BAB II PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan 1. Berdirinya PT. Bank Muamalat, Tbk PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim seIndonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar. Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Pada
akhir
tahun
90an,
Indonesia
dilanda
krisis
moneter
yang
memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai
lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal. Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni. Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada (i) tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham, (ii) tidak melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak Kru Muamalat sedikitpun, (iii) pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru, (iv) peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua, dan (v) pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan
menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa Bank kita, dengan rahmat Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya. Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta nasabah melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur), sebagai Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance (New York) serta sebagai The Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia (Hong Kong).
2. Visi dan Misi PT. Bank Muamalat Indonesia VISI Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional. MISI “Menjadi ROLE MODEL lembaga keuangan syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen, dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai bagi stakeholder”.
B. Struktur Organisasi Perusahaan Dalam menciptakan suasana kerja yang terorganisir secara sistematis dan terpadu, perlu adanya rencana kerja yang terarah serta pelaksanaan rencana kerja yang benarbenar membidangi kerja. Untuk itu perlu adanya struktur organisasi karena dengan adanya struktur organisasi yang jelas dan nyata akan menciptakan suatu ketegasan dan pembatasan tanggung jawab bagi masing-masing bagian mulai dari pimpinan sampai dengan bawahannya. Sehingga dengan adanya pembatasan tersebut para pelaksana kewajiban akan dapat melaksanakan tugas yang diembannya dengan baik. Struktur organisasi pada PT. Bank Muamalat Inodnesia,Tbk dapat dilihat pada lampiran. Uraian Tugas 1. Manajer bisnis
Cabang Medan
Sebagai manajer bisnis memiliki tugas membawahi seluruh bagian yang ada dan bertanggung jawab atas segala kegiatan yang menyangkut perkembangan dan kelangsungan hidup banknya serta yang terpenting adalah menetapkan berbagai kebijakan-kebijakan dan pengambilan keputusan-keputusan demi kemajuan Bank Muamalat Indonesia Cabang Medan.
2. Manajer Operasional Tugas : a. Mengkoordinasikan pekerjaan dan staff di area customer service, kas dan penata jasa agar menciptakan hasil yang optimal. b. Menekan tingkat kesalahan pada titik nol, melalui review, pengarahan dan pemberian training dengan mengacu pada prosedur. c. Menciptakan suasana kerja yang harmonis dengan sesama karyawan, atasan dan bagian lainnya. d. Menciptakan sistem pendukung operasional yang tangguh sehingga mampu memberikan pelayanan yang cepat, aman dan memuaskan bagi nasabah. e. Mengatasi permasalahan yang terjadi di area operasional dengan mengacu pada prosedur. f. Bertanggungjawab
terhadap
seluruh
kegiatan
operasional
cabang.
Bertanggungjawab terhadap berbagai bentuk laporan, seperti transaksi harian, rekening nasabah dan neraca. 3. Residence auditor
Tugas : a. Melakukan pengecekan atas kebenaran dan kelengkapan b. Bertanggungjawab melaporkan hasil temuan zero defect ke kantor pusat sebulan sekali. c. Melakukan cash count di teller dan ruang main vault sebulan sekali. d. Melakukan stock opname terhadap barang-barang persediaan sebulan sekali. e. Memastikan pelaksanaan tugas-tugas di bagian operasi sesuai prosedur yang berlaku. f. Bertanggungjawab melakukan pemeriksaan ulang secara random terhadap data pada statement rekening Koran sebelum dikirim dan dibuat laporan berita acara pemeriksaannya. g. Memeriksa dan mem-filing proof sheet si seluruh bagian.
