BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Akuntansi Tiap perusahaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda maka sistem akuntansi yang dianut juga akan berbeda meski prinsip yang digunakan sama. Perusahaan yang memiliki sistem akuntansi yang baik menunjukkan bahwa pengawasan terhadap seluruh kegiatan transaksi dan penyajian bentuk laporannya dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini membuktikan akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Telah banyak defenisi dibuat oleh para ahli akuntansi, masing-masing defenisi mempunyai penekanannya tersendiri sehingga masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Perkataan akuntansi mencakup bidang luas sehingga sulit untuk membuat definisinya secara sempurna. Berbagai defenisi akuntansi diberikan oleh para ilmuwan, seperti yang dikemukan oleh Committee On Terminology of The American Institute of Certified Public Accountants mendefinisikan akuntansi dalam buku Rosjidi (1999: 7) sebagai berikut: “Akuntansi adalah aktivitas jasa (service activity) dan fungsinya menyediakan informasi terutama yang bersifat kuantitatif, dari suatu entitas ekonomi yang berguna sebagai dasar pengambilan keputusan-keputusan ekonomi.” Dari defenisi di atas dapat diketahui bahwa akuntansi merupakan suatu seni dalam pelaksanaan kegiatan yang sistematik mulai dari pencatatan, pengelompokan,
6
7
pengikhtisaran serta penafsiran kejadian yang bersifat keuangan. Pengertian akuntansi berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Akuntansi diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan yang sifatnya lebih luas daripada teknik pencatatan semata-mata. 2. Akuntansi merupakan kumpulan prosedur-prosedur yang mempunyai empat jenis kegiatan
pokok
yaitu
pencatatan,
pengelompokan
/
pengklasifikasian,
pengikhitisaran dan pelaporan. 3. Kegiatan yang dicakup oleh akuntansi adalah mengenai kejadian-kejadian dan transaksi yang bersifat keuangan yang terdapat dalam suatu perusahaan. 4. Informasi yang bersifat finansial itu diperlukan oleh pimpinan perusahaan sebagai sumber informasi tentang perusahaan, disamping pihak-pihak lain yang berhubungan terhadap informasi tersebut. 5. Akuntansi memerlukan bermacam-macam teknik antara lain teknik pencatatan, teknik pengawasan, teknik pemeriksaan hasil pencatatan dan teknik lain, sehingga data yang disajikan sebagai penambahan informasi merupakan data yang dapat dipertanggungjawabkan. 6. Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan data keuagan yang bersifat kuantitatif mengenai keadaan suatu badan usaha dengan tujuan mengambil keputusan memilih berbagai alternatif yang ada.
8
B. Jenis-Jenis Penjualan dan Akuntansi Penjualan Penjualan adalah jumlah tertentu yang dibebankan kepada langganan atas penjualan barang atau jasa dalam suatu periode akuntansi, tanpa memperhatikan apakah telah atau belum dibayar. Berkenaan dengan kegiatan perusahaan, penjualan erat hubungannya dalam usaha perolehan laba. Munandar (1996 : 20) memberikan penjelasan mengenai sales yaitu : “Sales (penjualan), ialah hasil penjualan barang-barang yang menjadi obyek usaha pokok penjualan. Bagi perusahaan perdagangan, sales merupakan hasil penjualan barang-barang dagangannya. Sedangkan bagi perusahaan industri, sales merupakan hasil penjualan barang-barang hasil produksinya.” Dewasa ini banyak cara yang digunakan oleh para penjual untuk menjual barang dagangannya. Penjualan secara tunai saat ini sangat cenderung sukar dilakukan, disebabkan karena persaingan antar penjual semakin ramai dan barang dagangan semakin bervariasi jenisnya, mutu dan mereknya. Sedangkan alternatif penggunaan uang tunai semakin bertambah. Jenis-jenis penjualan yang biasa dilakukan perusahaan dapat dibedakan berikut ini : 1. Penjualan tunai, yaitu yang pelunasannya dilaksanakan pada saat terjadinya transaksi jual beli. 2. Penjualan secara cicilan menurut Drebin (1995 : 121), yaitu “Penjualan yang dilakukan berdasarkan pembayaran yang ditangguhkan, dimana pihak penjualan
9
