BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Sistem
Secara umum dalam arti sempit, sistem dapat diartikan sebagai suatu susunan atau sebagai suatu cara. Suatu sistem melingkupi struktur dan proses, dimana struktur membicarakan elemen-elemen atau unsur yang membentuk sistem itu sendiri sedangkan proses membicarakan cara kerja/prosedur dari setiap elemen secara berurutan, teratur, dan sistematis. Suatu sistem dirancang dan diterapkan untuk melakukan aktivitas yang sifatnya berulang. Sistem terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai hubungan yang erat satu sama yang lainnya dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Hall (2009: 6) sistem adalah sekelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama. Baridwan (2009: 3) menyatakan bahwa sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005: 1).
Setiap organisasi, baik yang berskala kecil maupun besar memiliki sistem yang berbeda terletak pada proses maupun struktur sistem itu sendiri dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendekatan sistem. Organisasi sangat bergantung pada sistem informasi agar selalu dapat kompetitif. Produktivitas sebagai alat untuk menjaga daya saing, dapat ditingkatkan dengan bantuan informasi, sehingga perusahaan yang aliran informasinya tidak jalan akan menjadi terganggu aktivitasnya. 2.1.2 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sajady et al. (2008) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi sangat penting untuk mengelola organisasi dan menerapkan sistem pengendalian internal. Menurut Jogiyanto (2000:47) sistem informasi akuntansi adalah sistem akuntansi dalam bentuk formal, yang mempunyai karakteristik dan elemenelemen yang telah diuraikan di atas. Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan dan sumber-sumber, seperti orang dan peralatan yang dirancang untuk mentransformasi data keuangan menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan. Bodnar dan Hopwood (2004) mendefinisikan SIA sebagai kumpulan dari sumber daya yang akan mentransformasikan data-data keuangan yang diolah secara manual maupun dengan bantuan komputer yang berguna bagi pengambilan keputusan. Krismiadji (2002) mendefinisi Sistem Informasi Akuntansi merupakan sistem informasi formal yang meliputi tujuan (kegunaan), tahap, pengguna, dan sumber
daya. Sistem ini dapat meluas keseluruh kegiatan perusahaan dan menyediakan informasi bagi semua pemakai. Hall (2009:10) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi non keuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan. Sistem informasi akuntansi terdiri dari tiga subsistem yakni: 1) Sistem
pemrosesan
transaksi
(transaction
processing
system)
yang
mendukung operasi bisnis harian melalui berbagai dokumen serta pesan untuk para pengguna di seluruh perusahaan. 2) Sistem buku besar/pelaporan keuangan (general ledger/finacial reporting system) yang menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak, serta berbagai hal lainnya yang diisyaratkan oleh hukum. 3) Sistem
pelaporan manajemen (management
reporting
system)
yang
menyediakan pihak manajemen internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan,
seperti
anggaran,
laporan
kinerja,
serta
laporan
pertanggungjawaban. Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem infomasi akuntansi adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengolah data yang masih berupa formulir, catatan dan dokumen menjadi suatu informasi keuangan yang
dapat digunakan oleh pihak internal maupun pihak eksternal untuk mengambil keputusan. 2.1.3 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi yang baik diharapkan dalam pelaksanaannya mampu menghasilkan informasi-informasi yang berkualitas dan bermanfaat bagi pengguna informasi baik internal maupun eksternal yang nantinya digunakan dalam mengambil keputusan. Sistem informasi yang baik dirancang untuk dapat menghasikan informasi yang tepat waktu, relevan dan dipercaya. Fungsi sistem informasi akuntansi menurut Romney dan Steinbart (2009:29) adalah: 1) Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivias-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitaaktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut. 2) Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan , pengawasan, dan evaluasi. 3) Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga asset-aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan andal.
