BAB II LANDASANTEORI
A. Pengertian dan Perolehan Aktiva Tetap
Aktiva tetap mempunyai karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancar. Jika aktiva lancar dikendalikan pada saat konsumsinya, pengendalian aktiva tetap dilaksanakan pada saat perencanaan perolehan aktiva tersebut. Hal ini disebabkan banyak penegeluaran-pengeluaran yang bersangkutan dengan aktiva tetap yang tidak harus dilakukan karena berupa committed costs, yang dalam masa pengoperasian aktiva tetap jenis biaya tersebut tidak dapat dikendalikan oleh manajemen melalui wewenang yang dimilikinya. Karena
pengendalian
aktiva
tetap
dilakukan
pada
saat
perencanaan
perolehannya, sistem akuntansi aktiva tetap menyediakan mekanisme otorisasi sejak saat perencanaan sampai dengan saat pelaksanaan perolehan aktiva tetap.
1.
Pengertian Aktiva Tetap
Pengertian aktiva tetap banyak diberikan dalam literatur akuntansi dengan pernyataan yang berbeda-beda.
Namun bila ditinjau secara
keseluruhan pada dasarnya tidak terlihat perbedaan yang mendasar mengenai pengertian aktiva tetap tersebut.
Menurut IAI, dalam Standar Akuntansi Keuangan tahun 2002 (PSAK No. 16), aktiva tetap adalah sebagai berikut: 11 j
Pengertian aktiva tetap berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi
perusahaan, tidak dimaksud untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Definisi aktiva tetap menurut Mulyadi (2001:591), pengertian aktiva tetap adalah sebagai berikut:
Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud mempunyai manfaat ekonomi lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Karena kekayaan ini mempunyai wujud, seringkali aktiva tetap disebut dengan aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets). Sedangkan menurut Soemarso (1999:23), dimana mengartikan bahwa: Aktiva tetap adalah aktiva yang : (1) jangka waktu pemakaiannya lama; (2) digunakan dalam kegiatan perusahaan; (3) dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan serta; (4) nilainya cukup besar. Aktiva ini dapat digolongkan menjadi aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud.
Definisi aktiva tetap menurut Zaki Baridwan (1997:271), adalah sebagai berikut:
Aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah relatif permanen menunjukkan sifat di mana aktiva tetap bersangkutan dapat digunakan dalam waktu relatif lama untuk tujuan akuntansi, jangka waktu penggunaan ini dibatasi dengan lebih dari satu periode akuntansi.
Sedangkan
menurut
Horngren,
Harrison,
Robinson
dan
Secokusumo (1997:502), pengertian aktiva tetap adalah : Aktiva tetap adalah aktiva yang dapat digunakan dari aktiva tersebut, contohnya : tanah, bangunan, peralatan, batu bata dan barang-
barang tambang lainnya.
Dari bermacam-macam aktiva tetap tersebut,
tanah merupakan suatu jenis yang unik. selama berjalannya waktu.
Harga beli tanah tidak mervurun
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan sifat-sifat utama dari aktiva tetap, yaitu :
a. Aktiva tetap berwujud merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki perusahaan, berwujud dan tahan lama yang digunakan dalam proses produksi
b. Aktiva tetap harus dikuasai oleh perusahaan yang mempunyai hak untuk menggunakannya
c. Aktiva tetap tersebut dapat dipakai lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi
d. Aktiva tetap yang dimiliki ini bukan untuk dijual tetapi dipakai dalam proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung Aktiva Tetap Umum dikelompokkan menjadi dua, yaitu : a. Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
dengan masa manfaat lebih dari satu tahun dan mempunyai fisik tertentu (berwujud). Contoh : tanah, gedung, bangunan, mesin, dan alatalat, kendaraan dan Iain-lain. Aktiva
tetap
yang
berwujud
yang
dimaksud
di
atas
dapat
:
tanah
untuk
dikelompokkan menjadi: 1) Aktiva
tetap
yang
umurnya
terbatas,
seperti
perusahaan, pertanian dan perkebuna^
2) Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sutfah habis masa penggunaannya
bisa
diganti
dengan
aktiva
sejenis,
bangunan, mesin, meubel, kendaraan, dan Iain-lain.
seperti
:
3) Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis, seperti : sumber-sumber alam (tambang, hutan, dan Iain-lain),
b.
Aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva tetap yang umurnya lebih dari satu tahun dan tidak mempunyai bentuk fisik.
pAda umumnya
aktiva tetap tidak berwujud merupakan hak-hak yang dimiliki yang dapat digunakan lebih dari satu tahun.
Contohnya : paten, hak cipta,
merek dagang, goodwill, dan Iain-lain. 2. Perolehan aktiva Tetap
Menurut IAI dalam PSAK No. 16 paragraf ke-14 suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan
sebagai
aktiva
berdasarkan biaya perolehan.
tetap,
pada
awainya
harus
diukur
Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri
dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi (non-refundable), dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung dalam menibawa aktiva tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut
dapat
bekerja
untuk
penggunaan
yang
dimaksudkan;
setiap
potongan dan rabat dikurangkan dari harga pembelian. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah : a.
Biaya pefsiapan tempat
b.
Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkarmuat (handling costs)
c.
Biaya pemasangan (installation costs), dan
d.
Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur
Biaya perolehan suatu aktiva yang dikontruksi sendiri ditentukan dengan
menggunakan
diperoleh.
prinsip yang
sama
seperti
suatu
aktiva yang
Jika suatua perusahaan membuat aktiva serupa untuk dijual
dalam keadaan usaha normal, biaya perolehan biasanya sama dengan biaya memproduksi aktiva untuk dijual.
Karenanya, laba normal dieliminasi
dalam menetapkan biaya tersebut. Aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara : a.
Membeli secara langsung dan tidak langsung Maksudnya adalah perusahaan memperoleh aktiva tetap untuk kegiatan
operasional perusahaan dengan cara membeli secara langsung melalui kas dan modal yang dimilikinya b.
Diperoleh Secara Gabungan Harga perolehan dari masing-masing aktiva tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai
wajar masing-masing
aktiva yang
bersangkutan
c.
Melalui pertukaran aktiva Suatu
aktiva
tetap
dapat
diperoleh
dalam
pertukaran
atau
pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam itu diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang diperoleh, yang mana yang lebih andal,
10
ekuivalen dengan nilai wajar yang dilepaskan setetlah disesuaikan dengan jumlah setiap kasa atau setara kas yang ditransfer. Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atas suatu
aktiva yang
serupa
yang
memiliki
manfaat
yang
serupa dalam
pertukaran yang sama dan memiliki suatu ntlai wajar yang serupa. Suatu
aktiva
tetap
juga
kepemilikan aktiva serupa.
dapat
dijual
dalam
pertukaran
dengan
Dalam kedua keadaan tersebut, karena
proses perolehan penghasilan tidak lengkap, tidak ada keuntungan atau
kerugian yang diakui dalam transaksi.
Sebaliknya, biaya perolehan
aktiva baru adalah jumlah tercatat dari aktiva yang dilepaskan. Tetapi, nilai wajar aktiva yang diterima dapat menyediakan bukti dari suatu pengurangan (impairment) aktiva yang dilepaskan. Dalam keadaan ini aktiva yang dilepaskan diturun-nilai buku-kan (written down) dan nilai turun nilai buku ini dketapkan untuk aktiva baru. d.
Melalui Donasi
Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan hams dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun "Modal Donasi"
3. Penyusutan Aktiva Tetap Harga perolehan aktiva tetap tidak boleh sekaligus dibebankan, tetapi harus dialokasikan selama periode pemakaian aktiva tetap yang bersangkutan. Penyusutan merupakan taksiran berkurangnya kemampuan
11
memberi hasil atau manfaat dari suatu aktiva tetap dalam jangka waktu tertentu.
Menurut Sofyan Syafri (2002:53) pengertian penyusutan adalah : Pengalokasian
harga
perolehan
aktiva
secara
sistematik
dan
rasional selama masa manfaat dari aktiva yang bersangkutan. Akan tetapi,
ada kecenderungan penafsiran penyusutan akuntansi sebagai pengumpulan dana untuk mengganti aktiva tersebut kelak.
