BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sistem Perpipaan Pipa digunakan untuk mengalirkan fluida (zat cair atau gas) dari satu atau
beberapa titik ke satu titik atau beberapa titik lainnya. Sistem perpipaan (piping system) terdiri dari gabungan pipa-pipa yang memiliki panjang total relatif pendek dan digunakan untuk mengalirkan fluida dari suatu peralatan ke peralatan lainnya yang beroperasi pada suatu plant. Sistem perpipaan dilengkapi dengan komponenkomponen seperti katup, flens, belokan, percabangan, nozzle, reducer, tumpuan, isolasi, dan lain-lain. Pada dasarnya bila kita analogikan seperti tubuh kita, sistem perpipaan kurang lebih sama seperti pembuluh darah yang mengantarkan darah ke organorgan tubuh dengan sistem tertentu. oleh karena itu sistem perpipaan bagaikan urat nadi dalam dunia industri baik migas ataupun industri proses.Dalam dunia industri, biasa dikenal beberapa istilah mengenai sistem perpipaan seperti piping dan pipeline.Piping adalah sistem perpipaan di suatu plant, sebagai fasilitas untuk mengantarkan fluida (cairan atau gas) antara satu komponen ke komponen lainnya untuk melewati proses-proses tertentu. Piping ini tidak akan keluar dari satu wilayah plant.Sedangkan pipeline adalah sistem perpipaan untuk mengantarkan fluida antara satu plant ke plant lainnya yang biasanya melewati beberapa daerah.Ukuran panjang pipa biasanya memiliki panjang lebih dari 1 km bergantung jarak antar plant.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sistem perpipaan dapat ditemukan hampir pada semua jenis industri, dari sistem pipa tunggal yang sederhana sampai sistem pipa bercabang yang sangat kompleks. Contoh sistem perpipaan adalah, sistem distribusi air minum pada gedung atau kota, sistem pengangkutan minyak dari sumur bor ke tandon atau tangki penyimpan, sistem distribusi udara pendingin pada suatu gedung, sistem distribusi uap pada proses pengeringan dan lain sebagainya. Sistem perpipaan meliputi semua komponen dari lokasi awal sampai dengan lokasi tujuan antara lain, saringan (strainer), katup atau kran, sambungan, nosel dan sebagainya. Untuk sistem perpipaan yang fluidanya liquid, umumnya dari lokasi awal fluida, dipasang saringan untuk menyaring kotoran agar tidak menyumbat aliran fuida. Saringan dilengkapi dengan katup searah ( foot valve) yang fungsinya mencegah aliran kembali ke lokasi awal atau tandon. Sedangkan sambungan dapat berupa sambungan penampang tetap, sambungan penampang berubah, belokan (elbow) atau sambungan bentuk T (Tee).
2.2
Teori Tegangan Pengetahuan mengenai sifat-sifat mekanik material sangat penting.Melalui
pengetahuan ini dapat diperkirakan tegangan-tegangan yang terjadi pada sistem perpipaan.Dalam kode ditetapkan aturan-aturan agar pada sistem perpipaan tidak terjadi tegangan yang berlebih sehingga dapat terhindar dari kegagalan.Secara umum teori tegangan pada sistem perpipaan merupakan pengembangan dari teori tegangan dalam mekanika.Oleh sebab itu, dapat digunakan dalam perhitungan dan analisis tegangan pada sistem perpipaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.1. Tegangan Satu Arah (Uniaxial) Tegangan uniaxial adalah tegangan yang bekerja pada suatu benda dimana gaya yang berkerja hanya terjadi dalam satu arah. Tegangan yang dialami oleh benda merupakan tegangan tarik untuk keadaan normal ( tanpa terbentuk sudut ). Untuk tegangan yang terdapat pada benda dengan sudut tertentu,maka akan dihasilkan tagangan geser dan tegangan tarik dalam arah ππ. Keadaan tegangan ini
pada aplikasi suatu batang lurus berpenampang A dengan gaya dan arah yang ditunjukkan seperti gambar 2.1. Dianggap bahwa tegangan terbagi rata diseluruh penampang yang tegak lurus dengan luasan pada benda, dimana gaya yang bekerja terdapat pada koordinat sumbu x. A F
F
Gambar 2.1 Distribusi Tegangan Uniaxial Akibat dari gaya-gaya yang bekerja pada benda, maka akan terbentuk sudut potong pada benda sebesar ππ. Dimana dengan sudut tersebut akan diproyeksikan nilai tegangan β tegangan yang terjadi pada benda tersebut seperti
tegangan geser dan tarik dalam arah ππ. Kesetimbangan gaya dan tegangan dapat
dilihat pada gambar 2.2.
F
ππ
ππ =
πΉπΉ π΄π΄
Gambar 2.2 Distribusi Tegangan Uniaxial
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Persamaan untuk distribusi tegangan pada gambar 2.2 dapat dilihat pada persamaan 2.1 dibawah ini. ππ = dimana:
πΉπΉ π΄π΄
Ο= tegangan (N/ππ2 ) F = gaya (N) A = luas penampang (ππ2 ) ππ
πππ₯π₯
πππ₯π₯ π΄π΄π₯π₯
πππ₯π₯ π΄π΄π₯π₯ π π π π π π π π
πππ₯π₯ π΄π΄π₯π₯ ππππππππ
ππ
ππ
πππ₯π₯
π΄π΄ππ
ππππ π΄π΄ππ ππππ π΄π΄ππ
Gambar 2.3 Distribusi Tegangan Uniaxialpada sudut ππ
Pada gambar 2.3 terlihat beberapa tegangan yang terdapat pada benda yang membentuk sudut ππ. Dengan menuliskan bentuk persamaan dari gambar tersebut kedalam kesetimbangan gaya maka akan diperoleh nilai tegangan tarik dan tegangan geser. Untuk persamaan tegangan tarik pada gambar 2.3 diperoleh dengan menjumlahkan tegangan pada garis sumbu yang sama, dimana tegangan terhadap
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sudut ππ bekerja pada arah yang samadengan tegangan ππ π₯π₯ ππππππππ, dengan
menggunakan kesetimbangan gaya akan diperoleh persamaan 2.1.
