BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Komunikasi Istilah
komunikasi
atau
dalam
bahasa
inggris
communication
berasal dari kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk
percakapan,
selama
ada
maka
persamaan
komunikasi makna
akan
mengenai
terjadi apa
atau
yang
berlangsung
dipercakapkan.
Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan
kesamaan
makna.
Dengan
lain
perkataan,
mengerti
bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Para mereka
ahli
mendefinisikan
masing-masing.
Ingat
komunikasi bahwa
menurut
sejarah
ilmu
sudut
pandang
komunikasi,
ia
dikembangkan dari ilmuwan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu. 1. Sarah Trenholm dan Arthur Jensen mendefinisikan komunikasi “a process by which a source transmits a message to a receiver through some channel”. (komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentramisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Hoveland mendefinisikan komunikasi “the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify, the behavior of other individu”. (komunikasiadalah proses dimana individu mentramisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain). 3. Gode mendefinisikan komunikasi “it is a process that makes common to or several what was the monopoly of one or some”. (komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh satu atau beberapa orang). 4. Cherry mendefinisikan komunikasi “communication is essentially the relationship set up bay transmission of stimuli and the evocation of response”. (komunikasi adalah hubungan yang esensialdengan mengirim stimuli dan mendapatkan sebuah respon. 5. Raymond S. Ross mendefinisikan komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol -simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator. 6. Everett M. Roges dan Lawrence Kincaid mendefinisikan komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam. 7. Harold D. Lasswell mendefinisikan komunikasi “who says what in which channel to whom with what effect?” (siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana”). 8. Bernard Barelson dan Gary A. Steiner mendefinisikan komunikasi “communication the transmission of information, ideas, emotions, skills, etc”. (komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya. 6
6
Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, Hal 9.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.1 Hakekat Komunikasi Hakekat bukunya
komunikasi
Communication
menurut and
Gary
Awarness,
Cronkhite
Cumming
dalam
Publishing,
Co. Inc. California, mempunyai empat pendekatan atau asumsi kelompok untuk memahami tentang komunikasi, yaitu : 7 1. 2. 3.
4.
Komunikasi merupakan suatu proses (communication is a process). Komunikasi adalah suatu pertukaran pesan (communication istransperence of message). Komunikasi merupakan interaksi yang bersifat multidimensional (communication is multi-dimensional), antara lain berkaitan dengan dimensi dan karakter komunikator, pesan yang akandisampaikan, media yang dipergunakan komunikan menjadi sasarannya dan dampak yang ditimbulkan. Komunikasi merupakan interaksi yang mempunyai tujuan – tujuan. tertentu atau maksud ganda (communication is multipurosefull).
2.1.2 Sifat – Sifat Komunikasi Sifat komunikasi sangat penting untuk menentukan media yang
harus
digunakan
agar
pesan
atau
informasi
yang
disampaikan dapat diterima oleh khalayak sasaran. Semua dapat mengambil salah satu atau menggunakan dua jenis komunikasi berdasarkan sifatnya, yaitu : 8
7
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, Hal 112. 8 Effendy, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, PT, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993, Hal 32.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.
Komunikasi Tatap Muka (Face to Face Communication) Komunikasi tatap muka digunakan apabila seseorang mengharapkan efek perubahan tingkah laku langsung dari komunikan. Dengan saling melihat, komunikatornya bisa mengetahui pada saat berkomunikasi, apakah komunikan memperhatikan dengan mengerti apa yang dikomunikasikan. Jika umpan baliknya positif, akan mempertahankan cara komunikasi yang telah digunakan dan memeliharanya supaya tetap menyenangkan. Bila sebaliknya, akan mengubah teknik komunikasi, sehingga komunikasi dapat berhasil.
2.
Komunikasi Bermedia (Mediated Communication) Komunikasi bermedia umumnya banyak digunakan untuk menyampaikan berita inovatif yang sifatnya singkat dan jelas. Dalam komunikasi bermedia, sebaliknya dipertimbangkan maksud dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Disamping itu perlu diperhatikan agar komunikasi tersebut mudah dimengerti dan tidak menimbulkan pengertian yang berbeda dari yang dimaksud.
2.1.3 Teknik Komunikasi Agar diperlukan
tujuan teknik
komunikasi komunikasi.
dapat
tercapai
Teknik-teknik
dengan
baik,
komunikasi
antara
lain : 9 1.
Komunikasi informatif Merupakan komunikasi yang bertujuan untuk memberi tahu agar orang lain mengerti menjadi tahu.
2.
Komunikasi persuasif Merupakan komunikasi yang bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, keyakinan dan sikap yang lebih mantap seolah-olah perubahan tersebut bukan atas kehendak komunikator akan tetapi justru atas kehendak komunikan sendiri.
