BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Hubungan manajer dengan pemegang saham didalam agency theory digambarkan sebagai hubungan antara agent dan principal. Manajer sebagai agent dan pemegang saham sebagai principal. Manajer harus mengambil keputusan bisnis terbaik untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham. Menurut Wolk (2003) dalam linda, (2010:23), teori agency menggambarkan kerangka kerja untuk menganalisa laporan keuangan antara manajer dan pemilik perusahaan. Pelaporan yang baik akan meminimalkan biaya modal perusahaan karena mengurangi ketidakpastian perusahaan, oleh karena itu akan mengurangi resiko investasi dan akan mengurangi rate of return dan memperkecil terjadinya asimetri informasi. Oleh karena itu pihak manajemen perusahaan berkeinginan untuk memberi sinyal berupa informasi akuntansi dan pelaporan sukarela (voluntary disclosure) kepada pasar untuk bersaing mendapatkan dana dari pihak investor. Dimana informasi akuntansi adalah produk dari sebuah akuntansi perusahaan dan sistem pelaporan eksternal yang menyediakan data kuantitatif berkenaan dengan kinerja perusahaan untuk suatu periode tertentu.
2.1
Signaling Theory Signaling theory memberikan penjelasan mengenai pentingnya informasi
yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku
46 Universitas Sumatera Utara
bisnis, karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan yang masa akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana keadaan efeknya terhadap pasar modal. Informasi yang relevan, andal dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk pengambilan keputusan investasi. Menurut Jogiyanto (2000:392), informasi yang disajikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan beraksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman tersebut sebagai signal baik investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham. Menurut Sharpe (1997:211) dalam Masdalena (2011:9), Pengumuman informasi akuntansi memberikan signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi melalui perubahan dalam perdagangan saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun social politik terhadap fluktuasi volume perdagangan saham dapat dilihat dari efisiensi pasar.
47 Universitas Sumatera Utara
Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal bagi pihak diluar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah adalah laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non akuntansi. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui pengguna laporan laporan baik dari pihak luar maupun dalam. Semua investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi resiko relative setiap perusahaan sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan prefrensi resiko yang diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh investor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara terbuka dan transparan.
2.2
Agency Theory Agency Theory memberikan penjelasan mengenai dasar perlunya praktek
pengungkapan laporan keuangan oleh manajemen kepada pemegang saham dan investor, dimana teori ini merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara pihak principal ( para pemegang saham dan investor ) dan agent ( manajer). Agency theory menyebutkan bahwa sebagai agen dari pemegang saham, manajer tidak selalu bertindak demi kepentingan pemegang saham. Untuk itu diperlukan biaya pengawasan yang dapat dilakukan melalui cara-cara pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan terhadap pengambilan
48 Universitas Sumatera Utara
keputusan oleh manajemen. Kegiatan pengawasan yang dilakukan memerlukan biaya keagenan. Biaya keagenan digunakan untuk mengontrol semua aktivitas yang dilakukan manajer sehingga manajer dapat bertindak konsisten sesuai dengan kontraktual antara kreditor dan pemegang saham.
2.3
Pengungkapan Laporan Keuangan Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) Nomor 1,
dinyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna untuk investor dan calon investor, kreditur, dan pemakai lain dalam pengambilan keputusan investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis yang rasional. Informasi tersebut harus dapat dipahami oleh mereka yang mempunyai wawasan bisnis dan ekonomi sehingga tidak menjadikan salah intepretasi, maka penyajian laporan keuangan harus disertai dengan disclosure yang cukup (adequate disclosure) artinya informasi yang disajikan tidak berlebihan namun juga tidak kurang sehingga tidak menyesatkan orang yang membacanya. Secara garis besar, pengungkapan mengikuti pendoman berikut ini : 1) laporan keuangan. Laporan Keuangan terdiri atas tiga laporan utama, yaitu neraca, laporan laba rugi dan laporan perubahan posisi keuangan. Pengungkapan dalam laporan keuangan juga termasuk rincian dan Tabel-Tabel menjelaskan angkaangka yang terdapat dalam laporan keuangan yang disajikan secara komparatif dengan periode yang lalu; 2) catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. 3) data statistik. Disusun dan diolah dari angka-angka yang terdapat dalam laporan
49 Universitas Sumatera Utara
keuangan dan seringkali disajikan secara terpisah di dalam laporan tambahan; 4) laporan auditor independen. Laporan ini merupakan media yang paling sesuai untuk mengungkapkan penyimpangan akibat penyimpangan penerapan prinsip akuntansi dari prinsip akuntansi berterima umum, perubahan prinsip akuntansi dan akibatnya, dan perdebatan pendapat antara auditor dan manajemen perusahaan yang diaudit. Di samping itu, ada keputusan pengungkapan regulasi pasar modal yang kuat seperti keputusan No 17/PM/1995 yang selanjutnya melalui keputusan ketua Bapepam No.
