BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Audit Intern Auditing
merupakan
kegiatan
pemeriksaan
dan
pengujian
suatu
pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan suatu pendapat. Pihak yang melaksanakan auditing disebut dengan auditor. Pengertian auditing semakin berkembang sesuai dengan kebutuhan yang meningkat akan hasil pelaksanaan auditing. Guy (2002:5) telah mendefinisikan audit sebagai berikut : Audit merupakan suatu proses sistematis yang secara obyektif memperoleh dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian ekonomi untuk menilai tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dilihat dari definisi di atas, unsur penting dalam pelaksanaan auditing adalah proses perolehan serta pengevaluasian bukti-bukti dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Bukti-bukti yang diperoleh baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan digunakan sebagi bahan evaluasi sehingga hasil audit lebih objektif. Kriteria-kriteria yang ditetapkan digunakan sebagai tolak ukur auditor untuk memberikan pendapatnya yang kemudian dituangkan ke dalam laporan audit. Laporan audit harus dapat memberi informasi kepada para pengguna akan tingkat kesesuaian dari informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan. Jika dilihat dari pihak yang melakukan pemeriksaan, terdapat dua kelompok auditor yaitu auditor internal dan auditor eksternal. Kedudukan dan
Universitas Sumatera Utara
tanggung jawab di antara kedua kelompok auditor tersebut sangat berbeda satu sama lain. Seorang auditor internal bekerja pada perusahaan, lembaga pemerintahan, atau perusahaan nirlaba, sedangkan auditor eksternal bekerja pada suatu Kantor Akuntan Publik (KAP). Meskipun pihak yang melakukan audit intern merupakan bagian dari organisasi yang diaudit itu sendiri, tetapi pelaksanaan audit intern harus tetap obyektif dan independen dari aktivitas yang diaudit. Auditor internal umumnya melapor kepada manajer senior atau dewan direksi, sedangkan auditor eksternal hanya memiliki struktur pelaporan yang terbatas kepada kantor akuntan tempat auditor tersebut bekerja dan pihak ketiga (kreditor dan investor). Untuk dapat memahami dan lebih memperjelas pengertian audit intern secara baik, berikut ini akan dikutip beberapa definisi audit intern. Ikatan Auditor Internal (Institute of Internal Auditors – IIA) dikutip oleh Messier (2005:514), mendefenisikan audit internal sebagai berikut : Audit intern adalah aktivitas independen, keyakinan obyektif, dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit intern ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disipilin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemen resiko, pengendalian, dan proses tata kelola. Definisi ini mengandung pengertian bahwa audit intern merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk membantu manajemen dalam penyediaan informasi, dengan tujuan akhir yaitu menambah nilai perusahaan. Pelaksanaan audit intern dilakukan secara independen dan obyektif yang berarti tidak terpengaruh oleh pihak manapun dan tidak terlibat dalam pelaksanaan kegiatan yang diaudit. Hasil audit yang diperoleh dari pelaksanaan audit intern secara
Universitas Sumatera Utara
independen dan obyektif tersebut akan dapat diandalkan oleh para pengguna informasi. Sawyer
(2005:10)
mengemukakan
definisi
audit
internal
yang
menggambarkan lingkup audit internal modern yang luas dan tak terbatas sebagai berikut : Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah : 1. informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, 2. risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi, 3. peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang biasa diterima telah diikuti, 4. kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, 5. sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis, dan 6. tujuan organisasi telah dicapai secara efektif --semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif. Definisi ini tidak hanya mencakup peranan dan tujuan auditor internal, tetapi juga mengakomodasikan kesempatan dan tanggung jawab. Definisi tersebut juga memadukan persyaratan-persyaratan signifikan yang ada di Standar dan menangkap lingkup yang luas dari auditor internal modern yang lebih menekankan pada penambahan nilai dan semua hal yang berkaitan dengan risiko, tata kelola, dan kontrol. Perusahaan yang berkembang di Indonesia memiliki kedudukan yang penting dalam perekonomian dan pembangunan bagi masyarakat Indonesia, maka peran audit intern menjadi semakin penting untuk mengawasi perusahaan secara independen.