menerima uang muka, (down payment) dan sisanya dalam bentuk pembayaran cicilan selama beberapa tahun.” 3. Penjualan konsinyasi menurut Skousen, Stice, Stice (2001 : 478), yaitu “calon penjual (consignor), memberikan barang dagangan kepada pihak lain, consignee yang kemudian bertindak sebagai agen untuk consignor menjual barang dagangan. Hak milik pada barang dagangan ini terus dipertahankan oleh consignor hingga penjualan terjadi pada saat itu hak milik pindah ke pembeli utama. Consignee biasanya berhak untuk meminta kembali biaya yang timbul dalam hubungannya dengan pengaturan dan juga berhak untuk komisi jika penjualan berhasil dilakukan”. 4. Penjualan secara sewa beli (leasing) menurut Ricky Dionardy (2000 : 283) yaitu: “Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (option) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama”. Dalam hal ini pembeli bertindak sebagai penyewa dalam waktu (jangka waktu) yang cukup lama, dan pada akhir masa sewa si penyewa barang diberi hak untuk membeli atau si penyewa dapat langsung memiliki barang tersebut. Untuk memperbesar dan memperluas jangkauan penjualan, perusahaan pada umumnya menjual produknya secara kredit. Penjualan tunai dan kredit merupakan
10
penjualan biasa sekaligus menjadi pendapatan biasa. Dasar pemberian kredit kepada pihak lain adalah atas dasar kepercayaan, disertai dengan kemampuan membayar dari pembeli sesuai dengan syarat yang telah ditentukan. Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima uang dari pembeli. Kegiatan penjualan secara tunai ini ditandatangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan tunai. Penjualan tunai dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan, kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan baang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.
C. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang dikembangkan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisa, mengklasifikasikan, mencatat, dan melaporkan transaksi perusahaan (seperti juga peristiwa dan kondisi), dan menjaga akuntabilitas untuk aktiva dan kewajiban yang berhubungan. Fokus utama dari sistem akuntansi adalah pada transaksi. Transaksi terdiri dari pertukaran aktiva dan jasa-jasa di antara perusahaan dan pihak-pihak luar, juga
11
transfer dan penggunaan dari aktiva dan jasa-jasa dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, sistem akuntansi yang baik harus : 1. Mengidentifikasi dan mencatat hanya transaksi yang sah dari perusahaan yang terjadi dalam periode yang sedang berjalan. 2. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sah dari perusahaan yang terjadi dalam periode yang sedang berjalan. 3. Memastikan bahwa aktiva dan kewajiban yang tercatat adalah hasil dari transaksi yang menghasilkan hak kepada perusahaan untuk atau kewajiban kepada hal-hal tersebut. 4. Mengukur nilai transaksi dengan suatu cara yang memperkenalkan untuk memcatat nilai moneter yang wajar dalam laporan keuangan. 5. Mendapatkan detail yang cukup dari semua transaksi yang memperkenalkan penyajian yang wajar dalam laporan keuangan, mencakup klasifikasi yang benar dan pengungkapan yang diperlukan. Menurut Mulyadi (2001 : 3) : “Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.” Akuntansi adalah merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi ekonomi suatu bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu dan periode tertentu. Sofyan Syafri Harahap (2002 : 2) memberikan definisi sebagai berikut
:
“Akuntansi
adalah
proses
mengidentifikasikan,
mengukur,
dan
12
menyampaikan
informasi
ekonomi
sebagai
bahan
informasi
dalam
hal
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya.” Setiap organisasi menggantungkan diri pada sistem akuntansi untuk mempertahankan kemampuan berkompetensi. Informasi pada dasarnya adalah sumber daya seperti halnya pabrik dan peralatan. Akuntansi sebagai suatu sistem informasi, mengidentifikasikan, mengumpulkan dan mengkomunikasikan informasi ekonomi mengenai suatu badan usaha kepada beragam orang. Sejak perkembangan teknologi komputer yang dapat mengolah data dengan cepat, tepat dan tidak mengenal lelah, berkembang pula informasi yang dihasilkan dari akuntansi dan berkembang pula para pemakai informasi tersebut. Akan tetapi seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin berkembang dan bersaing, maka semakin terasa pula kebutuhan informasi yang cepat dan tepat. Komputer merupakan alat bantu yang tepat untuk menyelesaikan masalah itu. 1. Pencatatan Penjualan. Pencatatan penjualan tunai yang terdapat pada perusahaan ini melibatkan bagian penjualan, bagian pengiriman, bagian gudang, dan kasir. Untuk setiap transaksi penjualan yang dilakukan didahului dengan menerima permintaan dari pelanggan, bagian penjualan akan
mengecek ke bagian gudang apakah persediaan barang
digudang mencukupi, jika pelanggan memesan 3 buah maka faktur yang dibuat, jumlah barang (quantity) hanya diisi 3, maka bagian penjualan akan membuat faktur penjualan tunai sebanyak 3 rangkap.