ππππ π΄π΄ππ - ππ π₯π₯ π΄π΄π₯π₯ ππππππππ = 0
(2.1)
Untuk menentukan nilai π΄π΄π₯π₯ dapat diubah ke dalam bentuk Aππ dengan
menggunakan persamaan 2.2 :
π΄π΄π₯π₯
π΅π΅
A
ππ
π΄π΄ππ
ππππππππ =
π΄π΄π₯π₯
π΄π΄ππ
πΆπΆ (π΄π΄ β π΅π΅) = π΄π΄π₯π₯ = π΄π΄ππ ππππππππ (π΄π΄ β πΆπΆ) = π΄π΄π¦π¦ = π΄π΄ππ π π π π π π π π
(2.2)
Dengan demikian nilai π΄π΄π₯π₯ pada persamaan 2.2, dapat disubstitusikan
kedalam persamaan 2.1 sehingga akan diperoleh persamaan tegangan tarik ππππ yang bekerja terhadap sumbu ππ,dapat dilihat pada persamaan 2.3: ππππ π΄π΄ππ - ππ π₯π₯ π΄π΄π₯π₯ ππππππππ= 0 ππππ π΄π΄ππ = πππ₯π₯ π΄π΄π₯π₯ ππππππππ
ππππ π΄π΄ππ = πππ₯π₯ (π΄π΄ππ ππππππππ)ππππππππ πππ½π½ = ππππ ππππππππ π½π½
(2.3)
Pada saat kondisi ππ = 0 , maka persamaan 2.3 akan berubah menjadi persamaan 2.4 :
ππππ = πππ₯π₯ ππππππ 2 ππ
ππππ = πππ₯π₯ (12 ) πππ½π½ = ππππ
(2.4)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Untuk persamaan tegangan geser pada gambar 2.3 diperoleh dengan menjumlahkan semua tegangan pada garis sumbu yang sama, dimana tegangan geser terhadap sudut ππ bekerja pada arah yang sama dengan tegangan ππ π₯π₯ π π π π π π π π , dengan menggunakan kesetimbangan gaya akan diperoleh persamaan 2.5 : ππππ π΄π΄ππ β πππ₯π₯ π΄π΄π₯π₯ π π π π π π π π = 0 ππππ π΄π΄ππ = πππ₯π₯ π΄π΄π₯π₯ π π π π π π π π
ππππ π΄π΄ππ = πππ₯π₯ π΄π΄ππ π π π π π π π π π π π π π π π π πππ½π½
(2.5)
= ππππ ππππππππππππππππ
Melalui persamaan trigonometri diketahui bahwa : π π π π π π 2ππ = 2π π π π π π π π π π π π π π π π π π π π π π π π π π π π π π π π =
1 π π π π π π 2ππ 2
Dengan merubah persamaan trigonometri diatas kedalam persamaan trigonometri pada persamaan tegangan geser maka akan dihasilkan persamaan akhir untuk tegangan geser, yaitu pada persamaan 2.6 : ππππ = πππ₯π₯ π π π π π π π π π π π π π π π π ππ
(2.6)
πππ½π½ = ππππ ππ ππππππππππ
Pada saat kondisi ππ = 0 dan ππ = 45ππ , akan diperoleh tegangan geser: ππ = 0
1
ππππ = πππ₯π₯ 2 π π π π π π 2(0) πππ½π½ =0
ππ = 45ππ
1
ππππ = πππ₯π₯ 2 π π π π π π 2(45Β° ) πππ½π½ =
ππππ ππ
Tegangan tarik maksimum adalah nilai tegangan pada batas tertinggi yang dapat diterima oleh benda yang mengalami gaya tarik pada luasannya.Tegangan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tarik maksimum merupakan batas pada benda untuk berubah bentuk ketika diberikan pembebanan secara terus menerus sehingga melewati batas nilai tegangan maksimum.Nilai dari tegangan ini dapat dihitung melalui perhitungan secara matimatik pada lingkaran mohr pada gambar 2.4.
Syarat untuk memperoleh tegangan tarik maksimum adalah : Syarat
ππππ ππ
ππ
πππ₯π₯
ππ( 2π₯π₯ +
=0
ππππ
2
ππππ
ππππππ2ππ)
πππ₯π₯ π π π π π π 2πποΏ½ = 0 2
0 + β2 οΏ½ β2 οΏ½
=0
πππ₯π₯ π π π π π π 2πποΏ½ = 0 2 0
π π π π π π 2ππ = βππ = 0 π₯π₯
2ππ = π π π π π π β1 0 ππ =
1 (π π π π π π β1 0) 2
ππ = 0, 90, 180 ππ ππ = 0, , ππ 2
Sehingga ππππ maximum pada ππ = 0ππ dapat diperoleh dengan memasukkan
nilai sudut yang mengakibatkan terbentuknya tegangan tarik maksimum. ππππ =
ππππ =
πππ₯π₯ πππ₯π₯ + ππππππ2ππ 2 2 πππ₯π₯ 2
+
πππ₯π₯
ππππππππππ = πππ₯π₯
2
(1) = πππ₯π₯
( 2.7)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tegangan geser maksimum adalah tegangan yang paling besar diterima benda ketika diberikan gaya F pada arah ππ. Dengan demikian tegangan geser
maksimum merupakan batas dari tegangan yang dapat diterima oleh benda yang jika diberikan gaya yang lebih besar maka akan terjadi perubahan bentuk pada benda. Syarat untuk terjadinya tegangan geser maksimum adalah : ππππππ =0 ππππ Ο
ππ οΏ½ x οΏ½ sin2ΞΈ 2 ππππ
=0
Οx οΏ½ cos2ΞΈ = 0 2
2οΏ½
ππππππ2ππ = 0 ππ =
ππ 3ππ , 4 4
Sehingga dengan memasukkan besaran sudut yang menghasilkan tegangan geser maksimum akan diperoleh nilai maksimum dari tegangan geser yaitu pada persamaan 2.8 :
ππππππππππ = π΅π΅π΅π΅ β² = ππππ sin 2ππ =
ππππππππππ =
πππ₯π₯ ππ πππ₯π₯ π π π π π π 2 = 2 4 2 πππ₯π₯ 2
( 2.8 )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.1.1 Lingkaran Mohruntuk Tegangan Uniaxial Persamaan lingkaran mohr untuk tegangan uniaxial diperoleh dengan menjumlahkan kuadrat dari tiap βtiap tegangan geser dan tegangan tarik pada arah ππ yang merupakan bentuk dari persamaan dasar lingkaran. Persamaan yang
dibentuk akan menjadi persamaan lingkaran mohr untuk tegangan uniaxial, merupakan bentuk perwakilan dari besaran besaran nilai tegangan kedalam bentuk gambar. Penyederhanaan persamaan untuk lingkaran mohr dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan trigonometri dalam aturan kosinus sebagai berikut. cos 2ππ = ππππππ 2 ππ β π π π π π π 2 ππ
Cos 2ππ = ππππππ 2 ππ β (1 β ππππππ 2 ππ) cos 2ππ = 2ππππππ 2 ππ β 1 2cos 2ππ = 1 + ππππππ2 ππ cos2 ππ =
1 1 + ππππππ2 ππ 2 2
Persamaan untuk tegangan tarik pada arah ππ dengan menggunakan
penyederhanaan aturan kosinus. ππππ = πππ₯π₯ ππππππ 2 ππ
1 1 ππππ = πππ₯π₯ ( + ππππππ2ππ) 2 2 ππππ =
ππππ β
πππ₯π₯ πππ₯π₯ + ππππππ2ππ 2 2
πππ₯π₯ 2
=
πππ₯π₯ 2
ππππππ2ππ
( 2.9 )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Persamaan untuk tegangan geser pada permukaan ππ yaitu : ππππ =
πππ₯π₯ π π π π π π 2ππ 2
(ππππ β (ππππ β (ππππ
πππ₯π₯ 2
πππ₯π₯ 2
=
ππ
) 2 = ( 2π₯π₯ ππππππ2ππ)2 ππ
) 2 = ( 2π₯π₯ )2 ππππππ 2 2ππ
ππ
( 2.10 )
πππ₯π₯ π π π π π π 2ππ)2 2
ππππ 2 = ( 2π₯π₯ )2 π π π π π π 2 2ππ
( 2.11 )
Pada penjumlahan eliminasi yang sama
sehingga akan menghasilkan
persamaan lingkaran mohr sebagai berikut: (ππππ β
πππ₯π₯ 2
ππ
) 2 = ( 2π₯π₯ ) 2 ππππππ 2 2ππ ππ
ππππ 2 = ( 2π₯π₯ )2 π π π π π π 2 2ππ
(ππππ β (ππππ β
πππ₯π₯ 2
πππ₯π₯ 2
ππ
+
ππ
) 2 + ππππ 2 = ( 2π₯π₯ ) 2 ππππππ 2 2ππ + ( 2π₯π₯ )2 π π π π π π 2 2ππ ππ
) 2 + ππππ 2 = ( 2π₯π₯ ) 2 (ππππππ 2 2ππ + π π π π π π 2 2ππ)
Dengan demikian persamaan lingkaran mohr diperoleh pada persamaan 2.12:
(ππππ β
πππ₯π₯ 2
ππ
) 2 + ππππ 2 = = ( 2π₯π₯ ) 2
( 2.12 )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ππ
ππππππππ
ππππ
O
M
πππ₯π₯ 2
πππ₯π₯
B πππ₯π₯ 2
2ππ
ππππ β
ππππ
π΅π΅β²
A ππππππππ
ππ
πππ₯π₯ 2
Gambar 2.4 Lingkaran Mohr Untuk Tegangan Uniaxial
Gambar pada lingkaran mohr merupakan bentuk perhitungan tegangan secarah menyeluruh, dimana dengan gambar tersebut akan dapat lebih mudah untuk menentukan tegangan maksimum dan minimum yang dialami oleh benda yang dapat dilihat melalui ilustrasi gambar. Pada lingkaran mohr untuk tegangan uniaxial dapat dilihat bahwa nilai dari tegangan minimum adalah nol untuk tegangan tarik.