Universitas Sumatera Utara
Definisi lain menurut Agoes (2004:221) mengenai audit intern sebagai berikut : Internal audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Definisi di atas menunjukkan bahwa audit intern telah mengalami perkembangan. Lingkup audit intern tidak lagi hanya terbatas melakukan pemeriksaan di bidang keuangan saja, tetapi juga melakukan pemeriksaan di bidang lainnya seperti pengendalian, kepatuhan, operasional dan lain-lain. Bertolak dari definisi-definisi di atas, dalam perkembangannya konsep audit intern telah mengalami perubahan. Peranan audit intern sebelumnya hanya sebatas sebagai pengawas di dalam perusahaan yang kerjanya hanya mencari kesalahan, sedangkan saat ini audit intern dapat memberikan saran dan masukan berupa tindakan perbaikan atas sistem yang telah ada. Oleh karena itu, saat ini audit intern dapat juga dikatakan sebagai konsultan perusahaan dalam mencapai tujuannya di masa yang akan datang. Internal auditor harus selalu meningkatkan pengetahuan baik di bidang auditing sendiri maupun pengetahuan di bidang bisnis perusahaan agar dapat memberikan saran dan masukan berupa tindakan perbaikan tersebut.
B. Fungsi dan Tujuan Audit Intern Perusahaan perkebunan memiliki kedudukan yang penting dalam perekonomian dan pembangunan, maka fungsi audit intern menjadi semakin
Universitas Sumatera Utara
penting. Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi audit intern bagi manajemen perusahaan adalah untuk menjamin pelaksanaan operasional yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Di dalam perusahaan, audit intern merupakan fungsi staff, sehingga tidak memiliki wewenang untuk langsung memberi perintah kepada pegawai, juga tidak dibenarkan untuk melakukan tugas-tugas operasional dalam perusahaan yang sifatnya di luar kegiatan pemeriksaan. Audit internal terlibat dalam memenuhi kebutuhan manajemen, dan staf audit yang paling efektif meletakkan tujuan manajemen dan organisasi di atas rencana dan aktivitas mereka. Tujuan-tujuan audit disesuaikan dengan tujuan manajemen, sehingga auditor internal itu sendiri berada dalam posisi untuk menghasilkan nilai tertinggi pada hal-hal yang dianggap manajemen paling penting bagi kesuksesan organisasi. •
Perumusan fungsi audit intern dalam perusahaan biasanya menyangkut
sistem
pengendalian
manajemen,
ketaatan,
pengungkapan penyimpangan, efisiensi dan efektivitas, manajemen risiko, dan proses tata kelola (good corporate governance). Fungsi audit intern menjadi semakin penting sejalan dengan semakin kompleksnya operasional perusahaan. Manajemen tidak mungkin dapat mengawasi seluruh kegiatan operasional perusahaan, karena itu manajemen sangat terbantu oleh fungsi audit intern untuk menjaga efisiensi dan efektivitas kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
Sawyer (2005:32) menyebutkan fungsi audit intern bagi manajemen sebagai berikut : 1. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak. 2. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko. 3. Memvalidasi laporan ke manajemen senior. 4. Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis. 5. Membantu proses pengambilan keputusan. 6. Menganalisis masa depan – bukan hanya untuk masa lalu. 7. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan. Tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah untuk membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut : 1. menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern, dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal 2. memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen 3. memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan 4. memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya
Universitas Sumatera Utara
5. menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen. 6. menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh manajemen agar audit intern dapat terlaksana efektif dalam membantu manajemen dengan memberikan analisa, penilaian, dan saran mengenai kegiatan yang diperiksanya adalah : 1. Internal audit department harus mempunyai kedudukan independen dalam organisasi perusahaan, yaitu tidak terlibat dalam kegiatan operasional yang diperiksanya. 2. Internal audit department harus mempunyai uraian tugas tertulis yang jelas sehingga dapat mengetahui tugas, wewenang dan tanggung jawabnya. 3. Internal audit department harus pula memiliki internal audit manual yang berguna untuk : a) mencegah terjadi penyimpangan pelaksanaan tugas b) menentukan standar untuk mengukur dan meningkatkan performance c) memberi keyakinan bahwa hasil akhir internal audit department telah sesuai dengan requirement kepala audit intern. 4. Harus ada dukungan kuat dari top management kepada Internal audit department, dukungan tersebut dapat berupa : a) penempatan Internal audit department dalam posisi yang independen b) penempatan audit staf dengan gaji yang menarik
Universitas Sumatera Utara
c) penyediaan waktu yang cukup dari top manajemen untuk membaca, mendengarkan dan mempelajari laporan–laporan Internal audit department dan tanggapan yang cepat dan tegas terhadap saran-saran perbaikan yang diajukan 5. Internal audit department harus memiliki sumber daya yang profesional, capable, bisa bersikap objective dan mempunyai integritas serta loyalitas yang tinggi. 6. Internal audit department harus dapat bekerja sama dengan akuntan publik. Hasil kerja satuan audit intern bisa mempercepat dan mempermudah pelaksanaan pekerjaan akuntan publik. Fungsi audit internal yaitu melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan governance, dengan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh. Maksud dari pernyataan tersebut yaitu audit internal membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian internal. Berdasarkan hasil penilaian risiko tersebut, fungsi audit internal mengevaluasi kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian internal, yang mencakup governance, kegiatan operasi, dan sistem informasi organisasi.
C. Pengendalian Intern Setiap kegiatan dalam perusahaan memiliki dua tingkatan, yang berada dalam dua sistem. Pertama adalah sistem operasi, yang dirancang untuk
Universitas Sumatera Utara
memenuhi tujuan yang telah ditetapkan, seperti memproduksi barang yang memenuhi standard biaya, kualitas, dan jadwal. Yang lainnya adalah sistem kontrol, yang terdapat dalam sistem operasi. Sistem kontrol tersebut terdiri aras prosedur, aturan, dan instruksi yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan sistem operasi akan tercapai. Kontrol meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan manajemen. Auditor internal mungkin tidak bisa sepenuhnya memahami sistem operasi; dan kalaupun mereka memahami, mereka mungkin tidak bisa menilai secara objektif. Tetapi auditor internal dididik untuk bisa mengevaluasi sistem kontrol secara objektif. Audit intern yang merupakan alat bantu pengendalian manajemen (managerial control) dan melakukan kegiatan penilaian bebas terhadap semua kegiatan perusahaan harus selalu dalam keadaan dinamis dan aktif. Dalam rangka itu auditor intern dapat menyusun pengendalian intern yang baik dan tepat, mengadakan pengawasan pelaksanaannya, mengukur dan menilai serta memberi saran-saran perbaikan dan komentar-komentar yang sangat diperlukan oleh manajemen. Manajemen yang berkepentingan langsung terhadap pengendalian intern dan audit intern harus sadar dan terbuka atas temuan (hasil) audit dan saran-saran perbaikan yang diberikannya dan melakukan tindakan segera apa yang harus diperbaikinya. Dengan demikian adanya dengan sistem pengendalian intern yang selalu dinilai, dievaluasi akan menghasilkan suatu “keluaran” atau output seperti yang diharapkan atau direncanakan manajemen.
Universitas Sumatera Utara
Untuk lebih memahami tentang pengendalian intern dengan baik, maka berikut akan dijelaskan pengertian, tujuan, dan komponen dari pengendalian intern. Romney (2006 : 229) mendefinisikan “Pengendalian internal (internal control) adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga asset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan”.