2.1.4 Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer
Sistem informasi berbasis komputer adalah sistem informasi yang menggunakan teknologi komputer dalam mengelola data atau transaksi perusahaan menjadi informasi akuntansi yang tepat, akurat, dan relevan dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi memungkinkan pemakai laporan keuangan dapat melihat laporan keuangan setiap saat dengan lebih cepat dan akurat (Istianingsih dan Utami, 2009). Bodnar dan Hopwood (2006:6) berpendapat bahwa sistem informasi berbasis komputer merupakan satu rangkaian perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk menstransformasi data menjadi informasi yang berguna. Sutabri (2004:20) menyatakan bahwa proses pengolahan data akuntansi akan dapat dilakukan dengan lebih cepat bila digunakan komputer. Hal ini dapat terjadi karena kemampuan untuk mengolah data yang jauh melebihi kecepatan manusia. 2.1.5 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Wibowo (2007:67) mendefinisikan kinerja sebagai Proses maupun hasil pekerjaan. Kinerja merupakan suatu proses tentang bagaimana pekerjaan berlangsung untuk mencapai hasil kerja. Namun hasil pekerjaan itu juga merupakan kinerja. Bastian (2009:329) menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijaksanaan untuk mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang pada perumusan
skema strategis (strategic planning) suatu organisasi. Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu. Kinerja merupakan gambaran tingakat pencapaian pelaksanaan dalam suatu kegiatan dalam periode tertentu. Keberhasilan suatu sistem informasi akuntansi dilihat dari kinerja tersebut. Semakin baik kinerja sistem tersebut maka semakin baik pula kinerja yang dihasilkan oleh perusahaan. Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem sangatlah penting, karena informasi merupakan output dari perusahaan yang digunakan oleh berbagai pihak untuk pengambilan keputusan. Tujuan kinerja sistem informasi akuntansi adalah untuk memberikan gambaran apakah suatu sistem telah memberikan hasil yang sesuai dengan yang dibutuhkan serta sesuai dengan tujuan. Selain itu kinerja bertujuan untuk evaluasi pengembangan yang menekankan perubahan-perubahan pada periode tertentu, pemeliharaan sistem, serta untuk dokumentasi keputusan-keputusan bila terjadi peningkatan. 2.1.6 Partisipasi Pemakai
Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional, dimana adanya keterlibatan individu yang memberi pengaruh dalam pengambilan keputusan yang berdampak langsung terhadap individu tersebut. Konteks yang lebih spesifik, partisipasi merupakan proses dievaluasinya kinerja individu dan suatu proses kerjasama
melalui dua atau lebih partisipan dalam pembuatan keputusan yang
memberikan pengaruh dimasa yang akan datang terhadap apa yang telah diputuskan. Partisipasi melibatkan interaksi yang saling berhadapan antara individu-individu, atasan, dan bawahan. Partisipasi akan mendorong pencapaian efektifitas individu, selanjutnya akan mendorong efektifitas kelompoknya dan pada gilirannya akan menyebabkan efektifitas organisasi (Gibson et al., 2003). Partisipasi yang dilakukan oleh pemakai berupa aktivitas pemakai dalam pengembangan sistem. Pemakai sistem informasi adalah siapa saja yang membutuhkan informasi untuk pengambilan keputusan (Wildows, 2014). Sistem informasi yang canggih tidak dapat berjalan dengan baik apabila penggunanya merasa tidak nyaman menggoperasikan dan kemudian menolaknya (Kustono,2009). Sistem dianggap berhasil apabila pemakai merasa puas selama menggunakan sistem tersebut dalam pekerjaannya. Kepuasan pemakai didefinisikan sebagai pengungkapan perasaan senang atau tidak yang timbul dari diri pemakai sehubungan dengan partisipasi yang diberikannya selama pemakaian sistem. Adanya partisipasi pemakai sistem informasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas sistem informasi, karena suatu sistem infomasi tidak akan efektif dalam membantu pekerjaan apabila tidak melibatkan pemakai sistem informasi akuntansi. 2.1.7 Ukuran Organisasi
Cudanov et al. (2010) menyatakan bahwa ukuran organisasi dapat mempengaruhi implementasi informasi dan teknologi komunikasi. Choe (1996) menemukan bahwa ukuran organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi baik dari kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi maupun pemakaian sistem informasi akuntansi. Menurut Jogiyanto (2007:205) ukuran organisasi merupakan faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi, semakin besar organisasi, semakin banyak informasi yang dibutuhkan. Menurut Pratiwi (2010) ukuran perusahaan atau skala perusahaan pada dasarnya adalah mengelompokan perusahaan ke dalam beberapa kelompok, diantaranya adalah perusahaan besar, sedang dan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan yang biasa dipakai untuk menentukan tingkatan perusahaan adalah: 1) Tenaga kerja merupakan jumlah pegawai tetap dan kontraktor yang terdaftar atau bekerja di perusahaan pada saat tertentu. 2) Tingkat penjualan merupakan volume penjualan suatu perusahaan pada periode tertentu misalnya satu tahun. Dalam perencanaan sistem perlu diperhatikan sistem infomasi yang dipakai, harus sesuai dengan ukuran perusahaan. Untuk perusahaan yang skala operasinya kecil cukup dengan menggunakan sistem informasi yang sederhana sudah dapat memenuhi kebutuhannya sistem informasinya, sedangkan perusahaan yang skala operasinya besar dan luas harus menggunakan sistem informasi yang lebih besar dan teknologi yang canggih. Pada prinsipnya suatu teknologi informasi yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan organisasi agar sistem informasi akuntansi dapat memberikan efektivitas dan efisiensi dari perusahaan.
2.1.8 Kompleksitas Tugas
Menurut Engko dan Gudono (2007) Seseorang dituntut untuk tetap konsisten dalam menyelesaikan tugasnya. Sebuah tugas dibebankan oleh orang yang berkompeten dibidangnya, karena akan terdapat perbedaan persepsi dalam mendefinisikan tugas-tugas yang kompleks. Menurut Lau (2003) mendefinisikan kompleksitas tugas sebagai persepsi individu mengenai tingkat kesulitan suatu tugas dalam pengembangan sistem informasi. Seorang yang dihadapkan pada kompleksitas tugas yang rendah akan mengerahkan usaha yang lebih besar untuk menyelesaikan tugas tersebut, dimana usaha tersebut akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja yang dihasilkan. Sebaliknya kompleksitas tugas yang tinggi, akan menurunkan usaha seseorang dalam menyelesaikan tugas dimana hal ini berpengaruh terhadap penurunan kinerja yang dihasilkan. Menurut Sanusi et al. (2007) terdapat 2 faktor dari kompleksitas tugas, yaitu: 1) Tugas yang sulit dan membingungkan Tugas
yang
banyak
dan
berbeda-beda
menjadikan
orang
yang
mengerjakannya semakin bingung, sehingga tugas tersebut kesulitan untuk dikerjakan dengan benar. Kemampuan satu orang dengan orang yang lain berbeda-beda tergantung minat dalam dirinya, sebagian orang mungkin menganggap tugas dengan kompleksitas tugas yang tinggi adalah sesuatu yang sulit untuk dikerjakan misalnya tidak adanya penjelasan maksud dari
tugas tersebut, dan tidak adanya instruksi yang dijelaskan dari yang memberikan tugas, akan tetapi untuk orang yang berkompetensi, tugas tersebut merupakan suatu kewajaran dan biasa mereka kerjakan. 2) Tugas yang tidak terstruktur Salah satu faktor kompleksitas tugas yaitu tugas yang tidak terstruktur. Menurut Restunigdiah dan Indriantoro (2000) menyatakan bahwa struktur adalah terkait dengan kejelasan informasi (information clarity). Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa kejelasan informasi ini berasal dari wewenang dan tanggung jawab dari atasan. Informasi yang tidak relevan atau tidak terstruktur, tidak hanya membuat pengguna merasa kesulitan dalam menyimpulkan sesuatu, karena informasi yang dia dapat tidak sesuai harapan, hal ini menimbulkan tugas tersebut kompleks karena pengguna harus mendapatkan lagi informasi yang relevan dan menghubungkannya dengan tugas yang sedang dia kerjakan.
2.1.9 Kemampuan Pemakai Sistem Informasi
Apabila dilihat dari kata dasar kemampuan, Robbins (2005:45) menyatakan kemampuan adalah kapasitas seorang individu dalam melakukan berbagai tugas dalam sebuah pekerjaan. Choe (1996) juga menambahkan bahwa kemampuan teknik personal sistem informasi merupakan pengaruh utama dari perekrutan karyawan dan perancangan sistem informasi akuntansi. User yang mahir dan memahami sistem akan berpengaruh pada kinerja yang dihasilkan dari sistem tersebut.
