7
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Carter dan Usry (2006:29) menyatakan bahwa biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, dan pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Pengertian biaya menurut Mulyadi (2005:8-9) menyatakan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Munawir (2002:307) yang dimaksud biaya adalah nilai kas atau setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperkirakan akan memberi manfaat saat kini atau masa depan pada organisasi atau pengorbanan yang terjadi dalam rangka untuk memperoleh barang atau jasa yang bermanfaat. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2005:12) biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang ataupun jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa depan.
7
8
Jadi biaya dapat didefinisikan sebagai suatu nilai tukar prasyarat, pengorbanan yang dapat dilakukan guna memperoleh manfaat.
B. Definisi Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi 2005:14). Menurut Carter dan Usry (2006:40) biaya produksi didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Menurut Munawir (2002:236) mendefinisikan biaya produksi adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pengolahan (manufacture) atau mengelola bahan baku menjadi barang yang siap dijual atau dikonsumsi. Menurut Hansen dan Mowen (2005:9) biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya produksi merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual yang terdiri dari biaya bahan baku dengan indikator harga bahan baku dan kuantitas bahan baku, biaya tenaga kerja dengan indikator tarif upah tenaga kerja dan jam kerja langsung, dan biaya overhead pabrik dengan indikator tingkat kapasitas produksi dan tarif biaya overhead pabrik.
9
C. Komponen Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya yang berkaitan dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual. Biaya produksi ini dibagi menjadi tiga, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. 1. Biaya bahan baku langsung Bahan baku langsung merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang digunakan dan menjadi bagian dari produk jadi disebut bahan baku langsung. Biaya bahan baku langsung (Direct Materials) harga perolehan dari bahan yang akan menjadi bagian dari produk selesai dan pemakaiannya dapat didentifikasikan dan merupakan bagian integral dari produk jadi. Serta dapat dimasukkan kedalam kalkulasi biaya produk. Menurut Usry dan Hammer (2001:37) bahan baku langsung adalah semua bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan dapat dikalkulasikan langsung kedalam biaya produksi. Menurut Hansen dan Mowen (2005:33) biaya bahan baku lansung adalah biaya bahan yang dapat langsung dibebankan ke produk karena penghematan fisik dan dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi untuk setiap produksi.
10
Jadi biaya bahan baku langsung (Direct Materials) adalah harga perolehan dari bahan yang akan menjadi produk selesai serta dapat didentifikasikan dan dikalkulasikan secara langsung. Contoh : kayu dalam pembuatan mebel, kain dalam pembuatan pakaian, karet dalam pembuatan ban, minyak mentah dalam pembuatan bensin, kulit dalam pembuatan sepatu. 2. Biaya tenaga kerja langsung Istilah biaya tenaga kerja digunakan untuk pembayaran kompensasi kepada tenaga kerja yang bekerja dalam fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi umum. Biaya tenaga
kerja
pada
fungsi
produksi
lebih
lanjut
dapat
diklasifikasikan kedalam biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah jumlah upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang secara langsung menangani proses pengolahan bahan baku menjadi proses selesai atau produk jadi. Menurut Soemarsono (2002:271) biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang menangani secara langsung proses produksi atau yang dapat teridentifikasi langsung dengan barang jadi. Sedangkan menurut Sunarto (2004:3) biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah bahan menjadi bahan jadi.