Pengendalian intern yang dilakukan membantu manajemen dalam mengkoordinasikan dan mengawasi semua sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Merupakan tanggung jawab direksi dan manajemen untuk membuat dan memelihara sistem pengendalian intern di dalam perusahaan. Namun pihak lain yang terkait seperti internal auditor dapat memberikan pertimbangan bagi manajemen dan direksi dalam merumuskan model pengendalian intern yang sesuai untuk dijalankan perusahaan. Ikatan Auditor Internal (Institue of Internal Auditors – IIA), yang dikutip oleh Sawyer (2003:59), mendefinisikan pengendalian intern sebagai berikut : …..setiap tindakan yang diambil manajemen untuk meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Kontrol bisa bersifat preventif (untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan), detektif (untuk mendeteksi dan memperbaiki hal-hal yang tidak diinginkan yang telah terjadi), atau direktif (untuk menyebabkan atau mengarahkan terjadinya hal yang diinginkan). Konsep sistem kontrol merupakan gabungan komponen kontrol yang terintegrasi dan aktivitasaktivitas yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasarannya. Definisi di atas membahas mengenai pengendalian intern yang sering juga disebut kontrol, menggambarkan bahwa pengendalian intern dalam perusahaan mutlak dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian
Universitas Sumatera Utara
intern yang baik akan meningkatkan kemungkinan dapat dicegah, diketahui, diungkapkan, dan diselesaikannya kesalahan yang terjadi dalam perusahaan. Hartadi (1999 : 3) mendefinisikan sistem pengendalian intern sebagai berikut : Sistem Pengendalian Intern meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan. Menurut Hall (2001 : 150), sistem kontrol internal merangkum kebijakan, praktik, dan prosedur yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai empat tujuan utama, yaitu : 1. untuk menjaga aktiva perusahaan 2. untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi. 3. untuk mempromosikan efisiensi perusahaan. 4. untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Pengendalian intern yang baik dapat dilihat dari komponen yang dimilikinya. Adapun lima komponen pengendalian intern adalah sebagai berikut : 1. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian mempengaruhi kesadaran akan pentingnya pengendalian dari orang-orang sekitarnya dan merupakan pondasi bagi keempat elemen lainnya, yang menyediakan kedisiplinan dan struktur. Lingkungan pengendalian ini merupakan komponen yang amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain . Faktor yang berpengaruh dalam lingkungan pengendalian yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Nilai integritas dan etika. Manajemen dapat memiliki pegangan dalam melaksanaan tugasnya melalui integritas dan etika yang membentuk suatu standar moral dan prilaku. 2. Komitmen
kepada
kompetensi.
Manajemen
harus
mempertimbangkan kemampuan, pengetahuan, dan keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam menugaskan karyawannya. 3. Filosofi
manajemen
dan
gaya
operasional.
Dalam
setiap
menjalankan tugas dan fungsinya, manajemen percaya akan pentingnya pengendalian intern dan berusaha mengaplikasikannya dengan efektif. Kepercayaan akan pentingnya pengendalian akan membentuk gaya operasioanal yang akan mengkomunikasikan kesadaran akan pengendalian tersebut. 4. Partisipasi dewan direksi dan komite audit. Pemegang saham melakukan kontrol atas manajemen melalui fungsi dewan direksi dan komitenya. Dewan direksi dan komitenya ikut memberikan saran kepada manajemen, serta mengawasi pengendalian internal. 5. Pemberian otoritas dan tanggung jawab. Pemberian otoritas dan tanggung jawab dipengaruhi oleh struktur organisasi. Setiap bagian perusahaan harus memahami bagaimana mereka dapat memberi kontribusi untuk mencapai tujuan perusahaan melalui otoritas dan tanggung jawab yang diberikan. Dengan demikian tujuan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan harus dapat dipahami dengan jelas pula oleh setiap personel. 6. Kebijakan dan prosedur sumber daya manusia. Pada dasarnya sumber daya manusia merupakan unsur kunci dalam pelaksanaan pengendalian. Sumber daya manusia yang digunakan haruslah memiliki kemampuan yang sesuai dengan tugas yang diberikan. 2. Penilaian Resiko Penilaian resiko merupakan proses identifikasi dan analisis resiko yang berkaitan dengan usaha pencapaian tujuan entitas, sebagai dasar dalam manajemen resiko yang dilakukan. Proses penilaian risiko yang dapat dilakukan adalah dengan mengidentifikasi perubahan internal dan eksternal dan tindakan yang terkait yang mungkin diperlukan. Dengan demikian dapat dievaluasi kemungkinan adanya pelaksanaan operasional yang tidak sesuai. 3. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dapat membantu manajemen untuk menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diaplikasikan sesuai fungsi dari
