BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Prestasi Belajar PKn 1. Pengertian belajar Menurut Muhibin Syah (2003: 89 ), “Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan”. Menurut pengertian tersebut belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Slameto (2003: 2) mendefinisikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Diungkapkan pula oleh Ngalim Purwanto, “Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti perubahan dalam pengertian berpikir, kecakapan , kebiasaan ataupun sikap” (Ngalim Purwanto, 2006: 85). Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap atau permanen, yang diperoleh dari hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. Perubahan tersebut tidak hanya bertambah ilmu pengetahuan, namun juga berwujud keterampilan, kecakapan, sikap, tingkah laku, pola pikir, kepribadian dan lain-lain.
11
2. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Hadari Nawawi (1998: 100) prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002: 276) prestasi belajar harus mencerminkan tingkatan-tingkatan siswa sejauh mana telah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan disetiap bidang studi, simbol yang digunakan menyatakan nilai, baik huruf maupun angka hendaknya hanya merupakan gambaran tentang prestasi belajar saja. Menurut Oemar Hamalik (2003: 146) untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar siswa maka perlu diadakan pengukuran secara: 1) Assessment adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur prestasi belajar (achievement) siswa sebagai hasil dari suatu program instruksional. 2) Pengukuran (measurement) berkenan dengan pengumpulan data deskriptif tentang produk siswa dan atau tingkah laku siswa, dan hubungannya dengan standar prestasi atau norma. Prestasi belajar terdiri atas dua kata prestasi dan belajar. Makna prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 895) berarti: Hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan , dikerjakan, dan sebagainya. Dengan demikian prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkatan keberhasilan siswa atau hasil akhir setelah dilakukan evaluasi dari penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang ditunjukkan dengan nilai tes atau berupa angka.
12
3. Pendidikan Kewarganegaraan a. Pengertian PKn Pendidikan
Kewarganegaraan
adalah
wahana
untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya Bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari siswa baik sebagai individu, masyarakat, warga negara, dan makhluk ciptaan
Tuhan
Yang
Maha
Esa.
Selain
itu
pendidikan
kewarganegaraan juga merupakan konsep multidimensional yang dimaksudkan untuk meletakan dasar-dasar pengetahuan tentang masyarakat politik, tentang persiapan yang dilakukan untuk berpartisipasi dalam proses politik secara menyeluruh dan secara umum tentang apa definisi dan bagaimana menjadi warga negara yang baik. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasioanal dalam pasal 27 ayat 1 disebutkan bahwa mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki kebanggaan dan cinta tanah air. Dalam lampiran Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi
disebutkan
bahwa
mata
pelajaran
pendidikan
kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
13
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Menurut
pusat
kurikulum,
Depdiknas
(2003:
7)
Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial-kultur, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Pengertian PKN sangat beragam diantaranya sebagai berikut ini (Cholisin, 2004: 7-8): 1) Menurut National Council of Studies (NCSS) Amerika Serikat: PKn adalah proses yang meliputi semua pengaruh positif yang dimaksudkan untuk memebntuk pandangannya dimasyarakat. 2) Menurut Numan Soemantri PKn adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber sumber pengetahuan lainnya, positive influence pendidikan sekolah, masyarakat, orang tua yang kesemuanya itu diproses untuk melatih pelajar pelajar bersifat kritis, analitis dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokrasi dengan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
14
b. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi, tujuan Pendidikan Kewarganegaraan memberikan kompetensi sebagai berikut ini: a. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menggapai isu kewarganegaraan. b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti-korupsi. c. Berkembang secara positif dan demokrasi untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa banga lain. d. Berinteraksi dengan bangsa bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak
langsung dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Secara sederhana tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah membentuk warga negara yang baik (a good citizen) dan mempersiapkannya untuk masa depan (Cholisin, 2004: 12). Melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan warga negara mampu memahami, menganalisis serta menjawab berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, bangsa dan negara secara tepat, rasional, konsisten, berkelanjutan dan bertanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan nasional. Menjadi warga negara yang mengetahui
15
hak dan kewajibannya, menguasai ilmu dan teknologi serta seni namun dengan tidak menghilangkan jati diri bangsa Indonesia. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan amanat Pancasila dan UUD 1945 (Sunarso dkk, 2006: 5). Berdasarkan
fungsinya,
Pendidikan
Kewarganegaraan
harus
dinamis dan mampu menarik perhatian siswa yaitu dengan cara guru membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman baik materi maupun intelektual. Dalam permendiknas No. 22 Tahun 2006 mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang setia pada bangsa Indonesia dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. c. Ruang Lingkup PKn Menurut Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang standar isi, ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek aspek sebagai berikut: 1) Persatuan dan kesatuan bangsa meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap
16
positif
terhadap
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia,
keterbukaan dan jaminan keadilan. 2) Norma hukum dan peraturan meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional. 3) Hak asai manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban
anggota
masyarakat,
instrumen
nasional
dan
internasional HAM, pemajuan dan perlindungan HAM. 4) Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara. 5) Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi. 6) Kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintahan pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
17
7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka. 8) Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi. d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan
untuk
mengembangkan
materi
pokok,
kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dalam Standar Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Kewarganegaraan pada tingkat SMP/ MTS kelas VIII sebagai berikut: Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn tingkat SMP/MTS kelas VIII Kelas VIII semester 1 Standar Kompetensi 1. Menampilkan
Kompetensi Dasar
perilaku 1. 1
yang sesuai dengan nilainilai Pancasila
Menjelaskan
Pancasila
dan ideologi negara 1. 2
Menguraikan
nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar dan
18
ideologi negara 1. 3
Menunjukan sikap positif
terhadap
Pancasila
dan
kehidupan
berbangsa
dan
bernegara 1. 4
Menampilkan
positif
sikap
terhadap
dalam
Pancasila kehidupan
bermasayarakat 2. Memahami konstitusi
berbagai 2.1 yang
pernah
Menjelaskan
berbagai
konstitusi yang pernah berlaku
digunakan di Indonesia
di Indonesia 2.2 Menganalisis penyimpanganpenyimpangan konstitusi
terhadap
yang
pernah
berlaku di Indonesia 2.3 Menunjukan hasil amandemen UUD 1945 2.4 Menampilkan sikap positif terhadap pelaksanaan UUD 1945 hasil amandemen 3. Menampilkan terhadap
ketaatan 3.1 Mengidentifikasi tata urutan perundang-
peraturan
19
perundang-
undangan nasional.
undangan nasional 3.2
Mendeskripsikan pembuatan
proses peraturan
perundang-undangan nasional 3.3 Menaati peraturan perundangundangan nasional 3.4
Mengidentifikasi korupsi
dan
pemberantasan
kasus upaya
korupsi
di
Indonesia 3.5 Mendeskripsikan pengertian anti korupsi dan instrumen (hukum dan kelembagaan) anti korupsi di Indonesia
Kelas VIII semester 2 Standar Kompetensi 4. Memahami
Kompetensi Dasar
pelaksanaan 4.1
demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan
Menjelaskan
hakikat
demokrasi 4.2
Menjelaskan
pentingnya
kehidupan demokratis dalam bermasyarakat, dan bernegara
20
berbangsa,
4.3 Menunjukan sikap positif terhadap
pelaksanaan
demokrasi
dalam
berbagai
kehidupan 5. Memahami rakyat
kedaulatan 5.1 dan
sistem
pemerintahan di Indonesia
Menjelaskan
makna
kedaulatan rakyat 5.2
Mendeskripsikan
sistem
pemerintahan Indonesiadan peran
lembaga
sebagai
negara pelaksana
kedaulatan rakyat 5.3 Menjelaskan sikap positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia
4. Pengertian Prestasi Belajar PKn Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar PKn merupakan suatu hasil belajar yang dicapai siswa dalam mempelajari, menguasai, menerapkan materi Pendidikan Kewarganegaraan dalam kehidupan, yang dievaluasi atau diukur melalui tes maupun non tes (dalam bentuk pengamatan sikap) yang disesuaikan berdasarkan standar
21
kompetensi dan kompetensi dasar dan dinyatakan dalam angka atau simbol lainnya. 5. Faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar PKn Prestasi belajar siswa pada hakekatnya merupakan interaksi dari beberapa faktor. Berhasil atau tidaknya proses belajar seseorang individu berhubungan dengan banyak faktor baik itu faktor yang berasal dari dalam (intern), maupun faktor yang berasal dari luar dirinya (ekstern). Pengenalan terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar sangat penting dalam rangka membantu siswa dalam mencapai prestasi yang sebaik-baiknya. Menurut Ngalim Purwanto (2006: 112), faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar adalah: 1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual 2) Faktor dari luar individu yang kita sebut faktor sosial. yang termasuk
dalam
faktor
individual
antara
lain:
faktor
kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang dimaksud faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah, guru dan cara mengajarnya, alat yang digunakan dalam belajar-mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang tersedia. Menurut Dalyono (2005: 55) faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar, yaitu:
22
1) Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam) Faktor ini meliputi kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi serta cara belajar, dan 2) Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar) Faktor ini meliputi keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Dari beberapa pendapat di atas dapat disampaikan bahwa faktorfaktor yang berhubungan dengan prestasi belajar adalah faktor yang berasal dari internal siswa dan faktor yang berasal dari eksternal siswa. Faktor internal meliputi aspek-aspek berikut: (1) aspek psikologis, misalnya minat, gaya belajar, bakat, pandangan hidup, dan sebagainya. (2) aspek fisiologis, misal kematangan fisik, kesehatan jasmani dan indera. Faktor eksternal meliputi kesempatan, lingkungan sekolah, fasilitas belajar, lingkungan masyarakat, lingkungan keluarga, kondisi ekonomi keluarga, dan sebagainya. Peneliti dapat menyampaikan pula secara khusus bahwa faktorfaktor yang berhubungan dengan prestasi belajar PKn adalah faktor internal dan faktor eksternal siswa, dimana faktor internal diantaranya meliputi minat terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan faktor eksternalnya adalah pemanfaatan waktu belajar di luar jam pelajaran.
23
B. Pemanfaatan waktu belajar di luar jam pelajaran 1. Pengertian waktu belajar Siswa
sebagai
seorang
pelajar
seharusnya
dalam
setiap
kesempatan senantiasa memanfaatkan waktu untuk belajar baik di rumah maupun di sekolah. Untuk itu, perlu diperhatikan waktu yang tersedia agar digunakan secara efektif dan efisien. Menurut W. J. S. Poerwodarminto (2001: 164), waktu adalah kesempatan yang tersedia. Bagi orang yang rajin dan mempunyai tujuan hidup yang jelas, waktu adalah sesuatu yang sangat berharga, mereka tidak akan membuang waktu sia-sia tetapi justru menggunakannya dengan lebih bijaksana. Andrew Ho (2002: 66) mengemukakan bahwa ”Perbedaan yang paling nyata antara orang yang sukses dan gagal dapat dilihat dari cara mereka memanfaatkan waktu”. Menurut Witherington sebagaimana dikutip Ngalim Purwanto (2003: 84), “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa waktu belajar adalah suatu kesempatan yang tersedia dalam rangka mendapatkan pengetahuan, kecakapan, kebiasaan, kepandaian, dan sikap secara teratur dan berkelanjutan.