11
Biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pengolahan barang. Jadi dapat disimpulkan bahwa biaya tenaga kerja langsung adalah upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Contoh : upah koki kue, upah tukang serut dan potong kayu dalam pembuatan mebel, tukang jahit, operator mesin menggunakan mesin. 3. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabril didefinisikan sebagai biaya bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung dan semua biaya pabrikasi lainnya yang tidak dapat dibebankan langsung kedalam suatu produk. Menurut Soemarsono (2002:271) biaya overhead pabrik adalah semua biaya selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa biaya overhead pabrik mencakup semua biaya pabrikasi kecuali yang dicatat sebagai elemen biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead dapat dikelompokkan menjadi elemen :
12
a) Bahan tidak langsung (bahan pembantu atau penolong) Bahan tidak langsung adalah bahan yang digunakan dalam penyelesaian produk tetapi pemakaiannya relatif lebih kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk langsung. Contoh : amplas, pola kertas, oli dan minyak pelumas, paku, sekrup,staples, asesoris pakaian. b) Tenaga kerja tidak langsung Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi dapat ditelusuri kepada produk selesai. Contoh : gaji pengawas pabrik, gaji satpam pabrik, pekerja bagian pemeliharaan, gaji operator telepon pabrik, gaji resepsionis pabrik, pegawai bagian gudang pabrik. c) Biaya tidak langsung lainnya Biaya tidak langsung lainnya adalah biaya selain bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yag membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada produk selesai. Contoh : pajak bumi dan bangunan pabrik, listrik pabrik, air, telepon pabrik, sewa pabrik, asuransi pabrik, peralatan pabrik, gaji akuntan pabrik.
13
D. Pengendalian Biaya Produksi Menurut Usry dan Hammer (2005:5) pengendalian (control) merupakan usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting. Menurut Anthony dan Govindarajan (2002:1) pengendalian (control) adalah mengarahkan seperangkat variabel ( mesin, manusia, dan peralatan) guna mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Daljono (2001:209) pengendalian biaya dapat dilakukan dengan membandingkan antara biaya yang sesungguhnya terjadi dengan biaya menurut standar. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian biaya produksi adalah proses untuk mencapai rencana biaya produksi yang telah ditetapkan dengan cara membandingkan antara biaya yang sesungguhnya terjadi dengan biaya menurut standar. Pengendalian biaya memerlukan patokan atau standar sebagai dasar yang dipakai sebagai tolok ukur pengendalian. Biaya yang dipakai sebagai tolok ukur pengendalian adalah biaya standar. Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk produk. atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain tertentu (Mulyadi 2005:387). Penentuan
14
biaya standar dibagi ke dalam tiga bagian yaitu standar biaya bahan baku, standar biaya tenaga kerja langsung dan standar biaya overhead pabrik. 1) Standar biaya bahan baku Standar biaya bahan baku adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi dalam pengolahan satu satuan produk. a) Standar harga bahan baku Standar harga bahan baku adalah harga bahan baku per satuan yang seharusnya terjadi dalam pembelian bahan baku. Harga standar pada umumnya ditentukan dari daftar harga pemasok, katalog ataupun informasi yang sejenis. Penentuan harga standar bahan baku umumnya dilakukan akhir periode akuntansi dan biasanya digunakan selama tahun berikutnya.
b) Standar kuantitas bahan baku Standar kuantitas bahan baku adalah jumlah kuantitas bahan baku yang seharusnya dipakai dalam pengolahan satu satuan produk tertentu. Penetapan standar kuantitas bahan baku didasarkan atas spesifikasi kualitas bahan baku, spesifikasi produk yang dihasilkan, dan ukuran bahan baku setiap satuan. 2) Standar biaya tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia yang terlibat dalam produksi. Standar biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja
15
langsung yang seharusnya terjadi dalam pengolahan satu satuan produk. a) Standar tarif upah langsung Standar tarif upah langsung adalah tarif upah langsung yang seharusnya terjadi untuk setiap satuan pengupahan dalam pengolahan produk tertentu. Penentuan besarnya standar tarif upah langsung dapat didasarkan atas: a. Sistem
penggajian
yang
dilaksanakan
oleh
perusahaan b. Perjanjian kerja kolektif yang diadakan oleh organisasi
buruh
atau
karyawan
dengan
perusahaan. c. Tarif upah langsung yang dibayar pada masa lalu disesuaikan dengan tingkat upah yang diharapkan akan terjadi pada periode penggunaan standar. d. Pasaran tenaga kerja yang bersaing sesuai dengan kondisi dan tempat atau lokasi perusahaan. b) Standar jam tenaga kerja langsung Standar jam tenaga kerja langsung adalah jam atau waktu kerja yang seharusnya dipakai dalam pengolahan satu satuan produk. Syarat berlakunya jam tenaga kerja langsung adalah:
16
a. Tata letak pabrik yang efisien dengan peralatan yang modern sehingga dapat dilakukan produksi yang maksimum dengan biaya yang minimum. b. Pengembangan staf perencanaan produksi, routing, scheduling dan dispatching agar aliran proses produksi lancar tanpa terjadi penundaan dan kesimpangsiuran. c. Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik sehingga tersedia pada saat dibutuhkan untuk produksi. d. Standarisasi kerja karyawan dan metode-metode kerja dengan instruksi-instruksi dan latihan yang cukup bagi karyawan sehingga proses produksi dapat dilakukan dengan baik. Penentuan besarnya waktu standar dapat didasarkan atas: a. Studi gerak dan waktu Studi ini dilaksanakan dengan menggunakan stop watch untuk menentukan dan dasar mencatat waktu dan gerakan setiap kegiatan didalam pengolahan produk.