Dalam struktur akuntansi
yang tradisional, penyusutan merupakan proses alokasi biaya aktiva tetap kepada beberapa periode yang diharapkan akan memperoleh manfaat. Berdasarkan
No. 17,2),
Standar akuntansi keuangan tahun 2002 (PSAK
pengertian
penyusutan
menurut
akuntansi
adalah
sebagai
berikut: Penyusutan
adalah
alokasi
jumlah
suatu
disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi.
aktiva
yang
dapat
Penyusutan untuk
penode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tiak langsung. Ketentuan tentang perpajakan yang diatur dalam pasal 11 ayat (1) UU PPh 2000 adalah : Penyusutan
atas
pengeluaran
untuk
pembelian,
pendirian,
penambahan, perbaikan, atau perubahan harta berwujud, kecuali tanah yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, managih dan memlihara
penghasilan yang mempunyai manfaat lebih dari ssatu tahun dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta tersebut. Sedangkan pasal 11 ayat (2) adalah : Penyusutan
atas
pengeluaran
harta
berwujud
sebagaimana
dimaksud pada pasal 11 ayat (1) selain bangunari, dapat juga dilakukan
dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku pada akhir masa manfaat nilai buku disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan secara taat azas.
12
Keterangan di atas menjelaskan, aktiva yang dapat disusutkan
adalah aktiva yang diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi, dan memiliki suatu masa manfaat yang terbatas dan ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok harga dan jasa untuk disewakan atau untuk tujuan administrasi. Penyusutan
adalah
alokasi jumlah
suatu
aktiva
disusutkan sepanjang masa manfaat yang dapat diestimasi.
yang
dapat
Penyusutan
perlu dilakukan karena manfaat yang diberikan dan nilai dari aktiva tersebut semakin berkurang.
Pengurangan aktiva ini dilakukan secara
bertahap.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 17 (1999:2), aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang :
a. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi b. Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas
c. Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang dan jasa, untuk disewakan, atau untuk administrasi Sedangkan yang dimaksud masa manfaat adalah : a. Periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan, atau
b. Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan
Menurut IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan No. 17 (2002), penyusutan
dapat
dilakukan
dengan
berbagai
dikelompokkan menurut kriteria sebagai berikut:
metode,
yang
dpat
13
a. Berdasarkan waktu
1) Metode garis lurus (straight-line method) 2) Metode pembebanan yang menurun:
a) Metode jumlah angka tahun (sum of the year digit method) b) Metode saldo menurun/saldo menurun berganda (declining/double declining balance method) b.
Berdasarkan penggunaan
1) Metode jam jasa (service hours method) 2) Metode jumlah unit produksi (productive output method) c. Berdasarkan kriteria lainnya : 1) Sistem persediaan (inventory system) 2) Metode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite method)
3) Sistem persediaan (inventory system)
Metode penyusutan yang diterapkan ditelaah ulang secara periodik dan jika terdapat suatu perubahan yang signifikan dalam pola pemanfaatan ekonomi yang diharapkan dari aktiva tersebut, metode penyusutan harus diubah untuk mencerminkan perubahan pola tersebut.
Pada umumnya penyusutan dimulai pada tahun pengeluaran.
Untuk
aktiva tetap yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutan dimulai pada tahun selesainya pengerjaan tersebut.
Dasar penyusutan yang digunakan adalah biaya perolehan awal, baik melalui pembelian maupun pendirian, penambahan, dan perbaikan. Apabila
14
perusahaan
melakukan
penilaian
kembali
(revaluasi),
maka
dasar
penyusutannya adalah nilai setelah revaluasi. Penyusutan
aktiva
tetap
berdasarkan
peraturan
Perpajakan,
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 9 ayat (2) UU Pajak Penghasilan No. 10 tahun 1994 bahwa pengeluaran untuk mendapatkan raanfaat, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun tidak boleh dibebankan sekaligus, melainkan dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi.
Oleh karena itu, mulai tahun 1995 ketentuan
fiskal mengharuskan penyusutan harta tetap dilakukan secara individual per aktiva, tidak lagi secara gabungan (berdasarkan golongan) seperti yang berlaku sebelumnya kecuali untuk alat-alat kecil (small tool) yang sama atau sejenis masih boleh menggunakan penyusutan secara golongan.
Undang-undang
Pajak
Penghasilan secara khusus
dan
eksplisit
menetapkan saat dimulainya penyusutan fiskal adalah pada tahun perolehan
dan hams dilakukan setahun penuh. Dalam sistem penyusutan menurut UU Pajak, seraua aktiva tetap berwujud yang memenuhi syarat penyusutan fiskal hams dikelompokkan terlebih dahulu menjadi 2 (dua) golongan, yaitu : a. Harta berwujud kelompok bukan bangunan Dikelompokkan menurut masa manfaatnya sebagai berikut: Kelompok harta benvujud
Masa manfaat
Kelompok 1
4 tahun
Kelompok 2
8 tahun
15
Kelompok 3
16 tahun
Kelompok 4
20 tahun
b. Hartaberwujud kelompok bangunan
Dikelotnpokkan menurut masa manfaatnya Masa Manfaat
Kelompok Bangunan Bangunan Permanen
20 tahun
Bangunan tidak permanen
10 tahun
Mulai tahun 1995, wajib pajak diperkenankan untuk memilih metode penyusutan fiskal untuk aktiva tetap berwujud bukan bangunan yaitu dengan metode saldo menurun ganda (double declining method) atau metode garis
lurus (straight line method).
Sedangkan untuk aktiva tetap bangunan hanya
menggunakan satu metode, yaitu metode garis lurus (straight line method). B.
Revaluasi Aktiva Tetap Revaluasi (penilaian kembali) aktiva tetap dalam Akuntansi pada
umumnya tidak diperkenankan. menurut
akuntansi, penilaian
Alasan dikemukakannya hal
aktiva yang
ini karena
paling objektif adalah harga
perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini munkgkin dilakukan
berdasarkan
Perpajakan.
ketentuan
Pemerintah,
khususnya
ketentuan
Hal ini diatur dalam Standar akuntansi Keuangan No.
16
(2002:30), yaitu: Penilaian kembali atau revaluasi aktiva tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena Standar akuntansi Keuangan menganut penilaian aktiva
berdasarkan-
Penyimpangan ketentuan
dari
harga
ketentuan
Pemerintah.
perolehan
ini
Dalam
atau
mungkin hal
ini
harga
pertukaran.
dilakukan
berdasarkan
laporan
keuangan
harus
menjelaskaii mengenai penyimpangan dari konsep harga perolehan di
16
dalam penyajian aktiva tetap serta pengaruh penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan perusahaan. Selisih antara revaluasi dengan
nilai buku (nilai tercatat) aktiva tetap dibukukan dalam akun modal dengan nama "Selisih penilaian kembali aktiva tetap. Menurut Harahap (1999:134) penilaian kembali aktiva tetap oleh perusahaan atau lembaga penilaian independen (Appraisal company) akan menimbulkan beberapa kemungkinan hasil penilaian, yaitu : 1. Penilaian Lebih Rendah (Devaluation) Adalah penilaian kembali aktiva tetap yang menghasilkan nilai yang lebih rendah dari nilai buku yang tercatat.
Apabila hal ini terjadi maka akan
menurunkan nilai aktiva dan akumulasi penyusutan.
Penurunan nilai ini
dianggap sebagai kerugian perusahaan dan dibukukan dalam perkiraan rugi penilaian kembali aktiva tetap. Penilaian ini akan dijurnal sebagai berikut: Akumulasi penyusutan-aktiva tetap
xxx
Rugi penilaian kembali aktiva tetap
xxx
Aktiva tetap
xxx
2. Penilaian Lebih Tinggi (Appreciation) Adalah penilaian kembali aktiva tetap yang menghasilkan nilai yang lebih tinggi dari nilai buku yang tercatat.
Apabila hal ini terjadi maka'akan
menaikkan nilai aktiva tetap tersebut.
Kenaikan ini tidak boleh dianggap
sebagai laba (profit), melainkan harus dianggap sebagai tambahan modal sendiri (owner's equity) yang dibukukan dalam perkiraaan dengan nama "selisih penilaian kembali aktiva tetap''. Penilaian ini akan dijurnal sebagai
berikut:
17
Aktiva tetap
xxx
Selisih penilaian kembali aktiva tetap
xxx
Dasar-dasar revaluasi aktiva tetap adalah : a.
Replacement Cost
Adalah jumlah yang dibutuhkan untuk menggambarkan aktiva sejenis (nilai ganti). Menurut konsep ini, semua yang tercermin dalam laporan
keuangan akan dapat memberikan informasi yang lebih baik apabila data akuntansi yang disajikan menurut harga pasar yang berlaku. Tetapi
konsep ini mempunyai kelemahan yaitu adanya nilai taksiran yang tidak lepas
dari
pertimbangan
seseorang,
sehingga
pendapat
yang
dikemukakan akan berbeda b.
