BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Pendapatan dan Biaya 1. Pengertian pendapatan Pendapatan merupakan unsur penting dalam menjalankan kegiatan usaha dimana perusahaan mengharapkan laba atas kegiatan operasionalnya untuk kelangsungan hidup perusahaan sangat hati hati di dalam menentukan kejadian ekonomi atau transaksi yang mengakibatkan adanya arus masuk (revenue). Berikut ini beberapa definisi pendapatan menurut akuntan dan ahli ekonomi: Menurut Soemarso S.R. ( 2005:230 ) pengertian pendapatan adalah sebagai berikut : Pendapatan adalah peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari konstribusi penanaman modal . Pendapatan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:23.3) adalah sebagai berikut :
5
6
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari konstribusi penanaman modal. Definisi pendapatan menurut Belkaoui (2006:228) sebagai berikut: a. Menurut pandangan aktiva / kewajiban, pendapatan yang mencakup keuntungan dan kerugian, didefinisikan sebagai peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban yang tidak mempengaruhi modal. b. Menurut pandangan pendapatan/beban, pendapatan
yang mencakup
keuntungan dan kerugian, timbul dari penjualan barang dan jasa serta meliputi keuntungan dari penjualan dan pertukaran aktiva selain dari persedian, bunga, dan dividen yang diperoleh dari investasi, dan peningkatan peningkatan lain dari ekuitas pemilik selama satu periode diluar kontribusi dan penyesuaian modal. c. Jika keuntungan dan kerugian didefiniskan sebagai suatu elemen terpisah dari penghasilan, maka pendapatan akan didefinisikan sebagai pengukur hasil output perusahaan yang ditimbulkan dari produksi atau pengiriman barang dan pemberian jasa selama periode tertentu. Manakah dari definisi penghasilan yang seharusnya membentuk substansi dari “pendapatan” untuk sebuah kerangka konseptual bagi pelaporan dari akuntansi keuangan? Definisi yang diberikan oleh sudut pandang pendapatan / beban mengandalkan pada suatu daftar susunan semua hal yang dapat dianggap sebagai pendapatan atau beban. Pertama, daftar
7
susunan tersebut tidak harus benar-benar mendalam dan kedua, hal-hal yang dimuat dalam daftar tersebut dapat berubah. Akibat nya pandangan pendapatan/beban
mengenai
penghasilan
dan
definisnya
mengenai
pendapatan kurang memiliki generalisasi dalam penerapan seperti yang diminta oleh sebuah kerangka konseptual.
2. Pengertian Biaya Perusahaan perdagangan atau perusahaan jasa didalam menjalankan kegiatan operasional untuk memperoleh revenue akan mengeluarkan biaya terlebih dahulu. Contoh, perusahaan konstruksi sebelum memperoleh revenue harus menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan progres fisik yang telahh disepakati di dalam kontrak. Oleh karena itu pihak menajemen harus hati-hati dalam membuat keputusan untuk mengeluarkan biaya supaya revenue yang diterima akan memberikan keuntungan yang wajar. Berikut pendapat para ahli ekonomi tentang definisi biaya dan penjelasan lainnya mengenai biaya. Menurut Harahap (2007:240) biaya didefinisikan sebagai berikut : a. Pengertian biaya menurut Comitte on Terminology adalah : Semua biaya yang telah dikenakan dan dapat dikurangkan pada penghasilan. b. Sementara itu, APB mendefinisikan :
8
Sebagai penurunan gross dalam asset atau kenaikan gross dalam kewajiban yang diakui dalam nilai menurut prinsip akuntansi yang diterima yang berasal dari kegiatan mencari laba yang dilakukan perusahaan. c. FASB mendefinisikan : Expense sebagai arus keluar aktiva, penggunaan aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selama suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman barang, pembuatan barang pembebanan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan.