b. Rata-rata prestasi masa lalu Penetapan standar dengan dasar ini relatif sederhana dan mudah tetapi tidak ilmiah dan teliti, karena rata-rata prestasi masa lalu dapat mengandung pemborosan waktu. c. Test runs
17
Test runs dilakukan tanpa penelitian terperinci seperti studi gerak dan waktu,
tetapi dilakukan
pengukuran pada saat pekerjaan berjalan. d. Estimasi di muka terhadap waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tertentu.
3). Standar biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya yang tidak langsung terhadap produk. Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu: a. Biaya overhead pabrik tetap, yaitu biaya overhead pabrik yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu. b. Biaya overhead pabrik variabel, yaitu biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan tertentu. c. Biaya overhead pabrik semi variabel, yaitu biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya-biaya produksi yang termasuk biaya overhead pabrik dalam perusahaan yang berproduksi massa adalah sebagai berikut:
18
a) Biaya penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik b) Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik c) Biaya listrik dan air untuk pabrik d) Biaya asuransi pabrik e) Biaya overhead pabrik lain-lain Standar biaya overhead pabrik adalah biaya overhead yang seharusnya terjadi dalam mengolah satu satuan produk. Untuk keperluan analisis dan pengendalian biaya, standar biaya overhead pabrik dibedakan menjadi standar biaya overhead pabrik tetap dan standar biaya overhead pabrik variabel sebagai dasar untuk menghitung tarif. E. Analisis Varians Biaya Produksi Menurut Usry dan Hammer (2001:112) pengertian selisih (varians) adalah selisih yang terjadi karena faktor anggaran atau beban. Menurut L.M Samryn (2002:213) pengertian konsep analisis varians adalah selisih antara jam kerja dan tarif upah standar dengan jam kerja dan tarif upah sesungguhnya. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis varians biaya produksi adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi, melapor dan menjelaskan penyimpangan realisasi biaya produksi dari biaya produksi standar, menentukan penyebab terjadinya varians biaya produksi dan mencari jalan untuk mengatasi terjadinya varians tersebut.
19
Analisis selisih merupakan proses menganalisis selisih biaya yang timbul karena perbedaan biaya produksi yang sesungguhnya dibandingkan dengan biaya produksi standar, dan menentukan penyebab selisih biaya produksi tersebut. Apabila biaya sesungguhnya melebihi biaya standar maka varians ini disebut tidak menguntungkan (Unfavorable) sering dinotasikan dengan UF, karena hal itu memperkecil laba, sebaliknya jika biaya standar lebih besar
daripada
biaya
sesungguhnya
maka
varians
ini
disebut
menguntungkan (Favorable) sering dinotasikan dengan F, karena akan memperbesar laba perusahaan. Analisis selisih (varians) biaya produksi terdiri dari analisis selisih (varians) biaya bahan baku, analisis selisih (varians) biaya tenaga kerja langsung dan analisis selisih (varians) biaya overhead pabrik. 1) Analisis selisih (varians) biaya bahan baku a. Selisih(varian) harga bahan baku Untuk menghitung selisih harga bahan baku dilakukan
perbandingan
antara
harga
bahan
baku
sesungguhnya dengan harga bahan baku menurut standar. Jumlah selisih harga bahan baku dihitung dengan cara mengalikan selisih harga bahan baku per satuan dengan kuantitas sesungguhnya yang dibeli.
