BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Desain Komunikasi Visual Desain Komunikasi Visual adalah desain yang memiliki maksud dan tujuan untuk berkomunikasi dengan audiens. Desain Komunikasi Visual adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang memberikan kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk memilih, menciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan, dan garis di atas suatu permukaan dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan.1 Desain memiliki beberapa elemen-elemen yang apabila disatukan akan membentuk sebuah karya yang memiliki prinsip-prinsip. Menurut Soekartono.S.IP,M.Si, elemenelemen desain terbagi menjadi 6, yaitu : 1.
Garis (Line) Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain sehingga dapat berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis adalah unsur dasar untuk membangun bentuk atau konstruksi desain.
1
Soekartono.S.IP,M.Si http://tonz94.wordpress.com/2008/01/10/elemen-desain-grafis/
Gambar 01. Garis Vertikal
Gambar 02. Garis Horizontal
Gambar 03. Garis Diagonal
Gambar 04. Garis berawal dari titik
Gambar 05. Beberapa ukuran ketebalan dari sebuah garis
Gambar 06. Garis dapat dibentuk dengan media yang berbeda-beda
2.
Bentuk (Shape) Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar. Bentuk dasar yang dikenal orang adalah kotak (rectangle), lingkaran (circle), dan segitiga (triangle). Sementara pada kategori sifatnya, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
Gambar 07. Persegi
Gambar. 08 Kubus
Gambar 09. Lingkaran
Gambar 10. Bola
Gambar 11. Segitiga
Gambar 12. Piramida
2.1 Huruf (Character) : yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang dapat digunakan untuk membentuk tulisan sebagai wakil dari bahasa verbal dengan bentuk visual langsung, seperti A, B, C, dsb.
Gambar 13. Macam-macam huruf atau karater
2.2 Simbol (Symbol) : yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang mewakili bentuk benda secara sederhana dan dapat dipahami secara umum sebagai simbol atau lambang untuk menggambarkan suatu bentuk benda nyata, misalnya gambar orang, bintang, matahari dalam bentuk sederhana (simbol), bukan dalam bentuk nyata (dengan detail).
Gambar 14. Macam-macam simbol
2.3 Bentuk Nyata (Form) : bentuk ini betul-betul mencerminkan kondisi fisik dari suatu obyek. Seperti gambar manusia secara detil, hewan atau benda lainnya.
Gambar 15. Macam-macam bentuk nyata
3.
Tekstur (Texture) Tekstur adalah tampilan permukaan (corak) dari suatu benda yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Yang pada prakteknya, tekstur sering dikategorikan sebagai corak dari suatu permukaan benda, misalnya permukaan karpet, baju, kulit kayu, dan lain sebagainya.
Gambar 16. Macam-macam tekstur
4.
Ruang (Space) Ruang merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk lainnya yang pada praktek desain dapat dijadikan unsur untuk memberi efek estetika desain. Sebagai contoh, tanpa adanya ruang, mata audiens tidak akan tahu mana kata dan mana kalimat atau paragraf. Tanpa ruang, mata audiens tidak tahu mana yang harus dilihat terlebih dahulu, kapan harus membaca dan kapan harus berhenti. Dalam bentuk fisiknya pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan latar belakang (background).
Gambar 17. Macam-macam ruang
5.
Ukuran (Size) Ukuran adalah unsur lain dalam desain yang mendefinisikan besar kecilnya suatu obyek. Dengan menggunakan unsur ini, desain grafis dapat menciptakan kontras dan penekanan (emphasis) pada obyek desain sehingga mata audiens akan tahu mana yang akan dilihat atau dibaca terlebih dahulu.
Gambar 18. Macam-macam ukuran
6.
Warna (Color) Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Karena warna dapat menampilkan identitas, menyampaikan pesan atau membedakan sifat dari bentukbentuk bentuk visual secara jelas. Dalam prakteknya warna dibedakan menjadi dua: yaitu warna yang ditimbulkan karena sinar (Additive color/RGB) yang biasanya digunakan pada warna lampu, monitor, TV dan sebagainya, dan warna yang dibuat
dengan unsur-unsur tinta atau cat (Substractive color/CMYK) yang biasanya digunakan dalam proses pencetakan gambar ke permukaan benda padat seperti kertas, logam, kain atau plastik.
Gambar 19. Warna-warna RGB
Gambar 20. Warna-warna CMYK
Gambar 21. Lingkaran Warna / Color Wheel
Gambar 22. Temperatur warna
Dari elemen-elemen tersebut, disatukan menjadi sebuah karya yang memenuhi prinsip-prinsip desain. Prinsip-prinsip desain menurut Robin Landa, Rose Gonella, dan Steven Brower dalam bukunya yang berjudul “2D Visual Basic for Designers” adalah : 1.
Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan adalah kestabilan yang diciptakan dari elemen-elemen yang ditata di setiap sisinya berpusat pada 1 titik tengah. Dalam desain, keseimbangan ini diciptakan dari penataan setiap elemen-elemen desain dalam satu tata letak. Seimbang atau tidaknya setiap elemen dilihat dari ukuran, bentuk, warna, dan tekstur yang berkesinambungan dengan lokasi atau penempatan elemen-elemen desain itu pada sebuah komposisi. Ada 3 macam keseimbangan :
Gambar 23. Contoh keseimbangan
Gambar 24. Contoh ketidakseimbangan
a.
Simetris (Symmetry)
Pendistribusian / peletakan elemen-elemen desain pada setiap sisinya dan berdasar pada sebuah garis ditengah.
Gambar 25. Contoh Simetris
b.
Asimetris (Asymmetry)
Pendistribusian / peletakan elemen-elemen desain pada setiap sisinya, namun tidak berdasar pada sebuah garis tengah.
Gambar 26. Contoh asimetris
c.
Keseimbangan Radial
Pendistribusian / penempatan elemen-elemen desain yang di kombinasikan berorientasi vertikal dan horizontal dimana elemen-elemen tersebut melingkar keluar dari titik tengah sebuah komposisi.
Gambar 27. Contoh asimetris
2.
Hirarki Visual (Visual Hierarchy)
Visual hierarchy adalah penataan elemen-elemen grafis berdasarkan sebuah titik fokus atau emphasis. Sebuah titik fokus dalam sebuah komposisi akan menjadi pusat perhatian dan agar menarik perhatian mata yang melihatnya. Ada tiga elemen dalam hirarki visual yaitu : foreground, background, dan middle ground. Dalam buku “2D Visual Basics for Designers” ada beberapa hal yang termasuk dalam hirarki visual, yaitu :
a.
Kontras (Contrast)
Tugas seorang desainer grafis adalah membuat sebuah komposisi dari elemen-elemen desain dan membantu mengarahkan mata dari orang yang melihat. Untuk membuat sebuah
komposisi seorang desainer grafis harus memperhatikan : ukuran dan skala, warna, harmoni dan penekanan, kejelasan dan konsistensi, lokasi, bentuk, dan tingkat.
Gambar 28. Contoh kontras
b.
Persepsi (Perception)
Persepsi sangat penting untuk mebuat tingkatan dalam sebuah hirarki visual. Seorang desainer grafis harus dapat menyusun elemen-elemen desain sedemikian rupa sehingga dapat mengkontrol mata audiens.
Gambar 29. Contoh Persepsi. Sebuah persepsi dapat dibentuk dari peletakan beberapa elemen menjadi sebuah komposisi
c.
Emphasis
Emphasis atau titik fokus adalah cara untuk menarik mata audiens. Sebuah komposisi harus memiliki titik fokus agar audiens dapat tertarik untuk melihat dan dapat membedakan bagian mana yang lebih dipentingkan.
Gambar 30. Contoh Titik Fokus
3.
Ritme (Rhythm)
Ritme adalah nada yang muncul dari sebuah komposisi elemen-elemen desain. Ritme dapat dibuat dengan cara : a.
Repetisi (Repetition) dan Variasi (Variation)
Repetisi adalah cara menata elemen grafis yang sama berulang-ulang, sedangkan variasi adalah cara menata elemen grafis dengan berbagai variasi dalam suatu komposisi.
Gambar 31. Contoh repetisi atau pengulangan
b.
Proporsi (Proportion)
Penempatan elemen grafis harus memperhatikan proposinya. Proporsi yang baik akan menghasilkan desain yang baik pula. Permainan ukuran, warna, bentuk dan lainnya dari setiap elemen grafis akan menghasilkan proporsi yang baik.
4.
Kesatuan (Unity)
Setiap elemen desain yang ditata dalam sebuah komposisi harus memiliki kesatuan dari satu elemen ke elemen lainnya. Kesatuan ini akan menimbulkan keharmonisan dalam sebuah komposisi. Kesatuan termasuk di dalamnya : a.
Grid (Structure)
Gambar 32. Contoh Grid
Gambar 33. Contoh satu kolom
Gambar 34. Contoh dua kolom
Gambar 35. Alternatif dua kolom
b.
Alignment (Centered, Left, Right, Justified, Runaround)
Gambar 36. Rata tengah (Centered)
Gambar 37. Rata kiri (Left)
Gambar 38. Rata kanan (right)
Gambar 39. Rata kiri-kanan (justified)
Gambar 40. Melingkar (runaround)
Dalam desain, elemen-elemen dan prinsip-prinsip desain ini sangat penting untuk diperhatikan. Gabungan dari elemen-elemen akan menghasilkan karya yang memiliki prinsipprinsip desain dan dapat menghasilkan desain yang terlihat harmonis.
2.2 Media Promosi Dalam dunia marketing atau pemasaran ada yang disebut Marketing Mix atau 4P. 4P adalah strategi yang digunakan oleh para marketer dalam melakukan pemasaran. 4P terdiri dari : Product, Place, Price, Promotion. Keempat hal ini saling berkesinambungan namun Promotion atau promosi memegang peranan penting dalam keberhasilan pemasaran suatu produknya.