4. Umum dan Personalia Tugas : a. Tugas umumnya adalah melaksanakan aktivitas pemasaran pada umumnya sesuai dengan kebutuhan calon nasabah dalam memasarkan produk dan jasa non bank berikut pengawan dan pelayanan nasabah. b. Tugas hariannya adalah melayani segala pembelian kebutuhan dan keperluan kantor serta pencatatan transaksi yang dilakukan dengan bagian yang terkait, melakukan penginputan dan pembebanan biaya yang terjadi dalam aktivitas sehari-hari dan biaya-biaya transaksi yang terkait dengan Rekening Antar Bagian
Umum, melakukan pemeriksaan terhadap laporan security setiap awal hari kerja, memeriksa kesiapan dan keberadaan kendaran kantor setiap hari kerja, melakukan pengkoordinasian terhadap penggunaan kendaran kantor dalam kegiatan operasi perusahaan sehari-hari, melakukan koordinasi dengan jajaran non banking bila dianggap perlu, melakukan pengawasn terhadap kondisi kebersihan kantor, memback up semua bagian dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, mengontrol penggunaan fasilitas kantor yang ada dengan pihak-pihak yang terkait dan upaya efisiensinya, bertanggungjawab untuk menyimpan dan mengadministrasikan catatan persediaan kartu ATM dan melakukan tugas yang diinstruksikan langsung Manajer Operasional dalam kaitannya dengan sarana logistik. c. Tugas mingguannya adalah melakukan pengecekan terhadap kondisi gedung kantor baik gedung kantor cabang dan kantor kas, melakukan pengecekan terhadap security pada pelaksanaan tugas malam hari, memastikan bahwa alarm kantor berfungsi dengan baik, memastikan sistem CCTV berfungsi dengan baik, melakukan pengecekan terhadap seluruh jaringan komputer dan komunikasi dalam keadaan baik dan aman, melakukan perawatan terhadap peralatan kantor yang tiba masa perawatannya, melakukan kontrol dan perawatan terhadap kantor secara mendetail, melakukan pembebanan ATK dan barang cetakan yang telah dipakai, melakukan pembebanan pengadaan persediaan barang dan ATK yang stoknya telah menipis dan melakukan administrasi stok materai ke Kantor Pos dalam hal persediaan materai tempel menipis.
d. Tugas bulanannya adalah melakukan respon atas RAK, baik dari pusat maupun kantor cabang lainnya, melakukan pembayaran listrik, telepon dan air untuk kantor cabang, kantor cabang, kantor kas dan rumah dinas, melakukan pembebanan dalam biaya-biaya rutin dalam operasional perusahaan, melakukan maintenance/arsip uang muka biaya, melakukan pembebanan ATK dan barang cetakan sekaligus melakukan penghitungan secara menyeluruh dan pencatatan barang yang kurang, meminta penyelesaian uang muka kepada seluruh bagian yang terkait, membuat laporan proofsheet untuk beberapa sub-sub ledger tertentu yang telah direkomendasikan oleh Manajer Operasional dan penanggungjawab ATM.
5. Support Pembiayaan Tugas : a. Tugas hariannya adalah proses droping seluruh segmentasi, menerima, menyimpan, mengeluarkan file pembiayaan dan dokumentasi dari loan document dan safe keeping, memperbaharui file pembiayaan dari loan document dan safe recorder, penanggungjawab dokumen pembiayaan cabang, pembantu tugas harian Saksi Legal dan sebagai sekretaris.
b. Tugas bulanannya adalah membuat laporan Realisasi Droping, membuat laporan Loan Document dan Safe Keeping, membuat laporan Reminder Sertifikat Jatuh
Tempo, membuat laporan Nominatif Pembiayaan, membuat dan mengirim LPBU (SIK) ke Bank Indonesia.
6. Sekretaris Tugas : a. Tugas pokoknya adalah membantu keperluan administrasi Business Manager, mempersiapkan surat-menyurat intern dan ekstern kantor cabang, menerima dan filing surat-surat dari pihak ekstern, mengatur jadwal kegiatan Business Manager. Memonitor surat/memo masuk yang belum di follow up. b. Tugas mingguannya adalah mencatt hasil agenda rapat cabang atau atas permintaan Business Manager. c. Tugas bulanannya adalah me-review surat-surat intern maupun ekstern.
7. Customer Service Tugas : a. Melayani nasabah dalam aplikasi pembukaan dan pnutupan (tabungan, giro, deposito) b.
Melayani dan menyelesaikan keluhan nasabah dengan segera dan benar.
