BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Nilai Perusahaan Meningkatkan nilai perusahaan adalah tujuan dari setiap perusahaan, karena semakin tinggi nilai perusahaan maka akan diikuti pula oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut. Menurut Fama (1978) nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi.Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Harga saham juga dapat sebagai indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola aktiva perusahaan, sedangkan nilai perusahaan publik ditentukan oleh pasar saham. Semakin tinggi harga saham, maka nilai perusahaan dan kemakmuran pemegang saham juga akan meningkat. Rasio-rasio keuangan dingunakan investor untuk mengetahui nilai pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen
Universitas Sumatera Utara
mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau dan prospeknya dimasa depan. Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah satunya Tobin’s Q. Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh aset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004). Tobins Q atau biasa disebut dengan Q ratio atau Q Teori diperkenalkan pertama kali oleh James Tobins pada tahun 1969.Tobin’s Q merupakan suatu rasio yang menawarkan penjelasan nilai dari suatu perusahaan di pasar dimana nilai pasar suatu perusahaan seharusnya sama dengan biaya ganti aktivanya. Jika nilai Tobins Q perusahaan lebih dari satu, berarti nilai pasar suatu perusahaan tersebut lebih besar dari pada aktiva perusahaan yang tercatat.Oleh karena itu, pasar akan menilai baik perusahaan yang memiliki tobin’s Q yang tinggi. Sebaiknya jika nilai Tobins Q kurang dari satu mengindikasikan bahwa biaya ganti aktiva lebih besar dari pada nilai pasar perusahaan sehingga pasar akan menilai kurang perusahaan tersebut. Jadi semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik.Hal ini dapat terjadi karena
Universitas Sumatera Utara
semakin besar nilai pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku asset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja, 2004). 2.1.1 Signalling Theory Menurut Brigham dan Houston (2001) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor
tentang
bagaimana
manajemen
memandang
prospek
perusahaan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa informasi yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain.
Informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang penting, karena pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana efeknya pada perusahaan. Integritas laporan keuangan yang mencerminkan nilai perusahaan merupakan sinyal positif yang dapat memperngaruhi opini investor dan kreditor atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Laporan
keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi
Universitas Sumatera Utara
investor dankreditor untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis. Signalling theory menyatakan pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan Hasnawati (2005).
Peningkatan hutang diartikan oleh
pihak luar sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar .
2.2.
Pergantian Manajemen Pergantian manajemen disebabkan karena keputusan rapat umum pemegang saham untuk pihak manajemen berhenti karena kemampuan sendiri sehingga pemegang saham harus mengganti manajemen yang baru yaitu direktur utama atau CEO (chief executive officer). Adanya CEO yang baru memungkinkan
akan menyebabkan adanya perubahan
kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP (Damayanti dan Suidarma, 2008). Hal ini juga sejalan dengan penelitian Nagy (2005) yang menyatakan bahwa pergantian manajemen dalam perusahaan sering kali diikuti oleh perubahan kebijakan dalam perusahaan. Begitu pula dalam hal pemilikan KAP, jika manajemen baru berharap bahwa KAP baru bisa diajak bekerjasama dan lebih bisa memberikan opini yang diharapakan oleh
Universitas Sumatera Utara
manajemen disertai dengan adanya refrensi tersendiri tentang auditor yang akan digunakannya, maka pergantian KAP dapat terjadi dalam perusahaan. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya. Untuk mendukung kinerja manajemen diperlukan auditor yang mempunyai integritas dan profesionalisme yang tinggi, sehingga mampu dengan cepat dan tepat memyelesaikan masalah yang terjadi. Jika auditor tidak mampu mengerjakan tugas yang telah diberikan, maka perusahaan akan menggantinya. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan pergantian manajemen akan memungkinkan adanya pergantian auditor yang mampu mendukung kinerja dan kebijakan yang berlaku pada suatu perusahaan.