Adjused Cost
Adalah suatu cara penyesuaian yang dilakukan dengan menggunakan indeks dari perubahan harga
Penilaian kembali (revaluasi) aktiva tetap di Indoensia dilakukan dengan mengikuti ketentuan dari Perpajakan. Penilaian kembali aktiva dalam Perpajakan hanya diperkenankan apabila terjadi ketidaksesuaian antara unsurunsur biaya dengan penghasilan karena perkembangan harga.
Perbedaan nilai buku dengan nilai riil aktiva perusahaan dapat mengakibatkan kurang serasinya perbandingan antara penghasilan dengan beban, dan nilai buku dengan nilai instrinsik perusahaan. Untuk mengurangi perbedaan tersebut, kepada Wajib Pajak perlu diberi kesempatan untuk melakukan penilaian kembali aktiva tetap.
Dalam keadaan demikian, Menteri Keuangan diberi wewenang untuk menetapkan peraturan tentang penilaian kembali aktiva tetap (revaluasi) atau
indeksasi biaya atau penghasilan.
Atas
selisih penilaian kembali aktiva
dikenakan pajak dengan tarif tersendiri dengan Keputusan Menteri Keuangan sepanjang tidak melebihi tarif pajak tertinggi, yaitu antara 10% sampai dengan 30%.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan NO. 384/KMK.04/I998 tanggal
14
agustus
1998
dan
Surat
Edaran
Dirjen
Pajak
No.
SE-
29/PJ.42/1998, diatur hal-hal sebagai berikut: a. Wajib pajak yang dapat melakukan revaluasi adalah wajib pajak, badan dalam negeri yang terletak atau berada di Indonesia.
Wajib pajak badan
dalam negeri terdiri dari Badan, yaitu sekumpulan barangg dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang emlakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, BUMN atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang
sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya b. Telah memenuhi semua kewajiban pajaknya dengan masa pajak terakhir sebelum masa pajak dilakukannya penilaian kembali.
Kewajiban pajak
yang dimaksud terdiri dari : 1) Pajak penghasilan
2) Pajak Pertambahan nilai dan pajak penjualan barang mewah
19
3) Pajak bumi dan bangunan
4) Bea perolehan hak atas tanah dan atau bangunan
c Aktiva tetap yang dapat direvaluasi adalah aktiva tetap berwujud dalam
bentuk tanag, kelompok bangunan, dan bukan bangunan yang tidak dimaksudkan untuk dialihkan atau dijual
d. Aktiva tersebut terletak atau berada di wilayah Indonesia
e. Penilaian kembali dapat dilakukan terhadap seluruh aktiva tetap (revaluasi total) ataupun atas sebagian aktiva (revaluasi parsial) yang dimiliki oleh perusahaan
f. Peniiaian kembali aktiva tetap dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aktiva tetap pada saat penilaian dilakukan yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau penilai yang diakui oleh pemerintah
g. Dalam hal nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau penilai yang diakui pemerintah ternyata kemudian tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya, maka Diejen pajak akan menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar aktiva yang bersangkutan
h. Selisih antara nilai pasar atau nilai wajar dengan nilai buku fiskal aktiva tetap yang dinilai kembali wajib dikompensasikan terlebih dahulu dengan
kerugian fiskal tahun berjalan dan sisa kerugian fiskal tahun-tahun sebelumnya yang masih dapat dikompensasi
i- Selisih lebih karena penilaian kembali setelah dilakukan kompensasi kerugian dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final sebesar 10%
20
j. Bagi wajib pajak yang melakukan penggabungan usaha, pajak penghasilan yang terutang sebesar 10% di atas dapat dibayar dalam jangka waktu paling
lama 5 tahun terhitung sejak tahun dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap perusahaan k. Pajak penghasilan yang harus dilunasi untuk setiap tahun paling sedikit 20%
dari jumlah pajak yang terutang, kecuali pelunasan untuk tahun terakhir 1. Apabila wajib pajak melakukan penilaian kembali aktiva tetap sebelum akhir tahun pajak. maka kerugian fiskal pada tahun buku yang bersangkutan diperhitungkan sampai dengan dilakukannya revaluasi aktiva tersebut
m. Nilai pasar atau nilai wajar dasar penyusutan aktiva mulai tahun
pajak
dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap tersebut. Penyusutan dilakukan sesuai dengan pasal 11 UU PPh
n.
Wajib apjak yang telah melakukan penilaian kembali berdasarkan keputusan ini dan keputusan sebelumnya dapat melakukan penilaian kembali. tetapi tidak dilakukan pada tahun yang sama
o.
Aktiva tetap yang telah dilakukan penilaian kembali dan telah dikenakan pajak penghasilan tidak dapat dialihkan kepada pihak Han sebelum lewat jangka waktu 5 tahun setelah dilakukannya penilaian kembali
p.
Apabila wajib pajak mengalihkan aktiva tersebut sebelum lewat jangka waktu 5 tahun, maka atas selisih penilaian kembali aktiva tetap tersebut tetap dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final sebesar 15%
21
q. Dikecualikan dari jangka waktu 5 tahun jika aktiva tetap tersebut dialihkan kepada pemerintah atau dialihkan dalam rangka penggabungan, peleburan, atau pemekaran usaha
1. Dasar Hukum Revaluasi Aktiva Tetap Di Indonesia
a. Pasal 19 Undang-Undang No.10 tahun 1994 tentang
Perubahan atas
Undang-Undang No.7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.7 tahun 1991. Pasal 19
1)
Menteri keuangan berwenang menetapkan peraturan tentang penilaian kembali aktiva dan faktor penyesuaian apabila terjadi ketidaksesuaian antara unsur-unsur biaya dengan penghasilan karena perkembangan harga
2)
Atas selisih penilaian kembali aktiva sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diterapkan tarif pajak tersendiri dengan keputusan menteri keuangan sepanjang tidak melebihi tarif pajak tertinggi sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat (1)
b. Pasal 4 ayat 91) huruf m Undang-Undang No.10 tahun 1994 tentang
perubahan atas Undang-Undang No.
17 tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 7 tahun 1991. Pasal 4
(1) Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak. baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak
23
No.507/KMK.04/1996
dan
Surat
Keputusan
Menteri
Keuangan
No.l8/KMK.04/1998 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan i. Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-29/PJ.42/1998 tanggal 17 September
1998 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan
j. Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-18/PJ.42/1997 tentang Tata Cara Perhitungan Kompensasi Kerugian terhadap Selisih Penilaian Kembaii aktiva Tetap Perusahaan
k. Surat Edaran Dirjen
Pajak No.
SE-J9/PJ.42/1999
tentang Laporan
Pemeriksaaan atas Neraca Penyesuaian dalam rangka Penilaian Kembali aktiva Tetap Perusahaan
2. Manfaat Revaluasi Aktiva Tetap bagi Perusahaan
Menurut Suandy (2001:34), penilaian kembali aktiva tetap bagi perusahaan mempunyai manfaat, antara lain :
a.
Perhitungan harga pokok akan menghasilkan nilai yang mendekati harga pokok yang wajar
b.
Meningkatkan
struktur modal
sendiri,
artinya perbandingan antara
pinjaman (debt) dengan modal sendiri (equity) atau Debt to Equity Ratio
(DER) menjadi membaik. Dengan membaiknya DER perusahaan dapat menarik dana, baik melalui pinjaman dari pihak ketiga maupun melalui emisi saham
24
c.
Pembayaran pajak atas selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap sebesar 10% yang bersifat final apakah cukup menarik bagi perusahaan untuk melakukan revaluasi
C. Kinerja Keuangan Perusahaan
1. Pengertian Kinerja
Secara umum ada yang mengartikan kinerja sebagai pelaksanaan kegiatan tetapi ada juga yang mengartikan kinerja sebagai prestasi kerja. Bila kinerja dilihat sebagai prestasi kerja itu dapat dilihat dari siapa yang melakukan penilaian prestasi kerja tersebut. Berdasarkan IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan mengenai
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (1999:17), dapat diketahui pentingnya informasi kinerja perusahaan, yaitu : Informasi
kinerja perusahaan, terutama profitabilitas. diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di asa depan. Informasi fluktuasi kineija adalah penting dalam hubungan ini. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada.
Disamping itu, informasi tersebut
juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivhas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. Salah satu cara untuk menentukan kinerja perusahaan adalah dengan
menganalisa rasio keuangan perusahaaan tersebut. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.
Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang
menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini, kita dapat menilai secara tepat hubungan antara pos
25
tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.
Menurut Harahap (2002:298) keunggulan rasio keuangan antara lain : a. Rasio mempakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan
b. Merupakan pangganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit c Mengetahui posisi perusahaan di taiigah industri lainnya
d. Sangat bermanfaat
untuk bahan
dalam
mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score) e. Menstandarisir size perusahaan
f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau "time series "
g. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di
masa
yang akan datang
Disamping keunggulan yang dimiliki, analisa rasio keuangan juga memiliki keterbatasan, antara lain :
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya
b. Keterbatasan yang dimiliki Akuntansi juga menjadi keterbatasan teknik ini, seperti:
26
1) Bahan perhitungan rasio banyak yang mengandung taksiran dan
judgement yang dapat dinilai bias atau subyektif
2) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar
3) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio
4) Metode pencatatan yang tergambar dalam Standar Akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan untuk menghitung rasio
d^.SuIit jika data yang ada tidak sinkron e. Jika
dua
perusahaan
dibandingkan
Akuntansi yang dipakai tidak sama.
bisa
saja
teknik
dan
Standar
Oleh karena itu, jika dilakukan
perbandingan bisa menimbulkan kesalahan
2. AnaHsa Rasio Rentabilitas
Menurut Harahap (2002:309), rasio rentabilitas atau disebut juga
profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui
sistem
kemampuan,
dan
sumber
yang
ada
seperti
kegiatan
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio marjin kotor merupakan jumlah penjualan setelah dikurangi harga pokok
penjualan,
dibagi
dengan
jumlah
penjualan.
Marjin
kotor
merupakan dana yang tersedia untuk membayar biaya operasi dan sisanya merupakan laba.
Setiap penurunan marjin kotor menandakan perlunya
27
tindakan manajemen dengan segera.
Perubahan kecil
dalam hal
ini
mempunyai pengaruh yang besar terhadap laba. Sedangkan menurut Munawir (2002:105), profitabilitas
adalah
menunjukkan
kemampuan
rentabilitas atau
perusahaan
untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahan diukur dengan
kesuksesan perusahaan
dan
kemampuan menggunakan
aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan
dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu eriode dengan junlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.
Rasio
rentabilitas
yang
digunakan
sebagai
pengukur
kinerja
keuangan perusahaan adalah ; a. Return On Investment (ROI) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba.
Rumus untuk ROI adalah : ROI = Earning After Tax Total Asset
ROI hanya menyatakan bagaimana perusahaan memanfaatkan asetnya.
Bila
ditinjau
dari
sudut
meningkatkan laba.
b. Return On Asset (ROA)
laba,
berarti
menentukan
jalan
untuk
28
Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena menunjukkan baliwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan memperoleh laba
Return On Asset (ROA) = Net Sales Total Asset
c. Return on Equity (ROE)
Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih jika diukur dari modal pemilik. Semakin besar rasio ini semakin baik Return On Equity (ROE) = Earning After Tax Equity
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik,
karena dianggap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba cukup tinggi.
Net Profit Margin (NPM) = Net Profit After Tax Net Sales
D. Pengaruh Revaluasi Aktiva Tetap Terhadap Rentabilitas
Menurut riset " Penilaian kembali (revaluasi) aktiva tetap suatu perusahaan dapat mempengaruhi kinerja laporan keuangan, khususnya dalam
hal ini mengenai rentabilitas. Karena dengan melakukan revaluasi aktiva tetap
29
berarti nilai aktiva tetap yang dimiliki sekarang oleh perusahaan nilainya sudah tidak seperti sebelum melakukan revaluasi".
Ini menyebabkan rasio rentabilitas perusaliaan dengan sendirinya pasti
akan berubah. Jika revaluasi aktiva tetap melebihi dari nilai buku yang ada, berarti perusahaan mempunyai keuntungan tetapi jika revaluasi aktiva tetap
nilainya dibawah dari nilai buku yang ada perusahaan mengalami kerugian. Dan ini yang mengakibatkan rentabilitas perusahaan akan berubah.