9
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Akuntansi dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan 1. Pengertian Akuntansi Seperi halnya ilmu pengetahuan lain, definisi tentang akuntansi sangat diperlukan. Definisi akuntansi diharapkan dapat menjelaskan tentang batasan-batasan apa itu akuntansi, bagaimana prosesnya dan apa fungsinya terhadap para pengguna akuntansi tersebut. Telah banyak definisi tentang akuntansi dikemukakan oleh para ahli akuntansi. Menurut buku A Statement of Basic Accounting Theory, akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal pertimbangan dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya (Harahap,Sofyan Syafri 2002 :1). Dari definisi tersebut dapat ditarik dua kesimpulan bahwa akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi (merupakan penjelasan tentang kegiatan akuntansi) dan informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna dalam hal pengambilan keputusan oleh para pemakainya (merupakan penjelasan dari kegunaan akuntansi).
10
Proses identifikasi dan pengukuran terhadap data akuntansi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan proses penyeleksian terhadap transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang dapat diukur dengan nilai moneter atau uang sesuai dengan bukti-bukti atas transaksi dan kejadian tersebut yang relevan dengan kegiatan organisasi. Sehingga transaksitransaksi atau kejadian-kejadian yang diproses lebih lanjut dalam akuntansi merupakan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian yang ada kaitannya dengan kegiatan organisasi dan dapat diukur dengan moneter atau uang. Sebelum data akuntansi dapat dimanfaatkan oleh pemakai laporan keuangan, maka data tersebut harus diproses terlebih dahulu. Tahap-tahap tersebut adalah pencatatan (recording), penggolongan (classifying), pengikhtisaran
(summarizing)
dan
pelaporan
(reporting).
Proses
pencatatan dilakukan dengan memasukkan data yang telah diukur dengan nilai uang secara permanen dan dilakukan secara kronologis dan sistematis. Proses penggololngan merupakan proses pengelompokan atau pengkatagorian kedalam kelompok atau kategori yang saling berhubungan. Hal ini diperlukan untuk memudahkan penyajian data akuntansi. Proses pengikhtisaran merupakan proses penyajian data akuntansi yang digolongkan kedalam laporan seperti yang diinginkan oleh para pemakai. Proses pelaporan merupakan proses pelaporan data yang telah diolah dan dapat langsung digunakan oleh para pemakai laporan keuangan (disebut juga proses mengkomunikasikan laporan).
11
Secara ringkas proses akuntansi dapat di gambarkan sebagai berikut :
T R A N S A K S I
P E N C A T A T A N
IDENTIF IKASI & PENGU KURAN
P E N G G O L O N G A N
P E N G I K H T I S A R A N
PROSES DATA & PELAPORAN
L A P O R A N A K U N T A N S I
MEN GAN ALIS A & MEN GINE RPR ETA SIKA N
PEM AKA I LAP ORA N KEU ANG AN
MENGKOMU NIKASIKAN LAPORAN
Sedangkan skousen mendefinikasikan akuntansi sebagai system untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama keuangan tentang entitas ekonomi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan (Skousen et.al 2001:7). Komponen penting dari definisi ini adalah kuantitatif, keuangan, dapat digunakan dan pengambilan keputusan.
12
Kuantitatif disini menunjukan bahwa akuntansi berhubungan dengan angka-angka ini merupakan kekuatan karena angka-angka dapat mudah dibuat table dan ringkas. Kelemahannya, karena beberapa perusahaan penting seperti perusahaan pembuangan limbah/racun dan asosiasi pengacara tidak dapat dengan mudah digambarkan dengan satu atau dua angka. Komponen keuangan menunjukan bahwa menurut akuntansi kesehatan dan kinerja perusahaan dipengaruhi oleh dan dicerminkan dalam ukuran keuangan. Komponen dapat digunakan memberikan arti bahwa akuntansi bukannya sekedar teori tetapi juga dapat memberikan manfaat. Sedangkan komponen pengambilan keputusan memberikan makna bahwa meskipun akuntansi adalah laporan yang tersusun atas transaksi yang telah terjadi, informasi yang lalu dapat bermanfaat jika digunakan sebagai pengambilan keputusan di masa yang akan dating. Accounting
Principle
Board
(APB)
Statement
Nomor
4
mendefinisikan akuntansi sebagai berikut : “Akuntansi adalah aktifitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusankeputusan ekonomik, dalam membuat pilihan diantara alternative tindakan yang ada.”
