22
BAB II POLA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN KARAKTER ANAKPADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK A. Pola Pendidikan Agama Islam pada Taman Kanak-kanak 1.
Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Secara Umum ruang lingkup Pendidikan Agama Islam antara lain; a. Pengajaran Keimanan Iman berarti percaya. Pengajaran keimanan berarti proses belajarmengajar tentang berbagai aspek kepercayaan. Dalam hal ini tentu saja kepercayaan menurut ajaran Islam.1 Pengajaran ini mencakup keimanan kepada Allah, Malaikat, Kitabkitab Allah, Nabi dan Rasul, hari Akhirat dan Takdir.2 b. Pengajaran Akhlak Dalam bahasa Indonesia, secara umum, Akhlak diartikan dengan “tingkah laku” atau “budi pekerti”. Menurut Imam Ghazali dalam bukunya Zakiah Daradjat,dkk yang berjudul “Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam” mengatakan akhlak itu ialah suayu istilah tentang bentuk bati yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorong ia berbuat (bertingkah laku), bukan
1
Dzakiah Daradjat,dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm.63-64. 2 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 16.
22
23
karena
sesuatu
pemikiran dan
bukan pula
karena suatu
pertimbangan.3 Pengajaran akhlak membicarakan nilai suatu perbuatan menurut ajaran agama, membicarrakan sifat-sifat terpuji dan tercela menurut ajaran agama, membicarakan berbagai hal yang langsung ikut mempengaruhi pembentukan sifat-sifat itu pada diri seseorang secara umum. Dalam pelaksanaanya, pengajaran ini berarti proses kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan supaya anak yang diajar itu memiliki bentuk batin yang baik menurut ukuran nilai ajaran Islam.4 c. Pengajaran Ibadat Dalam pengertian yang luas, ibadah itu ialah segala bentuk pengabdian yang ditunjukkan kepada Allah semata yang diawali oleh niat. Adapun bentuk pengabdian itu secara tegas digariskan oleh syariat Islam, seperti sholat, puasa, zakat, haji, dan ada pula yang tidak digariskan cara pelaksanaannya dengan tegas, tetapi diserahkan pada yang melakukannya, asal saja prinsip ibadatnya tidak ketinggalan, seperti bersedekah, membantu orang yang sangat memerlukan bantuan, dan lain sebagainya. Semua perbuatan baik dan terpuji menurut norma ajaran Islam dapat dianggap ibadat dengan niat yang ikhlas karena Allah semata.
3
Dzakiah Daradjat,dkk, op.cit., hlm.68. Ibid., hlm 70-71
4
24
Ibadah dalam arti khusus ialah suatu upacara pengabdian yang sudah digariskan oleh syari`at Islam, baik bentuknya, carannya, waktunnya, serta syarat dan rukunnya, seperti sholat, puasa, zakat, haji dan sebagainnya.5 d. Pengajaran Fiqih Fiqih artinya faham atau tahu. Menurut istilah yang digunakan para ahli fiqih, fiqih ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syari’at yang diambil dari dalil-dalilnya yang terperinci. Dilihat dari ilmu pengetahuan yang berkembang dalam kalangan ulama Islam, fiqih itu ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan/membahas/memuat
hukum-hukum
Islam
yang
bersumber pada Al Qur’an, Sunnah dan dalil-dalil syar’i yang lain; setelah diformulasikan oleh para ulama dengan mempergunakan kaidah-kaidah ushul fiqih.6 Ruang lingkup pengajaran Fiqih; 1) Ibadat
5
-
Thaharah
- Jihad
-
Shalat
- Nadzar
-
Puasa
- Udhiyah(kurban)
-
Zakat
- Zabihah(penyembelihan)
-
Zakat Fitrah
- Shayid (Perburuan)
-
Haji
- Aqiqah
Ibid., hlm 73 Ibid., hlm 78
6
25
-
Jenazah
- Makanan dan minuman
2) Ahwalusy syakhshiyyah -
Nikah
- Ila`
-
Khitobah
- Iddah
-
Mu’asyaroh
- Rujuk
-
Nafaqoh
- Radla’ah (Penyusuan)
-
Thalak
