BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Teori Signal ( Signaling Theory ) Signaling Theory adalah sinyal informasi yang dibutuhkan oleh para investor untuk menentukan apakah investor tersebut akan menanamkan sahamnya pada perusahaan yang bersangkutan atau tidak. Sebelum dan sesudah dalam melakukan sebuah investasi, banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh investor. Teori ini berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi investor untuk mengembangkan sahamnya yang dibutuhkan oleh manajemen perusahaan dalam menentukan arah atau prospek perusahaan ke depan. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasi keinginan pemilik perusahaan. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari perusahaan lain. Signaling Theory menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang dari pihak luar (investor dan kreditor). Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan
9
10
menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Menurut Hartono, (2005 : 35-48), menyatakan bahwa: Teori signaling menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Agar sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap dan dipersepsikan baik, serta tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang berkualitas buruk.
B. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan meliputi bagian dari proses laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas/laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan. Sedangkan menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan
11
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan untuk perusahaan terdiri dari laporan-laporan yang melaporkan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, yang dilaporkan dalam neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas, dimana neraca menunjukkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan. Laporan laba-rugi menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tertentu. Sedangkan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan. Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang sangat penting dan dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu. Laporan keuangan merupakan sarana yang penting bagi Investor dan Kreditor untuk mengetahui perkembangan perusahaan secara periodik. Investor dan Kreditor berkepentingan untuk mengetahui informasi dalam pengambilan keputusan. Penilaian kinerja keuangan perusahaan dapat ditentukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan menggunakan Rasio Keuangan. Rasio keuangan adalah sebagai suatu ukuran tertentu untuk menahan interpretasi dari analisis
12
laporan keuangan. Rasio keuangan akan menunjukkan semua aspek keuangan, seperti likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas. Interpretasi atau analisis laporan keuangan perusahaan akan sangat berguna untuk mengetahui kemajuan dan kelemahan dari kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Dan rasio keuangan secara umum dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Investor merupakan salah satu pengguna eksternal utama laporan perusahaan yang menggunakan laporan keuangan untuk menilai seberapa menguntungkan sebuah perusahaan dalam kaitannya dengan investasi di perusahaan. 2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan a. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan menurut Fahmi (2011:28), tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan
keuangan
yang
ditujukan
kepada
pihak-pihak
lain
yang
berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan. Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pemakai
13
untuk meramalkan, membandingkan dan menilai keuangan. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini akan dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu. Dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur secara objektif. Beberapa tujuan laporan keuangan dari berbagai sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset perusahaan sangat dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan, sebagai bahan evaluasi dan perbandingan untuk melihat dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. 2) Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan meramalkan apakah perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang sehingga akan menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih menguntungkan. 3) Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Selain untuk menilai kemampuan perusahaan, laporan keuangan juga bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.
14
b. Manfaat Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk mendapatkan informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti jika diperbandingkan dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang mendukung keputusan yang diambil. Tujuan dan manfaat laporan keuangan adalah: 1) Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat membantu Investor, Kreditor dan pengguna lainnya yang potensial dalam membuat keputusan lain yang sejenis secara rasional. 2) Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat membantu investor,
kreditor
dan
pengguna
lainnya
yang
potensial
dalam
memperkirakan jumlah waktu dan ketidakpastian penerimaan kas di masa yang akan datang yang berasal dari pembagian deviden ataupun pembayaran bunga dan pendapatan dari penjualan. 3) Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang sumber daya ekonomi perusahaan klaim atas sumber daya kepada perusahaan atau pemilik modal. 4) Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang prestasi perusahaan
selama
satu
periode.
Investor
dan
Kreditor
sering
menggunakan informasi masa lalu untuk membantu menaksir prospek perusahaan.
15
Pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan adalah : 1) Investor. Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.
Pemegang
saham
juga
tertarik
pada
informasi
yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. 2) Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja. 3) Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 4) Pemasok dan Kreditor usaha lainnya. Pemasok dan Kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
16
5) Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan. 6) Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan arena ini berkepentingan
dengan
aktivitas
perusahaan,
mereka
menetapkan
kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainya. 7) Masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat
membantu
masyarakat
dengan
menyediakan
informasi
kecendrungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
C. Harga Saham 1. Pengertian Saham Saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas atau yang disebut emiten (Sunariyah,2003:111). Saham merupakan tanda bukti keikutsertaan dalam pemodalan perusahaan dan mempunyai hak atas sebagian kekayaan perusahaan tersebut dan proposinya sesuai dengan jumlah
17
saham
yang
dimiliki
oleh
pemegang
saham
tersebut.