9
Setiadi, Nugroho, J. Perilaku Konsumen, Prenada Media, Jakarta, 2003, Hal 244.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.4 Proses Komunikasi Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.
2.2
1.
Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu “menerjemahkan” pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini, baik mengenai hal yang konkret maupun yang abstrak.
2.
Proses komunikasi secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena sebagai komunikan sasarannya berada ditempat relatif jauh atau jumlahnya banyak. Pada umumnya kalau kita berbicara dikalangan masyarakat yang dinamakan media komunikasi itu adalah media kedua sebagaimana diterangkan di atas.
Pengertian Public Relations Defleur
dan
mendefinisikan
Dennis
public
mengutip relations
Scott sebagai
dan
Allan
upaya
Center
dalam
terencana
guna
mempengaruhi opini public melalui karakter yang baik dan kinerja yang bertanggung jawab, yang didasarkan pada komunikasi dua arah yang memuaskan kedua belah pihak.Kedua ahli komunikasi itu pun mengutip definisi
pelopor
profesi
public
relations
Edward
http://digilib.mercubuana.ac.id/
L.
Bernays,
yang
menyatakan
bahwa
public
relations
merupakan
sebuah
profesi
yang
berkenan dengan relasi-relasi sebuah unit dengan publik atau publikpubliknya
yang
merupakan
relasi
yang
menjadi
dasar
berlangsungnya
kehidupan. Defleur dan Dennis sendiri menyatakan bahwa pada dasarnya public relations merupakan proses komunikasi dimana individu atau unitunit masyarakat berupaya untuk menjalin relasi yang terorganisasi dengan berbagai kelompok atau publik untuk tujuan tertentu. Sedangkan seorang professional public relations, DR. Carter McNamara membuat definisi yang lebih menunjuk pada tujuan aktivitas public relations.McNamara mendefinisikan
public
relations
sebagai
aktivitasberkelanjutan
untuk
menjamin perusahaan memiliki citra yang kuat dimata publik. 10
2.2.1 Fungsi dan Tujuan Public Relations Dalam sebuah perusahaan seorang public relations harus mampu
mengkoordinasikan
kebutuhan
khalayaknya
pesan-pesan serta
yang
diperoleh
mengaplikasikan
dari
pesan-pesan
tersebut melalui lisan ataupun dengan bantuan media agar tercipta sebuah pemahaman yang sama. Public relations mempunyai fungsi timbal balik keluar dan ke
10
dalam.Fungsi
keluar
yaitu
mengusahakan
tumbuhnya
imagemasyarakat
yang
positif
seorang sikap dan
public dan
kebijakan
relations gambaran organisasi
harus atau atau
Yosal Iriantara, Manajemen Strategis Public Relations,Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004, Hal 43.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
lembaganya. Relations dapat
Sedangkan
berusaha,
menimbulkan
mayarakat
sebelum
fungsi
mengenali, sikap suatu
dan
ke
dalam
yaitu
seorang
mengidentifikasikan gambaran
tindakan
atau
yang
Public
hal-hal negatif
kebijakan
yang dalam
tersebut
dijalankan. Berdasarkan ciri khas dari kegiatan public relations, fungsi public relations menurut pakar Humas International adalah : 1. 2. 3.
4.
5.
2.3
Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada lembaga/organisasi). Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran keada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi keduabelah pihak.
Marketing Public Relations (MPR) Sejak 1990-an, awal dari pasar terbuka di era globalisasi abad 21,
berbagai kegiatan bisnis khususnya bidang pemasaran sudah tidak lagi mengacu kepada konsep-konsep pemasaran konvensional yang diperlukan tahun 1960-an. Contohnya, formula 4-Ps (Product, Price, Promotions, and Placement) dari E. Jerome McCarthy (1996), Basic Marketing: A
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Majerial Approach atau yang dikenal dengan Marketing Mix, Marketing Segmentation, Marketing Concept dan lain sebagainnya. Selama
kurun
waktu
1970-an,
muncul
konsep-konsep
pengembangan bidang pemasaran yang baru dan lebih dikenal dengan istilah
pemasaran
Marketing,
strategik
Macro
(strategic
Marketing,
Global
marketing),
Positioning,
Marketingdan
Mega
Social
Marketing,
yakni pengembangan dari formula 4-Ps yang ditambah dengan undur kiat PR dan Power 2-Ps (Philip Kotler, 1993, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, How
to
Implementasi
Service
of
dan
Pengendalian).