Penggolongan biaya menurut Harahap, (2007:340) biaya biasanya dibagi dalam tiga golongan, yaitu: a. Biaya yang dihubungkan dengan penghasilan pada periode itu; b. Biaya yang dihubungkan dengan periode tertentu yang tidak dikaitkan dengan penghasilan ; c. Biaya yang karena alasan praktis tidak dapat dikaitkan dengan periode manapun. Menurut Garrison et.al (2006:69) dalam pembuatan keputusan, sangat penting untuk memiliki pemahaman yang kuat mengenai konsep biaya: a. Konsep Biaya Diferensial ( differential cost) Keputusan melibatkan proses pemilihan dari berbagai alternatif yang ada. Dalam keputusan bisnis setiap alternatif memiliki konsekuensi biaya dan manfaat yang harus dibandingkan dengan biaya dan manfaat yang akan
9
diperoleh dari alternatif lain yang tersedia. Perbedaan biaya antara dua alternatif disebut biaya diferensial ( differential cost ). b. Biaya Kesempatan (opportunity cost) Biaya kesempatan atau biaya peluang (opportunity cost) adalah manfaat potensial yang akan hilang bila salah satu alternatif telah dipilih dari sejumlah alternatif yang tersedia. c. Biaya tertanam ( sunk cost ) Biaya tertanam ( sunk cost ) adalah biaya yang telah terjadi dan tidak dapat diubah oleh keputusan apapun yang dibuat saat ini ataupun masa yang akan datang. Karena biaya tertanam tidak dapat diubah oleh keputusan apapun, biaya tertanam bukanlah biaya diferensial. Biaya tertanam dapat diabaikan dalam pembuatan keputusan.
B. Pengukuran Pendapatan dan Biaya 1. Pengukuran pendapatan Menurut Gozali dan Chariri (2007:299) “pendaptan diukur dalam satuan nilai tukar produk/jasa dalam suatu transaksi yang bebas (arm’s length transaction)”. Pengukuran pendapatan tersebut menunjukan bahwa nilai uang sekarang atau setara kas akan diterima sebagai hasil transaksi. 2. Pengukuran biaya a. Cost Historis
10
Cost historis merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk memperoleh aktiva. Pengukuran biaya atas dasar cost historis, dapat digunakan untuk jenis aktiva seperti gudang, peralatan dan sebagainya. b. Cost pengganti/ cost masukan terkini ( Replacement cost/ current input cost) Cost masukan terkini menunjukan jumlah rupiah harga pertukaran yang harus dikorbankan sekarang oleh suatu entitas untuk memperoleh aktiva yang sejenis dalam kondisi yang sama. Contoh, penilaian untuk persediaan. c. Setara kas ( Cash Equivalent) Setara kas adalah jumlah rupiah kas yang dapat direalisir dengan cara menjual setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaan normal. Nilai ini biasanya didasarkan pada catatan harga pasar barang bebas yang sejenis dalam kondisi yang sama. Pos aktiva berwujud biasanya menggunakan dasar penilaian ini. Meskipun ada berbagai dasar penilaian, dalam praktik yang paling banyak digunakan untuk mengukur biaya adalah cost historis. C. Pengakuan Pendapatan dan Biaya 1. Pengakuan Pendapatan Menurut Suwardjono (2008:362) adalah jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan. Pengertian atau definis pendapatan harus dipisahkan dengan pengakuan pendapatan bahkan pengertian pendapatan sebenarnya juga harus dipisahkan dengan pengukuran pendapatan. Dengan demikian, suatu jumlah
11
yang memenuhi definisi pendapatan tidak dengan sendirinya jumlah tersebut diakui ( dicatat secara resmi) sebagai pendapatan. Pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi kualitas keterukuran (measurability) dan keterandalan (realibility). Kualitas tersebut harus dioperasionalkan dalam bentuk kriteria pengakuan pendapatan (recognition criteria). Sebagai produk perusahaan, kriteria keterukuran berkaitan dengan masalah berapa jumlah rupiah produk tersebut dan krieteria keterandalan berkaitan dengan masalah apakah jumlah tersebut objektif serta dapat diuji kebenarnya. Kriteria Pengakuan Pendapatan FASB mengajukan dua criteria pengakuan pendapatan ( dan untung) yang keduanya harus dipenuhi yaitu ( SFAC No.5 paragraf 83): a. Terealisasi atau cukup pasti terealisasi ( realized atau realizable ) Pendapatan (dan untung) baru dapat diakui setelah pendapatan tersebut terealisasi atau cukup pasti terealisasi. Pendapatan dapat dikatakan telah terealisasi bilamana produk ( barang atau jasa), barang dagangan atau asset lain telah terjual atau ditukarkan dengan kas atau klaim atas kas. b. Terbentuk/ terhak (earned) Pendapatan baru dapat diakui setelah terbentuk. Pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk bilamana perusahaan telah melakukan secara substansial