2.3.
Keputusan Investasi Investasi adalah pengelola sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Menurut Martono dan Harjito (2005) merupakaan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Keputusan investasi tidak dapat diamati secara langsung oleh pihak luar. Secara garis besar keputusan investasi dapat dikelompokkan ke dalam investasi jangka pendek seperti misalnya investasi dalam kas, persediaan, piutang dan surat berharga maupun investasi jangka panjang dalam bentuk gedung, peralatan produksi, tanah, kendaraan dan aktiva tetap lainnya. Keputusan investasi
Universitas Sumatera Utara
ini akan tercermin pada sisi aktiva dalam neraca perusahaan. Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi antara lain Myers (1977) yang memperkenalkan Investment Opportunities Set (IOS). IOS memberi petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang.
Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari
investmentoppurtunity set (IOS), yang didifinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa yang akan datang dengan net present value positif (Gaver dan Gaver, 1993). Menurut Afzal (2012) terdapat 2 pengertian mengenai IOS. Satu pendapat mengatakan bahwa IOS merupakan keputusan investasi yang dilakukan
perusahaan
untuk
menghasilkan
nilai,
di
lain
pihak
didefenisikan sebagai nilai perusahaan yang nilainya di proksi melalui IOS. IOS tidak dapat diobservasi secara langsung (laten), sehingga dalam perhitungannya menggunakan proksi. Investment Opportunities Set (IOS) merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaranpengeluaran yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang, dimana pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang besar. IOS juga didefenisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (Assets in
place) dan pilihan
investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif. Menurut Gaver dan Gaver (1993) juga menyatakan bahwa pilihan
Universitas Sumatera Utara
investasi di masa depan tidak hanya pada projek-projek yang didanai dari kegiatan riset dan pengembangan, namun juga kemampuan untuk mengeskploitasi kesemaptan untuk memperoleh keuntungan.
2.4.
Komite Audit Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2006), komite audit adalah suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota dewan komisaris dan dapat meminta kalangan luar dengan berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Komite Audit. Menurut Tugiman (1995) pengertian komite audit adalah sebagai berikut: “Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan klien
yang
bertanggungjawab
untuk
membantu
auditor
dalam
mempertahankan independensinya dari manajemen.” Dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002, pengertian komite audit tidak diterangkan secara gamblang, tetapi pada intinya menyatakan bahwa komte audit adalah suatu badan yang berada dibawah komisaris yang sekurang-kurangnya minimal satu orang anggota komisaris, dan dua orang ahli yang bukan merupakan pegawai BUMN yang bersangkutan yang bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya
Universitas Sumatera Utara
maupun pelaporannya dan bertanggungjawab langsung kepada komisaris atau dewan pengawas.
Hal tersebut senada dengan Keputusan Ketua
Bapepam Nomor: Kep-41/PM/2003 yang menyatakan bahwa Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya. 2.4.1.
Sifat dan pembentukkan Komite Audit Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris/dewan pengawas, yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu komisaris dalam melaksanakan tugasnya. komite audit bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun dalam pelaporan, dan bertanggungjawab langsung kepada komisaris. Lebih jelas Undang-Undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Keputusan
Ketua
Bapepam
Nomor:
Kep-41/PM/2003
menyatakan: a.
BUMN maupun emiten atau perusahaan publik wajib membentuk komite audit yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris dan Dewan Pengawas.
b.
Komite
audit
dipimpin
oleh
seorang
ketua
yang
bertanggungjawab kepada Komisaris dan Dewan Pengawas. c.
Komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang komisaris independen dan sekurang-kurangnya dua orang lainnya berasal dari luar perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Komite audit
dituntut untuk
dapat
bertindak
secara
independen, independensi komite audit tidak dapat dipisahkan moralitas yang melandasi integeritasnya. Hal ini perlu disadari karena komite audit merupakan pihak yang menjembatani antara eksternal
auditor
dan
perusahaan
yang
juga
sekaligus
menjembatani antara fungsi pengawasan dewan komisaris dengan internal auditor. 2.4.2.