13
Pencatatan penjualan kredit : a. Salesman bertugas untuk menerima order dari langganan maupun toko-toko. b. Bagian penjualan bertugas untuk membuat Delivery order sesuai dengan permintaan order yang diberikan salesman dan copynya yang berisi nomor Delivery order, nama dan alamat pembeli, kode, nama dan kuantitas barang serta sarana pengangkutan yang digunakan. c. Bagian gudang bertugas memberikan barang sesuai dengan spesifikasi dalam Delivery order yang dibawa supir dan menerima satu lembar Delivery order sebagai bukti pengeluaran barang. d. Bagian administrasi akan menyiapkan faktur dengan berpedoman pada Delivery order asli. Faktur diketik rangkap tiga, berisikan nomor faktur, nama dan alamat pembeli, kode dan nama barang, kuantitas, harga per unit, harga keseluruhan serta tanggal jatuh tempo. e. Bagian pembukuan bertugas melakukan pencatatan ke buku jurnal penjualan dan diposting ke buku besar piutang, sedang pencatatan dalam buku pembantu piutang didasarkan pada copy faktur penjualan kredit. Pencatatan dalam buku piutang didukung oleh bukti yang diperlukan. f. Bagian pengiriman bertugas mengantar barang ke tempat pembeli. Pembeli akan menandatangani Delivery order asli dan satu lembar lampirannya, kemudian diserahkan kepada supir. Pembeli akan menerima satu lembar copy Delivery order sebagai bukti penerimaan barang.
14
2. Prosedur Penjualan Mulyadi (2001 : 5) mengatakan : “Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”. Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima uang dari pembeli. Kegiatan penjualan secara tunai ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan tunai. Penjualan tunai dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan, kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. Informasi yang umumnya diperoleh oleh manajemen dari kegiatan penjualan tunai adalah : a. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu. b. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai. c. Jumlah harga pokok yang dijual selama jangka waktu tertentu.
15
d. Nama dan alamat pembeli, informasi ini diperlukan dalam penjualan produk tertentu, namun pada umumnya informasi nama dan alamat pembeli ini tidak diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan tunai. e. Kuantitas produk yang dijual. f. Nama pramuniaga yang melakukan penjualan. g. Otorisasi pejabat yang berwenang. Prosedur penjualan melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud agar penjualan yang terjadi dapat diawasi dengan baik. Bagian-bagian yang terkait dalam prosedur penjualan adalah : 1. Bagian pesanan penjualan Pada perusahaan yang relatif besar, bagian pesanan penjualan berdiri sendiri, tetapi untuk perusahaan kecil, bagian ini bergabung dalam bagian penjualan atau dirangkap oleh bagian penjualan. 2. Bagian kredit setiap penjualan yang bersifat kredit harus mendapat persetujuan dari bagian kredit, biasanya ditunjukkan dalam formulir surat perintah pengiriman yang diterima dari bagian pesanan penjualan. Penjualan kredit yang tidak disetujui, maka surat pengiriman dicap batal. Sebagai bahan pertimbangan, bagian kredit biasanya memelihara
catatan
pembayarannya.
