BAB II PENGOBATAN DENGAN TEKNIK HIJAMAH DALAM PERSPEKTIF HADITS
A. HIJAMAH : Pengertian, Sejarah dan Tekniknya 1. Pengertian Hijamah Perkataan Hijamah berasal dari istilah Bahasa Arab Al-Hijamah1yang berarti “pelepasan darah kotor” dan “Al-Fashd” (pembuang darah)2, atau bahasa Inggris disebut dengan “Cupping” dan dalam bahasa melayu dikenal dengan istilah “Bekam”. Di Indonesia dikenal dengan istilah Kop atau Canduk. Hijamah adalah suatu proses membuang darah kotor (toksid-racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Toksid/toksin adalah endapan racun/zat kimia yang tidak dapat diuraikan oleh tubuh. Toksin ada pada hampir setiap orang. Toksin berasal dari pencemaran udara maupun dari makanan yang mengandung zat pewarna, pengembang, penyedap rasa, pemanis, pestisida sayuran, dan lain-lain. Kulit adalah organ yang terluas dalam tubuh manusia, karena itu banyak toksin berkumpul.dengan berbekam dapat membersihkan darah yang mengalir dalam tubuh manusia. Inilah salah satu Detoksifikasi (proses pengeluaran toksin) yang sangat mujarap, serta tidak ada efek samping. 1
Istilah al-hijamah memiliki dua makna. Pertama, disandarkan pada kata kerja “hajama” memiliki arti menyedot, kedua, disandarkan pada kata “hajjama” yang berarti mengembalikan sesuatu kepada volumenya yang asli dan mencegah untuk berkembang. Lih. Aiman al-Husaini, Bekam Mukjizat Pengobatan Nabi saw, Jakarta: Pustaka Azzam, 2005, Hlm. 15. 2 Idris Hasan, Bekam Pengobatan Cara Nabi Solusi Sehat Masa kini, Klaten: Pustaka Amali, 2007, Hlm. 24.
18
19
Hijamah berkesan untuk melegakan atau menghapus kesakitan, memulihkan fungsi tubuh serta memberi harapan pada penderita untuk terus berikhtiar mendapat kesembuhan.3 2. Sejarah Hijamah atau Bekam a. Hijamah Pra Islam Awal mula bekam di Barat dan Timur Tengah pertama kali di lakukan oleh bangsa Mesir.Dimana didalam The Ebers Papyrus yang ditulis sekitar tahun 1550 SM dingatakan bahwa bangsa Mesir melakukan terapi pengobatan bekam untuk mengobati semua gangguan penyakit. Namun dari buku yang lain mengatakan bahwa sebelum bekam dilakukan oleh bangsa Mesir, pengobatan bekam telah dilakukan oleh bangsa Sumeria sekitar 4000 SM yang kemudian berkembang ke Babilonia, Saba', Persia dan termasuk berkembang ke Mesir. Di Mesir, bekam sudah ada sejak zaman kekuasaan Firaun, sekitar tahun 2500 SM. Dan pada masa Raja Ramses II, sekitar tahun 1200 SM berkembang bekam di Mesir dengan cara melempari batu kepada orang yang lewat kemudian setelah terjadi lebam dikeluarkan darahnya. Di sisi lain ada yang mengatakan bahwa metode bekam dengan melakukan lemparan batu dengan kasar terjadi pada saat zamannya Nabi Luth yaitu sekitar sebelum tahun 1800 SM. Di Persia Kuno yang hidup tahun 3.000 SM, pengobatan bekam berkembang pesat dengan pengobatan lainnya yaitu pengobatan dengan 3
Diktat Pendidikan, Program Pendidikan Jurusan Kedokteran Islam (Ath-Thibb An-Nabawi), Bekam Center Indonesia Dan MA Dr Ibnu Mas’ud Wiradesa Pekalongan, Hlm. 8-9.
20
menggunakan herbal (tumbuhan dan laut) dan terapi fisik lainnya seperti kay dan fashid. Kemudian
dari
Mesir,
pengobatan
bekam
yang
mengalami
perkembangan pesat dan memunculkan para dokter / terapis bekam masuk ke Yunani Kuno. Di Yunani kuno, bekam mendapatkan sambutan hangat termasuk dari Galen dan Hippocrates yang keduanya pelaku bekam dan pendukung setia terapi pengobatan bekam. Bahkan sebagai bentuk dukungan Galen terhadap pengobatan bekam sampai-sampai Galen mengutuk siapa saja dokter yang tidak menggunakan pengobatan bekam termasuk Erasistratus (seorang praktisi pengobatan). Dari Yunani kuno dan Roma, pengobatan bekam sampai kepada bangsa Arab dan Persia Muslim melalui Alexandria dan Byzantium (Turki). Pada saat Rasulullah
belum
lahir,
pengobatan
bekam
sebenarnya
sudah
berkembang pesat dilakukan oleh bangsa Arab Quraish. Kemudian pengobatan bekam dikukuhkan lagi oleh Rasulullah bahwa pengobatan bekam baik untuk pengobatan penyakit. Dari sini sebenarnya, kita mendapat pelajaran bahwa adanya Hadis Rosul yang mengatakan kebaikan bekam sebenarnya untuk lebih mengukuhkan bagi bangsa Arab dan Islam khususnya bahwa bekam sangat baik dijadikan sebagai sarana pengobatan diantara pengobatan yang lainnya.4
4
Diktat Pendidikan, Program Pendidikan Jurusan Kedokteran Islam (Ath-Thibb An-Nabawi), Bekam Center Indonesia Dan MA Dr Ibnu Mas’ud Wiradesa Pekalongan, Hlm. 9-10
21
b. Hijamah Masa Nabi Di zaman Rosulullah saw, pengobatan bekam mengalami evolusi lanjutan dengan menggunakan konsep dasar keilmuan. Dimana bekam tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus berdasarkan kaidah keilmuan yang disampaikan oleh Hadis Rasulullah saw. Hal itu terbukti dengan petunjuk Rasulullah saw yang memberikan arahan bahwa pengobatan bekam itu harus disesuaikan dengan titik tertentu yang ada pada tubuh seseorang karena didalam tubuh seseorang mempunyai letak titik yang berbeda dan mempunyai fungsi yang berbeda. Jadi tidak seperti masa awal pertama kali bekam muncul yang dilakukan dengan metode kasar dan menyakitkan sehingga sampai menimbulkan efek samping yang tidak baik bahkan sampai menimbulkann kematian karena asalasalan mengeluarkan darah dan alat yang dipakai pun tidak memenuhi kesehatan. Kemudian pada masa perkembangan Islam, pengobatan bekam mencapai puncaknya di Irak sekitar tahun 300 Hijriah dengan dibuktikan bekam dilakukan dengan berbagai macam metode, alat-alat baru yang lebih higienis dan mempunyai konsep perpaduan dari Rosulullah saw (Titik Bekam Nabi) dan ilmu kesehatan yang lainnya. Sehingga pada masa itu, bermunculan para praktisi pengobatan bekam profesional yang
mengenyam
pendidikan
pengobatan
bekam
dan
praktisi