20
SH = (Hses – Hst) x Kses Keterangan : SH
: Selisih Harga
Hses
: Harga sesungguhnya
Hst
: Harga Standar
Kses
: Kuantitas sesungguhnya
Jika
Hses < Hst berarti varian harga bahan baku
menguntungkan(Favorable). Jika Hses > Hst berarti varian harga bahan baku tidak menguntungkan (Unfavorable). Manfaat analisis selisih harga bahan baku: a) Selisih harga bahan baku pada dasarnya adalah tanggung jawab dari bagian pembelian karena bagian pembelian tersebut telah membeli bahan baku dengan harga lebih tinggi ataupun lebih rendah dibanding standar. Oleh karena itu perhitungan selisih harga bahan baku dapat digunakan untuk menilai kinerja bagian pembelian. b) Perhitungan selisih harga bahan baku dapat bermanfaat untuk
mengukur
akibat kenaikan atau penurunan
harga bahan baku terhadap laba yang diperoleh perusahaan.
21
b. Selisih (varian) kuantitas bahan baku Selisih kuantitas bahan baku adalah selisih yang timbul karena telah dipakai kuantitas bahan baku yang lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan kuantitas standar dalam pengolahan produk. Selisih kuantitas bahan baku dapat dihitung sebesar kuantias bahan baku dikalikan dengan harga standar bahan baku per buah. SK = ( Kses – Kst ) x Hst Keterangan : SK
: Selisih kuantitas
Kses
: Kuantitas sesungguhnya
Kst
: Kuantitas standar
Hst
: Harga standar
Jika Kses < Kst berarti varian pemakaian (kuantitas) bahan baku menguntungkan (favorable). Jika Kses > Kst berarti varian
pemakaian
(kuantitas)
bahan
baku
tidak
menguntungkan. Manfaat analisis selisih kuantitas bahan baku: a) Selisih kuantitas bahan baku pada dasarnya adalah tanggung jawab bagian departemen produksi karena departemen tersebut telah memakai bahan baku dalam kuantitas yang lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan kuantitas standar. Oleh karena itu perhitungan
22
selisih kuantitas bahan baku dapat dipakai untuk menilai prestasi departemen produksi. b) Perhitungan
selisih
kuantitas
bahan
baku
dapat
bermanfaat untuk mengukur akibat kenaikan atau penurunan kuantitas bahan baku terhadap laba yang diperoleh perusahaan. 2) Analisis selisih (varians) biaya tenaga kerja langsung a. Selisih (varian) tarif upah langsung Selisih tarif upah langsung timbul karena perusahaan telah membayar upah langsung dengan tarif lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan tarif upah langsung standar. Selisih tarif upah langsung dapat dihitung sebesar selisih tarif upah langsung per jam dikalikan jam kerja sesungguhnya. STU = ( TUSt – TUSes ) x JKSes Keterangan : STU
: selisih tarif upah
TUSt
: tarif upah standar
TUSes
: tarif upah sesungguhnya
JKSes
: jam kerja sesungguhnya
Jika TUSes < TUSt berarti varian tarif upah tenaga kerja langsung menguntungkan (favorable). Jika TUSes > TUSt berarti varian tarif upah tenaga kerja langsung tidak menguntungkan (unfavorable).
23
b. Selisih (varian) efisiensi upah langsung Selisih efisiensi upah langsung dihitung dari selisih jam kerja langsung sesungguhnya dengan jam kerja standar dikalikan tarif upah langsung standar. SJK = ( JKSt – JKSes ) x TUSt Keterangan
:
SJK
: selisih jam kerja
JKSt
: jam kerja standar
JKSes : jam kerja sesungguhya TUSt : tarif upah standar Jika JKSes < JKSt berarti varian efisiensi upah langsung (tenaga kerja) menguntungkan(favorable). Jika JKSes > JKSt berarti varian efisiensi upah langsung (tenaga kerja) tidak menguntungkan (unfavorable). 3). Analisis selisih (varians) biaya overhead pabrik Selisih biaya overhead pabrik timbul karena perbedaan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dengan yang seharusnya terjadi dalam mengolah produk. Analisis selisih biaya overhead pabrik dapat dilakukan dengan model satu selisih, model dua selisih, model tiga selisih dan model empat selisih. Model satu selisih menghitung selisih biaya overhead pabrik secara total yaitu dengan membandingkan biaya overhead pabrikstandar dan biaya overhead pabrik sesungguhnya.
24
Model dua selisih membedakan selisih biaya menjadi selisih terkendalikan dan selisih volume. Model tiga selisih membedakan selisih biaya menjadi selisih anggaran, selisih kapasitas dan selisih efisiensi. Model empat selisih membedakan selisih biaya menjadi selisih anggaran, selisih kapasitas, selisih efisiensi variabel dan selisih efisiensi tetap. Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah model tiga selisih. a. Selisih (varian) pengeluaran Menurut Carter dan Usry (2002:18:15), varian ini terjadi karena adanya perbedaan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dengan biaya overhead pabrik yang dianggarkan pada jam atau kapasitas sesungguhnya. Biaya overhead pabrik sesungguhnya
xxxx
Biaya yang dianggarkan a/d jam sesungguhnya, - anggaran biaya tetap
xxxx
- biaya variabel
xxxx (xxxx)
Selisih
xxxx
b. Selisih (varian) kapasitas (volume) Menurut Carter dan Usry (2002:18-28), varian ini terjadi karena adanya perbedaan antara biaya overhead pabrik yang dianggarkan pada jam atau kapasitas sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada
25
produksi pada jam atau kapasitas sesungguhnya dengan tarif standar. Biaya yang dianggarkan atas dasar jam sesungguhnya: -
Biaya Variabel
xxxx
-
Biaya Tetap
xxxx xxxx
Biaya overhead a/d kapasitas sesungguhnya Selisih kapasitas
(xxxx) xxxx
c. Selisih (varian) efisiensi Menurut Carter dan Usry (2002:18-29), varian ini terjadi karen adanya perbedaan antara jam atau kapasitas yang sesungguhnya dengan jam atau kapasitas standar yang dipakai untuk produksi pada tarif overhead standar. -
Biaya overhead a/d kapasitas sesungguhnya
-
Biaya overhead a/d kapasitas standard Selisih efisiensi
xxxx (xxxx) xxxx
F. Pengertian Efisiensi dalam hubungannya dengan Biaya Produksi Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2004:174): “Efisiensi adalah rasio output terhadap input, atau jumlah output per unit input”. Efisiensi adalah ukuran dari hubungan antara masukan dan keluaran. Efisiensi menggambaran berapa banyak masukan (input) yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit keluaran (output) tertentu. Unit suatu organisasi yang paling efisien adalah unit yang dapat menghasilkan jumlah keluaran
26
tertentu dengan menggunakan masukan minimal atau menghasilkan keluaran terbanyak dengan menggunakan masukan yang tersedia. Dalam melakukan efisiensi biaya dalam perusahaan, khususnya biaya produksi, perusahaan harus mampu mengadakan pengendalian biaya. Hubungan antara analisis varian biaya dengan pengendalian biaya adalah analisis varian biaya adalah salah satu metode atau cara pengendalian biaya produksi yang tepat bagi perusahaan sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan suatu produk yang maksimum.