masing-masing tingkatan organisasi. Aktivitas pengendalian yang dapat
dilakukan antara lain : pemisahan tugas, pengendalian pemrosesan informasi, pengendalian fisik, dan review kerja. 4. Informasi dan Komunikasi Komponen ini terdiri dari proses identifikasi dan penangkapan yang menghasilkan informasi, pertukaran dan komunikasi informasi sehingga orang
Universitas Sumatera Utara
dapat melaksanakan tanggung jawabnya.informasi dan komunikasi penting dalam proses pemahaman individu tentang peran dan tanggung jawabnya dalam pengendalian. 5. Pemantauan Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Tindakan perbaikan yang mungkin diperlukan juga dapat dilakukan. Meskipun keseluruhan komponen pengandalian intern tersebut telah berjalan dengan baik, namun tidak menjamin bahwa penyimpangan dan kecurangan tidak terjadi sama sekali. Pengendalian yang dirancang dan diaplikasikan sedemikian rupa pun tetap saja terdapat kemungkinan kelemahan yang
bisa
dimanfaatkan
oleh
pihak
yang
berkesempatan
melakukan
penyelewengan. Pengendalian yang baik dapat dirusak, baik karena kolusi pegawai atau penolakan manajemen. Di sisi lain, pengendalian yang bagus bisa jadi terlalu bagus. Lebih banyak biaya yang dikeluarkan dibandingkan kerugian yang ingin dikendalikan. Pengendalian bisa jadi berlebihan, atau bisa terlalu kaku sehingga membatasi imajinasi, inisiatif, dan inovasi karyawan. Oleh sebab itu, auditor internal harus menelaah kontrol internal menggunakan cara pandang manajemen serta tetap mempertimbangkan orang, waktu, lingkungan, risiko, dan kondisi. Berdasarkan penjelasan
yang
telah diuraikan di atas
mengenai
pengendalian intern perusahaan maka jelaslah bahwa pengendalian tersebut harus berjalan sebaik-baiknya demi tercapai tujuan perusahaan. Untuk menentukan
Universitas Sumatera Utara
sampai di mana pengendalian intern perusahaan dapat dipercaya telah memadai, maka manajemen memerlukan peran internal auditor untuk menilainya. Agar dapat berjalan dengan baik maka pelaksanaan pengendalian dalam perusahaan memerlukan komitmen dari semua pihak. Narotama dan Wirawan (2004 : 30) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki pengendalian cukup baik ditandai dengan beberapa ukuran sebagai berikut : 1. semakin berkurangnya temuan-temuan yang tidak sesuai dengan standar akuntansi dan kebijakan-kebijakan manajemen perusahaan 2. semakin berkurangnya peran direksi dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh satuan pengawas internal 3. laporan satuan pengawas internal yang tepat waktu 4. meningkatnya efisiensi dan efektivitas perusahaan.
D. Independensi Audit Intern Salah satu hal yang harus diperhatikan agar suatu perusahaan dapat memiliki departemen audit internal yang efektif adalah departemen audit internal tersebut harus mempunyai kedudukan yang independen dalam organisasi perusahaan. Agoes (2004:227), mengemukakan bahwa independensi internal auditor antara lain tergantung pada : 1. Kedudukan Internal Audit Department (IAD) tersebut dalam organisasi perusahaan, maksudnya kepada siapa IAD bertanggung jawab. 2. Apakah IAD dilibatkan dalam kegiatan operasional. Jika ingin independen, departemen audit internal tidak boleh terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan. Misalnya tidak boleh ikut serta dalam kegiatan penjualan dan pemasaran, penyusunan sistem akuntansi, proses pencatatan transaksi, dan penyusunan laporan keuangan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Kedudukan departemen audit
intern di dalam perusahaan akan
menentukan tingkat kebebasannya dalam menjalankan tugas sebagai auditor. Kedudukan ataupun status departemen audit internal dalam suatu organisasi perusahaan mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan serta tingkat independensinya didalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Jadi status organisasi dari departemen audit internal harus cukup untuk dapat menyelesaikan tanggung jawab audit. Departemen audit internal hanyalah akan seefektif seperti yang diinginkan manajemennya jika ia bebas dari aktivitas-aktivitas yang diauditnya.