Pemakai sistem informasi akuntansi yang memiliki kemampuan dimana kemampuan tersebut didapatkan dari suatu program pelatihan atau pendidikan dan pengalamannya dapat meningkatkan kepuasannya untuk menggunakan sistem informasi akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan. Kemampuan teknik akan membantu pemakai sistem informasi akuntansi mengoperasikan sistem tersebut untuk menyelesaikan pekerjaannya. Menurut Robbins (2005:45) kemampuan pemakai sistem informasi dapat dilihat dari: 1) Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan sebagai pemakai sistem informasi dapat dilihat dari: -
Memiliki pengetahuan mengenai sistem informasi akuntansi
-
Memahami pengetahuan tugas dari pekerjaannya sebagai pemakai sistem informasi
2) Kemampuan (abilities) Kemampuan sebagai pemakai sistem informasi dapat dilihat dari: -
Kemampuan menjalankan sistem informasi akuntansi yang ada
-
Kemampuan untuk mengekspresikan kebutuhan informasi
-
Kemampuan untuk mengekspresikan bagaimana sistem seharusnya
-
Kemampuan mengerjakan tugas dari pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
-
Kemampuan menyelaraskan pekerjaan dengan tugas
3) Keahlian (skills) Keahlian sebagai pemakai sistem informasi dapat dilihat dari: -
Keahlian dalam pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
-
Keahlian dalam mengekspresikan kebutuhan-kebutuhannya dalam pekerjaan
2.2
Pembahasan Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 menyajikan ringkasan penelitian terdahulu yang dapat dijadikan referensi dan berhubungan dengan penelitian ini. Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No.
1.
Judul Penelitian
Peneliti dan Tahun Penelitian
Analisis Acep Faktor-Faktor Komara Yang (2005) Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
2.
Analisis
Perbarini
Alat Analisis dan Variabel
Variabel Independen: -
Keterlibatan pengguna Kapabilitas personil Ukuran organisasi Dukungan top manajer Formalisasi pengembang - Pelatihan dan Pendidikan Pengguna dan Kinerja SIA Variabel Dependen: - Kinerja sistem informasi akuntansi Variabel Independen:
Hasil Penelitian
- keterlibatan, ukuran organisasi, dukungan top manajemen, dan formalisasi, memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna
- Keterlibatan Pemakai, Dukungan Manajemen
Faktor-Faktor dan Yang Juliarsa Mempengaruhi (2014) Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Lpd Di Kecamatan Denpasar Utara
3.
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Lembaga Perkreditan Desa
I Dewa Gede Buda Utama dan I Made Sadha Suardikha (2014)
- Pemakai SIA - Kemampuan teknik personal - Formalisasi pengembang SIA - Program pelatihan dan pendidikan pemakai Dependen: Kinerja SIA yang diproksikan pada kepuasan pemakai SIA dan Pemakaian SIA Variabel Independen: - Keterlibatan pemakai - Kemampuan teknik personal - Ukuran organisasi - Dukungan manajemen puncak - Keberadaan dewan pengarah
-
-
-
-
Variabel Dependen: - Kepuasan pemakai - Pemakai sistem
-
Puncak, Program Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA. Kemampuan Teknik Personal memiliki pengaruh positif terhadap kinerja SIA. Formalisasi Pengembangan Sistem berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA, dan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja SIA. keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, keberadaan dewan pengarah tidak berpengaruh terhadap kepuasan pemakai. Formalisasi pengembangan sistem serta program pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap kepuasan pemakai. Keterlibatan pemakai dan formalisasi pengembangan sistem berpengaruh terhadap pemakaian sistem. Kemampuan teknik personal, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, keberadaan dewan pengarah serta program pendidikan dan pelatihan tidak berpengaruh terhadap pemakaian sistem.
4.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Kasus Pada Lingkungan Pemerintah Kabupaten Temanggung)
Galang Variabel Independen: Rahadian, Prabowo - Keterlibatan pemakai Amir dalam pengembangan Mahmud SIA dan Henny - Kemampuan teknik Murtini personal (2014) - Dukungan pimpinan bagian - Program pelatihan dan pendidikan pemakai
Variabel Dependen: - Kinerja sistem informasi akuntansi
5.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum Pemerintah Di Wilayah Surabaya Dan Sidoarjo
Luciana Spica Almilia dan Irmaya Briliantien (2007)
Variabel Independen:
- faktor keterlibatan pemakai tidak berpengaruh positif terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi. - faktor kemampuan teknik personal menunjukkan tidak berpengaruh positif terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi. - faktor dukungan pimpinan bagian menunjukkan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi. - program pendidikan dan pelatihan menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi. -
Keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA, Kemampuan teknik personal, Ukuran organisasi, formalisasi pengembangan SI, Lokasi Departemen SI tidak berpengaruh terhadap Kepuasan Pemakai
-
Dukungan Manajemen Puncak berpengaruh terhadap kepuasan pemakai
- Keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA -
Kemampuan teknik personal Ukuran organisasi Dukungan manajemen puncak
- Formalisasi pengembangan SI - program pelatihan
dan pendidikan - Keberadaan dewan Pengarah - Lokasi departemen - SI Variabel Dependen: - Kepuasan Pemakai 2.3
Rumusan Hipotesis Penelitian
2.3.1 Pengaruh Partisipasi Pemakai pada Kinerja SIA
Adanya partisipasi dari pemakai sistem informasi akuntansi bertujuan untuk menunjukan intervensi personal yang nyata dari pemakaian dalam suatu organiasasi yang dimulai dari tahap perencanaan, pengembangan, sampai pada tahap implementasi sistem informasi akuntansi. Menurut Ginzberg (1981) dengan adanya partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akan memberikan dampak positif terhadap organisasi dan memberikan keuntungan ekonomis. Partisipasi pemakai diharapkan dapat mengembangkan harapan yang realistis terhadap kemampuan sistem, sehingga pemakai merasa puas selama menggunakan
sistem
tersebut
dalam
pekerjaannya.