Kep.
38/PM/1996
yang
di
antaranya
berisi
tentang
keharusan
mengungkapkan informasi akuntansi kepada publik yang ditetapkan oleh Bapepam pada tanggal 17 januari 1996, yang terakhir dirubah kembali melalui SK Bapepam No Kep-06/PM/2005. Pengungkapan pasar modal terdiri dari dua aspek, yaitu pengungkapan proteksi dan pengungkapan informasi. Pengungkapan proteksi (protective disclosure) merupakan usaha badan pengawas pasar modal untuk melindungi investor dari perlakuan yang tidak wajar dari emiten sehingga yang termasuk dalam pengungkapan ini adalah pengungkapan yang diharuskan oleh badan pengawas pasar modal. Sebaliknya, yang termasuk dalam pengungkapan informasi (informative disclosure) adalah pengungkapan yang disajikan dalam rangka keterbukaan emiten untuk tujuan analisis. Seberapa banyak informasi yang sifatnya wajib maupun sukarela yang perlu diungkapkan dalam laporan tahunan masih menjadi perdebatan. Penelitian
50 Universitas Sumatera Utara
yang dilakukan mengenai kebutuhan informasi investor atau calon investor yang telah dilakukan beberapa peneliti menyatakan bahwa laporan tahunan belum berisi informasi yang cukup untuk membantu investor untuk memenuhi kebutuhannya. Semakin banyak informasi akuntansi yang diungkapkan semakin informatif dan bermanfaat namun akan diikuti dengan biaya (expense) penyajian informasi yang tinggi. Oleh karena itu, pihak manjemen perlu mempertimbangkan cost and benefit dalam menyajikan pengungkapan di dalam laporan keuangan atau laporan tahunan.
2.4
Tingkat Disclosure
2.4.1
Defenisi Disclosure Tingkat disclosure adalah tingkat pengungkapan atas informasi yang
diberikan sebagai lampiran pada laporan keuangan dalam bentuk catatan kaki atau tambahan . Informasi ini menyediakan penjelasan yang lebih lengkap mengenai posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Informasi penjelasan mengenai kesehatan keuangan dapat juga diberikan dalam laporan pemeriksaan. Semua materi harus diungkapkan termasuk informasi kuantitatif dan kualitatif yang akan sangat membantu pengguna laporan keuangan (Siegel dan Shim 2000:147). Informasi deskriptif hanya perlu terlihat dalam batang tubuh laporan dalam bentuk yang ringkas. Uraian yang lebih terinci harus tampak dalam catatan kaki atau tempat lain dalam laporan keuangan. Pengungkapan dalam pelaporan keuangan merupakan penyajian informasi yang diperlukan untuk operasi optimal pasar modal yang efisien. Ini secara tidak langsung berarti bahwa informasi yang
51 Universitas Sumatera Utara
memadai harus disajikan untuk memungkinkan dilakukannya prediksi mengenai tren dividen di masa depan. 2.4.2
Jenis Jenis dan Tujuan Pengungkapan Beberapa jenis pengungkapan laporan keuangan yaitu:
a. Pengungkapan Cukup (Adequate Disclosure) Perusahaan melakukan pengungkapan hanya untuk memenuhi syarat syarat yang diwajibkan oleh institusi tertentu. b. Pengungkapan Wajar (fair Disclosure) Fair Disclosure menyatakan tujuan-tujuan etis untuk memberikan perlakuan yang sama bagi semua pembaca potensial. Hal ini berarti bahwa pengungkapan dalam laporan tahunan dapat dimengerti oleh semua pihak yang berkepentingan. c. Pengungkapan Penuh (Full Disclosure) Perusahaan mengungkapkan seluruh informasi yang berkaitan dengan laporan keuangannya yang menggambarkan keadaan perusahaan apa adanya. Informasi yang diberikan pada jenis pengungkapan ini bersifat detail dan substantial.
Linda (2009) menyatakan bahwa disclosure untuk pasar modal terdiri dari 2 aspek: a. Protective Disclosure Merupakan usaha badan pengawas pasar modal untuk melindungi investor dari perlakuan yang tidak wajar oleh emiten.