24
2. Cara belajar efektif Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008: 25) salah satu cara belajar efektif adalah membuat jadwal dan melaksanakannya. Pengaturan waktu belajar mempunyai arti penting dalam belajar langkah-langkah untuk mengembangkan keterampilan mengelola waktu adalah memahami seluk beluk waktu dan sifatnya, melatih pada diri sendiri suatu kebiasaan menggunakan waktu sekarang juga atau pada saat ini sehingga dapat mengikis kecenderungan diri untuk menunda-nunda waktu, mengulurulur tempo, mencari-cari alasan sampai besok saja. Siswa yang tidak efisien umumnya sering mengeluh kekurangan waktu untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, sebaliknya siswa yang efisien tampak tidak pernah kehabisan waktu untuk membereskan segenap tugasnya dengan baik, menambah terus pengetahuannya dengan membaca buku-buku, mengembangkan suatu hobi tertentu, menghadiri berbagai ceramah, pertemuan, seminar dan sebagainya. Untuk dapat mencapai efisiensi waktu dan prestasi belajar yang memuaskan, waktu belajar harus digunakan secara efisien. Ahmad Abdul Jawwad (2004: 57), mengemukakan delapan cara memanfaatkan waktu belajar secara efektif, yaitu: 1) Tentukan bidang-bidang apa yang akan anda kerjakan 2) Tentukan apa target yang ingin anda capai setelah masa tertentu 3) Tentukan
aktivitas-aktivitas
dan
perangkat-perangkat
dibutuhkan untuk mencapai target pada bidang-bidang tersebut
25
yang
4) Alokasikan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas 5) Kalkulasilah waktu-waktu tersebut 6) Bandingkan totalitas waktu yang tersedia dengan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas 7) Teliti ulang aktivitas anda dan susun prioritas berdasarkan waktu yang tersedia untuk anda 8) Buatlah time schedule untuk berbagai aktivitas, dan perhatikanlah waktu-waktu puncak Menurut Sumadi Suryabrata (1995: 85), ada cara-cara dalam membentuk kebiasaan belajar yang baik, yaitu: penyususnan jadwal belajar yang baik, kontinuitas dalam belajar, belajar mandiri diluar jam pelajaran sekolah,
mengalokasikan
waktu belajar
secara
adil,
menyediakan waktu belajar untuk mempersiapkan materi pelajaran, menyediakan waktu untuk mengulangi materi yang telah didapat di sekolah. Saiful Bahri Djamarah (2002: 10), mengemukakan lima pedoman umum belajar yang meliputi belajar dengan teratur, disiplin dan bersemangat, konsentrasi, pengaturan waktu, istirahat dan tidur. Kiatkiat belajar yaitu: 1) Mempunyai fasilitas dan perabot belajar Fasilitas dan perabot belajar ikut menentukan keberhasilan belajar seseorang, orang yang belajar tanpa dibantu dengan fasilitas tidak jarang mendapatkan hambatan dalam menyelesaikan kegiatan
26
belajar. Karenanya, fasilitas tidak bisa diabaikan dalam masalah belajar. 2) Mengulang bahan pelajaran Apa yang guru jelaskan di kelas tidak semua terkesan dengan baik dalam ingatan. Pengulangan sangat membantu untuk memperbaiki kesan yang masih samar-samar untuk menjadi kesan yang tergambar jelas dalam ingatan. 3) Menghafal bahan pelajaran Menghafal bahan pelajaran merupakan salah satu kegiatan dalam rangka menguasai bahan pelajaran. Bahan pelajaran yang harus dikuasai tidak hanya dengan cara mengambil intisarinya, tetapi ada juga
bahan
pelajaran
yang
harus
dikuasai
dengan
cara
menghafalkannya. 4) Membaca Buku Membaca merupakan keharusan bagi pelajar, tetapi persoalannya bagaimana cara membaca yang baik dan efisien merupakan masalah bagi pelajar. Agar hasil belajar memuaskan maka tujuan membacanya harus jelas, menggunakan beberapa metode membaca buku, mengetahui beberapa penghambat kecepatan membaca, dan mengetahui bagaimana meningkatkan kecepatan membaca. 5) Membuat rangkuman dan ikhtisar
27
Kegiatan membuat rangkuman atau ikhtisar dilakukan setelah seseorang selesai membaca suatu buku, suatu bab atau sebagian sub bab tertentu. 6) Mengerjakan tugas Selama menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal, pelajar tidak akan dapat melepaskan diri dari mengerjakan tugas-tugas studi . Dalam waktu-waktu tertentu seseorang guru pasti memberikan tugas untuk diselesaikan, baik secara berkelompok maupun individu. 7) Membentuk kelompok belajar Untuk menunjang keberhasilan studi di sekolah ,perlu dibentuk kelompok belajar dengan anggota kurang lebih 5 orang yang mempunyai persamaan pandangan untuk meraih sukses studi. Cukup banyak pelajar yang berhasil mendapatkan nilai yang baik di sekolah sebagai hasil dari belajar kelompok. 8) Memanfaatkan perpustakaan Setiap sekolah pasti mempunyai perpustakaan. Jangan lupa untuk mendaftar sebagai angota perpustakaan sekolah, sehingga pelajar dapat membaca dan meminjam buku dari perpustakaan. Bagi pelajar yang terpenting adalah memanfaatkan perpustakaan sekolah untuk keberhasilan studi (Saiful Bahri Djamarah, 2002: 40) Bagi orang yang rajin dan mempunyai tujuan hidup yang jelas, waktu adalah sesuatu yang berharga. Mereka tidak akan membuang
28
waktu sia-sia, tetapi justru menggunakannya dengan lebih bijaksana. Andrew Ho (2002: 66) mengemukakan bahwa “perbedaan yang paling nyata antara orang yang sukses dan gagal dapat dilihat dari cara mereka memanfaatkan waktu”. Jadi, pemanfaatan waktu merupakan sesuatu keahlian yang harus dipelajari dan dikuasai oleh seorang pelajar. Pemanfaatan waktu belajar merupakan sesuatu yang harus di perhatikan dalam cara belajar yang efektif. Waktu hanya mempunyai suatu arti kalau dapat menghasilakan suatu prestasi belajar pada waktu yang tepat, yang tidak mengalami hambatan . Kelambatan dalam belajar sesungguhnya tidak dapat dikejar dengan menambah jatah waktu belajar, melainkan dengan cara mencari cara-cara belajar yang dapat memanfaatkan waktu secara lebih efektif (The Liang Gie, 1992: 32) Pelajar yang tidak bisa membagi waktunya dalam belajar, akan menghadapi kebingungan, pelajaran apa yang akan dipelajari hari ini. Belajar menggunakan waktu merupakan suatu keterampilan berharga dalam meraih studi. Cara untuk memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi ialah dengan memperbaiki cara pemanfaatan waktu yang lebih efektif (The Liang Gie, 1995: 27) 3. Pemanfaatan waktu belajar di luar jam pelajaran Waktu belajar yang banyak bukanlah suatu jaminan untuk meraih prestasi maksimal jika tidak digunakan secara optimal. Guy Montrose Whipple (Saiful Bahri Djamarah, 2003: 21) memberikan pedoman sebagai berikut: 1.
Semakin dewasa dan matang pikiran seorang siswa harus dapat belajar semakin lama.
29
2.
Semakin sukar suatu mata pelajaran semakin panjang siswa dalam mempelajarinya.
3.
Semakin lambat masa penghangatan yang timbul pada seorang siswa dalam mempelajari materi maka semakin lama harus mempelajarinya. Mengingat jumlah jam pelajaran yang digunakan di sekolah untuk
mata pelajaran PKn sangatlah kurang jika tidak ditambah dengan belajar sendiri dan melaksanakanya untuk lebih bisa menguasai materi yang telah diajarkan di sekolah, baik itu belajar di perpustakaan, belajar kelompok maupun belajar sendiri di rumah. Pemanfaatan waktu belajar di rumah bisa dilakukan dengan membuat jadwal belajar. Menurut Slameto (2003: 82) “jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya”. Tujuan utama dibuatnya jadwal belajar agar siswa dapat belajar secara teratur. Belajar dengan teratur merupakan pedoman mutlak yang tidak bisa diabaikan oleh seorang yang menuntut ilmu, pengaturan waktu belajar mempunyai
arti penting
dalam
belajar.
Siswa
yang
mampu
memanfaatkan waktu belajar di luar jam pelajaran dengan baik tentunya akan lebih mudah dalam menerima dan memahami pelajaran, baik itu yang disampaikan guru disekolah maupun yang dipelajari dari bukubuku pelajaran secara mandiri. Jika hal ini dilakukan siswa secara teratur dan sungguh-sungguh, dapat dimungkinkan siswa akan
30
menguasai materi pelajaran secara maksimal sehingga prestasi belajar akan meningkat. Menurut Liang Gie, ada empat langkah yang harus ditempuh dalam keterampilan mengelola waktu yaitu: 1) Memahami hal ihwal tentang waktu Alam semesta menyediakan waktu secara terus menerus dan abadi untuk manusia melakukan apa saja dan mencapai sesuatu keberhasilan selama hayatnya. Waktu bukanlah semacam barang persediaan yang akan habis kalau digunakan terus. Waktu tidak bisa ditabung atau disimpan untuk digunakan pada kesempatan lain. 2) Melatih kebiasaan memanfaatkan waktu sekarang juga Setiap ada waktu luang atau setiap ketika ada kesempatan, waktu hendaknya dimanfaatkan saat itu juga. Jika ada jam kosong hendaknya digunakan untuk menghafal bahan pelajaran di kelas atau membaca buku di perpustakaan
sampai waktu pelajaran
berikutnya. Janganlah waktu dibiarkan berlalu untuk mengobrol dengan teman-teman mengenai hal-hal yang tidak berguna. 3) Mengatur penggunaan waktu, ada beberapa pedoman sebagai berikut; a. Selidiki dan tentukanlah waktu yang tersedia untuk belajar setiap hari.
31
b. Merencanakan penggunaan waktu dengan jalan menetapkan macam-macam mata pelajaran yang harus dipelajari setiap hari. c. Menyelidiki bilamana dirinya dapat belajar dengan hasil yang baik. d. Mata pelajaran yang akan dipelajari diurutkan dari yang tersukar sampai yang termudah. e. Membiasakan diri untuk mulai mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran. 4) Melakukan pengelompokkan dan penjatahan waktu untuk belajar Suatu pengelompokkan dan penjatahan waktu yang sederhana dapat dilakukan berdasarkan waktu harian. Dari waktu 24 jam sehari yang dimiliki dapat ditentukan pengelompokkan dan penjatahan waktu rata-rata yang berikut: 8 jam: untuk tidur 3 jam: untuk pemeliharaan diri (makan, kebersihan, kesehatan) 2 jam: untuk keperluan pribadi dan urusan kemasyarakatan 11 jam: sebagai sisa (bagian pokok) untuk khusus belajar. (Syaiful Bahri Djamarah, 2008: 25) Menurut Nana Sayodih Sukmadinata (2003: 166) mengemukakan bahwa: Salah satu prinsip belajar adalah kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu. Kegiatan belajar tidak hanya berlangsung di sekolah dan di perpustakaan tetapi juga dirumah, dimasyarakat, bahkan dimana saja bisa terjadi perbuatan belajar. Belajar juga terjadi setiap waktu, tidak hanya berlangsung pada waktu jam-jam pelajaran.
32
Mengacu pada uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran adalah sebuah cara yang dilakukan oleh siswa dengan mengisi waktu luangnya untuk belajar mengulangi materi pelajaran yang sudah diterimanya baik dirumah maupun selama masih di sekolah sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya yang dapat di ukur dari beberapa indikator. Adapun indikator tersebut adalah mempunyai fasilitas dan perabot belajar, mengulangi bahan pelajaran, menghafal bahan pelajaran, membaca buku pelajaran, membuat ringkasan dan ikhtisar, mengerjakan tugas, membentuk kelompok belajar dan memanfaatkan perpustakaan.
C. Minat Belajar 1. Pengertian minat belajar Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena minat menjadi pendorong dalam melaksanakan aktivitas belajar. Minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang diingini tanpa ada paksaan dari siapapun yang akan diikuti rasa senang dan kepuasan hati. Makin besar minat belajar seseorang akan semakin besar tingkat perhatiannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu (1990: 583). Jadi, dapat dikatakan minat minat merupakan motif atau dorongan yang tertuju kepada sesuatu yang khusus.
33
Abdul Rahman Abror (1993: 113) mengemukakan tentang minat belajar terhadap bidang pelajaran adalah: Minat belajar siswa terhadap bidang pelajaran apapun tidak dapat dipisahkan dari bakat nyata yang ada dalam bidang tersebut. Kalau pelajaran itu dipelajari dan dikaji secara terus menerus, niscaya bisa menghasilan kecakapan yang lebih besar disertai dengan bertambahnya minat bukan hanya terhadap bidang itu sendiri juga bidang-bidang lain yang berhubungan. Minat adalah tindakan untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan karena adanya kesenangan. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Slameto (1992: 59) yang mengatakan “Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”. Lebih lanjut lagi dinyatakan minat selalu diikuti rasa dan kecenderungan lebih dari itu diperoleh kepuasan. Sejalan dengan pengertian minat tersebut Muhibin Syah (2003: 151) mendefinisikan “minat (interest) adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”. Banyak faktor internal yang mempengaruhi minat. Minat dapat timbul tergantung pada pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan yang semuanya tadi adalah faktor internal. Selain itu minat juga dipengaruhi lingkungan sosial budaya serta adanya partisipasi pengalaman, kebiasaan pada belajar atau bekerja dan lain-lain. Adanya minat biasanya diikuti dengan rasa senang dan selanjutnya akan timbul kepuasan. Minat dapat diekspresikan dalam suatu pernyataan dan aktivitas seperti yang telah dikemukakan oleh Slameto (2003: 180), bahwa:
34
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu. Apabila dikaitkan dengan mata pelajaran PKn maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar Pendidikan Kewarganegaraan adalah rasa suka, tertarik, dorongan untuk berprestasi, memperhatikan dan memberi tanggapan terhadap mata pelajaran PKn yang dipelajari siswa di sekolah. 2. Peranan minat belajar Minat mempunyai peranan yang cukup penting untuk kelancaran, suatu kegiatan atau atau aktivitas, sebab minat dapat menjadi dasar bagi tumbuhnya motivasi.
Mengenai pentingnya minat belajar terhadap
prestasi belajar, Oemar Hamalik (2003: 33) menyatakan “Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat.” Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar karena bila bahan pengajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Adapun minat di sini adalah minat belajar siswa dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Minat siswa untuk belajar dapat timbul karena adanya pengetahuan dan informasi mengenai arti penting pelajaran tersebut yang diikuti oleh perasaan senang sehingga timbul kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan.
35
Berdasarkan teori-teori di atas diketahui bahwa minat belajar tinggi akan meningkatkan prestasi belajar karena belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik dan memperoleh hasil yang baik pula daripada belajar tanpa adanya minat. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar Menurut Muhibin Syah (2004: 132), faktor yang mempengaruhi minat belajar dapat dibedakan menjadi 3 yakni: 1) Faktor internal (dari dalam diri siswa) Faktor ini dibagi menjadi 2 aspek, yaitu aspek fisiologis yang terdiri dari kondisi jasmani, dan aspek psikologis yang terdiri dari intelegensia, sikap, bakat dan motivasi. Faktor internal ini dipengaruhi oleh adanya sifat pembawaan yang merupakan keinginan dari dalam individu yang terdiri dari perasaan tertarik atau senang pada kegiatan, rasa perhatian, dan adanya aktivitas akibat dari rasa senang tersebut. 2) Fakor eksternal (dari luar diri siswa) Faktor ini dibagi menjadi 2 apek yakni aspek lingkungan sosial yang terdiri dari kelompok, teman dan masyarakat dan aspek non-sosial yang terdiri dari rumah, peralatan, dan alam sekitar. 3) Faktor pendekatan belajar Faktor ini merupakan jenis upaya siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk mempelajari materimateri pelajaran. Faktor ini disebut juga sebagai faktor
36
emosional siswa yang merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatiannya terhadap ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatiannya terhadap objek tertentu. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat dapat dilihat adanya indikator untuk mengukur minat siswa dalam belajar pendidikan kewarganegaraan yang antara lain berupa keinginan dan cita-cita, rasa senang dan ketertarikan, harapan keluarga dan lingkungan pergaulan. Objek dari minat dalam penelitian ini adalah belajar pendidikan kewarganegaraan yang akan diungkap datanya, untuk itu dapat dikatakan bahwa minat belajar pendidikan kewarganegaraan adalah kecenderungan siswa dalam belajar mata pelajaran PKn yang ditunjukkan dalam pernyataan dan perhatian yang besar dalam belajar mata pelajaran PKn.
D. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Melkiades Pero (2007) yang berjudul “ Hubungan Pemanfaatan Waktu Belajar di Luar Jam Pelajaran dan Lingkungan Fisik Belajar dengan Prestasi Belajar Geografi di SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak” bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan rendah antara pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran dengan prestasi belajar Geografi, dimana r hitung sebesar 0,198 dan r tabel dengan N = 78 pada taraf signifikasi 5% sebesar 0,151. Dalam penelitian tersebut sama-sama meneliti Pemanfaatan Waktu Belajar diluar Jam
37
Pelajaran sebagai variabel bebas, sedangkan perbedaanya terdapat pada variabel bebas lainnya yaitu minat belajar dan variabel terikatnya yaitu prestasi belajar PKn. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Rina Nestiana (2008) yang berjudul “ Hubungan antara Minat Belajar Siswa, Gaya Belajar Siswa, dan Persepsi Siswa terhadap Metode Mengajar Guru dengan Tingkat Prestasi Belajar Akuntansi Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Rangkasbitung Banten Tahun Ajaran 2007/2008 “ bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar Akuntansi, dimana r hitung sebesar 0,181 dan r tabel dengan N = 138 pada taraf signifikasi 5% sebesar 0,176. Dalam penelitian tersebut sama-sama meneliti minat belajar sebagai variabel bebas, sedangkan perbedaanya terdapat pada variabel bebas lainnya yaitu pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran dan variabel terikatnya yaitu prestasi belajar PKn.
E. Kerangka Berpikir 1. Hubungan Pemanfaatan Waktu Belajar diluar Jam Pelajaran dengan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Pengaturan waktu belajar mempunyai arti penting dalam belajar. Langkah-langkah untuk mengembangkan ketrampilan mengelola waktu adalah memahami seluk beluk waktu dan sifatnya, melatih pada diri sendiri suatu kebiasaan menggunakan waktu sekarang juga atau pada saat
38
ini sehingga dapat mengikis kecenderungan diri untuk menunda-nunda waktu, mengulur-ulur tempo, mencari-cari alasan hingga besok. Pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Karena siswa dapat mengelolanya dengan mengisi kegiatan mereka dengan hal-hal yang menunjang peningkatan prestasi belajar, seperti halnya ke perpustakaan, belajar kelompok, mengulang materi dirumah. Pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran dengan baik akan menambah pengetahuan para siswa sehingga pada akhirnya akan mendapat prestasi pelajaran PKn yang optimal. Semakin tinggi pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran yang berkaitan dengan pelajaran maka akan semakin tinggi prestasi belajar PKn yang akan dicapai oleh siswa, sebaliknya semakin rendah pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran maka semakin rendah prestasi belajar PKn yang dicapai oleh siswa. 2. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Pendidikan Kewarganegaraan. Minat merupakan ketertarikan atau perhatian seseorang terhadap objek yang sedang diamati dan diikuti dengan keinginan yang kuat untuk mengetahui lebih dalam lagi apa yang berkaitan dengan objek yang diamati tersebut. Objek yang diamati tersebut akan menghasilkan informasi yang dapat mempengaruhi pola pikir orang yang mengamati objek tersebut.
39
Minat belajar besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar siswa, yang dalam hal ini prestasi belajar PKn. Apabila bahan pelajaran yang tidak dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa atau diminati siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan baik karena tidak ada daya tarik baginya. Sebaliknya, bahan pelajaran yang diminati siswa akan lebih mudah dipahami dan disimpan dalam memori kognitif siswa, yang pada akhirnya akan dapat mendorong meningkatnya prestasi belajar PKn siswa. Dengan demikian terdapat hubungan positif antara minat belajar dengan prestasi belajar PKn. 3. Hubungan Minat Belajar Siswa dan Pemanfaatan Waktu Belajar diluar Jam Pelajaran bersama-sama dengan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pemanfaatan waktu belajar diluar pelajaran jika dikelola dengan baik untuk kegiatan yang berkaitan dengan pelajaran maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Minat belajar siswa dapat memberikan kemauan dan dorongan dari dalam diri siswa untuk belajar lebih giat dan berupaya memperdalam
materi
untuk
meningkatkan
prestasi
belajarnya.
Pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran oleh siswa serta didukung oleh minat belajar siswa yang dimiliki oleh siswa diharapkan dapat mempermudah kegiatan belajar siswa sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar PKn yang semakin baik. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa dapat memanfaatkan waktu belajar diluar jam pelajaran secara optimal dan mempunyai minat belajar tinggi, maka
40
diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar PKn. Sehingga semakin rendah pemanfaatan waktu belajar siswa diluar jam pelajaran dan minat belajar maka prestasi belajar PKn juga semakin rendah.
F. Hipotesis Penelitian Dalam Penelitian ini diajukan beberapa hipotesis yang didasarkan pada kajian pustaka dan kerangka berpikir, yaitu: 1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran dengan prestasi belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Playen. 2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Playen. 3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran dan minat belajar siswa secara bersama-sama dengan prestasi belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Playen.
41