Excellent
Marketing
Ditampilkan berkenaan
pula
dengan
pola upaya
mempertahankan (loyalitas) para pelanggannya. Tahun 1980-an, muncul lagi konsep-konsep pemasaran yang lebih khusus dan lebih spesifik cakupannya. Konsep-konsep tersebut tidak lagi hanya
memfokuskan
orientasi
penjualannya
kepada
segi
“what”
dari
kuantitas penjualan produknya demi menjaga kepentingan pihak produsen untuk memperoleh keuntungan ekonomi yang setinggi-tingginya. Tetapi, konsep-konsep tersebut mulai melihat segi “how” mengenai pemasaran yang berorientasi kepada kepuasan pihak konsumen atau pelanggannya. Hal tersebut diwujudkan dengan upaya memberikan kualitas pelayanan yang prima (service of excellent), mulai dari kiat dan teknik promosi penjualan produk yang memadukan kekuatan publisiting (suatu bentuk pengembangan jurnalistik
kegiatan
publikasi
Public
Relations
dalammenginformasikan
produk
yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dengan
akan
pendekatan
diluncurkan
(pre
project selling) kepada publiknyahingga kiat pelayanan purna jual (after sales services) dan lain sebagainya. Apa
yang
kita
jelaskan
di
atas
dikenal
dengan
pengembangan
konsep-konsep pemasaran yang lebih spesifik melalui kiat-kiat PR yang mengacu
kepada
Customer
Oriented,
Relationship
Customer
&
Marketing, After Sales Service , Telemarketing, TV Media Marketing, Individual
Marketing,
diperhatikan sistem prinsip
merupakan
Direct
Marketing
pengembangan suatu
New
dan
pemasaran Model
lain
sebagainya.
Kalau
mutakhir tersebut
secara
Marketing
yakni
bertumpu
pemasaran (trade marketing) dengan model C-W-V, yaitu Consultative, Win-win & Value Added. Artinya aspek-aspek pemasaran dengan model tersebut
tidak
terlepas
dari
kepedulian
pihak
produsen
untuk
memperhatikan kepentingan pihak masyarakat sebagai konsumen melalui jalur konsultasi (research and development, interview and questionnaire), dan saling menguntungkan (mutual symbiosis) bagi kedua belah pihak serta dapat memberikan nilai tambah atau manfaat lebih bagi pihak pengguna produk barang dan jasanya. 1.
Konsepsi Marketing Public Relations Adalah Philip Kotler yang pertama kali memunculkan konsep Mega Marketing yang merupakan perpaduan antara kekuatan PR dan Marketing Mix. Kemudian muncul lagi istilah Marketing Public Relations (MPR) sebagai pengembangan tahap berikutnya dari konsep sebelumnya (Mega Marketing) yang dipopulerkan oleh Thomas L Harris (1991), melalui bukunya berjudul The Marketer’s Guide to Public Relations. Konsepnya sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
“Marketing public relations is the process of planning and evaluating programs, that encourage purchase and customer through credible communication of informations and impression that identify companies and their products with the needs, concern of customer.” (Marketing public relations adalah sebuah proses perencanaan dan pengevaluasian program yang merangsang penjualan dan pelanggan. Hal tersbut dilakukan melalui pengkomunikasian informasi yang kredibel dan kesan-kesan yang dapat menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan serta perhatian pelanggan). Secara umum pengertian Marketing Public Relations merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang dapat merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui pengkomunikasian informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan positif yang ditimbulkan dan berkaitan dengan identitas perusahaan atau produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginana, perhatian dan kepentingan bagi para konsumennya. 2.
PerananMarketing Public Relations Marketing Public Relations(MPR), sebagaimana dijelaskan sebelumnya, merupakan perpaduan (sinergi) antara pelaksanaan program dan strategi pemasaran (Marketing Strategy Implementation) dengan aktivitas program kerja Humas (work program of PR) dalam upaya meluaskan pemasaran dan demi mencapai kepuasan konsumennya (customer satisfaction). Fungsi pemasaran tersebut sebagaimana dijabarkan dalam bauran pemasaran (marketing mix), yaitu product, price, placement and promotion, yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan pemasaran (marketing objectives), yaitu : a. Mengadakan riset pasar, untuk mendapatkan informasi bisnis yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya. b. Menciptakan produk yang sesuai dari hasil riset pasar tersebut. c. Menentukan harga produk yang rasional dan kompetitif. d. Menentukan dan memilih target konsumen (target audience). e. Merencanakan dan melaksanakan kampanye promosi produk (pre-project-selling)yang akan diluncurkan, serta mampu bersaing di marketplacedan cukup menarik (eyes
http://digilib.mercubuana.ac.id/
catching) baik segi kemasan, maupun kualitas produk yang ditawarkan terhadap konsumen. Komitmen terhadap pelayanan purna jual.
f. 3.
