BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan global yang kian meningkat, dimana setiap
perusahaan menghadapi tantangan yang semakin besar, disituasi itu pula perusahaan
dituntut
berlomba
untuk
mendapatkan
kesempatan
dalam
mengembangkan bisnis dan meraih keuntungan yang maksimal. Segala aspek dalam organisasipun harus dibenahi dalam memperbaiki performa kerja serta hasil, dimata klien/mitra kerja. Hal ini tidak lepas dari kerjasama dari semua pihak, yakni pihak internal maupun eksternal yang terkait dengan organisasi. Tidak hanya itu, dibutuhkan pula hubungan yang harmonis antara atasan dan bawahan (internal), ataupun perusahaan dengan publik eksternalnya demi mencapai efektifitas serta efisiensi disegala aspek dalam perusahaan dan tentunya mengembangkan bisnis perusahaan kearah yang lebih baik. Publik internalnya adalah publik yang berada didalam perusahaan, seperti para karyawan dan para pemegang saham (sharehorder). Sedangkan publik eksternalnya adalah mereka yang berkepentingan dengan perusahaan tetapi berada diluar perusahaan, seperti konsumen (customer/client), penyalur, pemerintah, bank, komunitas dan pers.1
1
Rhenald Kasali, 2005, Manajemen Public Relations, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, hal 10
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Disinilah peran seorang public relations dibutuhkan untuk menciptakan strategi yang efektif diantara kedua belah pihak, agar dapat menunjang keberhasilan
diberbagai
sektor
dan
menciptakan
hubungan
komunikasi
interpersonal yang baik dan positif. Maraknya demo untuk menghapuskan outsourcing membuat isu ini selalu menjadi hal yang panas dan segera ditangkap oleh para politisi untuk menaikkan citranya. Memang benar pelaksanaan outsourcing banyak salah kaprah dan pelanggaran terhadap hak-hak pekerja. Jumlah tenaga kerja yang melimpah tidak sebanding dengan pekerjaan yang ada, ditambah dengan kurangnya tenaga kerja yang kompeten, membuat posisi tawar pekerja menjadi tidak berdaya. Hal ini diperparah dengan mental pengusaha yang mau senaknya saja, hanya mau memakai tenaga pekerja tanpa memperhitungkan bagaimana kesejahteraan mereka. Peran penting pemerintah dalam mengawal pelaksanaan outsourcing juga masih lemah, sehingga dilapangan banyak terjadi pelanggaran. Biasanya isu outsourcing menjadi panas ketika hari buruh tanggal 1 Mei tiba, atau ketika politisi mau menggunakan isu tersebut untuk mendapatkan simpati pekerja agar memilihnya. Dewasa ini, perusahaan semakin berorientasi pada klien/mitra kerja, bagaimana caranya mendapatkan klien potensial sebanyaknya hingga pada akhirnya menjadi mitra kerja aktif. Kesejahteraan bangsa ini menjadi prioritas untuk segera diwujudkan agar pekerja kita mendapatkan hak-haknya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam rangka menuju Negara sejahtera bukan outsourcing yang dihapus tapi praktik pelaksanaan outsourcing yang salah dan melanggar hukum yang harus
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
dibenahi. Sementara pelaksanaa outsourcing yang baik dan benar, yang memenuhi hak-hak pekerja harus dilindungi, karena outsourcing bukan barang haram dan dapat menjadi salah satu solusi perluasan kesempatan kerja di tengah tingginya angka pengangguran. Komunikasi ibarat nafas dalam menjalankan sebuah perusahaan. Dengan berkomunikasi, perusahaan akan mampu mencapai visi dan misinya. Untuk menjalankan dan mengefektifkan komunikasi dalam perusahaan, dibutuhkan SDM (sumber daya manusia) yang bertanggung jawab didalamnya, dimana yang akan menjalin komunikasi dengan klien/mitra kerja. Pembentukan SDM (sumber daya manusia)
secara optimal dapat menjadi salah satu strategi yang dapat