Saham
biasa
mempresentasikan ekuitas atau kepemilikan posisi di perusahaan (Asmara dan Ridwan,2003:324). Menurut Radoni dan Indoyama (2002:39) harga suatu saham pada dasarnya sangat terkait pada kesehatan keuangan perusahaan. Pada saat pengahasilan perusahaan meningkat, maka keyakinan investor juga meningkat, sehingga biasanya harga sahamnya pun akan naik. Apabila perusahaan mengalami kerugian atau tidak mampu mencapai target yang diharapkan oleh para analis maupun Investor, maka harga saham perusahaan tersebut biasanya akan turun. Rumor-rumor (baik positif maupun negatif) yang dihembuskan dipasar juga akan mempengaruhi harga saham. Sifat dasar investasi saham adalah memberikan peran bagi Investor dalam memperoleh laba perusahaan. Setiap pemegang saham merupakan sebagian pemilik perusahaan, sehingga mereka berhak atau sebagian dari laba perusahaan. Namun hak tersebut terbatas karena pemegang saham berhak atas bagian penghasilan perusahaan hanya setelah seluruh kewajiban perusahaan terpenuhi. Pada dasarnya saham dapat digunakan untuk mencapai tiga tujuan investasi utama yaitu: 1. Sebagai gudang nilai, berarti Investor mengutamakan keamanan prinsipal, sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham non-spekulatif lainnya. 2. Untuk penumpukan modal, berarti Investor mengutamakan investasi jangka panjang, sehingga mereka akan mencari saham pertumbuhan untuk
18
memperoleh capital gian atau saham sumber penghasilan untuk mendapat deviden. 3. Sebagai sumber penghasilan, berarti Investor mengendalikan pada penerimaan deviden sehingga mereka akan mencari saham penghasilan yang bermutu baik dan hasil tinggi. Menurut Robbert Ang (1997), saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun instansi dalam suatu perusahaan. Nilai suatu saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Nilai Nominal Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan dan berfungsi untuk tujuan akuntansi. Dalam modal suatu perseroan, dikenal adanya modal disetor. Perubahan modal disetor ini sama dengan merupakan suatu nilai yang berguna bagi pencatatan akuntansi, di mana nilai nominal dicatat sebagai model ekuitas perseroan di dalam neraca. Setiap saham yang diterbitkan di Indonesia harus mempunyai nilai nominal yang tercantum pada surat sahamnya. Namun untuk satu jenis saham yang lama harus mempunyai satu jenis nilai nominal. 2. Base Price (Harga Pasar) Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham. Harga dasar suatu saham baru merupakan harga perdananya. Harga dasar ini berubah sesuai aksi emiten yang dilakukan seperti right issue, stock split, warrant dan lain-lain, sehingga harga saham dasar yang
19
baru harus dihitung sesuai dengan perubahan harga teoritis hasil perhitungan antara harga dasar dengan jumlah saham yang diterbitkan. 3. Market Price (Harga Saham) Harga pasar merupakan harga saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa efek tutup, maka harga pasar adalah harga penutupan (closing price). Jadi harga pasar ini yang menyatakan naik turunnya suatu saham. Jika harga pasar dikalikan jumlah saham yang diterbitkan, maka didapat market value. Surat berharga saham memiliki bermacam-macam bentuk. Macam-macam saham terbagi berdasarkan peralihan hak, berdasarkan hak tagih dan berdasarkan kinerja saham itu sendiri meliputi: 1. Bedasarkan Peralihan Hak a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stock) Yaitu jenis saham yang tidak menyertakan semua pemilik dengan tujuan agar saham tersebut dapat dengan mudah dipindahtangankan atau mudah berganti pemilik dan siapapun yang memegang saham tersebut secara sah menjadi pemilik saham tersebut dan berhak ikut dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). b. Saham Atas Nama (Registered Stock) Saham ini mencantumkan nama dari pemilik saham pada lembar sahamnya. Saham ini dapat dipindahtangankan tetapi harus melalui prosedur tertentu. 2. Berdasarkan Hak Tagih atau Klaim
20
a. Saham Biasa (Common Stock) Saham biasa merupakan saham yang memiliki hak klaim berdasar laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila terjadi likuidasi, pemegang saham biasalah yang mendapatkan prioritas paling akhir dalam pembagian dividen dan penjualan asset perusahaan. b. Saham Preferen (Preferred Stock) Saham preferen adalah saham dengan bagian hasil yang tetap dan apabila perusahaan mengalami kerugian maka pemegang saham preferen akan mendapat prioritas utama dalam pembagian hasil atas penjualan asset. 3. Berdasarkan Kinerja Saham a. Blue Chip Stock Yaitu saham unggulan karena diterbitkan oleh perusahaan yang memiliki kinerja baik, dapat membagikan dividen secara stabil dan konsisten. Perusahaan yang menerbitkan saham ini biasanya adalah perusahaan besar yang telah memiliki pangsa pasar tetap. b. Growth Stock Merupakan jenis saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan tinggi. c. Income Stock Merupakan saham yang memiliki dividen progresif atau besarnya dividen yang dibagikan lebih tinggi dari rata-rata dividen tahun sebelumnya.
21
d. Speculative Stock Saham ini menghasilkan dividen yang tidak tetap karena perusahaan yang menerbitkan memiliki pendapatan yang berubahubah, dan memungkinkan memiliki prospek yang bagus di masa yang akan datang. e. Counter Cyclical Stock Perusahaan yang menerbitkan saham ini operasionalnya tidak banyak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro. Perusahaan ini biasanya bergerak dalam bidang produksi atau layanan jasa vital.
2. Harga Saham Menurut Jogiyanto (2008:143) harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu dan harga saham tersebut ditentukan oleh pelaku pasar. Harga saham merupakan harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan terhadap profit perusahaan. Dalam aktivitas di pasar modal harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melaksanakan investasi, karena harga saham menunjukkan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan juga sebaliknya.
Harga saham dihitung dari harga saham penutupan (closing price) pada setiap akhir transaksi yang di kalkulasikan menjadi rata-rata harga bulanan hingga
22
rata-rata harga tahunan dengan menggunakan rumus sebagai berikut, namun dalam penelitian ini menggunakan rata-rata harga saham bulanan :
Rata − rata saham bulanan =
∑ Harga Saham Harian ∑ Hari Transaksi
3. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Harga pasar saham berubah setiap saat, dengan demikian pada saat kondisi perusahaan menurun maka harga saham juga akan turun. Demikian pula sebaliknya, jika kondisi perusahaan membaik, harga saham akan naik. Sedangkan faktor – faktor yang dapat menjadi sumber naiknya harga saham sewaktu dinilai menurut Jeff Madura (2007:144) adalah : a. Faktor yang dapat diukur dengan angka – angka : 1. Laba yang diperoleh selama beberapa tahun terakhir 2. Bagian laba yang ditahan 3. Peningkatan nilai harga tetap perusahaan b. Faktor yang tidak dapat diukur dengan angka – angka : 1. Prospek usaha perusahaan di masa yang akan datang 2. Trade mark, goodwill 3. Kualitas manajemen 4. Politik pemerintahaan yang memengaruhi suku bunga dan pajak
23
Pengukuran faktor – faktor dengan tidak mempergunakan angka – angka akan lebih sulit dilakukan, tetapi dapat dilaksanakan dengan cara membandingkan dengan perusahaan yang sejenis dan mengenal perusahaan tersebut dengan baik.
D. Earning Per Share (EPS) Laba per lembar saham adalah laba bersih untuk satu tahun dibagi dengan jumlah rata – rata lembar saham yang beredar selama setahun. Biasanya rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar tiap lembar saham dapat menghasilkan keuntungan untuk pemiliknya. Earning Per Share dirumuskan dengan perbandingan antara laba siap bagi dengan total lembar saham sebagaimana para pemilik perusahaan. Angka tersebut adalah jumlah yang disediakan bagi para pemegang saham umum setelah dilakukan pembayaran seluruh biaya dan pajak untuk periode akuntansi terkait. Jika rasio yang didapat rendah berarti perusahaan tidak menghasilkan kinerja yang baik dengan memperhatikan laba. Laba yang rendah karena penjualan yang tidak lancar atau berbiaya tinggi. Jika rasio yang didapat tinggi berarti perusahaan dapat dikatakan sudah mapan (Sofyan:2007). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: EPS =
Laba Bersih Saham Yang Beredar
E. Return On Investment (ROI) Return on Investment (ROI) adalah jumlah laba yang dihasilkan oleh investor setelah menetapkan uang ke dalam bisnis. ROI adalah sebuah ukuran profitabilitas yang mengevaluasi kinerja bisnis dengan membagi laba bersih
24
dengan kekayaan bersih. ROI biasanya dinyatakan dalam presentase pengambilan investasi. Menurut Rudianto (2006:338) Return On investment (ROI) adalah “perbandingan antara laba dengan jumlah investasi”. Suatu cara untuk mengkuatkan laba operasional dengan aktiva yang digunakan adalah melalui perhitungan laba yang diperoleh. Menurut Hansen and Maryanne (2005) adalah: ROI =
Laba Bersih Total Investasi
F. Ekonomic Value Added (EVA) 1. Pengertian Ekonomic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) pertama kali diperkenalkan oleh G. Bennet Steward III, managing partner dari Stern Steward dan Co dalam bukunya “The Quest For Value”. Konsep Economic Value Added (EVA) diluncurkan Stern Steward & Co pada tahun 1989, Economic Value Added (EVA) merupakan modifikasi residual income, Steward berusaha memperbaiki residual income dengan melakukan penyesuaian atas Net Operating After Tax (NOPAT) dan Capital. Menurut Brigham & Houston (2006:68): EVA adalah suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang bersangkutan dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi. Dengan kata lain EVA merupakan pengukuran pendapatan sisa (Residual Income) yang mengurangkan biaya-biaya modal terhadap laba operasi. Sedangkan Economic Value Added (EVA) menurut Rodoni dan Ali (2010:25) diartikan sebagai berikut:
25
EVA adalah suatu metode pengukuran kinerja keuangan perusahaan (Sten Stewad); diketahui tentang adanya atau tidaknya nilai tambah bagi penyandang dana dengan keberhasilan manajemen menghasilkan laba pada suatu periode. Konsep EVA datang dari kemampuan manajer perusahaan untuk menghasilkan nilai tambahan (return) bagi investor. EVA merupakan selisih dari Net Operating Profit After Tax dikurangi cost of capital.
2. Keunggulan dan Kelemahan EVA (Economic Value Added) Salah satu keunggulan EVA sebagai penilaian kinerja perusahaan adalah dapat sebagai penciptaan nilai (value creation). Kelebihan EVA menurut Brigham & Houston, (2006:70) yaitu, : a. EVA bermanfaat sebagai alat penilai kinerja perusahaan dimana fokus penilaian kinerja adalah penciptaan nilai (value creation). b. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian tinggi dari pada biaya modalnya. c. Perhitungan EVA relatif lebih mendalam dibandingkan dengan rasio-rasio keuangan lainnya. Economic Value Added memiliki beberapa kelemahan juga, yaitu: a. EVA hanya mengukur hasil akhir. Konsep ini tidak mengukur aktivitasaktivitas penentu seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumsi. b. EVA
terlalu
bertumpu
pada
keyakinan
bahwa
investor
sangat
mengendalikan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktorfaktor lain terkadang lebih dominan.
26
c. EVA sangat tergantung pada transparansi pihak internal dalam perhitungan secara akurat.
3. Tolok Ukur Economic Value Added (EVA) Menurut Gatot Wijayanto dalam Fatimah (2011:14) penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai berikut: a. Apabila EVA > 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukan telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan. b. Apabila EVA = 0, menunjukan posisi impas atau Break Even Point. c. Apabila EVA < 0, yang berarti EVA negatif menunjukan tidak terjadi proses nilai tambah. Dari uraian singkat diatas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa pada dasarnya pendekatan EVA (Economic Value Added) berfungsi sebagai: a. Indikator tentang adanya penciptaan nilai dari sebuah investasi. b. Indikator kinerja sebuah perusahaan dalam setiap kegiatan operasional ekonomisnya. c. Pendekatan
baru
dalam
pengukuran
kinerja
perusahaan
dengan
memperhatikan secara adil para penyandang dana atau pemegang saham bagi pemilik modal. Namun demikian, dalam prakteknya EVA dapat menimbukan masalah, terutama karena diperlukannya estimasi atas tingkat biaya modal. Untuk itu dalam menerapkan EVA, kita harus selalu memonitor dan mengevaluasi atas kewajaran tingkat biaya modal yang digunakan.
27
4. Langkah-langkah Menghitung EVA : a. Menghitung biaya modal hutang (Cost Of Debt) atau Kd Kd = Kd* x (1-T) Keterangan : Kd
: Biaya modal hutang setelah pajak.
Kd*
: Biaya modal hutang setalah pajak.
T
: Tarif pajak marginal dari perusahaan.
b. Menghitung biaya modal ekuitas (Cost Of Equity) atau Ke Ke = Rf + β (Rm-Rf) Keterangan : Ke
: Biaya modal
Rf
: Tingkat pengembalian bebas resiko
β
: Kovarians pengembalian perusahaan terhadap portofolio
Rm
: Pengembalian rata-rata saham biasa.
c. Menghitung struktur permodalan (dari neraca) Proporsi hutang (Wd) diperoleh dengan : Wd = [total hutang / (Total hutang + ekuitas)] x 100% Proporsi ekuitas (We) diperoleh dengan : We = [Total Ekuitas / (Total Hutang + Ekuitas)] x 100% d. Perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) WACC
= (Kd x Wd) + (Ke x We)
e. Menghitung NOPAT = EAT + (i(1-T)) i = Beban bunga
28
f. Menghitung EVA EVA = NOPAT – (WACC x Ekuitas)
G. Penelitian Sebelumnya Penelitian yang dilakukan oleh Noer Sangsoko dan Nila Wulandari, 2006 melakukan penelitian dimuat diempirika, vol.19 no.1, juni 2006 dengan judul pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di BEJ untuk periode 2001-2002, adapun rasio profitabilitas yang dipergunakan adalah ROA, ROE, ROS, EPS, BEP. Hasi penilitiannya adalah bahwa hanya EPS saja yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sementara variabel lainnya yaitu EVA, ROA, ROE, ROS, dan BEP tidak berpengaruh. Ucok Saut Timbul dan Widyo Nugroho, 2009, melakukan analisis pengaruh EVA, ROA, ROE, dan presentase kepemilikan modal saham asing terhadap harga saham perbankan di BEI dengan hasil baik EVA, ROA, dan PKMSA berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan ROE tidak berpengaruh. Penelitian yang dilakukan oleh Aditya Kesuma (2006) yaitu “Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Tingkat Bunga Terhadap Harga Saham” menyimpulkan bahwa EPS dan tingkat bunga mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap harga saham pada industri makanan dan minuman. Dewi (2008) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Return On Invesment, dan Earning Per Share terhadap harga saham.
29
Hasilnya menunjukan Current Ratio, Return On Invesment, dan Earning Per Share secara parsial dan simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham. Lia Rosalina, J. Kuleh dan Maryam Nadir (2012) Menyatakan bahwa Rasio Profitabilitas yang terdiri dari Net Profit Margin (NPM), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Dividen Per Share (DPS) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
H. Kerangka Pemikiran Kerangkan pemikiran merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka pemikiran akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel dependen. 1. Hubungan Earning Per Share dengan Harga Saham Laba per lembar saham adalah laba bersih untuk satu tahun dibagi dengan jumlah rata – rata lembar saham yang beredar selama setahun. Biasanya rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar tiap lembar saham dapat menghasilkan keuntungan untuk pemiliknya. Jika rasio yang didapat rendah berarti perusahaan tidak menghasilkan kinerja yang baik dengan memperhatikan laba. Laba yang rendah karena penjualan yang tidak
30
lancar atau berbiaya tinggi. Jika rasio yang didapat tinggi berarti perusahaan dapat dikatakan sudah mapan (Sofyan:2007). 2. Hubungan Economic Value Added dengan Harga Saham salah satu aspek yang dinilai dalam mengukur kinerja perusahaan adalah aspek Economic Value Added atau estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang bersangkutan dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi (Brigham & Houston: 2006). EVA merupakan pengukuran pendapatan sisa (Residual Income) yang mengurangkan biayabiaya modal terhadap laba operasi. Konsep EVA datang dari kemampuan manajer perusahaan untuk menghasilkan nilai tambahan (return) bagi investor. EVA merupakan selisih dari Net Operating Profit After Tax dikurangi cost of capital (Rodoni dan Ali: 2010). 3. Hubungan Return On Investment dengan Harga Saham Variabel lain yang berpengaruh pada harga saham yaitu Return On Invesment (ROI), menurut Rudianto (2006:338) Return On investment (ROI) adalah “perbandingan antara laba dengan jumlah investasi”. Suatu cara untuk mengkuatkan laba operasional dengan aktiva yang digunakan adalah melalui perhitungan laba yang diperoleh. Kemudian, bila Semakin tinggi Return On Invesment, berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan merangsang investor untuk membeli saham, maka harga saham pun meningkat. Demikan juga sebaliknya semakin rendah tingkat perputaran investasi perusahaan, maka semakin rendah kemampuan
31
perusahaan untuk merangsang investor membeli saham yang mengakibatkan harga saham menurun dikarenakan permintaan akan saham ikut menurun. Berdasarkan rumusan masalah maka dalam model penelitian ini akan digambarkan alur pemikiran, agar lebih jelasnya akan dijabarkan dalam gambar berikut ini : Gambar 2.1. Hubungan Antar Variabel Variabel Independen (X)
Variabel Dependen (Y)
Earning Per Share (X1) Economic Value Added (X2) Return On Invesment (X3)
Harga Saham (Y)