Faktor-faktor Penyebab Dibutuhkannya Strategi MPR Ada beberapa faktor yang menyebabkan “dibutuhkannya” taktik dan strategi Marketing Public Relations dalam tatanan baru organisasi atau perusahaan, khususnya dalam era kompetitif dan krisis moneter sekarang ini. Kotler (1993) menyebutkan di antara faktor tersebut adalah sebagai berikut : a. Meningkatnya biaya promosi periklanan yang tidak seimbang dengan hasil keuntungan yang diperoleh dan keterbatasan tempat. b. Persaingan yang ketat dalam promosi dan publikasi, baik melalui media elektronik maupun media cetak dan sebagainya. c. Selera konsumen yang cepat mengalami perubahan dalam waktu relatif pendek (tidak loyal), karena banyaknya pilihan atau substitusi atas prouk yang ditawarkan di pasaran. d. Makin menurunnya perhatian atau minat konsumen terhadap tayangan iklan, karena pesan dalam iklan yang kini cenderung berlebihan dan membosankan perhatian konsumennya. 11
Pada Public
Relations
hakikatnya, jumlah
MPR
korporasi
menerapkan Philip
tahun
Marketing
Public
Pemasaran
mengalami
memperoleh
pengakuan
atau
perusahaan
program-program
Kotler,
Universitas
1980-an,
Profesor
Northwestern
untuk
Marketing dan
dan
Relations
pertumbuhan secara
cepat
kemampuan
mendukung dari
penulis
Sekolah buku
(MPR)
atau
pesat.
Pada
karena
adanya
para
profesional
strategi
pemasaran.
Manjemen
Marketing
Kellog
Management
mengatakan, pada masa mendatang MPR tidak hanya suatu cara atau alat,
11
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, Hal 243.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tetapi
akan
menyebutkan eksplosif
mengalami
perkembangan
bahwa
adalah
PR
(bersifat
melakukannya
yang
pergerakan
meledak-ledak)
dengan
apa
yang
pesat tahap
karena
disebut
(meningkat). pertumbukan
Ia yang
perusahaan-perusahaan
mass
advertising
(periklanan
massa). Dalam waktu tidak terlalu lama untuk menjawab semuanya dan organisasi-organisasi menggabungkan PR ke dalam pemasaran. Kotler
melihat
sejumlah
perkembangan
baru
yang
menandai
semakin terkaitnya hubungan pekerjaan antara marketing dan PR di masa mendatang. apresiasi
Para mereka
marketing produktivitas
praktisi terhadap
karena
dengan
mereka
marketing
sangat
kontribusi
potensial
menggunakan
mengalami
suka
untuk PR
alat-alat
penurunan.
meningkatkan
kepada
produk
promosi
lainnya
Berbagai
cara
dilakukan
untuk mengatasi penurunan. Untuk menjangkau khalayak secara terus menerus, biaya periklanan dari hari ke hari semakin meningkat. Bagian promosi penjualan berupaya untuk mengembangkan promosinya.
2.4
12
Komunikasi Kesehatan Definisi komunikasi kesehatan sebenarnya melekat pada hubungan
konseptual
antara
“komunikasi”
dengan
“kesehatan”
sehingga
konsep
komunikasi memberikan peranan pada kata yang mengikutinya. Berikut
12
Elvinaro Ardiato. Hand BOOK of Public Relations. Simbiosa Rekatama Media. Bandung. 2013. Hal 270
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ini
dikemukakan
beberapa
definisi
komunikasi
kesehatan.
Komunikasi
kesehatan adalah : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Studi yang mempelajari bagaimana cara menggunakan strategi komunikasi untuk menyebarluaskan informasi kesehatan yang dapat membuat keputusan yang tepat berkaitan dengan pengelolaan kesehatan. Studi yang menekankan peranan teori komunikasi yang dapat digunakan dalam penelitian dan praktik yang berkaitan dengan promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Kegunaan teknik komunikasi dan teknologi komunikasi secara positif untuk mempengaruhi individu, organisasi, komunitas, dan penduduk bagi tujuan mempromosikan kondisi yang kondusif atau yang memungkinkan tumbuhnya kesehatan manusia dan lingkungan. Kegunaan ini termasuk beragam aktivitas seperti interaksi antara professional kesehatan dengan para pasien di klinik, self-help groups, mailings, hotlines, kampanye media massa dan penciptaan peristiwa. Pendidikan kesehatan, yakni suatu pendekatan yang menekankan pada usaha mengubah perilaku kesehatan audiens (skala makro) agar mereka mempunyai kepekaan terhadap masalah kesehatan tertentu yang sudah didefinisikan dalam satuan waktu tertentu. Proses untuk mengembangkan atau membagi pesan kesehatan kepada audiens tertentu dengan maksud mempengaruhi pengetahuan, sikap, keyakinan mereka tentang pilihan perilaku hidup sehat. Seni dan teknik penyebarluasan informasi kesehatan yang bermaksud mempengaruhi dan memotivasi individu, mendorong lahirnya lembaga atau institusi baik sebagai peraturan ataupun sebagai organisasi di kalangan audiens yang mengatur perhatian terhadap kesehatan. Komunikasi kesehatan meliputi informasi tentang pencegahan penyakit, promosi kesehatan, kebijaksanaan pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis dalam bidang kesehatan, yang sejauh mungkin merubah dan memperbaharui kualitas individu dalam suatu komunitas atau masyarakat dengan mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika (Health Communication Partnership’s M/MC Health 13 Communication Materials Database).
13
Clift, E and Freimuth.Department of Health and Human Services.US. 1999
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7.
8.
Proses kemitraan antara para partisipan berdasarkan dialog dua arah yang di dalamnya ada suasana interaktif, ada pertukaran gagasan, ada kesepakatan mengenai kesehatan, juga merupakan teknik dari pengirim dan penerima untuk memperoleh informasi mengenai kesehatan yang seimbang demi membaharui pemahaman bersama. Komunikasi yang berkaitan dengan proses pertukaran pengetahuan, meningkatkan konsesus, mengindentifikasi aksi-aksi yang berkaitan dengan kesehatan yang mungkin dapat dilakukan secara efektif. Melalaui proses dialog tersebut maka informasi kesehatan yang di pertukarkan di antara dua belah pihak itu bertujuan membangun pengertian bersama demi penciptaan pengetahuan baru yang dapat diwariskan bersama. Jadi, dasar dari persetujuan adalah aksi dan kerjasama. 14
2.4.1 Tujuan Komunikasi Kesehatan Tujuan
komunikasi
kesehatan
dibagi
menjadi
dua
yaitu
tujuan strategis dan praktis. Berikut penjelasan mengenai tujuan komunikasi kesehatan: 1.
14
Tujuan Strategis Pada umumnya, program-program yang berkaitan dengan komunikasi kesehatan yang dirancang dalam bentuk paket modul itu dapat berfungsi untuk; a. Relay information yaitu meneruskan informasi kesehatan dari suatu sumber kepada pihak lain secara berangkai (hunting). b. Enable informed decision making, yaitu memberikan informasi akurat untuk memungkinkan pengambilan keputusan. c. Promote healthy behaviours, yaitu informasi untuk memperkenalkan perilaku hidup sehat. d. Promote peer information exchange and emotional support, yaitu mendukung secara emosional pertukaran informasi pertama dan mendukung secara emosional pertukaran informasi kesehatan. e. Promote self care, yaitu memperkenalkan pemeliharan diri sendiri.
Alo Liliweri. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2007. Hal 46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
f. Manage demand for health services, yaitu memenuhi permintaan layanan kesehatan. 2.
Tujuan Praktis Menurut Taibi Kahler (Kahler Communications, Washington,D.C Courses Process Communication Model, 2003), sebenarnya secara praktis tujuan khusus komunikasi kesehatan itu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui beberapa usaha pendidikan dan pelatihan agar dapat: A. Meningkatkan pengetahuan yang mencangkup: a. Prinsip-prinsip dan proses komunikasi manusia. b. Menjadi komunikator yang memiliki etos, patos, logos, kredibilitas dan sebagainya. c. Menyusun pesan verbal dan non verbal dalam komunikasi kesehatan. d. Memilih media yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan. e. Menentukan segmen komunikas yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehtan. f. Mengelola umpan balik atau dampak pesan kesehatan yang sesuai dengan kehendak komunikator dan komunikan. g. Mengelola hambatan-hambatan dalam komunikasi kesehatan. h. Mengenal dan mengelola konteks komunikasi kesehatan. i. Prinsip-prinsip riset. B. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi efektif. a. Praktis berbicara, berpidato, memimpin rapat, dialog, diskusi, negosiasi, menyelesaikan konflik, menulis, membaca, wawancara, menjawab pertanyaan, argumentasi, dan lain-lain. C. Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi. a. Berkomunikai yang menyenangkan, empati. b. Berkomunikasi dengan kepercayaan pada dirisendiri. c. Menciptakan kepercayaan publik dan pemberdayaan publik. d. Membuat pertukaran gagasan dan informasi makin menyenangkan. e. Memberikan apresiasi terhadap terbentuknya komunikasi yang baik (Report of the Liberal Arts and
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sciences 1994). 15 2.5
Task
Force,
Truman
State
University,
Pengertian Pasien Menurut
Majorie
Fyfe
Wells
pengertian
pasien
adalah
sebagai
berikut “ Pasien adalah orang sakit yang dirawat oleh seorang dokter “.Jadi
pasien
adalah
seseorang
yang
kondisi
badannya
tidak
pada
semestinya atau kurang baik dimana orang tersebut dirawat oleh seorang dokter. Hak pasien adalah mendapatkan ganti rugi apabila pelayanan yang diterima
tidak
sebagaimana
mestinya.
Masyarakat
sebagai
konsumen
dapat menyampaikan keluhannya kepada pihak rumah sakit atau institusi layanan
kesehatan
pelayanannya
atau
lainnya kepada
sebagai lembaga
upaya yang
perbaikan memberi
intern
dalam
perhatian
kepada
konsumen kesehatan. Sebagai dasar hukum dari gugatan pasien atau konsumen/penerima
jasa
pelayanan
kesehatan
terhadap
dokter/tenaga
kesehatan dan rumah sakit. 16
2.6
Kepuasan Pasien (Patient Satisfaction) Reformasi layanan kesehatan telah lama dibicarakan, baik di Negara
maju ataupun di Negara berkembang yang menurut hemat saya tidak lain adalah
membuat
sistem
layanan
kesehatan
yang
semakin
responsif
terhadap kebutuhan pasien dan atau masyarakat. Oleh sebab itu, perlu
15 16
Ibid. hal 52 Susan Martin Tucke, dkk, Standar Perawatan Pasien. Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1992.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dilakukan
reorientasi
tujuan
dari
organisasi
layanan
kesehatan
dan
reposisi hubungan pasien dan dokter atau profesi layanan kesehatan agar semakin terfokus pada kepentingan pasien. Dengan kata lain, layanan kesehatan itu harus selalu mengupayakan kebutuhan dan kepuasan pasien atau masyarakat yang dilayani secara simultan. 17 Dengan kepuasan
penerapan
pasien
pendekatan
menjadi
bagian
jaminan yang
mutu
integral
layanan
dan
kesehatan,
menyeluruh
dari
kegiatan jaminan mutu layanan kesehatan. Artinya, pengukuran tingkat kepuasan pasien harus menjadi kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari pengukuran mutu layanan kesehatan. Konsekuensi dari pola pikir yang demikian adalah dimensi kepuasan pasien menjadi salah satu dimensi mutu layanan kesehatan yang penting. Survey bersamaan
kepuasan dengan
pasien
menjadi
penting
pengukuran
dimensi
mutu
dan
layanan
perlu
dilakukan
kesehatan
yang
lain. Kemauan/keinginan pasien atau masyarakat dapat diketahui melalui survey kepuasan ekonomi
pasti
pasien. Pengalaman akan
mengubah
membuktikan bahwa transformasi
keinginan
dan
kebutuhan
masyarakat
terhadap layanan kesehatan. Oleh sebab itu, pengukuran kepuasan pasien perlu dilakukan secara berkala dan akurat. Telah terbukti bahwa terdapat hubungan
yang
positif
antara
partisipasi
aktif
17
masyarakat
dalam
Imbalo S. Pohan, JaminanMutu Layanan Kesehatan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2004, Hal 157.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pembangunan kesehatan dengan kepuasan pasien.Kesimpulan yang dapat dibuat dari pola pikir di atas, antara lain : a. Komponen kepuasan pasien dari mutu layanan kesehatan menjadi salah satu komponen utama atau penting. b. Kepuasan pasien adalah keluaran (outcome) layanan kesehatan.Dengandemikian, kepuasan pasien merupakan salah satu tujuan dari peningkatan mutu layanan kesehatan. c. Dapat dibuktikan bahwa pasien atau masyarakat yang mengalami kepuasan terhadap layanan kesehatan yang diselenggarakan cenderung mematuhi nasihat, setia atau taat terhadap rencana pengobatan yang telah disepakati. d. Sebaliknya, pasien atau masyarakat yang tidak merasakan kepuasan atau kekecewaan sewaktu menggunakan layanan kesehatan cenderung tidak mematuhi rencana pengobatan, tidak mematuhi nasihat, tidak mematuhi rencana pengobatan, berganti dokter atau pindah ke fasilitas layanan kesehatan lain. e. Ujicoba membuktikan bahwa kepuasan pasien berdampak pada keluaran dari layanan kesehatan artinya berdampak pada status kesehatan. Dengan demikian, pada beberapa kejadian yang memerlukan layanan kesehatan dalam kurun waktu yang lama, sebagian pakar merekomendasikan agar menggunakan status kesehatan sebagai indikator kepuasan pasien. 2.6.1 Pengukuran Kepuasan Pasien Telah disebutkan bahwa kepuasan pasien adalah keluaran dari layanan kesehatan dan suatu perubahan dari sistem layanan kesehatan yang ingin dilakukan tidak mungkin tepat sasaran dan berhasil tanpa melakukan pengukuran kepuasan pasien. Karena hasil pengukuran kepuasan pasien akan digunakan sebagai dasar untuk mendukung perubahan sistem layanan kesehatan, perangkat yang
digunakan
untuk
mengukur
kepuasan
handal dan dapat dipercaya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pasien
itu
harus
Pengukuran
kepuasan
pasien
kesehatan
tidak
mudah,
mengalami
semua
perlakuan
pada
karena
fasilitas
layanan
yang
dialami
layanan
kesehatan oleh
pasar
tidak biasa.