52 Universitas Sumatera Utara
b. Informative Disclosure Disclosure yang disajikan dalam keterbukaan emiten untuk tujuan analisis investasi. Secara umum tujuan peungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda (Suwardjono, 2005:580). Untuk melayani pihak yang mempunyai kepentingan berbeda, Masdalena
(2011:16)
menyatakan tujuan pengungkapan dibagi menjadi sebagai berikut: a. Tujuan untuk melindungi terhadap perlakuan manajemen yang mungkin kurang adil dan kurang terbuka (unfair). Tujuan ini biasanya menjadi pertimbangan badan pengawas yang mendapat otoritas untuk melakukan pengwasan terhadap pasar modal seperti SEC atau Bapepam. b. Tujuan informatif merupakan tujuan yang diarajkan untuk menyediakan informasi yang dapat membantu keefektifan pengambilan keputusan pengguna laporan keuangan. Biasanya tujuan ini digunakan sebagai landasan penyusunan standar akuntansi untuk menentukan keluasan pengungkapan. c. Tujuan kebutuhan khusus merupakan gabungan dari tujuan perlindungan dan tujuan informasi. Artinya apa yang harus diungkapkan kepada publik dibatasi dengan apa yang dipandang berguna bagi pemakai yang dituju.
Informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku, sedangkan pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Pada umumnya perusahaan akan selalu mempertimbangkan biaya dan manfaat dalam melakukan pengungkapan informasi. Menurut Sudarmadji,
53 Universitas Sumatera Utara
(2007:56) menyatakan bahwa biaya pengungkapan yang harus dipertimbangkan adalah biaya pengungkapan langsung dan tidal langsung sebagai berikut ini: a. Biaya langsung meliputi biaya pengumpulan data, biaya pemrosesan informasi, biaya pengauditan, dan biya penyebaran informasi. b. Biaya tidak langsung meliputi biaya litigasi atau biaya hukum, biaya kerugian, persaingan, dan biaya politik. Biaya ligasi timbul akibat pengungkapan informasi yang tidak memadai atau informasi yang menyesatkan. Biaya kerugian persaingan terjadi apabila informasi yang diungkapkan melemahkan daya saing perusahaan karena informasi tersebut digunakan untuk oleh pesaing untuk memperkuat daya saing mereka. Biaya politik terjadi ketika praktik pengungkapan perusahaan memicu regulasi pemerintah. Lebih lanjut, Sudarmadji (2007:56) menyatakan bahwa selain biaya-biaya, ada beberapa alasan yang melandasi perusahaan enggan menambah disclosure informasi keuangan yaitu: a. Disclosure akan membantu para pesaing dan merugikan pemegang saham. b. Disclosure yang lengkap akan memberikan keuntungan kepada serikat pekerja dalam hal tawar-menawar upah. c. Adanya keraguan terhadap kemampuan investor dalam memahami kebijakan dan prosedur akuntansi sehingga full disclosure akan menyesatkan mereka. d. Tersedianya sumber-sumber informasi lain selain laporan keuangan yang tersedia dengan biaya yang lebih murah. e. Kurangnya pengetahuan terhadap kebutuhan investor juga merupakan alas an bagi disclosure yang terbatas.
2.4.3
Metode Dislosure Menurut Eldon dan Nugroho (2000:54), Disclosure meliputi proses
pelaporan keuangan. Ada beberapa metode untuk melakukan disclosure. Pemilihan metode disclosure yang terbaik tergantung kepada sifat informasi yang akan disampaikan dan penting atau kurang pentingnya informasi tersebut. Bentuk dan pengaturan ikhtisar-ikhtisar keuangan merupakan satu metode
54 Universitas Sumatera Utara
disclosure. Makin penting suatu informasi makin tepat informasi itu disajikan langsung dalam ikhtisar keuangan yang bersangkutan. Perkembangan dari ikhtisar-ikhtisar keuangan dasar (basic financial statements), memperlihatkan perkembangan mengenai apa yang dianggap penting oleh dunia usaha untuk didisclosure. : mula-mula neraca yang dikenal sebagai ikhtisar keuangan dasar; selanjutnya ikhtisar rugi laba dianggap sebagai keharusan untuk memberikan disclosure mengenai usaha perusahaan; dan pada giliran berikutnya dirasakan ada kebutuhan untuk men-disclosure arus kas atau arus dana. Laporan yang singkat tentunya merupakan suatu tujuan dalam laporan keuangan, akan tetapi disclosure yang tepat seharusnya dilakukan apabila laporan itu diharapkan memberi manfaat bagi pengambilan keputusan. Karena disclosure semakin lama semakin banyak, tidaklah mungkin mencantumkannya secara lengkap dalam ikhtisar keuangan secara langsung maupun sebagai parenthetical notes. Itulah sebabnya disclosure dalam bentuk footnotes menjadi semakin popular. Disclosure semacam ini dalam prakteknya dikenal sebagai notes to financial statements atau catatan-catatan mengenai ikhtisar keuangan. Footnotes merupakan sarana untuk menyajikan disclosure yang tidak dapat ditempatkan dalam ikhtisar keuangan itu sendiri. Laporan akuntan publik bukanlah tempat untuk mendisclose informasi keuangan yang penting bagi perusahaan. Namun demikian laporan ini merupakan sarana penyajian disclosure sebagai berikut : (1) penjelasan mengenai akibat yang ditimbulkan dari penerapan prinsip akuntansi yang tidak sesuai dengan Prinsip
55 Universitas Sumatera Utara
Akuntansi Indonesia (PAI) atau generally accepted accounting principles (GAAP); (2) akibat dari perubahan dari satu metode yang sesuai dengan PAI atau GAAP ke metode lain yang juga sesuai dengan PAI atau GAAP; dan (3) perbedaan pendapat antara akuntan publik dan langganannya mengenai dapat diterima atau tidaknya suatu prinsip akuntansi dalam laporan tersebut. Disclosure pertama dan kedua harus tercermin dalam ikhtisar-ikhtisar keuangan atau footnotes. Pengulangan disclosure ini diperlukan untuk mengingatkan pembaca yang melakukan perbandingan antara perusahaan tersebut dengan perusahaan lain atau perbandingan antara tahun itu dengan tahun sebelumnya.
2.5
Biaya Ekuitas (Cost of Equity)
2.5.1 Pengertian dan Fungsi Biaya Ekuitas Biaya ekuitas disini hanya mengacu pada tingkat pengembalian yang merupakan hak investor atas investasinya di perusahaan tertentu (Ross et al. 2003:404). Biaya ekuitas adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan. Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal. Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa
56 Universitas Sumatera Utara
sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari seluruh modal yang digunakan. Biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.
2.5.2
Komponen Biaya Ekuitas Komponen biaya modal terdiri dari:
a. Debt (Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) b. Preferred (Saham Preferen) c. Common Equity (Saham Biasa dan Laba ditahan)
57 Universitas Sumatera Utara
a. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek Biaya modal hutang jangka pendek , merupakan hutang yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari 1 tahun, biasanya terdiri dari hutang dagang, hutang wesel, dan kredit jangka pendek lainnya.
b. Biaya Modal Hutang Jangka Panjang Biaya modal hutang jangka panjang, biaya hutang yang ditanggung oleh perusahaan yang menggunakan dana hutang tidak lain adalah sebesar tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pihak investor. Yang biasanya berasal dari obligasi (cost of bond).
c. Biaya Modal Saham Preferen Biaya modal saham preferen (cost of preferred stocks) adalah biaya rill yang harus dibayar apabila perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. Biaya modal saham preferen diperhitungkan sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor pemegang saham preferen.
d. Biaya Modal Saham Biasa Dan Laba Ditahan Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal sendiri (biaya ekuitas). Biaya modal ekuitas merupakan biaya yang
58 Universitas Sumatera Utara
dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi.
2.5.3
Model Pengukuran Biaya Ekuitas Pengukuran biaya modal saham biasa (biaya modal ekuitas), dipengaruhi
oleh model penilaian perusahaan yang digunakan. Ada beberapa model penilaian perusahaan, antara lain: a. Model penilaian pertumbuhan konstan (constant growth valuation model) Dasar pemikiran yang digunakan adalah bahwa nilai saham sama dengan nilai tunai (present value) dari semua deviden yang akan diterima di masa yang akan datang (diasumsikan pada tingkat pertumbuhan konstan) dalam waktu yang tidak terbatas ( Model ini dikenal dengan sebutan Gordon model).
b. Model Ohlson Model Ohlson digunakan untuk mengestimasi nilai perusahaan dengan mendasarkan pada nilai buku ekuitas ditambah dengan nilai tunai dari laba abnormal.
c. Capital Asset Pricing Model (CAPM) Berdasarkan model CAPM, biaya modal saham biasa adalah tingkat return yang diharapkan oleh investor sebagai kompensasi atas risiko yang tidak dapat dideversifikasi yang diukur dengan beta.