2.2.2. Tegangan Dua Arah (Biaxial) Tegangan Biaxial adalah tegangan yang bekerja pada suatu benda dimana gaya yang berkerja terjadidalam dua arah. Tegangan dalam dua arah meliputi tegangan terhadap sumbu x dan terhadap sumbu y.Tegangan yang dialami oleh benda merupakan tegangan tarik untuk keadaan normal ( tanpa terbentuk sudut ). Untuk tegangan yang terdapat pada benda dengan sudut tertentu,maka akan dihasilkan tagangan geser dan tegangan tarik dalam arah ππ. sehingga dengan menggunakan kesetimbangan energi akan diperoleh persamaan persamaan untuk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tegangan geser dan tegangan tarik. Pada tegangan biaxial terdapat tiga tegangan yang bekerja pada tiap garis yang sama yaitu tegangan pada sudut ππ, tegangan pada luasan sumbu y dan tegangan pada sumbu x yang diproyeksikan terhadap satu garis yang sama.
y πππ¦π¦
n
πππ₯π₯ π΄π΄π₯π₯ π π π π π π ππ
ΞΈ πππ₯π₯
x
πππ₯π₯ π΄π΄π₯π₯
ππππ π΄π΄ππ
ΞΈ
x
ππ
πππ₯π₯ π΄π΄π₯π₯ ππππππππ
πππ¦π¦ π΄π΄π¦π¦ π π π π π π ππ
ππ
πππ¦π¦ π΄π΄π¦π¦
ππππ π΄π΄ππ πππ¦π¦ π΄π΄π¦π¦ ππππππππ
Gambar.2.5Tegangan pada Sebuah Batang
Dari gambar 2.5 akan diperoleh persamaan untuk tegangan tarik dan geser dengan menggunakan kesetimbangan gaya pada satu sumbu garis yang sama.Untuk persamaan tegangan tarik pada gambar 2.5 diperoleh dengan menjumlahkan tegangan pada garis sumbu yang sama, dimana tegangan terhadap sudut ππ bekerja pada arah yang samadengan tegangan ππ π₯π₯ ππππππππ dan ππ π₯π₯ π π π π π π ππ
pada dua luasan yang berbeda dengan menggunakan kesetimbangan gaya akan diperoleh persamaan 2.13. ππππ π΄π΄ππ β πππ₯π₯ π΄π΄π₯π₯ cos ΞΈ β πππ¦π¦ π΄π΄π¦π¦ sin ΞΈ =0 ππππ π΄π΄ππ = πππ₯π₯ π΄π΄π₯π₯ cos ΞΈ + πππ¦π¦ π΄π΄π¦π¦ sin ΞΈ
ππππ π΄π΄ππ = πππ₯π₯ (π΄π΄ππ cos ΞΈ) cos ΞΈ + πππ¦π¦ (π΄π΄ππ sin ΞΈ) sin ΞΈ ππππ = πππ₯π₯ cos 2 ΞΈ + πππ¦π¦ sin2 ΞΈ
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
ππππ = 2 (πππ₯π₯ + πππ¦π¦ ) +
1 2
(πππ₯π₯ β πππ¦π¦ ) cos 2ΞΈ
( 2.13 )
Jadi persamaan untuk menentukan tegangan maksimal pada tegangan dua arah adalah :
ππ
πππ½π½ = ππ (ππππ + ππππ ) +
ππ ππ
(ππππ β ππππ ) cos 2ΞΈ
(2.14)
Untuk persamaan tegangan geser pada gambar 2.5 diperoleh dengan menjumlahkan semua tegangan pada garis sumbu yang sama, dimana tegangan geser terhadap sudut ππ bekerja pada arah yang sama dengan tegangan ππ π₯π₯ π π π π π π π π
dan πππ¦π¦ ππππππππpada dua gaya yang bekerja pada permukaan ππ dengan menggunakan kesetimbangan gaya akan diperoleh persamaan 2.15 (Lit. Timosenko, hal 47).
πππ₯π₯ π΄π΄π₯π₯ π π π π π π π π β ππππ π΄π΄ππ β πππ¦π¦ π΄π΄π¦π¦ ππππππππ = 0
ππππ π΄π΄ππ = πππ₯π₯ π΄π΄π₯π₯ π π π π π π π π β πππ¦π¦ π΄π΄π¦π¦ ππππππππ
ππππ π΄π΄ππ = πππ₯π₯ (π΄π΄ππ ππππππ ππ)π π π π π π π π β πππ¦π¦ (π΄π΄ππ π π π π π π ππ) ππππππππ
ππππ = πππ₯π₯ π π π π π π ππ ππππππππ β πππ¦π¦ π π π π π π ππ ππππππππ ππ
πππ½π½ = ππ (ππππ β ππππ )sin2ΞΈ
(2.15)
Tegangan tarik maksimum adalah nilai tegangan pada batas tertinggi yang dapat diterima oleh benda yang mengalami gaya tarik pada luasannya.Tegangan tarik maksimum merupakan batas pada benda untuk berubah bentuk ketika diberikan pembebanan secara terus menerus sehingga melewati batas nilai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tegangan maksimum.Nilai dari tegangan ini dapat dihitung melalui perhitungan secara matimatik pada lingkaran mohr pada gambar 2.6. Syarat untuk mendapatkan tegangan tarik maksimum adalah : ππππππ =0 ππππ
Οx + Οy
ππ[οΏ½
2
Ο x βΟ y
οΏ½+ οΏ½
ππππ
2
οΏ½ cos2ΞΈ
=0
Οx β Οy οΏ½ sin2ΞΈ = 0 2
0 + β2 οΏ½
β (Οx β Οy ) sin2ΞΈ = 0
sin2ΞΈ = 0 ΞΈ = 0,
Ο ,Ο 2
Tegangan tarik maksimum diperoleh dengan mensubsitusikan nilai sudut yang mengakibatkan terbentuknya tegangan tarik maksimum untuk tegangan biaxial.