ditempuh untuk bersama-sama menyusun perubahan tersebut. Selain itu perusahaan perlu memberikan kondisi lingkungan yang membuat karyawan internal dan karyawan outsource nyaman bekerja, sehingga akan dapat menciptakan suatu kelompok kerja yang solid dan memiliki etos kerja yang tinggi, dimana pada akhirnya akan membentuk sikap serta perilaku karyawan sesuai dengan visi dan misi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Kerja tim melibatkan berbagai pengetahuan, pekerjaan, pemikiran, perasaan, semangat, kebahagian, tekanan, kenikmatan, emosi, keraguan dan keberhasilan satu sama lain, hal itu meningkatkan kemampuan belajar organisasi. Karena alasan itu, hampir semua dalam lingkup pendekatan “Total Performance Scorecard” dilakuakn sebagai tim, untuk mencapai kerja sama yang efektif.2 2
Hubert K. Rampersad, 2006, Total performance Scorecard, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal 243
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Kerja tim yang berada pada PT. Mitra Dinamika Berlian terlihat sangat “complicated”, komunikasi yang terjalin jika tidak terarah akan berakibat fatal pada perkembangan perusahan itu sediri. Organisasi merupakan sebuah wadah tempat berkumpulnya sejumlah orang, maka kata kuncinya terletak pada efektivitas komunikasi. Komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman yang sama antara para pengirim informasi dengan para penerima pada semua level dalam organisasi.3 Komunikasi organisasi didefinisikan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling bergantung. Bila organisasi semakin besar dan kompleks maka akan mengakibatkan semakin kompleks pula proses komunikasi serta arus pesan yang berlangsung. Komunikasi dalam organisasi dapat bersifat formal dan informal, komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi tetapi lebih pada anggotanya secara individual. 4 Salah satu contoh aktivitas komunikasi formal dalam organisasi adalah aktivitas surat menyurat resmi, memo, penyampaian kebijakan. Aktivitas ini sebagaian besar merupakan suatu aktivitas yang dijalankan oleh PR ataupun jabatan selevel yang berada pada Perusahaan. Selain sebagian aktivitas
3
Stewart L. Tubbs and Sylvia Moss, 1996-2005, Human Communication Edisi Peratma, 19962005. Hal 18 4
Wiryanto, 2004, Pengantar Ilmu Komunikasi, hal 55
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
komunikasi diatas, aktivitas komunikasi PR dalam lingkungan internal meliputi komunikasi eksternal yaitu komunikasi dengan stakeholder maupun Pemerintah, masyarakat sekitar, serta setiap organisasi yang concern dengan organisasi.5 Aktivitas komunikasi antar personal dapat terjadi antara dua orang saja atau biasa disebut juga komunikasi diadik, 6 maupun komunikasi dalam suatu kelompok dan organisasi, aktivitas komunikasi antar pribadi dapat berupa aktivitas komunikasi formal dan juga informal, aktivitas formal seperti desas desus, gossip, serta percakapan diwaktu break jam makan siang antar sesama anggota organisasi. Sedangkan aktivitas formal komunikasi interpersonal dalam organisasi dapat berupa aktivitas staff-staff operational & marketing melayani kebutuhan informasi akan klien/mitra kerja, karyawan internal, karyawan outsourcing.. Keseluruhan aktivitas ini memiliki berbagai hubungan dan sebagainya. Keseluruhan aktivitas ini memiliki berbagai hubungan dan berbagai kepentingan antar anggota yang terlibat, kepentingan dan tujuan yang ingin dicapai dalam konteks komunikasi informal tentu memiliki tujuan yang berbedabeda, bahkan mungkin ada yang tidak memiliki tujuan sama sekali yakni hanya spontanitas semata, sedangkan dalam setiap aktivitas komunikasi formal tentu ada suatu tujuan dan kepentingan bersama yang ingin dicapai, yakni tujuan suatu organisasi. Hal-hal tersebut diatas turut terjadi pada PT. Mitra Dinamika Berlian, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa outsourcing. Dalam pengelolaan Perusahaannya, PT. Mitra Dinamika Berlian mengedepankan mutu 5 6
Ibid, wiryanto. Hal 58 Op cit. Hal 32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
dan
pelayanan
terhadap
klien/mitra
kerja,
tenaga
kerja,
membantu
mengembangkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan perekonomian nasional, sebagai pembinaan dan pengembangan usaha kecil karena perusahaan sebagai pelaku outsource berbentuk koperasi maupun usaha kecil, mengurangi beban pemerintah dalam penyediaan fasilitas umum karena kegiatan tersebut bisa dilakukan oleh perusahaan outsource. Berdasarkan pengamatan sementara peneliti, bahwa saat ini komunikasi interpersonal yang terjalin dengan klien/mitra kerja, karyawan internal dan karyawan outsourcing diwarnai dengan berbagai komunikasi interpersonal yang menarik untuk peneliti teliti. Terlebih suatu hubungan interpersonal atau hubungan antar pribadi ini selalu memiliki keunikan tersendiri, berbeda individu/klien/mitra kerja maka akan berbeda pula komunikasi yang terjadi. Dalam hal ini, CRO (corporate relation officer) yang berada didalam Departemen Operational & Marketing terlibat langsung dalam menjembati antara klien/mitra kerja dan tenaga kerja outsource. CRO (corporate relation officer) sebagai tempat mediasi dalam penanganan permasalahan yang terjadi sekaligus sebagai wadah sentralilsasi atas segala informasi dari klien/mitra kerja, dimana informasi akan disosialisasikan kepada pihak-pihak Departemen yang berkaitan, hal ini dimaksudkan agar informasi yang keluar dan yang masuk dari satu sumber atau biasanya disebut dari satu pintu Departemen, hal ini dimaksudkan agar arahannya jelas. Dalam posisi ini CRO (corporate relation officer) difungsikan sebagai PR (public relations) pada PT. Mitra Dinamika Berlian, dimana pencitraan dan nama baik Perusahaan harus dijaga dengan baik, semua bentuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
komunikasi yang terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara PT. Mitra Dinamika Berlian, klien atau mitra kerja existing, klien atau mitra kerja new (sedang diprospect/potensial) serta pihak-pihak terkait pemerintahan seperti Denpaker, Disnaker dan Jamsostek. PT. Mitra Dinamika Berlian adalah perusahaan outsource dimana dalam aktivitas utama perusahaan adalah melayani kebutuhan klien/mitra kerja atau dikatakan sebagai pemberi pekerjaan (user) yang disebut sebagai mitra kerja, dimana aktivitas pelayanan jasa yang diberikan seperti : 1. Recruitment karyawan 2. Seleksi proses, screening process 3. Training proses (product knowledge, soft skill & hard skill) 4. Administrasi proses (HR) (pengurusan jamsostek, asuransi dan BPJS) 5. Pengurusan penggajian (payroll) 6. Maintain proses Sebagian besar klien/mitra kerja merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi, tv satelit, customer goods, dan building material.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Berikut adalah beberapa klien atau mitra kerja existing pada PT. Mitra Dinamika Berlian : No. 1
2
Klien/Mitra Kerja
Mapping Area
Posisi/Jabatan
PT. Panasonic Gobel Eco Solutions Jabodetabek
SPG (sales promotion girls) dan
Sales Indonesia
SPB (sales promotion boys)
Modern Market
PT. Karyamegah Adijaya (AORA Jabodetabek
Call Center
Tv Satelit)
Modern
Staff Administrasi
Market
DSR
(direct
sales
advisor)
Depo Store
Canvasser
SPG (sales promotion girls)
3.
PT. Maspion Indonesia
Jabodetabek
girls)
Modern Market
4.
PT. Rich Indonesia (Winn Gas)
Carrefour
Giant
Hypermart
Jabodetabek
Carrefour
Giant
Hypermart
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SPB (sales promotion boys)
SPG (sales promotion girls)
Modern Market
SPG (sales promotion
SPB (sales promotion boys)
Staff Administrasi
9
Lotte Mart
Mitra 10
Electronic City
5.
6.
Auto Bridal Syaddad Steam
Bogor
PT. First Media News (Big TV Jabodetabek
Kasir
Staff Administrasi
Staff Accounting
Pengawas
Teknisi mesin hydrolic
Washing
SPG (sales promotion
Satelit)
girls)
SPB (sales promotion boys)
DSR
(direct
sales
repsentative) 7.
PT. Mega Media Indonesia (Orange Jabodetabek
DS (direct sales)
PT. Karya Aziz Group (cantik Jakarta
Staff General Affair
seluller & cantik salon)
Marketing & Support
Accountung
Finance
Tv) 8.
Open boat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
9.
PET DEPO
Jakarta
Accounting
Kasir
SPG (sales promotion girls)
10.
11.
12.
Groomer
Asia Global Network (Asia.Net) IT Jakarta
IT programmer
dan Internet
Operator
Office boy
PT. Multi Inti (supplier bahan Jakarta
Staff Accounting
bangunan)
Staff Entery Data
Staff Administrasi
Receptionist
Sales Repsentative
SPM (sales promotion
PT. Cipta Mortar Utama (MU)
Jakarta
motorist) 13.
