksi yang menjadi salah satu sumber dana utama bagi pelaksanaan kegiatan perusahaan. PSAK NO 16 (2009, 16.2) mendefenisikan aktiva tetap sebagai berikut: •
Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administrasi dan;
Universitas Sumatera Utara
•
Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Aktiva tetap merupakan suatu bagian utama dari perusahaan dan
signifikan dalam penyajian posisi keuangan. Penentuan apakah suatu pengeluaran aktiva tetap atau beban yang dapat berpengaruh signifikan pada hasil operasi yang dilakukan. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 butir 05 (dalam Pardiat, 2008 : 6) menyatakan, “aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”. Dalam buku intermediate accounting Zaki Baridwan (2004 : 271) juga dijelaskan defenisi aktiva tetap berwujud adalah “aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan normal perusahaan”. Istilah relatif permanen menunjukkan sifat dimana yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama. Untuk tujuan akuntansi, jangka waktu penggunaan ini dibatasi dengan lebih dari satu priode akuntansi, jika aktiva berwujud yang umurnya lebih dari satu priode akuntansi dikelompokkan sebagai aktiva tetap. Dengan demikian diketahui bahwa aktiva tetap adalah harta yang dimiliki dan digunakan secara terus-menerus oleh perusahaan dalam operasiannya.
2.1.2 Karakteristik dan Jenis Aktiva Tetap Menurut Harnanto (dalam suryadi, 2007 :501) aktiva tetap berwujud harus memenuhi karakteristik sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Mempunyai bentuk fisik. b. Dipakai untuk digunakan secara aktif didalam kegiatan normal perusahaan c. Dimiliki tidak sebagai investasi (penanaman modal) dan atau untuk diperdagangkan. d. Mempunyai jangka waktu kegunaan (umur) relatif permanen (lebih dari satu tahun). e. Memberikan manfaat dimasa yang akan datang Menurut Syafi (2005 : 203), aktiva tetap berdasarkan jenisnya dapat dibagi sebagai berikut : a. Lahan, adalah bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong, dalam akuntansi apabila ada lahan yang didirikan bangunan di atasnya harus dipisahkan pencatatannya dari lahan itu sendiri. b. Bangunan gedung, bangunan yang berdiri di atas bumi ini baik di atas lahan/air. Pencatatnnya harus dipisah dari lahan yang menjadi lokasi gedung itu. c. Mesin-mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan. d. Kendaraan, semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, truk, grader, traktor, forklif, mobil, kendaraan roda dua. e. Perabot, dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboratorium, perabot pabrik, yang merupakan isi dari suatu bangunan.
Universitas Sumatera Utara
f. Inventaris/peralatan, peralatan yang dianggap alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboratorium, inventaris gedung. g. Prasarana di Indonesia adalah merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi khusus prasarana seperti jalan, jembatan, tol, dan pagar. Adapun tujuan dari pernyusutan aktiva tetap dalam suatu periode akuntansi juga dikemukakan oleh Horngren (1997 : 505) yaitu, “tujuan utama dari akuntansi penyusutan adalah untuk menentukan berapa keuntungan yang diperoleh
perusahaan,
sedangkan
kegunaan
lainnya
adalah
untuk
memperhitungkan penurunan kegunaan aktiva tetap karena pemakaiannya”. Menurut Horngren (1997 : 506) untuk mengukur penyusutan dari suatu aktiva, kita harus mengetahui: a. Harga perolehan Harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli aktiva tersebut sampai aktiva itu dapat digunakan oleh perusahaan. b. Perkiraan nilai sisa Nilai sisa adalah nilai kas yang diharapkan dari aktiva tetap tersebut pada akhir masa kegunaannya. c. Umur kegunaan Adalah periode dimana perusahaan dapat memanfaatkan aktiva tersebut. Umur kegunaan biasanya ditetapkan dalam jumlah tahun, jumlah unit produksi,jumlah kilometer yang di tempuh, dan ukuran-ukuran yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Dalam prakteknya tiga istilah yanag berbeda telah dipakai secara luas untuk menggambarkan proses alokasi biaya ini, tergantung pada jenis aktiva yang bersangkutan ketiga istilah tersebut adalah sebagai berikut : a. Alokasi biaya aktiva berwujud disebut penyusutan. b. Untuk bahan mineral dan sumber daya alam lain proses alokasi biayanya dikenal dengan deplasi. c. Untuk aktiva tidak berwujud seperti goodwill proses alokasi biaya disebut amortisasi. Berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 STDD No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan menyatakan bahwa, “penghasilan bruto dapat dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 dan pasal 11A”.