8. Teller Tugas : a. Melayani penyetoran dan pembayaran tunai sehubungan transaksi. b. Melakukan pembayaran dan penerimaan yang berhubungan dengan pembayaran biaya bank, biaya personalia dan umum melalui counter bank. c. Menyusun daftar penerimaan dan pengeluaran uang tunai dan melakukan pencocokan saldo dengan fisik uang dan saldo pada neraca harian.
9.
Personalia Back Office Tugas :
a.
Checker seluruh transaski dan otorisasi transaksi harian back office/devisa dengan limit maksimum sebesar Rp. 150.000.000.
b. Memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh nasabah c. Bertnggungjawab dan memonitor aktivitas back office agar berjalan dengan baik
C. Pengertian dan Jenis-jenis Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan Pada dasarnya tata cara pembiayaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah untuk hal-hal yang bersifat konsumtif sangat jauh berbeda secara prinsipil, meskipun secara matematis, ada kemiripan di antara keduanya. Pada bank konvensional, kredit yang digunakan adalah berdasarkan akad pinjaman, dimana nasabah memiliki
kewajiban untuk mengembalikan dana pinjaman tersebut beserta bunganya di masa yang akan datang. Secara syariah, kelebihan atas pinjaman ini termasuk ke dalam kategori riba, dimana Allah SWT secara tegas telah mengharamkannya (QS 2 : 275-281). Menurut Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998 Tentang Pokok-pokok Perbankan : “ Kredit adalah penyedia uang/tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan.” ( Kasmir, 2008 : 102 ) Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 , penyediaan dana untuk nasabahnya tidak hanya dalam bentuk kredit, tetapi dapat juga berupa penyediaan berdasarkan prinsip Syariah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Bank Indonesia : “ Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyedian uang/ tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembambalikan uang/tagihan tersebut, setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan/bagi hasil.”( Kasmir, 2008 : 102) Pada kesimpulannya yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh Bank Konvensional dengan pembiayaan yang diberikan Oleh Bank Syariah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan. Bagi prinsip Bank Konvensional keuntungan yang diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi prinsip Bank Syariah berdasarkan prinsip bagi hasil.
2. Jenis-jenis Pembiayaan yang Disalurkan
Dengan pertimbangan sangat banyaknya jenis-jenis pembiayan yang tidak mungkin dijabarkan satu-persatu, maka Adapun pembiayan yang disalurkan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan adalah : 1. Pembiayaan Konsumtif 1) Pembiayaan Hunian Syariah Pembiayaan Hunian Syariah adalah produk pembiayaan yang akan membantu Anda untuk memiliki rumah (ready stock/bekas), apartemen, ruko, rukan, kios maupun pengalihan take-over KPR dari bank lain.
Peruntukkan :
Perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55 tahun untuk karyawan dan 60 tahun untuk wiraswasta atau profesional pada saat jatuh tempo pembiayaan.
Persyaratan Calon Nasabah :
Perorangan (WNI) dengan semua jenis pekerjaan : karyawan tetap, karyawan kontrak, wiraswasta, guru, dokter dan profesional lainnya
Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :
1. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu 2. Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga 3. Fotocopy NPWP untuk plafond pembiayaan di atas Rp 100 juta
4. Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah) 5. Asli slip gaji & surat keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan) 6. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 3 bulan terakhir 7. Fotocopy rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir 8. Laporan keuangan atau laporan usaha (untuk wiraswasta dan profesional) 9. Fotocopy dokumen bangunan yang akan dibeli: SHM/SHGB, IMB dan denah bangunan.
2) Automuamalat Automuamalat adalah produk pembiayaan yang akan membantu Anda untuk memiliki kendaraan bermotor. Produk ini adalah kerjasama Bank Muamalat dengan Al-Ijarah Indonesia Finance (ALIF).
Peruntukkan :
1. Perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan 2. Badan usaha yang memiliki legalitas di Indonesia, baik nasional maupun multinasional
Persyaratan Calon Nasabah :
Perorangan (WNI) dengan semua jenis pekerjaan : karyawan tetap, karyawan kontrak, wiraswasta, guru, dokter dan profesional lainnya
Persyaratan Administratif untuk Pengajuan : •
Individu
1. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu 2. Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga 3. Fotocopy NPWP 4. Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah) 5. Asli slip gaji & surat keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan) 6. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 3 bulan terakhir 7. Bukti asli pembayaran rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir 8. Fotocopy surat izin praktik (untuk profesional) 9. Fotocopy pembayaran PBB •
Institusi/Perusahaan
1. Surat permohonan pembiayaan dari manajemen/pengurus 2. NPWP institusi yang masih berlaku 3. Legalitas pendirian dan perubahannya (jika ada) dan pengesahannya 4. Izin-izin usaha : SIUP, TDP, SKD, SITU, dan lainnya (jika dibutuhkan) yang masih berlaku* 5. Fotocopy pengurus/manajemen
3) Dana Talangan Porsi Haji
Dana Talangan Porsi Haji adalah pinjaman yang ditujukan untuk membantu Anda mendapatkan porsi keberangkatan haji lebih awal, meskipun saldo tabungan Haji Anda belum mencapai syarat pendaftaran porsi.
Peruntukkan :
Perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan
Persyaratan Calon Nasabah :
Perorangan
(WNI)
dengan
semua
jenis
pekerjaan
karyawan tetap, karyawan kontrak, wiraswasta, guru, dokter dan profesional lainnya.
Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :
1. Memiliki Tabungan Haji Arafah dengan saldo minimum Rp 2,75 juta 2. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu 3. Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga 4. Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah) 5. Asli slip gaji & surat keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan) 6. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 3 bulan terakhir 7. Fotocopy rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir 8. Laporan keuangan atau laporan usaha (bagi wiraswasta dan profesional)
:
4) Pembiayaan Umroh Muamalat
Pembiayaan Umroh Muamalat adalah produk pembiayaan yang akan membantu mewujudkan impian Anda untuk beribadah Umroh dalam waktu yang segera.
Peruntukkan :
Perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan
Persyaratan Calon Nasabah :
Perorangan (WNI) dengan status pekerjaan karyawan tetap.
Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :
1. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu 2. Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga 3. Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah) 4. Asli slip gaji & surat keterangan kerja sebagai pegawai tetap 5. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 3 bulan terakhir 6. Fotocopy rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir 7. Menentukan biaya paket Umroh yang diajukan dan perusahaan travel yang digunakan 4) Pembiayaan kepada Anggota Koperasi Karyawan/Guru/PNS
Pembiayaan konsumtif yang diperuntukkan bagi beragam jenis pembelian konsumtif kepada karyawan/guru/PNS (selaku end user) melalui koperasi.
Peruntukkan :
Karyawan usia 18 tahun ke atas secara berkelompok yang diajukan oleh Koperasi Karyawan.
Persyaratan Koperasi :
1. Berasal dari BUMN/BUMD, perusahaan multinasional, perusahaan terbuka (go public), lembaga pemerintahan, yayasan/sekolah swasta yang memiliki 2. Pengurus atas nama koperasi bersedia menjadi avalist penuh atas pembiayaan Bank yang disalurkan kepada anggota. 3. Perusahaan/lembaga tempat anggota koperasi bekerja telah beroperasi minimal 5 tahun. 4. Memiliki laporan keuangan koperasi yang sesuai standard dan membukukan laba minimal 2 tahun terakhir.
Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :
1. Surat pengajuan pembiayaan oleh pengurus
2. Surat kuasa pengajuan pembiayaan dari RAT kepada pengurus 3. NPWP institusi yang masih berlaku 4. Legalitas pendirian dan perubahannya (jika ada) dan pengesahannya 5. Izin-izin usaha : SIUP, TDP, SKD yang masih berlaku 6. Laporan keuangan 2 tahun terakhir 7. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 6 bulan terakhir 8. Daftar nominatif anggota yang akan menerima pembiayaan 9. Daftar spesifikasi kebutuhan per anggota yang akan menerima pembiayaan 10. Fotocopy KTP dan KK anggota yang mengajukan 11. Daftar data gaji anggota yang mengajukan 12. Copy slip gaji & surat keterangan kerja/SK sebagai pegawai/PNS
2. Pembiayaan Produktif
1) Pembiayaan Investasi
Pembiayaan Investasi adalah produk pembiayaan yang akan membantu kebutuhan investasi usaha Anda sehingga mendukung rencana ekspansi yang telah Anda susun.