Hal ini
hanya akan dapat tercapai bila departemen audit internal mempunyai kedudukan yang memungkinkan baginya untuk mengembangkan sikap independennya terhadap bagian-bagian lain yang harus diperiksanya. Untuk mencapai keadaan seperti ini, maka auditor internal harus memperoleh dukungan dari pihak manajemen dan dewan komisaris. Terdapat alternatif kedudukan internal auditor dalam perusahaan yaitu sebagai berikut : 1. Internal auditor berada di bawah direktur keuangan. 2. Internal auditor berada di bawah direktur utama yang merupakan staf dari direktur utama. 3. Internal auditor merupakan staf dewan komisaris. Kedudukan seorang internal auditor juga tidak memiliki wewenang langsung terhadap tingkatan manajemen di dalam organisasi perusahaan, kecuali pihak yang memang berada di bawahnya dalam satuan kerja audit intern itu
Universitas Sumatera Utara
sendiri. Untuk itu tersedia sedikit penjelasan mengenai tiga alternatif kedudukan diatas yaitu: 1. Berada di bawah Direktur Keuangan. Menurut sistem ini kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi perusahaan berada dibawah koordinasi kepala bagian keuangan. Bagian Internal auditor bertanggung jawab sepenuhnya kepada kepala keuangan atau ada yang menyebutnya sebagai Controller. Tapi perlu juga diketahui bahwa biasanya kepala bagian keuangan tersebut bertanggung jawab juga pada persoalan keuangan dan akuntansi. 2. Berada dibawah Direktur Utama. Menurut sistem ini staf internal auditor bertanggung jawab pada direktur utama. Sistem ini biasanya jarang dipakai mengingat direktur utama terlalu sibuk dengan tugas-tugas yang berat. Jadi kemungkinan tidak sempat untuk mempelajari laporan yang dibuat internal auditor. 3. Berada dibawah Dewan Komisaris. Dalam hal ini star internal auditing bertanggung jawab pada Dewan Komisaris.
lni
disebabkan
karena
bentuk
perusahaan
membutuhkan
pertanggungjawaban yang lebih besar, termasuk direktur utama dapat diteliti oleh internal auditor. Dalam cara ini, bagain pemeriksa intern sebenarnya merupakan alat pengendali terhadap performance manajemen yang dimonitor oleh komisiaris perusahaan. Dengan demikian bagian pemeriksa intern mempunyai kedudukan yang kuat dalam organisasi
Universitas Sumatera Utara
Apabila posisi atau kedudukan internal auditor itu digambarkan dalam skema maka letak kedudukannya dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:
RUPS
DEWAN KOMISARIS
DIRUT
DIR. KEU
BAGIAN AKUNTANSI
BAGIAN KEUANGAN
IAD
GAMBAR 2.1 Internal Audit Department (IAD) Berada Dibawah Direktur Keuangan Sumber : Agoes Soekirno. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Jakarta.2004. hal 243.
Universitas Sumatera Utara
RUPS
DEWAN KOMISARIS
DIRUT
IAD
DIR. KEU
BAGIAN AKUNTANSI
BAGIAN KEUANGAN
BAGIAN ANGGARAN
GAMBAR 2.2 Internal Audit Department (IAD) Berada Dibawah Direktur Utama Sumber : Agoes Soekirno. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Jakarta.2004. hal 243.
Universitas Sumatera Utara
RUPS
DEWAN KOMISARIS IAD DIRUT
DIR. KEU
BAGIAN AKUNTANSI
BAGIAN KEUANGAN
BAGIAN ANGGARAN
GAMBAR 2.3 Internal Audit Department (IAD) Berada Dibawah Dewan Komisaris Sumber : Agoes Soekirno. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Jakarta.2004. hal 243.