2.1.3 Harga Perolehan Aktiva Tetap Berdasarkan Akuntansi Pajak Dalam materi kuliah akuntansi pajak menurut Afly Yessie (2009 : 2) ada berbagai cara yang dapat dilakukan dalam memperoleh aktiva tetap diantaranya adalah :
Universitas Sumatera Utara
a. Perolehan Aset Tetap secara gabungan Aset yang diperolah secara gabungan, maka harga perolehan masingmasing aset tetap ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan beradasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan. Contoh: Harga bangunan termasuk tanah seharga Rp 500.000.000 (termasuk biaya notaris, bea balik nama, bea perolahan hak atas tanah dan atau bangunan, dan lain-lain) alokasi harga perolehannya dapat dihitung sebagai berikut:
No
Tabel 2.1 Perhitungan Harga Perolehan Jenis Asset Harga Wajar Alokasi Harga Perolehan
1
Tanah
250.000.000
25
x 500.000.000=312.500.000
2
Bangunan
150.000.000
15
x 500.000.000=187.500.000
Jumlah
400.000.000
40 40
500.000.000
Ayat jurnal yang disusun saat pembelian tunai adalah : Tanah Bangunan Kas dan bank
Rp. 312.500.000 Rp. 187.500.000 Rp. 500.000.000
b. Perolehan Aset Secara Angsuran Terhadap aset tetap yang diperoleh secara angsuran, perlu diperhatikan mengenai kontrak pembeliannya, sebagai contoh aset tetap dibeli secara angsuran dalam sepuluh kali angsuran.
Universitas Sumatera Utara
Contoh: Aset tetap yang dibeli berupa mobil harga perolehan Rp 120.000.000 dibayar dalam 24 kali angsuran, masing-masing Rp 5.000.000 per bulan dengan bunga 20% per tahun Perhitungan Angsuran Pertama Angsuran bulanan
Rp 5.000.000
Bunga 1/12 x 20% x Rp 120.000.000
Rp 2.000.000
Jumlah pembayaran
Rp 7.000.000
Angsuran bulan kedua : Angsuran bulanan
Rp 5.000.000
Bunga 1/12 x 20% (120.000.000 – 5.000.000)
Rp 1.916.700
Jumlah pembayaran
Rp 6.916.700
Ayat jurnal yang disusun: 1) Saat pembelian aset tetap Mobil/ kendaraan (dalam angsuran) Utang angsuran
Rp. 120.000.000 Rp. 120.000.000
2) Saat pembayaran angsuran pertama Utang angsuran Beban bunga Kas dan bank
Rp. Rp.
5.000.000 2.000.000 Rp. 7.000.000
Rp. Rp.
5.000.000 1.916.700 Rp. 6.916.700
3) Saat pembayaran angsuran kedua Utang angsuran Beban bunga Kas dan bank
Cara lain yang dapat dilakukan untuk pembelian angsuran ini, bergantung pada perjanjian. Terdapat pula harga angsuran ditetapkan terlebih dahulu dan
Universitas Sumatera Utara
angsuran yang harus dibayar setiap bulan. Maka setiap angsuran terdiri atas dua komponen, yaitu angsuran dan bunga. Besarnya bunga dan setiap angsuran ditetapkan dengan menggunakan tingkat bunga tetap. Contoh: Sebuah kendaraan dibeli dengan harga perolehan tunai sebesar Rp 120.000.000, kendaraan dapat dibeli dengan harga angsuran, yaitu sebanyak 24 kali dengan bunga 25% per tahun Harga beli dengan angsuran dihitung sebagai berikut : Harga perolehan tunai
Rp 120.000.000
Bunga Rp 120.000.000 x 25% x 24/12
Rp 60.000.000
Harga beli dengan angsuran
Rp 180.000.000
Angsuran yang dibayar setiap bulan sebesar 1/24 x Rp 180.000.000 = Rp 7.500.000 Jumlah tersebut termasuk angsuran dan bunga, ayat jurmal yang dibuat sama dengan ayat jurnal terdahulu, tetapi harus tetap memisahkan antara beban bunga dan angsuran. c. Perolehan Aset Tetap secara Pertukaran Pertukaran sebagian dapat dilakukan untuk suatu aset tetap yang tidak sama dengan aset lain, biaya ini diukur pada nilai wajar aset yang dipertukarkan atau diperoleh paling andal, sebanding denga nilai wajar aset yang dipertukarkan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang di transfer. contoh: PT.Adil merupakan sebuah merupakan sebuah perusahaan jasa pengangkutan dengan truk sejenis yang baru. Berdasarkan pembukuan, harga perolehan truk
Universitas Sumatera Utara
lama adalah Rp 60.000.000 telah disusutkan sebesar Rp 40.000.000 ditukar dengan truk baru yang harga perolehannya Rp 80.000.000 dan sisanya dibayar tunai. Perhitungan laba dan atau rugi pertukaran Harga perolehan truk lama
Rp. 60.000.000
Penyusutan
Rp. 40.000.000 -
Nilai sisa buku
Rp. 20.000.000
Nilai truk baru
Rp. 80.000.000
Harga tukar tambah aset lama
Rp. 20,000.000 -
Tambah uang tunai
Rp. 60.000.000
Dalam hal ini tidak terdapat laba atau rugi, karena truk lama dihargai sama dengan harga sisa buku. Apabila harga tukar tambah aset lama (trade in allownce) sebesar Rp. 24.000.000, maka perhitungannta adalah: Harga perolehan truk lama
Rp. 60.000.000
Penyusutan
Rp. 40.000.000 -
Harga sisa buku
Rp. 20.000.000
Harga tukar tambah truk lama
Rp. 24.000.000 -
Laba penukaran
Rp. 4.000.000
Harga truk lama
Rp. 80.000.000
Harga tukar tambah truk lama
Rp. 24.000.000 -
Tambahan uang tunai
Rp. 56.000.000
Universitas Sumatera Utara
Ayat jurnal yang disusun atas pertukaran tersebut adalah : Akumulasi penyusutan Alat pengangkutan baru Kas dan bank Alat pengangkutan lama Laba pertukaran
Rp. 40.000.000 Rp. 80.000.000 Rp. 56.000.000 Rp. 60.000.000 Rp. 4.000.000
Apabila nilai tukar tambah aset lama berdasarkan kesepakatan sebesar Rp. 18.000.000 perhitungan laba atau rugi dapat dihitung sebagai berikut: Harga perolehan truk lama
Rp. 60.000.000
Penyusutan
Rp. 40.000.000 -
Harga sisa buku
Rp. 20.000.000
Harga pertukaran truk lama
Rp. 18.000.000 -
Rugi pertukaran
Rp. 2.000.000
Harga truk baru
Rp. 80.000.000
Harga pertukaran
Rp. 18.000.000 -
Tambahan uang tunai
Rp. 62.000.000
Ayat jurnal atas pertukaran melalui pertukaran adalah: Akumulasi penyusutan Alat pengangkutan baru Rugi pertukaran Kas dan bank Alat pengangkutan lama
Rp. 40.000.000 Rp. 80.000.000 Rp. 2.000.000 Rp. 60.000.000 Rp. 62.000.000
Aset yang diperoleh dari pertukaran melalui pertukaran dengan : 1) Aset nonmoneter, baik dengan aset tetap yang sejenis atau yang tidak sejenis.
Universitas Sumatera Utara
2) Sekuritas berupa obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh perusahaan sendiri atau emisi oleh badan lain.
d. Perolehan Asset Tetap dengan Cara Membangun Sendiri Karena membangun sendiri, tertentu saja menggunakan prinsip sama dengan aset yang diperoleh yaitu meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan aset sampai siap pakai. Biaya tidak langsung (overhead cost), efisiensi atau inefesiensi, dan bunga selama masa konstrusi juga termasuk biaya aktiva tetap, karena membangun sendiri perlu diperhatikan setiap laba internal dieliminasi dan menetapkan biaya. Contoh: Biaya pembangunan Rp 250.000.000 sedangkan harga pasar aset tetap Rp 300.000.000 maka penghematan Rp 50.000.000 tidak diakui sebagai penghasilan. Demikianlah halnya biaya dan jumlah yang abnormal dari bahan baku yang tidak terpakai, tenaga kerja, sumber daya lain yang terjadi dalam memproduksi suatu aset yang dikonstruksi sendiri tidak dimasukkan dalam biaya perolehan, tetapi segera diakui sebagai kerugian pada tahun yang bersangkutan. Aspek perpajakan perolehan aset tetap dengan cara membangun sendiri tersebut sebagai objek pajak yang terutang Pajak Pertambahan Nilai.