Peruntukkan :
Perorangan (WNI) pemilik usaha dan badan usaha yang memiliki legalitas di Indonesia
Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :
•
Individu
1. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu 2. Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga 3. Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah) 4. Fotocopy NPWP 5. Asli slip gaji & surat keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan) 6. Laporan keuangan/ laporan usaha 2 tahun terakhir 7. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 6 bulan terakhir 8. Fotocopy rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir 9. Bukti legalitas jaminan (SHM/SHGB/BPKB/bilyet deposito/dll) 10. Daftar kebutuhan dan bukti penawaran atas pengadaan rencana investasi yang diajukan
•
Institusi/Perusahaan
1. Surat permohonan pembiayaan dari manajemen/pengurus 2. NPWP institusi yang masih berlaku 3. Legalitas pendirian dan perubahannya (jika ada) dan pengesahannya
4. Izin-izin usaha : SIUP, TDP, SKD, SITU, dan lainnya (jika dibutuhkan) yang masih berlaku 5. Data-data pengurus perusahaan 6. Laporan keuangan 2 tahun terakhir 7. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 6 bulan terakhir 8. Bukti legalitas jaminan (SHM/SHGB/BPKB/ bilyet deposito/dll) 9. Daftar kebutuhan dan bukti penawaran atas pengadaan rencana investasi yang diajukan
2) Pembiayaan Modal Kerja
Pembiayaan Modal Kerja adalah produk pembiayaan yang akan membantu kebutuhan modal kerja usaha Anda sehingga kelancaran operasional dan rencana pengembangan usaha Anda akan terjamin.
Peruntukkan :
Perorangan (WNI) pemilik usaha dan badan usaha yang memiliki legalitas di Indonesia
Persyaratan Administratif untuk Pengajuan :
•
Individu
1. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu 2. Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga
3. Fotocopy Surat Nikah (bila sudah menikah) 4. Fotocopy NPWP 5. Asli slip gaji & surat keterangan kerja (untuk pegawai/karyawan) 6. Laporan keuangan/ laporan usaha 2 tahun terakhir 7. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 6 bulan terakhir 8. Fotocopy rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir 9. Bukti legalitas jaminan (SHM/SHGB/BPKB/bilyet deposito/dll)
•
Institusi/Perusahaan
1. Surat permohonan pembiayaan dari manajemen/pengurus 2. NPWP institusi yang masih berlaku 3. Legalitas pendirian dan perubahannya (jika ada) dan pengesahannya 4. Izin-izin usaha : SIUP, TDP, SKD, SITU, dan lainnya (jika dibutuhkan) yang masih berlaku 5. Data-data pengurus perusahaan 6. Laporan keuangan 2 tahun terakhir 7. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan/statement giro 6 bulan terakhir 8. Bukti legalitas jaminan (SHM/SHGB/BPKB/ bilyet deposito/dll) 9. Bukti-bukti purchase order atau Surat Perintah Kerja (SPK) jika ada.
D. Prosedur Penyaluran Pembiayaan
Prosedur penyaluran pembiayaan merupakan suatu sistematika sehubungan dengan pengelolaan pembiayaan mulai dari tahap pengajuan berkas-berkas pembiayaan yang diajukan sammpai dengan tahap pelaksanaan penyaluran pembiayaan. Adapun prosedur penyaluran pembiayaan pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan terdiri dari beberapa tahap, yaitu sebagai berikut : 1. Tahap Pengajuan berkas-berkas Dalam hal ini pemohon pembiayaan mengajukan permohonan pengajuan untuk memperoleh pembiayaan. Berkas-berkas itu sendiri berbeda antara Pegawai Negeri dan Pegawai Swasta serta seorang Wiraswasta. a. Bagi Pegawai Negeri 1) Fotocopy KTP Suami dan Istri masing-masing sebanyak dua lembar. 2) Fotocopy kartu keluarga 3) Fotocopy SK pengangkatan terakhir 4) Fotocopy kartu pegawai 5) Fotocopy jaminan (tanah, bangunan, kendaraan yang dimiliki) 6) Surat persetujuan suami/istri 7) Surat keterangan/rekomendasi perusahaan
b. Bagi Pegawai Swasta 1) Fotocopy KTP Suami dan Istri masing-masing sebanyak dua lembar 2) Fotocopy kartu keluarga
3) Fotocopy agunan, jika agunan tersebut berupa mobil atau sepeda motor maka calon debitur harus melampirkan fhoto copy BPKP dan fhoto copy STNK, jika agunan tersebut berupa tanah, maka debitur harus melampirkan fhoto copy surat tanah tersebut dengan persyaratan bahwa pemilikan dari benda yang dijadikan agunan harus kepunyaan pribadi.
c. Bagi Wiraswasta 1) Mengajukan proposal yang berisi tentang : •
Latar belakang perusahaan, seperti Riwayat Hidup Singkat Perusahaan, Jenis
Bidang Usaha, Identitas Perusahaan, Nama Pengurus berikut Pengetahuan dan Pendidikannya, perkembangan perusahaan serta relasinya serta pihak pemerintah maupun swasta termasuk pengalamannya dalam mengerjakan berbagai usahanya selama ini. •
Maksud dan tujuan, apakah untuk memperbesar omset penjualan atau
meningkatkan kapasitas produksi atau mendirikan usaha baru serta tujuan lainnya. •
Besarnya kredit dan jangka waktu, dalam hal ini pemohon menentukan besarnya
jumlah pembiayaan yang ingin diperoleh dan jangka waktu pembayarannya serta harus memberitahukan apa yang menjadi agunan dengan syarat agunan tersebut harus di asuransikan terlebih dahulu. 2) Melampirkan dokumen-dokumen yang meliputi : a.
Fotocopy Akta Notaris, dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Yayasan
b. Fotocopy Tanda Daftar Perusahaan c.
Fotocopy Nomor Pokok Wwajib Pajak (NPWP)
d. Surat Pengesahan dari Departemen Kehakiman e.
Neraca dan Laporan Rugi/Laba
2. Tahap Penilaian Pembiayaan Bank meneliti apa, bagaimana dan siapa calon peminjamnya, sehingga untuk menentukan nilai pembiayaan pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan menggunakan analisis 5C ( Kasmir ; 2008 : 117 ) 1) Character ( watak ) Karakter ini menyangkut tanggungjawab moral calon debitur dalam upaya untuk membayar kembali sejumlah pokok peminjamannya. Karakter identik dengan aspek psikologis moral dan itikad baik nasabah serta komitmennya untuk pengakuan utang berikut upaya pelunasannya.
Karakter dari seorang calon pemohon ini dapat diketahui dari : Riwayat Hidup Cara / Pola Hidup Sikap / sifat pemohon pembiayaan
2) Capacity ( Kemampuan ) Kemampuan si pemohon untuk memperoleh pembiayaan, memanfaatkannya dan membayarnya kembali.
3) Capital ( Modal ) Yaitu jumlah dana (modal) sendiri yang dimiliki saat permohonan diajukan. Penyelidikan terhadap modal dari permohonan pembiayaan tidak hanya dilihat dari besar kecilnya modal, tetapi bagaimana distribusi modal tersebut di tempatkan oleh si pemohon, cukupkah modal yang tersedia sehingga segala sumber-sumber produksi bergerak secara efektif dan efesien. Penggunaan modal juga diteliti untuk mengetahui apakah modal berjalan dengan baik sehingga perusahaan dapat berjalan lancar.