PT. Internux
Jabodetabek
Event Promotor
Medan
Customer Service
Staff Administrasi
ISP (installer promotor)
DSR
(direct
promotion)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
TL (team leader)
sales
11
14.
PT.
Tera
(Handphone
Data dan
Indonusa
Laptop
Merk
Jabodetabek
Staff Administrasi
Jawa
Canvasser
Tengah
Promotor
Axioo)
Jawa Timur
Bali
BalikpapanSamarinda
Sifat komunikasi interpersonal yang terjadi, ada yang berupa komunikasi verbal dan non verbal, komunikasi verbal merupakan karakteristik khusus dari manusia. Tidak ada makhluk lain yang dapat menyampaiakan bermacam-macam arti melalui kata-kata. Kata dapat dimanipulasi untuk menyampaikan secara eksplisit sejumlah arti.7 Kata-kata dapat menjadikan individu dapat menyatakan ide yang lengkap secara komprehensif dan tepat. Kata-kata memungkinkan pengiriman banyak ide-ide melalui gelombang udara kepada orang banyak. Katakata memungkinkan menyatakan perasaan dan pikiran yang memungkinkan dapat dibaca orang untuk beberapa menit atau untuk beberapa abad sesudahnya.8. Sedangkan komunikasi nonverbal merupakan penciptaan dan pertukaran pesan
dengan
tidak
menggunakan
kata-kata
seperti
komunikasi
yang
menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Atau dapat juga dikatakan
7
Ayu Purnama Sari, 08 Juni 2015, Direktur Operational PT Mitra Dinamika Berlian, WR. Supratman-Tangerang Selatan 8 Arni Muhammad, 2005, Komunikasi Organisasi, Edisi ke-7 cetakan ke-7, Jakarta, hal 95
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
bahwa semua kejadian disekeliling situasi komunikasi yang tidak berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan. Dengan komunikasi nonverbal orang dapat mengekspresikan perasaannya melalui ekspresi wajah dan nada atau kecepatan berbicara, Misalnya seorang pimpinan berbicara dengan suara yang keras dan wajah yang merah padam, itu menandakan bahwa pimpinan tersebut sedang marah pada karyawan tersebut.9 Komunikasi verbal yang diimplementasikan oleh CRO (corporate relation officer) dalam kegiatan PT. Mitra Dinamika Berlian mengelola hubungan dengan klien/mitra kerja dan tenaga kerja outsource, dilakukan dengan tatap muka secara langsung. Dalam hal ini, tatap muka dengan klien biasanya lebih banyak pada aktivitas diluar kantor, sebagai contoh, aktivitas CRO (corporate relation officer) dilapangan yang lebih banyak melakukan komunikasi interpersonal dengan klien/mitra kerja dan tenaga kerja outsource. Biasanya issue yang berkembang berawal dari masing-masing area tenaga kerja outsource bekerja dan tidak jarang issue berkembang dan akan menjadi konflik pada cut off absensi, pada realisasi penggajian, karena moment ini menjadi moment diketahuinya karyawan outsource memiliki
case atau permasalahan, seperti
resign
tanpa pemberitahuan
sebelumnya, terjadinya fraud (tindak criminal/membawa kabur produk klien seperti Handphone, laptop, modem, maupun dalam bentuk uang hasil penjualan). Adanya kesalahan systemyang membuat laporan keuangan tidak balanced, adanya permintaan kandidat dari klien yang belum diprovide oleh team CRO
9
Ibid, hal 130
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
(corporate relation officer) dan lain sebagainya. Beberapa penyebab masalah ini terjadi diataranya dikarenakan kurangnya maintain dari pihak-pihak terkait seperti team leader yang tidak memantau daily, weekly, monthly report under nya, pengeluaran barang dan stock opname juga tidak terkontrol dan tidak focus, target yang tidak tercapai, kandidat yang diprovide tidak maksimal dan lain sebagainya. Dalam hal ini semua permasalahan yang ada akan diselesaikan oleh CRO (corporate relation officer) sesuai dengan project nya masing-masing, jika saja komunikasi interpersonal CRO (corporate relation officer) diimplementasikan dengan baik, selalu maintain karyawan dengan baik, baik level user maupun karyawan outsource, semua permasalahan diatas setidaknya dapat diminimalisir dan issue tersebut dapat diredam dibawah tidak ter-blow up sampai ke petinggipetinggi klien/mitra kerja, karena fatalnya jika saja terdapat diketahui adannya masalah dan tidak segera diselesaikan, dicari solusinya, maka akan berdampak pada pemutusan hubungan kerjasama sepihak antara klien/mitra kerja dengan PT. Mitra Dinamika Berlian, karena klien/mitra kerja memiliki hak penuh sesuai yang telah disepakati bersama antara kedua belah pihak pada perjanjian kerjasama (PKS)/agreement. Selain atas permasalahan tersebut Persepsi yang berbeda dapat terjadi dalam hal ini, dikarenakan adanya perbedaan karakteristik dalam bidang usaha masing-masing klien/mitra kerja, tenaga kerja yang berbeda-beda posisi atau jabatannya, perbedaan latar belakang bisnis perusahaan termasuk didalamnya pemahaman prodak, ditambah dengan konsep diri antara CRO (corporate relation officer) PT. Mitra Dinamika Berlian dengan klien/mitra kerja pun dapat berbeda karena latar belakang bidang usahanya. Dalam hal ini kemampuan komunikasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