Universitas Sumatera Utara
e. Perolehan Secara Hibah, Bantuan, dan Sumbangan Terhadap aset tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun modal yang berasal dari sumbangan atau modal donasi. Modal donasi dari sisi akuntansi pajak mengacu pada Pasal 10 ayat (4) Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 STDD No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang mengatur bahwa apabila terjadi pengalihan harta: a. yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b , maka dasar penilaian bagi yang menerima pengalihan sama dengan nilai sisa buku dari pihak yang melakukan pengalihan atau nilai yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak; b. yang tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a, maka dasar penilaian bagi yang menerima pengalihan sama dengan nilai pasar dari harta tersebut. Dengan memperhatikan penggolongan dan implikasinya terhadap bantuan, sumbangan, dan hibah, maka perlakuan akuntansi bagi pihak penerima bantuan akan dikreditkan pada akun “ekuitas dan modal”, sehingga diperlakukan secara fiskal sebagai penghasilan. Sebaliknya, pihak pemberi bantuan membukukannya berdasarkan harga atau nilai sisa buku. Dalam memberikan bantuan atau sumbangan, timbul aliran uang kas. Contoh: Ayat jurnal atas hibah sebesar Rp. 600.000.000 diatur sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1) Memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3) Kas dan bank Modal donasi
Rp 600.000.000 Rp. 600.000.000
Ayat jurnal tersebut ditinjau dari pihak yang menerima bantuan atau sumbangan. Dan pihak yang memberikan bantuan atau sumbangan tersebut benarbenar dikeluarkan ke kas, tetapi ditinjau dari ketentuan Undang-Undang Perpajakan tidak diperkenankan untuk dibebankan sebagai biaya. 2) Tidak memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3), berarti bantuan atau sumbangan dianggap
sebagai
penghasilan
yang
dikenakan
Pajak
Penghasilan.
Sebagaimana contoh sebelumnya, akan disusun ayat jurnal: Kas dan bank Penghasilan sumbangan/bantuan
Rp 600.000.000 Rp 600.000.000
Ditinjau dari pihak yang memberikan bantuan atau sumbangan ayat jurnal : Biaya sumbangan/bantuan Kas dan bank
Rp 600.000.000 Rp 600.000.000
Berdasarkan Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang No.7 Tahun 1983 STDD No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan maka hibah pun dapat dikelompokakan ke dalam: 1) Memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3) Bentuk aset yang dihibahkan berupa kendaraan dengan rincian: Harga perolehan
Rp 100.000.000
Akumulasi penyusutan
Rp 60.000.000 -
Harga sisa buku
Rp 40.000.000
Harga pasar
Rp 55.000.000
Universitas Sumatera Utara
Ayat jurnal yang disusun dari pokok pemberi adalah sebagai berikut: Biaya tidak dapat dibebankan/saldo laba Akumulasi penyusutan kendaraan Kendaraan
Rp 40.000.000 Rp 60.000.000 Rp 100.000.000
Sedangkan ayat jurnal bagi penerima hibah adalah: Kendaraan Modal hibahan
Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
2) Tidak memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3) Dalam hal tidak memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3) pemberian hibah tersebut dimaksudkan menjadi penghasilan bagi yang menerimanya karena ternyata pemberian hibah ini mempunyai hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan dengan pihak penerima hibah. Transaksi hibah ini dipandang sebagai transaksi pertukaran, sehingga dasar pengukurannya harga pasar. Contoh: Biaya hibah Akumulasi penyusutan kendaraan Kendaraan Keuntungan dari hibah kendaraan
Rp 55.000.000 Rp 60.000.000 Rp 100.000.000 Rp 15.000.000
Sedangkan ayat jurnal bagi penerima hibah adalah: Kendaraan Penghasilan hibah
Rp 55.000.000 Rp 55.000.000
2.1.4 Kelompok Masa Manfaat dan Tarif Penyusutan Metode penyusutan yang diperbolehkan dalam ketentuan fiskal adalah sebagai berikut : a. Metode garis lurus (straight line method) untuk kelompok bangunan dan bukan bangunan.