Tujuan dan manfaat pembentukan Komite Audit Tujuan Komite Audit sebenarnya sudah ada dalam definisi komite audit itu sendiri. Forum for Corporate Governance in Indonesia
(FCGI)
mengemukakan
bahwa
Komite
Audit
mempunyai tujuan membantu dewan komisaris untuk memenuhi tanggungjawab
dalam
memberikan
pengawasan
secara
menyeluruh. Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: Kep-117/M-MBU/2002 menjelaskan bahwa tujuan Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris atau dewan Pengawas dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan internal. Sedangkan salah satu fungsi komisi audit adalah menjembatani pemegang saham (Stakeholder) dan dewan komisaris dengan kegiatan pengendalian yang diselenggarakan oleh manajemen,
Universitas Sumatera Utara
auditor internal dan auditor eksternal. Komite audit pada umumnya memilikia akses langusng dengan setiap unsur pengendalian dalam perusahaan. Pada saat ini berkomunikasi antara komite audit dengan berbagai pihak, belum terjalin dengan erat dan belum berjalan sebagimana mestinya. Komunikasi komite audit dengan pihak yang berkepentingan yang berjalan lancar, akan menghasilkan kinerja perusahaan meningkat, terutama dari aspek pengendalian.
2.5. Good Corporate Governance Di Negara Indonesia, isi mengenai Good Corporate Governance mengemuka setelah Indonesia mengalami krisis yang berkepenjangan sejak tahun 1984Sejak saat itulah, pemerintah maupun investor memberikan perhatian yang lebih dalam praktek corporate governance. Prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance pada dasarnya memiliki tujuan memberikan kemajuan terhadap nilai perusahaan.
Forum for good
corporate governance in Indonesia (2001) menjelaskan sistem corporate governance yang baik akan memberikan perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan kreditur untuk memperoleh kembali atas investasi yang wajar, tepat dan seefesien mungkin, serta memastikan bahwa manajemen bertindak sebaik yang dapat dilakukannya untuk kepentingan perusahaan. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance merupakan:
Universitas Sumatera Utara
1.
Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran dewan komisaris, Direksi, Pemegang Saham dan Para Stakeholder lainnya.
2.
Suatu sistem pengecekan dan perimbangan kewenangan atas pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang: pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan.
3.
Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian, berikut pengukuran kinerjanya.
Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) yang tertuang dalam Pedoman Umum GCG di Indonesia terdapat 5 asas / prinsip yang menjadi pedoman dalam penerapan GCG yaitu antara : 1. Transparansi (transparancy), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan
mengemukakan
keputusan
informasi
dan
materiil
keterbukaan
dan
relevan
dalam
mengenai
perusahaan. 2.
Kemandirian
(independency),
yaitu
suatu
keadaan
dimana
perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh / tekanan dari pihak manapaun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsipprinsip korporasi yang sehat 3.
Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan
Universitas Sumatera Utara
terlaksana secara efektif. 4. Pertanggungjawabab (responsibility), yaitu kesesuain didalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-udangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat 5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di daloam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang0undangan yang berlaku. Hubungan good corporate governance dengan nilai perusahaan adalah signalling dan endogenity. Dalam signalling, praktik good corporate governance menyebabkan peningkatan nilai perusahaan, karena penerapan good corporate governance yang baik akan memberikan sinyal positif. Endogenity berarti perusahaan yang memiliki nilai yang tinggi cenderung menerapkan good corporate governance yang lebih baik. Manfaat good corporate governance akan dilihat dari harga saham yang bersedia dibayar oleh investor. Jika investor bersedia membayar lebih mahal, maka dipastikan perusahaan tersebut menerapkan good corporate governance (Kusumawati dan Riyanto, 2005). Jensen dan Meckling (1976) menyatakan
bahwa kepemilikan
institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam meminimaliasai konflik keagenan yang terjadi antara manajer pemegang saham. Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang daimbil oleh manajer, Hal ini disebabkan investor institusional terlibat dalam pengambilan keputusan
Universitas Sumatera Utara
yang strategis sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan manipulasi laba. Kepemilikan institusional umumnya bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan, Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar (lebih dari 5%) mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Semakin besar kepemilikan institusional maka efesien pemanfaatan aktiva perusahaan. Dengan demikian proporsi kepemilikan institusional bertindak sebagai pencegan terhadap pemborosan yang dilakukan manajemen.