- Hadlanah (Pemeliharaan)
-
Khulu
- Washiyat
-
Fasakh
- Warisan
-
Li’an
- Hajru
-
Zhihar
- Perwalian
3) Muamalat madaniyah Dalam bab ini dibicarakan dan dibahas masalahmasalah yang dikelompokan dalam kelompok persoalan harta kekayaan, harta milik, harta kebutuhan, cara mendapatkan dan menggunakannya. 4) Mu`amalat maliyat Dalam bab ini dibicarakan dan dibahas masalahmasalah yang dapat dikelompokkan dalam kelompok persoalan harta kekayaan milik bersama, baik masyarakat kecil atau besar seperti negara(perbendaharaan negara = baitul mal). 5) Jinayat dan uqubat (pelanggaran dan hukuman)
26
Dalam bab ini dibicarakan dan dibahas masalah-masalah yang dapat
dikelompokkan
kedalam
kelompok
persoalan
pelanggaran, kejahatan, pembalasan, denda, hukuman dan sebagainnya. 6) Murafa’at Dalam bab ini dibicarakan dan dibahas masalahmasalah yang dapat dikelompokkan kedalam kelompok persoalan peradilan dan pengadilan. 7) Ahkamul dusturiyyah Dalam bab ini dibicarakan dan dibahas masalahmasalah yang dapat dikelompokkan kedalam kelompok persoalan ketatanegaraan. 8) Ahkamud dualiyah (hukum internasional) Dalam bab ini dibicarakan dan dibahas masalahmasalah yang dapat dikelompokkan kedalam kelompok persoalan hubungan internasional.7 e. Pengajaran Ushul Fiqih Menurut aslinnya “Ushul Fiqih” adalah kata yang berasal dari bahasa Arab; “Ushul Fiqih” yaitu asal usul Fiqih. Maksudnya
7
Ibid., hlm. 80-83.
27
pengetahuan Fiqih itu lahir melalui proses pembahasan yang digariskan dalam ilmu Ushul Fiqih.8 Menurut istilah yang digunakan oleh para ahli Ushul Fiqih, Ushul Fiqih ialah suatu ilmu yang membicarakan berbagai ketentuan dan kaidah yang dapat digunakan dalam menggali dan merumuskan hukum syariat Islam dari sumbernya.9 f. Pengajaran Qiraat Qur’an Qiraat Qur`an artinnya membaca Al Qur`an. Membaca Al Qur`an tidak sama dengan membaca buku atau membaca kitab suci yang lain. Membaca Al Qur`an adalah suatu ilmu yang mengandung seni, seni baca Al Qur`an.10 Ruang lingkup pengajaran Al Qur`an ini lebih bannyak berisi pengajaran keterampilan khusus yang memerlukan bannyak latihan dan pembiasaan. Pengajaran Al Qur`an pada tingkat pertama berisi pengenalan huruf hijaiyah dan kalimat (kata). Selanjutnnya diteruskan dengan tanda-tanda baca. Yang terpenting untuk pertama kali ialah pengenalan huruf dengan bunyinya yang tepat. Melatih dan membiasakan mengucapkan huruf arab dengan mkhrajnnya yang betul pada tingkat permulaan, akan membantu dan mempermudah mengajarkan tajwid dan lagu pada tingkat
8
Ibid.,hlm. 86. Ibid., hlm 86 10 Ibid., hlm 89 9
28
membaca dengan irama.Cara mengucapkan huruf dan kalimat Arab itu tidak mudah bagi anak-anak, karena itu bukan bahasa ibunya, karena itu perlu latihan dan pembiasaan.11 g. Pengajaran Tafsir Pengajaran Tafsir maksudnya”pengjaran Tafsir Al Qur’an”. Tafsir adalah bahasa Arab yang diartikan dengan “tabyin”, artinnya penjelasan. Kalau terjemahan itu hanya sekedar alih bahasa, maka tafsir adalah uraian penjelasan terhadap arti teks Al Qur’an, yang berarti lebih luas dan lebih jelas dari alih bahasa. h. Pengajaran Ilmu Tafsir IlmuTafsir
ialah
sekelompokteori
(ilmu)yang
dapat
digunakan untuk menafsirkan Al Qur’an. Dalam ilmu ini dibicarakan masalah uslub ayat Al Qur’an (rangkaian kata dan kalimat serta pengaruhnnya), kaidah-kaidah untuk menafsir, syaratsyarat untuk menafsir, istilah-istilah yang digunakan untuk menafsir, macam-macam tafsiran, ayatmuhkam dan mutasyabih, penamaan surat dan tahapan turun ayat dan banyak lagi yang berhubungan dengan berbagai ketentuan dan cara menafsir12
11
Ibid., hal 91-93. Ibid., hlm 96.