Universitas Sumatera Utara
b. Metode saldo menurun (declining banlance method) untuk kelompok bukan bangunan saja dan pada akhir masa mafaat disusutkan sekaligus (closed ended). Menurut peraturan perpajakan, penyusutan aset tetap dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tersebut. Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak diperkenankan melakukan penyusutan mulai pada bulan harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta yang bersangkutan mulai menghasilkan. Pada Pasal 11 ayat (6) Undang-Undang No.7 Tahun 1983 STDD No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan diatur mengenai penghitungan masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud, sebagai berikut : Tabel 2.2 Kelompok Harta Berwujud, Metode dan Tarif Penyusutan Kelompok Harta Masa Manfaat Tarif Tarif Penyusutan Berwujud PenyusutanMetode Metode Saldo Garis Lurus Menurun I. Bukan Bangunan Kelompok I 4 Tahun 25 % 50 % Kelompok II 8 Tahun 12,5 % 25 % Kelompok III 16 Tahun 6,25 % 12,5 % Kelompok IV 20 Tahun 5% 10 % II. Bangunan : Permanen 20 Tahun 5% Tidak Permanen 10 Tahun 10 %
Penentuan harta berwujud bukan bangunan ditetapkan dengan KMK – 138/KMK.03/2002. Bangunan tidak permanen adalah bangunan yang bersifat
Universitas Sumatera Utara
sementara dan terbuat dari bahan yang tidak tahan lama atau bangunan yang dapat dipindah-pindahkan, yang masa manfaatnya tidak lebih dari 10 tahun. Baik menurut akuntansi maupun pajak, tanah yang berstatus hak milik, Hak Guna Bangunan (HGB), Hak Guna Usaha (HGU), dan hak pakai untuk pertama kalinya tidak disusutkan, kecuali nilainya berkurang dalam pemakaian. Di lain pihak, ada harta berwujud yang menurut akuntansi dapat disusutkan, tetapi menurut pajak tidak dapat dibebankan sebagai penyusutan secara keseluruhan yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto dikarenakan hal-hal sebagai berikut: 1) Atas perolehan aset tersebut termasuk pengeluaran yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto sesuai Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, misalnya: a. Biaya perolehan aset yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan Objek Pajak. b. Biaya perolehan aset yang digunakan untuk memberi penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan kepada karyawan, kecuali penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan dengan KMK.
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini merupakan perlakuan perpajakan berkaitan dengan aset tetap: 1) Harga perolehan a.
Untuk transaksi yang tidak mempunyai hubungan istimewa berdasarkan harga yang sesungguhnya
b.
Untuk
transaksi
yang
mempunyai
hubungan
istimewa
dihitung
berdasarkan harga pasar. c.
Untuk transaksi tukar menukar barang adalah berdasarkan harga pasar.
d.
Dalam rangka
likuidasi,
peleburan,
pemekaran,
pemecahan
atau
penggabungan adalah harga pasar kecuali ditentukan lain oleh Peraturan Menteri Keuangan. e.
Revaluasi adalah sebesar nilai setelah revaluasi.
2) Saat dimulainya penyusutan a.
Penyusutan dimulai sejak bulan timbulnya pengeluaran atas perolehan harta.
b.
Penyusutan dimulai sejak bulan selesainya pengerjaan harta (untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan.
c.
Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak dapat melakukan penyusutan mulai pada bulan harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta yang bersangkutan mulai menghasilkan.
3) Penghitungan jumlah bulan sejak dimulainya penyusutan Jumlah bulan selalu dibulatkan ke atas, walaupun dibeli diatas tanggal 15 setiapa bulannya
Universitas Sumatera Utara
4) Metode penyusutan a.
Kelompok bangunan harus menggunakan metode garis lurus
b.
Kelompok bukan bangunan boleh menggunakan metode garis lurus atau metode saldo menurun asalkan diterapkan secara taat asas
5) Nilai residu Tidak mengakui adanya nilai residu 6) Sisten penyusutan a.
Penyusutan individual
b.
Penyusutan gabungan
7) Aset yang boleh disusutkan Hanya harta yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan Objek Pajak tidak final. 8) Biaya perbaikan yang dikapitalisir, yang menambah masa manfaat aset lamanya. Disusutkan terpisah dari harta lamanya, seolah-olah seperti harta dengan masa manfaat baru sehingga akan menjadi lebih lama pembebanannya. 9) Penentuan masa manfaat Sudah diatur dalam KMK. 2.1.5 Jenis-Jenis dan Kelompok Harta Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK. 03/2009 Berikut disampaikan ketentuan terbaru Jenis-Jenis Harta dan Kelompok Harta Untuk Keperluan Penyusutan yang mulai berlaku sejak 1 Januari 2009 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009 tentang Jenis-
Universitas Sumatera Utara
Jenis Harta Yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan. Tabel 2.3 JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK 1 Nomor Jenis Usaha Jenis Harta 1 Semua jenis usaha 1. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan. 2. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung, duplikator, mesin fotokopi, mesin akunting/pembukuan, komputer, printer, scanner dan sejenisnya. 3. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette, video recorder, televisi dan sejenisnya. 4. Sepeda motor, sepeda dan becak. 5. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa yang bersangkutan. 6. Dies, jigs, dan mould. 7. Alat-alat komunikasi seperti pesawat telepon, faksimile, telepon seluler dan sejenisnya. 2
3
4 5 6
7
Pertanian, perkebunan, kehutanan, Industri makanan dan minuman
Alat yang digerakkan bukan dengan mesin seperti cangkul, peternakan, perikanan, garu dan lain-lain.
Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan seperti, huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet, dan sejenisnya. Transportasi dan Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan sebagai Pergudangan angkutan umum. Industri semi Falsh memory tester, writer machine, biporar test konduktor system, elimination (PE8-1), pose checker. Jasa Persewaan Anchor, Anchor Chains, Polyester Rope, Steel Peralatan Tambat Air Buoys, Steel Wire Ropes, Mooring Accessoris. Dalam Jasa telekomunikasi Base Station Controller selular
Universitas Sumatera Utara
JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK 2 Nomor Jenis Usaha Jenis Harta 1 Semua jenis 1. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja, usaha bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur udara seperti AC, kipas angin dan sejenisnya. 2. Mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya. 3. Container dan sejenisnya. 2
Pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan
1. Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan mesin bajak, penggaruk, penanaman, penebar benih dan sejenisnya. 2. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau barang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
3
Industri makanan dan minuman
1. Mesin yang mengolah produk asal binatang, unggas dan perikanan, misalnya pabrik susu, pengalengan ikan . 2. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya mesin minyak kelapa, margarin, penggilingan kopi, kembang gula, mesin pengolah biji-bijian seperti penggilingan beras, gandum, tapioka. 3. Mesin yang menghasilkan/memproduksi minuman dan bahan-bahan minuman segala jenis. 4. Mesin yang menghasilkan/memproduksi bahanbahan makanan dan makanan segala jenis.
4
Industri mesin
5
Perkayuan, kehutanan
6
Konstruksi
7
Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin ringan (misalnya mesin jahit, pompa air). 1. Mesin dan peralatan penebangan kayu. 2. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau barang kehutanan.
Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump truck, crane buldozer dan sejenisnya. Transportasi dan 1. Truk kerja untuk pengangkutan dan bongkar Pergudangan muat, truk peron, truck ngangkang, dan sejenisnya; 2. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang tertentu
Universitas Sumatera Utara
(misalnya gandum, batu – batuan, biji tambang dan sebagainya) termasuk kapal pendingin, kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT; 3. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT; 4. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat sampai dengan 250 DWT; 5. Kapal balon. 8
Telekomunikasi
9
Industri semi konduktor
10
Jasa Persewaan Peralatan Tambat Air Dalam Jasa Mobile Switching Center, Home Location Register, Telekomunikasi Visitor Location Register. Authentication Centre, Seluler Equipment Identity Register, Intelligent Network Service Control Point, intelligent Network Service Managemen Point, Radio Base Station, Transceiver Unit, Terminal SDH/Mini Link, Antena
11
1. Perangkat pesawat telepon; 2. Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman dan penerimaan radio telegraf dan radio telepon. Auto frame loader, automatic logic handler, baking oven, ball shear tester, bipolar test handler (automatic), cleaning machine, coating machine, curing oven, cutting press, dambar cut machine, dicer, die bonder, die shear test, dynamic burn-in system oven, dynamic test handler, eliminator (PGE-01), full automatic handler, full automatic mark, hand maker, individual mark, inserter remover machine, laser marker (FUM A01), logic test system, marker (mark), memory test system, molding, mounter, MPS automatic, MPS manual, O/S tester manual, pass oven, pose checker, reform machine, SMD stocker, taping machine, tiebar cut press, trimming/forming machine, wire bonder, wire pull tester. Spoolling Machines, Metocean Data Collector
Universitas Sumatera Utara
JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK 3 Nomor Jenis Usaha Jenis Harta 1 Pertambangan Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang pertambangan, selain minyak dan termasuk mesin-mesin yang mengolah produk pelikan. gas 2 Permintalan, 1. Mesin yang mengolah/menghasilkan produkpertenunan dan produk tekstil (misalnya kain katun, sutra, seratpencelupan serat buatan, wol dan bulu hewan lainnya, lena rami, permadani, kain-kain bulu, tule). 2. Mesin untuk yang preparation, bleaching, dyeing, printing, finishing, texturing, packaging dan sejenisnya. 3
Perkayuan
1. Mesin yang mengolah/menghasilkan produkproduk kayu, barang-barang dari jerami, rumput dan bahan anyaman lainnya. 2. Mesin dan peralatan penggergajian kayu.
4
Industri kimia
1. Mesin peralatan yang mengolah/menghasilkan produk industri kimia dan industri yang ada hubungannya dengan industri kimia (misalnya bahan kimia anorganis, persenyawaan organis dan anorganis dan logam mulia, elemen radio aktif, isotop, bahan kimia organis, produk farmasi, pupuk, obat celup, obat pewarna, cat, pernis, minyak eteris dan resinoida-resinonida wangi-wangian, obat kecantikan dan obat rias, sabun, detergent dan bahan organis pembersih lainnya, zat albumina, perekat, bahan peledak, produk pirotehnik, korek api, alloy piroforis, barang fotografi dan sinematografi. 2. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk industri lainnya (misalnya damar tiruan, bahan plastik, ester dan eter dari selulosa, karet sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat dan kulit mentah).
5
Industri mesin
6
Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin menengah dan berat (misalnya mesin mobil, mesin kapal). Transportasi dan 1. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus Pergudangan dibuat untuk pengangkutan barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapal
Universitas Sumatera Utara
2.
3. 4. 5.
7
Telekomunikasi
pendingin dan kapal tangki, kapal penangkapan ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT. Kapal dibuat khusus untuk mengela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT. Dok terapung. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat di atas 250 DWT. Pesawat terbang dan helikopter-helikopter segala jenis.
Perangkat radio navigasi, radar dan kendali jarak jauh.
JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK 4 Nomor Jenis Usaha Jenis Harta 1 Konstruksi Mesin berat untuk konstruksi 2 Transportasi 1. Lokomotif uap dan tender atas rel. dan 2. Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan batere atau dengan tenaga listrik dari sumber luar. Pergudangan 3. Lokomotif atas rel lainnya. 4. Kereta, gerbong penumpang dan barang, termasuk kontainer khusus dibuat dan diperlengkapi untuk ditarik dengan satu alat atau beberapa alat pengangkutan. 5. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT. 6. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran-keran terapung dan sebagainya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT. 7. Dok-dok terapung.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Penyusutan Aktiva Tertentu
Untuk beberapa jenis aktiva tertentu, pembebanan biaya yang berkaitan dengan penyusutan maupun perawatan diperlukan secara khusus. Berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak No. : KEP-220/PJ/2002 antara lain pada aktiva berikut: a. Telepon seluler Telepon seluler termasuk aktiva kelompok I dan penyusutan yang boleh diakui hanyalah 50 % dari seharusnya. Biaya langganan atau pengisian ulang pulsa yang diperbolehkan sebagai pengurang penghasilan bruto adalah 50% dari biaya tersebut. b. Kendaraan minibus dan bus Biaya yang berkaitan dengan kendaraan yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk antar jemput pegawai dapat dilakukan sebagai berikut : Harga perolehan dan biaya perbaikan yang besar dari bus dan minibus, termasuk aktiva kelompok II, dan pembebanan biayanya melalui penyusutan. c. Kendaraan Sedan Kendaraan sedan atau sejenisnya yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya, pembebanan biaya nya dalah sebagai berikut : Harga perolehan, pembelian atau perbaikan besar sedan, termasuk aktiva kelompok II dan pembebanan biayanya dilakukan melalui penyusutan sebesar 50% dari tarif penyusutan kelompok tersebut. Dan biaya pemeliharaan, perbaikan rutin, pemakaian bahan bakar dari sedan, hanya dapat dibebankan sebesar 50% dari biaya pemeliharaan bersangkutan. d. Software komputer Perangkat lunak komputer adalah semua program yang dapat digunakan pada sistem operasi kmputer.
Universitas Sumatera Utara
Perangkat lunak komputer berupa program aplikasi umum diperlakukan sebagai pengeluaran atau biaya operasional rutin, program aplikasi umum diperoleh sebagai bagian dari harga pembelian perangkat keras komputer, sehingga pembebanannya sudah termasuk dalam penyusutan kompuer tersebut (kelompok I).