ΟΞΈ =
(Ο x + Ο y ) 2
+
(Ο x βΟ y ) 2
cos 2ΞΈ
Οx + Οy Οx β Οy οΏ½+οΏ½ οΏ½ cos0o ππππππππ = οΏ½ 2 2 ΟΞΈ =
(Ο x + Ο y ) 2
+
Οx + Οy
ππππππππ = οΏ½
2
(Ο x βΟ y ) 2
(1)
Ο x βΟ y
οΏ½+οΏ½
2
οΏ½
( 2.16)
Tegangan geser maksimum adalah tegangan yang paling besar diterima benda ketika diberikan gaya F pada arah ππ. Dengan demikian tegangan geser maksimum
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
merupakan batas dari tegangan yang dapat diterima oleh benda yang jika diberikan gaya yang lebih besar maka akan terjadi perubahan bentuk pada benda.
Syarat untuk terjadinya tegangan geser maksimum adalah : ππΟΞΈ =0 ππππ
ππ οΏ½
Ο x βΟ y 2
οΏ½ sin2ΞΈ
ππππ
=0
Οx β Οy οΏ½ cos2ΞΈ = 0 2
2οΏ½
ππππππ2ππ = 0
ππ =
ππ 3ππ , 4 4
Dengan demikian akan diperoleh nilai dari tegangan geser maksimum dengan memasukkan besaran dari nilai sudut yang menghasilkan tegangan maksimum. Sehingga akan diperoleh tegangan geser maksimum untuk biaxial ditunjukkan pada persamaan 2.17 :
Ο x βΟ y
ΟΞΈ = οΏ½
2
Ο x βΟ y
ΟΞΈ = οΏ½
2
ππ
οΏ½sin2 (4 )
οΏ½sin 2 (45o )
Ο x βΟ y
Οmax = οΏ½
2
οΏ½
( 2.17 )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.2.1 Lingkaran Mohr untuk Tegangan Biaxial Persamaan lingkaran mohr untuk tegangan biaxial diperoleh dengan menjumlahkan kuadrat dari tiap βtiap tegangan geser dan tegangan tarik pada arah ππ yang merupakan bentuk dari persamaan dasar lingkaran. Persamaan yang
dibentuk akan menjadi persamaan lingkaran mohr untuk tegangan biaxial, merupakan bentuk perwakilan dari besaran besaran nilai tegangan kedalam bentuk gambar. ΟΞΈ =
(Ο x + Ο y )
ΟΞΈ β
2
+
(Ο x + Ο y )
ΟΞΈ = οΏ½
2
Ο x βΟ y 2
(Ο x βΟ y )
=
2
cos 2ΞΈ
(Ο x βΟ y )
οΏ½sin2ΞΈ
2
cos 2ΞΈ
Sehingga dengan menjumlahkan kuadrat dari tiap persamaan tegangan akan terbentuk persamaan lingkaran dasar dalam bentuk tegangan umum yang dapat menentukan nilai maksimum dan nilai minimum tegangan geser dan tegangan tarik.
[ΟΞΈ β (
[ΟΞΈ β (
Οx + Οy 2
)]2 = (
ΟΞΈ
Οx + Οy 2
Ο x βΟ y 2 ) ππππππ 2 2ππ 2 Ο x βΟ y 2
=οΏ½
2
οΏ½ sin2 2ΞΈ
)]2 + (ΟΞΈ )2 = (
(π₯π₯ β ππ)2 + (π¦π¦ β ππ)2 = ππ 2
+
Ο x βΟ y 2 ) 2
(π₯π₯ β ππ)2 + (π¦π¦)2 = ππ 2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ππ
ππππ
ππππππππ
O
πππ¦π¦
B
Οx β Οy 2
ππππππππ
Οx + Οy 2
M
πππ₯π₯
ππππ β
C
2ππ
ππππ
πΆπΆ β² A
ππππππππ
ππ
Οx + Οy 2
Gambar 2.6 Lingkaran Mohr Untuk Tegangan Biaxial
Gambar pada lingkaran mohr merupakan bentuk perhitungan tegangan secarah menyeluruh, dimana dengan gambar tersebut akan dapat lebih mudah untuk menentukan tegangan maksimum dan minimum yang dialami oleh benda yang dapat dilihat melalui ilustrasi gambar. Pada lingkaran mohr untuk tegangan uniaxial dapat dilihat bahwa nilai dari tegangan minimum adalah nol untuk tegangan tarik.
2.2.3
Tegangan Utama (Principal Stress) Tegangan
maksimum
atau
minimum
pada
suatu
batang
dapat
digambarkan pada sebuah elemen yang mendapat beban. Dimana penjabaran tegangan yang terjadi dapat diuraikan, sehingga nantinya mendapatkan persamaan minimum dan maksimum untuk mencari nilai suatu tegangan. Titik centroid pada benda akan menjabarkan tegangan-tegangan yang terjadi, sehingga untuk mendapatkan persamaan akan lebih mudah.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
πππ¦π¦π¦π¦
πππ₯π₯π₯π₯
y πππ₯π₯π₯π₯ π΄π΄π₯π₯ π π π π π π ππ
x
πππ₯π₯ a
πππ¦π¦b
πππ₯π₯π₯π₯
πππ¦π¦π¦π¦
y
ππππ π΄π΄ππ π π π π π π π π
πππ₯π₯π₯π₯ π΄π΄π₯π₯ ππππππππ πππ₯π₯ π΄π΄π₯π₯ π π π π π π ππ
πππ₯π₯π₯π₯ π΄π΄π₯π₯ πππ₯π₯ π΄π΄π₯π₯
πππ₯π₯ π΄π΄π₯π₯ ππππππππ
ππππ π΄π΄ππ
ΞΈ
πππ¦π¦ π΄π΄π¦π¦
ππ
ΞΈ
ππππ π΄π΄ππ ππππππΞΈ πππ₯π₯π₯π₯ π΄π΄π¦π¦ ππππππππ x πππ₯π₯π₯π₯ π΄π΄π¦π¦ π π π π π π ππ ππππ π΄π΄ππ
πππ₯π₯π₯π₯ π΄π΄π¦π¦
πππ¦π¦ π΄π΄π¦π¦ ππππππππ
πππ₯π₯π₯π₯ π΄π΄π¦π¦
πππ¦π¦ π΄π΄π¦π¦ π π π π π π ππ
Gambar.2.7 tegangan umum yang terjadi
Dari gambar 2.7 tersebut dimana : A x = AΞΈ cos ΞΈ
A y = AΞΈ sin ΞΈ
Tegangan tarik utama adalah tegangan yang dibentuk dari gaya tarik utama pada tiap β tiap sumbu yaitu tegangan tarik pada sumbu x dan tegangan tarik terhadap sumbu y, dimana persamaan untuk tegangan tarik utama diperoleh dengan menjumlahkan tiap tegangan pada satu sumbu yang sama dan segaris. Tegangan tarik pada luasan ΞΈ terletak pada satu garis dengan tegangan πππ₯π₯ cos ΞΈ
dan Ο y sin ΞΈ. Dengan penjumlahan secara vektor maka akan diperoleh persamaan untuk tegangan tarik utama yang terlihat pada persamaan 2.18 berikut :
ΟΞΈ AΞΈ = Ο x A x cos ΞΈ + Ο y A y sin ΞΈ- 2 Ο xy AΞΈ cos ΞΈ sin ΞΈ
ΟΞΈ AΞΈ = Ο x (AΞΈ cos ΞΈ) cos ΞΈ+ Ο y (AΞΈ sin ΞΈ)sin ΞΈ - 2 Ο xy AΞΈ cos ΞΈ sin ΞΈ ΟΞΈ = Ο x cos2 ΞΈ+ Ο y sin2 ΞΈ- 2 Ο xy cos ΞΈ sin ΞΈ
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ππππ = (
πππ±π± + πππ²π² ππ
)+(
πππ±π± β πππ²π² ππ
) cos 2ΞΈ - 2 Ο xy sin 2ΞΈ
( 2.18)
Tegangan geser utama adalah tegangan yang dibentuk dari gaya geser utama pada tiap β tiap sumbu yaitu tegangan geser pada sumbu x dan tegangan geser terhadap sumbu y, dimana persamaan untuk tegangan geser utama diperoleh dengan menjumlahkan tiap tegangan pada satu sumbu yang sama dan segaris. Tegangan geser ΞΈ yang terletak pada satu garis dengan tegangan πππ₯π₯ sin ΞΈ dan Ο y cos
ΞΈ. Dengan penjumlahan secara vektor maka akan diperoleh persamaan untuk tegangan geser utama yang terlihat pada persamaan 2.19 (Lit.Timosenko hal 75). ππππ π΄π΄ππ + πππ¦π¦ π΄π΄π¦π¦ ππππππππ + πππ₯π₯π₯π₯ π΄π΄π¦π¦ π π π π π π π π β πππ₯π₯ π΄π΄π₯π₯ π π π π π π π π β πππ₯π₯π₯π₯ π΄π΄π₯π₯ ππππππππ = 0
ππππ π΄π΄ππ = πππ₯π₯ π΄π΄π₯π₯ π π π π π π π π β πππ¦π¦ π΄π΄π¦π¦ ππππππππ β πππ₯π₯π₯π₯ π΄π΄π¦π¦ π π π π π π π π + πππ₯π₯π₯π₯ π΄π΄π₯π₯ ππππππππ
ππππ π΄π΄ππ = πππ₯π₯ π΄π΄π₯π₯ π π π π π π π π β πππ¦π¦ π΄π΄π¦π¦ ππππππππ + πππ₯π₯π₯π₯ π΄π΄π¦π¦π¦π¦ ππππππππ β πππ₯π₯π₯π₯ π΄π΄π₯π₯π₯π₯ π π π π π π π π
ππππ π΄π΄ππ = πππ₯π₯ (π΄π΄ππ ππππππππ)π π π π π π π π β πππ¦π¦ (π΄π΄ππ π π π π π π π π )ππππππππ + πππ₯π₯π₯π₯ (π΄π΄ππ ππππππππ)ππππππππ β
πππ₯π₯π₯π₯ (π΄π΄ππ π π π π π π π π )π π π π π π π π
ππππ = πππ₯π₯ π π π π π π π π π π π π π π π π β πππ¦π¦ π π π π π π π π π π π π π π π π + πππ₯π₯π₯π₯ ππππππ 2 ππ β πππ₯π₯π₯π₯ π π π π π π 2 ππ ππππ =
πππ¦π¦ πππ₯π₯ 1 1 1 1 π π π π π π 2ππ β π π π π π π 2ππ + πππ₯π₯π₯π₯ οΏ½ + ππππππ2πποΏ½ β πππ₯π₯π₯π₯ οΏ½ + ππππππ2πποΏ½ 2 2 2 2 2 2
πππ₯π₯π₯π₯ πππ₯π₯π₯π₯ πππ₯π₯π₯π₯ πππ₯π₯π₯π₯ 1 ππππ = οΏ½πππ₯π₯ β πππ¦π¦ οΏ½π π π π π π 2ππ + + ππππππ2ππ β + ππππππ2ππ 2 2 2 2 2 1
ππππ = 2 οΏ½πππ₯π₯ β πππ¦π¦ οΏ½π π π π π π 2ππ + πππ₯π₯π₯π₯ ππππππ2ππ ππ
πππ½π½ = ππ οΏ½ππππ β ππππ οΏ½ππππππππππ + ππππππ ππππππππππ
(2.19)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tegangan tarik maksimum adalah nilai tegangan pada batas tertinggi yang mampu diterima oleh beban. Tegangan tarik maksimum merupakan batas yang diizinkan dalam pemberian gaya berupa pembebanan. Tagangan tarik maksimum pada tegangan utama memiliki syarat dalam penentuan nilai sudut yang dibentuk. Syarat untuk memperoleh tegangan tarik utama maksimum adalah : ππππππ =0 ππππ
πππ₯π₯ +πππ¦π¦
ππ οΏ½οΏ½
2
πππ₯π₯ βπππ¦π¦
οΏ½+οΏ½
2
οΏ½ ππππππ2ππ β 2πππ₯π₯π₯π₯ π π π π π π 2πποΏ½
ππππ
=0
πππ₯π₯ β πππ¦π¦ οΏ½ π π π π π π 2ππ β 2πππ₯π₯π₯π₯ (2ππππππ2ππ) = 0 2
0 + β2 οΏ½
βοΏ½πππ₯π₯ β πππ¦π¦ οΏ½π π π π π π 2ππ β 4πππ₯π₯π₯π₯ ππππππ2ππ = 0 οΏ½πππ₯π₯ β πππ¦π¦ οΏ½π π π π π π 2ππ = β4πππ₯π₯π₯π₯ ππππππ2ππ β4πππ₯π₯π₯π₯ π π π π π π 2ππ = ππππππ2ππ οΏ½πππ₯π₯ β πππ¦π¦ οΏ½
πππ₯π₯π₯π₯ π π π π π π 2ππ = β4 οΏ½ οΏ½ ππππππ2ππ οΏ½πππ₯π₯ β πππ¦π¦ οΏ½ π‘π‘π‘π‘π‘π‘2ππ =
πππ₯π₯π₯π₯
οΏ½πππ₯π₯ β πππ¦π¦ οΏ½
Sehingga Tegangan Tarik Utama Maximum adalah : πππ₯π₯ + πππ¦π¦ πππ₯π₯ β πππ¦π¦ ππππππππ = οΏ½ οΏ½+οΏ½ οΏ½ ππππππ2ππ β 2πππ₯π₯π₯π₯ π π π π π π 2ππ 2 2
πππ₯π₯ + πππ¦π¦ πππ₯π₯ β πππ¦π¦ ππππππ2ππ π π π π π π 2ππ =οΏ½ οΏ½+οΏ½ οΏ½ β 2πππ₯π₯π₯π₯ 2 2 ππππππ2ππ ππππππ2ππ
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
πππ₯π₯ + πππ¦π¦ πππ₯π₯ β πππ¦π¦ =οΏ½ οΏ½+οΏ½ οΏ½ β 2πππ₯π₯π₯π₯ π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘ 2 2
πππ₯π₯ + πππ¦π¦ πππ₯π₯ β πππ¦π¦ πππ₯π₯π₯π₯ =οΏ½ οΏ½+οΏ½ οΏ½ β 2πππ₯π₯π₯π₯ οΏ½ οΏ½ 2 2 πππ₯π₯ β πππ¦π¦ πππ₯π₯ + πππ¦π¦ πππ₯π₯ β πππ¦π¦ 2 ππππππππ = οΏ½ οΏ½ + οΏ½οΏ½ οΏ½ + πππ₯π₯π₯π₯ 2 2 2 Tegangan geser utama maksimumadalah batas nilai tegangan tertinggi yang mampu diterima oleh benda pada pembentukan sudut tertentu, dimana nilai sudut yang dibentuk dapat ditentukan dengan menentukan titik maksimum dari tegangan geser utama.Syaratuntuk menentukan tegangan geser utama maksimum mempengaruhi besarnya pembebanan yang mampu diterima oleh benda. Syarat untuk memperoleh tegangan geser utama maksimum adalah : ππππππ =0 ππππ
πππ₯π₯ βπππ¦π¦
ππ οΏ½οΏ½
2
οΏ½ π π π π π π 2ππ + πππ₯π₯π₯π₯ ππππππ2πποΏ½ ππππ
=0
πππ₯π₯ β πππ¦π¦ οΏ½ ππππππ2ππ + πππ₯π₯π₯π₯ (β2π π π π π π 2ππ) = 0 2
ππ οΏ½
οΏ½πππ₯π₯ β πππ¦π¦ οΏ½ππππππ2ππ β 2πππ₯π₯π₯π₯ π π π π π π 2ππ = 0
οΏ½πππ₯π₯ β πππ¦π¦ οΏ½ππππππ2ππ = 2πππ₯π₯π₯π₯ π π π π π π 2ππ π π π π π π 2ππ οΏ½πππ₯π₯ β πππ¦π¦ οΏ½ = ππππππ2ππ 2πππ₯π₯π₯π₯
π‘π‘π‘π‘π‘π‘2ππ =
οΏ½πππ₯π₯ β πππ¦π¦ οΏ½ 2πππ₯π₯π₯π₯ UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1 οΏ½πππ₯π₯ β πππ¦π¦ οΏ½ οΏ½ οΏ½ 2 2πππ₯π₯π₯π₯
π‘π‘π‘π‘π‘π‘2ππ =
π‘π‘π‘π‘π‘π‘2ππ = οΏ½
οΏ½πππ₯π₯ βπππ¦π¦ οΏ½ 2
2πππ₯π₯π₯π₯
οΏ½
Sehingga Tegangan Geser Maximum Utama adalah (Lit. Timosenko hal 68): πππ₯π₯ β πππ¦π¦ οΏ½ π π π π π π 2ππ + πππ₯π₯π₯π₯ ππππππ2ππ 2
ππππππππ = οΏ½
πππ₯π₯ βπππ¦π¦
=οΏ½
2
πππ₯π₯ βπππ¦π¦
=οΏ½
ππππππππ
2
π π π π π π 2ππ
οΏ½ ππππππ 2ππ + πππ₯π₯π₯π₯ οΏ½οΏ½
οΏ½
ππ π₯π₯ βππ π¦π¦ 2
ππ π₯π₯π₯π₯
οΏ½
ππππππ 2ππ
ππππππ 2ππ
οΏ½ + πππ₯π₯π₯π₯
2
πππ₯π₯ β πππ¦π¦ = οΏ½οΏ½ οΏ½ + πππ₯π₯π₯π₯ 2 2
2.2.3.1. LingkaranMohr Tegangan Utama Lingkaran mohr untuk tegangan utama dibentuk dari persamaan dasar dari lingkaran dengan menjumlahkan persamaan pada tegangan tarik utama dan tegangan geser utama.Persamaan yang diperoleh merupakan dasar untuk membentuk lingkaran.Tegangan maksimum dan minimum dapat dihitung melalui perhitungan untuk titik terjauh pada lingkaran sepanjang sumbu x dan tegangan tarik utama minimum dapat dihitung melalui penentuan titik terdekat pada sumbu x. Persamaan β persamaan tersebut dapat dilihat pada lingkaran mohr pada gambar 2.8.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ππ
ππππππππ
πππ₯π₯
πππ¦π¦
y
πππ₯π₯ β πππ¦π¦ 2
οΏ½πππ₯π₯ β πππ¦π¦ οΏ½ F
πππ₯π₯ β πππ¦π¦ 2
H
B οΏ½πππ¦π¦ . πππ₯π₯π₯π₯ οΏ½
πππ₯π₯π₯π₯ O
E ππ2
ππππππππ
2ππ
C
πππ¦π¦
οΏ½οΏ½
πππ₯π₯ + πππ¦π¦ 2
πππ₯π₯ β πππ¦π¦ 2 οΏ½ + ππππππ 2 2
D πππ₯π₯ ππ1 A οΏ½πππ₯π₯ . πππ₯π₯π₯π₯ οΏ½
2ππ
πππ₯π₯π₯π₯
x
G ππππππππ
Gambar 2.8Lingkaran Mohr Untuk Tegangan Utama
Dengan demikian nilai β nilai tegangan yang dapat diperhitungkan pada pembebanan yang diberikan dapat dilihat berdasarkan gambar yang dilukis berdasarkan perhitungan dari nilai β nilai tegangan tarik dan geser pada sudut pembentuk.Diagram mohr merupakan bentuk dari semua tegangan yang mempengaruhi benda yang dapat dilihat melalui gambar.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.3. Sistem Penumpu Pipe support adalah salah satu bagian yang penting dalam sistem perpipaan atau
di
suatu
plant.Sistem
penumpu
berfungsi
untuk
menahan
dan
mengkondisikan suatu sistem perpipaan sehingga aman sampai waktu yang telah ditentukan, bahkan diharapkan berfungsi selama pipa masih digunakan. 2.3.1. Momen Lentur (Bending Momen) Momen lentur merupakan kebalikan (arah) dari tahanan momen dengan besaran yang sama. Momen lentur juga dinotasikan dengan M. Momen lentur lebih lazim digunakan daripada tahanan momen dalam perhitungan karena momen ini dapat dinyatakan secara langsung dari beban atau gaya-gaya eksternalnya. 2.3.2. Gaya geser Gaya geser adalah berlawanan arah dengan tahanan geser tetapi besarnya sama. Biasanya dinyatakan dengan V. Dalam perhitungan, gaya geser lebih sering digunakan daripada tahanan geser. 2.3.3. Gaya dan Momen pada tumpuan Ketika pipa dibebani dengan gaya atau momen, tegangan internal terjadi pada batang. Secara umum, terjadi tegangan normal dan tegangan geser.Untuk menentukan besarnya tegangan-tegangan ini pada suatu bagian atau titik tersebut.Untuk menentukan besarnya resultan pada tumpuan dapat menggunakan persamaan-persamaan kesetimbangan. Berikut ini adalah contoh analisa 1 dimensi arah x untuk menentukan arah gaya dan momen pada sebuah pipa yang ditumpu.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diagram benda bebas:
P A
B a
RAx
b L
RAy
RBy
Gambar 2.9Diagram Benda Bebaskesetimbangan gaya dan momen
Dari diagram benda bebas diatas akan didapatgayaβgaya reaksi yang bekerja pada tiap tumpuan yangterlihat pada persamaan dari gambar 2.9 : βπππ΄π΄ = 0
ππππ β π
π
π΅π΅π΅π΅ (πΏπΏ) = 0 π
π
π΅π΅π΅π΅ (πΏπΏ) = ππππ ππππ
π
π
π΅π΅π΅π΅ = πΏπΏ βπΉπΉπ¦π¦ = 0
π
π
π΄π΄π΄π΄ + π
π
π΅π΅π΅π΅ β ππ = 0 π
π
π΄π΄π΄π΄ = ππ β π
π
π΅π΅π΅π΅ π
π
π΄π΄π΄π΄ = ππ β π
π
π΄π΄π΄π΄ =
ππππ πΏπΏ
ππππ πΏπΏ
Persamaan momen untuk batasan0 β€ π₯π₯ β€ ππ
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Mx π
π
π΄π΄π΄π΄
Nx
x
v
π
π
π΄π΄π΄π΄
βππ = 0
πππ₯π₯ β π
π
π΄π΄π΄π΄ (π₯π₯) = 0 πππ₯π₯ = π
π
π΄π΄π΄π΄ (π₯π₯)
ππππ (π₯π₯) πΏπΏ
πππ₯π₯ =
Untuk nilai x = 0
ππ0 = 0
Untuk nilai x = a ππππ =
ππππ ππ πΏπΏ
Dan untuk persamaan gaya geser diperoleh : βπΉπΉπ¦π¦ = 0
π
π
π΄π΄π΄π΄ β πππ₯π₯ = 0 πππ₯π₯ = π
π
π΄π΄π΄π΄ ππππ
πππ₯π₯ = πΏπΏ
Untuk nilai x = 0 ππ0 =
ππππ πΏπΏ
ππππ =
ππππ πΏπΏ
Untuk nilai x = a
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sedangkan persamaan momen untuk batasan ππ β€ π₯π₯ β€ πΏπΏ P
π
π
π΄π΄π΄π΄
a x
M
x-a
Nx v
π
π
π΄π΄π΄π΄
βπππ΄π΄ = 0
πππ₯π₯ + ππ(π₯π₯ β ππ) β π
π
π΄π΄π΄π΄ (π₯π₯) = 0 πππ₯π₯ = π
π
π΄π΄π΄π΄ (π₯π₯) β ππ(π₯π₯ β ππ) πππ₯π₯ =
ππππ (π₯π₯) β ππ(π₯π₯ β ππ) πΏπΏ
Untuk nilai x = a ππππ =
ππππ ππ πΏπΏ
Untuk nilai x = l ππππ = 0
Dan untuk persamaan gaya geser diperoleh : βπΉπΉπ¦π¦ = 0
π
π
π΄π΄π΄π΄ β ππ β πππ₯π₯ = 0 πππ₯π₯ = π
π
π΄π΄π΄π΄ β ππ πππ₯π₯ =
ππππ β ππ πΏπΏ
πππ₯π₯ = β
ππππ πΏπΏ
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Untuk nilai x = a ππππ =
ππππ β ππ πΏπΏ
Untuk nilai x = l ππππ =
ππππ β ππ πΏπΏ
ππππ = β
ππππ πΏπΏ
Dari hasil penurunan persamaan diatas untuk momen dan gaya geser akan didapat bentuk diagram untuk masing-masing persamaan momen dan gaya geser dimana gambar yang dihasilkan berdasarkan bentuk dari diagram benda bebas pada gambar 2.10 :
P A
π
π
π΄π΄π΄π΄
B a L
π
π
π΄π΄π΄π΄ ππππ πΏπΏ
b
+
π
π
π΅π΅π΅π΅
β
ππππ πΏπΏ
ππππ (ππ) πΏπΏ
Gambar 2.10 Diagram gaya geser dan momen lentur
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.4
Klasifikasi Tegangan Tegangan yang tejadi dalam sistem perpipaan dapat dikelompokkan ke
dalam dua kategori, yakni Tegangan Normal (Normal Stress) dan Tegangan Geser (Shear Stress). Tegangan normal terdiri dari tiga komponen tegangan, yang masing-masing adalah: 1. Tegangan Longitudinal (Longitudinal Stress), yaitu tegangan yang searah panjang pipa. 2. Tegangan Tangensial atau Tegangan Keliling (Circumferential Stressatau Hoop Stress), yaitu tegangan yang searah garis singgung penampang pipa. 3. Tegangan Radial (Radial Stress), yaitu tegangan searah jari-jari penampang pipa.
Tegangan Geser terdiri dari dua komponen tegangan, yang masing-masing adalah: 1. Tegangan Geser (Shear Stress), yaitu tegangan akibat adanya gaya yang berimpit atau terletak pada luas permukaan pipa. 2. Tegangan Puntir atau Tegangan Torsi (Torsional Stress), yaitu tegangan yang terjadi akibat momen puntir pada pipa.
2.4.1
Tegangan Longitudinal ( Longitudinal Stress) Tegangan Longitudinal merupakan jumlah dari Tegangan Aksial (Axial
Stress), Tegangan Lentur (Bending Stress) dan Tegangan Tekanan Dalam (Internal Pressure Stress). Mengenai ketiga tegangan ini dapat diuraikan berikut ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.4.1.1 Tegangan Aksial Tegangan aksial adalah tegangan yang ditimbulkan oleh gayaF ax yang bekerjasearah dengan sumbu pipa, dan dapat diperlihatkan seperti gambar 2.11:
Gambar 2.11 Tegangan Aksial
Ο ax = πΉπΉπΉπΉπΉπΉ
(2.20)
π΄π΄π΄π΄
Dimana :
Ο ax
=Tegangan aksial
Am
= Luas penampang pipa =
ππ
4
(do2 β di2 )
do
= diameter luar
di
= diameter dalam
Fax
= gaya normal (N)
2.4.1.2 Tegangan Lentur (Bending Stress) Tegangan yang ditimbulkan oleh momen M yang bekerja diujung-ujung benda.Dalam
hal
ini
tegangan
yang
terjadi
dapat
berupa
Tensile
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Bending.Tegangan lentur maksimum terletak pada permukaan pipa dan nol pada sumbu pipa, dapat ditunjukkan pada gambar 2.12 :
Gambar 2.12.Bending Momen
ππππ =
ππ π₯π₯ ππ
(2.21)
πΌπΌ
Tegangan maksimum terjadi pada dinding terluar dari pipa
ππππππππππ =
ππ π₯π₯ π
π
π
π
Dimana :
πΌπΌ
=
ππ ππ
M
= Momen bending
c
= Jari-jari terluar pipa
I
= Momen inersia penampang
I
= 64 ( do4 β di4 )
Z
(2.22)
ππ
= Section modulus πΌπΌ
= π
π
π
π
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.4.2 Tegangan Geser Berbeda dengan tegangan normal akibat gaya aksial, Tegangan geser terjadi pada permukaan pipa dimana gaya yang bekerja terletak pada permukaan pipa atau bekerja sejajar terhadap permukaan pipa. Tegangan geser terjadi diakibatkan oleh gaya yang bekerja sejajar dengan permukaan pipa dan karena adanya momen torsi yang terdapat pada pipa, momen torsi ini dapat berupa dua gaya yang bekerja sejajar dengan arah yang berlawanan (momen kopel).
2.4.2.1 Tegangan geser akibat gaya geser (V) Tegangan geser akibat gaya geser (V) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.23:
Ο max=
ππ
π΄π΄
(2.23)
Dimana : V
= Gaya Geser
A
= Luas penampang Tegangan ini mempunyai nilai minimum di sumbu netral (di sumbu
simetri pipa) dan bernilai nol pada titik dimana tegangan lendut maksimum( yaitu pada permukaan luar dinding pipa). Karena hal ini dan juga karena besarnya tegangan ini biasanya sangat kecil, maka tegangan ini dapat diabaikan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.4.2.2 Tegangan geser akibat momen puntir Tegangan geser akibat momen puntir (Mt) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.24(Lit. Hibeller, Hal 143) :
Ο max=
π΄π΄π‘π‘ π₯π₯ ππ
π½π½
(2.24)
Dimana :
Mt = Momen Puntir J
= Momen Inersia Polar Tegangan ini terjadi akibat adanya momen yang bekerja pada pipa yang
mengakibatkan adanya pergeseran sudut terhadap sumbu pipa, momen yang bekerja dapat berupa momen ataupun gaya yang mengakibatkan terjadinya puntiran.
2.4.3
Tegangan Torsi Suatu bentangan bahan dengan luas permukaan tetapdikenai suatu puntiran
( twisting ) pada setiap ujungnya danpuntiran ini disebut juga dengan torsional, dan bentangan bendatersebut dikatakan sebagai poros ( shaft ).Distribusi tegangan bervariasi dari nol pada pusat poros sampai dengan maksimum pada sisi luar poros, seperti diilustrasikan pada gambar 2.13:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.13. Distribusi Tegangan Geser
2.4.3.1 Momen Inersia( Polar ) Untuk suatu batang bulat berlubang (pipa) dengan diameter luar D o dan diameter dalam D i , momen kutub inersia (polar momen of inertia) penampang melintang luasnya, biasanya dinotasikan dengan J(Lit.Hibbeler, hal 72). Dimana :
J=
ππ
32
(D 0 4 β D i 4)
(2.25)
Momen kutub inersia untuk batang bulat tanpa lubang (batang pejal) dapat diperoleh dengan memberi nilai D i = 0. Kuantitas dari J merupakan sifat matematis dari geometri penampang yang melintang yang muncul dalam kajian tegangan pada batang atau poros bulat yang dikenai torsi.
2.4.3.2 Regangan Geser Suatu garis membujur a-b digambarkan pada permukaan poros tanpa beban.Setelah suatu momen punter T dikenakan pada poros, garis a-b bergerak menjadi a-bβ seperti ditunjukkan pada gambar berikut.Sudut Ξ³, yang diukur dalam radian, diantara posisi garis akhir dengan garis awal didefinisikan sebagai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
regangan geser pada permukaan poros. Definisi yang sama berlaku untuk setiap titik pada batang poros tersebut, dapat ditunjukkan pada gambar 2.14 :
Gambar 2.14. Regangan Geser
2.5
Persamaan Tegangan Pada Sistem Perpipaan Persamaan tegangan pada sistem perpipaan merupakan persamaan yang
dapat diturunkan dari persamaan untuk tegangan ππ1,2 yang sesuai dengan aplikasi
tersebut. Pada dasarnya persamaan tegangan yang dihasilkan pada tiap kondisi yang berbeda diperoleh dari persamaan untuk tegangan utama, yang membedakan persamaan tegangan pada tiap-tiap kondisi itu adalah tegangan terhadap sumbu x dan tegangan terhadap sumbu y. Pada kondisi bending tegangan terhadap sumbu x tidak berlaku atau diabaikan dengan sudut pembentuk ππ dengan nilai 90 derajat. Secara umum akan terlihat pada gambar 2.15
Gambar 2.15 Sistem Perpipaan Sederhana
Maka akan berlaku persamaan Tegangan Utama dengan ketentuan dimana pada gambar diatas menunjukkan bahwa, arah tegangan terhadap sumbu x adalah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
0, dan hanya ada tegangan yang bekerja terhadap sumbu y. Tegangan geser yang terjadi pada gambar diatas adalah tegangan geser akibat gaya geser yang bekerja searah dengan luas penampang pipa, secara umum dapat dilihat pada persamaan dibawah ini (Lit. Timosenko hal 43).
ππ1,2
πππ₯π₯ + πππ¦π¦ πππ₯π₯ β πππ¦π¦ 2 οΏ½ =οΏ½ οΏ½Β± οΏ½ οΏ½ + πππ₯π₯π₯π₯ 2 2 2
Dimana πππ¦π¦ dan πππ₯π₯π₯π₯ pada kondisi lentur pada sistem penumpu akan berubah
menjadi persamaan yang sesuai dengan keadaan dari bentuk beam yang dalam hal ini berbentuk pipa dimana tidak terjadi tegangan dalam arah sumbu x (πππ₯π₯ =0). πππ₯π₯ = 0 ( tidak ada tegangan terhadap sumbu x ) πππ¦π¦ =
ππ π₯π₯ ππ
ππ πππ₯π₯π₯π₯ = π΄π΄
πΌπΌ
Dimana : M= momen bending C= jari-jari terluar pipa I= Momen inersia penampang V = Gaya Geser A = Luas penampang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sehingga akan diperoleh persamaan untuk tegangan lentur pada sistem penumpu yaitu :
πππ₯π₯ + πππ¦π¦ πππ₯π₯ β πππ¦π¦ 2 ππ1,2 = οΏ½ οΏ½ Β± οΏ½οΏ½ οΏ½ + πππ₯π₯π₯π₯ 2 2 2
0 + πππ¦π¦ 0 β πππ¦π¦ 2 ππ1,2 = οΏ½ οΏ½ Β± οΏ½οΏ½ οΏ½ + πππ₯π₯π₯π₯ 2 2 2 ππ1,2
πππ¦π¦ πππ¦π¦ 2 οΏ½ = Β± οΏ½ οΏ½ + πππ₯π₯π₯π₯ 2 2 2
ππ1 = ππ2 =
πππ¦π¦ πππ¦π¦ 2 + οΏ½οΏ½ οΏ½ + πππ₯π₯π₯π₯ 2 2 2
πππ¦π¦ πππ¦π¦ 2 β οΏ½οΏ½ οΏ½ + πππ₯π₯π₯π₯ 2 2 2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA