BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar, sebagaimana dikemukakan oleh Brigham ( 2001 : 79 ). Menurut Kasmir ( 2008 : 129 ),”rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek”. Rasio likuiditas yang menjadi fokus penelitian ini adalah: 1) Quick Ratio Quick ratio atau rasio cepat digunakan untuk mengetahui kemampuan bank untuk membayar kembali kewajibannya kepada para deposannya dengan aset tunai yang dimilikinya. Rendahnya nilai rasio ini mengindikasikan bahwa suatu perusahaan perbankan mengalami kesulitan kas. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif
Universitas Sumatera Utara
7
lama untuk direalisir menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat direalisir sebagai uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid daripada piutang. 2) Banking Ratio Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Rendahnya nilai rasio ini mengindikasikan banyaknya kredit macet yang dimiliki bank tersebut.
2.2 Rasio Profitabilitas Profitabilitas merupakan suatu hal yang mencerminkan kemampuan dari setiap perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas adalah rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva dan hutang terhadap hasil operasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan, sebagaimana dikemukakan Kasmir ( 2008 : 196 ). Menurut Gibson (2001: 303), “ profitability is the ability of firm to generate earning. It is measured relative to a number of bases, such as assets, sales, and investment”. Gibson mengartikan profitabilitas sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan, profitabilitas ini diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan seperti aktiva perusahaan, penjualan, dan investasi, sehingga dapat diketahui efektivitas pengelolaan keuangan dan aktiva oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Haryanto dan Toto (2003:142) Profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya. Jika kondisi perusahaan dikategorikan menguntungkan atau menjanjikan keuntungan di masa mendatang maka banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dan hal itu tentu saja mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi.
Rasio profitabilitas yang menjadi fokus penelitian ini adalah Retun On Equity. Rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa merngukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham. ROE sangat menarik bagi pemegang saham maupun calon pemegang saham, dan juga manajemen karena rasio tersebut merupakan ukuran atau indikator penting dari shareholder value creation. Artinya semakin tinggi rasio ROE, semakin tinggi pula nilai perusahaan, hal ini tentunya merupakan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. 2.3 Saham 2.3.1 Pengertian Saham Dalam Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, saham merupakan surat berharga sebagai bukti kepemilikan individu atau institusi dalam suatu perusahaan (bisa dipegang perorangan atau lembaga pada suatu perusahaan). Apabila seseorang membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut pemegang saham perusahaan tersebut. Jadi dapat disimpulkan
Universitas Sumatera Utara
pengertian saham adalah surat kepemilikan modal dalam suatu perusahaan yang dapat diperjualbelikan di pasar modal. Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham berupa selembar kertas yang menerangkan siapa pemiliknya. Umumnya jenis saham yang dikenal adalah saham biasa (common stock). Namun saham sendiri dibagi menjadi dua jenis saham, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (tidak memiliki hak–hak istimewa), serta kewajiban menanggung risiko kerugian yang diderita perusahaan. Karakteristik lain dari saham biasa adalah dividen dibayarkan selama perusahaan memperoleh laba. Setiap pemilik saham memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Sedangkan saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibandingkan hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibandingkan pemegang saham biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi.
2.3.2 Harga Saham Harga saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada hakekatnya harga saham merupakan penerimaan besarnya pengorbanan yang
Universitas Sumatera Utara
harus dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Jika pasar bursa efek ditutup, maka harga pasar adalah penutupannya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham. Sedangkan menurut Anoraga (2001:58) berdasarkan fungsinya, nilai suatu saham dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : 1. Par Value (Nilai Nominal) Merupakan nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi. Jumlah saham yang dikeluarkan perseoran dikalikan dengan nilai nominalnya merupakan modal disetor penuh bagi suatu perseroan dan dalam pencatatan akuntansi, nilai nominal dicatat sebagai modal ekuitas perseroan dalam neraca. 2. Base Price (Harga Dasar) Harga dasar dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksi emiten. Untuk saham baru harga dasar merupakan harga perdananya. Untuk menghitung nilai dasar yaitu harga dasar dikalikan dengan total saham yang beredar. 3. Market Price (Nilai Pasar) Merupakan harga suatu saham pada dasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah ditutup maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). Harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham dan setiap hari diumumkan di surat kabar/media elektronik. Untuk menghitung nilai pasar (kapitalisasi pasar) yaitu harga pasar dikalikan dengan total saham yang beredar.
2.3.3 Perubahan Harga Saham Menurut Suprodjo dalam Satria, faktor–faktor yang dapat menjadi sumber naik atau turunnya harga saham (perubahan harga saham) sewaktu di nilai adalah faktor yang dapat diukur dengan angka – angka dan faktor yang tidak dapat diukur dengan angka – angka. 1) Faktor yang dapat diukur dengan angka – angka terdiri dari: a) laba yang diperoleh selama beberapa tahun terakhir, b) bagian laba yang ditahan, c) peningkatan atau penurunan nilai harta tetap perusahaan. 2) Faktor yang tidak dapat diukur dengan angka – angka terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
a) prospek usaha perusahaan di masa akan datang, b) trademark, goodwill, c) kualitas manajemen.
2.3.4 Teori Harga Saham a. Valuation Model Valuation model (model penilaian) merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan (atau yang diamati) menjadi perkiraaan tentang harga saham. Variabel – variabel ekonomi tersebut seperti laba perusahaan, dividen yang dibagikan, variabilitas laba, dan sebagainya. Secara sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut: Po
= ∑ Dt / (1+r)t
Dimana : Po : harga saham, r : tingkat keuntungan yang dianggap layak, D : dividen.
Perusahaan hanya bisa membagikan dividen yang makin besar kalau perusahaan mampu menghasilkan laba yang makin besar. Dengan demikian, kalau perusahaan bisa memperoleh laba yang makin besar, maka secara teoritis perusahaan akan mampu membagikan dividen yang makin besar. Tentu saja perusahaan tidak harus meningkatkan pembayaran dividen kalau laba yang diperoleh makin besar. Uraian tersebut menunjukkan bahwa kalau kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, harga saham akan meningkat. Dengan kata lain, profitabilitas akan mempengaruhi harga saham.
Universitas Sumatera Utara
b. Strong Form Eficiency Strong Form Eficiency menyatakan bahwa semua informasi yang tercermin dalam harga saham meliputi informasi yang sifatnya pribadi maupun yang dipublikasikan( Lubis,2006:123). Ada tiga jenis informasi yaitu informasi yang bersifat fundamental, informasi yang bersifat teknis, dan informasi yang berhubungan dengan kondisi social, ekonomi, dan politik. 1.
Informasi yang bersifat fundamental yaitu:
a.
kemampuan manajemen perusahaan,
b.
prospek perusahaan,
c.
prospek pemasukan,
d.
perkembangan teknologi,
e.
kemampuan menghasilkan keuntungan,
f.
manfaat terhadap perekonomian nasional,
g.
kebijakan pemerintah,
h.
hak – hak investor.
2.
Informasi yang bersifat teknis, misalnya:
a.
perkembangan kurs,
b.
keadaan pasar,
c.
volume, frekuensi transaksi,
d.
kekuatan pasar.
3.
Informasi yang berhubungan dengan kondisi sosial, ekonomi, politik, misalnya:
a.
tingkat inflasi,
b.
kebijakan moneter,
c.
musim,
Universitas Sumatera Utara
d.
neraca pembayaran dan APBN,
e.
kondisi ekonomi,
f.
kondisi politik.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian terdahulu yang dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No 1
Peneliti Haryanto dan Toto Sugiarto (2003)
Judul Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Minuman Di Bursa Efek Jakarta
Hasil Penelitian 1. Return On Equity berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 2. Return On Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 3. Net Profit Margin tidak ada hubungan dan pengaruh signifikan terhadap harga saham. 4. Secara bersama ketiga rasio tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
2
Yulianti Halim (2007)
Pengaruh Return On Equity, Net Profit Margin, Earning Per Share Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta
1. ROE dan EPS memiliki Pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham sedangkan NPM dan DER tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. 2. Diantara ROE dan EPS, EPS mempunyai tingkat
Universitas Sumatera Utara
signifikan yang lebih tinggi terhadap perubahan harga saham. 3. ROE, NPM, EPS, dan DER secara simultan memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap perubahan harga saham. 3
Juventus (2008)
Rasio Profitabilitas dan Leverage Terhadap Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Jakarta
1. ROE secara simultan memiliki pengaruh positif terhadap harga saham. 2. DER,DAR secara simultan memiliki pengaruh positif terhadap harga saham. 3. ROE dan DAR secara parsial memiliki pengaruh signifikan dan memiliki hubungan positif terhadap harga saham. 4. DER memiliki hubungan positif terhadap harga saham tetapi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Terdapat perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian terdahulu dimana penelitian ini mencoba menguji Banking Ratio dan Quick Ratio terhadap perubahan harga saham yang tidak dilakukan oleh peneliti terdahulu.
C. Kerangka Konseptual Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang telah disampaikan di atas, maka penulis membuat kerangka konseptual sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka variabel independen penelitian ini adalah Quick Ratio (X1), Banking Ratio (X2), Return On Equity (X3) dan variabel dependennya adalah Perubahan Harga Saham (Y). Hubungan antara Quick Ratio, Banking Ratio, Return On Equity terhadap Perubahan Harga Saham tergambar dalam kerangka berikut ini:
Quick Ratio (X1) Banking Ratio (X2) Return On Equity (X3)
H1 H2 H3
Perubahan Harga Saham (Y)
H4 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Perusahan yang mempunyai kondisi keuangan yang baik yang dalam hal ini digambarkan oleh Quick Ratio, Banking Ratio, dan Return On Equity tentu akan memiliki peluang yang besar untuk bertahan di masa akan datang serta dapat menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Sehingga terdapat hubungan yang positif antara Quick Ratio, Banking Ratio, Return On Equity dengan perubahan harga saham.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis menurut Erlina (2007:41), menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
Universitas Sumatera Utara
masalah. Karena sifatnya masih sementara, maka perlu dibuktikan kebenaranya melalui data empiris yang terkumpul. Titik tolak dari hipotesis adalah rumusan masalah. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah : H1
: Quick Ratio berpengaruh terhadap perubahan harga saham
H2
: Banking Ratio berpengaruh terhadap perubahan harga saham
H3
: Return On Equity berpengaruh terhadap perubahan harga saham
H4
: Quick Ratio, Banking Ratio, Return On Equity berpengaruh terhadap perubahan harga saham secara simultan.
Universitas Sumatera Utara