13
Pengertian menurut APB Nomor 4 lebih menekankan fungsi akuntansi sebagai penyedia informasi kuantitatif yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan-keputusan ekonomik.
2. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum berdasarkan PSAK nomor 1 (revisi 1998) paragraph 05 (2002 : 1.2) tentang penyajian laporan keuangan adalah sebagai berikut : “Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumbersumber daya yang dipercayakan kepada mereka.” Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan meliputi informasi mengenai keadaan aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban termasuk keuntungan dan kerugian serta arus kas. Juga informasi lainnya yang tidak dapat ditampung didalam laporan diatas diungkapkan didalam catatan atas laporan keuangan. Kedua informasi ini digunakan oleh pemakai untuk memprediksikan arus kas pada masa depan khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
14
3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan (2002 : 7) karakteristik kualitatif merupakan cirri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yang harus ada dalam laporan keuangan yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan. a. Dapat dipahami Pada dasarnya suatu laporan harus disajikan secara lengkap. Walaupun begitu, meskipun lengkap tetapi disajikan dalam bentuk yang rumit juga akan menimbulkan masalah yang besar. Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dipahami oleh pemakainya. Sehingga dapat mengurangi kesalahan-kesalahan penafsiran yang dilakukan oleh pemakai. Laporan keuangan dibuat dengan asumsi bahwa pemakai memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan dengan alasan agar pemakai tertentu dapat memahami laporan keuangan yang disajikan.
15
b. Relevan Relevannya informasi yang disajikan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi agar para pemakai laporan keuangan dapat memenuhi kebutuhannyadalam proses pengambilan. Informasi yang disajikan dapat dikatakan relevan jika informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depa, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Selain itu, informasi dapat dikatakan relevan jika memenuhi syarat hakikat dan materialitas. Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil berdasarkan laporan keuangan tersebut. c. Keandalan Informasi yang memiliki kualitas andal adalah informasi yang bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan oleh pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
16
Informasi yang disajikan dapat dikatakan andal jika memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) . Penyajian jujur Informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi dan peristiwa yang seharusnya disajikan atau secara wajar dapat disajikan. Namun demikian, informasi keuangan pada umumnya tidak luput dari resiko penyajian yang dianggap kurang jujur dari apa yang seharusnya digambarkan. Hal ini bukan disebabkan karena kesengajaan untuk menyesatkan, tetapi
lebih
merupakan
kesulitan
yang
melekat
dalam
mengidentifikasi transaksi serta peristiwa lainnya yang dilaporkan atau dalam menyusun atau menerapkan ukuran dan tekhnik penyajian yang sesuai dengan makna transaksi dan peristiwa tersebut. 2) . Subtansi mengungguli bentuk Suatu peristiwa perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan subtansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Hal ini disebabkan karena kenyataan yang ada atas suatu peristiwa atau transaksi berbeda dengan bentuk hukumnya. 3) . Netralitas Informasi yang disajikan tidak boleh menguntungkan beberapa pihak saja sedangkan pihak lain merasa dirugikan. Informasi harus disajikan sesuai dengan kebutuhan umum para pemakai laporan keuangan.
17
4) . Pertimbangan sehat Pertimbangan sehat dalam menyusun laporan keuangan dilakukan terhadap peristiwa dan keadaan tertentu yang kepastiannya susah untuk diukur. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah. 5) . Kelengkapan Informasi yang andal adalah informasi lengkap dalm batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan (omission) mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansinya. d. Dapat diperbandingkan Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut. Agar laporan keuangan dapat berguna bagi pemakainya, maka laporan keuangan yang disajikan harus dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya atau periode sebelum adanya perubahan kebijakan akuntansi.