2.6. Struktur Modal Struktur Modal merupakan kumpulan dana yang dapat digunakan dan dialokasikan oleh perusahaan dimana dana tersebut diperoleh dari hutang jangka panjang dan modal sendiri. Defenisi lain mengemukakan struktur modal mmerupakan campuran atau kumpulan dari hutang, saham preferen dan modal sendiri yang digunakan untuk menggalang modal (Brigham dan Houston, 2003). Struktur modal adalah pemenmuhan kebutuhan dana jangka panjang melalui hutang dan ekuitas (Weston dan Copeland, 1997) Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan pengembalian. Risiko yang lebih tinggi cenderung akan menurunkan harga saham, tetapi ekspektasi tingkat pengembalian yang lebih tinggi akan menaikkannya. Karena itu, struktur modal yang optimal harus mencapai suatu keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan. Menurut Chen
Universitas Sumatera Utara
dan Strange (2005) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain : 1.
Keuntungan Pecking
Oder
Theory
menyatakan
bahwa
perusahaan
yang
mempunyai keuntungan yang besar maka akan mempunyai sumber dana internal yang besar juga maka perusahaan tersebut akan cenderung memilih menggunakan sumebr dana internal dibandingkan menggunakan sumbger dana eksternal seperti hutang dan penerbitan saham baru. 2.
Size Perusahan Semakin besar ukuran sebuah perusahaan, umumnya akan semakin teridiversifikasi kegaitan bisnisnya dan semakin stabil aliran cash flownya. Hal ini akan mengurangi resiko pengguna hutang karena dengans tabilnya cash flow maka perusahaan akan dapat melakukan pembayaran hutang dengan teratur, Semakin besar size perusahaan maka akan membuat investor lebih percaya akan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang.
3.
Resiko Resiko bisnis suatu perusahaan adalah tingkat resiko dari operasi perusahaan apabila perusahaan tersebut tidak menggunakan hutang. Resko dari operasi perusahaan adalah resiko berkaitan dengan proyeksi tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE) dari perusahaan tersebut. Semakin besar standar deviasi ROE maka semakin tinggi
Universitas Sumatera Utara
resiko bisnisnya. Hal ini juga membuat kreditor mengalami kesulitan dalam melakukan prediksi terhadap earnings perusahaan dimas depan sehingga akan menaikkan cost of debt apabila akan memebrikan hutang kepada perusahaan tersebut. 4.
Pertumbuhan Pertumbuhan penjualan (sales growth) suatu perusahaan adalah salah satu karakteristik perusahaan yang dapat mewakili prospek masa depan perusahaan tersebut. Pihak kreditor dalam memutuskan untuk memberikan pinjaman kepada suatu perusahaan mendasarkan keputusannya pada prospek masa depan perusahaan tersebut. Semakin besar rasio pertumbuhan penjualannya maka semakin baik prospek perusahaan bagi keditor dan semakin besar htuang yang bisa diperoleh.
2.7.
Penelitian Terdahulu Studi empiris yang dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu mengenai kaitan antara beberapa indikator pengukuran nilai perusahaan telah banyak dilakukan di Indonesia. Adapun penelitian sebelumnya yang digunakan penulis sebagai panduan, dilakukan oleh Yuniarti Cintia (2014) yang meneliti tentang Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013, peneliti berkesimpulan
bahwa Good
Universitas Sumatera Utara
Corporate Governance (kepemilikan institusional) memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q). Hasil analisis menemukan bahwa Corporate Governance (kepemilikan institusional) apabila semakin besar maka akan meningkatkan nilai perusahaan. Kepemilikan oleh institusional dapat meningkatkan pengendalian terhadap manajemen dan mengurangi peluang tindak kecurangan yang mungkin dilakukan. Uniariny (2012) yang meneliti tentang Pengaruh Struktur Modal dan Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sektor
Perbankan
yang
Terdatar
di
Bursa
Efek
Indonesia,
penelitiberkesimpulan terdapat pengaruh positif signikan antara struktur modal terhadap nilai perusahann. Hal ini berarti struktur modal yang berpa total dari ekuitas dan kewajiban jangka panjang pada perbankan di Indonesia telah berperan penting dalam kontribusi peningkatan nilai perusahaan. Penelitian menurut Kusumajaya (2011) yang meneliti tentang Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, peneliti berkesimpulan bahwa struktur modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, yang diukur dengan price book value, maka sebaiknya perusahaan dalam menentukan sutruktur modalnya sebagian besar dibiayai oleh hutang. Adanya hutang akan memudahkan dalam pendapatan dana, akan tetapi penggunaan hutang yang terallu besar akan menyebabkan perusahaan akan semakin terbeban
Universitas Sumatera Utara
dalam pembayaran beban bunga sehingga akan menimbulkan resiko kebangkrutan yang semakin tinggi. .Selanjutnya dapat dilihat dalam tabel berikut :
NO 1
2
Tabel 2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti dan Variabel Penelitian Hasil Penelitian Judul Penelitian Bambang Sakti Aji Variabel Independen: - Kebijakan hutang yang Budi Utomo - Kebijakan Hutang diproksikan dengan Long (2009). - Kebijakan Investasi Term Debt Equity Ratio Pengaruh - Kebijakan Deviden (LTDER) berpengaruh Kebijakan Hutang, negative terhadap nilai Kebijakan Variabel Dependen: perusahaan Investasi, dan - Keputusan Investasi - Nilai Perusahaan Kebiajakan yang diprosikan Melalu Deviden Terhadap MVE dan BVA Nilai Perusahaan berpengaruh terhadap PB Manufaktur yang merupakan proksi dari nilai perusahaan. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia - Keputusan pendanaan Tahun 2003-2007. yang diproksikan dengan DPR dan DYR berpengaruh terhadap nilai perusahaan.. Dewa Kadek Oka Variabel Independen: - Struktur modal Kusumajaya - Struktur Modal mempunyai pengaruh (2011). - Pertumbuhan positif dan signifikan Pengaruh Struktur Perusahaan terhadap profitabiliatas. Modal dan - Pertumuhan perusahaan Pertumbuhan Variabel Dependen: mempunyai pengaruh Perusahaan - Nilai Perusahaan positf dan signifikan Terahadap terhadap profitabilitas. Profitabilitas dan - Struktur modal Nilai Perusahaan mempunyai pengaruh pada Perusahaan positif dan signifikan Manufaktur di terhadap nilai Bursa Efek perusahaan. Indonesia. - Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan. - Profitabilitas mempunyai
Universitas Sumatera Utara
3
4
5
Uriariny (2012). Pemgaruh Struktur Modal dan Modal Intelektual teradap Nilai Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009962010
Sri Hermuningsih (2013). Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik di Indonesia Cintia Yuniarti (2014). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap kinerja dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013.
Variabel Independen: - Struktur Modal - Modal Intelektual Variabel Dependen: - Nilai Perusahaan
Variabel Independen : a) Profitabilitas b) Growth Opportunity c) Struktur Modal Variabel Dependen : - Nilai Perusahaan
Variabel Independen: - Good Corporate Governance Variabel Dependen: - Nilai Perusahaan
pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. -Terdapat pengaruh signifikan struktur modal terhadap nilai perusahan - Terdapat pengaruh modal intelektual terhadap nilai perusahaan - Dalam hal meningkatkan nilai perusahaan, struktur modal dan modal intelektual secara bersamaan berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan pada industri perbankan -Variabel profitabilitas, growth opportunity dan struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan -Variabel struktur modal merupakan variabel intervening bagi growth opportunity dan tidak bagi profitabilitas. - Proporsi dewan komisaris Independen tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja dan nilai perusahaan. - Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja maupun nilai perusahaan. - Ukuran komite Audit tidak berpengaruh terhadap kinerja maupun nilai perusahaan. - Kepemilikan manajerial memilki pengaruh signifikan positif terhadap kinerja maupun
Universitas Sumatera Utara
6
Nia Rositawati Fau Variabel Independen: (2015). - Struktur Modal Pengaruh Struktur - Pertumbuhan Modal, Perusahaan Pertumbuhan - Ukuran Perusahaan Perusahaan, - Profitabilitas Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Variabel Dependen: Terhadap Nilai - Nilai Perusahaan Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yagn Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
nilai perusahaan. - Kepemilikan institusional memilki pengaruh signifikan positif terhadap kinerja dan nilai perusahaan. - Kepemilikan terkonsentrasi tidak berpngearuh terhadap kinerja dan nilai perusahaan. - Kepemilikan publik memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kinerja dan nilai perusahaan. - Kepemilikan asing memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kinerja dan nilai perusahaan. - Struktur modal secara parsial berpengaruh negative dan signifikan terhadap nilai perusahaan. - Pertumbuhan perusahaan seacara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. - Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh positif da tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. - Profitabilitas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
2.8. Kerangka Konseptual Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada tidaknya serta kuat
Universitas Sumatera Utara
lemahnya hubungan antara variabel dependen berupa nilai perusahaan dengan variabel independen berupa Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal. Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa keenam variabel tersebut berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan tinjauan pustaka, penelitian terdahulu yang sudah diuraikan, maka kerangka konseptual ini dapat digambarkan pada gambar berikut :
Pergantian Manajemen (X1) Keputusan Investasi (X2) Komite audit (X3)
NILAI PERUSAHAAN (Y)
Good Corporate Governance (X4) Struktur Modal (X5)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian Keterangan: Y = Nilai Perusahaan X1 =Pergantian Manajemen X2 = Keputusan Investasi X3 = Komite Audit X4 = Good Corporate Governance X5 = Struktur Modal
Universitas Sumatera Utara
Kerangka konseptual diatas menjelaskan bahwa yang akan diuji di dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah ada pengaruh variabel pergantian manajemen (X1) terhadap nilai perusahaan, variabel keputusan investasi (X2) terhadap nilai perusahaan, variabel komite audit (X3) terhadap nilai perusahaan, variabel good corporate governance(X4) terhadap nilai perusahaan, dan stuktur modal (X5) terhadap nilai perusahaan. Serta secara bersama-sama apakah ada pengaruh kelima variabel tersebutnilai perusahaan. 2.8.1. Pergantian Manajemen Dan Nilai Perusahaan Chief Executive Officer (CEO) merupakan eksekutif yang berada dipuncak perusahaan dan yang bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan. Mereka memegang jabatan seperti ketua dewan perusahaan, direktur utama perusahaan, wakil presiden senior, wakil presiden pelaksana, dan wakil presiden. Perubahan kepemilikan suatu perusahaan kemungkinan akan diikuti dengan redefinisi misi, visi,
dan
strategi
bisnis,
sehingga
menuntut
adanya
restrukturisasi organisasi yang sesuai dengan formulasi misi, visi, dan strategi yang baru tersebut. Biasanya, restrukturisasi organisasi akan diikuti dengan pergantian CEO. Pergantian eksekutif akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan mereka melaporkan bahwa peningkatan efisiensi secara signifikan ternyata hanya terjadi pada perusahaan yang melakukan
Universitas Sumatera Utara
pergantian pada tingkatan top managementnya. Penggantian ini seharusnya mampu memicu peningkatan kinerja perusahaan tersebut, dikarenakan kompetensi CEO merupakan faktor yang sangat penting dalam peningkatan profitabilitas perusahaan Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : H1
Pergantian manajemen berpengaruh terhadapa nilai
perusahaan. 2.8.2. Keputusan Investasi Dan Nilai Perusahaan Menurut Utomo (2009) setelah perusahaan mencoba untuk mendapatkan dana, maka dana tersebut akan dipergunakan sebaik-baiknya untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang, Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan akan menentukan keuntungan yang diperoleh perusahaan dan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. Apabila perusahaan salah dalam
pemilihan
investasi,
maka
kelasngsungan
hidup
perusahaan akan terganggu dan halo ini yang tentunya akan emempengaruhi penilaian investor perusahaan. Untuk itu , seyogyanya
manajer
(keuangan)
hendaknya
menjaga
pertumbuhan ivnestasi agar dapat mencapai tujuan perusahaan melalui
kesejahteraan
pemgang
saham
sehingga
dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Fama (1978) menyatakan bahwa nilai perusahaan
Universitas Sumatera Utara
semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat ini menyatakan bahwa keputusan investasi lebih penting, karena mencapai tujuan perusahaan hanya dihasilkan melalui kegiatan perusahaan. Myers (1977) yang memperkenalkan Investment Opportunities Set (IOS). IOS memberi petunjuk yang lebih luas dimana
nilai
perusahaan
tergantung
pada
pengeluaran
perusahaan di masa yang akan datang. Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari investmentoppurtunity set (IOS), yang didifinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa yang akan datang dengan net present value positif. Investment Opportunities Set (IOS) merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang, dimana pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang besar. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini di rumuskan sebagai berikut : H2
Keputusan
investasi
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan. 2.8.3. Komite Audit Dan Nilai Perusahan Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih dari dewan komisaris perusahaan yang bertanggung jawab untuk
Universitas Sumatera Utara
membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen.
Fungsi komite audit dalam membantu dewan
komisaris, yaitu meningkatkan kualitas laporan keuangan, menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat mengurangi
kesempatan
terjadinya
penyimpangan
dalam
pengelolaan perusahaan dan meningkatkan fungsi audit internal maupun audit eksternal, dan mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan komisaris.Jika kualitas dan karakteristik komite audit dapat tercapai, maka transparansi pertanggungjawaban manajemen perusahaan dapat dipercaya, sehingga akan meningkatkan kepercayaan para pelaku pasar modal.
Selain itu, tanggung jawab komite audit dalam
melindungi kepentingan pemegang saham minoritas dapat meyakinkan
investor
untuk
mempercayakan
investasinya
terhadap perusahaan tersebut. Komite audit ini merupakan usaha perbaikan terhadap cara pengelolaan perusahaan terutama cara pengawasan terhadap manajemen perusahaan, karena akan menjadi penghubung antara manajemen perusahaan dengan dewan komisaris maupun pihak ekstern lainnya. Menurut Anggraini (2013) tugas pokok dari komita audit yaitu membantu dewan komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan yang berkaitan dengan review system pengendalian intern perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan, dan
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan efektifitas fungsi aduit,dengan begitu komite audit diharapkan mampu meningkatkan nilai perusahaan dan membantu pelaksanaan GCG. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : H3 Komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2.8.4.
Good Corporate Governance Dan Nilai Perusahaan Pelaksanaan good corporate governance yang baik dans sesuai dengan peraturan yang berlaku, akan membuat investor memberikan respon positif terhadap kinerja perusahaan, bahwa dana yang diinvestasikan dalam perusahaan yang bersangkutan akan dikelola dengan baik dan kepentingan investor public akan aman. Kepercayaan investor publik pada manajemen perusahaan memberikan
manfaat
kepada
perusahaan
dalam
bentuk
pengurangan cost of capital (biaya modal). Kinerja perusahaan yang baik dengan biaya modal yang rendah akan mendorong para investor melakukan investasi di perusahaan tersebut. Banyaknya investor yang tertarik akan meningkatkan permintaan investasi, sehingga harga saham perusahaan
akan
meningkat
yang
merupakan
rantai
pertumbuhan perusahaan dan meningkatkan kemakmuran stakeholders sehingga pada akhirnya akan meningkat nilai perusahaan. Mekanisme corporate governance mengacu pada
Universitas Sumatera Utara
sekumpulan mekanisme yang mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh manajer ketika terjadi pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian. Dalam penelitian ini, mekanisme good corporate governance akan diwakilkan oleh kepemilikan institusional.
Menurut
Jensen
dan
Meckling
(1976)
Kepemilikan institusional memiliki peranan penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan pemegang saham.
Keberadaan investor institusional
dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini disebabkan investor institusional terlibat dalam pengambilan strategis sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan manipulasi laba. Kepemilikan Institusional bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan pada umumnya dan manajer sebagai pengelola perusahaan pada khususnya. Kepemilikan institusional
memiloiki
arti
penting
dalam
manajemen,
karena
memonitor
dengan
adnaya
kepemilikan
oleh
institusional akan mendorong peningkatan karena dengan adanya
kepemilikan
oleh
institusional
akan
mendorong
peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen, sehingga manajemen akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Semakin tinggi tingkat kepemilikan istitusional, maka semakin kuat control terhadap perusahaan
Universitas Sumatera Utara
sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini di rumuskan sebagai berikut : H4 Good corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2.8.5. Struktur Modal Dan Nilai Perusahaan Menurut
Kusumaja
(2011)
struktur
modal
proporsi
pendanaan dengan hutang (debt financing) perusahaan, yaitu rasio leverage (pengungkit) perusahaan. Dengan demikian, hutang adalah unsur dari struktur modal perusahaan. Struktur modal merupakan kunci perbaikan produktivitas dan kinerja perusahaan. Teori struktur modal menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan (financial policy) perusahaan dalam menentukan struktur modal (bauran antara hutang dan ekuitas) bertujuan untuk mengoptimalkan nilai perusahan (value of the firm) adalah perimbangan atau perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 1995). Para pemilik perusahaan lebih suka perusahaan menciptakan hutang pada tingkat tertentu untuk menaikkan nilai perusahaan.
Manajer
dapat menggunakan utang lebih banyak, sebagai sinyal yang lebih dapat dipercaya dan hal ini karena perusahaan yang meningkatkan utang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang. Investor
Universitas Sumatera Utara
diharapkan
akan
menangkap
sinyal
bahwa
perusahaan
mempunyai prospek yang baik, dengan demikian utang merupakan tanda atau sinyal positif Menurut Arindita
(2015) pengguna utang dalam struktur
modal perusahaan dapat meningkatkan peluang kebangkrutan akrena utang yang terlalu besar akan mneyebabkan peluang aliran kas tidak mencukupi pembayaran bunga dan cicilan utang pun semakin besar. Hal ini disebut sebagai cost of financial distress, merupakan kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut. Makin besar utang maka biaya tekanan finansial akan semakin besar pula yang akan mempengaruhi nilai perusahaan Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : H5 Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2.9.
Hipotesis Menurut Supomo (1999) hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. Proposisi merupakan salah satu dari elemen teori, disamping construct, konsep, dan defenisi, yang memberikan gambaran fenomena-fenomena secara sistematis melali penentuan hubungan antar variabel.. Hipotesis untuk penelitian ini adalah Pergantian
Universitas Sumatera Utara
Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan food and baverage di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara