BAB II LANDASAN TEORITIS
A.
Akuntansi Perkoperasian
Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi menengah memiliki perbedaan dengan bentuk-bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya terhadap jasa akuntansi koperasi juga membutuhkan jasa akuntansi baik untuk mengolah data-data keuangan guna menghasilkan informasi keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi, maupun untuk meningkatkan mutu pengawasan terhadap praktek pengelolaan usahanya. G.Karta Saputra 2007, dijelaskan tentang pengertiaan akuntansi perkoperasian, yaitu : “Suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan informaasi keuangan yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan-keputusan ekonomi oleh berbagai pihak yang terkait dengan organisasi tersebut” Adapun pihak-pihak yang membutuhkan informasi akuntansi koperasi meliputi baik anggota kopersi itu sendiri beserta pejabat koperasi, Bank, Kreditur, maupun instansi-instansi pemerintah yang berkepentingan dengan koperasi. Dan proses akuntansi perkoperasian mempunyai tahapan yang sama
6
dengan akuntansi perusahaaan pada umumnya, yakni dimulai dengan pencatatan,pengakumulasian dan pemrosesaan data dan pada akhirnya menghasilkan laporan keuangan.
1. Pengertian, Tujuan, Azas, dan Peran Koperasi a. Pengertian koperasi Terdapat berbagai penafsiran tentang koperasi. Ada baiknya terlebih dahulu dipahami hal-hal yang tersurat dan tersirat dalam pengertian umum koperasi berikut ini : Menurut Undang-Undang koperasi Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok perkoperasian pasal 3, koperasi indonesia didefinisikan sebagai : “Organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orangorang, badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan” Menurut pengertian yang diberikan oleh perserikatan buruh sedunia (ILO) dalam rekomendasinya nomor 127, pasal 12 ayat (1) yaitu (Muslimin 2002:13) : “Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang yang berkumpul secara sukarela untuk berusaha bersama mencapai suatu tujuan bersama melalui suatu oraganisasi yang dikontrol secara demokratis, bersamasama berkontribusi sejumlah uang dalam bentuk modal yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama tersebut dan bersedia turut bertanggung jawab menanggung resiko dari kegiatan tesebut, turut menikmati manfaat usaha bersama tesebut sesuai dengan kontribusi permodalan yang diberikan orang-orang tersebut secara bersama-sama dan langsung turut memanfaatkan organisasi tadi”
7
Muhammad Hatta mengemukakan bahwa (Muslimin, 2002:13) : “Koperasi yang benar-benar koperasi (The ideal type cooperative) adalah bentuk kerja sama dengan sukarela antara mereka yang sama sita-citanya untuk membela keperluan dan kepentingan bersama” b. Tujuan dan Azas Koperasi Tujuan utama dari koperasi Indonesia adalah mengembangkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur. Koperasi berazaskan kekeluargaan dalam menjalankan usaha berlaku ketentuan seperti yang terdapat pada kehidupan keluarga. Segala sesuatu dikerjakan bersama untuk kepentingan bersama. Usaha bersama artinya usaha dalam koperasi didasarkan atas kesadaran dan kesukarelaan untuk memenuhi kebutuhan bersama anggotannya. Azas kekeluargaan artinya berdasarkan kepentingan bersama atas dasar untuk semua dan semua untuk satu. Azas gotong royong berarti bersama-sama, secara bersama-sama bekerja sama untuk memajukan dan mengembangkan koperasi c. Peran Koperasi Pada pelaksanaannya koperasi mempunyai fungsi ekonomi dan fungsi sosial. Fungsi ekonomi adalah memperjuangkan kemakmuran bersama secara merata bagi para anggota kopersi. Sedangkan fungsi sosial koperasi
8
adalah memupuk persaudaraan dan kekeluargaan secara gotong royong, yang pada akhirnya diharapkan dapat terbina persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam kegiatan usaha koperasi mempunyai peranan sebagai berikut : -
Membantu
anggota
untuk
meningkatkan
pendapatan
/
Penghasilan -
Menciptakan dan memperluas lapangan kerja.
-
Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
-
Turut mencerdaskan bangsa.
-
Mempersatukan dan mengembangkan daya usaha dari orang, baik perseorangan maupun warga masyarakat.
2. Keanggotaan Koperasi Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka, sifat kesukarelaan dalam keanggotaan koperasi tidak boleh ada paksaan oleh siapapun. sifat kesukarelaan juga mengandung makna bahwa seorang anggota dapat mengundurkan diri dari koperasinya sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam Anggaran Dasar koperasi. Sedangkan sifat terbuka memiliki arti bahwa dalam keanggotaan tidak dilakukan pembatasan/diskriminasi dalam bentuk apapun. 3. Modal Koperasi Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari :
9
1. Modal yang berasal dari penyetoran anggota yang berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. 2. Dana Cadangan. 3. Hibah Modal pinjaman dapat berasal dari : 4. Anggota. 5. Koperasi lainnya. 6. Bank dan lembaga keuangan lain. 7. Sumber Lain yang sah. 4. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) Menurut UU No.25/1992 Psl 5 Ayat 1 bahwa “Pembagian Sisa Hasil Usaha
kepada
anggota
dilakukan
tidak
semata-mata
berdasarkan
perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadian. Prinsip-prinsip pembagian SHU koperasi adalah : a. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota. b. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang c. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan. d. SHU anggota dibayar secara tunai. B. Laporan Keuangan Koperasi Laporan keuangan koperasi adalah laporan keuangan yang disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas
10
perusahan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan kepada anggota. System akuntansi merupakan system informasi kuantitatif utama hampir disetiap organisasi/badan usaha, dengan tujuan dari informasi akuntansi adalah menyamaikan informasi bagi pihak luar (Ekstern) perusahaan/badan usaha. Sedangkan sebagai alat untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak ekstern tersebut adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan produk akhir dari system akuntansi keuangan yang dimulai dari pencatatan, pengakumulasian, dan pemrosesan data dan pada akhirnya menghasilkan laporan keuangan. Pada badan usaha koperasi pemakai utama dari laporan keuangan adalah para anggota koperasi itu sendiri beserta pejabat koperasi. sedangkan pemakai
lainnya yang mempunyai
kepentingan
terhadap
koperasi
diantaranya adalah calon anggota, bank, kreditur dan kantor pajak. Laporan keuangan koperasi dapat menyediakan ingormasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya untuk (IAI,2004:27.4) (reformat) : 1. Mengetahui manfaat yang diperoleh dengan menjadi anggota koperasi. 2. Mengetahui prestasi keuangan koperasi selama suatu periode dengan sisa hasil usaha dan manfaat koperasi sebagai ukuran.
11
3. Mengetahui sember daya ekonomis yang dimiliki koperasi, kewajiban dan kekeayaan bersih dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota. 4. Mengetahui transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih, dalam suatu periode, dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota. 5. Mengetahui
informasi
penting
lainnya
yang
mungkin
mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi. Oleh karena itu, laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari pertanggungjawaban pengurus kepada para anggota tahunan (IAI,2004 :27.9)
Standar Akuntansi Keuangan mengemukakan jenis-jenis laporan keuangan koperasi melalui PSAK No.27 : “Laporan Keuangan koperasi meliputi Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan” :
Menurut IAI (IAI,2004 :27,8) Laporan Keuangan Koperasi adalah sebagai berikut : “Laporan keuangan koperasi meliputi Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan arus kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota, dan Catatan atas Laporan Keuangan”
12
Berikut ini adalah penjabaran dari laporan keuangan koperasi : a. Neraca Neraca Koperasi memiliki perbedaan dengan neraca pada perusahaan biasa, dimana ekuitas dalam neraca pada perusahaan biasa merupakan akun modal dari pemegang saham, sementara ekuitas dalam neraca koperasi mencakup akun simpanan wajib, simpanan pokok, modal penyertaan partisipasi anggota, modal sumbangan, modal cadangan dan SHU yang belum dibagi. Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu. b. Perhitungan Hasil Usaha Perhitungan Hasil Usaha (PHU), menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non anggota. Istilah perhitungan hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak sematamata diukur dari sisa hasil usaha atau laba tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota.
13
c. Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas, menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada periode tertentu. d. Laporan Promosi Ekonomi Anggota Laporan Promosi Ekonomi Anggota, dalam hal sisa hasil usaha tahun berjalan belum dibagi, maka manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pembagian sisa hasil usaha pada akhir tahun buku dapat dicatat sebesar taksiran jumlah sisa hasil usaha yang akan dibagi untuk anggota. Laporan promosi anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tententu. Laporan tersebut mencakup empat unsur, yaitu : 1. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama. 2. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama. 3. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi. 4. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha. Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama tahun berjalan dari transaksi pelayanan yang dilakukan koperasi untuk angota dan manfaat yang diperoleh pada akhit tahun buku dari pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan. Laporan promosi ekonomi anggota ini disesuaikan dengan jenis koperasi dan usaha yang dijalankannya.
14
Sisa hasil usaha tahun berjalan harus dibagi sesuai dengan ketentuan anggaran dan anggaran rumah tangga koperasi. Bagian sisa hasil usaha untuk anggota merupakan manfaat ekonomi yang diterima anggota pada akhir tahun buku. Dalam hal pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan belum dibagi karena tidak diatur secara tegas pembagiannya dalam anggaran dasar atau angaran rumah tangga dan harus menunggu keputusan rapat anggota, maka manfaat ekonomi yang diterima dari pembagian sisa hasil usaha dapat dicatat atas dasar taksiran jumlah bagian sisa hasil usaha yang akan diterima oleh anggota. e. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan, menyajikan pengungkapan (disclosures) yang memuat : Perlakuan akuntansi antara lain mengenai : 1. Pengakuan
pendapatan
dan
beban
sehubungan
dengan
transaksi koperasi dengan anggota dan non anggota. 2. Kebijakan akuntansi tentan aktiva tetap, penilaian persediaan, piutang dan sebagainya. 3. Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan non anggota. Pengungkapan informasi lain antara lain : 1. Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah
15
tangga maupun dalam praktek, atau yang telah dicapai oleh koperasi. 2. Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan
perkoperasian,
usaha
,
manajemen
yang
diselenggarakan untuk anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota. 3. Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dan transaksi koperasi dengan anggota dan non anggota. 4. Pengklasifikasian piutang dan hutang yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota dan non anggota. 5. Pembatasan penggunaan dan risiko atas aktiva tetap yang diperoleh atas dasar hibah atau sumbangan. 6. Aktiva yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan milik koperasi. 7. Aktiva yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan saham dari perusahaan swasta. 8. Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan cadangan. 9. Hak dan tanggungan pemodal modal penyertaan. 10. Penyelenggaraan rapat anggota, dan kepututsan-keputusan penting yang berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan.
16
Dan Karena bermacam-macam dan jenis koperasi, misalnya koperasi konsumen, dan koperasi produsen, koperasi simpan pinjam dan koperasi pemasaran, maka dalam penyajian laporan keuangannya dapat menunjukkan kekhususan masing-masing, (IAI, 2007 :27.2) C. Elemen-Elemen Laporan Keuangan Koperasi 1. Pendapatan dan Beban Statement of Financial Accounting Concept (FASB) Nomor 6 dalam bukunya Intermediate Accounting memberikan definisi pendapatan sebagai berikut (Keiso 2006 :30) : Pendapatan adalah aliran masuk/kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha. Selain itu pengertian dari pendapatan adalah : “merupakan aliran masuk dana (kas atau lainnya) kedalam perusahaan karena perusahaan menjual barang atau jasa kepada konsumen sesuai dengan tujuan perusahaan” (Wiwik Widiyanti 2007 :52) Sedangkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 23 (reformat) 2007 tentang pendapatan pada paragraf 06 menyatakan bahwa (IAI 2007 :23.2) :”Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
17
perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal” Dan definisi yang diambil dari Statement on Financial Accounting Concept Nomor 6 yang dikeluarkan oleh FASB dalam buku Intermediate Accounting adalah sebagai berikut (Keiso 2006:30): “Beban adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dan pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.” Beban-beban operasi tersebut pada dasarnya meliputi bebanbeban yang berhubungan langsung dan tidak langsung dengan pendapatan. Untuk point pertama, dengan pendapatan. Disini beban diakui dalam laporan keuangan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Kedua, unsur itu berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang sama. Sedangkan biaya-biaya yang tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan pendapatan tertentu maka pengakuan beban tersebut didasarkan pada prosedur alokasi yang rasional dan sistematis, atau diakui segera dalam laporan keuangan, atau tidak diakui pada saat timbul kewajiban tanpa adanya pengakuan aktiva.
18
2. Ekuitas Ekuitas didalam kerangka pasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan didefinisikan sebagai hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi dengan kewajiban (IAI,2007.09) definisi yang diberikan IAI ini sejalan dengan definisi yang dikeluarkan oleh FASB sebagai berikut : “Equity or net assets is residual interest in assets of an entity that remains after deducing its liabilities” Berdasarkan
kedua
definisi
diatas
ekuitas
merupakan
perbedaan antara aktiva dan kewajiban sehingga jumlah ekuitas dalam neraca tergantung pada pengukuran aktiva dan kewajiban. Kewajiban merupakan perwujudan dari keharusan (obligasi) untuk menyerahkan aktiva atau menyerahkan jasa-jasa kepada entitas lain dimasa depan sehingga hasil dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Jadi ekuitas tidak mewajibkan entitas untuk menyerahkan sumber daya atau menyediakan jasa dimasa depan. Disini tidak ada kewajaiban untuk mendistribusikan sumber daya kepada pemegang ekuitas sampai diumumkan oleh pemimpin perusahaan atau kecuali jika entitas dilikuidasi. Ekuitas terbentuk dari investasi pemilik, pengaruh dari kinerja operasional perusahaan serta peristiwa atau kejadian lain yang mempengaruhi perusahaan. Selain itu ekuitas menurun karena adanya
19
distribusi kepada pemilik. Untuk memberikan perlindungan tambahan kepada perusahaan dan kreditur dari kemungkinan yang terjadi, maka perusahaan membentuk cadangan. Cadangan ini berasal dari penyisihan laba suatu periode akuntansi dimana pembentukannya kadang-kadang diharuskan oleh suatu perundangan. D. Perlakuan Akuntansi Perkoperasian 1. Perlakuan pendapatan dan Beban, Manfaat. Kinerja koperasi dari suatu periode dinyatakan atau dilaporkan dalam perhitungan
hasil
usaha.
Landasan
teori
disini
menguraikan
pendapatan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ada. Pertama, berdasarkan PSAK No.27 Bab III paragraf 05 : Pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk atau penyertaan jasa kepada anggota dilaporkan secara terpisah pada perhitungan hasil usaha sebagi penjualan kepada anggota atau pendapatan sehubungan dengan transaksi penjualan produk atau penyeahan jasa kepada bukan anggota disajikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 23.1 tentang pendapatan. Tujuan pemisahan pendapatan dari anggota dan non anggota berupa informasi mengenai jumlah dan nilai transaksi dalam periode
20
tertentu, merupakan salah satu petunjuk penting tentang menfaat yang dapat diberikan kepada anggotanya. Selain itu untuk : “pendapatan koperasi yang berasal dari transaksi dengan non anggota diakui sebagai pendapatan (penjualan) dan dilaporkan terpisah dari patrisipasi anggota dalam laporan perhitungan hasil usaha sebesar nilai transaksi. Selisih antara pendapatan dan beban pokok transaksi dengan non anggota diakui sebagai laba/rugi kotor dengan non anggota” (PSAK 2007:27.8) Pada akun beban, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor :27 mengatur pelaksanaan atas beban pokok penjualan, beban usaha dan beban yang terjadi karena aktivitas koperasi dalam kaitannya dengan program khusus. Beban pokok penjualan yang timbul sehubungan dengan transaksi penjualan produk kepada anggota disajikan secara terpisah pada Perhitungan Hasil Usaha Koperasi. Beban pokok penjualan yang timbul sehubungan dengan transaksi penjualan produk kepada anggota disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Sedangkan beban yang terjadi karena aktivitas koperasi dalam kaitannya dengan program khusus merupakan pengorbanan ekonomis yang telah dimanfaatkan. Beban harus disajikan secara terpisah antara beban usaha anggota dan bukan anggota. Pengalokasian beban usaha tersebut sedapat mungkin didasarkan atas perbandingan jumlah
21
manfaat yang diterima dalam hal cara demikian sulit dilaksanakan, maka alokasi dilakukan secara sistematis dan rasional. Metode alokasi yang digunakan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan (IAI 2007 :27.10). Kedua, berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK Nomor 27) (Revisi 1998) (Reformat 2007) dalam bab pendahuluan, bagian ruang lingkup, antara lain menyatakan bahwa, (a) pernyataan ini tidak mengatur akuntansi transaksi yang timbul dari hubungan koperasi dan non anggota. Transaksi tersebut diperlukan sama dengan transaksi yang terjadi pada badan usaha lainnya. (b) hal-hal yang bersifat umum atau tidak secara tidak khusus diatur dalam pernyataan ini termasuk akuntansi untuk transaksi unit usaha otonom koperasi harus diperlakukan dengan mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang lain dalam kaitannya dengan pendapatan dan beban. Penyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 27 (Revisi 1998) (reformat 2007) paragraf 67 menyatakan bahwa : “pendapatan koperasi yang timbul dari transaksi dengan anggota diakui sebesar partisipasi bruto” Sedangkan PSAK No.27 (revisi 1998) (Reformat 2007) paragraf 51 “Pendapatan koperasi yang berasal dari transaksi dengan non anggota diakui sebagai pendapatan (penjualan) dan dilaporkan terpisah
22
dari partisipasi anggota dalam laporan perhitungan hasil usaha sebesar nilai transaksi. Selisih antara pendapatan dan beban pokok transaksi dengan non-anggota diakui sebagai laba atau rugi kotor dengan nonanggota” Serta menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 27 (revisi 1998) (Reformat 2007) par.72 menyatakan bahwa : “Beban usaha dan beban-beban perkoperasian harus disajikan terpisah dalam laporan perhitungan sisa hasil usaha” Sehubungan dengan pendapatan dan beban
(revisi) adalah
laporan promosi keuangan anggota. Laporan ini merupakan laporan mengenai manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama tahun berjalan dari transaksi pelayanan yang dilakukan koperasi untuk anggota dan manfaat yang diperoleh pada akhir tahun buku dari pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan. Lebih lanjut menyatakan bahwa sisa hasil usaha tahun berjalan harus dibagi sesuai dengan ketentuan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi. Bagian sisa hasil usaha untuk anggota merupakan manfaat ekonomi yang diterima anggota pada akhir tahun buku. Dalam hal pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan belum dibagi karena tidak diatur secara tegas pembagiannya dalam anggaran
23
dasar atau anggaran rumah tangga dan harus menunggu keputusan rapat anggota, maka manfaat ekonomi yang diterima dari pembagian sisa hasil usaha dapat dicatat atas dasar teksiran jumlah bagian sisa hasil usaha yang akan diterima oleh anggota. (IAI 2007 :27.9) 2. Ekuitas Kekayaan bersih koperasi berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 27 terdiri dari simpanan pokok,simpanan wajib, donasi, cadangan koperasi dan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang belum dibagi. Simpanan pokok dan simpanan wajib disajikan dineraca sesuai dengan jumlah uang yang telah menjadi kewajiban untuk disetorkan. Selain itu simpanan yang belum disetor disajikan sebagai pengurang terhadap simapanan yang bersangkutan. Untuk setiap balas jasa atas simpanan-simpanan ini yang diberikan oleh keperasi kepada anggota diberlakukan sebagai pembagian sisa hasil usaha (SHU) kepada anggota. Disamping simpanan pokok dan simpanan wajib, dari cadangan yang berasala dari pembagian sisa hasil usaha (SHU) periode-periode lalu, dan cadangan yang berasal dari penyisihan dan dalam rangka program khusus disajikan sejumlah hak yang menjadi hak koperasi. Berdasarkan Penyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 27 (Revisi 1998) Reformat 2007, Ekuitas terdiri dari :
24
-
Modal anggota Modal anggota dicatat sebesar nilai nominal untuk simpanan pokok dan simpanan wajib yang belum diterima disajikan sebagai piutang simpanan pokok dan simpanan wajib, dan kelebihan setoran simpanan pokok dan simpanan wajib oleh anggota baru diatas nilai nomonal simpanan pokok dan simpanan wajib dari anggota sendiri dicatat sebagai modal penyetoran partisipasi anggota.
-
Modal penyertaan Modal penyertaan dicatat sebesar nilai nilai nominal setoran atau sebesar harga pasar yang berlaku pada saat diterima bila penyertaan yang diterima selain uang tunai. Ketentuan mengenai perjajian dengan pemodal yang menyangkut pembagian keuntungan atau hasil usaha tanggungan kerugian, jangka waktu dan hak-hak pemodal harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
-
Modal sumbangan Modal sumbangan disini yang termasuk ekuitas adalah modal sumbangan yang diterima koperasi yang dapat menutup resiko kerugian.
-
Cadangan
25
Dalam paragraf 54 dan paragraf 56 dinyatakan bahwa “cadangan dan tujuan penggunaannya dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan” dan pembayaran tambahan kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi diatas jumlah simanan
pokok,
simpanan
wajib,
dan
simpanan
lain
dibebankan pada cadangan”. Berikut ini adalah contoh kasus pencatatan dana cadangan yang berasal dari sisa hasil usaha (SHU) koperasi. Koperasi
“Makmur”
Rp.80.000.000,00
dari
tahun
buku
omset
2008
SHUnya
koperasi
sebesar
Rp.500.000.000,00 dengan pembagian SHU untuk jasa simpanan 20%, jasa pengurus 10%, jasa usaha 30%, dana cadangan 40%, berapakan jumlah dana cadangan yang dicatat dari hasil usaha dan bagaimana jurnal pencatatannya? Jawab : Dana cadangan dari SHU = Total SHU X Presentase Dana Cadangan. = 80.000.000 X 40% = Rp.32.000.000 Jurnal Pencatannya : Sisa Hasil Usaha
Rp.32.000.000
Dana Cadangan
26
Rp.32.000.000
-
Sisa Hasil Usaha Sisa hasil usaha yang belum dibagi merupakan sisa hasil usaha periode berjalan yang jenis dan jumlah belum diatur secara jelas. Hal ini harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan, sedangkan jika pembagian sisa hasil usaha (SHU) telah diatur secara jelas maka bagian yang tidak menjadi koperasi dakui sebagi kewajiaban, jumlah yang menjadi hak koperasi diakui sebagai cadangan.
-
Perhitungan Hasil Usaha Koperasi (PHU) Posisi keuangan koperasi tercermin pada neraca sedangkan sisa hasil usaha tercermin pada perhitungan hasil usaha (PHU). Istilah perhitungan hasil usaha sebagai pengganti sitilah laporan laba rugi sangat dianjurkan mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari laba, tetapi lebih ditekankan istilah laba dan rugi melainkan hasil usaha. Oleh karena kegiatan koperasi cenderung lebih banyak ditujukan kepada kepentingan anggota baik sebagai pemilik maupun pengguna, maka seharusnya laporan keuangan yang diterbitkan oleh koperasi dapat menyajikan hak dan kewajican anggota beserta hasil usaha dari dan untuk anggota disamping yang berasal dari bukan anggota.
27
Perhitungan hasil usaha harus memuat hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non anggota. Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban kusaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhit yang disebut sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakut hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non anggota (IAI 1998 :27.9)
28