pengobatan bekam yang diperoleh dari keturunan maupun dari otodidak dan di jalanan. Selain diperlajari oleh orang yang bergerak di pengobatan,
22
bekam juga dipelajari oleh orang yang bukan bergerak di bidang pengobatan seperti orang yang mempelajari ilmu agama. Sehingga pada saat itu para terapis pengobatan bekam mempunyai sangat banyak ragamnya antara yang menguasai bekam berdasarkan ilmu dan yang tidak berdasarkan ilmu.Tidak seperti pengobatan bekam pada masa awalawal yang melakukan bekam hanya di kalangan kerajaan. Selanjutnya pada Abad 18 bekam mengalami perkembangan yang sangat pesat di dataran Eropa dan Amerika dengan diterbitkannya jurnaljurnal ilmiah bekam dan penelitian bekam. Banyak pakar bekam yang non-muslim mengembangkan teknik dan penelitian bekam sehingga menjadi pakar bekam yang luar biasa. Diantara pakar bekam Eropa adalah Ambroise Pare (1590 - 1590) yang merupakan ahli Bedah bahkan ada yang menjuluki beliau sebagai Bapak Ahli Bedah.Ada lagi Sir Arthur Keith (1866 - 1955) seorang Ahli Bedah dan Anatomi Tubuh juga menjadi pakar bekam di Skotlandia yang mengatakan bahwa terdapat keberhasilan yang baik pengobatan dengan menggunakan bekam.praktek bekam di Eropa menggunakan lintah sebagai alat untuk melakukan melakukan hijamah. Pada satu masa, 40 juta lintah di impor ke negara perancis untuk tujuan itu. Lintah-lintah akan dilaparkan tanpa diberi makan terlebih dahulu maka bila disangkutkan pada tubuh manusia dia akan terus menghisap darah-darah dengan efektif. Setelah kenyang lintah tidak berupaya lagi untuk bergerak dan terus jatuh lantas mengakhiri prosesi hijamahnya.Adapula yang menggunakan gelas atau buluh, tetapi
23
hal itu memerlukan api untuk menguapkan dan mendapatkan keadaan vacum.5 c. Hijamah Masa Modern Teknik pengobatan Bekam di masa modern dengan masa lalu hampir tidak ada bedanya. Hal yang membedakan bekam modern dengan bekam masa lalu hanya terletak pada peralatan yang digunakan untuk melakukan bekam. Bekam di masa modern telah memodifikasi peralatannya, dari yang semula berasal dari tanduk binatang, menjadi gelas kaca dan kemudian dilengkapi dengan pompa tangan dan kran.6 3. Jenis dan Teknik Bekam a. Ada dua jenis bekam 1) Bekam Basah (Damawiyah), cara ini adalah yang dilakukan Rasulullah saw. maka disebut sunnah Nabi saw. Cara ini permukaan kulit disedot atau dicup lebih dahulu selama 2-3 menit. Baru cup dilepas lalu kulit ditusuk dengan jarum atau pisau bedah, caranya dengan menyayat titik tertentu dalam tubuh sepanjang 0,5 cm dengan kedalaman 0,4 mm. Sayatan tidak boleh lebih 0,4 mm, jika lebih dari itu yang keluar bukan darah kotor tetapi darah segar. Sebab sayatan mengenai pembuluh darah arteri, jadi bedah minor ini dengan sangat hati-hati. Jika dengan jarum tempat yang dicop tadi ditusuk dengan
5
Diktat Pendidikan, Program Pendidikan Jurusan Kedokteran Islam (Ath-Thibb An-Nabawi), Bekam Center Indonesia Dan MA Dr Ibnu Mas’ud Wiradesa Pekalongan, Hlm. 9-10 6 Wawancara Kepada Drs. M. Helmi Asror SH.CN.Sp.B, Kepala Dan Tabib Di Griya Bekam&Herbal Syah Asror Warungasem Batang, tanggal 8 Agustus 2015. Jam 09.30 WIB
24
jarum secukupnya dan dicop kembali untuk mengeluarkan darah yang kotor dari badan. Jika perlu penyedotan darah kotor ini hingga maximal sampai tiga kali. 2) Bekam Kering (Jaffah), yaitu bekam angin. Bekam kering ini tidak pernah dilakukan oleh Rasuulullah saw, tetapi jenis ini adalah pengembangan jaman sekarang, berdasarkan ijtihad para mujtahid. Adapun cara bekam kering adalah organ yang dituju dilumasi dengan minyak But-But, langsung dikop 3-5 menit, dimana kopnya dipasangkan maghnetnya. Hal ini dilakukan 2 hingga 3 kali. Bekam kering ini juga bermanfaat yaitu membuang angin dan meredakan sakit secara emergensi tanpa melukai kulit, untuk itu diperlukan minyak But-But untuk melicinkan cup gelas agar kulit tidak sakit, disamping juga untuk menyembuhkan luka dari pori-pori kulit terbuka. b. Ada Empat Teknik Berbekam 1) Teknik statis dimana titik yang dituju langsung disedot. 2) Teknik luncur, dimana sebelum mendapatkan titik yang dituju, tubuh dioleskan minyak But-But kemudian gelas bekam dipasang dan disedotkan dan cup gelas diluncurkan beberapa saat. Teknik ini untuk membuang angin. 3) Teknik tarik, teknik ini biasanya dilakukan di daerah dahi (jw= batuk) dengan cara dioleskan minyak But-but lalu gelas bekam disedotkan dan ditarik hingga berkali-kali.
25
4) Teknik limpatik, yaitu sebelum mendapatkan titik limpatik yang ingin dituju, tubuh diraba dengan minyak But-But bila ada yang menonjol membentuk gumpalan seperti pasir, beras, kacang hijau, hisab dengan gelas bekam lalu dikeluarkan darah. Fungsi teknik ini adalah untuk mengaktifkan kembali leukosit dalam menjalankan tugasnya yaitu membasmi kuman, bakteri, virus yang melemahkan imun.7 4. Jenis Penyakit yang Dapat Disembuhkan dengan Bekam. Jenis-jenis penyakit yang dapat disembuhkan dengan metode bekam diantaranya adalah: a. Penyakit Kronis Migrain, Stroke, Alergi, Asam urat, Gangguan pernapasan, Gatalgatal, Bisul, Epilepsy, Kanker atau tumor, Masuk angin, paru-paru, hipertensi, sakit kepala, Gangguan pencernaan, Ambeien, Sakit tulang belakang, Sakit kuning dan liver, Kusta, Jantung, Gangguan syaraf dan otot, Gastritis choronis, Gangguan mata, Reumatik, Kesemutan, Batu empedu, Gangguan hormone, dan lain-lain. b. Penyakit akut Batuk pilek, Gastritis acute, Mual-mual dan muntah-muntah terkena racun, Bronchitis acute, Sembelit, Sakit kepala acute, Colli abdomen atau kejang, dan lain-lain.8
7
Sugiyo, 2010, Titik Bekam Hubungannya dengan Meridian dan Herba, Surakarta: Pustaka Al Fauzi, Hlm. 2 8 Diktat Pendidikan, Program Pendidikan Jurusan Kedokteran Islam (Ath-Thibb An-Nabawi), Bekam Center Indonesia Dan MA Dr Ibnu Mas’ud Wiradesa Pekalongan, Hlm.23.