12
29
i. Pengajaran Hadis Hadis ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhamad SAW, baik merupakan perkataan, perbuatan,
yang
dapatketetapan, ataupun sifat fisik/kepribadian. j. Pengajaran Ilmu Hadis Ilmu hadis ialah sekelompok teori (ilmu) yang dapat digunakan untuk mempelajari hadis, baik dari segi wurudnnya, dari segi matan dan maknannya, dari segi riwayat dan dirayahnya, dari segi sejarah dan tokoh-tokohnya, dari segi dapat dianggap menjadi dalil atau tidaknnya; dan dari istilah yang digunakan dalam menilainnya; ataupun dari segi syarat-syarat dan berbagai ketentuan dalam memahaminnya.13 k. Pengajaran Tarikh Islam Tarikh Islam disebut juga Sejarah Islam. Pengajaran Tarikh Islam
sebenarnya
pengajaran
sejarah;
yaitu
sejarah
yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan umat Islam.14 Adapun tujuan mempelajari Sejarah Islam supaya orang tahu dan mengerti pertumbuhan dan perkembangan umat Islam sejak dari awalnya, sampai zaman dimana ia hidup. Selain itu
13
Ibid., hlm. 104 Ibid., hlm. 109
14
30
supaya setelah mempelajari Tarikh Islam ia dapat semakin mencintai Islam.15 2. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam di TK Dalam
kurikulum
TK
tahun
2004,
ruang
lingkup
pengajaranPendidikan Agama di TK adalah menanamkan pada anak tentang moral dan niai-nilai agama. Dari program pengembangan moral dan nilai-nilai agama diharapkan akan meningkatkan ketaqwaan anak terhadap Tuhan yang Maha Esa dan membina sikap anak dalam rangka meletakkan dasar agar anak menjadi warga negara yang baik.16 Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan, serta mencintai sesama.17 Adapun ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara: 1) Hubungan manusia dengan Allah SWT 2) Hubungan manusia dengan sesama manusia 3) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri 4) Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya. Keempat hubungan tersebut diatas, tercakup dalam kurikulum PAI yang tersusun dalam beberapa mata pelajaran, yaitu :
15
Ibid., hlm. 113. Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Standart Kompetensi Taman KanakKanak dan Raudlatul Athfal, (Jakarta, 2004), hlm.6. 17 Zainal Aqib, op.cit., hlm. 43. 16
31
1) Akidah akhlak 2) Fiqih 3) Al Qur`an Hadis 4) Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)18 3. Pola Pendidikan Agama Islam di TK Yang dimaksud pola pendidikan agama Islam di TK adalah sistem cara kerja yang hendak disajikan oleh pendidik dalam pendidikan agama Islam di Taman Kanak-kanak. Taman
kanak-kanak
adalah
salah
satu
bentuk
satuan
pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun.19 Pada usia tersebut masih sangat mudah bagi anak untuk menerima segala bentuk pengetahuan baru dari gurunya, tinggal bagaimana seorang guru dapat mengolah materi untuk bisa mudah diterima oleh anak sesuai dengan karakteristik anak masingmasing. a. Model-model pembelajaran di TK 1) Pembelajaran aktif Yang dimaksud dengan pembelajaran aktif adalah pembelajaran 18
yang menekankan
keaktifan
siswa
untuk
Mi`az Art.” Dasar, Tujuan, Ruang Lingkup, dan Fungsi-fungsi Kurikulum PAI”. http:// Mi'az Art DASAR, TUJUAN, RUANG LINGKUP, DAN FUNGSI-FUNGSI KURIKULUM PAI.htm.(18 Februari 2011). Diakses, 12 April 2014. 19 Departemen Pendidikan Nasional, op.cit,. hlm 5.