interpersonal seorang CRO (corporate relation officer) dilapangan harus didukung oleh beberapa faktor, diantaranya : 1. Komunikasi verbal berupa penguasaan bahasa asing & daerah yang memadai minimal bahasa inggris, adat dan kebiasaan 2. Teknik berbicara, komunikasi non verbal berupa gestures atau bahasa tubuh. 3. Penguasaan produk/jasa sesuai bidang usaha yang dijalankan oleh klien/mitra kerja, dengan tujuan agar satu pemahaman antara klien/mitra kerja, sehingga pada saat product knowledge ataupun training tenaga kerja tidak terkendala dan akan terlihat lebih professional karena tidak mengandalkan klien/mitra kerja semata. Hal ini penting karena pemahaman kita terhadap komunikan yang akan kita
ajak
berkomunikasi
mempengaruhi
kesiapan
kita
mengahadapi
kemungkinan yang timbul, kemungkinan noise, kemungkinan miskomunikasi dan lain sebagainya. CRO (corporate relation officer) juga memisahkan hak dan tanggung jawab klien/mitra kerja dengan hak dan tanggung jawab PT. Mitra Dinamika Berlian, yang dituangkan kedalam perjanjian kerjasama (PKS)/agreement dimaksudkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, diantaranya : 1. Adanya aturan pemisahan yang jelas dalam kontrak dimana yang menjadi tanggung jawab PT. Mitra Dinamika Berlian dalam penyediaan karyawan dan masalah kepegawaian atau sejauh mana PT. Mitra Dinamika Berlian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
melakukan kontrol dalam operasional sehingga dapat ikut bertanggung jawab jika terjadi penyelewengan 2. Meminta ‘job desc’ yang jelas di setiap posisi karyawan ‘outsourcing’ sehingga apabila nanti ada penyelewengan akibat pemberian tugas yang tidak tercantum dalam job desc maka PT. Mitra Dinamika Berlian bisa membatasi diri dalam hal pertanggungjawaban 3. Setiap area CRO (corporate relation officer) di minta terus memantau atau maintain dengan maksimal pekerjaan yang dilakukan karyawan ‘outsourcing’ agar tidak menyimpang dari ‘job desc’ yang telah di sepakati Tidak adanya Standar Operational Prosedure (SOP) dimana terkadang menimbulkan berbagai permaslahan teknis dilapangan atau di area, terutama bila menyangkut
tidak
aktifnya
CRO
(corporate
relation
officer)
dalam
mensosialisasikan informasi yang telah disampaikan oleh klien/mitra kerja untuk diteruskan kepada seluruh karyawan outsource, terkait dengan kontrak kerja, kenaikan gaji, peninggakan angka insentif, serta segala perubahan yang bersifat administratif. Penurunan intensitas kunjungan ke klien/mitra kerja guna menjaga relationship, kurangnya entertain/service terhadap klien/mitra kerja, menurunnya reporting sebagai evaluasi dan review kinerja karyawan outsource yang telah dilakukan oleh PT Mitra Dinamika Berlian.10 Oleh karena fenomena-fenomena yang telah peneliti paparkan diatas, memahami dan memaparkan implementasi komunikasi interpersonal dalam mengelola hubunan klien yang terjadi di PT. Mitra Dinamika Berlian merupakan 10
Heru Prabowo, 10 Juni 2015, Manager Dept. Marketing & Operational PT Mitra Dinamika Berlian, WR. Supratman-Tangerang Selatan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
hal yang sangat menarik untuk dikaji, karena betapa kompleksnya kajian komunikasi interpersonal namun sekilas menarik, mengingat bahwa pemahaman akan komunikasi antar personal ini dapat dikatakan tidak mudah, karena berbeda individu, maka jalinan komunikasi pun akan berbeda, banyak diantaranya sebagian orang yang menyepelekan komunikasi interpersonal ini, tetapi secara tidak sadar setiap hari kita bersinggungan dengan hal tersebut. Terlebih dalam dunia bisnis, komunikasi interpersonal yang baik dengan public maupun terlebih dengan klien akan menghasilkan suatu keterikatan. Hal ini memunkinkan klien/mitra kerja akan terus mempercayakan kebutuhannya terhadap perusahaan, selain itu citra diri yan terbentuk dari komunikasi interpersonal tersebut, jika secara continue dikelola maka akan melahirkan kebulatan citra perusahaannya
1.2.
Fokus Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti mengidentifikasi
permasalahan yang menjadi objek penelitian adalah : “Bagaimana implementasi komunikasi interpersonal CRO (Corporate Relation Officer) dengan klien berlangsung dalam kegiatan mengelola hubungan dengan klien di PT. Mitra Dinamika Berlian?” Fokus penelitian akan diarahkan terhadap implementasi komunikasi yang bersifat interaksi tatap muka yang dilakukan oleh CRO (corporate relation officer) Mitra Dinamika Berlian dengan kliennya/mitra kerja serta ke karyawan outsource terkait PT Mitra Dinamika Berlian, yakni dalam bentuk proses komunikasi interpersonal. Bagaimana dan apa saja bentuk komunikasi yang dilakukan. Hal-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
hal apa saja yang mempengaruhi keadaan atau proses komunikasi interpersonal tersebut, tujuan apa saja yang ingin dicapai, secara keseluruhan proses dari awal hingga akhir. Apakah komunikasi ini dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang khususnya klien/mitra kerja, karena sifatnya dialogis, berupa percakapan. Kemudian langkah-langkah apa saja yang dilakukan sebagai bentuk bukti otentik bahwa informasi tersebut sudah didelegasikan dengan tepat, apakah informasi tersebut disosialisasikan kembali melalui media internet (email), fax, dan lain sebagainya. Melihat proses implementasi komunikasi interpribadi antara pihak Perusahaan PT. Mitra Dinamika Berlian dengan klien saat awal kerjasama dan saat kerjasama berlangsung 1.3. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini, masalah tersebut diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Bagaimana proses komunikasi yang dilakukan oleh CRO (Corporate Relation Officer) dalam mengelola hubungan dengan klien, hingga mendapatkan keperyaan lebih oleh klien? 2. Apakah komunikasi yang sudah diimplementasikan oleh CRO (Corporate Relation Officer) dirasa sudah maksimal?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
1.4.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi
komunikasi interpersonal CRO (Corporate Relation Officer) dalam mengelola hubungan dengan klien di PT. Mitra Dinamika Berlian berlangsung. 1.5.
Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu akademis dan
praktis, sebagai berikut 1.5.1. Kegunaan Akademis Untuk melengkapi dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam memperluas wawasan, serta bagi penelitian komunikasi interpersonal dan penelitian tentang tata cara mengelola hubungan dengan klien/mitra kerja . Sebagai rujukan dan kepustakaan bagi fakultas komunikasi umumnya dan bagi jurusan Public Relation khususnya di Universitas Mercu Buana-Jakarta Selatan. 1.5.2. Kegunaan Praktis Memberikan masukan atau saran untuk PT. Mitra Dinamika Berlian untuk mengetahui aktivitas komunikasi interpersonal dalam mengelola hubungan dengan klien yang terjadi di perusahaan, dengan demikian jika diperlukan adanya analisa dan evaluasi kinerja CRO
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
(corporate relation officer) di PT. Mitra Dinamika Berlian guna pengembangan atau upgrade kompetensi diri.
http://digilib.mercubuana.ac.id/