Universitas Sumatera Utara
Audit intern yang independen tidak dibolehkan untuk terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan apalagi kegiatan yang diperiksanya. Sulit bagi seorang auditor untuk memberikan penilaian yang objektif dan independen apabila ternyata ia terlibat dalam kegiatan yang diperiksanya. Sebagai penilai independen tentang kecukupan pengendalian intern perusahaan, audit intern hanya menempatkan diri sebagai narasumber dalam pembuatan konsep pengendalian perusahaan. Pihak yang bertanggung jawab penuh dalam perancangan dan implementasi pengendalian intern adalah manajemen dan direksi. Dengan demikian penilaian audit intern terhadap pengendalian intern tetap independen dan objektif, tanpa terlibat langsung dalam perencanaannya.
E. Laporan Audit Intern Hasil akhir dari pelaksanaan audit internal dituangkan dalam suatu bentuk laporan tertulis melalui proses penyusunan yang baik. Laporan hasil audit internal merupakan suatu alat penting untuk menyampaikan pertanggungjawaban hasil kerja kepada manajemen yaitu sebagai media informasi untuk menilai sejauh mana tugas-tugas yang dibebankan dapat dilaksanakan. Adapun isi atau materi laporan audit internal menurut Boynton dkk (2003:494) yaitu: a. suatu laporan tertulis yang ditandatangani harus dikeluarkan setelah pemeriksaan audit selesai. Laporan intern itu bisa dalam bentuk tertulis atau lisan dan dapat disampaikan secara formal ataupun informal. b. auditor internal harus membahas kesimpulan dan rekomendasi pada tingkatan manajemen yang tepat sebelum mengeluarkan laporan tertulis yang final. c. laporan haruslah objektif, jelas, ringkas, konstruktif dan tepat waktu.
Universitas Sumatera Utara
d. laporan harus menyatakan tujuan, ruang lingkup, dan hasil audit, dan bila tepat, laporan itu juga harus berisi suatu pernyataan pendapat auditor. e. laporan dapat mencakup rekomendasi untuk perbaikan yang potensial dan mengakui kinerja serta tindakan korektif yang memuaskan. f. pandangan auditee tentang kesimpulan dan rekomendasi audit dapat disertakan dalam laporan audit. g. direktur auditing internal atau designee harus mereview dan menyetujui laporan audit final sebelum diterbitkan serta harus memutuskan kepada siapa laporan itu akan dibagikan. Laporan dari bagian audit internal merupakan suatu alat komunikasi yang di dalamnya terdapat tujuan yang dimulai dari penugasan, luas pemeriksaan, batasan yang dibuat dan juga saran atau rekomendasi kepada pimpinan perusahaan. Tujuan dari laporan audit adalah sebagai berikut: 1. laporan auditor adalah merupakan kesimpulan dari hasil pemeriksaan 2. menyajikan temuan-temuan dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan 3. sebagai dasar untuk kemudian diambil tindakan oleh manajemen terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk mencapai tujuan tersebut maka laporan yang disampaikan haruslah memiliki unsur-unsur berikut ini: 1. Objektif Laporan yang disusun harus mengungkapkan fakta dengan teliti berdasarkan data yang dapat diuji kebenarannya. Menyampaikan dengan jelas tentang pokok pemeriksaan yang telah dilakukan sehingga dapat diyakini kebenarannya. 2. Clear (jelas) Laporan disusun dengan menggunakan bahasa yang jelas, tidak menimbulkan kesalahpahaman bagi penggunanya. Menerangkan dengan
Universitas Sumatera Utara
jelas dan lengkap agar dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang menggunakannya. 3. Ringkas Struktur laporan yang baik melaporkan dengan ringkas pelaksanaan operasional, pengendalian, dan hasil kerja. Laporan itu harus terhindar dari hal-hal yang tidak relevan, tidak material seperti gagasan, temuan, kalimat dan sebagainya yang tidak menunjang tema pokok laporan, namun tetap menjaga kualitas informasi yang disampaikan melalui laporan tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan pemakainya. 4. Membangun (konstruktif) Laporan yang bersifat membangun adalah laporan yang sedapat mungkin memaparkan rekomendasi tindakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengupayakan peningkatan operasi. 5. Tepat waktu Laporan audit hanya dapat bermanfaat dengan maksimal bila laporan tersebut disajikan pada saat dibutuhkan. Sehingga auditor harus mampu menyajikan laporan yang tepat waktu. Sebelum disampaikan pada pengguna laporan, peninjauan kembali atas laporan (review) adalah tindakan bijak yang dapat dilakukan audit internal. Hal tersebut bertujuan untuk lebih memastikan kebenaran dan kelengkapannya. Laporan audit akan efektif bila terdapat pelaksanaan tindak lanjut agar proses audit yang berjalan benar-benar memberikan manfaat bagi perusahaan. Untuk itu departemen audit internal bertugas untuk memantau pelaksanaan tindak lanjut,
Universitas Sumatera Utara
menganalisis
kecukupan
tindak
lanjut
disertai
identifikasi
hambatan
pelaksanaanya, dan memberikan laporan atas tindak lanjut tersebut.