tiap-tiap
kreditnya,
jumlah
maksimum
dan
ketepatan
16
3. Bagian pengiriman Bagian pengiriman bertugas untuk mengirim barang kepada langganan. Pengiriman yang hanya dilakukan bila ada surat perintah pengiriman yang sah. Selain itu bagian pengiriman juga bertugas mengirim kembali barang-barang kepada penjual yang tidak sesuai dengan pesanan perusahaan. 4. Bagian billing (pembuatan faktur atau penagihan) Adapun fungsi dari bagian billing adalah sebagai berikut : a. Membuat (menerbitkan) faktur penjualan dan tembusan-tembusannya. Kadang-kadang tidak membuat faktur tetapi melengkapi data harga dan perkalian dalam faktur. b. Menghitung biaya kirim penjualan dan Pajak Pertambahan Nilai. c. Memeriksa kebenaran penulisan dan perhitungan dalam faktur. Di dalam prosedur penjualan kredit, sulit dipisahkan antara prosedur pencatatan penjualan dan piutang, karena keduanya berkaitan erat. Dalam prosedur penjualan kredit, setiap pengiriman barang untuk memenuhi pesanan pembeli yang syaratnya kredit, harus mendapatkan persetujuan dari bagian kredit. Agar dapat memberikan persetujuan, bagian kredit memberikan catatan yang dibuat oleh bagian piutang untuk tiap-tiap langganan mengenai sejarah kreditnya, jumlah maksimum dan ketepatan waktu pembayarannya. Sistem akuntansi penjualan dimulai dari adanya pesanan pembelian dari pelanggan. Bagian yang terlibat dalam sistem penjualan ini adalah bagian pesanan penjualan, bagian kredit (penjualan secara kredit), bagian gudang, bagian pengiriman,
17
dan bagian billing (pembuatan faktur penjualan). Formulir yang digunakan dalam sistem penjualan ini adalah surat perintah pengiriman dibuat rangkap tujuh yang digunakan untuk tembusan pengiriman (Shiiping copy), tembusan kredit (credit copy), tembusan pemberitahuan (advice copy), tembusan surat pengangkutan (bill of lading copy), tembusan barang (packing slip), tembusan untuk arsip (register copy), dan tembusan untuk pengawasan pesanan (unfilled order copy). Sedangkan faktur dibut rangkap empat dengan penggunaan untuk tembusan kepada pelanggan, tembusan piutang, tembusan distribusi (pencatatan) dan tembusan pemberitahuan (advice copy).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada flowchart berikut ini : Gambar 1 Flow Chart penjualan kredit faktur
Terminal
CPU
File Transaksi harian
File transaksi harian CPU
File transaksi Sampai sekarang
File transaksi Sampai sekarang (Baru) Laporan penjualan harian Laporan penjualan bulanan Laporan penjualan sampai sekarang
Sumber : Utoyo Widayat, Akuntansi Penjualan Angsuran dan Konsinyasi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1991.
18
Laba kotor menurut Soemarso (2004 : 226) : yaitu “selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. Disebut bruto karena jumlah ini masih harus dikurangi dengan beban-beban usaha”. Pengakuan laba kotor dalam transaksi penjualan angsuran pada umumnya ada dua cara yaitu : 1. Pengakuan laba kotor pada saat terjadinya penjualan angsuran. Pada cara ini laba kotor atas penjualan angsuran diakui dalam periode penjualan angsuran terjadi, tanpa memperhatikan apakah bayarannya sudah diterima atau belum. Pengakuan laba kotor yang demikian ini sama dengan pengakuan laba kotor dalam penjualan kredit biasa. Agar laporan rugi laba dapat mencerminkan proper matching revenue with expenses sebaiknya perusahaan mencadangkan biaya penagihan dan biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan penjualan tersebut. Pencatatan biaya-biaya tersebut adalah seperti pencatatan kerugian piutang dengan menggunakan cadangan. Apabila perusahaan menjual barang dagangan secara cicilan dan perusahaan menggunakan metode persediaan perpetual (perpetual method) maka ayat jurnalnya, adalah sebagai berikut : Piutang dagang cicilan Penjualan cicilan (Mencatat penjualan cicilan)
xxxx
Harga pokok penjualan cicilan Persediaan barang dagangan (Mencatat harga pokok penjualan cicilan)
xxxx xxxx
xxxx
19
Apabila perusahaan menggunakan metode persediaan periodik (periodic method) maka jurnal penjualan angsurannya adalah sebagai berikut : Piutang dagang cicilan Penjualan
xxxx xxxx
Harga pokok penjualan dihitung pada akhir periode dengan rumus : Persediaan awal + pembelian bersih – persediaan akhir.