2.2 Kerangka Konseptual Dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti, maka berdasarkan uraian teori di atas, penulis menyusun suatu kerangka konseptual ini sebagai landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Mulai dari pengadaan, penggunaan sampai dengan penarikannya, aktiva tetap memerlukan perlakuan akuntansi yang tepat dan bijaksana yaitu perlakuan akuntansi yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum sehingga diperoleh informasi yang wajar bagi para pemakainya. Biaya penyusutan dan laba operasi memiliki suatu hubungan yang cukup erat. Metode penyusutan merupakan suatu cara pengalokasian biaya dalam beberapa periode dimana aktiva tetap tersebut telah memberikan manfaat didalam perusahaan. Sedangkan laba operasi adalah selisih positif dari hasil pengurangan pendapatan terhadap seluruh biaya yang terjadi dalam suatu periode tertentu. Penyusutan aktiva tetap harus dilakukan secara layak berdasarkan taksiran masa manfaat aktiva tersebut, hal ini akan membantu perusahaan untuk mengetahui secara pasti sisa manfaat dari aktiva tetap yang dimilikinya. Oleh karena itu dalam melakukan penyusutan suatu aktiva tetap perusahaan harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya adalah harga pokok aktiva tetap yang dimilikiya, nilai residu atau nilai taksiran realisasi aktiva tersebut setelah akhir penggunaannya atau pada saat aktiva tetap itu harus ditarik dari kegiatan produksi,
Universitas Sumatera Utara
umur teknis atau taksiran jangka waktu penggunaan aktiva tetap dalam kegiatan produksi, umur teknis atau taksiran jangka waktu penggunaan aktiva tetap dalam kegiatan produksi serta pola pemakaian dari aktiva tersebut. Hal tersebut di atas akan membantu perusahaan dalam melakukan dan memilih metode yang tepat untuk melakukan penyusutan terhadap aktiva tetap
yang dimilikinya. Dalam
prinsip akuntansi pajak penyusutan aktiva tetap harus sesuai dengan taksiran umur dan penyusutan yang sudah ditentukan oleh Undang-Undang Perpajakan. Akuntansi aktiva tetap merupakan suatu hal yang penting dalam suatu perusahaan untuk mengalokasian sebagian biaya perolehan atas aktiva tetap yang dimiliki perusahaan menjadi suatu beban penyusutan yang bersangkutan sehingga biaya ditentukan besarnya laba usaha periode-periode tertentu. Menurut akuntansi ruang lingkup akuntansi penyusutan adalah semua aktiva yang dapat disusutkan kecuali hutan dan sumber daya alam serupa yang dapat diperbaharui, salah satu aktiva tetap yang tidak disusutkan adalah tanah, logika untuk tidak melakukan penyusutan terhadap lahan adalah akibat kenyataan ekonomi dimana nilai dari lahan kecil kemungkinannya berkurang, malah dianggap akan naik berjalan dengan perkembangan harga dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sedangkan menurut Undang-Undang Perpajakan penyusutan atas pengeluaran harta berwujud selain bangunan, dapat juga dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun dengan cara menetapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa manfaat, nilai sisa buku disusutkan berdasarkan nilai produktivitasnya dan penyusutan dihitung sejak aktiva tetap tersebut mulai menghasilkan. Hal ini menimbulkan perbedaan antara SAK dan Undang-Undang Perpajakan.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan Kerangka Konseptual di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah: Hipotesis I
PT. Karya Muda Nasional dalam menentukan persentase penyusutannya masih ada beberapa yang tidak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perpajakan.
Hipotesis II
PT.
Karya
Muda
Nasional
dalam
menentukan
jenis
pengelompokan aktivanya masih ada beberapa yang tidak sesuai dengan ketentuan Undang-undang Perpajakan. Hipotesis III PT. Karya Muda Nasional dalam menggunakan metode penyusutan belum dapat mencerminkan atau memperlihatkan jumlah beban penyusutan yang sebenarnya.
2.4 Penelitian Terdahulu
Nama Yulia Susanti (2005)
Yudhi Pranata (2006)
Tabel 2.4 Daftar Penelitian Terdahulu Judul Hasil Analisis Perbedaan Perusahaan mengadakan Akuntansi Aktiva Tetap rekonsiliasi atas perbedaan Menurut UU Pajak dan beban penyusutan komersial SAK Pada PT Sarana dengan fiskal, sehingga Agro Industri Belawan penyajian dalam daftar laba rugi untuk tujuan pajak adalah beban penyusutan yang telah dikoreksi Analisis Akuntansi Perusahaan melakukan Aktiva Tetap Atas UU penyusutan aktiva tetap Pajak pada PT PDAM berdasarkan UU Pajak Tirtanadi dengan menggunakan metode garis lurus terhadap penyusutan aktiva tetapnya
Universitas Sumatera Utara
Heridayanti Hasibuan (2010)
Analisis Perhitungan Penyusutan Akuntansi Aktiva Tetap Menurut Undang-Undang Perpajakan Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan
Perusahaan melakukan penyusutan berdasarkan metode garis lurus terhadap penyusutan aktiva tetapnya, tapi belum sesuai dengan peraturan UU Perpajakan
Universitas Sumatera Utara