4) Colleteral (Jaminan) Yaitu barang-barang yang digunakan sebagai jaminan atas barang telah diterima. Jaminan ini diperlukan agar pembiayaan yang diberikan oleh bank terjamin pengambilannya.
Adapun syarat-syarat barang yang dapat dijadikan jaminan adalah : Memiliki harga pasar Tidak dalam keadaan sedang dijaminkan Memiliki bukti-bukti kepemilikan Memiliki nilai yang cukup untuk menjamin pembiayaan
Harga dari suatu barang jaminan ditentukan oleh : Sifat barang
Jenis barang Stabilitas harga barang Luasnya pasar
5) Condition of Economy (Kondisi Ekonomi) Condition of Economic yaitu situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinan juga mempengaruhi kelancaran perusahaan calon debitur. Setidaknya perlu diyakini bahwa dalam masa kredit usaha calon debitur masih prosfektif. Keyakinan atas hal ini dapat diperoleh melalui penelitian terhadap : 1. keadaan konjungtur, 2. peratuaran-peratuaran pemerintah, 3. situasi, politik dan perekonomian dunia, 4. keadaan lain yang mempengaruhi pemasaran. Dari prinsip 5C diatas, yang paling perlu mendapat perhatian adalah Character, dan apabila prinsip ini tidak dipenuhi maka prinsip lainnya menjadi tidak berarti, dengan perkataan lain permohonan pembiayaannya harus ditolak. 3. Tahap Pencairan Informasi Debitur a. Penyelidikan berkas pinjaman, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar termasuk menyelidiki keabsahan berkas.
b. Interview dengan pemohon pembiayaan, merupakan penyelidikan dimana calon peminjam langsung berhadapan pihak bank. Tujuannya adalah untuk meyakinkan pihak bank apakah berkas-berkas tersebut telah sesuai dengan persyaratan yang ditentukan bank. Interview ini juga untuk mengetahui kerugian dan kebutuhan nasabah sebenarnya. Dua hal penting yang harus diketahui dari interview adalah tujuan penggunaan kredit dan bagaimana rencana pengambilan pembiayaan tersebut. Hal lain yang perlu diketahui dari interview ini adalah mengenai usaha nasabah ( dalam bidang apa perusahaan bergerak dan bagaimana produksi yang diusahakan ) dan mengenai situasi perdagangan nasabah serta bagaimana persaingannya. 4. Tahap Analisa Pembiayaan Pada tahap ini dilakukan kegiatan pemeriksaan ke lokasi dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui tentang : a. Kebenaran atas keterangan tentang bidang usaha nasabah, izin usahanya, Akta Perusahaan dan lain sebagainya. b. Kelancaran usaha yang diketahui dari data tentang perkembangan usahanya. c. Kualitas dari barang-barang yang diproduksi atau barang-barang yang diperdagangkan, juga tentang harganya apakah cocok dengan harga pasarnya. d. Kemampuan dan pengetahuan Manajemen dalam bidang usahanya tersebut. e. Lokasi perusahaan, apakah mendekati pasar atau mendekati sumber bahan mentah / lokasi kerja.
Pada saat melakukan pengecekan ke lapangan, hendaknya para debitur tidak memberitahukannya kepada nasabah, sehingga apa yang dilihat di lapangan sesuai dengan konsisi yang sebenarnya. Hasil yang diperoleh kemudian dicocokkan dengan hasil dari interview, apabila terdapat ketidaksesuaian maka pihak bank melakukan perbaikan terhadap berkas tersebut. Kegiatan pemeriksaan atau survey kelapangan dilakukan oleh petugas lapangan atau Accont Officer dan Kepala bagian Pembiayaan atau Manajer Operasional. 5. Tahap Pelaksanaan Pembiayaan Setelah dilakukan pengecekan ulang, pihak bank memutuskan apakah debitur berhak mendapat pembiayaan atau tidak. Keputusan pelaksanaan pembiayaan dilakukan oleh Manajer Operasional dan Kepala bagian Pembiayaan dalam suatu rapat tentang pembiayaan tersebut. Hal ini mencakup jumlah uang yang dapat dijadikan pembiayaan sesuai dengan jangka waktu pembiayaan, selanjutnya pihak bank melakukan perjanjian secara tertulis dengan pihak debitur. Penandatangan dilaksanakan antara pihak bank dan debitur secara langsung atau melalui notaries. Setelah dilakukan penandatangan tersebut, maka pencairan dana tersebut baru dapat dilakukan oleh pihak bank.
E. Upaya Penanggulangan Pembiayaan Yang Bermasalah Jika dana yang disalurkan mengalami kemacetan, maka langkah yang dilakukan oleh pihak bank adalah berupaya untuk menyelamatkan pembiayaan tesebut dengan berbagai cara tergantung dari penyebab kredit menjadi macet.
Dalam perbankan syariah bila pihak bank mengalami kerugian, maka akibat dari kerugian tersebut akan ditanggung bersama, dimana pihak bank maupun nasabah tidak memperoleh bagi hail sama sekali. Adapun berbagai cara dalam penyelamatan dana pembiayaan yang macet dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain, yaitu : 1) Rescheduling ( Penjadwalan Kembali ) Merupakan suatu tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu pembiayaan atau jangka waktu angsuran. Dalam hal ini debitur diberikan keringan dalam hal tenggat waktu pembayaran dana pembiayaan, misalnya perpanjangan tenggat waktu pembayaran dari awalnya enam bulan menjadi satu tahun, sehingga debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikan dana tersebut. Dalam hal memperpanjang angsuran juga hampir memiliki kemiripin dengan perpanjangan tenggat waktu pembayaran dana. Dalam hal ini jumlah angsurannya juga diperpanjang, misalnya dari 36 kali menjadi 48 kali. Hal ini tentu saja jumlah angsuran pun menjadi mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran. 2) Recondicioning (Penataan Kembali) Merupakan kebijaksanaan yang diberikan kepada debitur berupa perubahan / seluruh syarat-syarat pembiayaan, namun tidak menyangkut perubahan plafond kredit, yang mencakup : jadwal pembayaran dan jangka waktu. 3) Restructuring
Merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak.
Tindakan ini meliputi : a. Menambah jumlah pembiayaan b. Menambah equity Dengan menyetor uang tunai Tambahan dari pemilik 4) Kombinasi Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang sebelumnya telah dibahas, misalnya seorang debitur dapat diselamatkan dengan kombinasi antara rescheduling dengan restructuring, misalnya jangka waktu diperpanjang. 5) Penyitaan jaminan Apabila nasabah sudah benar-benar tidak mempunyai iktikad baik atau pun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua utang-utangnya maka, tindakan bank adalah menyita jaminan yang telah digunakan oleh nasabah
F. Sistem Pengawasan Internal Penyaluran Pembiayaan
Pengawasan internal penyaluran pembiayaan dilakukan oleh bagian operasional untuk memberikan jaminan agar tercapainya tujuan perusahaan dengan memastikan bahwa : 1) Prosedur penyaluran pembiayaan telah sesuai dengan asas penyaluran yang sehat dan asas ke hati-hatian 2) Memastikan bahwa telah ada pengamanan resiko da tujuan pembiayaan Adapun prosedur pengawasan internal pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan penyaluran pembiayaannya secara garis besar dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : 1) Pengawasan yang dilakukan pada saat permohonan mulai diajukan oleh nasabah sampai pembiayaan tersebut direalisasikan atau dibayar oleh kasir. 2) Pengawasan terhadap kelengkapan atau pengarsipan surat berharga sehungan dengan pejanjian pembiayaan, dimana surat-surat berharga ini harus disimpan dalam lemari tahan api dan terkunci serta disusun sesuai abjad. 3) Pengawasan terhadap pelaksanaan pembukuan di koordinir oleh kepala bagian operasional untuk mengetahui bahwa pengisian kartu buku besar dan buku besar pembantu telah lengkap diisi dan mengenai semua kegiatan pencatatan transaksi pembiayaan telah dilakukan dengan benar.