Apabila perusahaan menjual aktiva tetap secara angsuran maka jumlah adalah sebagai berikut : Piutang cicilan xxxx Aktiva tetap Laba penjualan aktiva tetap xxxx
xxxx
2. Pengakuan laba kotor sejalan dengan realisasi penerimaan kas.” Cara lain untuk mengakui laba kotor adalah pada setiap penerimaan kas, penerimaan angsuran dijadikan pedoman dalam menentukan laba kotor. Apabila perusahaan menjual barang dagangan secara angsuran dan perusahaan menggunakan metode persediaan perpetual (perpetual method) maka jurnalnya adalah sebagai berikut : Piutang dagang cicilan Penjualan cicilan Harga pokok cicilan Persediaan barang dagangan
xxxx xxxx xxxx xxxx
20
Apabila terjadi pembayaran kas dari pelanggan maka jurnalnya adalah sebagai berikut : Kas
xxxx Piutang dagang cicilan
xxxx
Pada akhir periode untuk membuat laporan keuangan harus dibuat ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut : Penjualan cicilan Harga pokok penjualan cicilan Laba kotor yang ditangguhkan Laba kotor yang ditangguhkan Laba kotor yang diakui
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
3. Prosedur Penerimaan Kas Di dalam kehidupan ini setiap orang berusaha untuk mendapatkan uang guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Demikian juga halnya dengan sebuah perusahaan, tanpa uang kas, maka sebuah perusahaan tidak dapat dioperasikan, sehingga tujuan yang telah dirumuskan tidak dapat tercapai. Soemarso (2004 : 296) menyatakan : “Kas adalah segala sesuatu baik yang berbentuk uang atau bukan yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya, termasuk sebagai kas adalah rekening giro di bank dan uang kas yang ada diperusahaan”. Dibawah ini akan disajikan beberapa definisi kas dari tokoh-tokoh akuntansi yaitu antara lain :
21
Munandar (1996 : 32) mengemukakan pengertian kas sebagai berikut : “Kas ialah semua mata uang kertas dan logam, baik mata uang dalam negeri maupun luar negeri, serta semua surat-surat yang mempunyai sifat seperti mata uang, yaitu sifat dapat segera dipergunakan untuk melakukan pembayaran-pembayaran pada setiap saat dikehendaki”. Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa kas itu adalah segala macam jenis uang baik uang tunai maupun uang yang di simpan di bank, check dan surat-surat berharga. Pengertian kas dan bank menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002 : 2.2) adalah sebagai berikut : “Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifat sangat likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biasanya dana dalam sebuah perusahaan itu terdiri dari uang tunai yang ada di dalam perusahaan dan uang perusahaan yang bersangkutan di dalam bank. Biasanya kas yang ada di perusahaan itu digunakan sebagai kas kecil (petty cash) yang berfungsi sebagai alat pembayaran dalam jumlah/nilai yang relatif kecil serta tidak mungkin dilakukan pembayaran dengan check/giro. Yang tidak termasuk pos-pos yang dapat digolongkan sebagai bagian dari kas dan bank adalah :
22
-
Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu.
-
Persediaan prangko
-
Cek kosong dari pihak ketiga dan cek mundur
-
Rekening giro pada bank di luar negeri yang tidak dapat segera dipakai. Mengingat pentingnya dan banyaknya kesulitan yang timbul karena dana di
dalam perusahaan baik itu dalam hal pembiayaan aktivitas dan penggunaan dana secara optimal maka disini pentingnya peranan dan fungsi laporan sumber dan penggunaan kas. Dengan adanya sumber dan penggunaan kas ini, akan memantu manajer keuangan dalam mengambil keputusan yang tepat. Para investor dan kreditor sangan menaruh perhatian pada arus kas di masa mendatang. Dengan demikian, laporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat untuk menaksir prospek arus kas. Untuk mencapai hasil atau laba yang maksimum, maka manajer keuangan harus benar-benar menjelaskan tujuan perusahaan dalam tujuan yang lebih terperinci. Hal ini berarti dengan adanya laporan arus kas, maka akan sangat membantu manajer keuangan dalam perencanaan dan pengawasan budget kas dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas pada masa yang akan datang. Penggunaan kas berarti berkurangnya dengan dana maksud memenuhi kebutuhan kekayaan dan memenuhi kewajiban perusahaan. Penerimaan kas bisa berasal dari berbagai macam sumber. Sumber penerimaan kas dapat berupa:
23
a. Hasil pelunasan piutang b. Hasil penjualan tunai c. Hasil penjualan aktiva tetap d. Penerimaan yang berasal dari pinjaman e. Investasi pemilik Menurut Standart Akuntansi Keuangan (2002 : 2.3-2.5) arus kas (penerimaan dan pengeluaran) dapat diklasifikasikan menurut aktivitas sebagai berikut: 1. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan peusahaan. 2. Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. 3. Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.
Aktivitas Operasi Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasilan utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi perusahaan:
24
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002 : 2.4) juga menyatakan bahwa : •
Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
•
Penerimaan kas dari Royalti, fees, komisi dan pendapatan lain.
•
Pembayaran kepada pemasok barang dan jasa.
•
Pembayaran kas kepada karyawan.
•
Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya.
•
Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.
•
Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
Arus Kas dari Investasi Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktiva investigasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002 : 2.5) adalah : •
Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang
25
•
Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain.
•
Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya ( kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).
•
Pembayaran kas sehubungan dengan futures contact, forward contact, option contact dan swap contract, kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading) atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Arus kas dari pendanaan Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002 : 2.5) adalah : •
Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.
•
Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan.
•
Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek dan pinjaman lainnya.
•
Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha untuk pembiayaan (finance lease).
26
Bagian-bagian yang terlibat dalam prosedur peneriman kas adalah : bagian surat masuk, kasir, piutang, dan bagian pemeriksaan intern. Formulir-formulir yang dipergunakan sehubungan dengan penerimaan kas antara lain : 1. Data asli pendukung a. Alat bayar yang dipergunakan oleh langganan b. Nota pembayaran langganan atau amplop yang dipakai pada waktu mengirimkan alat bayar c. Voucher yang dibuat oleh kasir d. Catatan penjualan tunai e. Semua tanda bukti penagihan 2. Data yang diringkas setiap hari a. Tanda penyetoran ke bank b. Daftar penerimaan kas harian c. Ringkasan catatan cash register d. Pita kertas pembuktian (proff-tape) 3. Buku harian a. Buku harian penerimaan kas b. Gabungan lembaran pembukti dan buku harian penerimaan kas c. Journal voucher penerimaan kas 4. Buku tambahan (buku piutang)
27
5. Buku besar a. Ringkasan penerimaan kas bulanan b. Perkiraan-perkiraan Metode pencatatan penerimaan kas adalah sebagai berikut : 1. Transaksi dicatat dibuku harian dan dibukukan kedalam buku besar 2. Transaksi dicatat dibuku besar dengan menggunakan mesin pembukuan 3. Tanpa menggunakan buku besar. Penerimaan yang paling sering dan jumlahnya besar adalah berasal dari penjualan baik berasal dari penjualan tunai maupun piutang. Adapun prosedur penerimaan kas adalah sebagai berikut : a. Langganan membeli dibagian penjualan tunai. Bagian ini membuat buku penjualan 2 lembar, lembar ke-1 dikirim ke kasir, lembar ke-2 ke bagian pembuatna faktur. b. Langganan membayar dikas dan bagian penjualan tunai hanya menyerahkan barang yang dibeli setelah menerima bukti pembayaran. c. Bagian pembuatan faktur memeriksa harga, jumlah, mencatat dibuku harian penjualan. Bagian pembuatan faktur membuat ringkasan buku harian penjualan dan mengirim ke bagian pembukuan. d. Kasir membuat ringkasan penerimaan dari penjualan tunai dan cek yang diterima setiap hari. Bukti penyetoran dikirim ke auditor. e. Bagian pembukuan membandingkan ringkasan No. 3 dan No. 4
28
f. Kasir menyetor ke bank uang tunai dan cek yang diterima setiap hari. Bukti penyetoran dikirim ke auditor g. Auditor sewaktu-waktu dapat mengadakan pemeriksaan terhadap catatan yang tersimpan dalam cash register untuk itu maka kunci cash register dipegang auditor. D. Pengawasan Intern Penjualan. Badan usaha tumbuh dan berkembang menjadi besar maka semakin dirasakan kebutuhan akan suatu system pengawasan internal yang memadai untuk menjaga asset badan usaha, meneliti ketelitian dan mendorong efisiensi serta mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Dengan melihat bahwa sumber penerimaan utama dalam PT. Maja Agung Utama Medan berasal dari aktivitas penjualan, maka aktivitas penjualan ini merupakan salah satu kegiatan yang penting dan merupakan salah satu sumber pendapatan utama perusahaan dimana aktivitas penjualan ini mempengaruhi maju mundurnya suatu badan usaha dan juga merupakan bidang yang paling dinamis yang menyangkut kelangsungan hidup perusahaan dimasa mendatang. Demi keamanan perusahaan sangat dibutuhkan system pengawasan intern untuk mengamankan asset badan usaha. Dalam meningkatkan penjualan badan usaha mempunyai strategi pemasaran yang bertumpu pada strategi bisnis yang terpusat dan terpadu yang mencakup aspek perencanaan yang efektif dan efisien seperti : pembelian, penentuan harga, pembiayaan, penerimaan pesanan dari pembeli dan pegiriman barang tepat waktu serta meningkatkan penjualannya agar dapat mencapai laba maksimal.
29
Didalam meningkatkan penjualan maka akan terjadi siklus penjualan baik yang secara tunai maupun secara kredit. Siklus penjualan yang secara tunai akan menghasilkan uang tunai sedangkan penjualan secara kredit akan dimulai dari diterimanya pesanan dari pelanggan sampai dengan diterimanya uang kas dari penagihan atas penjualan yang terjadi. Didalam menjalankan usahanya PT. Maja Agung Utama Medan selalu berusaha mempertahankan dan meningkatkan penjualan untuk mencapai laba semaksimal mungkin. Dengan meningkatnya penjualan juga dapat berdampak dalam transaksi penjualan dan penagihan piutang yang mana transaksi ini terjadi setiap hari dengan volume dan jumlah yang cukup besar. Berdasarkan hal tersebut maka dapat menyebabkan kemungkinan untuk terjadinya kesalahan-kesalahan dan penyimpangan dari prosedur serta penyelewengan-penyelewengan , misalnya kesalahan pencatatan, penyalahgunaan wewenang dan penyalahgunaan hasil penagihan piutang oleh karyawan yang terkait didalamnya. Maka dari itu akan dilakukan pengawasan proses operasional dan tiap-tiap fungsi yang ada pada perusahaan agar tidak terjadi penyelewengan. Didalam menjamin pertanggung jawaban yang handal atas fungsi-fungsi yang ada diperlukan suatu audit yang memadai khususnya dengan penerapan audit kepatuhan. Dengan menggunakan standar audit merupakan patokan, kaidah dan ukuran yang harus diikuti didalam melaksanakan fungsi audit tersebut. Agar tercapai suatu mutu pelaksanaan audit dan pelaporan audit yang dikehendaki.
30