59 Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini, biaya ekuitas diukur dengan menggunakan pendekatan return saham. Secara umum pengertian return adalah sejumlah keuntungan atau kerugian yang diterima dari hasil investasi surat berharga (Ross et. All, 2003). Dimana semakin tinggi return maka semakin besar keuntungan yang diterima oleh investor. Return saham dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus dalam bentuk umum sebagai berikut:
Rs : ( Pit – Pit-1) ] / Pit-1
Dimana, Rs : tingkat pengembalian persaham Pit : harga saham perlembar perusahaan i pada tahun ke t Pit-1 : harga saham perlembar perusahaan i pada tahun ke t-1
2.6
Resiko Resiko bila diartikan sebagai kemungkinan return actual yang berbeda
dengan return yang diharapkan. Dalam ilmu ekonomi, dan ilmu investasi pada khususnya terdapat asumsi bahwa investor adalah mahluk yang rasional. Return yang diharapkan investor
dari investasi yang dilakukannya merupakan
kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan resiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Keputusan investasi sangat bergantung pada mutu dan luas pengungkapan yang disajikan dalam laporan tahunan. Seberapa
60 Universitas Sumatera Utara
besar luas pengungkapan informasi masih menjadi isu kontroversial saat ini. Kekurangan dan ketidaklengkapan informasi akan tercermin dalam biaya modal sebagai premium di atas risk free rate rate of return ditambah econimic risk premium. Pengungkapan yang sempit biasanya menyebabkan premium risiko investasi yang tinggi dan pengungkapan yang luas menyebabkan premuim risiko investasi yang rendah. Risiko jika dilihat dari sudut pandang investor dapat dibagi dua, yaitu risiko yang dapat dideversifikasi (diversifiable risk/non-systematic risk) dan risiko yang tidak dapat didiversifikasi (non-diversifiabel risk/systematic risk). Risiko saham yang dapat didiversifikasi berkaitan dengan faktor-faktor spesifik perusahaan yang menerbitkan saham (emiten). Risiko ini bisa dikurangi melalui diversifikasi dengan membentuk portofolio yang terdiri dari beberapa jenis saham yang berbeda, sedangkan risiko yang tidak dapat didiversifikasi berkaitan dengan faktor-faktor makro yang mempengaruhi semua saham pada suatu pasar modal, yang disebut dengan risiko pasar. Semakin besar resiko yang harus ditanggung investor atas investasi yang dilakukannya, maka semakin besar pula tingkat return yang diharapkan oleh investor. Beta sebagai ukuran resiko sistematis saham, telah dipergunakan secara luas oleh para investor dan analisis dalam melakukan analisis dan pemilihan saham. Beta dapat bernilai positif dan negatif. Nilai beta digunakan sebagai alat pengukur tingkat kepekaan suatu return saham terhadap suatu kondisi yang dampaknya dirasakan oleh semua perusahaan. Semakin besar sensitifitas return terhadap suatu resiko sistematis semakin besar juga beta saham. Demikian pula
61 Universitas Sumatera Utara
sebaliknya, semakin kecil sensitivitas return saham semakin kecil pula beta sahamnya. Berdasarkan nilai beta, suatu saham dapat digolongkan sebagai saham agresif (â > 1), saham defensive ( â < 1), saham netral ( â = 1). Bagi saham agresif, return saham bergeral lebih besar daripada return pasar. Saham defensive, return saham bergerak lebih kecil dari daripada return pasar. Saham netral disebut dengan saham rata-rata.
2.6.1
Sumber dan Tipe Resiko
a. Risk Rate Interest Risk Rate adalah variabilitas dalam return sekuritas dari perubahan tingkat suku bunga interest rate risk. Interest rate risk memepengaruhi obligasi secara langsung daripada common stock, tapi itu juga mempengaruhi keduanya dan membutuhkan pertimbangan yang sangat penting bagi para investor. b. Market Risk Market Risk adalah variabilitas return, hasil dari fluktuasi dalam keseluruhan pasar saham agregat, itulah yang dimaksud dengan market risk. Market risk juga termasuk faktor-faktor eksogen seperti resesi, perang, perubahan struktur dalam ekonomi dan perubahan selera konsumen. c. Inflation Risk Inflation Risk adalah faktor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah resiko daya beli atau berkurangnya kemampuan membeli investasi dalam dollar. Dengan
inflasi
yang
tidak
menentu,
return
yang
nyata
juga
62 Universitas Sumatera Utara
melibatkan/mengandung resiko walaupun return nominal cukup aman. Resiko ini berhubungan dengan interest rate risk, karena interest ratio biasanya seiring peningkatan inflasi. d. Business Risk Business Risk adalah resiko melakukan suatu bisnis dalam industri khusus disebut business risk. e. Financial Risk Financial Risk adalah financial tidak berhubungan dengan penggunaan pembiayaan hutang oleh perusahaan. Besarnya proporsi aset oleh pembiayaan hutang dan besarnya variabilitas return adalah sama. Konsep financial leverage juga termasuk didalam financial risk. f. Liquidity Risk Liquidity Risk adalah resiko yang berhubungan dengan pasar sekunder dalam perdagangan sekuritas. Suatu investasi yang dapat dibeli atau dijual secara cepat dan tanpa harga yang signifikan biasanya bersifat liquid. Semakin tidak menentunya elemen waktu dan konsesi (kelonggaran) harga, semakin besar liquidity risknya. g. Exchange Rate Risk Exchange Rate Risk adalah semua investor yang berinvestasi secara internasional pada arena investasi global sekarang ini,menghadapi prospek yang tak menentu dalam return setelah mereka mengubah keuntungan mereka kedalam mata uang negara mereka masing masing. Exchange rate risk dapat didefenisikan
63 Universitas Sumatera Utara
sebagai variabilitas return yang disebabkan oleh fluktuasi mata uang. Exchange rate risk biasanya disebut juga currency risk. h. Country Risk Country risk biasanya disebut juga political risk, yaitu risiko yang penting untuk para investor pada zaman sekarang ini. Dengan banyaknya investor yang berinvestasi secara internasional, baik secara langsung maupun tidak langsung, stabilitas dan kelangsungan hidup ekonomi suatu negara perlu di pertimbangkan. United States mempunyai country risk yang paling rendah dan beberapa negara lain dapat dinilai dengan menggunakan ukuran United States sebagai tolak ukurnya.