12
kegiatan yang harus dilakukan untuk dapat mengakui manfaat atau nilai yang melekat pada pendapatan. Menurut
Kieso (2004:599)
dalam
bukunya
mengatakan
pengakuan pendapatan dilakukan dengan empat cara: 1. Pengakuan Pendapatan pada Saat Penjualan (Penyerahan) Ini sering disebut dengan Point of Scale (titik penjualan). Pendapatan dari penjualan barang biasanya dianggap realisasi pada waktu produk yang dijual telah meninggalkan perusahaan dan diganti dengan suatu asset yang lain. Pada saat itu harga jual disepakati, pembeli mendapatkan hak kepemilikan atas barang tersebut, dan penjual mempunyai klaim (tuntutan) yang sah terhadap pembeli. 2. Pengakuan Pendapatan pada saat Sebelum Penjualan (Penyerahan) Dalam situasi tertentu pendapatan dapat diakui pada saat sebelum penjualan (penyerahan). Dimana aktivitas pemerolehan pendapatan yang berhubungan dengan jangka waktu, serta jumlah pendapatan yang harus diakui dalam proses atau aktivitas produktifnya. Dalam hal semacam ini melaporkan pendapatan sebelum terjadinya penyerahan barang berdasarkan kontrak akan lebih bermanfaat. Misalnya kontrak jangka panjang dimana dalam pengakuannya menggunakan metode persentase penyelesaian atau kontrak selesai. 3. Pengakuan Pendapatan pada saat sesudah penjualan (Penyerahan)
13
Pendapatan diakui setelah penyediaan jasa dan penyerahan barang benar terjadi. Namun dalam beberapa kasus, transaksi yang berhubungan dengan upaya untuk memperoleh pendapatan yang menyangkut ketidakpastian dengan penerima kasnya. Adanya ketidakpastian yang besar dalam penerimaan kasnya
membuat pengakuan pendapatan menunggu sampai
dengan diterimanya kas dari hasil penjualannya. Misalnya penjualan cicilan. Metode pengakuan pendapatan setelah penyerahan barang dan jasa, yaitu: a. Akrual (Accrual Basis), waktu pengakuan pendapatan pada saat penjualan. dibebankan
Perlakuan akuntansi terhadap harga pokok produk atau jasa kepada
pendapatan pada saat terjadinya transaksi
penjualan barang atau penyerahan jasa. b. Angsuran
(Installment), waktu pengakuan pendapatan pada saat
terjadinya penerimaan kas. diakui
sebagai
laba.
Pada umumnya sebagian dari penerimaan kas
perlakuan
akuntansinya
ditangguhkan
untuk
dibandingkan dengan bagian dari tiap penerimaan kas dan biasanya dilakukan dengan menangguhkan laba. c. Pemulihan Kas
(Recovery Cash), waktu pengakuan pendapatannya
terjadi pada saat penerimaan kas, tetapi diatas jumlah harga pokok atau biaya barang yang dijual.
Perlakuan akuntansinya ditangguhkan untuk
dipertemukan dengan total penerimaan kas.
14
d. Metode Kas (Cash Basis), pada saat terjadinya penerimaan kas adalah waktu pengakuan pendapatan, sedangkan dalam perlakuan beban semua biaya dibebankan sebagai beban ketika dikeluarkan. 4. Pengakuan Pendapatan pada Saat Penjualan Khusus Penjualan khusus atau konsinyasi, mengakui pendapatan setelah consignor menerima pemberitahuan penjualan dan dilakukan pengiriman kas dari consignee.
2. Pengakuan biaya Menurut Suwardjono (2008:407) adalah kapan penurunan aset dapat dikatakan telah terjadi atau kapan biaya (rugi) telah timbul sehingga jumlah rupiah biaya ( rugi) dapat diakui. Kriteria Pengakuan Biaya Biaya atau rugi pada umumnya diakui bilamana salah satu dari dua kriteria berikut dipenuhi (SFAC No.5, prg85): a. Konsumsi manfaat ( consumption of benefits) Biaya atau rugi diakui bilamana manfaat ekonomik yang dikuasai suatu entitas telah dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam pengiriman atau pembuatan barang, penyerahan atau pelaksanaan jasa, serta kegiatan lain yang mempresentasi operasi utama atau sentral entitas tersebut.
15
b. Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa dating ( loss or lack of future benefits ) Biaya atau rugi diakui bilamana aset yang telah diakui sebelumnya diperkirakan telah berkurang manfaat ekonominya atau tidak lagi mempunyai manfaat ekonomi.
D. Penyajian dan Pengungkapan (Pendapatan dan Biaya): 1. Penyajian Pendapatan dan Biaya Pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu disajikan dalam laporan laba rugi berdasarkan konsep penandingan (matching concept). Konsep penandingan ini menerapkan biaya dan pendapatan yang dihasilkan ditandingkan pada periode terjadinya. Biaya diklasifikasikan berdasarkan sifat biaya dalam perusahaan dan mengurutkan biaya dengan menyusunnya berdasarkan besarnya biaya, dimulai dari biaya yang terbesar. Biaya lainlain biasanya ditempatkan pada urutan terakhir, tanpa memperdulikan besarnya biaya tersebut. Laporan laba rugi harus disajikan secara wajar tentang kinerja keuangan suatu perusahaan. 2. Pengungkapan Pendapatan dan Biaya 1. Pendapatan yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1. Pengungkapan mandatory: a) Dasar pengukuran pendapatan yang digunakan
16
b) Metode pengakuan pendapatan yang digunakan 2. Pengungkapan voluntary, yaitu setiap kelompok pendapatan diuraikan jenis pendapatan dan jumlahnya 2. Biaya yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1. Pengungkapan mandatory, yaitu metode pengakuan biaya 2. Pengungkapan voluntary, yaitu setiap kelompok biaya diuraikan jenis biaya dan jumlahnya, misalnya: biaya lain-lain terdiri dari apa saja dan jumlahnya berapa. Atau untuk beban dibayar di muka diungkapakan berapa nilai yang sudah menjadi biaya dan berapa nilai yang belum menjadi biaya.
E. Akuntansi untuk perusahaan Jasa Konstruksi 1. Pengertian Jasa Konstruksi Jasa konstruksi adalah jasa dalam konstruksi atau restorasi aktiva dan restorasi lingkungan, seperti pembangunan jalan, jembatan, drainase dan lain-lain. Perusahaan yang menyediakan jasa konstruksi disebut perusahaan kontraktor. Perusahaan ini memperoleh pekerjaan dari pihak pemberi kerja dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati kedua belah pihak (pihak pemberi kerja dan kontraktor). Pekerjaan yang diperoleh oleh kontraktor dari pemberi kerja disesuaikan dengan bidang yang dimiliki oleh perusahaan, misalnya bidang sipil, bidang arsitektur, dan lain-lain.
17
Kontrak konstruksi
(construction
contract) menurut
Greuning
(2005:145) merupakan suatu kontrak yang secara khusus dinegosiasikan untuk konstruksi aktiva atau sekelompok aktiva yang saling terkait atau saling tergantung secara erat satu sama lain dalam hal desain, teknologi, dan fungsi atau dalam hal tujuan atau penggunaan terutama. Kontrak konstruksi termasuk pula kontrak untuk konstruksi atau restorasi aktiva dan restorasi lingkungan. Menurut Soehartono (2001:14) jenis kontrak dibagi menjadi dua golongan yaitu: a. Kontrak dengan harga tetap (lump-sum atau fixed price) Pada kontrak semacam ini, pihak kontraktor setuju untuk melaksanakan semua pekerjaan proyek yang dicantumkan dalam kontrak dengan imbalan uang (harga) yang jumlahnya tetap. Beberapa variasi dari kontrak jenis ini adalah sebagai berikut: 1. Harga tetap dengan eskalasi Disini terdapat ketentuan bahwa harga kontrak dapat disesuaikan, naik atau turun, yang didasarkan atas suatu indeks eskalasi yang disetujui bersama. 2. Harga tetap dengan perangsang Dalam hal ini, kontraktor akan mendapat tambahan harga yang telah disetujui formulanya sebagai “perangsang”. Misalnya, bila kontraktor dapat menyelesaikan proyek lebih awal dari rencana.
18
3. Kontrak dengan satuan harga tetap (unit price) Kontrak ini sering dijumpai dalam keadaan bilamana jenis pekerjaan dan spesifikasinya dapat secara jelas ditentukan, sedangkan jumlah atau besarnya pekerjaan belum dapat diketahui secara tetap. Misalnya, pada pembuatan jalan raya. Untuk ini kontrak dapat disusun berdasarkan harga satuan per kubik tanah yang dipindahkan, per meter kubik aspal yang harus dikerjakan, dan lain-lain. Dalam proyek pembangunan industri, biasanya jenis kontrak ini dipakai untuk pekerjaan isolasi, pengerukan pelabuhan, dan pekerjaan tanah untuk lokasi. b. Kontrak dengan harga tidak tetap (cost-plus atau reimbursable) Pada kontrak semacam ini, pihak pemilik membayar semua biaya (jasa dan material) yang dikeluarkan untuk melaksanakan proyek yang diatur dalam kontrak ditambah dengan sejumlah uang dalam bentuk upah (fee). Kontrak ini memberikan keluwesan yang besar bagi pemilik, karena dapat menentukan pekerjaan-pekerjaan yang perlu dan tidak perlu dilakukan, menyetujui atau menolak harga yang diajukan oleh kontraktor dalam pembelian barang tertentu. Variasi dari kontrak jenis ini adalah sebagai berikut: 1. Harga tidak tetap dengan upah tetap (cost plus fixed fee-CFF) Pemilik membayar kembali semua biaya proyek yang dikeluarkan oleh kontraktor, ditambah fee yang jumlahnya tetap. 2. Harga tidak tetap dengan suatu batas maksimum
19
Pemilik membayar kembali semua biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor untuk merampungkan proyek ditambah upah, sampai pada suatu batas maksimum menjadi tanggungan kontraktor. 3. Harga tidak tetap dengan risiko ditanggung bersama Disini jumlah upah akan naik sesuai dengan penghematan yang dihasilkan, tetapi akan mendapat hukuman denda sesuai dengan jumlah kelebihan biaya yang terjadi di atas sasaran. 4. Harga tidak tetap dengan upah berubah-ubah Kontrak harga tidak tetap dengan jumlah perangsang berubah-ubah. Pertama-tama diadakan persetujuan bersama mengenai sasaran biaya proyek dan jumlah upah yang diterima untuk sasaran tersebut. Bila pada akhir proyek ternyata biaya proyek yang sesungguhnya berada di bawah sasaran, maka jumlah upah akan naik, demikian pula sebaliknya. Tetapi di sini kontraktor tidak dikenakan hukuman karena pemilik akan membayar semua biaya proyek. 2. Jenis Pendapatan dan Biaya Kontrak a. Jenis pendapatan Pendapatan kontrak menurut PSAK No. 34 terdiri atas : 1) Nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak; dan 2) Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran intensif:
20
a) sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan; dan b) dapat diukur secara andal. Suatu penyimpangan adalah suatu instruksi yang diberikan pemberi kerja mengenai perubahan dalam lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan kontrak. Suatu penyimpangan dapat menimbulkan peningkatan atau penurunan dalam pendapatan kontrak. Contoh penyimpangan adalah perubahan-perubahan dalam spesifikasi atau rancangan aset atau perubahan lamanya kontrak. Suatu penyimpangan dimasukkan ke dalam pendapatan kontrak jika: besar kemungkinan pemberi kerja akan menyetujui penyimpangan dan jumlah pendapatan yang timbul dari penyimpangan tersebut; dan jumlah pendapatan dapat diukur secara andal. b. Jenis biaya Kontrak Biaya kontrak menurut PSAK No. 34 terdiri atas : 1) Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu; 2) Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak pada umumnya dan dapat dialokasikan ke kontrak tersebut; dan 3) Biaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan ke pemberi kerja sesuai isi kontrak. Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kontrak meliputi : 1) Biaya pekerja lapangan, termasuk penyelia; 2) Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi;
21
3) Penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan dalam kontrak tersebut; 4) Biaya pemindahan sarana, peralatan, dan bahan-bahan dari dan ke lokasi pelaksanaan kontrak; 5) Biaya penyewaan sarana dan peralatan; 6) Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan dengan kontrak tersebut; 7) Estimasi biaya pembetulan dan biaya-biaya lain yang mungkin timbul selama masa jaminan; dan 8) Klaim dari pihak ketiga. Biaya-biaya ini dapat dikurangi dengan keuntungan yang bersifat insidental yaitu keuntungan yang tidak termasuk dalam pendapatan kontrak, misalnya keuntungan dari penjualan kelebihan bahan dan pelepasan sarana dan peralatan pada akhir kontrak. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan ke aktivitas kontrak pada umumnya dan dapat dialokasikan ke kontrak tertentu, meliputi : 1) Asuransi; 2) Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan dengan kontrak tertentu; dan 3) Biaya-biaya overhead konstruksi. Biaya-biaya yang tidak dapat diatribusikan ke aktivitas kontrak atau tidak dapat dialokasikan ke suatu kontrak dikeluarkan dari biaya kontrak konstruksi. Biaya-biaya semacam itu meliputi :
22
1) Biaya administrasi umum yang penggantiannya tidak ditentukan dalam kontrak; 2) Biaya pemasaran umum; 3) Biaya riset dan pengembangan
yang penggantiannya tidak
ditentukan dalam kontrak; dan 4) Penyusutan sarana dan peralatan yang menganggur yang tidak digunakan pada kontrak tertentu. Biaya kontrak meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan kepada suatu kontrak untuk jangka waktu sejak tanggal kontrak itu diperoleh sampai dengan penyelesaian akhir kontrak tersebut. Akan tetapi, biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kontrak dan terjadi untuk memperoleh kontrak juga dimasukkan sebagai bagian dari biaya kontrak apabila biayabiaya ini dapat diidentifikasikan secara terpisah dan dapat diukur secara andal dan besar kemungkinan kontrak tersebut dapat diperoleh. Jika biayabiaya yang terjadi untuk memperoleh kontrak diakui sebagai beban pada periode terjadinya, maka biaya-biaya tersebut tidak dimasukkan dalam biaya kontrak apabila kontrak tersebut dicapai pada periode berikut. 3. Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak Konstruksi Pengakuan pendapatan dan biaya kontrak menurut PSAK No. 34 sebagai berikut : Paragraf 20
23
Bila hasil (outcome) kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi harus diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal neraca (percentage of completion). Taksiran rugi (Expected loss) pada kontrak konstruksi tersebut harus segera diakui sebagai beban sesuai dengan paragraf 34. Paragraf 34 : Bila besar kemungkinan terjadi bahwa total biaya kontrak akan melebihi total pendapatan kontrak, taksiran rugi (expected loss) harus segera diakui sebagai beban.
Menurut Kieso (2007:521) ada dua metode akuntansi yang sangat berbeda untuk kontrak konstruksi jangka panjang yang diakui oleh profesi akuntansi. a. Metode Presentase Penyelesaian Dalam metode ini pendapatan dan laba kotor diakui pada setiap periode, didasarkan
atas kemajuan dalam pembangunan, yaitu presentase dari
penyelesaian. Biaya pembangunan ditambah laba kotor yang diperoleh diakumulasikan
kedalam
perkiraan
persediaan
(Bangunan
dalam
24
pelaksanaan) dan kemajuan penagihan diakumulasikan dalam perkiraan lawan persediaan (Penagihan atas bangunan dalam pelaksanaan). Dasar pemikiran digunakannya akuntansi persentase penyelesaian adalah bahwa dalam kebanyakan kontrak ini pembeli dan penjual mendapat hak yang dapat dipaksakan perlakuannya (enforceable right), pembeli memiliki hak legal untuk mensyaratkan kinerja tertentu atas kontrak; sementara penjual memiliki hak untuk meminta pembayaran sesuai dengan kemajuan proses yang menjadi bukti hak kepemilikan pembeli. Akibatnya, terjadi penjualan yang terus menerus selama pekerjaan berlangsung, dan pendapatan harus diakui sesuai dengan itu. Profesi akuntan mewajibkan bahwa metode persentase penyelesaikan harus digunakan apabila estimasi kemajuan ke arah penyelesaian, pendapatan, serta biaya secara layak dapat dipercaya dan semua syarat berikut ini terpenuhi: 1. Kontrak itu secara jelas menetapkan hak-hak yang dapat dipaksakan pemberlakuannya mengenai barang atau jasa yang akan diberikan dan diterima oleh pihak yang terlibat dalam kontrak, imbalan yang akan dipertukarkan serta cara dan syarat penyelesainnya. 2. Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi semua kewajiban dalam kontrak.
25
3. Kontraktor dapat diharapkan untuk melaksanakan kewajiban konstraktual tersebut. Untuk menerapkan metode persentase penyelesaian, kita harus mempunyai dasar atau standar untuk mengukur kemajuan kearah penyelesaian pada tanggal interim tertentu. Mengukur Kemajuan ke arah Penyelesaian Berbagai metode telah digunakan dalam praktek untuk menentukan tingkat kemajuan kearah penyelesaian (extend of progress toward completion ); disini yang paling umum adalah : a) Metode biaya terhadap biaya (cost-to-cost method): b) Metode upaya yang diperluas (efforts expended method) c) Metode unit pekerjaan yang dilaksanakan (units of work performed method). Tujuan dari semua metode tersebut adalah mengukur tingkat kemajuan dalam istilah biaya, unit, atau nilai tambah. Berbagai ukuran ini diidentifikasi dan diklasifikasikan sebagai ukuran masukan (input) dan keluaran (output). Ukuran masukan atau input measures (biaya yang terjadi, jam kerja) dibuat sesuai dengan upaya yang dicurahkan dalam suatu kontrak. Ukuran keluaran atau output measures (jumlah ton yang diproduksi, jumlah lantai bangunan yang diselesaikan, jumlah mil yang diselesaikan) dibuat universal pada semua proyek jangka panjang; penerapannya membutuhkan penyesuaian yang hati-hati sesuai dengan kondisi dan penggunaan pertimbangan.
26
Baik ukuran masukan maupun keluaran memiliki kelemahan tertentu. Ukuran masukan didasarkan atau hubungan yang sudah ditetapkan antara suatu unit masukan dan produktivitas. Jika inefisiensi menyebabkan hubungan produktivitas ini berubah maka hasilnya adalah pengukuran yang tidak akurat. Masalah lain yang potensial yang disebut “front-end loading”, akan menghasilkan estimasi penyelesaian yang lebih tinggi karna biayabiaya yang tahap awal harus diabaikan jika tidak berkaitan dengan kinerja kontrak, misalnya, biaya bahan yang belum dipasang atau biaya subkontrak yang belum dilaksanakan. Ukuran keluaran (output) dapat menghasilkan ukuran yang tidak akurat jika unit-unit yang digunakan tidak dapat dibandingkan dari segi waktu, upaya atau biaya untuk menyelesaikannya. Misalnya, penggunaan jumlah lantai pertama pada bangunan berlantai delapan mungkin membutuhkan lebih dari seperdelapan dari total biaya karena adanya pembuatan substruktur dan fondasi. Salah satu ukuran masukan yang digunakan untuk menentukan kemajuan kearah penyelesaian adalah dasar biaya terhadap biaya (cost-to-cost). Menurut dasar biaya terhadap biaya ini persentase penyelesaian diukur dengan membandingkan biaya yang sudah terjadi sampai tanggal ini dengan estimasi total biaya paling akhir untuk menyelesaikan kontrak ini, seperti yang ditunjukan dalam rumus berikut ini : 1. % Penyelesaian =
Biaya yang terjadi sampai tanggal ini Estimasi paling akhir total biaya selesai
27
2. pendapatan yang diakui = % penyelesaian x estimasi total pendapatan Estimasi total pendapatan = harga kontrak 3. laba kotor yang diakui = % penyelesaian x estimasi laba kotor Estimasi laba kotor = estimasi total pendapatan – estimasi total biaya Menurut PSAK No.34 tahap penyelesaian suatu kontrak dapat ditentukan dalam berbagai cara. Perusahaan menggunakan metode yang mengukur secara andal pekerjaan yang dilakukan. Bergantung pada sifat kontrak, metode tersebut antara lain meliputi: a) proporsi biaya kontrak untuk pekerjaan yang dilaksanakan sampai tanggal total biaya kontrak yang diestimasi; b) survei atas pekerjaan yang telah dilaksanakan; c) penyelesaian suatu bagian secara fisik dari pekerjaan kontrak.
Rekening yang diperlukan untuk pencatatannya: a. Konstruksi Dalam Proses: Merupakan rekening aktiva yaitu persediaan dengan saldo normal di sisi debit. Biaya konstruksi dan laba kotor yang diakui dicatat di rekening ini b. Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses:
28
Merupakan rekening kontrak bagi rekening Konstruksi Dalam Proses dengan saldo normal di sisi kredit. Untuk mencatat jumlah yang sudah ditagihkan ke pembeli c. Penyajiannya di Neraca: * Bila saldo Konstruksi Dalam Proses > Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses -------selisihnya disajikan sebagai aktiva lancar dengan nama Kelebihan Biaya dan Laba yang Diakui dari Tagihan * Bila saldo Konstruksi Dalam Proses < Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses --- selisihnya disajikan sebagai hutang lancar dengan nama Kelebihan Tagihan dari Biaya dan Laba yang Diakui Ayat jurnal pencatatan yang diperlukan dalam metode persentase penyelesaian : a. Mencatat biaya Konstruksi yang terjadi: Konstruksi Dalam Proses …………………….. xxx Macam-macam Kredit ……………………………….………..xxx b. Mencatat tagihan termin: Piutang Dagang …………………….. xxx Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses……………..…………..xxx c. Mencatat pengumpulan piutang:
29
Kas…………………….. xxx Piutang Dagang………………………………...……………….xxx d. Mengakui pendapatan, biaya dan laba kotor pada akhir periode akuntansi selama kontrak konstruksi: Konstruksi Dalam Proses(laba kotor)……….. xxx Biaya Konstruksi …………………………….xxx Pendapatan Kontrak……………………………………………..xxx e. Menutup rekening saat kontrak selesai: Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses……….. xxx Konstruksi Dalam Proses……………...……………….………..xxx
b. Metode Kontrak Selesai Dalam metode ini pendapatan dan laba kotor diakui hanya pada waktu kontrak diselesaikan. Biaya-biaya pembangunan diakumulasikan kedalam perkiraan persediaan (Bangunan dalam pelaksanaan) dan kemajuan penagihan diakumulasikan dalam perkiraan lawan persediaan (Penagihan atas bangunan dalam pelaksanaan). Metode kontrak selesai harus digunakan hanya (1) jika suatu entitas terutama mempunyai kontrak jangka pendek, atau (2) jika syarat-syarat untuk
30
menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat dipenuhi, atau (3) jika terdapat biaya yang melekat dalam kontrak itu diluar risiko bisnis yang normal dan berulang. Keunggulan utama metode kontrak selesai adalah bahwa pendapatan yang dilaporkan didasarkan atas hasil akhir dan bukan atas estimasi pekerjaan yang belum dilaksanakan. Kelemahan utamanya adalah bahwa metode ini tidak mencerminkan kinerja masa berjalan apabila periode kontrak mencakup lebih dari satu periode akuntansi. Meskipun pelaksanannya mungkin cukup seragam selama periode kontrak tersebut, namun pendapatan baru dilaporkan pada tahun penyelesaian sehingga menimbulkan distorsi laba. Ayat jurnal pencatatan yang diperlukan dalam metode kontrak selesai : a. Mencatat biaya konstruksi yang terjadi: Konstruksi dalam proses……………………..xxx Kas, material yang digunakan dan lain lain ……………….xxx b. Mencatat tagihan termin : Piutang usaha ……………………….xxx Tagihan atas konstruksi dalam proses…………………….xxx c. Mengakui pendapatan: Penagihan atas konstruksi dalam proses………xxx
31
Pendapatan kontrak……………………………………….xxx d. Mengakui beban : Biaya konstruksi …………………………xxx Konstruksi dalam proses………………….……………xxx Penyajian Laporan Keuangan – Kontrak Selesai 1) Sama seperti dalam metode persentase penyelesaian, piutang maupun persediaan terus tercatat. Pengurangan saldo akun penagihan dari konstruksi dalam proses akan mencegah persediaan dihitung dua kali (perhitungan ganda). Selama umur kontrak, selisih antara kontrak akun konstruksi dalam proses dan penagihan atas konstruksi dalam proses dilaporkan di neraca sebagai aktiva lancar bila jumlahnya debet, dan sebagai kewajiban lancar jika jumlahnya kredit. 2) Bila hasil penagihan melebihi biaya yang terjadi maka kelebihan penagihan tersebut dilaporkan sebagai laba kotor dalam laporan laba rugi. Namun bila biaya melebihi hasil penagihan maka kelebihan biaya tersebut dilaporkan sebagai beban dalam laporan laba rugi.
4. Pengungkapan serta Penyajian Pendapatan dan Biaya Kontrak Pengungkapan pendapatan dan biaya kontrak menurut PSAK No.34 a) Jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan dalam periode berjalan;
32
b) Metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang diakui dalam periode; c) Metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian kontrak (paragraf 23)
Paragraf 23 : Pengakuan pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap penyelesaian suatu kontrak sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian (percentage of completion). Menurut metode ini, pendapatan kontrak dihubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan, beban, dan laba yang dilaporkan dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan secara proporsional. Metode ini memberikan informasi yang berguna mengenai luas aktivitas kontrak dan kinerja selama suatu periode. Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut untuk pekerjaan dalam proses penyelesaian pada tanggal neraca: (a) Jumlah akumulasi biaya yang terjadi dan laba yang diakui ( dikurangi kerugian yang diakui) sampai tanggal neraca; (b) jumlah uang muka yang diterima; dan (c) jumlah retensi. Penyajian Pendapatan dan Biaya Kontrak :
33
Menurut PSAK No. 34 perusahaan harus menyajikan : (a) jumlah tagihan bruto kepada pemberi kerja sebagai aset; dan (b) jumlah hutang bruto kepada pemberi kerja sebagai kewajiban. Jumlah tagihan bruto kepada pemberi kerja untuk pekerjaan kontrak adalah selisih antara : a) Biaya yang terjadi ditambah laba yang diakui; dikurangi b) Jumlah kerugian yang diakui dan termin (progress billings) Untuk semua pekerjaan dalam proses di mana biaya yang terjadi ditambah laba yang diakui (dikurangi kerugian yang diakui) melebihi termin (progress billings). Jumlah utang bruto kepada pemberi kerja adalah selisih antara: a) Biaya yang terjadi ditambah laba yang diakui; dikurangi b) Jumlah kerugian yang diakui dan termin (progress billings) Untuk semua kontrak di mana termin (progress billings) melebihi biaya yang terjadi ditambah laba yang diakui (dikurangi kerugian yang diakui).