18
B. Konsep Dasar Koperasi 1. Pengertian Dasar Koperasi Istilah koperasi berasal dari bahasa asing co-orperation yang diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai usaha bersama, bekerja sama. Berikut ini terdapat beberapa pandangan yang menegaskan artti konseptual dari koperasi. Terjemahan bebas publikasi Internasional Labour Organitation (ILO) tahun 1960 yang berjudul Co-operation Administrations and Management mengingatkan definisi koperasi sebagai berikut : Suatu perkumpulan orang- orang, umunya ekonomi lemah yang secara suka rela menggabungkan diri untuk mencapai suatu tujuan bersama melalui pembentukan suatu organisasi yang diawasi secara demokratis, dimana masing-masing anggota secara ikhlas memberikan modal yang dibutuhkan dan masing-masing bersedia memikul resiko dan turut mengecap manfaat yang timbul dari usaha itu menurut imbangan yang adil. Menurut
Undang-undang
nomor
25
tahun
1992
tentang
perkoperasian Pasal 1 ayat 1 : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat berwatak social,beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.
19
Dari
beberapa
rumusan
pengertian
koperasi
diatas
dapat
disimpulkan bahwa pada tiap-tiap organisasi koperasi akan terlihat ciri-ciri khusus.
2. Karakteristik Badan Usaha Koperasi Karakteristik badan usaha koperasi yang menyebabkan adanya perbedaan antara koperasi dengan badan usaha bukan koperasi seperti perseroan terbatas, dapat digolongkan sebagai berikut : (Arifin Sitio dan Halouman Tamba 2001:11.12). 1. Dilihat Dari Segi Organisasi Usaha Koperasi adalah organisasi yang mempunyai kepentingan yang sama bagi para anggotanya. Dalam melaksanakan usahanya, kekuatan tertinggi pada koperasi terletak ditangan anggota, sedangkan dalam badan usaha bukan koperasi, anggota terbatas kepada orang yang memiliki modal, dan dalam melaksanakan kegiatannya kekuasaan tertinggi berada pada pemilik modal, dan dalam melaksanakan kegiatannya kekuasaan tertinggi berada pada pemilik modal usaha. 2. Dilihat Dari Segi Tujuan Usaha Koperasi bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dengan prioritas
memenuhi
kebutuhan
dan
kesejahteraan
bagi
para
anggotanya serta melayani anggota seadil-adilnya, sedangkan badan usaha bukan koperasi pada umumnya bertujuan semata-mata untuk mendapatkan keuntungan.
20
3. Dilihat Dari Segi Pengelolaan Usaha Pengelolaan usaha koperasi dilakukan secara terbuka dan demokratis, sedang badan usaha bukan koperasi pengelolaan usahanya dilakukan secara tertutup. 4. Dilihat Dari Segi Pembagian Keuntungan Pembagian keuntungan pada koperasi dibagikan kepada para anggotanya menurut jasa yang diberikan, sedangkan keuntungan badan usaha bukan koperasi dibagikan kepada para pemegang saham saja. 5. Dilihat Dari Segi Modal Usaha Permodalan koperasi tidak mempunyai modal yang tetap atau permanen, berubah menurut jumlah banyaknya simpanan anggota, karena anggota bebas untuk masuk atau keluar. Sedangkan badan usaha bukan koperasi relative tetap jumlahnya. 6. Dlihat Dari Segi Hubungan Usaha Koperasi senantiasa mengadakan koordinasi atau kerja sama antar koperasi, sedangkan badan usaha bukan koperasi umumnya bersaing satu dengan yang lainnya.
3.
Modal Koperasi Modal koperasi terdiri dan dipupuk dari : (Arifin Sitio dan
Halouman Tamba, 2001:16.17) 1. Modal yang berasal dari simpanan-simpanan :
21
a. Simpanan Pokok Jumlah nilai uang tertentu yang sama banyaknya yang wajib diserahkan pada waktu masuk menjadi anggota. b. Simpanan Wajib c. Simpanan Sukarela Jumlah tertentu dalam nilai uang yang diserahkan anggota atau bukan anggota terhadap koperasi atas kehendak sendiri sebagai simpanan. 2. Modal yang berasal dari donasi pihak luar Yaitu modal yang diterima oleh koperasi dalam bentuk kas maupun bukan. 3. Modal yang dipupuk dari cadangan koperasi dan berasal dari : a. Akumulasi pembagian sisa hasil usaha Besarnya ditetapkan menurut anggaran dasar atau ketentuan lainnya. Cadangan dimaksudkan untuk pemupukan modal dan menutup kerugian, sehingga tidak dapat dibagikan kepada anggota walaupun pada saat pembubaran. b. Penyisihan dana Penyisihan dana ini dilakukan sehubungan dengan program khusus dibidang pengadaan dan penyaluran komoditi. Cadangan ini digunakan untuk pemupukan modal dan pencairannya diluar wewenang koperasi yang bersangkutan.
22
c. Modal yang berupa sisa hasil usaha Modal yang berupa sisa hasil usaha tahun berjalan dan tahun-tahun sebelumnya yang belum dibagi. Permodalan koperasi tidak hanya mencakup modal yang disetor oleh anggota seperti simpanan-simpanan saja, melainkan meliputi seluruh sumber pembelanjaan koperasi, yang dapat bersifat permanen dan sementara.
4. Jenis Koperasi Adanya ikatan pemersatu sebagai dasar solidaritas bersama yang mampu mengembangkan kesamaan pendapat dalam menumbuhkan sikap saling percaya menyebabkan timbulnya koperasi. Jenis-jenis koperasi itu dapat dibedakan sebagai berikut : ( Panji Anoraga dan Ninik widiyanti, 2003:14 ) 1. Menurut uasaha pokok yang dijalankan : a. Koperasi kredit Koperasi yang dibentuk oleh sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan anggota. b. Koperasi pemakai atau konsumsi Koperasi yang dibentuk oleh orang-orang sebagai pengguna barang atau jasa yang sama. c. Koperasi produksi barang dan jasa
23
Koperasi yang menghasilkan suatu barang atau jasa sebagai hasil usaha seluruh anggota. 2. Menurut aneka ragam unit usaha a. Koperasi usaha tunggal (single purpose ) Koperasi yang bergerak sebatas pada suatu bidang usaha saja. b. Koperasi usaha majemuk ( multi porpuse ) Koperasi yang bergerak di berbagai bidang usaha, disebut juga koperasi serba usaha. 3. Koperasi sekunder / koperasi pusat Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi, sekurangkurangnya 3 koperasi.
5. Tujuan, Karakteristik, dan Pelaporan Keuangan Koperasi a. Tujuan pelaporan keuangan koperasi Laporan keuangan koperasi dapat menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya : 1. Mengetahui manfaat yang diperoleh dengan menjadi anggota koperasi. 2. Mengetahui prestasi keuangan koperasi selama satu periode dengan sisa hasil usaha dan manfaat keanggotaan koperasi sebagai ukuran. 3. Mengetahui sumner daya ekonomis yang dimiliki koperasi, kewajiban dan kekayaan bersih dengan pemisahan yang berkaitan dengan anggota bukan anggota.
24
4. Mengetahui transaksi kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih dalam suatu periode, dengan pemisahan yang berkaitan dengan anggota maupun bukan anggota. 5. Mengetahui informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan silvabilitas koperasi.
b. Pelaporan keuangan koperasi Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus kepada anggota tentang tata kehidupan koperasi dalam satu periode tahun buku dan harus ditandatangani oleh seluruh anggota pengurus yang disampaikan dalam rapat anggota tahunan. Laporan keuangan koperasi terdiri dari : 1. Neraca Merupakan gambaran mengenai posisi keuangan koperasi yang berisi aktiva, kewajiban dan modal koperasi pada saat tertentu. 2. Laporan perhitungan hasil usaha Merupakan gambaran mengenai hasil usaha koperasiyang berisi ikhtisar pendapat dan beban dalam satu periode tertentu. 3. Laporan arus kas Merupakan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
25
4. Catatan atas laporan keuangan Merupakan bagian dari laporan keuangan yang menjelaskan tentang kebijaksanan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dan hasil usaha koperasi. 5. Laporan perubahan kekayaan bersih Merupakan perubahan kekayaan bersih dibandingkan dengan akhir tahun buku tahun sebelumnya.
6. Standar Akuntansi Keuangan Koperasi Standar akuntansi yang digunakan koperasi di Indonesia saat ini di keluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia pada tahun 1994 dengan judul Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 27 (PSAK NO.27) tentang Akuntansi Koperasi. a. Laporan keuangan Laporan keuangan koperasi meliputi : neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, laporan perubahan kekayaan bersih sebagai keuangan tambahan.
b. Pendapatan Pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk atau penyerahan produk atau penyerahan jasa kepada anggota dilaporkan secara terpisah pada perhitungan hasil usaha sebagai penjualan kepada anggota atau pendapatan dari anggota. Pendapatan sehubungan dengan transaksi penjualan produk atau penyerahan jasa kepada bukan amggota disajikan
26
sebagaimana lazimnya terdapat pada badan usaha lainnya dan terpisah pada perhitungan hasil usaha sebagai penjualan kepada bukan anggota atau pendapatan dari bukan anggota.
c. Beban pokok penjualan dan beban Harga pokok penjualan yang timbul sehubungan dengan transaksi penjualan produk kepada anggota disajikan secara terpisah pada perhitungan hasil usaha koperasi. Harga pokok penjualan yang timbul sehubungan dengan transaksi penjualan produk kepada bukan anggota disajikan dengan catatan laporan keuangan. Beban harus disajikan secara terpisah antara beban usaha anggota dan bukan anggota.
d. Kas dan bank Kas dan bank milik koperasi yang berwewenang penggunaannya dibatasi, disajikan secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau aktiva jangka panjang, tergantung pada jangka waktu pembatasnya. Kas dan bank bukan milik koperasi disajikan secara terpisah sebagai aktiva titipan.
e. Piutang Piutang yaitu timbul dari transaksi penjualan produk atau penyerahan jasa kepada anggota disajikan pada neraca secara terpisah sebagai piutang dari anggota. Piutang yang timbul dari transaksi penjualan produk atau penyerahan jasa kepada bukan anggota disajikan dineraca sesuai dengan ketentuan Prinsip Akuntansi Indonesia.
27
f. Persediaan Persediaan pada koperasi dapat digolongkan menjadi persediaan komoditi program dan komoditi umum. Komoditi program adalah komoditi yang memperoleh fasilitas dari pemerintah dan pada umumnya mencakup program pengadaan dan penyaluran.
g. Investasi Investasi yang pencairannya tidak dibatasi disajikan sebagai aktiva lancer dalam kelompok investasi jangka pendek, investasi yang bersifat permanen pada koperasi lain dan tidak dapat diperjualbelikan disajikan secara terpisah sebagai investasi jangka panjang.
h. Aktva tetap aktiva tetap dari pemerintah yang dikelola atas dasar revolving fund, dicatat sebesar harga perolehan dengan mengkredit sisa “Donasi”. Keuntungan merupakan bagian bagian dari sisa hasil usaha koperasi badan disisihkan untuk cadangan revolving. Penyetoran dan revolving dicatat sebagai dana revolving. Keuntungan dari pengelolaan aktiva tetap inji dihitung hanya terbatas pada pendapatan dan biaya langsung yang berkaitan dengannya. Penjelasan secukup-cukupnya perlu diberikan mengenai kedua jenis aktiva tersebut.
i. Kewajiban Kewajiban yang timbul dari transaksi dengan anggota disajikan secara terpisah sebagai hutang kepada anggota. Kewajiban yang timbul
28
sehubungan dengan bukan anggota disajikan dengan catatan atau laporan keuangan. Simpanan sukarela disajikan sebagai kewajiban lancar atau jangka panjang sesuai dengan jatuh tempo.
j. Kekayaan bersih Kekayaan bersih koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, donasi, cadangan koperasi, dan sisa hasil usaha yang belum dibagi. Cadangan koperasi yang berasal dari pembagian sisa hasil usaha, disajikan sejumlah akumulasi pembagian sisa hasil usaha pada periode lalu. Cadangan yang berasal dari penyisihan dana dalam rangka program khusus, disajikan sebesar jumlah yang menjadi hak koperasi.
7. Sisa Hasil Usaha Koperasi Dalam koperasi, penghasilan yang diperoleh selama satu tahun buku yang bersangkutan disebut sebagai sisa hasil usaha, seperti yang tertulis dalam Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 pasal 45 ayat 1 : “Sisa hasil usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang yang bersangkutan”. Pada hakekatnya sisa hasil usaha koperasi ini sama dengan laba bersih untuk perusahaan lain bukan koperasi. Atas sisa hasil usaha kkperasi dikenakan pajak penghasilan sebagaimana laba bersih dalam perusahaan. Sisa hasil usaha koperasi bukan merupakan satu-satunya alat pengukur
29
bagi manfaat keanggotaan dan prestasi pengurus. Sisa hasil usaha merupakan hasil dari aturan dan prosedur akuntansi yang diterapkan koperasi dan mencerminkan perubahan kekayaan bersih yang dimiliki oleh anggota dan koperasi itu sendiri. Pembagian sisa hasil usaha dan transaksi modal tidak dimasukkan dalam perhitungan hasil usaha.
30
Tabel No.2.1 Neraca Format PSAK No.27
NERACA 31 Des 19x1-19x0 Aktiva Aktiva Lancar : Kas dan Bank Investasi Jangka Panjang Piutang Usaha Piutang Pinjaman Anggota Piutang Pinjaman Non Anggota Piutang Lain-lain Peny. Piutang Tak Tertagih Persediaan Pendapatan Akan Diterima Jumlah aktiva lancar Investasi Jangka Panjang : Penyertaan Pada Koperasi Penyertaan Pada Non Koperasi Jumlah InvestasiJangka Panjang Aktiva Tetap : Tanah/Hak atas Tanah Bangunan Mesin Inventaris Akumulasi Penyusutan Jumlah Aktiva Tetap
19x1 19x0
Kewajiban Jangka Pendek : xx xx Hutang Usaha xx xx Hutang Bank xx xx Hutang Pajak xx xx Hutang Simpanan Anggota xx xx Hutang Dana Bagian SHU xx xx Hutang Jangka Panjang Jatuh Tempo (xx) (xx) Biaya Harus Dibayar xx xx Jumlah Kewajiban Lancar Rp xx xx xx xx Kewjiban Jangka Panjang: Hutang Bank xx xx Hutang Jangka Panjang Lainnya xx xx Jumlah Kewajiban Jangka Panjang xx
Ekuitas: Simpanan Wajib Simpanan Pokok xx xx Modal Penyertaan Partisipasi Anggota xx xx Modal Penyertaan xx xx Modal Sumbangan xx xx Cadangan (xx) (xx) SHU Belum Dibagi xx xx Jumlah Ekuuitas
19x1 19x0
xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx
xx xx xx xx xx xx xx xx
xx
xx
xx
Aktiva Lain-Lain : Ak. Tetap Dalam Kontruksi Beban Ditangguhkan Jumlah Aktiva Lain-Lain
xx xx xx
xx xx xx
Total Aktiva
xx
xx
Sumber : PSAK No.27
Kewajiban & Ekuitas
Total Kewajiban &ekuitas
31
Tabel No.2.2 Perhitungsn SHU Format PSAK NO.27
PERHITUNGAN SHU 31 Des 19x1-19x0
Partisipasi Anggota :
19x1
19x0
Partisipasi Bruto Anggota HPP/Beban Pokok Partisipasi Netto Anggota
xxxx (xxxx) xxxx
xxxx (xxxx) . xxxx .
Penjualan Harga Pokok Laba Kotor
xxxx (xxxx) xxxx
xxxx (xxxx) . xxxx .
SHU Bruto
xxxx
xxxx
Beban Usaha
(xxxx)
(xxxx) .
SHU Koperasi
xxxx
xxxx
Beban Perkoperasian
(xxxx)
(xxxx) .
SHU Setelah Beban Koperasi
xxxx
xxxx
Partisipasi Non Anggota :
Pendapatan Lain-Lain Beban Lain-Lain
xxxx (xxxx)
SHU Sebelum Pajak
xxxx
Pajak Penghasilan SHU Setelah Pajak
Sumber : PSAK No.27
(xxxx) xxxx
xxxx (xxxx) . xxxx (xxxx) . xxxx