TINJAUAN PENELITI TERDAHULU Dari tinjauan pusataka di atas saya mengacu kepada dua peneliti terdahulu yang disajikan pada table berikut ini: Nama Herlina Sitorus (2006)
Judul Internal Auditor dan peranannya bagi tercapainya pengawasan yang terbaik pada PT.BRI cabang tanjung Balai
Rumusan Masalah •
•
Metode Penelitian Apakah fungsi Metode deskriptif internal auditor pada PT.BRI cabang Tanjung Balai sudah dilaksanakan sebagaimana mestinya dalam usaha peningkatan efesiensi operasi perusahaan Bagaimana internal auditor itu sendiri sesuai dengan kedudukannya dapat berperan dalam upaya tercapainya pengawasan yang baik pada PT. BRI cabang Tanjung Balai
Hasil Penelitian Fungsi internal auditor pada PT. BRI cabang Tanjuyng Balai telah berjalan dengan baik karena pihak manajemen telah mengerti pentingnya keberadaan internal auditor
Universitas Sumatera Utara
Tengku Rifki Fauzan ( 2007)
Analisa Fungsi dan Peranan Internal Auditor pada PT. BNI ( Persero) Tbk. Cabang Belawan
Apakah fungsi internal auditor telah diterapkan dalam menilai manajemen operasional pada PT. BNI (persero) Tbk. Cabang Belawan
Metode Diskriptif
Fungsi Internal Auditor pada PT. BNI (Persero) Tbk. Cabang Belawan dapat berjalan dengan baik dalam menunjang sistem pengawasan intern yang berlangsung dengan optimal
1. Penalitian yang dilakukan oleh Herlina Sitorus(2006) dengan judul “Intrnal Auditor dan Peranannya bagi Tercapainya Pengawasan Terbaik pada PT BRI cab. Tanjung Balai” mempunyai hasil bahwa fungsi auditor internal pada PT BRI cab. Tanjung Balai telah berjalan baik karena pihak manajemen telah mengerti pentingnya kebaradaan internal auditor. 2. Penelitian kedua oleh T. Rifki Fauzan dengan judul “Analisa Fungsi dan Peranan pada PT BNI (Persero) Tbk cab. Belawan” mempunyai hasil bahwa fungsi auditor pada PT BNI (Persero) Tbk cab. Belawan dapat berjalan dengan baik dalam menunjang sistem pengawasan intern yang berlangsung dengan optimal.
Universitas Sumatera Utara
G. Kerangka Konseptual
PT INDOSAT Medan
Manajeman
Auditor Internal
Sistem Pengendalian
PT Indosat Tbk Medan menerapkan fungsi audit intern dengan membentuk bagian Audit Intern. Secara berkesinambungan audit intern melakukan aktivitas pengawasan dan penilaian pengendalian intern yang ada dalam perusahaan serta memberikan rekomendasi atas kelemahan yang ditemukan. Rekomendasi kemudian diberikan kepada pihak manajemen agar dapat menjadi masukan dalam meningkatkan sistem pengendalian intern, sehingga sistem pengendalian intern yang diterapkan perusahaan menjadi semakin baik di masa-masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara