1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen modal kerja berkaitan dengan management current account perusahaan (aktiva lancar dan utang lancar). Manajemen modal kerja ini merupakan
salah
satu
aspek
terpenting
dari
keseluruhan
manajemen
pembelanjaan perusahaan. Apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan “tingkat modal kerja yang memuaskan”, maka kemungkinan sekali perusahaan akan berada dalam keadaan insolvent (tidak mampu membayar kewajibankewajiban yang sudah jatuh tempo), dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidir (bangkrut). Tujuan dari manajemen modal kerja adalah untuk mengelola masing-masing aktiva lancar dan utang lancar, sehingga jumlah net working capital (aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar) yang diinginkan tetap dapat dipertahankan. Perusahaan-perusahaan dengan strategi manajemen modal kerja yang lemah secara fleksibilitas dan potensial dapat menghambat keunggulan kompetitif. (Sanchez (1992), Smith dan Belt (1989), Beranek dan Sherr (1991) dan Ricci (1999)) menyatakan bahwa dalam manajemen modal kerja kebanyakan yang di terapkan hanya prakteknya saja. Tetapi pada dasarnya modal kerja merupakan bagian yang terpenting dalam menilai kinerja perusahaan. Kinerja dalam suatu perusahaan yang dapat menentukan apakah akan banyak investor
2
yang akan menginvestasikan dananya pada perusahaan. Jika kinerjanya dinilai sangat baik, tentu saja akan banyak investor yang tertarik untuk membeli saham dalam perusahaan. Tetapi jika kinerja dalam perusahaan tersebut tidak menunjukkan peningkatan resikonya investor akan beralih untuk membeli saham dari perusahaan lain. Kinerja perusahaan yang baik menunjukkan bahwa perusahaan tersebut dapat meningkatkan kekayaan bagi pemegang sahamnya. Pengukuran kinerja perusahaan dapat digunakan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan suatu perusahaan. Menurut Foster (1998) dan Gibson (1992), pengukuran kinerja perusahaan digunakan untuk melihat apakah kinerja perusahaan mengalami pertumbuhan atau tidak. Untuk mengukur kinerja perusahaan, biasanya investor akan melihat dan menganalisa laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Selama ini ukuran kinerja keuangan hanya mendasar pada laba akuntansi (accounting profit), seperti earnings per share, price earning ratio dan return on equity. Dalam konsep konvensional, pengukuran kinerja lebih menekankan pada laba perusahaan dan arus kasnya. Perusahaan yang memiliki ROI dan operating cash flow yang tinggi, dapat dikatakan sudah menghasilkan kinerja yang baik. Pengukuran kinerja konvensional memiliki beberapa kelemahan seperti tidak memperhatikan biaya kapital dalam perhitungannya dan tidak memperhatikan resiko yang dihadapi perusahaan, tetapi hanya melihat laba dari perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, pengukuran kinerja konvensional dianggap tidak memadai untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi perusahaan. Dengan semakin banyaknya perusahaan go public dan banyaknya kritikan atas
3
pengukuran kinerja konvensional menyebabkan munculnya berbagai konsep penilaian kinerja baru. Salah satunya adalah konsep pengukuran kinerja yang lebih menekankan pada value based management (VBM). Value based management memiliki dua elemen. Pertama, penciptaan nilai bagi pemegang saham (shareholder value) merupakan tujuan utama dari perusahaan. Pada masa sekarang tujuan utama perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang sebesar-besarnya karena tanggung jawab perusahaan tidak hanya kepada pemilik (stakeholder) saja tetapi juga kepada pemegang saham (shareholder). Kedua, sebagai ukuran kinerja internal, perusahaan mampu memotivasi manajemen untuk mengejar maksimalisasi yang merupakan tujuan utama perusahaan. Melihat dari keterangan diatas salah satu jenis metode dari konsep value based management adalah Economic Value Added (EVA). EVA dipopulerkan pada tahun 1991 oleh G. Bennet Stewart dan Joel M. Stern (analisis keuangan dari perusahaan konsultan Stern Stewart & Co). EVA adalah laba operasi dikurangi biaya atas semua modal yang digunakan untuk menghasilkan laba. Perbedaan antara EVA dan pengukuran laba konvensional adalah EVA menghitung economic profit. Pada dasarnya, EVA digunakan untuk mengukur nilai tambah dalam suatu periode tertentu. Nilai tambah ini muncul apabila perusahaan memperoleh keuntungan (profit) di atas cost of capital perusahaan. Sebelum munculnya konsep EVA, ukuran kinerja perusahaan yang banyak digunakan adalah arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi yaitu operating cash flows, earnings, residual income dan lain sebagainya. EVA didasarkan pada konsep residual income, dengan menambahkan adanya
4
penyesuaian akuntansi (accounting adjustment). Menurut Stewart & Company, earnings dan earnings per share adalah pengukuran yang salah untuk kinerja perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan yang paling baik digunakan adalah menggunakan
economic value added (Stewart, 1991). Ada tiga hal yang
membedakan EVA dengan ukuran kinerja keuangan yang lain (McDaniel, Gadkari dan Fiksel 2000) antara lain EVA tidak dibatasi oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum; EVA dapat mendukung setiap keputusan dalam sebuah perusahaan, mulai dari investasi modal, kompensasi karyawan dan kinerja unit bisnis. Oleh sebab itu, muncullah suatu pertentangan antara konsep konvensional dengan konsep value based management. Dari latar belakang di atas, Penelitian ini akan meneliti pengaruh modal kerja terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan menggunakan kinerja konvensional dan value based management dalam perusahaan yang terdaftar di BEJ. Rasio-rasio modal kerja yang digunakan dalam penelitian ini untuk dibandingkan dengan kinerja perusahaan, terdiri dari: rasio perputaran persediaan (Inventory Turnover Ratio), rasio jangka waktu penagihan (Day Sales Outstanding), rasio perputaran aktiva tetap (Fixed Assets Turnover Ratio), dan rasio perputaran total aktiva (Total Assets Turnover).
Pengukuran kinerja
perusahaan diukur menggunakan konsep konvensional dengan
RI, Earnings,
OCF, dan ROI, sedangkan konsep value based management menggunakan EVA. Penelitian ini menggunakan sampel dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ.
5
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mengambil judul: ” Analisis Pengaruh Modal Kerja terhadap Kinerja Perusahaan yang Diukur dengan menggunakan Kinerja Konvensional dan Value Based Management”, (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek Jakarta periode 2001-2005).
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah menganalisis: Apakah terdapat pengaruh
antara
modal kerja terhadap kinerja
perusahaan yang diukur dengan menggunakan Kinerja Konvensional dan Value Based Management?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai lewat penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah modal kerja berpengaruh terhadap
kinerja
konvensional dan Value Based Management
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi Investor Untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi jika investor ingin melakukan investasi. Apabila ingin menanamkan investasinya
6
dalam bentuk saham, harus memperhatikan faktor-faktor lain selain modal kerja, kinerja perusahaan, tingkat suku bunga, dan inflasi. 2 . Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan, yang menyangkut keputusan mengenai modal kerja. Jika kinerja dalam suatu perusahaan baik maka harga sahamnya akan naik, sehingga banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modal dalam bentuk saham ke perusahaan tersebut.
1.5 Batasan Masalah Agar tidak terjadi penyimpangan dalam pembahasan maka penulis hanya membatasi pada permasalahan sebagai berikut: 1. Objek penelitian adalah variabel yang diamati. Berdasarkan konsep tersebut maka objek penelitian ini adalah rasio-rasio modal kerja yang terdiri dari Rasio perputaran persediaan (Inventory Turnover Ratio), Rasio Jangka Waktu Penagihan (Day Sales Outstanding), Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover Ratio), Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)
terhadap kinerja perusahaan yang diukur menggunakan kinerja
konvensional (RI, Earnings, OCF dan ROI) dan value based management (EVA). Modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, kas sekuritas yang mudah dipasarkan, persediaan dan piutang usaha. Kinerja perusahaan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan
7
dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja perusahaan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan pada saat tertentu dengan menggunakan perhitungan berdasarkan tolak ukur analisis rasio yang didasarkan pada laporan keuangan. 2. Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ khususnya pada industri Food and Beverage. 3. Periode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini hanya dari tahun 2001-2005 dari perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. 4. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah data perusahaan selama lima periode ,yaitu dari periode 2001-2005, tetapi hanya diambil beberapa perusahaan yang melaporkan laporan keuangan secara lengkap dan dipublikasikan dalam Indonesian Capital Market Directory . 5. Variabel yang akan diteliti: a. Dependent Variabel : Kinerja perusahaan yang diukur menggunakan kinerja konvensional dan value based management. b. Independent Variabel : Rasio perputaran persediaan (Inventory Turnover Ratio), Rasio Jangka Waktu Penagihan (Day Sales Outstanding), Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover Ratio), Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover).
8
1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian penyusunan skripsi dibagi dalam lima bab yaitu sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BABII
: LANDASAN TEORI Landasan teori berisi konsep teoritis sebagai dasar untuk menganalisis yang merupakan hasil studi pustaka, penelitian terdahulu dan pengembangan hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode
pengambilan sampel, metode analisis data, definisi
operasional variabel dan pengukurannya, desain penelitian serta model statistik dan uji hipotesis. BAB IV : HASIL PENELITIAN Bab ini berisi hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang merupakan hasil dari analisa data.