32
mengalami sendiri, untuk berlatih, untuk berkegiatan sehingga baik dengan daya pikir, emosional dan ketrampilannya mereka belajar dan berlatih.20 Proses pembelajaran di Taman kanak-kanak sangat dibutuhkan suatu strategi pembelajaran yang aktif. Berbagai macam aktifitas perlu diterapkan dalam pembelajaran apapun. Dengan bermain, menari, berolahraga, dramatisasi, gerak tangan dan kaki, apapun yang merupakan aktifitas positif dapat diterapkan.21 2) Pembelajaran atraktif Pembelajaran atraktif adalah suatu proses pembelajaran yang mempesona, menarik, mengasyikan, menyenangkan, tidak membosankan, variatif, kreatif dan indah. Dalam proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak sangat diperlukan proses pembelajaran yang atraktif. Sebab pada umumnya anak-anak pada usia dini masih cepat bosan belajar dan berlatih, kegiatannya ditentukan oleh suasana hati dan
menyenangi
hal-hal
yang
indah,
warna
warni,
menggembirakan dan mengumbar daya imajinasi yang tinggi dan liar.22
20
Ibid.,hlm. 84. Ibid., hlm. 84. 22 Ibid., hlm 85. 21
33
3) Pembelajaran berdasarkan kecerdasan majemuk Kecerdasan jamak/majemuk menurut gardner ada delapan jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan linguistik (bahasa), logika-matematika,
musik/ritmik,
kinestetik/tubuh,
visual/spasial, interpersonal, dan kecerdasan naturalis.23 Di Taman Kanak-kanak sangat diperlukan menu dan proses pembelajaran berdasarkan kecerdasan jamak/majemuk. Pendidik merancang sedemikian rupa ruangan kelas, alat peraga, alat permainan, kelompok belajar, metode, tugas, sehingga kedelapan kecerdasan yang ada dapat dilatihkan dan dikembangkan.24 4) Pembelajaran yang berpusat pada anak Salah satu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan adalah pembelajaran yang berpusat pada anak, yang menggunakan pendekatan area-area, untuk kelas besar disebut dengan pusat-pusat pembelajaran atau moving class. Pembelajaran yang berpusat pada anak memiliki tujuan antara lain; agar anak memiliki kemampuan untuk mewujudkan dan mengakibatkan perubahan, menjadi pemikir-pemikir yang kritis dan mampu membuat pilihan-pilihan, menemukan dan
23
Zainal Aqib, op.cit., hlm. 28. Departemen Pendidikan Nasional, op.cit,. hlm.88.
24
34
menyellesaikan permasalahan, menjadi kreatif, imajinatif dan kaya gagasan, serta memiliki pengertian terhadap masyarakat, negara dan lingkungannya. Adapun area-area dalam pembelajaran yang berpusat pada anak antara lain; a) Area seni b) Area drama c) Area musik d) Area balok e) Area matematika f) Area pasir dan air g) Area IPA dan sains h) Area bahasa. i) Area agama j) Kegiatan diluar kelas.25 b. Metode pembelajaran di TK Macam-macam metode yang dapat digunakan di Taman Kanak-kanak. 1) Metode bercerita Cerita adalah salah satu cara untuk menarik perhatian anak. Biasanya cerita yang disukai anak, yaitu cerita yang 25
Ibid., hlm. 89-91.
35
berkaitan dengan dunia binatang, seperti cerita si kancil ataupun yang sejenisnya. Metode bercerita ialah suatu cara menyampaikan materi pembelajaran melalui kisah-kisah atau cerita yang dapat menarik perhatian peserta didik.26 2) Metode keteladanan Metode keteladanan adalah metode influitif yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk moral spiritual dan sosial anak. Sebab, pendidikan adalah contoh terbaik dalam pandangan anak yang akan ditiru dalam tindak-tanduk dan sopan santunnya terpatri dalam jiwa. Metode ini sesuai digunakan untuk menanamkan nilai-nilai moral dan sosial anak.27 3) Metode Pembiasaan Metode pembiasaan adalah suatu cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak berfikir, bersikap, bertindak sesuai dengan ajaran agama Islam. Metode ini sangat praktis dalam pembinaan dan pembentukan karakter anak usia dini dalam meningkatkan pembiasaan-pembiasaan dalam melaksanakan suatu kegiatan disekolah.28
26
Muhammad Fadlilah & Lilif Mualifatu Khorida. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013)., hlm. 179. 27 Ibid, hlm. 166. 28 Ibid., hlm. 172-173
36
4) Metode karya wisata Karya wisata sebagai metode pengajaran memberikan kesempatan lepada anak untuk mengamati. Dengan cara tersebut anak akan mendengar, merasakan, melihat dan melakukan.29 5) Metode bercakap-cakap Suatu cara penyampaian bahan pengembangan yang dilaksanakan melalui bercakap-cakap dalam bentuk tanya jawab antara anak dengan guru, atau anak dengan anak.30 6) Metode tanya jawab Metode tanya jawab ialah metode penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Atau dengan kata lain suatu metode dimana guru bertanya dan murid menjawab berkaitan dengan materi yang telah diperolehnya.31 7) Metode pemberian tugas
29
Ibid., hlm. 183. Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., hlm 91 31 Abdul Khobir, Filsafat Pendidikan Islam,Cet. ke-3, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2011)., hlm. 119. 30
37
Metode pemberian tugas ialah kegiatan belajar mengajar dengan
memberikan
kesempatan
kepada
anak
untuk
melaksanakan tugas yang telah disiapkan oleh guru.32 8) Metode demonstrasi Metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana seorang pendidik dengan sengaja diminta atau meminta peserta didik sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas tentang suatu prosesatau suatu kaifiyah melakukan sesuatu. Misalnya cara wudhu, mengerjakan sholat dan sebagainya.33 9) Metode sosiodrama Metode sosiodrama ialah suatu cara memainkan peran dalam suatu cerita tertentu yang menuntut integrasi antara para pemerannya. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penghayatan berbagai bentuk perasaan.34 c. Penilaian Pembelajaran di TK Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini dalam bukunya Zainal Aqib yang berjudul “ Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD”.