2.7
Ukuran Perusahaan (SIZE) Bayu (2007: 20) menunjukkan pada perusahaan besar dengan total risiko
yang ditanggung oleh investor lebih besar, akan mendapatkan keuntungan per saham yang terbesar (dalam hal ini peningkatan harga saham) sebagai hasil dari peningkatan pengungkapan. Daya serap yang besar dari institusional ini akan memberikan keuntungan yang lebih besar ketika perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan menerbitkan suatu pengungkapan sehingga menurunnya cost of equity capital-nya juga lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Adanya kecenderungan investor lebih senang menanamkan modal pada perusahaan besar atau adanya kecenderungan investor lokal selalu mengikuti investor asing dalam memilih saham /memberli saham dalam menanamkan modalnya pada perusahaan-perusahaan besar/perusahaan asing sebab pada
64 Universitas Sumatera Utara
perusahaan besar memberikan return per saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil Siti (2004:66) menemukan ukuran perusahaan (diproksi dengan total aktiva
perusahaan)
mempunyai
hubungan
yang
positif
dengan tingkat
pengungkapan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan semakin besar tingkat pengungkapan. Semakin luas tingkat pengungkapan perusahaan maka akan menurunkan asimetri informasi yang pada akhirnya menurunkan cost of equity capital.
2.8
Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu tersebut dapat diuraikan melalui tabel berikut: Tabel 2.1 Ringkasan Peneliti Terdahulu
No 1
2
Nama Peneliti Siti Aisah Murni (2004)
Judul Penelitian
Wiwik Utami (2005)
Pengaruh Manjemen Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas pada Perusahaan
Pengaruh Luas Ungkapan Sukarela dan Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital
Variabel Penelitian Variabel Independen: indeks ungkapan, asimetri informasi, ukuran perusahaan dan beta saham Variabel dependen: cost of equity capital Variabel Independen: manajemen laba, beta saham, ukuran perusahaan
Hasil Penelitian Indeks ungkapan, asimetri informasi dan beta saham berpengaruh positif terhadap cost of equity capital tetapi ukuran perusahaan berpengaruh negarif terhadap cost of equity capital.
Manajemen laba, beta saham dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya modal ekuitas.
65 Universitas Sumatera Utara
3
Bayu Febrian (2007)
4
Nei Hotma (2009)
Publik Sektor Variabel Manufaktur Dependen: Modal Ekuitas Pengaruh Variabel pengungkapan Independen: sukarela, beta pengungkapan saham dan sukarela, beta ukuran saham,ukuran perusahaan perusahaan terhadap cost of Variabel equitu capital dependen : cost of equity capital pada perusahaan manufaktur yang go public Pengaruh Variabel Faktor Independen : Current Ratio, Fundamental terhadap Return ROI, cash flow Saham pada from to operation Perusahan to debt, price to book value, Manufaktur ukuran yang di BEI perusahaan Variabel Dependen : Return Saham
Indeks pengungkapan laporan keuangan dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap cost of equity of capital sedangkan beta saham berpengaruh positif terhadap cost of equity capital
CR , ROE, Cash Flow secara simultan berpengaruh terhadap return saham, dan hanya ROE yang berpengaruh secara simultan terhadap return saham
2.9
Kerangka Konseptual Dan Hipotesis Penelitian
2.9.1
Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan sintesa atau ekstapolasi dari tinjauan teori
dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis.
66 Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut: H1 Tingkat Disclosure (X1) Resiko
H2
Biaya Ekuitas
(X2)
(Y)
H3
Ukuran perusahaan (X3)
H4 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Pengaruh tingkat disclosure
bagi
manajemen
perusahaan adalah
meningkatnya jumlah investor dan mengurangi asimetri informasi. Dengan mengurangi tingkat asimetri informasi maka laporan keuangan lebih transparan dan menyebabkan estimasi risiko oleh investor rendah karena tidak ada informasi yang disembunyikan, maka tingkat pengembalian yang diminta oleh investor juga rendah, sehingga mengurangi biaya modal. Defenisi tingkat disclosure adalah tingkat pengungkapan atas informasi yang diberikan sebagai lampiran pada laporan keuangan dalam bentuk catatan kaki atau tambahan. Perusahaan menyediakan informasi ini sebagai bahan penjelasan yang lengkap mengenai posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. 67 Universitas Sumatera Utara
Informasi penjelasan mengenai mengenai kesehatan keuangan dapat juga diberikan dalam laporan pemeriksaan. Semua materi harus diungkapkan termasuk informasi kualitatif dan kuantitatif yang akan sangat membantu pihak pengguna laporan keuangan (principal).. Mengingat pentingnya informasi bagi principal (investor), dalam pengambilan
keputusan
yang
optimal
terhadap
investasi
yang
akan
dilakukan,maka pihak principal harus mengetahui resiko baik buruknya yang akan diterima. Pada umumnya semakin besar risiko yang ditanggung oleh investor dalam berinvestasi maka semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. Sikap investor terhadap risiko akan sangat tergantung pada preferensi investor terhadap resiko. Investor yang memiliki keberanian yang tinggi maka dia akan memilih keberanian yang tinggi dengan harapan memperoleh tingkat return yang tinggi, dan demikian juga sebaliknya. Ukuran perusahaan (SIZE), yang dinyatakan dengan market capitalized diharapkan berhubungan positif terhadap biaya ekuitas. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki publik demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang berukuran kecil. Alasan lainnya adalah bahwa perusahaan lebih besar mempunyai biaya produksi informasi yang lebih rendah yang berkaitan dengan pengungkapan mereka atau biaya competitive disadvantage yang lebih rendah. Semakin besar ukuran perusahaan semakin tinggi tingkat pengungkapan, semakin tinggi tingkat pengungkapan semakin rendah asimetri informasi, semakin rendah asimetri informasi cost of equity capital akan semakin rendah.
68 Universitas Sumatera Utara
2.9.2
Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan (Sugiyono,2007: 67). Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis yang diajukan dari penelitian ini adalah: a. Tingkat disclosure terhadap biaya ekuitas Biaya ekuitas mencerminkan besar ekuitas yang dimiliki perusahaan. Semakin besar biaya ekuitas yang ditanggung perusahaan maka semakin tinggi pula ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Pada kondisi seperti ini biasanya perusahaan tidak akan menutup-nutupi keadaan yang sebenarnya, perusahaan cenderung mengungkap laporan keuangannya tanpa ragu-ragu. Akan tetapi jika biaya ekuitas kecil perusahaan cenderung menutupi laporan keuangannya. Tetapi di lain pihak, investor ingin mengetahui kondisi perusahaan pada saat itu sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasinya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah biaya ekuitas yang ditanggung perusahaan maka perusahaan dituntut untuk mengungkapkan laporan keuangannya secara baik. Menurut Komalasari dan Baridwan (2001) yang menunjukkan bahwa penurunan Cost of Equity bagi perusahaan yang timbul dari menurunnya asimetri informasi di antara pelaku pasar (investor) dapat mendorong mereka untuk membuat kebijakan pengungkapan informasi akuntansi yang lebih baik.
69 Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian yang dilakukan Siti (2004:50), menguji pengaruh informasi asimetri dan disclosure terhadap cost of equity capital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asimetri informasi rendah maka dibutuhkan disclocure yang handal agar dapat menurunkan cost of equity capital perusahaan. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang membuktikan pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya ekuitas, maka hipotesis alternatif pertama yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: H 1: Tingkat disclosure berpengaruh signifikan terhadap biaya ekuitas.
b. Ukuran Perusahaan terhadap biaya ekuitas Berkaitan dengan ukuran perusahaan,perusahaan besar dengan total risiko yang ditanggung oleh investor lebih besar, akan mendapatkan keuntungan per saham yang terbesar (dalam hal peningkatan nilai saham) sebagai hasil peningkatan pengungkapan, maka harga sekuritas perusahaan tersebut semakin tertanggung pada keleluasan daya serap. Bagi perusahaan besar ia perlu menarik institusional karena mereka diharapkan akan memegang sekuritas perusahaan dalam jumlah yang besar dan membuat perdagangan yang besar sehingga liquiditas sekuritas meningkat. Daya serap yang besar dari investor intitusional ini memberikan keuntungan yang lebih besar ketika perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan menerbitkan suatu pengungkapan sehingga penurunan cost of equity capital-nya juga lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai kecil.
70 Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang membuktikan pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya ekuitas pada perusahaan yang berukuran besar dengan perusahaan yang berukuran kecil, maka hipotesis alternatif pertama yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah H 2 : ukuran perusahaan berpengaruh terhadap biaya ekuitas.
c. Tingkat resiko terhadap biaya ekuitas Resiko merupakan suatu kejadian yang bersifat merugikan yang akan terjadi yang akan datang. Resiko yang dimaksud disini adalah resiko investasi yang berhubungan dengan kemungkinan (probability) terjadinya keuntungan yang sebenarnya (actual earning) dikurangi dengan expected rate of return (keuntungan yang diharapkan).
Pada prinsipnya, para investor selalu akan
memilih investasi yang memberikan resiko yang terendah untuk tingkat imbalan/keuntungan yang sama. Berdasarkan prinsip tersebut, maka suatu usulan investasi yang dirasakan memberikan resiko yang lebih besar harus memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar pula agar investor mau mengambilnya. Semakin tinggi resiko suatu investasi, maka akan semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang diharapkan. Lang dan Lundlolm (1991), menemukakan bahwa keuntungan potensial terhadap ungkapan, termasuk meningkatnya investor yang mengikutinya, mengurangi estimasi resiko dan mengurangi asimetri informasi yang masingmasing menunjukkan pengurangan cost of equity capital perusahaan dalam penelitian teoritikal.
71 Universitas Sumatera Utara
Vita
(2007:35), mengungkapkan
bahwa
“semakin
besar
ukuran
perusahaan, maka estimasi resiko semakin rendah sehingga menyebabkan tingkat pengembalian yang diminta oleh investor rendah dan biaya ekuitas yang dikeluarkan oleh perusahaan rendah. Berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa tingkat resiko mempengaruhi biaya ekuitas perusahaan, maka hipotesis alternatif kedua yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: H 3: tingkat resiko berpengaruh secara signifikan terhadap biaya ekuitas.
d. Tingkat disclosure, ukuran perusahaan, resiko terhadap biaya ekuitas Berkaitan dengan ukuran perusahaan, Diamond dan Verrencchia (1991) menyatakan bahwa perusahaan besar, dengan total risiko yang ditanggung oleh investor lebih besar, akan mendapatkan keuntungan per saham yang terbesar (dalam hal peningkatan nilai saham) sebagai hasil peningkatan pengungkapan, maka harga sekuritas perusahaan tersebut semakin tertanggung pada keleluasan daya serap. Bagi perusahaan besar ia perlu menarik institusional karena mereka diharapkan akan memegang sekuritas perusahaan dalam jumlah yang besar dan membuat perdagangan yang besar sehingga liquiditas sekuritas meningkat. Daya serap yang besar dari investor intitusional ini memberikan keuntungan yang lebih besar ketika perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan menerbitkan suatu pengungkapan sehingga penurunan cost of equity capital-nya juga lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai kecil.
72 Universitas Sumatera Utara
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa semakin besar size perusahaan maka semakin besar pengungkapan yang perlu diungkapkan. Pernyataan tersebut mendasarkan teori keagenan yang menyatakan bahwa pada perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar. Perusahaan besar akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak sebagai upaya mengurangi biaya keagenan tersebut. Mardiyah (2001:30) menguji interaksi ukuran perusahaan dengan pengungkapan dan menguji interaksi pengungkapan dengan asimetri informasi. Dalam riset ini ukuran perusahaan diproksi dengan menggunakan total aktiva perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai hubungan yang positif dengan tingkat pengungkapan dan pengungkapan berhubungan negatif terhadap asimetri informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan semakin tinggi tingkat pengungkapan, semakin tinggi tingkat pengungkapan semakin rendah asimetri informasi, semakin rendah asimetri informasi cost of equity capital akan semakin rendah. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang membuktikan bahwa tingkat disclosure, ukuran perusahaan dan resiko mempengaruhi biaya ekuitas dirumuskan dalam penelitian ini adalah H 4 : tingkat disclosure, ukuran perusahaan dan resiko berpengaruh secara simultan terhadap biaya ekuitas.
73 Universitas Sumatera Utara