Dalam layanan kesehatan, pilihan-pilihan yang ekonomis tidak jelas. Pasien tidak mungkin atau sulit mengetahui apakah layanan kesehatan yang didapatnya optimal atau tidak. Apabila fasilitas layanan suatu
kesehatan layanan
atau
puskesmas
kesehatan,
akan
dianggap
dijumpai
sebagai
suatu
produsen
rentetan
dari
struktur dan proses. Di dalam struktur terdapat gedung, peralatan, obat,
profesi
organisasi,
layanan dan
kesehatan,
lain-lain.
Proses
penyelenggaraan
layanan
kesehatan
menghasilkan
sesuatu
untuk
penyelenggara
dari
layanan
prosedur,
itu
akan sendiri.
kepentingan
kesehatan
itu.
kebijaksanaan, menyangkut Keluaran
akan
pasien
dan
Pengumpulan
data
survey kepuasan pasien dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi umumnya dilakukan melalui : 18
18
Modifikasi dari Hall & Dornan Social Science Medicine , 1988; 27:935-939
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 2.6.1 Tabel Pengukuran Kepuasan Pasien
Lingkungan fisik gedung, pelayanan, petugas, obat, kebijaksanaan, prosedur, standar
Ramah, menghargai manusia, seni memberi layanan kesehatan, penuh perhatian, mau mendengarkan
Kesinambungan layanan kesehatan, rujukan tepat, rekam medik akurat dan lengkap
Memberiinformasi yang lengkap dan dimengerti, selalu memberi kesempatan bertanya
Keluaran atau hasil layanan kesehatan efektif, konsultasi teliti, tidak berulang-ulang
Kepuasan pasien
Perhatian terhadap masalah psiko-sosial pasien, empati
Biaya layanan kesehatan, paling efisien, karena sesuai standar layanan kesehatan
Fokus pengaturan sistem layanan kesehatan untuk memberi kemudahan pasien
Hubungan antar manusia: saling menghargai & mempercayai, tepat waktu, nyaman, bersih, privasi
Kompetensi teknik pemberi layanan kesehatan. Konsisten terhadap standar layanan kesehatan
Akses fisik, ekonomi dan budaya serta bahasa dan istilah dimengerti pasien
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.5.2 Dimensi dan Aspek Kepuasan Pasien Menurut Imbalo S. Pohan terdapat empat dimensi utama yang disusun sesuai dengan tingkat kepentingan yang dibutuhkan dalam penilaian pasien, yaitu: 19 1.
Kepuasan terhadap akses layanan kesehatan Kepuasan terhadap akses layanan kesehatan akan dinyatakan oleh sikap dan pengetahuan tentang: a. Sejauhmana layanan kesehatan itu tersedia pada waktu dan tempat saat dibutuhkan. b. Kemudahan memperoleh layanan kesehatan, baik dalam keadaan biasa ataupun keadaan yang gawat darurat. c. Sejauhmana pasien mengerti bagaimana sistem layanan kesehatan itu bekerja, keuntungan dan tersediannya layanan kesehatan.
2.
Kepuasan terhadap mutu layanan kesehatan Kepuasan terhadap mutu layanan kesehatan akan dinyatakan oleh sikap terhadap: a. Kompetensi teknik dokter atau profesi layanan kesehatan lain yang berhubungan dengan pasien. b. Keluaran dari penyakit atau bagaimana perubahan yang dirasakan oleh pasien sebagai hasil dari layanan kesehatan.
3.
Kepuasan terhadap proses layanan kesehatan Kepuasan
terhadap
proses
layanan
kesehatantermasuk
hubungan antar manusia akan ditentukan dengan melakukan pengukuran :
19
Imbalo S. Pohan. Jaminan Mutu Layanan Kesehtan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2004. Hal 157
http://digilib.mercubuana.ac.id/
a. Sejauhmana ketersediaan layanan puskesmas atau rumah sakit menurut pasien. b. Persepsi tentang perhatian dan kepedulian dokter atau profesi layanan kesehatan lain. c. Tingkat kepercayaan dan keyakinan terhadap dokter. d. Tingkat pengertian tentang kondisi atau diagnosis. e. Sejauhmana tingkat kesulitan untuk dapat mengerti nasihat dokter atau rencana pengobatan. 4.
Kepuasan terhadap sistem layanan kesehatan Kepuasan terhadap sistem layanan kesehatan ditentukan oleh sikap terhadap : a. Fasilitas fisik dan lingkungan layanan kesehatan b. Sistem perjanjian, termasuk menunggu giliran, waktu tunggu, pemanfaatan waktu selama menunggu, sikap mau menolong atau kepedulian personal, mekanisme pemecahan masalah dan keluhan yang timbul c. Lingkup dan sikap keuntungan dan layanan kesehatan yang ditawarkan.
2.7
Pelayanan Istilah
pelayanan
berasal
dari
kaya
“layan”
yang
artinya
menolong menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan
melayani.
Pada
dasarnya
setiap
manusia
membutuhkan
pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat
dipisahkan
Pasolong
dengan
menjelaskan
kehidupan bahwa
manusia. 20
pelayanan
pada
Sedangkan
Harbani
dasarnya
dapat
didefinisikan sebagai aktivitas seseorang, sekelompok dan/atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan. 21
20
Lijan Poltak Sinambela. Reformasi Pelayanan Publik Teori , Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2010 hal 3 21 Harbani Pasalong. Teori Administrasi Publik. Jakarta: Alfabeta. 2008 hal 40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.8
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
Undang-Undang Penyelenggara bahwa
Badan
Nomor
Jaminan
Sosial
Penyelenggara
24
Tahun
2011
(UU
BPJS),
secara
Jaminan
Sosial
tentang tegas
(BPJS)
Badan
menyatakan
yang
dibentuk
dengan Udang-undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS) adalah badan hukum publik. BPJS yang dibentuk dengan Undang-undang Badan
Penyelenggara
Penyelenggara
Jaminan
Jaminan
Sosial
Sosial
(UU
(BPJS)
BPJS) Kesehatan
adalah
Badan
dan
Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.
Kedua Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tersebut pada dasarnya
mengembangkan
misi
negara
untuk
memenuhi
hak
konstitusional setiap orang atas jaminan sosial dengan menyelenggarakan program jaminan yang bertujuan memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Manfaat
Jaminan
Kesehatan
Nasional
(JKN)
Badan
Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan meliputi :
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan kesehatan non spesialistik mencakup: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Administrasi pelayanan Pelayanan promotif dan preventif Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis Tindakan medis non spesialistik, baik nonoperatif Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai Transfusi darah sesuai kebutuhan medis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
operatif
maupun
7.
Pemeriksaan penunjang diagnosis pertama Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi
8.
b. Pelayanan kesehatan kesehatan mencakup: 1.
2.
rujukan
tingkat
laboratorium
lanjutan,
tingkat
yaitu
pelayanan
Rawat jalan, meliputi: a) Administrasi pelayanan b) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan sub spesialis c) Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis d) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai e) Pelayanan alat kesehatan implant f) Pelayanan penunjang diagnostic lanjutan sesuai indikasi medis g) Rehabilitasi medis h) Pelayanan darah i) Pelayanan kedokteran forensik j) Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan
dengan
Rawat Inap yang meliputi: a) Perawatan inap non intensif b) Perawatan inap di ruang intensif c) Pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri.
Peserta
Badan
Penyelenggara
Jaminan
Sosial
(BPJS)
Kesehatan
adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran, meliputi : 1.
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : fakir miskin dan orang tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.
2.
Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI), terdiri dari : A.
Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya a) Pegawai Negeri Sipil b) Anggota TNI c) Anggota Polri d) Pejabat Negara e) Pegawai Pemerintahan non pegawai negeri f) Pegawai swasta
http://digilib.mercubuana.ac.id/
·
B.
Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya a) Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri; dan b) Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima Upah Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.
C.
Bukan pekerja dan anggota keluarganya a) Investor; b) Pemberi Kerja c) Penerima Pensiun, terdiri dari : 1) Pegawai negeri sipil yang berhenti dengan hak pensiun 2) Anggota TNI dan anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun 3) Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun 4) Janda, duda atau anak yatim piatu dari penerima pension yang mendapat hak pensiun 5) Penerima pensiun lain 6) Janda, duda atau anak yatim piatu dari penerima pensiun lain yang mendapat hak pensiun 7) Veteran 8) Janda, duda atau anak yatim piatu dari Veteran atau perintis kemerdekaan.
ANGGOTA KELUARGA YANG DITANGGUNG 1.
2. 3. 4.
Pekerja Penerima Upah : Keluarga inti meliputi istri/suami dan anak yang sah (anak kandung, anak tidak dan/atau anak angkat), sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang. Anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat yang sah, dengan kriteria: a. Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri; b. Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal. Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja : Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang diinginkan (tidak terbatas). Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang meliputi anak ke-4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua. Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang meliputi kerabat lain seperti Saudara kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll.
http://digilib.mercubuana.ac.id/