32
Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., hlm. 92 Abdul Khobir, op.cit., hlm. 121. 34 Departemen Pendidikan Nasional, op.cit,. hlm 93. 33
38
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan tingkat pencaaian perkembangan anak.35 1) Tujuan penilaian Kegiatan berbagai
penilaian
informasi
bertujuan
secara
jelas,
untuk
mendapatkan
berkesinambungan
dan
menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan anak didik.36 2) Prisip-prisip penilaian Adapun prinsip-prinsip penilaian antara lain harus menyeluruh,
berkesinambungan,
obyektif,
mendidik,
dan
kebermaknaan. Standar Penilaian pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mencakup berikut ini: 3) Teknik penilaian Pengamatan, penugasan, unjuk kerja, pencatatan anekdot,
percakapan/dialog,laporan
orang
tua
dan
dokumentasi hasil karya anak (portofolio), serta deskripsi profil anak. 4) Lingkup penilaian 35
Zainal Aqib, op.cit., hlm. 106 Ibid., hlm. 45.
36
39
Lingkup penilaian di PAUD mencakup hal-hal sebagai berikut : a) Mencakup seluruh tingkat pencapaian perkembangan peserta didik. b) Mencakup data tentang status kesehatan, pengasuhan dan pendidikan. 5) Proses penilaian a) Dilakukan
secara
berkala,
intensif,
bermakna,
menyeluruh dan berkelanjutan. b) Pengamatan dilakukan pada saat anak melakukan aktivitas sepanjang hari. c) Secara
berkala
pendidik
mengkaji
ulang
catatan
perkembangan anak dan berbagai informasi lain, termasuk kebutuhan khusus anak, yang dikumpulkan dari hasil catatan pengamatan, anekdot, check list dan portofolio. d) Melakukan komunikasi dengan orang tua tentang perkembangan anak
dan berbagai
informasi
lain
termasuk kebutuhan khusus anak. e) Dilakukan secara sistematis, terpercaya dan konsisten f) Memonitor
semua
aspek
tingkat
perkembangan anak. g) Mengutamakan proses dampak hasil.
pencapaian
40
h) Pembelajaran melalui bermain dengan benda konkrit. 6) Pengelolaan hasil a) Pendidik membuat kesimpulan dan laporan kemajuan anak berdasarkan informasi yang tersedia. b) Pendidik menyusun dan menyampaikan 7) Prosedur penilaian a) Guru melaksanakan penilaian dengan mengacu pada kemampuan( indicator) yang hendak dicapai dalam satu satuan kegiatan yang direncanakan dalam tahapan waktu tertentu dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan. b) Cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut: 1)) Catatlah hasil penilaian pada kolom penilaian perkembangan anak dalam satuan kegiatan harian. 2)) Anak yang belum mencapai indicator seperti diharapkan dalam SKH atau dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bulatan kosong (0). 3)) Anak yang sudah melebihi indicator yang tertuang dalam melaksanakan tugas tanpa bantuan secara
41
tepat/cepat/lengkap/benar,
maka
pada
kolom
penilaian dituliskan nama anak dan tanda bulatan penuh ( ). 4)) Jika semua anak menunjukkan kemampuan sesuai dengan indikator yang tertuang dalam SKH, maka pada kolom penilaian dituliskan kata “ semua anak” dengan tanda checklist (√) , missal : semua anak √. c) Hasil catatan penilaian yang ada dalam satuan kegiatan harian (SKH) dirangkum
dan dipindahkan kedalam
format rangkuman penilaian perkembangan anak didik TK.37
B. Karakter Anak pada Taman Kanak-Kanak 1. Hakikat Anak Taman Kanak-Kanak Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal bagi anak usia empat- sampai enam tahun.38 Menurut psikologi perkembangan, anak usia Taman Kanak-Kanak secara terminologi disebut sebagai anak usia pra sekolah
37
Trianto.Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Kelas Awal SD/MI, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 316-317. 38 Dwi Yulianti, Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: PT Indeks, 2010), hlm.3.
42
atau anak usia Taman Kanak-Kanak. Anak yang berada pada usia ini sangat menentukan tahap perkembangan berikutnya.39 Anak Taman Kanak-Kanak berada pada rentang usia 4-6 tahun, maka anak Taman Kanak-Kanak merupakan bagian dari anak usia dini. Setiap
anak
mempunyai
potensi
yang
sangat
penting
untuk
dikembangkan.Potensi tersebut meliputi moral, nilai-nilai agama, sosial, emosional, kognisi, bahasa, fisik atau motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.40 Karakter belajara anak usia TK pada tahapan proporsional konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukan prilaku belajar sebagai berikut. a. Memandang dunia secara objektif, dari satu aspek situasi dan memandang unsur-unsur secara serentak. b. Berpikir pada hal-hal yang konkret. c. Menggunakan cara berpikir konkret untuk mengklasifikasikan bendabenda dengan menggunakan symbol-simbol untuk menyatakan objekobjek dunia. d. Pemikiran masih bersifat egosentris. Memperhatikan
tahapan
perkembangan
berfikir
tersebut
kecenderungan belajar anak TK memiliki tiga ciri, yaitu. Pertama; Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret yakni yang dapat dilihat, didengar, dicium, 39
Ibid., hlm. 8. Ibid., hlm. 8.
40
43
diraba, dan diutak- atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Kedua; Integratif, pada usia TK anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan, cara berpikir anak yang deduktif dari hal umum kebagian demi bagian. Ketiga; Hierarkis, pada tahapan usia TK cara anak belajar berkembangsecara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi dan cakupan keluasan serta kedalaman materi. Dengan melihat karakter tersebut, maka anak usia dini belajar dengan caranya sendiri. Bermain merupakan cara belajar yang sangat penting bagi anak usia dini.41 2. Unsur-unsur Terbentuknya Karakter Ada beberapa unsur dimensi manusia secara psikologis dan sosiologis dalam kaitanya dengan terbentuknya karakter pada manusia. a.
Sikap Sikap seseorang biasanya adalah merupakan bagian karakternya, bahkan dianggap sebagai cerminan karakter seseorang tersebut.
b. 41
Emosi
Trianto, op. cit , hlm. 22-23.
44
Emosi adalah gejala dinamis dalam situasi yang dirasakan manusia, yang disertai dengan efeknya pada kesadaran, prilaku, dan juga merupakan proses fisiologis. Menurut Danial Goleman dalam
buku
Pendidikan
Karakter
karya
Fatchul
Mu’in
menyebutkan golongan-golongan emosi yang secara umum ada pada
manusia
antaralain:
amarah,
kesedihan,
rasa
takut,
kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel dan malu. c.
Kepercayaan Kepercayaan merupakan komponen kognitif manusia dari faktor sosiopsikologis. Kepercayaan bahwa sesuatu itu “benar” atau “salah” atas dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman, dan intiusi sangatlah penting untuk membangun watak dan karakter manusia.42
d.
Kebiasaan dan Kemauan Kebiasaan
adalah
komponen
konatif
dari
faktor
soiopsikologis. Kebiasaan adalah aspek prilaku manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis tidak direncanakan. Ia merupakan hasil pelaziman yang berlangsung pada waktu yang lama atau sebagai reaksi khas yang diulang berkali-kali.43 e.
Konsepsi Diri Proses konsepsi diri merupakan proses totalitas, baik sadar maupun tidak sadar, tentang bagaimana karakter dan diri kita
42
Fatkhul Mu’in, op. cit , hlm 176. Ibid., hlm, 178
43
45
dibentuk. Konsepsi diri adalah bagaimana “saya “ menempatkan diri dalam kehidupan. 44 3. Karakter Dasar Anak Usia Dini Menurut pakar psikologi, anak usia dini merupakan masa yang tepat untuk melakukan pendidikan. Sebab, pada masa ini anak sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa. Anak belum memiliki pengaruh negatif yang banyak dari luar atau lingkungannya sehingga orang tua maupun pendidik akan jauh lebih mudah dalam mengarahkan dan membimbing anak-anaknya dalam penanaman nilai-nilai karakter.45 Anak usia dini merupakan pribadi yang memiliki karakter yang sangat unik. Keunikan karakter tersebut membuat orang dewasa menjadi kagum dan terhibur melihat tingkah laku yang lucu dan menggemaskan. Akan tetapi tidak sedikit pula orang yang merasa kesal dengan tingkah laku anak yang dianggapnya nakal dan susah diatur. Sebagai orangtua atau pendidik yang baik sudah tentu harus mengerti dan memahami berbagai karakter dasar anak usia dini. Disebabkan karena karakter-karakter itulah yang akan menjadi pusat perhatian untuk dikembangkan dan diarahkan menjadi karakter positif.Berikut beberapa karakter dasar yang dimiliki oleh anak usia dini. a.
44
Bekal Kebaikan
Ibid., hlm. 179 Muhammad Fadhillah & Lilif Mualifatu Khorida, op.cit., hlm. 43-44.
45
46
Pada dasarnya anak telah diberikan bekal kebaikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.Selanjutnya, lingkungan yang berperan aktif dalam memengaruhi dan mengembangkan bekal kebaikan tersebut. b.
Suka meniru Apa yang anak lihat dan rasakan akan senantiasa diikutinnya. Meskipun secara nalar anak belum dapat memilih dan mengerti mana yang baik dan mana yang buruk. Bagi anak mana yang membuatnya senang dan menarik maka itulah yang akan ia ikuti. Atas dasar inilah, dalam pendidikan karakter penting kirannya memberikan teladan-teladan yang baik, khususnya bagi pendidikan anak usia dini.
c.
Suka bermain Bermain merupakan kesukaan setiap anak usia dini. Dalam konteks pendidikan karakter, bermain harus dijadikan dasar dalam kegiatan pembelajaran.Bagaimana anak dibuat senang dan tetap memperhatikan tujuan pembelajarannya.Harapanya anak tidak malas, jenuh dan bosan dalam mengikuti berbagai kegiatan pembelajaran. Untuk itu dalam menanamkan pendidikan karakter kepada anakusia dini sebaiknya memperhatikan hal tersebut supaya anak dapat lebih mudah menangkap dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
d.
Rasa ingin tahu tinggi
47
Anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Itulah sebabnya, ia selalu bertannya kepada siapa saja yang ia hadapi. 46 4. Nilai-nilai Karakter pada Pembelajaran Anak Usia Dini Berikut ada beberapa nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Antara lain : a. Religus Religius
ialah
sikap
dan
prilaku
yang
patuh
dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan rukun dengan pemeluk agama lain.47 b. Jujur Jujur
merupakan
prilaku
yang
didasarkan
pada
upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Jujur bagi anak-anak merupakan hal yang abstrak. Artinnya, anak belum dapat mengerti secara jelas apa itu jujur. Oleh karenanya, sikap jujur ini hanya dapat dikenalkan dan ditanamkan kepada anakanak melalui perbuatan yang nyata.48 c. Toleransi
46
Ibid., hlm.82-84.. Ibid., hlm. 190. 48 Ibid., hlm.190-191. 47
48
Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinnya. Saling menghargai merupakan cerminan sikap toleransi. Sikap ini dapat ditanamkan pada anak sejak usia dini.49 d. Disiplin Disiplin ialah tindakan yang menunjukkan prilaku tertib dan patu pada berbagai ketentuan dan peraturan. Kedisiplinan dapat dilakuakan dan diajarkan kepada anak disekolah maupun di rumah dengan cara membuat semacam peraturan atau tata tertib yang wajib dipatuhi oleh setiap anak.50 e. Kerja keras Kerja keras adalah suatu istilah yang melingkupin suatu upaya yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnnya sampai tuntas.51 f. Kreatif Kreatif
adalah
berpikir
dan
melakukan
sesuatu
untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membuat anak menjadi kreatif. Diantarannya dengan memberikan kebebasan kepada anak-
49
Ibid., hlm. 191. Ibid., hlm. 192. 51 Dharma Kesuma, et. Al., Pendidikan Karakter; Kajian Teori dan Praktik di Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 17. 50
49
anak untuk berekspresi sesuai dengan keingginannya.Namun harus tetap dipantau dan dibimbing dengan baik.52 g. Mandiri Mandiri adalah sikap dan prilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.53 h. Demokratis Yaitu, cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinnya dan orang lain. Sikap demokratis ialah bagaimana setiap anak belajar saling menghargai dan memberikan kesempatan yang sama kepada orang lain.54 i. Rasa ingin tahu Merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinnya, dilihat, didengar. Salah satu karakter dasar anak usia dini adalah mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.55 j. Semangat kebangsaan Merupakan cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya.56 k. Cinta tanah air
52
Muhammad Fadhillah & Lilif Mualifatu Khorida, op.cit., hlm. 194. Ibid., hlm. 195. 54 Ibid., hlm. 196 55 Ibid., hlm. 196. 56 Ibid., hlm. 197. 53
50
Merupakan
cara
berpikir,
bersikap,
dan
berbuat
yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.57 l. Menghargai prestasi Yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinnya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. m. Bersahabat/komunikatif Yaitu tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. n. Cinta damai Cinta damai ialah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. o. Gemar Membaca Gemar membaca ialah kebiasaan menyediakan waktu
untuk
membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinnya. p. Peduli lingkungan Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnnya
57
Ibid., hlm. 198.
51
dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi.58 q. Peduli sosial Peduli yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Seorang anak nantinya tidak akan terlepas dari masyarakat dan bantuan orang lain. Oleh karenanya, anak harus mulai dibiasakan bersikap sosial yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain.59 r. Tanggung jawab Tanggung jawab, yaitu sikap dan prilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Allah Yang Maha Esa.60 5. Upaya Membentuk Karakter Anak Sebagai upaya membentuk karakter anak disekolah/madrasah, semua komponen (stakeholder) harus dilibatkan, termasuk komponenkomponen yang ada dalam sistem pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, rencana pembelajaran, mekanisme penilaian, kualitas hubungan dan pengelolaan pembelajaran.61 a. Kurikulum
58
Ibid., hlm. 199-203. Ibid., hlm. 204 60 Ibid., hlm. 205. 61 Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm.7-8. 59
52
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam sistem pendidikan.62Begitupun dalam upaya membentuk karakter anak di sekolah. Hal-hal
yang
perlu
dipertimbangkan
dalam
membuat
kurikulum pendidikan karakter adalah sebagai berikut. 1) Ilmu adalah sarat nilai (full values) bukan bebass nilai (free values) 2) Integrasi dan harmonisasi 3) Sinergi dengan dinamika perkembangan zaman 4) Mengakomodasi budaya/kearifan lokal (mulok) 5) Kurikulum/materi
memuat 18 nilai karakter (religius, jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan,
peduli
sosial,
tanggung
jawab
peran
masyarakat). b. Metode Selain kurikulum, metode juga mempunyai peranan penting dalam menghubungkan pendidik dengan peserta didik menuju tujuan pendidikan karakter. Dimana metode atau alat pendidikan karakter yaitu cara yang dapat digunakan untuk menuntun atau membimbing anak dalam masa pertumbuhannya agar kelak menjadi manusia
62
Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, op.cit., hlm 182.
53
berkepribadian berkarakter (akhlak mulia) yang diridhoi Allah. Oleh karena itu metode harus searah dan berbasis agama dan budaya bangsa atau dengan kata lain tidak boleh lari dari nilai agama dan budaya bangsa yang luhur.63 Penggunaan metode pendidikan karakter harus memperhatikan prinsip-prinsip yang mampu memberikan petunjuk, arahan dan pedoman pelaksanaan metode pendidikan karakter.Oleh karena itu, pendidik harus senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip sehingga dapat menyesuaikan metode yang paling baik bagi peserta didik, di ruang kelas maupun dilur ruangan kelas.64 c. Pendekatan Pendekatan yang dapat digunakan dalam pendidikan karakter adalah sebagai berikut. 1) Pendekatan pengalaman, yaitu pemberian pengalaman berbasis nilai agama dan budaya bangsa kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai agama dan budaya. 2) Pendekatan pembiasaan, yaitu suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi. 3) Pendekatan emosional, yaitu usaha untuk memnggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini ajaran agama dan budaya bangsa serta dapat merasakan mana baik dan mana yang buruk. 63
Ibid, hlm. 218. Ibid, hlm. 223.
64
54
4) Pendekatan rasional, yaitu pendekatan mempergunakan akal atau rasio dalam memahami dan menerima kebesaran dan kekuasan Allah. 5) Pendekatan keteladanan, yaitu memperlihatkan keteladanan, baik yang langsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab antara
personal
sekolah,
prilaku
pendidikan,
dan
tenaga
kependidikan lain yang mencerminkan akhlak mulia maupun suguhan ilustrasi melalui cerita-cerita yang dapat dijadikan contoh. 6) Pendekatan fungsional, yaitu usaha memberikan pendidikan karakter yang menekankan segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat kemampuan dan perkembangnnya.65 Selain itu pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dan dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan nilai dan pembentukan karakter tidak hanya dilakukan pada tataran kognitif tetapi menyentuh internalisasi dan pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.66
65
Ibid., hlm.219-222. Mulyasa, op.cit., hlm.8.
66