26
B. HIJAMAH DALAM HADITS NABI Menurut Yusuf al-Qaradhawi, dalam memahami hadits Nabi saw harus berpegang dan mementingkan makna substansial atau tujuan/sasaran hakiki teks hadits. Sebab sarana dan prasarana yang tampak pada lahiriyah hadits dapat berubah-ubah dari satu masa ke masa lainnya, dari satu lingkungan ke lingkungan lainnya, bahkan semua itu mengalami perubahan. Untuk itu kita tidak boleh mencampuradukan antara tujuan (yang hakiki dan abadi) yang hendak dicapai oleh hadits dengan prasarana temporer atau lokal yang menunjang pencapaian tujuan. Dengan demikian, bila suatu hadits menyebutkan sarana tertentu untuk mencapai tujuan, maka sarana tersebut tidak bersifat mengikat, karena sarana tersebut ada kalanya berubah dengan adanya perubahan lingkungan, zaman, adat kebiasaan dan lain sebagainya. Salah satu hadits tentang obat-obatan menurut Yusuf al-Qaradhawi, yaitu berbekam merupakan alat atau sarana pengobatan. Sedangkan tujuan dari semua obat itu adalah memelihara kesehatan. Untuk itu, obat-obatan tersebut bisa saja berubah atau diganti dengan yang lain. Dalam rangka memelihara kesehatan juga perlu memperhatikan aspek preventif, misalnya dengan karantina kesehatan agar mencegah penularan penyakit, memperhatikan kebersihan manusia, rumah dan jalan, menjaga pencemaran air dan tanah, mengharamkan makanan dan minuman yang membahayakan jiwa, baik yang memabukkan atau yang membius, melarang pekerjaan yang memeras tenaga secara berlebih-lebihan, memelihara kesehatan mental dan fisik, dan lain-lain.9
9
Yusuf al-Qaradhawi, Kaifa Nata’amal ma’a al-Sunnah, Hlm. 139-140.
27
Bagi Yusuf al-Qaradhawi, hadits tentang obat-obatan merupakan anjuran, yang tidak menjadikan pahala berkurang karena meninggalkannya, dan tidak pula bertambah karena mengerjakannya. Karena obat-obatan tersebut bersumber dari pengalaman dan adat istiadat orang arab. Untuk saat ini umat Islam tidak dilarang berobat dengan ilmu kedokteran, atau berobat dengan caranya sendiri.10Pemahaman seperti ini tidak bisa ditolak, karena memang lebih memberikan keleluasan bagi kreativitas manusia, meskipun tidak sedikit beranggapan bahwa petunjuk nabi tentang obat-obatan itu tidak bermakna. Justru petunjuk Nabi saw itu dapat dijadikan bukti sekaligus batu pijak bagi pengembangan pengobatan dan kesehatan. Ada beberapa hadits Rasulullah saw yang dengan jelas menguraikan mengenai obat-obatan yang bisa digunakan untuk menyembuhkan suatu penyakit tertentu. Sebagian ulama ada yang memberikan perhatian sangat besar terhadap masalah ini.Mereka beranggapan bahwa seluruh penjelasan dalam hadits-hadits semacam itu termasuk agama dan wahyu Allah swt.11 Seperti yang tercantum dalam hadits-hadits tentang hijamah, yaitu; 1. Hadits tentang anjuran hijamah
ِ ِ ْ َح َّدثَِِن ْ َحدَّثَنَا أ:ْي ُ ْ اْلُ َس ٌ َحدَّثَنَا َساِل: َحدَّثَنَا َم ْرَوا ُن بْ ُن ُش َح ٍاع:َْحَ ُد بْ ُن َمني ٍع ٍ َّ َع ِن ابْ ِن َعب,األَفْطَس َع ْن َسعِْي ِد بْ ِن ُجبَ ٍْْي ((الش َفاءُ ِِف ِّ : قَ َال,اس َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َما ُ
10
Yusuf al-Qaradhawi, al-Sunnah Mashdaran li al-Ma’rifah, Hlm. 66-67 Al-Qardhawy, Dr. Yusuf, 1998 , Assunnah sebagai Sumber IPTEK dan Peradaban, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, Hlm. 200 11
28
ٍ َثَال َرفَ َع.)) َوأنْ َهى اَُّم ِِت َع ِن الْ َك ِّي، َوَكيَّ ِة نَا ٍر, َو َش ْرطَِة ِ ِْم َج ِم, َش ْربٍَة َع َس ٍل:ث 12 ِْ .ث َ ْاْلَدي
“Al-Husain menyampaikan kepadaku dari Ahmad bin Mani’, dari Marwan bin Syuja’ dari Salim al-Afthas, dari Sa’id bin Jubair bahwa Ibnu Abbas berkata, “Kesembuhan itu ada dalam tiga hal:minum madu, jarum bekam, dan pengobatan dengan besi panas, tetapi aku melarang umatku (melakukan) pengobatan dengan besi panas.” Ibnu Abbas menyatakan hadits itu marfu’.
ِ ِ ِ ح َّدثَِِن ع: حدَّثَنَا ابن الْغَ ِسي ِل:اعيل بن أَبا َن َع ْن َجابِ ِربْ ِن,اص ُم بْ ُن عُ َمَر َ َ ْ ُْ َ َ ُ ْ ُ ْ ََحدَّثَنَا إ ْْس ِ ِ ِ ((يَ ُق ْو ُل إِ ْن َكا َن ِِف َش ْي ٍء ِم ْن:صلَّى اهللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم َّ ِت الن ُ َْس ْع:َعْبد اهلل قَ َال َ َِّب ِ وما أ، أَو لَ ْذع ٍة ِمن نَا ٍر، أَو َشرطَِة ِ ِْمج ٍم، يتِ ُكم خي ر فَ َفي َشرب ِة عس ٍل ب أَ ْن ُّ ُح ََ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ َْ ْ ٌ ْ َ ْ َ .))ي َ أَ ْكتَ ِو
“Ismail bin Aban menyampaikan kepada kami dariIbnu al-Ghasil,
dariAshim bin Umar, dari Jabir bin Abdullah yang mengatakan, aku mendengar Nabi SAW bersabda, “Jika ada sesuatu yang baik dari pengobatan kalian, maka itu terdapat dalam jarum bekam, minum madu, atau pengobatan dengan bara api, tetapi aku tidak menyukai pengobatan dengan besi panas.”13
ٍ ِّّحدثَنا سعِي ُدبن تَل ٍ حدثِن وْى:]يد [قَ َال َّ أ:َُخبَ َرِِن َع ْمٌرو َو َغْي ُره َن َ َب ق ْ أ:أل َ ُْ ْ َ َ َ ّ ِ ِ ِ ِ َّ أ:ب َكي را ح َّدثَو ِ ُ َ ًْ ُ ُ اَ َّن َجابَر بْ َن َعْبد اهلل َرض َي اهلل:َُن َعاص َم بْ َن عُ َمَر بْ ِن قَتَ َادةَ َح َّدثَو ِ ِ ِ ُ الَ أَبْ َر ُح َح ََّّت ََْتتَح َم فَِإ ِِّن َْس ْع:َّع ُُثَّ قَ َال َ ت َر ُس ْوَل اهلل ُصلَّى اهلل َ َعْن ُه َما َع َاد الْ ُم َقن .))ً ((إِ َّن فِْي ِو ِش َفاء:َعلَْي ِو َو َسلَّ َم يَ ُق ْو ُل
“Sa’id bin Talid menyampaikan kepada kami dari Ibnu Wahb yang
mengabarkan dari Amr dan lainnya, dari Bukair, dari Ashim bin Umar bin Qatadah bahwa Jabir bin Abdullah menjenguk al-Muqanna’ dan berkata, “Kamu tidak akan sembuh hingga berbekam, karena aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya padanya terdapat obat.”14
12
Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Shahih Bukhari, Bab kesembuhan dalam Tiga Hal, No. hadits 5249 13 Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Shahih Bukhari, Bab Berobat dengan Madu, No. hadits 5251 14 Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Shahih Bukhari, Bab Bekam dari Penyakit. No. hadits 5264
29
َْحَ ُدبْ ُن بُ َديْ ِل بْ ِن قَُريْ ٍ َخبَ َرنَا َعْب ُد َحدَّثَنَا أ ْ ش اليَ ِام ُّى الْ ُك ْوِ ُّ َخبَ َرنَا ُِمَ َّم ُدبْ ُن فُ َ ضْي ِل ،أ ْ ِف أ ْ ِ اق ع ِن الْ َق ِ الر ْْح ِن ُى َوابْ ُن َعْب ِد اهللِ بْ ِن َم ْسعُ ْوٍد َع ْن أَبِْي ِو اس ِم بْ ِن َعْب ِد َّ َّ الر ْْح ِن بْ ُن أ ْس َح َ َ ٍ ٍ ِ ِ ى بِِو ((حد َ صلَّى اهللُ َعلَْيو َو َسلَّ َم َع ْن لَْي لَة أ ْ َّث َر ُس ْو ُل اهلل َ َع ِن ابْ ِنَ َم ْسعُود قَ َالَ : ُس ِر َ ٍ اْلِ َج َام ٍة)). ك بِ ْ أَنَّوُ َِلْ ِيََُّر َعلَى َمالَء ِم َن الْ َمآلئِ َك ِة إِالَّ أ ََم ُرْوهُ :أَ ْن ُم ْر أ َُّمتَ َ
“Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Budail bin Quraisy Al-Kufi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Fudhail memberitahukan kepada kami, Abdurrahman bin Ishaq memberitahukan kepada kami dari Al-Qasim bin Abdurahman bin Abdillah bin Mas’ud dari ayahnya dari Ibnu Mas’ud berisra’ bahwa beliau tidak menjumpai sekelompok para malaikat melainkan mereka memerintahkan kepada beliau: “Perintahkan kepada umatmu untuk berbekam.” Hadits ini adalah hasan gharib dari hadits Ibnu Mas’ud.15
ٍ ِ ت َخبَ َرنَا الن ْ َّض ُربْ ُن ُُشَْي ٍل ،أ ْ َحدَّثَنَا َعْب ُدبْ ُن ُْحَْيد ،أ ْ َخبَ َرنَا َعبَّ ُ ص ْوٍر قَ َالَْ :س ْع ُ ادبْ ُن َمْن ُ ِ اس ِغ ْلمةُ ثَالَثَةُ ح َّجامو َن ،فَ َكا َن اثْنَ ِ ِ ان يُغِالَّ ِن َعلَْي ِو َ ُْ ع ْك ِرَمةَ قَ َالَ :كا َن البْ ِن َعبَّ ٍ َ وعلى أَىلِ ِو ،وو ِ أل ابْ ُن َعبَّ ٍ ِب اهللِ: اح ُد ََْي ِج ُموُ َوََْي ِج ُم أ َْىلَوُ .قَ َالَ :وقَ َ اس :قَ َال نَِ ُّ َ َ ْ ََ ص ِر))َ .وقَ َال(( :إِ َّن ب بِالدَِّمَ ،وُُِي ُّ ((نِ ْع َم الْ َعْب ُد ْ ف ُّ ب َوََْيلُ ْو َع ِن الْبَ َ الص ْل َ اْلَ َّج ُام يَ ْذ َى ُ ِ ِج بِِو َم َامَّر َعلى َمالٍَء ِم َن الْ َمالَئِ َك ِة إِالَّ صلَّى اهللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم َحْي ُ َر ُس ْوَل اهلل َ ث عُر َ اْلِ َج َام ِةَ .وقاَ َل إِ َّن َخْي َرَما ََْتتَ ِج ُم ْو َن فِْي ِو يَ ْوُم َسْب َع َع ْشَرةَ َويَ ْوُم تِ ْس َع ك بِ ْ قَالُْوا َعلَْي َ ط َواللَّ ُد ْوُد السعُ ْو ُ َع ْشَرَة َويَ ْوُم إِ ْح َدى َو ِع ْش ِريْ َنَ .وقَ َال :إِ َّن َخْي َرَما تَ َد َاويْتُ ْم بِِو َّ ِ َّ اْلِ َج َامةُ َوالْ َم ِش ُّىَ ،واِ َّن َر ُس ْوَل اهللِ َ َّ ص َحابُوُ. َو ْ اس َواَ ْ صلى اهللُ َعلَْيو َو َسل َم لَدَّهُ الْ َعبَّ ُ ِ ِ َّ فَ َق َال َر ُس ْو ُل اهللِ َ َّ َِّن؟ فَ ُكلُّ ُه ْم أ َْم َس ُك ْوا فَ َق َال :الَيَْب َقى صلى اهللُ َعلَْيو َو َسل َمَ :م ْن لَد ْ أَح ُد ِِمَّن ِِف الْب ي ِ ت إِالَّ لُ َّد َغْي ُر َع ِّم ِو الْ َعبَّ ِ َّض ُر :اللَّ ُد ْو ُدالْ َو ُج ْوُدَ .وِِف لس)) قَ َال الن ْ َْ ْ ْ ِ ِ ث حسن َغ ِْييب الْنَع ِرفُو إِالَِّمن ح ِدي ِ الْب ِ ث َعبَّ ِادبْ ِن اب َع ْن َعائ َشةََ .ى َذا َحديْ ُ َ َ ُ ْ ْ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ ص ْوٍر. َمْن ُ
“Abd. Bin Humaid menceritakan kepada kami, An Nadhr bin Syumail memberitahukan kepada kami, Abbad bin Manshur memberitahukan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar Ikrimah berkata: “Ibnu Abbas 15
Isa, Muhammad, 1992, Sunan At-Tirmidzi Jus lll, Semarang: CV. Asy-Syifa’, Hlm. 553554. No. hadts 2127
30
mempunyai tiga orang membekam lalu yang dua orang memberkan penghasilan kepadanya dan keluarganya dan yang satu orang yang membekam dia dan keluarganya”. Rawi berkata: Ibnu Abbas berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Sebaik-baik orang adalah tukang membekam dia dan keluarganya”. Rawi berkata: Ibnu Abbas berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Sebaik-baik orang adalah tukang membekam dia dapat menghilangkah darah (kotor), meringankan tulang punggung serta mempertajam pandangan”. Ibnu Abbas berkata: “Bahwa Rasulullah SAW, ketika dinaikkan ke langit, beliau tidak menjumpai sekelompok malaikat melainkan mereka berkata: “Lakukanlah bekam” dan dia berkata: “Sesungguhnya sebaik-baik obat yang kami pakai mengobati penyakit adalah obat tetesan yang dimasukkan ke lubang hidung, pengobatan dengan cara membekam dan obat sakit perut dan sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditetesi obat tetesan ke dalam hidung beliau oleh Ibnu Abbas dan para shahabat beliau. Lalu Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang menetesi obat tetesan ke dalam hidungku?” Mereka semua diam lalu dia berkata: “Tidak tersisa seorang pun di dalam rumah melainkan ditetesi obat tetesan ke dalam hidungnya kecuali paman beliau Al Abbas.” An Nadhr berkata”: Al Ladud adalah Al-Qujud. Dalam bab ini terdapat hadits dari Aisyah. Hadits ini adalah hasan gharib aku tidak mengetahuinya selain dari hadits Abbad bin Manshur.16
ِ اد بْ ُن َسلَ َمةَ َع ْن ُ ََّس َوُد بْ ُن َعام ٍر َحدَّثَنَا َْح ْ َحدَّثَنَا أَبُو بَ ْك ِر بْ ُن أَِِب َشْيبَةَ َحدَّثَنَا أ ِ صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم قَ َال إِ ْن ِّ ُِِمَ َّمد بْ ِن َع ْم ٍرو َع ْن أَِِب َسلَ َمةَ َع ْن أَِِب ُىَريْ َرَة َع ْن الن َ َِّب ْ ََكا َن ِِف َش ْي ٍء ِِمَّا تَ َد َاوْو َن بِِو َخْي ٌر ف ُاْلِ َج َامة
“Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Aswad bin 'Amir telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Muhammad bin 'Amru dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: 'Sekiranya ada sesuatu yang lebih baik yang dapat kalian gunakan untuk pengobatan, maka itu adalah hijamah (bekam)."17
16
Isa, Muhammad, 1992, Sunan At-Tirmidzi Jus lll, Semarang: CV. Asy-Syifa’, Hlm. 553556. No. Hadits 2128 17 Muhammad bin Yazid bin Majah al Qazwini, Sunan Ibnu Majah, Bab Berbekam, No. 3467
31
ِ ِ ِ ِِ َما َكا َن اَ َح ٌد يَ ْشتَ ِك ْى اِ َل:ت ْ َصلَّى اهللُ َعلَْيو َو َسلَّ َم قَال َ َع ْن َس ْل َمى َخادم َر ُس ْول اهلل ِ ِِ ِ ِ ِ َوالَ َو َج ًعا ِِف،احتَ َج َم ْ :صلَّى اهللُ َعلَْيو َو َسلَّ َم َو َج ًعا ِِف َرأْسو االَّ قَ َال َ َر ُس ْول اهلل ِ اْلِن ِ :ِرجلَي ِو اِالَّ قَ َال .َّاء ْ صًرا ِِف ُّ اخَر َجوُ الت ِّْرِم ِذ ْ َو.اخضْب ُه َما ْ ْْ َ َ ُمُْت,َاجة َ ى َوابْ ُن َم
“Dari Salma, pelayan Rasulullah SAW dia berkata: “Tak ada orang yang mengadukan sakit kepala kepada Rasulullah SAW kecuali beliau bersabda : berbekamlah dan tidak pula orang yang mengadukan sakit pada kedua kakinya, melainkan beliau bersabda “ Pacarilah!”18 2. Hadits tentang waktu berhijamah
ٍ ِ ،َخبَ َرنَا ََهَّ ُام َو َج ِريْ ُربْ ُن َحا ِزٍم ْ أ،َخبَ َرنَا َع ْم ُرْو ُن َعاص ٍم ْ أ،َحدَّثَنَا َعْب ُد الْ ُقد ُّْو ِس بْ ُن ُِمَ َّمد ٍ ََخبَ َرنَا قَتَ َادةُ َع ْن أَن صلَّى اهللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ََْيتَ ِج ُم ِِف ْ قَاالَ أ ُّ ِ (( َكا َن الن:س قَ َال َ َِّب ِ ْي والْ َك ِ ْ اْأل .)) َوَكا َن ََْيتَ ِج ُم لِ َسْب َع َع ْشَرَة َوتِ ْس َع َع ْشَرَة َواِ ْح َدى َو ِع ْش ِريْ َن،اى ِل َ ْ َخ َد َع ِ ِ ٍ َّاب عن اب ِن عب .ب ُ ْ َى َذا َحدي.اس َوَم ْعق ِل بْ ِن يَ َسا ٍر َ ْ ْ َ ِ ََوِِف الْب ٌ ْث َح َس ٌن َغ ِري “Abdul-Quddus bin Muhammad menceritakan kepada kami, Amr bin Ashim memberitahukan kepada kami, Hammam dan Jarir bin Hasim memberitahukan kepada kami, mereka berkata: Qatadah memberitahukan kepada kami, mereka berkata: Qatadah memberitahukan kepada kami dari Anas berkata: “Rasulullah SAW pernah membekam pada kedua otot samping leher dan sebelah atas punggung dan beliau membekam pada hari tujuh belas, sembilan belas, dan dua puluh satu”. Dalam bab ini terdapat hadits dari Ibnu Abbas dan Ma’qil bin Yasar. Hadits ini adalah hasan gharib.19
ٍ َّ َع ِن ابْ ِن َعب، َع ْن طَ ُاو ٍس َو َعطَ ٍاء، َحدَّثَنَا ُس ْفيَا ُن َع ْن َع ْم ٍرو:َّد :س قَ َال ٌ َحدَّثَنَا ُم َسد .صلى اهلل َعلَْيوِ َو َسلَّ َم َوُى َو ُِْم ِرٌم َّ ِاحتَ َج َم الن َ َِّب “Musaddad menyampaikan kepada kami dari Sufyan, dari Amr, dari Thawus dan dan Atha’ bahwa Ibnu Abbas berkata, “Nabi SAW berbekam ketika beliau sedang ihram”.20
18
Sulaiman bin al Asy'ats bin Syadad bin 'Amru bin 'Amir, Sunan Abu Daud, Bab Penjelasan tentang Bekam, No. hadits 3360 19 Isa, Muhammad, 1992, Sunan At-Tirmidzi Jus lll, Semarang: CV. Asy-Syifa’, Hlm. 553, No. Hadits 2126 20 Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Shahih Bukhari, Bab Bekam ketika Safar dan Ihram No. Hadts 5262
32
ِ ٍ َّحدَّثَنَا معلَّى بن أَس ٍد حدَّثَنَا وىيب عن أَيُّوب عن ِع ْك ِرمةَ عن اب ِن عب َ ْ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ ٌ َُْ َ َ ُ ْ َ ُ َ ُاس َرض َي اللَّو ِ َّ َعْن ُه َماأ صائِ ٌم َّ َِن الن ْ احتَ َج َم َوُى َو ُِْم ِرٌم َو ْ صلَّى اللَّوُ َعلَْيو َو َسلَّ َم َ احتَ َج َم َوُى َو َ َِّب “Telah menceritakan kepada kami Mu'alla bin Asad telah menceritakan kepada kami Wuhaib dari Ayyub dari 'Ikrimah dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berbekam ketika sedang berihram dan juga berbekam ketika sedang berpuasa.21
ٍ ِحدَّثَنا سوي ُد بن سع ِ َّه اس بْ ِن َّ يد َحدَّثَنَا عُثْ َما ُن بْ ُن َمطَ ٍر َع ْن َزَك ِريَّا بْ ِن َمْي َسَرَة َع ْن الن َ ُ ْ َْ ُ َ َ ِ َ َن رس ٍِ ِ َقَ ْه ٍم َع ْن أَن ْ صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم قَ َال َم ْن أ ََر َاد َاْلِ َج َامة َ ول اللَّو ُ َ َّ س بْ ِن َمالكأ ِ فَ ْليتحَّر سب عةَ عشر أَو تِسعةَ عشر أَو إِح َدى و ِع ْش ِرين وَال ي تب يَّ ْغ بِأ َّم ُ َحد ُك ْم الد َ َََ َ َ َ ْ ْ َ َ َ َ ْ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ََ ُفَيَ ْقتُلَو “Telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Utsman bin Mathar dari Zakaria bin Maisarah dari An Nahhas bin Qahm dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa ingin berbekam maka pilihlah tanggal tujuh belas atau sembilan belas atau dua puluh satu, dan janganlah salah seorang dari kalian mengeluarkan darah yang banyak hingga dapat membunuhnya."22
ٍ ِحدَّثَنا سوي ُد بن سع اْلَ َس ِن بْ ِن أَِِب َج ْع َف ٍر َع ْن ُِمَ َّم ِد ْ يد َحدَّثَنَا عُثْ َما ُن بْ ُن َمطَ ٍر َع ْن َ ُ ْ َْ ُ َ َ ِ ِ ِ س ِِل َح َّج ًاما ُ ِب الد ْ َّم فَالْتَم َ ِ بْ ِن ُج َح َاد َة َع ْن نَاف ٍع َع ْن ابْ ِن عُ َمَر قَالَيَا نَاف ُع قَ ْد تَبَيَّ َغ ِ ِ واجع ْلو رفِي ًقا إِ ْن استَطَعت وَال ََْتع ْلو َشيخا َكبِْيا وَال صبِيِّا ول َ ت َر ُس ُ صغ ًْيا فَِإ ِِّن َْس ْع َ َ َ ً ًْ َُ َ َ ْ ْ َ ُ َْ َ ِ يد ِِف ْ ول ُ صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم يَ ُق ِّ اْلِ َج َامةُ َعلَى ُ الر ِيق أ َْمثَ ُل َوفِ ِيو ِش َفاءٌ َوبََرَكةٌ َوتَ ِز َ اللَّو ِ اْلَ ِم اْلِ َج َامةَ يَ ْوَم ْ اجتَنِبُوا ْ اْلِْف ِظ فَا ْحتَ ِج ُموا َعلَى بََرَك ِة اللَّ ِو يَ ْوَم ْ الْ َع ْق ِل َوِِف ْ يس َو ِ ِ ِ ِ ت وي وم ْاأل ِ َّ اْلمع ِة و ِ ْ َاحتَ ِجموا يَ ْوَم ِاالثْن ُْي َوالث َُّالثَاء فَِإنَّو َ َ ْ َ َ السْب ُ ْ َحد ََتَِّريًا َو َ َ ُ ُْ ْاأل َْرب َعاء َو
21
Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Shahih Bukhari, Bab Kapan Waktu yang Tepat untuk bekam, No. Hadits 5261 22 Muhammad bin Yazid bin Majah al Qazwini, Sunan Ibnu Majah, bab Hari apa yang (bagus) untuk melakukan Bekam, No. Hadits 3477
33
ِ ِ ِ ُّاِف اللَّو فِ ِيو أَي ضَربَوُ بِالْبَ َال ِء يَ ْوَم ْاأل َْربِ َع ِاء فَِإنَّوُ َال يَْب ُدو َ وب م ْن الْبَ َالء َو ُ َ الْيَ ْوُم الَّذي َع َ ص إَِّال يَ ْوَم ْاأل َْربِ َع ِاء أ َْو لَْي لَةَ ْاأل َْربِ َع ِاء ٌ ُج َذ ٌام َوَال بََر “Telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Utsman bin Mathar dari Al Hasan bin Abu Ja'far dari Muhammad bin Juhadah dari Nafi' dari Ibnu Umar dia berkata, "Wahai Nafi' darahku telah bergelegak, maka carikanlah untukku seorang tukang bekam, jika bisa maka carilah teman sebaya dan jangan yang sudah tua atau anak kecil, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berbekam di waktu pagi sangatlah bagus, sebab di dalamnya terkandung obat dan keberkahan, menambah kekuatan akal dan hafalan, maka berbekamlah kalian dengan mengharap keberkahan dari Allah pada hari kamis, dan hindarilah berbekam pada hari rabu, hari jum'at, hari sabtu dan minggu. Dan berbekamlah pada hari senin dan selasa, sesungguhnya hari senin dan selasa adalah hari di mana Allah menyembuhkan Ayyub dari bala` yang di timpakan pada hari rabu. Sungguh tidaklah penyakit lepra dan kusta muncul kecuali pada hari rabu atau malam rabu."23 3. Hadits Tentang Titik Urat Bekam
ِ ِّ عن اَِِب َكب َشةَ اْالَْْنَا ِر صلَّى اهللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم َكا َن ََْيتَ ِج ُم َّ ِ اَ َّن الن:ُى َرض َي اهللُ َعْنو ْ َ َِّب َْ ِِ اَْو َش ْربٍَة ِم ْن َع َس ٍل اَْولَ ْذ َع ٍة، فَِفى َش ْرطَِة ِ ِْم َج ٍم،ْي َكتِ َفْي ِو َويَ ُق ْو ُل َخْي ٌر َ ْ ََعلَى َى َامتو َوب .ى ُّ َوَمااُ ِح،بِنَا ٍر َ ب اَ ْن اَ ْكتَ ِو “Dari Abi Kabzyah Al Anmari RA bahwa Rasulullah SAW biasa berbekam di kepala dan antara dua bahu beliau. Selanjutnya beliau bersabda: “Barangsiapa mengeluarkan darah dari darah-darah ini, maka tidak membahayakannya untuk tidak berobat dengan obat lain karena suatu penyakit.24
ِ ِ ٍ ِس ب ِن مال احتَ َج َم ثَالَثًا ِِف َّ ِ اَ َّن الن:ُك َرض َي اهللُ َعْنو ْ صلَّى اهللُ َعلَْيو َو َسلَّ َم َ َِّب َ ْ ِ ََع ْن اَن ِ ْي والْ َك ِ .اى ِل َ ْ اْالَ ْخ َد َع 23
Muhammad bin Yazid bin Majah al Qazwini, Sunan Ibnu Majah, bab Hari apa yang (bagus) untuk melakukan Bekam, No. Hadits 3478 24 Muhammad bin Yazid bin Majah al Qazwini, Sunan Ibnu Majah, bab Hari apa yang (bagus) untuk melakukan Bekam, No. Hadits 3711
34
“Dari Anas bin Malik RA, bahwa Nabi SAW berbekam tiga kali di dua urat bagian samping leher dan bagian punggung atas.25
ِ حدَّثَنَا إِ ْْس أَنَّوُ َِْس َع:الر ْْح ِن األ َْعَر َج َّ أَنَّوُ َِْس َع َعْب َد:َ َح َّدثَِِن ُسلَْي َما ُن َع ْن َع ْل َق َمة:اعْي ُل َ َ ِ ِ َّ ِّث أ احتَ َج َم بِلَ ْح ِي ََجَ ٍل ِم ْن ُ َعْب َد اهللِ ابْ َن ُُبَيِنَةَ َُيَد ْ صلَّى اهللُ َعلَْيو َو َسلَّ َم َ َن َر ُس ْوَل اهلل . ِِف َو َس ِط َرأْ ِس ِو، َوُى َو ُِْم ِرٌم،َطَ ِريْ ِق َم َّكة “Ismail menyampaikan kepada kami dari Sulaiman, dari Alqamah, dari Abdurrahmanal-A’raj yang mendengar dari Abdullah bin Buhainah bahwa Rasulullah SAW berbekam saat sedang ihram ketika berada di Lahyi jamal pada bagian tengah kepala beliau.26
4. Hadits Tentang Upah Tukang Bekam
ِ ِ ٍ ََخبَ َرنَا ُْحَْي ٌد الطَّ ِويْل َع ْن أَن س َر ِض َي ْ أ:َخبَ َرنَا َعْب ُد اهلل ْ أ:َحدَّثَنَا ُِمَ َّم ُد بْ ُن ُم َقات ٍل قَ َال ُ ِ ِ صلى اهلل َعلَْيوِ َو َسلَّ َم ْ َج ِر ْ : فَ َق َال،اْلَ َّج ِام ْ اَنَّوُ ُسئ َل َع ْن أ.ُالوُ َعْنو َ احتَ َج َم َر ُس ْو ُل اهلل ِ ْ اع ((إِ َّن:أل َ َ َوق،ُْي ِم ْن َج َع ٍام َوَكلَّ َم َم َوالِيَّوُ فَ َخ َّف ُفوا َعْنو َص َ ُ َوأ َْعطَاه،ََح َج َموُ أَبُو طَْيبَة الَ تُ َع ِّذبُوا ِصْب يَانَ ُك ْم بِالْغَ ْم ِر: َوقاَل,))ي ْ أ َْمثَ َل َما تَ َد َاويْتُ ْم بِِو ُ اْلِ َج َامةُ َوألْ ُق ْس ُّ ط الْبَ ْح ِر )) َو َعلَْي ُك ْم بَالْ ُق ْس ِط،ِِم ْن الْعُ ْد َرة “Muhammad bin Muqatil menyampaikan kepada kami dari Abdullah yang mengabarkan dari Humaid ath-Thawil bahwa Anas pernah ditanya tentang upah tukang bekam. Anas menjawab, “Rasulullah SAW pernah melakukan bekam. Abu Thaibah yang membekamnya. Beliau memberikan dua sha’makanan dan menyarankan supaya meringankan beban hamba sahayanya. Beliau bersabda,”Sebaik-baik sesuatu yang kalian gunakan untuk obat adalah bekam dan terapi kayu gaharu. Beliau melanjutkan, janganlah kalian sakiti anak kalian anak kalian dengan memasukkan jari ke dalam mulut. ”27
25
Muhammad bin Yazid bin Majah al Qazwini, Sunan Ibnu Majah, Bab Tempat berbekam. No. Hadits 3712 26 Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Shahih Bukhari, Bab berbekamnya Orang yang Ihram, No. hadits 1705 27 Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Shahih Bukhari, Bab Bekam dari Penyakit No. Hadits 5263
35
ٍ ِ ٍ اْلَ َس ِن بْ ِن ِخَر ت ْ َْحَ ُد بْ ُن ْ َحدَّثَنَا أ ُ اش َحدَّثَنَا َشبَابَةُ َحدَّثَنَا ُش ْعبَةُ َع ْن ُْحَْيد قَ َال َْس ْع ِ ص ٍاع ُّ ِأَنَ ًسا يَ ُق ُوال َد َعا الن َ ِصلَّى اللَّوُ َعلَْيو َو َسلَّ َم غُ َال ًما لَنَا َح َّج ًاما فَ َح َج َموُ فَأ ََمَر لَوُ ب َ َِّب ِِ ض ِريبَتِو َ ِّف َع ْن َ أ َْو ُم ٍّد أ َْو ُمدَّيْ ِن َوَكلَّ َم فيو فَ ُخف “Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hasan bin Khirasy telah menceritakan kepada kami Syababah telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Humaid dia berkata; saya mendengar Anas berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah memanggil pelayan kami yang berprofesi sebagai tukang bekam, lantas dia membekam beliau. Setelah itu, beliau memerintahkan supaya memberi satu sha' atau satu mud atau dua mud (makanan), beliau juga memerintahkan supaya meringankan tugas yang dibebankan kepadanya."28ِ
ٍ َّ َع ِن ابْ ِن َعب,َ َع ْن ِع ْك ِرَمة, َحدَّثَنَا يَِزيْ ُدبْ ُن َزَريْ ٍع َع ْن َخالِ ٍد: َّد اس َر ِض َي ٌ َحدَّثَنَا ُم َسد َخَرهُ َولَ ْو َعلِ َم ْ صلى اهلل َعلَْيوِ َو َسلَّ َم َوأ َْعطَى َ َاهلوُ َعْن ُه َما ق ْ اْلَ َّج َام أ َّ ِاحتَ َج َم الن ْ :أل َ َِّب َكَر ِاىيَةً َِلْ يُ ْع ِط ِو “Musaddad menyampaikan kepada kami dari Yazid bin Zurai’, dari Khalid, dari Ikrimah bahwa Ibnu Abbas berkata, “Nabi SAW berbekam kemudian memberikan upah kepada tukang bekam. Seandainya membayar upah tukang bekam itu tercela, pasti beliau tidak akan memberikan upah.”29
ِ ِ ِ ِ ُ َحدَّثَنَا م ْس َعٌر َع ْن َع ْم ِروبْ ِن َعام ٍر قَ َال َْس ْع:َحدَّثَنَا أَبُو نُ َعْي ٍم ُت أَنَ ًسا َرض َي اهللُ َعْنو ِ ِ ِ .َُجَره َّ ِانن الن ْ َح ًدا أ ْ صلَّى اهللُ َعلَْيو َو َسلَّ َم ََْيتَج ُم َوَِلْ يَ ُك ْم يَظْل ُم أ َ َِّب َ َك:يَ ُق ْو ُل “Abu Nu’aim menyampaikan kepada kami dari Mis’ar, dari Amr bin Amir yang berkata, aku mendengar Anas berkata, “Nabi SAW berbekam dan tidak pernah mendzalimi upah seorangpun.”30
ٍ َحدَّثَنَا أَبو بِ ْش ٍر بكْر بْن َخل صوٍر َع ْن ُ َّف َحدَّثَنَا َعْب ُد ْاأل َْعلَى َحدَّثَنَا َعب ُ اد بْ ُن َمْن ُ َ ُ ُ َ ِ ُ اس قَالََق َال رس ٍ َِّع ْك ِرَمةَ َع ْن ابْ ِن َعب اْلَ َّج ُام ْ صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم نِ ْع َم الْ َعْب ُد َ ول اللَّو َُ صَر ُّ ب بِالدَِّم َوُُِي ُّ ف َ َب َوََْيلُو الْب َ الص ْل ُ يَ ْذ َى 28
Muslim bin al Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi, Shohih Muslim, Bab Halalnya Upah dari Usaha Bekam, No. hadits 2953 29 Sulaiman bin al Asy'ats bin Syadad bin 'Amru bin 'Amir, Sunan Abu Daud, Bab Upah dari Pembekam, No. hadits 2969 30 Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Shahih Bukhari, Bab Pendapatan Tukang Bekam, No. Hadits 2119
36
“Telah menceritakan kepada kami Abu Bisyr Bakr bin Khalaf telah menceritakan kepada kami Abdul A'la telah menceritakan kepada kami 'Abbad bin Manshur dari 'Ikrimah dari Ibnu 'Abbas dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baik hamba adalah tukang bekam, (karena dengannya) dapat menghilangkan darah kotor, meringankan tulang punggung dan memperjelas pandangan."31 Dari beberapa hadits yang sudah tersebutkan di atas, ada satu aspek penting yang berkaitan dengan masalah kedokteran, dimana masalah ini masih merupakan aspek yang belum mendapatkan perhatian khusus dari umat islam, padahal di dalam hadits-hadits Nabi saw sudah dijelaskan akan khasiat al-Thib al-Nabawi terutama (Hijamah). Nabi Muhammad saw sudah beberapa kali menjelaskan di dalam hadits tentang perintah untuk berhijamah yang diperintahkan oleh Allah melalui para malaikat yang memerintahkan untuk berhijamah karena dengan berhijamah dapat menghilangkan darah kotor, meringankan tulang punggung serta mempertajam penglihatan. Didalam hijamah juga terdapat kesembuhan. Pengobatan alami yang diperintahkan oleh Nabi saw (hijamah) dapat menyembuhkan penyakit yang sedang terjangkit dan juga menangkal masuknya penyakit. Rasulullah juga pernah membekam pada hari ke tujuh belas, Sembilan belas, dan dua puluh satu dalam bulan hijriyah, karena hari-hari tersebut adalah hari-hari yang menyembuhkan penyakit. Perintah Nabi saw untuk berhijamah pada pertengahan bulan disebabkan oleh karena saat itu keadaan
31
Muhammad bin Yazid bin Majah al Qazwini, Sunan Ibnu Majah, Bab Berbekam, No. hadits
3469
37
darah sedang bergejolak, sehingga darah yang membawa toksin naik ke permukaan. Pada awal bulan darah belum bergejolak sedangkan di akhir bulan darah sudah mulai berkurang. Dan berbekam di waktu pagi sangatlah bagus, sebab di dalamnya terkandung obat dan keberkahan, menambah kekuatan akal dan hafalan, maka berbekamlah kalian dengan mengharap keberkahan dari Allah pada hari kamis, dan hindarilah berbekam pada hari rabu, hari jum'at, hari sabtu dan minggu. Dan berbekamlah pada hari senin dan selasa, sesungguhnya hari senin dan selasa adalah hari di mana Allah menyembuhkan Ayyub dari bala` yang di timpakan pada hari rabu. Selanjutnya tentang titik urat bekam yang di anjurkan oleh Rasulullah yang sudah dijelaskan dalam hadits-haditsnya yaitu berbekam pada tiga kali di dua urat bagian samping leher dan bagian punggung atas. Inilah titik sunnah yang menjadi pedoman para pembekam.Ketika sakit kepala maka titik urat bekam yang di bekam di tengah kepala. Dan untuk masalah upah bagi tukang bekam juga sudah di sebutkan dalam hadits Nabi saw, bahkan beliau sangat menganjurkan untuk memberikan upah kepada tukang bekam setelah membekam dan apabila upah bagi tukang bekam itu tidak boleh dilakukan, maka Nabi saw tidak akan melakukannya, namun Nabi saw memberikan upah kepada tukang bekam yang telah membekamnya dan tidak pernah mendzalimi upah pembekamtersebut bahkan Nabi saw meminta kepada majikan tukang bekam agar meringankan pekerjaan tukang bekam, dengan seperti itu maka hukum memberikan upah kepada tukang bekam diperbolehkan.