perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Dividen Dividen merupakan bagian keuntungan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT) yang dibagikan kepada pemegang saham perusahaan. Jumlah dividen yang dibagikan diusulkan oleh dewan direksi dan disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Menurut Weygandt (2005 : 597) dividend is : "a distribution by a corporation to its stockholders on a pro rata (proportional basis)". ("suatu distibusi atau pembagian yang dilakukan oleh perusahaan kepada pemegang saham secara proporsional"). Sedangkan pengertian dividen menurut
Pratomo
& Nugraha
(2004:262) yaitu: „Dividen merupakan bagian laba yang dibayarkan oleh Emiten kepada pihak pemegang saham sebagai pembagian keuntungan.‟ Berdasar beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dividen merupakan bagian keuntungan perusahaan yang menjadi hak pemegang saham sesuai dengan jumlah lembar saham yang dimiliki, atau dibagikan sesuai dengan proporsional. a. Kebijakan Dividen Menurut Sartono (2011), Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
saham sebagai dividen laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang (Sartono, 2011). Dalam mendesain dan mengimplementasikan kebijakan tersebut, terdapat trade-off yang harus diperhatikan. Jika perusahaan meningkatkan dividen, pemegang saham atau pemilik perusahaan akan memperoleh cash flows namun pertumbuhan perusahaan berpotensi menurun karena cash flows tersebut semestinya dapat digunakan untuk reinvestasi. Di sisi lain, jika perusahaan mengurangi dividen, partumbuhan perusahaan mungkin akan meningkat namun pemegang saham akan menerima cash flows yang lebih sedikit sehingga secara sekilas kemakmuran pemegang saham juga terpengaruh.
Penurunan
nilai
nominal
dividen
dapat
membawa
konsekuensi positif dan negatif bagi harga saham perusahaan, tergantung dari sudut pandang dan keadaan perusahaan (Sartono, 2011; Brigham dan Houston, 1998; Jogiyanto, 2011). Dalam dunia keuangan, pada dasarnya terdapat tiga konsep tentang kebijakan dividen, yaitu (Brigham dan Houston, 2008): 1) Irrelevance theory. Teori ini menganggap bahwa kebijakan dividen tidak membawa dampak apa-apa bagi nilai perusahaan. Jadi, peningkatan atau penurunan dividen oleh perusahaan tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
2) Bird-in-the-hand theory. Teori ini berpendapat bahwa investor menyukai dividen karena kas di tangan lebih bernilai daripada kekayaan dalam bentuk lain. Konsekuensinya, harga saham perusahaan akan sangat ditentukan oleh besarnya dividen yang dibagikan. Dengan demikian, semakin tinggi dividen yang dibagikan, semakin tinggi pula nilai perusahaan. 3) Tax preference theory. Menurut teori ini, investor tidak terlalu menyukai dividen karena dividen tidaklah tax deductible.
2. Kandungan Informasi Dividen Manajemen memiliki informasi mengenai pendapatan masa depan perusahaan disbanding public (yang termasuk pemegang saham perusahaan). Situasi informasi asimetrik ini menunjukan bahwa manajer akan berusaha untuk menyampaikan informasi adalah dengan mengumumkan perubahan dividen perusahaan. Pengumuman dividen ini disebut alat pemberi signal (signaling device). Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Menurut teori sinyal, dividen dipakai sebagai suatu signal oleh perusahaan. Jika perusahaan merasa bahwa prospek di masa mendatang baik, pendapatan, aliran kas diharapkan meningkat atau diperoleh pada tingkat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
di mana dividen yang meningkat tersebut bisa dibayarkan, maka perusahaan akan meningkatkan dividen. Pasar akan merespon positif pengumuman kenaikan dividen tersebut. Hal sebaliknya akan terjadi jika perusahaan merasa prospek di masa mendatang menurun, perusahaan akan menurunkan pembayaran dividennya. Pasar akan merespon negatif pengumuman tersebut. 3. Prosedur Pembagian Dividen Pembagian dividen merupakan satu hal yang dinantikan oleh pemegang saham. Pembagian dividen dapat dilakukan secara kuartalan ataupun tahunan, tergantung kebijaksanaan yang ditetapkan oleh masingmasing perusahaan. Adapun prosedur pembagian dividen yang aktual menurut (Brigham dan Houston, 1998) adalah pada tanggal pengumuman, tanggal pencatatan pemegang saham, tanggal ex-dividend dan tanggal pembayaran dividen.
Adapun penjelasan berikut ini merupakan contoh atau ilustrasi
pembagian dividen menurut Brigham dan Houston (1998), sebagai berikut: a. Tanggal pengumuman Adalah tanggal pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana pembagian dividen. Misalnya pada tanggal 14 November 2010 direksi PT. ABC mengadakan pertemuan dan mengumumkan pembagian dividen kuartalan tetap sebesar Rp 40 per saham untuk dibayarkan kepada pemegang saham yang tercatat pada tanggal 8 Desember 2010 dengan pembayaran dilakukan pada tanggal 2 Januari 2010. b. Tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Adalah hari terakhir untuk mendaftarkan diri sebagai pemegang saham agar berhak menerima dividen yang akan dibagikan perusahaan. Setelah berakhirnya jam kerja pada tanggal pencatatan pemegang saham (8 Desember 2010), perusahaan menutup buku transfer sahamnya dan menyusun daftar pemegang saham mulai tanggal itu. Apabila PT ABC memberitahukan penjualan dan transfer beberapa saham sebelum pukul 5 sore pada tanggal 8 Desember, maka pemilik saham yang baru akan menerima dividen. Jika pemberitahuan yang diterima pada atau sesudah tanggal 9 Desember, pemilik saham lama menerima cek dividen. c. Tanggal ex-Dividend (Ex-dividend date) Adalah tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan dilepaskan dari sahamnya, biasanya dengan jangka waktu empat hari kerja sebelum tanggal pencatatan saham. Untuk mencegah timbulnya konflik, industri pasar modal telah menetapkan suatu konvensi yang mengumumkan bahwa hak atas dividen tetap menyertai saham hingga empat hari kegiatan bisnis sebelum tanggal pencatatan pemegang saham. Pada hari keempat sebelum tanggal tersebut, hak atas dividen tidak lagi menyertai saham. Dalam hal ini tanggal ex-dividen adalah 4 hari sebelum tanggal 8 Desember, yaitu tanggal 4 Desember 2010. d. Tanggal Pembayaran Dividen (Dividend Payment)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
Adalah tanggal pada saat perusahaan benar-benar mengirimkan cek dividen. Dalam hal ini perusahaan akan mengirimkan ceknya kepada pemegang saham tercatat pada tanggal 2 Januari 2011. 4. Investment Opportunity Set (IOS) Karakteristik perusahaan yang mengalami pertumbuhan dapat diukur antara lain dengan peningkatan penjualan, pembuatan produk baru atau diversifikasi produk, perluasan pasar, ekspansi atau peningkatan kapasitas, penambahan aset, mengakuisisi perusahaan lain, investasi jangka panjang, dan lain-lain. Nilai pilihan investasi sangat tergantung pada nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan. Kesempatan investasi tidak selalu berujud secara fisik tetapi dapat berupa suatu kesempatan yang bersifat intangible namun memiliki peluang yang memberikan keuntungan bagi perusahaan. Sebagai contoh apabila perusahaan memiliki kesempatan untuk melakukan pembelian suatu brand name, maka perusahaan harus dapat memanfaatkan setiap celah keunggulan dan kelemahan brand name tersebut untuk menghasilkan keuntungan yang besar di masa yang akan datang. Smith & Watts dan Kester dalam Gaver & Gaver yang dikutip Jogiyanto (2012), menyatakan bahwa dalam membuat keputusan investasi dan employment setiap perusahaan dapat menginvestasikan dalam bentuk modal fisik dan sumber daya manusia secara khas. Investasi spesifik perusahaan tersebut mengakibatkan adanya variasi dalam set kesempatan investasi antar perusahaan yang terdiri atas variasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
dalam kesempatan investasi yang prospektif serta ekspektasi distribusi hasil dari kesempatan investasi tersebut. Perbedaan keputusan investasi yang diambil oleh perusahaan dalam rangka menghadapi perusahaan pesaing yang hendak memasuki pasar serta variasi pilihan-pilihan strategi perusahaan dalam rangka memperoleh keunggulan kompetitif mengakibatkan IOS sangat bervariasi secara cross-sectional antar perusahaan (Gaver & Gaver dalam Jogiyanto, 2012). 5. Return Menurut Jogiyanto (1998), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi dan diharapkan akan terjadi pada masa mendatang. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi berdasarkan data histories. Return realisasi sangat penting karena digunakan sebagai salah satu pengukuran kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan resiko dimasa mendatang. Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi (Jogiyanto, 1998). 6. Return tidak normal (Abnormal Return) Return tidak normal (abnormal return) adalah selisih return yang sesungguhnya terjadi dengan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
investor). Penelitian abnormal return umumnya merupakan suatu studi peristiwa abnormal return yang mungkin dapat diperoleh dari suatu sekuritas disekitar pengumuman suatu peristiwa. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur abnormal return, yaitu (Jogiyanto, 1998): a. Model Disesuaikan Rata-rata Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Menggunakan model ini, return ekspektasi suatu sekuritas pada periode tertentu diperoleh melalui pembagian return realisasi sekuritas tersebut dengan lamanya periode estimasi. Tidak ada patokan untuk lamanya periode estimasi, periode yang umum dipakai biasanya berkisar dari 100 sampai dengan 300 hari untuk data harian, dan dari 24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan. b. Model Pasar (Market Model) Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan melalui dua tahapan yaitu; (1) membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square). c. Model Disesuaikan Pasar (Market Adjusted Model)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi,karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.
B. Hipotesis 1. Penelitian Tentang Kandungan Informasi Dividen Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan kandungan informasi dalam kebijakan dividen berikut dikutip dari Jogiyanto (1998) antara lain: Temuan Gonedes (1978) dikonfirmasi oleh Brooks (1996) yang meneliti pengumuman dividen pada tahun 1988 dan menguji perubahan asimetri informasi, relative spread dan volume perdagangan untuk melihat perubahan antara periode sebelum dan sesudah pengumuman dividen. Hasil Penelitian Brooks (1996) menemukan asimetri informasi yang terjadi tidak mengalami perubahan yang signifikan, begitu juga relative spread dan volume perdagangan. Penelitian selanjutnya mengenai kandungan informasi dividen, terutama pada penelitian terakhir banyak yang mendukung kandungan informasi dividen. Aharony dan Swary (1980) mengamati sampel penelitian yang terdiri dari 149 perusahaan dalam kurun waktu 1 Januari 1963 sampai dengan 31 Desember 1976 yang terdaftar di NYSE. Hasil penelitian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
menunjukkan ada reaksi pasar yang signifikan pada sehari sebelum dan hari pengumuman dividen, baik untuk perubahan dividen meningkat maupun menurun. Brickly (1983) menguji kandungan informasi specially designated dividend yang diumumkan di NYSE dan AMEX pada periode 1969-1979 dan terdapat 165 pengumuman. Hasil penelitiannya menemukan adanya reaksi pasar yang signifikan positif pada hari ke-0 dan +1. Hal ini menunjukkan specially designated dividend juga mengandung informasi yang berguna bagi investor. DeAngelo dan DeAngelo (1990) melakukan pengujian secara khusus terhadap
perusahaan
yang
melakukan
pemotongan
dividen.
Hasil
penelitiannya menunjukkan pemotongan dividen merupakan pertanda perusahaan tersebut dalam kondisi distress. Hal ini sejalan dengan teori sinyal yang menyatakan bahwa penurunan pembayaran dividen berarti sinyal mengenai kinerja perusahaan yang menurun. Firth (1994) menyatakan bahwa perubahan dividen mempunyai kandungan
informasi
yang
berguna.
Pendapatnya
didasarkan
atas
penelitiannya terhadap 649 observasi selama periode 1980-1991. Hasilnya menunjukkan bahwa reaksi pasar terjadi secara signifikan pada dua hari periode jendela yang diamati. Efek pengumuman dividen oleh reporter juga mempengaruhi pergerakan harga saham perusahaan dalam industri sejenis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
(perusahaan non reporter). Jadi ada transfer informasi intra industri pada saat pengumuman dividen. Benartzi et al. (1997) melakukan pengujian dengan menggunakan metode buy and hold strategy terhadap data harian dan data bulanan. Sampel yang diteliti terdiri dari 255 pengumuman dividen menurun dan 4249 pengumuman dividen meningkat selama periode 1979-1991. Hasilnya menunjukkan untuk jangka pendek yaitu 3 hari sekitar pengumuman (t-1, t-0 dan t+1) terdapat reaksi pasar yang signifikan yang mengkonfirmasi kandungan informasi dividen. Sedangkan untuk jangka panjang menunjukkan ada excess return signifikan yang terjadi setahun setelah pengumuman dividen. Jadi perusahaan yang menaikkan (menurunkan) pembagian dividen, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, mengalami excess return yang meningkat (menurun). Benartzi et al (1997) juga menunjukkan bahwa investor akan bereaksi lebih kuat terhadap pengumuman dividen menurun (-2,11%) dibandingkan pengumuman dividen meningkat (0,81%). Di Indonesia, terdapat beberapa penelitian yang berhasil membuktikan kandungan informasi dividen, antara lain adalah Suparmono (2000), Sujoko (1999) serta Setiawan dan Hartono (2002). Suparmono (2000) pengumuman
dividen
yang
menguji
terjadi selama periode 1991-1998. Sampel
penelitian terdiri dari 182 perusahaan yang mengumumkan pembayaran dividen meningkat dan 158 perusahaan yang mengumumkan pembayaran dividen menurun. Temuannya menunjukkan ada reaksi pasar yang signifikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
pada t-5 dan t-0 untuk dividen meningkat dan pada t-0 untuk dividen menurun. Sujoko (1999) melakukan pengujian terhadap pengumuman dividen meningkat selama periode 1994-1996. Hasilnya menunjukkan bahwa selama 3 hari yaitu, sehari sebelum pengumuman, hari pengumuman dan sehari setelah pengumuman dividen meningkat terdapat reaksi pasar yang signifikan positif. Setiawan dan Hartono (2002) berhasil mengkonfirmasi Sujoko (1999) dan Suparmono (2000) tentang adanya kandungan informasi pengumuman dividen. Perbedaannya adalah bahwa Sujoko (1999) dan Suparmono (2000) menunjukkan terdapat kebocoran informasi dan reaksi yang berkepanjangan, sehingga pasar bereaksi signifikan pada hari sebelum dan sesudah pengumuman dividen. Sementara Setiawan dan Hartono (2002) menyatakan bahwa pasar bereaksi hanya pada hari pengumuman dividen dan tidak ada kebocoran informasi dan reaksi pasar yang berkepanjangan. Atas dasar itulah maka kemudian peneliti menghipotesisikan bahwa : a. Ada reaksi pasar sebelum dan sesudah pengumuman dividen. b. Ada perbedaan reaksi pasar sebelum dan sesudah pengumuman dividen. 2. Penelitian Tentang Pengujian Ketepatan Reaksi Pasar pada Pengumuman Dividen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Penelitian-penelitian berikut adalah hasil penelitian terdahulu yang dikutip dari Jogiyanto (1998) antara lain: Lintner (1956) berargumen bahwa kenaikan dividen merupakan sinyal dari manajemen mengenai kepercayaan mereka bahwa laba akan mengalami peningkatan secara permanen di masa depan. Pemberian sinyal ini membutuhkan cost, maka hanya perusahaan berprospek yang mampu menanggungnya. Apabila sinyal tersebut diberikan oleh perusahaan yang tidak berprospek, maka perusahaan tersebut tidak akan mampu menanggung signalling cost dan akan mengalami kesulitan likuiditas, yang pada gilirannya justru akan merugikan investor. Oleh karena itu, investor harus mampu membedakan antara perusahaan berprospek dan tidak berprospek supaya tidak dibodohi oleh emiten. Apabila kenaikan dividen tersebut berasal dari perusahaan yang berprospek ekonomis, maka pasar akan bereaksi positif. Akan tetapi, apabila perusahaan yang mengumumkan kenaikan dividen tersebut merupakan perusahaan tidak berprospek, maka pasar akan bereaksi negatif. Apabila investor hanya memperhitungkan kenaikan dividen saja tanpa memperhatikan apakah sinyal tersebut valid atau tidak, sehingga merespon secara positif pengumuman dividen yang diberikan baik oleh perusahaan berprospek maupun tidak berprospek, maka investor tersebut adalah investor yang naïve atau investor yang tidak canggih (unsophisticated investor).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Fama (1970) menyatakan bahwa efisiensi pasar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: bentuk lemah, bentuk setengah kuat dan bentuk kuat. Efisiensi pasar setengah kuat menurut Fama (1970) menekankan pada ketersediaan informasi dan fully reflect. Definisi ini tepat untuk mengamati respon pasar terhadap pengumuman yang tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut, seperti: pengumuman laba dan arus kas. Pengumuman laba yang meningkat merupakan kabar baik yang menandakan kinerja perusahaan bagus, sedangkan pengumuman laba menurun berarti kabar buruk yang menandakan kinerja perusahaan menurun. Pasar dapat menyerap informasi ini dengan cepat, kemudian bereaksi positif (negatif) terhadap kabar baik (buruk). Pengukuran efisiensi pasar bentuk setengah kuat seperti ini sangat tergantung kepada seberapa luas informasi tersebut tersebar. Konsep efisiensi pasar bentuk setengah kuat menurut Fama (1970) dikembangkan lebih lanjut oleh Hartono (1998) dengan memperhitungkan kecanggihan pelaku pasar.Menurut Hartono (1998) konsep Fama mengenai efisiensi pasar bentuk setengah kuat yang menekankan ketersediaan informasi merupakan efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi. Akan tetapi, untuk menghadapi informasi yang menghendaki pengolahan lebih lanjut, seperti: pengumuman dividen dan merjer, maka definisi Fama (1970) dapat dikembangkan lagi. Hartono (1998) menyatakan bahwa investor harus canggih dalammengolah informasi, sehingga mampu bereaksi secara tepat. Dalam kasus pengumuman dividen, investor harus dapat membedakan antara commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang mempunyai prospek dan yang tidak mempunyai prospek. Hartono (1998) menyatakan bahwa definisi pasar yang mencakup ketersediaan informasi dan ketepatan reaksi pasar merupakan pasar bentuk setengah kuat secara keputusan (decisionaly efficient market). Efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan tingkatannya lebih tinggi daripada pasar efisien bentuk setengah kuat secara informasi. Penelitian mengenai pasar efisien bentuk setengah kuat secara keputusan masih jarang dilakukan. Sujoko (1999) melakukan penelitian terhadap Dividend Signalling Theory di BEI ,selama periode 1994-1996. Penelitiannya menggunakan nilai pasar asset dibagi nilai buku sebagai proksi perusahaan berprospek atau tidak sehingga diperoleh 96 perusahaan yang bertumbuh dan mengumumkan kenaikan dividen dari 54 perusahaan yang tidak bertumbuh, tetapi mengumumkan kenaikan dividen. Hasil penelitiannya menunjukkan investor merespon positif kedua sub sampel ini. Berarti, investor di Indonesia tidak memperhitungkan apakah perusahaan yang mengumumkan kenaikan dividen adalah perusahaan yang bertumbuh atau tidak. Setiawan dan Hartono (2002) melakukan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan dalam merespon pengumuman dividen meningkat menyimpulkan bahwa pasar modal di Indonesia periode 1992 – 1996 belum efisien setengah kuat secara keputusan. Investor tidak mampu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
membedakan antara sinyal yang valid (yang berasal dari perusahaan bertumbuh) dan sinyal yang tidak valid (yang berasal dari perusahaan tidak bertumbuh), karena dari hasil pengujian terhadap ketepatan reaksi pasar menunjukkan bahwa investor bereaksi positif baik terhadap pengumuman dividen meningkat yang dinyatakan oleh perusahaan bertumbuh maupun oleh perusahaan tidak bertumbuh. Berdasar uraian diatas maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut : a. Ada reaksi pasar terhadap pengumuman dividen yang diberikan oleh perusahaan yang bertumbuh. b. Ada reaksi pasar terhadap pengumuman dividen yang diberikan oleh perusahaan yang tidak bertumbuh. c. Ada perbedaan reaksi pasar yang diberikan oleh perusahaan bertumbuh dan perusahaan yang tidak bertumbuh terhadap pengumuman dividen. C. Kerangka Pemikiran Untuk menguji reaksi pasar terhadap suatu peristiwa serta pengujian kandungan informasi dari suatu pengumuman, maka peneliti menggunakan event studi. Perhitungan abnormal return menggunakan model pasar selama periode pengamatan 21 hari (10 hari seblum dan 10 hari sesudah) dengan menggunakan alat statistik untuk melihat signifikansi abnormal return yang terjadi dan perbedaan rata - rata abnormal return yang terjadi sebelum dan sesudah pengumuman peristiwa dengan tingkat signifikansi 5%. Jika commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
pengumuman tersebut mengandung informasi maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima pasar. Reaksi pasar akan tercermin dari adanya perubahan harga saham perusahaan yang tercatat di BEI. Reaksi ini akan diukur dengan menggunakan return sebagai perubahan harga saham dan abnormal return sebagai tolak ukurnya. Berdasarkan hal tersebut maka suatu pengumuman yang memiliki kandungan informasi akan memberikan keuntungan diatas normal terhadap harga saham. Pengujian tentang ketepatan reaksi pasar pada pengumuman dividen meningkat atau pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan dibagi menjadi 2, yaitu: pengujian pengumuman dividen meningkat yang diberikan oleh perusahaan manufaktur bertumbuh dan pengujian pengumuman dividen meningkat yang diberikan oleh perusahaan manufaktur tidak
bertumbuh.
Untuk
mengklasifikasikan
perusahan
manufaktur
bertumbuh dan tidak bertumbuh digunakan variabel IOS yaitu perbandingan antara nilai pasar dengan nilai buku saham (atau rasio MVE/BE). Perusahaan dikategorikan bertumbuh, jika MVE/BE ≥ 1 dan dikategorikan tidak bertumbuh, jika MVE/BE <1. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih kategori perusahaan bertumbuh dan dikategorikan tidak bertumbuh adalah sebagai berikut: 1. Terdaftar di BEI selama jangka waktu 2005-2010 dan berupa perusahaan Manufaktur.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
2. Perusahaan tersebut secara periodik mengeluarkan laporan keuangan tiap tahunnya dan memiliki kelengkapan data selama periode pengamatan. 3. Sampel yang dipilih masuk kategori aktif diperdagangkan pada kurun waktu pengamatan, berdasarkan surat edaran BEI No. SE. 03/BEI/ II.I/1994. 4. Selalu memperoleh laba. 5. Tidak memiliki ekuitas negatif. Untuk menguji dan menganalisis reaksi pasar dari masing-masing peristiwa, tahapan yang dilakukan adalah: 1. Menghitung abnormal return selama event period. Mengestimasi expected return selama estimation period 2. Menghitung cumulative abnormal return harian tiap-tiap saham selama event period. 3. Menghitung rata-rata abnormal seluruh saham pada hari ke-t Pasar dikatakan efisien bentuk setengah kuat secara keputusan apabila investor merespon positif pengumuman dividen meningkat yang diberikan oleh perusahaan bertumbuh dan merespon negatif pengumuman dividen meningkat yang diberikan oleh perusahaan tidak bertumbuh. Untuk menguji hipotesis 1, 3 dan 4 digunakan uji beda rata-rata, yaitu: one samplet-test dan untuk menguji hipotesis 2 dan 5 digunakan uji Paried Sample Test. One sample t-test ini digunakan untuk menguji apakah secara statistik terdapat abnormal return (positif atau negatif) di sekitar tanggal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
pengumuman dividen. Tingkat keyakinan yang digunakan dalam pengujian ini adalah 0,95 atau á = 0,05. SEBELUM PENGUMUMAN
H-3
PERUSAHAAN BERTUMBUH
H-1 REAKSI PASAR TDP PENGUMUMAN DEVIDEN
H-2
H-5
REAKSI PASAR
SETELAH PENGUMUMAN
H-4
PERUSAHAAN TDK BERTUMBUH
Gambar 1 Kerangka Teori Penelitian Sumber: Jogiyanto (1998) Disesuaikan dengan Penelitian
commit to user