BAB II KERANGKA TEORI
A. Modal Kerja Modal kerja menurut Bambang Riyanto adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar. Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu. Modal kerja juga dapat diartikan sebagai kelebihan aktiva lancar dari kewajiban lancar. Dalam perpektif definisi modal kerja bersifat kuantitatif, kualitatif, lazim dipergunakan pengertian sebagai berikut: modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih. Definisi ini bersifat kualitatif. Pemahaman demikian, karena definisi tersebut menunjukkan kemungkinan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada utang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha di masa mendatang. Modal kerja adalah jumlah dari aktiva lancar. Jumlah ini merupakan modal kerja bruto. Ada[un definisi demikian bersifat kuantitatif. Diphahami demikian, karena definisi ini menunjukkan jumlah dana yang digunakan untuk maksud-maksud operasi jangka pendek. 1
1
Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, (Yogyakarta:BPFE,2001),hlm
41
11
12
Adapun mengenai pengertian modal kerja dapat dikemukakan tiga konsep modal kerja yang digunakan, yaitu: 1. Konsep Kuantitatif Modal kerja diartikan sebagai sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang berupa kas,piutang,persekot biaya.Dana tersebut akan mengalami perputaran dalam waktu pendek. Dengan demikian modal; kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Jadi besarnya modal kerja adalah sejumlah aktiva lancar sering disebut modal kerja bruto( gross working capital). 2. Konsep Kualitatif Pengertian modal kerja dikaitkan dengan besarnya hutang lancar atas hutang yang harus segera dibayar dalam jangka pendek. Besarnya modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang benarbenar dapat dipergunakan untuk membiayai operasi perusahaan dan biasanya disebut modal kerja bersih (net working capital). 3. Konsep Fungsional Menitik beratkan pada fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan atau laba usaha pokok perusahaan (income). Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahan adalah di masukkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam suatu periode accounting tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan bagi periode tertentu (current income) dan ada sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode
13
tersebut tetapi tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan “current income”.2 Definisi lain, modal kerja adalah pengelolaan dana yang dapat menjamin kelancaran usaha. Dana yang digunakan untuk melangsungkan kegiatan sehari-hari.3. Pengertian modal kerja juga dapat diartikan sebagai “keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”. 4 Modal Kerja menurut Sofyan Syafri Harahap adalah “Modal Kerja adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar “.5 Pendapat lain dikemukakan Husband dan Dockerey dalam Suyadi yang memberikan pengertian modal kerja ke dalam dua konsep sebagai berikut : a. The gross concept of working capital. Dalam konsep ini menyatakan bahwa modal kerja merupakan seluruh jumlah aktiva lancar yang terdapat dalam neraca suatu perusahaan. Konsep ini merupakan konsep yang banyak diaplikasikan oleh para ekonom dan pengusaha. Peran pengusaha sebagai praktisi menitikberatkan penggunaan seluruh modal pengusaha akan berusaha agar seluruh modal kerja yang dimiliki bias memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. 2
Bambang Riyanto,Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan,(Yogyakarta:BPFE,2001),hlm
42 3
Handoyo Wibisono, Manajemen Modal Kerja, (Yogjakarta: Universitas Atma Jaya,1997),hlm 6 4 Agnes Sawir, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.,(Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,2005), hlm 129 5 Harahap Syafri Sofyan,. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2004), hlm 288
14
b. The net concept of working capital. Menurut konsep ini, modal kerja adalah selisih antara current assets dengan current liabilities. Konsep ini dianut oleh para akuntan dengan anggepan bahwa modal kerja merupakan kekayaan bersih dari suatu perusahaan. Jadi, mereka hanya meninjaunya dari segi likuiditasnya, yakni kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban (utang) jangka pendek.6 Dari
definisi-definisi
yang telah dikemukaan diatas, penulis
menyimpulkan secara sederhana dapat dikemukakaan bahwa, modal kerja didefinisikan sebagai investasi perusahaan dalam aktiva lancar. Aktiva lancar itu sendiri sebagaimana didefinisikan menurut akuntansi adalah aktiva yang harus habis dalam satu kali berputar dalam proses produksi, dan proses perputarannya adalah dalam jangka waktu yang pendek (umumnya kurang dari satu tahun). Modal Kerja adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar. Suatu perusahaan atau koperasi memerlukan modal kerja yang cukup, karena dengan modal kerja yang cukup itu memungkinkan perusahaan beroperasi dengan seekonomis masalah keuangan perusahaan bisa menghadapi keadaan yang mungkin timbul karena adanya masalah keuangan perusahaan. Modal kerja dibagi dua yaitu : modal kerja permanen dan modal kerja variabel. Aktiva lancar dan kewajiban lancar adalah bagian dari modal kerja. Modal kerja didapat dari selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar. 6
Prawirosentono Suyadi,Pengantar Bisnis Kuantitatif.,(Jakarta: Bumi Aksara,2002), hlm 131
Modern,
Studi
Kasus
dan
Analisis
15
Sumber modal pada BMT Syariah Mandiri Sejahtera Kabupaten Batang terdiri dari tiga komponen yaitu: a.
Hutang, pembiayaan dari pihak luar seperti pinjaman lunak dari pemerintah dan perbnkan syariah
b.
Simpanan Anggota
c.
Modal sendiri, terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib,dan hibah sebagaimana diatur dalam UU tentang Pengkoperasian7 Fungsi modal kerja adalah :
a.
Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar
b.
Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
c.
Memungkinkan agar memiliki persediaan untuk melayani para anggotannya
d.
Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan bagi anggota
e.
Menungkinkan perusahaan untuk beroperasi dengan lebih efisien. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja tergantung pada
faktor-faktor sebagai berikut : 1) Sifat atau Jenis perusahaan Kebutuhan modal kerja tergantung pada jenis dan sifat dari usaha yang dijalankan perusahaan. 7
Irham Fahmi, Pengantar (Bandung:Alfabeta,2014), hlm100
Manajemen
Keuangan,Teori
dan
Soal
jawab,
16
2) Waktu yang diperlukan untuk memproduksi dan memperoleh barang yang akan dijual. Ada hubungan lansung antara jumlah modal kerja dan jangka waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang yang akan dijual pada pembeli. Makin lama waktu yang diperlukan untuk memperoleh barang dari luar negeri, jumlah modal kerja yang diperlukan makin besar. 3) Cara-cara atau syarat-syarat pembelian dan penjualan. Kebutuhan modal kerja perusahaan dipengaruhi oleh syarat pembelian dan penjualan. Makin banyak diperoleh syarat kredit untuk membeli bahan dari pemasok maka lebih sedikit modal kerja yang ditanamkan dalam persediaan. Sebaliknya, semakin longgar syarat kredit yang diberikan pada pembeli maka akan lebih banyak modal kerja yang ditanamkan dalam piutang.8 Konsep Efisiensi adalah kata yang menunjukkan keberhasilan seseorang atau orrganisasi atas usaha yang dijalankan yang diukur dari segi besarnya sumber yang digunakan untuk mencapai hasil kegiatan yang dijalankan. Dengan kata lain, efisiensi merupakan perbandingan antara sumber dan hasil. 9
8
Irham Fahmi, Pengantar (Bandung:Alfabeta,2014), hlm101 9
Manajemen
Muhammad , Manajemen Dana Bank Syariah, hlm 165
Keuangan,Teori
dan
Soal
jawab,
17
Sedangkan arti kata efisien menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tepat atau sesuai untuk mengerjakan atau menghasilkan sesyuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya, serta mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat. 10 Efisiensi dalam ilmu ekonomi digunakan untuk merujuk pada sejumlah konsep yang terkait pada kegunaan pemaksimulan serta pemanfaatan seluruh sumber daya dalam proses produksi barang dan jasa. Efisiensi penggunaan modal kerja berati bagaimana mengupayakan agar modal kerja yang tersedia tidak melebihi dan tidak juga kekurangan. Dari segi ekonomis, efisiensi yang paling baik adalah suatu tingkat yang diperoleh dari hasil yang optimal dengan biaya yang rasional. Konsep efektifitas, secara bahasa efektifitas berasal dari kata efektif yang berarti ada efeknya: akibatnya, keadaan berpengaruh, berguna.11 Menurut ahli manajemen Peter Dructker efektitfitas adalah melakukan pekerjaan yang besar.
12
. Konsep efektifitas sesungguhnya merupakan suat
konsep yang luas, mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar organisasi. Konsep efektifitas ini oleh para ahli belum ada keseragaman pandangan, dan hal tersebut dikarenakan sudut pandang yang dilkakukan dengan pendekatan disiplin ilmu yang berbeda, sehingga melahirkan konsep yang berbeda pula di dalam pengukurannya. Namun demikian, banyak juga ahli dan peneliti yang telah mengungkapkan apa dan bagaimana mengukur efektifitas itu. 10
Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm 219 Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm 286 12 T. Hani, Handoko, Manajemen,(Yogyakarta:BPFE,1993),hlm 7 11
18
Efektifitas adalah hubungan antara hasil dan tujuan. Efektifitas juga berhubungan dengan derajat keberhasilan suatu operasi pada sektor publik sehingga suatu kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan menyediakan pelayanan masyarakat yang merupakan sasaran yang telah ditentukan. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat diketahui bahwa efektifitas merupakan suatu konsep yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya atau dapat dikatakan bahwa efektifitas merupakan tingkat ketercapaian tujuan dari pengaktifan-pengaktifan yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Badudu efektif bermakna mempunyai efek, pengaruh atau akibat, memberikan hasil yang memuaskan, memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, bekerja dengan sebsik-baiknya.13 Ada beberapa kreteria yang dapat digunakan untuk menilai bahwa suatu tujuan tersebut berjalan secara efektif sesuai rencana sebagai berikut: 14 a. Kegunaan : agar berguna bagi manajemen dalam melakukan fungsifungsinya
yang
lain,
suatu
rencana
harus
fleksibel,
stabil,
berkesinambungan, dan sederhana. b. Ketetapan dan obyektifitas: rencana harus dievaluasi untuk mengetagui apakah jelas, ringkas, nyata, dan akurat. Berbagai keputusan dan kegiatan hanya efektif bila didasarkan atas informasi yang tepat. 13 14
Badudu, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:Pustaka Sinar Harapan,2001),hlm 371 T. Hani, Handoko, Manajemen,(Yogyakarta:BPFE,1993),hlm 103
19
c. Ruang lingkup: perencanaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan, keadaan dan konsisten. d. Biaya : dalam hal ini menyangkut biaya usaha dan aliran emosional seta keuntungan. e. Akuntabilitas: terdiri dari dua aspek yaiyu tanggung jawab atas pelaksanaan dan tanggung jawab atas implementasinya. f. Ketepatan waktu: berbagai perubahan yang terjadi sangat cepat akan dapat menyebabkan suatu rencana tidak tepat atau sesuai untuk berbagai perbedaan waktu. Jadi efektifitas secara sederhana dapat diartikan sebagai adanya suatu usaha atau upaya yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan agar tercapai hasil yang memuaskan. B. Rentabilitas Bambang Riyanto mengemukakan pengertian rentabilitas sebagai berikut Rentabilitas suatu perusahaan menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode
tertentu,
dan
umumnya
dirumuskan
sebagai
100% dimana L adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode
tertentu dan M adalah modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.15
15
39-41
Bambang Riyanto,Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan,(Yogyakarta:BPFE,2001),hlm
20
Definisi lain menurut R.Agus Sartono,mengatakan bahwa Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. 16 Indriyo Gitosudarmo, Basri ,berpendapat bahwa ”Rentabilitas adalah ditunjukkan dari perbandingan antara laba dan modal”. Dari beberapa pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba dengan
cara
membandingkan antara laba dengan total aktiva atau modal selama periode tertentu yang dinyatakan dengan persentase.17 Rentabilitas (profitability) sering digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan modal suatu perusahaan dengan membandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi. Rentabilitas yang tinggi merupakan hal penting dimana menggambarkan koperasi mendapat keuntungan yang tinggi. Disamping mendapat keuntungan yang tinggi juga dapat menjaga kesinambungan perusahaan beroperasi untuk periode yang akan datang. Tinggi rendahnya rentabilitas menurut Bambang Riyanto dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1. Volume penjualan 2. Efisiensi penggunaan biaya 3. Profit margin 4. Struktur modal perusahaan
16
R.Agus Sartono, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi 4.Yogyakarta: BPFE,2001),hlm 122 17 Indriyo Gitosudarmo, Basri, Manajemen Keuangan,(Yogyakarta : BPFE,2008),hlm 57
21
Setiap perusahaan maupun badan usaha seperti Koperasi senantiasa memiliki keterbatasan baik itu keterbatasan bahan mentah, tenaga kerja maupun modal. Oleh sebab itu pihak koperasi harus bekerja keras dalam pengelolaan modal, terutama modal kerja sehingga diharapkan dapat memperkirakan kemampuan memperoleh laba (rentabilitas). Sebagaimana bentuk
badan
usaha, Koperasi
melaksanakan
fungsi
pembelanjaan,
diharapkan Koperasi Karyawan BMT Syariah Mandiri Sejahtera Kabupaten Batang mampu mempergunakan modal seefisien mungkin, sehingga dapat diperkirakan jumlah laba yang diperoleh secara teratur serta kecendrungan laba yang meningkat. Hal ini merupakan faktor yang sangat penting yang perlu mendapat perhatian dalam meningkatkan rentabilitas Perhitungan rentabilitas dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan
satu
sama
lainnya.
Laba yang digunakan dalam
perbandingan dapat berasal dari operasi atau usaha maupun laba bersih sesudah pajak dengan aktiva operasi, atau laba bersih sesudah pajak diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva, atau laba bersih sesudah pajak dengan jumlah modal sendiri.18.
18
41-45
Bambang Riyanto,Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan,(Yogyakarta:BPFE,2001),hlm
22
Jenis-jenis Rentabilitas ada dua antara lain Rentabilitas Modal Sendiri dan Rentabilitas ekonomi. 1.
Rentabilitas Modal Sendiri Menurut Bambang Riyanto pengertian rentabilitas modal sendiri adalah sebagai berikut :“Rentabilitas
modal
sendiri
adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan”. 2.
Rentabilitas Ekonomi Pengertian rentabilitas ekonomi menurut Bambang Riyanto adalah sebagai berikut :“Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase”
C. Rasio Rentabilitas Rasio Rentabilitas umumnya dirumuskan sebagai
100% dimana L
adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu dan M adalah modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Dalam hal ini menggunakan Rentabilitas Ekonomi. Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Laba diperoleh dari SHU (Sisa Hasil Usaha) dan modal diperoleh dari simpanan pokok, simpanan pokok khusus,
23
simpanan wajib,dan hibah.19 Dengan banyaknya modal dalam arti melebihi dari kebutuhan seharusnya akan menimbulkan kerugian serta adanya pengendapan modal kerja yang mengakibatkan laba tidak dapat secara optimal, begitu pula dengan jumlah modal kerja yang terlalu sedikit mungkin saja akan menghasilkan keuntungan
tetapi
rentabilitas
perusahaan
akan
baru
dinyatakan setelah membandingkan antara laba yang diperoleh dengan jumlah kekayaan yang digunakan utnuk memperoleh laba tersebut. Dengan kata lain perlu dihitung dulu rentabilitasnya. Dalam perusahaan, modal kerja akan selalu dalam keadaan berputar. Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi memberikan gambaran bahwa efektifitas penggunaan modal kerja semakin tinggi. Kenaikan tingat perputaran modal kerja akan turut meningkatkan rentabilitas, dan sebaliknya penurunan tingkat perputaran modal kerja akan mengakibatkan turunnya tingkat rentabilitas. D. Hubungan Modal Kerja dan Rentabilitas Peranan modal kerja sangat penting bagi suatu perusahaan, karena dengan modal kerja yang cukup kelangsungan hidup suatu perusahaan akan tetap terjaga dengan baik. Modal kerja setiap perusahaan akan terus berputar selama perusahaan beroperasi. Perputaran modal kerja ditentukan oleh lamanya perputaran dari masing-masing komponen modal kerja. Dengan banyaknya modal dalam arti melebihi dari kebutuhan seharusnya akan menimbulkan kerugian serta adanya pengendapan modal 19
46
Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan,(Yogyakarta:BPFE,2001),hlm
24
kerja yang mengakibatkan laba tidak dapat secara optimal, begitu pula dengan jumlah modal kerja yang terlalu sedikit mungkin saja akan menghasilkan keuntungan tetapi likuiditas perusahaan akan baru dinyatakan setelah membandingkan antara laba yang diperoleh dengan jumlah kekayaan yang digunakan utnuk memperoleh laba tersebut. Dengan kata lain perlu dihitung dulu rentabilitasnya. Dalam perusahaan, modal kerja akan selalu dalam keadaan berputar. Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi memberikan gambaran bahwa efektifitas
penggunaan modal
kerja semakin tinggi. Kenaikan tingat
perputaran modal kerja akan turut meningkatkan rentabilitas, dan sebaliknya penurunan tingkat perputaran modal kerja akan mengakibatkan turunnya tingkat
rentabilitas.
Setiap
perusahaan
dalam
kegiatan
operasinya
memerlukan modal kerja, dimana jumlah modal kerja yang diperlukan harus sesuai dengan kebutuhannya dalam arti tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Menurut Bambang Riyanto berpendapat adanya tingkat rentabilitas yang menurun dihubungkan dengan modal kerja, maka akan menunjukkan suatu kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut : a. Adanya over investment dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dalam hubungannya dengan volume penjualan. b. Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan dengn ongkos-ongkos yang diperlukan. c. Adanya efisiensi baik dalam produksi, pembelian maupun pemasaran
25
d. Adanya kegiatan ekonomi yang menurun.20 Modal kerja merupakan unsur yang berperan dalam menghasilkan pendapatan. Ketidakpastian dalam menentukan jumlah modal kerja yang dibutuhkan akan mengakibatkan kegiatan perusahaan terganggu. Apabila hal ini berlangsung terus menerus akan mengganggu kelangsungan hidup perusahaan/ koperasi. Dengan demikian pengelolaan aktiva lancar melalui perkembangan modal kerja merupakan salah satu aspek penting yang dibutuhkan oleh perusahaan. Aktiva lancar atau Harta lancar adalah harta yang berbentuk uang tunai maupun aktiva lainnya yang dapat ditukarkan dengan uang tunai dalam jangka satu tahun. Contoh:piutang dagang, biaya atau
beban dibayar
di
muka,
surat berharga, kas, emas batangan,
persediaan barang dagang, pendapatan yang akan diterima, dan lain sebagainya. Hutang lancar merupakan hal yang berkaitan erat dengan modal kerja. Hal ini dikarenakan hutang lancar sangat mempengaruhi besarnya modal kerja suatu perusahaan atau koperasi. Hutang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo satu tahun. Contoh : hutang dagang, beban yang harus dibayar, hutang dagang, hutang pajak, pendapatan diterima di muka, dan lain sebagainya. Penerapan modal kerja yang tepat akan mendorong pencapaian pertumbuhan dan perluasan kegiatan usaha. Rentabilitas dapat dihitung dengan cara membandingkan antara laba usaha (laba kotor) dengan modal
20
Bambang Riyanto,Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan,(Yogyakarta:BPFE,2001),hlm 46-47
26
kerja. Laba kotor merupakan keuntungan penjualan sebelum dikurangi biaya overhead, gaji, pajak dan pembayaran bunga. E. Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penelitian ini, maka tinjauan pustaka penting perannya dalam penelitian ini guna merumuskan
kerangka berpikir dan
hipotesis. Tinjauan pustaka ini akan melakukan riset terdahulu yang relevan dengan masalah yang diteliti. Adapun penelitian-penelitian terdahulu adalah sebagai berikut. 1. Penelitian Terdahulu Penelitian Meilina Rahmadini 21dengan judul Analisis Pengaruh Rasio Biaya dan Rasio AKTIVA Produktif Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri (Studi pada Bank Syariah Mandiri Jakarta) dengan alat analisis Uji Hipotesis dengan menggunakan uji T dan uji F. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya hubungan negatif antara rasio BOPO dengan ROE.semakin kecil nilai rasio BOPO maka niali ROE semakin tinggi.sedangkan kualitas aktiva produktif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROE. Terlihat dari hasil uji T untuk variabel kualitas aktiva produktif yang bernilai 0,542. Penelitian Aminah Murpida22 dengan judul Pengaruh Rentabilitas aktiva dan financial Leverage terhadap Rentabilitas Modal Sendiri (studi kasus perusahaan Tekstil di BEJ tahun 1999-2003. Dengan alat analisis 21
Meilina Rahmadini, Analisis Pengaruh Rasio Biaya dan Rasio AKTIVA Produktif Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri (Studi pada Bank Syariah Mandiri),(Jakarta,2009) 22 Aminah Murpida, Pengaruh Rentabilitas aktiva dan financial Leverage terhadap Rentabilitas Modal Sendiri (studi kasus perusahaan Tekstil di BEJ tahun 19992003,(Jakarta:2005)
27
Penelitian kualitatif dengan pendekatan diskriptif teknik pengumpulan data yaitu : wawancara, observasi,dan dikumentasi. Teknik analisis data : metode studi kasus. Hasil penelitian bahwa pengaruh perubahan rentabilitas aktiva terhadap rentabilitas modal sendiri pada berbagai tingkat penggunaan modal asing adalah berbanding lurus, jika ada kenaikan rentabilitas aktiva akan menunjukan rentabilitas modal sendiri, dan sebaliknya. Penelitian Ary Nurhayati23 dengan judul
Pengaruh Pengelolaan
Modal Kerja terhadap Tingkat Rentabilitas PT BNI Syariah. Dengan alat analisis Penelitian kualitatif dengan pendekatan diskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa niali koefisien korelasi pada PT BNI Syariah adalah bersignifikan rendah. Berdasarkan uji koefisien determinasi menunjukan bahwa tingkat ROA dipengaruhi sebesar 12,4% oleh modal kerja. Ini artinya terdapat pengaruh dari besaran modal kerja PT BNI Syariah terhadap ROA meskipun tidak terlalu tinggi. Sementara pada uji Anova di dapat nilai F hitung sebesar 4,826 lebih besar daripada nilai F tabel 4,13, maka dapat disimpulkan variabel modal kerja memiliki pengaruh yang sigifikan terhadap variabel ROA. Penelitian Nita Afrila Irawati24 dengan judul Analisa modal kerja pada koperasi BMT Bina Usaha Bergas tahun 2004-2008. Dengan alat analisis Metode Analisis Data Kuantitatif. Hasil penelitian dan analisis
23
Ary Nurhayati, Pengaruh Pengelolaan Modal Kerja terhadap Tingkat Rentabilitas PT BNI Syariah.(2010) 24 Nita Afrila Irawati, Analisa modal kerja pada koperasi bmt bina usaha bergas tahun 2004-2008,(2008)
28
data tentang penggunaan modal kerja pada Koperasi BMT Bina Usaha Bergas tahun 2004-2008 dapat disimpulkan sebagai berikut: perputaran modal kerja tahun 2004-2007 adalah tidak efisien karena perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran modal kerja tidak efektif. Penelitian
Kusmardini25
dengan
judul
Pengaruh
Efisiensi
Pengendalian Biaya dan Tingkat Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi pada KPRI kota Semarang 2005. Dengan alat analisis Penelitian Kuantitatif Dengan Pendekatan Diskriftif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa efisiensi pengendalian biaya dan tingkat perputarab modal kerja berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi. Penelitian Dewi Iklimah26,dengan judul Analisis Kinerja Keuangan koperasi Jasa Keuangan Syariah(KJKS) Baituttamwil Tamzis Periode 2006-2008. Dengan alat analisis Analis rasio Keuangan. Hasil penelitian bahwa
Kinerja keuangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)
Baituttamwil Tamzis pada tahun 2006 cukup likuid, kurang solvable , akan tetapi profitabel dan efisien. Pada tahun 2007 tergolong likuid, kurang solvabel, akan tetepi profitabeldan efisien dan pada tahun 2008 KJKS Baituttamwil Tamzis tergolong likuid, solvabel, profitabel serta efisien.
25
Kusmardini, Pengaruh Efisiensi Pengendalian Biaya dan Tingkat Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi pada KPRI kota Semarang 2005 ,(Semarang,2007) 26 Dewi Iklimah, Kinerja Keuangan koperasi Jasa Keuangan Syariah(KJKS) Baituttamwil Tamzis Periode 2006-2008.
29
Penelitian Haidir,27 dengan judul Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas Sebagai Alat Evaluasi Kinerja Koperasi: Suatu Tinjauan Aspek Keuangan Pada Koperasi BMT-MMU Sidogiri Pasuruan. Dengan alat analisis Rasio keungan (rasio profitabilitas, solvabilitas, solvabilitas dan likuiditas). Hasil penelitian menunjukan bahwa Kinerja BMT Sidogiri tahun 2003-2005 dapat dikatakan baik dengan nilai rata-rata rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas tiga tahun terkahir di atas rata-rata BI. Penelitian Sufairoh28, dengan judul Pengaruh Pengelolaan Dana Pihak Ketiga terhadap profitabilitas di BMT SM NU Pekalongan. Dengan alat analisis deskriptif analitik. Hasil menunjukan bahwa Pengelolaan dana pihak keriga berpengaruh terhadap profitabilitas. Penelitian Heri Prasetiono29, dengan judul Analisis Rasio keuangan sebagai alat Penilaian Kinerja Keuangan pada BMT Maslahah Mursalah Lil Ummah (MMU) Sidogiri periode analisis 2004-2007. Hasil menunjukan bahwa BMT MMU Sidogiri cukup baik karena berhasil menyalurkan dana sebesar 58,24% dengan SHU wajar walaupun masih relatif kecil.
27
Haidir, Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas Sebagai Alat Evaluasi Kinerja Koperasi: Suatu Tinjauan Aspek Keuangan Pada Koperasi BMT-MMU Sidogiri Pasuruan,(Pasuruan) 28 Sufairoh, Pengaruh Pengelolaan Dana Pihak Ketiga terhadap profitabilitas di BMT SM NU Pekalongan,(Pekalongan) 29 Heri Prasetiono, Analisis Rasio keuangan sebagai alat Penilaian Kinerja Keuangan pada BMT Maslahah Mursalah Lil Ummah (MMU) Sidogiri periode analisis 2004-2007,(Sidogiri)
30
Penelitian Ufika Hamzah30, dengan judul Analisis Profitabilitas Baitul Maal Wa Tamwil Periode 2003-2007(Studi Kasus pada BMT MMU Pasuruan Cabang Wonorejo). Dengan alat analisis Analisis rasio profitabilitas. Hasil menunjukan bahwa Melalui rasio profitabilitas dijelaskan NPM dan ROI BMT MMU Pasuruan Cabang Wonorejo mengalami penurunan dan ROA mengalami kenaikan.
30
Ufika Hamzah, Analisis Profitabilitas Baitul Maal Wa Tamwil Periode 2003-2007(Studi Kasus pada BMT MMU Pasuruan Cabang Wonorejo),(Wonorejo)
31
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya sebagai berikut : No Nama . peneliti 1. Meilina Rahmadini (2009)
2
Aminah Murpida (2005)
3.
Ary Nurhayati
Judul Analisis Pengaruh Rasio Biaya dan Rasio AKTIVA Produktif Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri (Studi pada Bank Syariah Mandiri Jakarta). Pengaruh Rentabilitas aktiva dan financial Leverage terhadap Rentabilitas Modal Sendiri (studi kasus perusahaan Tekstil di BEJ tahun 199-2003.
Alat Analisis
Hasil Penelitian
Uji Hipotesis dengan Hasil pengujian negatif menunjukan bahwa adanya hubungan menggunakan uji T negatif antara rasio BOPO dengan ROE.semakin kecil nilai dan uji F. rasio BOPO maka niali ROE semakin tinggi.sedangkan kualitas aktiva produktif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROE. Terlihat dari hasil uji T untuk variabel kualitas aktiva produktif yang bernilai 0,542. Penelitian kualitatif dengan pendekatan diskriptif teknik pengumpulan data yaitu : wawancara, observasi,dan dikumentasi. Teknik analisis data : metode studi kasus
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh perubahan rentabilitas aktiva terhadap rentabilitas modal sendiri pada berbagai tingkat penggunaan modal asing adalah berbanding lurus, jika ada kenaikan rentabilitas aktiva akan menunjukan rentabilitas modal sendiri, dan sebaliknya.
Pengaruh Pengelolaan Penelitian kualitatif Hasil penelitian menunjukan bahwa niali koefisien korelasi Modal Kerja terhadap dengan pendekatan pada PT BNI Syariah adalah bersignifikan rendah.
32
(2010)
Tingkat Rentabilitas PT diskriptif BNI Syariah
Berdasarkan uji koefisien determinasi menunjukan bahwa tingkat ROA dipengaruhi sebesar 12,4% oleh modal kerja. Ini artinya terdapat pengaruh dari besaran modal kerja PT BNI Syariah terhadap ROA meskipun tidak terlalu tinggi. Sementara pada uji Anova di dapat nilai F hitung sebesar 4,826 lebih besar daripada nilai F tabel 4,13, maka dapat disimpulkan variabel modal kerja memiliki pengaruh yang sigifikan terhadap variabel ROA.
4.
Nita Afrila Analisa modal kerja pada Metode Analisis Data Hasil penelitian dan analisis data tentang penggunaan modal Irawati (2008) koperasi bmt bina usaha Kuantitatif. kerja pada Koperasi BMT Bina Usaha Bergas tahun 2004-2008 bergas tahun 2004-2008. dapat disimpulkan sebagai berikut: perputaran modal kerja tahun 2004-2007 adalah tidak efisien karena perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran modal kerja tidak efektif.
5.
Kusmardini (2007)
Pengaruh Efisiensi Penelitian Kuantitatif Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa efisiensi Pengendalian Biaya dan Dengan Pendekatan pengendalian biaya dan tingkat perputaraan modal kerja Tingkat Perputaran Diskriftif. berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi. Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi pada KPRI kota Semarang 2005
33
6.
Dewi Iklimah
Analisis Kinerja Analis Keuangan koperasi Jasa Keuangan Keuangan Syariah(KJKS) Baituttamwil Tamzis Periode 2006-2008.
rasio Kinerja keuangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Baituttamwil Tmzis pada tahun 2006 cukup likuid, kurang solvable , akan tetapi profitabel dan efisien. Pada tahun 2007 tergolong likuid, kurang solvabel, akan tetepi profitabeldan efisien dan pada tahun 2008 KJKS Baituttamwil Tamzis tergolong likuid, solvabel, profitabel serta efisien.
7.
Haidir
Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas sebagai alat Evaluasi KiNERJA Koperasi: Suatu Tinjauan Aspek Keuangan pada Koperasi BMT-MMU Sidogiri Pasuruan.
8.
Sufairoh
Pengaruh Pengelolaan deskriptif analitik Dana Pihak Ketiga terhadap profitabilitas di BMT SM NU Pekalongan
Rasio keungan (rasio Kinerja BMT Sidogiri tahun 2003-2005 dapat dikatakan baik profitabilitas, dengan nilai rata-rata rasio likuiditas, solvabilitas dan solvabilitas, profitabilitas tiga tahun terkahir di atas rata-rata BI. solvabilitas dan likuiditas)
Pengelolaan dana pihak keriga berpengaruh terhadap profitabilitas.
34
9.
Heri Prasetiono
Analisis Rasio keuangan Analisis sebagai alat Penilaian keuangan Kinerja Keuangan pada BMT Maslahah Mursalah Lil Ummah (MMU) Sidogiri periode analisis 2004-2007
rasio BMT MMU Sidogiri cukup baik karena berhasil menyalurkan dana sebesar 58,24% dengan SHU wajar walaupun masih relatif kecil.
10.
Ufika Hamzah
Analisis Profitabilitas Analisis Baitul Maal Wa Tamwil profitabilitas Periode 2003-2007(Studi Kasus pada BMT MMU Pasuruan Cabang Wonorejo)
rasio Melalui rasio profitabilitas dijelaskan NPM dan ROI BMT MMU Pasuruan Cabang Wonorejo mengalami penurunan dan ROA mengalami kenaikan.
35
2. Kerangka Berfikir Kerangka pemikiran merupakan penjabaran dari masalah logis dengan faktor yang didefinisikan sebagai masalah yang penting. Sebuah model yang baik dapat menjelaskan antara variabel penelitian. Kerangka penelitian yang telah disusun adalah sebagai berikut: Gambar 2.2 Kerangka pemikiran secara skematis Pengaruh Modal Kerja terhadap Rentabilitas
MODAL KERJA
RENTABILITAS
(X)
(Y)
F. Hipotesis Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku fenomena atau keadaan yang telah terjadi atau yang akan terjadi.31 Salah satu tujuan peneliti menggunakan hipotesa adalah agar peneliti dapat berfokus pada datadata maupun informasi yang diperlukan bagi penguji. Hipotesis yang akan di uji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tidak bebas.Berikut hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini : 31
Mudrajat Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi( Jakarta: Erlangga, 2003 ), hlm.43
35
36
H01: βi = 0
Pengelolaan Modal Kerja tidak memiliki pengaruh terhadap Rentabilitas.
Ha1:βi ≠ 0
Pengelolaan Modal Kerja memiliki pengaruh terhadap Rentabilitas.