Kepuasan
pemakai
mengungkapkan keselarasan antara harapan pemakai dan hasil yang diperoleh dari sistem berkenaan dengan partisipasinya yang diberikannya selama pengembangan sistem (Baroudi et al, 1983). Penelitian yang dilakukan Sahusilawane (2014), Komara (2005), dan Pratiwi (2010) menemukan bahwa keterlibatan pemakai dalam
pengembangan sistem informasi akuntansi berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Ives dan Olson (1984), Bruwer (1984) dan Hirschheim (1985) juga menemukan bahwa partisipasi pemakai mempengaruhi kepuasan pengguna yang akan berdampak pada kinerja SIA. Namun, penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Utama dan Suardikha (2014), Rahardian dkk. (2014), Almilia dan Briliantien (2007) menghasilkan bahwa keterlibatan pemakai tidak berpengaruh terhadap kinerja SIA. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah: H1: partisipasi pemakai mempengaruhi kinerja SIA 2.3.2 Pengaruh Ukuran Organiasi pada Kinerja SIA
Cudanov et al. (2010) menyatakan bahwa implementasi informasi dan teknologi komunikasi dipengaruhi oleh ukuran organisasi. Besar kecilnya organisasi dilihat dari jumlah karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut. Semakin banyak jumlah karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut maka semakain besar ukuran perusahaan tersebut. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula ketersediaan sumber dana pada perusahaan. Adanya sumber dana yang besar memudahkan perusahaan untuk mengembangkan sistem informasi akuntansi pada perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan kinerja dari sistem informasi akuntansi pada perusahaan tersebut. Ein-Dor dan Segev (1978), Raymond (1990), Tjhai (2002), Komara (2005) dan Perdana (2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa ukuran organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi. Namun, penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Utama dan Suardikha (2014), Rahardian dkk. (2014), Almilia dan Briliantien (2007) menghasilkan bahwa ukuran organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja SIA. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah: H2: ukuran organisasi mempengaruhi kinerja SIA
2.3.3 Pengaruh Kompleksitas Tugas pada Kinerja SIA
Kompleksitas
tugas
merupakan
tugas
yang
tidak
berstruktur,
membingungkan dan sulit (Sanusi dan Iskandar, 2007). Menurut Daft et al. (1987), derajat ketidakpastian tugas muncul dari ambiguitas dan struktur yang lemah, baik dalam tugas-tugas utama maupun tugas-tugas yang lain yang berkait. Adanya tugastugas yang membingungkan dan tidak terstruktur menyebabkan karyawan tidak dapat bekerja dengan maksimal sehingga berdampak pada kinerja sistem informasi pada perusahaan tersebut. Restuningdiah dan Indrianto (2000) menyatakan bahwa peningkatan kompleksitas dalam suatu tugas atau sistem, akan menurunkan tingkat keberhasilan tugas itu. Semakin tinggi derajat kepastian tugas, seseorang akan sulit berkerja dengan baik. Sebaliknya, semakin rendah derajat ketidakpastian tugas seseorang maka akan semakin mudah dalam melaksanakan aktivitas dan semakin mudah meningkatkan kinerja mereka. DeBrabander et al. (1972), Edstrom (1977) dan Ginzberg (1979), McKeen et al. (1994) menemukan bahwa kompleksitas tugas memiliki peranan yang signifikan dalam kepuasan pemakai sistem yang berdampak pada kinerja SIA. Tjahjono dan Stevany (2010) dalam penelitiannya menemukan
bahwa kompleksitas tugas berpengaruh positif pada kinerja SIA. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah : H3: kompleksitas tugas mempengaruhi kinerja SIA 2.3.4 Pengaruh Partisipasi Pemakai pada Kinerja SIA yang Diperkuat oleh Kemampuan Pemakai Sistem Informasi Partisipasi pemakai menurut Barki dan Hartwick (1994) sebagai perilaku penugasan dan aktivitas yang dilakukan atau yang mewakilinya selama proses pengembangan sistem informasi. Partisipasi yang dilakukan oleh pemakai berupa intervensi personal yang nyata atau aktivitas pemakai dalam pengembangan sistem. Tidak semua partisipasi pemakai membawa keberhasilan dalam pengembangan sistem informasi, ada beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya kegagalan, salah satunya adalah tidak tepatnya pengetahuan yang dimiliki pemakai, sehingga tidak bersedia membuat keputusan atau memberikan pandangannya, karena pemakai kurang memahami dampak dari keputusan yang diambilnya. Sulastrini dkk. (2014) menemukan bahwa kemampuan pemakai sistem informasi memiliki hubungan yang positif terhadap kinerja SIA, semakin baik kemampuan pemakai sistem informasi maka akan meningkatkan partisipasi mereka menggunakan sistem informasi akutansi, hal tersebut dikarenakan para pemakai sistem yang memiliki kemampuan dapat memaksimalkan pemakaian SIA dalam pekerjaan mereka, sehingga pemakai merasa puas terhadap kinerja SIA yang digunakan. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah:
H4: kemampuan pemakai sistem informasi memperkuat pengaruh partisipasi pemakai terhadap kinerja SIA 2.3.5 Pengaruh Ukuran Organiasi pada Kinerja SIA yang Diperkuat oleh Kemampuan Pemakai Sistem Informasi Ukuran
organisasi
atau
skala
perusahaan
pada
dasarnya
adalah
mengelompokan perusahaan ke dalam beberapa kelompok diantarnya adalah perusahaan besar, sedang dan perusahaan kecil. Menurut DeLone (1988), Jumlah karyawan adalah kriteria ukuran organisasi yang paling umum digunakan oleh peneliti.
Perusahaan
yang
menerapkan
sistem
informasi
akuntansi
harus
menyesuaikan dengan ukuran perusahaan tersebut yang dilihat dari jumlah karyawan ataupun banyaknya transaksi, semakin besar perusahaan maka semakin canggih sistem informasi akuntansi yang diperlukan, begitupun sebaliknya. Robbins (2005:45) berpendapat kemampuan pemakai dapat dilihat dari bagaimana pemakai sistem menjalankan sistem informasi akuntansi yang ada. Perusahaan besar dengan sistem yang canggih harus didukung oleh kemampuan pemakai sistem yang baik agar kinerja sistem informasi akuntansi yang digunakan bisa optimal. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah: H5: kemampuan pemakai sistem informasi memperkuat pengaruh ukuran organisasi terhadap kinerja SIA 2.3.6 Pengaruh kompleksitas Tugas pada Kinerja SIA yang Diperkuat oleh Kemampuan Pemakai Sistem Informasi Karyawan selalu dihadapkan dengan tugas-tugas yang kompleks, banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu dengan lainnya. Kompleksitas tugas dapat
didefinisikan sebagai fungsi dari tugas itu sendiri (Wood, 1986). Menurut Prasojo (2011) dalam menentukan tugas yang diberikan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas tersebut ditentukan berdasarkan persepsi atasan terhadap tingkat kompleksitas tugas dan pengalaman bawahan. Atasan akan memberikan tugas yang kompleksitasnya tinggi terhadap bawahannya yang sudah berpengalaman, begitu pula sebaliknya. Prajanti dkk. (2014) dalam penelitiannya menemukan bahwa kompleksitas tugas berpengeruh signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini menunjukan bahwa kompleksitas tugas yang tinggi dapat menurunkan kinerja karyawan yang akan berdampak pada menurunnya kinerja sistem informasi yang digunakan dalam perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah: H6: kemampuan pemakai sistem informasi memperkuat pengaruh kompleksitas tugas terhadap kinerja SIA