Dalam mempromosikan sebuah produk, harus ada media sebagai perantara antara orang yang mempromosikan dan target promosinya. Inilah yang di sebut sebagai media promosi. Media promosi adalah sebuah media yang memiliki tujuan untuk mempromosikan sebuah produk, brand, jasa, atau tempat ke masyarakat dengan membawa pesan tertentu didalamnya. Media promosi paling tua dan efektif adalah media dari mulut ke mulut. Menggunakan media ini memang sangat efektif tapi sangat kurang efisien karena kecepatan penyampaiannya kurang dapat diukut dan diperkirakan.2
2
Cahyo Pramono. Harian Waspada 27 Agustus 2007
Media promosi sarana untuk mengkomunikasikan suatu produk/jasa/image/perusahaan ataupun yang lain untuk dapat lebih dikenal masyarakat lebih luas.3 Media promosi harus dapat menyampaikan informasi yang ingin disebar luaskan dengan cara yang benar dan mudah ditangkap oleh masyarakat.
Ada beberapa media yang banyak digunakan sebagai media promosi, contohnya: Koran, Majalah, Poster, TV, Radio, dan lain-lain. Untuk mempromosikan sebuah tempat, promosi yang dilakukan sangat beragam, dari mulai goodie bag, payung, mug, topi, kaos, sticker, pulpen dan banyak lagi. Contoh-contoh media promosi ini sangat efektif karena dapat langsung menjangkau konsumen lewat benda itu sendiri.
Semakin marak jenis-jenis media promosi yang digunakan, juga memancing para desainer grafis mendesain media tersebut agar lebih menarik dan terlihat bagus. Dengan membuat media promosi yang semakin menarik akan membuat produk yang dipromosikan selalu tertanam dipikiran masyarakat.
2.3 Media lini atas (Above the line) Adalah media yang bersifat massa. Maksudnya khalayak sasarannya berjumlah besar atau luas, antara satu dengan lainnya tidak saling kenal dan menerpa pesan secara serempak. Media yang termasuk kategori lini atas adalah : surat kabar, majalah, tabloid, televisi, film, radio dan internet.
3
MEDIA PROMOSI – Promotion Tools, http://www.dimensigraphic.com/infront/brochure-brosure.htm,
2011.
2.4 Media lini bawah (Below the line) Adalah media yang menggunakan media khusus dengan target audiens terbatas. Media-media khusus yang tergabung dalam below the line meliputi : 1. Leaflet Leaflet adalah lembaran kertas cetak yang dilipat menjadi dua halaman atau lebih. 2. Poster Poster adalah iklan warna berukuran besar yang dicetak pada selembar kertas dan ditempelkan pada panel, dinding, atau kaca jendela.
3. Spanduk Spanduk adalah iklan yang dipasang membentang diatas jalan dan terbuat dari bahan kain flexi. 4. Billboard Billboard adalah papan iklan berukuran besar yang ditempelkan diluar ruang. 5. Flyer Flayer adalah bahan promosi yang dibuat dalam bentuk selebaran. 6. Brosur Brosur menurut kamus isilah periklanan Indonesia adalah booklet yang dipakai dalam penjualan berupa kegiatan promosi. 7. Banner Banner adalah jenis iklan yang dicetak diatas kain lebar yang direntangkan atau dipasang di jalan, di depan pertokoan, bangunan maupun sudut-sudut jalan. 8. Sticker Stiker
merupakan
media
yang
mempunyai
fungsi
seperti
poster,
yang
membedakannya adalah sticker tidak perlu menggunakan media perekat tambahan.
2.5 Format Media Standar ukuran kertas yang digunakan diseluruh dunia (kecuali di Amerika dan Canada) termasuk di Indonesia adalah ISO 216. Standar ini menggunakan rasio 1 banding 1.4142 untuk ukuran lebar banding kertas panjang. Rasio ini diperkenalkan pertama kali oleh seorang peneliti Jerman Georg Lichtenberg pada tahun 1786. Standar ISO 216 mempunyai tiga seri, yaitu A, B dan C yang masing-masing ukuran ditandai dengan angka belakangnya. Misalnya seri A : A4, A5, A6, A7. Setengah ukuran A4 adalah A5, sedangkan setengah ukuran A5 adalah A6 dan seterusnya. Sejak tahun 1977, A4 menjadi standar ukuan kertas surat.
Seri 4 A0 2 A0 A0 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10
Mm 1682 x 2378 1189 x 1682 841 x 1189 594 x 841 420 x 594 297 x 420 210 x 297 148 x 210 105 x 148 74 x 105 52 x 74 37 x 52 26 x 37
Inch 66,22 x 93,62 44,81 x 66,22 33,11 x 46,81 22,39 x 33,11 16,54 x 23,39 11,69 x 16,54 8,27 x 11,69 5,83 x 8,27 4,13 x 5,83 2,91 x 4,13 2,05 x 2,97 1,46 x 2,05 1,02 x 1,46
Sumber : Layout Dasar dan Penerapannya. Penulis : Surianto Rustan, S. Sn