BAB II LANDASAN TEORITIS A. Bank 1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perbankan yang dimaksud dengan Bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam
bentuk
simpanan dan
menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2. Jenis-jenis Bank Jenis-jenis bank menurut Kasmir (2002:18), Sesuai dengan UndangUndang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perbankan, Bank dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Dilihat dari Segi Fungsinya 1) Bank Umum Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah Indonesia, bahkan keluar negeri ( cabang ). Bank Umum sering disebut Bank Komersil ( commercial bank ). 2) Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam kegiatannya Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya jasa-jasa perbankan yang ditawarkan Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) jauh lebih sempit bila dibandingkan dengan kegiatan atau jasa Bank Umum.
6
7
b. Dilihat dari Segi Kepemilikannya Ditinjau dari segi kepemilikan, maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya dikategorikan menjadi : 1) Bank Milik Pemerintah Merupakan bank yang akte pendirian maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bankbank milik pemerintah antara lain : a) b) c) d)
Bank Rakyat Indonesia ( BRI ). Bank Negara Indonesia 46 ( BNI’46 ) Bank Tabungan Negara ( BTN ) Bank Mandiri
2) Bank Milik Swasta Nasional Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Kemudian akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula dengan pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. Contoh bank-bank milik swasta nasional antara lain : a) b) c) d) e)
Bank Central Asia Bank Danamon Bank Lippo Bank Niaga Bank Internasional Indonesia
3) Bank Milik Koperasi Merupakan bank yang kepemilikan saham-sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh bank jenis ini adalah Bank Umum Koperasi Indonesia ( Bukopin ). 4) Bank Milik Asing Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, bank milik swasta asing atau bank pemerintah asing. Kepemilikannya pun jelas dimiliki oleh pemerintah asing. Contoh bank jenis ini adalah : a) ABN AMRO Bank b) American Express Bank c) Bank of America d) Bank of Tokyo e) City Bank
8
5) Bank Milik Campuran Jenis bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Dimana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh pihak swasta nasional. Contoh bank jenis ini adalah : a) b) c) d)
Bank Sakura Swadarma Inter Pasific Bank Mitshubishi Buana Bank Bank Finconesia
c. Dilihat dari Segi Status Dilihat dari segi kemampuannya melayani masyarakat, bank umum dapat dibagi kedalam dua jenis. Pembagian jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal, maupun kualitas pelayanannya. Jenis bank dilihat dari segi statusnya terdiri atas : 1) Bank Devisa Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalkan transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri dan transaksi-transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ditentukan oleh Bank Indonesia. 2) Bank Non-Devisa Bank Non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi seperti halnya yang dilakukan oleh Bank Devisa. Jadi Bank Non Devisa merupakan kebalikan dari pada Bank Devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batasbatas Negara. d. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga, baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok antara lain : 1) Bank yang Berdasarkan Prinsip Konvensional ( Barat ) Kebanyakan bank-bank yang ada di Indonesia dewasa ini adalah bank-bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu : a) Menetapkan bunga sebagai harga, untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk
9
produk pinjamannya ( kredit ) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based. b) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak bank konvensional menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau prosentase tertentu. Sistem Pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based. 2) Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah Bank berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di Indonesia. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam menentukan harga produknya sangat berbeda sekali dengan prinsip bank konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara pihak bank dengan pihak lain untuk menyimpan dan atau membiayai usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut : a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah) b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah) c) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan ( murabahah ) d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan ( ijarah ) e) Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain ( ijarahwa iqtina ) Sedangkan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah juga sesuai dengan syariah Islam. Bank berdasarkan prinsip syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah bunga adalah riba.
B. Suku Bunga 1. Pengertian Suku Bunga Menurut Kasmir (2002 : 133) menyatakan bahwa “ Suku bunga bank merupakan balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya ”
10
Bunga yang diberikan oleh bank-bank pada masyarakat merupakan daya tarik yang utama bagi masyarakat untuk melakukan penyimpanan uangnya dibank, sedangkan bagi bank, semakin besar dana masyarakat yang bisa dihimpun, akan meningkatkan kemampuan bank untuk membiayai operasional aktivanya. Tidak jarang bank-bank menetapkan suku bunga terselubung, yaitu suku bunga simpanan yang diberikan lebih tinggi dari yang diinformasikan secara resmi melalui media massa dengan harapan tingkat suku bunga yang dinaikkan akan menyebabkan jumlah uang yang beredar akan berkurang karena orang lebih senang menabung daripada memutarkan uangnya pada sektor-sektor produktif atau menyimpannya dalam bentuk kas dirumah. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga terlalu rendah, jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah karena orang akan lebih senang memutarkan uangnya pada sektor-sektor yang dinilai produktif. Suku bunga yang tinggi akan mendorong investor untuk menanamkan dananya di bank daripada menginvestasikannya pada sektor produksi atau industri yang memiliki tingkat risiko lebih besar.
2. Manfaat Suku Bunga Menurut Kasmir (2002 : 136) manfaat suku bunga adalah sebagai berikut : a. Sebagai daya tarik bagi penabung baik individu, institusi maupun lembaga yang memiliki dana lebih untuk di ivestasikan. Dana yang berlebih yang ada ditangan masyarakat tersebut pada gilitannya akan mempengaruhi pertumbuhan suatu perekonomian.
11
b. Sebagai alat kontrol bagi pemerintah terhadap dana langsung atau investasi pada sektor-sektor ekonomi. Dalam hal ini pemerintah memberi dukungan kepada suatu sektor ekonomi, dengan jalan memberi kebijakan tingkat bunga yang lebih rendah guna pencapaian pertumbuhan yang lebih tinggi pada sektor ekonomi tersebut. c. Tingkat suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. d. Sebagai alat kontrol terhadap laju inflasi, dengan jalan memanipulasi tingkat suku bunga (oleh pemerintah) guna meningkatkan produksi dalam negeri.
3. Tujuan Suku Bunga Menurut Kasmir (2002 : 137) tujuan suku bunga adalah sebagai berikut a. Sebagai pemenuhan kebutuhan dana, apabila bank kekuangan dana sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar kebutuhan dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. b. Persaingan, dalam memperebutkan dan simpanan, maka disamping faktor promosi yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. c. Kebijakan pemerintah, dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita, tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. d. Jangka waktu, semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang. Serta faktor-faktor yang lain.
4. Jenis-jenis Bunga Jenis-jenis bunga Menurut Wikipedi (http://google.co.id) adalah sebagai berikut : a. Bunga sederhana Bunga sederhana adalah merupakan hasil dari pokok utang, suku bunga per periode, dan lamanya waktu peminjaman. Rumusan bunga sederhana yaitu: c = pbw, dimana c (bunga sederhana) adalah merupakan hasil dari p (pokok utang), b (bunga), dan w (waktu). Contohnya: Wiki meminjam Rp 230.000.000 untuk membeli sebuah mobil baru, dengan suku bunga sebesar 9.5% per tahun dan masa pinjaman adalah 5 tahun maka bunganya adalah
12
Rp. 230.000.000 x 0.095 x 5 = Rp. 109.250.000 Bunga sederhana untuk pinjaman Wiki adalah Rp. 109.250.000, maka total pembayaran pokok utang ditambah bunganya adalah Rp. 339.250.000. Contoh lainnya, misalnya pokok utangnya adalah Rp. 100.000 :
Utang kartu kredit dimana dikenakan biaya sebesar Rp. 1.000 per harinya maka 1.000 / 100.000 = 1 % / perhari. Obligasi swasta dimana pembayaran kupon bunga pertamanya adalah sebesar Rp 3.000 setelah 6 bulan sejak tangal penerbitan obligasi dan pembayaran kupon keduanya adalah Rp. 3.000 pada saat akhir tahun maka hasilnya adalah : (3.000+3.000) / 100.000 = 6 % / tahun. Bunga Deposito yang dibayarkan pada akhir tahun sebesar Rp. 6.000 maka perhitungannya adalah : 6.000 / 100.000 = 6 % / tahun. b. Bunga berbunga Bunga berbunga atau disebut juga bunga majemuk adalah nilai pokok utang ini akan berubah terus setiap akhir suatu periode dengan penambahan perhitungan bunga. Misalnya pokok hutang adalah 1.000 dengan bunga 5 % / tahun maka periode tahun pertama pokok hutangnya menjadi 1000 + (1.000 x 5%) = 1.050. Pada periode tahun berikutnya maka perhitungannya menjadi 1050 + (1050 x 5%) = 1.102,50. (sumber http://google.co.id/http://en.wikipedia.org/wiki/jenisbunga)
C. Simpanan Deposito 1. Pengertian Simpanan Deposito Simpanan deposito ( Time Deposite ) merupakan salah satu bentuk investasi dalam bentuk surat-surat berharga. Pemilik deposito disebut deposan. Kepada setiap deposan akan diberikan imbalan bunga atas investasi yang ditanamkan ( dalam bentuk deposito ). Bagi bank, bunga yang diberikan kepada para deposan merupakan bunga yang tertinggi, jika
13
dibandingkan dengan simpanan giro atau tabungan, sehingga deposito oleh bank dianggap sebagai dana mahal. Keuntungan bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah uang yang tersimpan relatif lebih lama, mengingat deposito memiliki jangka waktu relatif panjang dan frekuensi penarikannya hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu. Dengan demikian bank dapat leluasa menggunakan kembali dana tersebut untuk keperluan pengukuran kredit. Pengertian deposito dalam Booklet Perbankan Indonesia Tahun 2009 adalah “Simpanan yang penarikannya hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank ” Pengertian Deposito menurut Kasmir ( 2002:93 ) “ Deposito adalah salah satu tempat bagi nasabah untuk melaksanakan investasi dalam bentuk surat-surat berharga ” Dari pengertian di atas simpanan deposito hanya bisa ditarik jika waktu perjanjian telah habis, atau bisa diperpanjang untuk periode yang diinginkan. 2. Jenis-jenis Deposito Menurut Kasmir ( 2002:94 ) saat ini jenis-jenis deposito yang ditawarkan oleh bank dan ada dimasyarakat antara lain : a. Deposito Berjangka ( Time Deposite ) Salah satu dana bank yang harga atau biayanya cukup tinggi dibanding dana giro adalah simpanan berjangka atau lebih dikenal dengan Deposito Berjangka. Simpanan berjangka merupakan simpanan masyarakat yang penariknya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang telah disetujui berakhir.
14
Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1,3,6,12,18 sampai dengan 24 bulan.Jumlah nominal deposito berjangka yang diinginkan biasanya dalam bentuk bulat misalnya Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah). Cara perhitungan bunga deposito berjangka dengan simple interest adalah sebagai berikut : Nominal x tingkat bunga x hari bunga BUNGA = 365 Contoh Perhitungan Deposito Berjangka, Internet Seorang nasabah membuka Deposito Berjangka 1 bulan dengan jumlah nominal Rp. 4.000.000,-. Tingkat suku bunga yang berlaku untuk jangka waktu penyimpanan tersebut adalah 20 %. Berdasarkan tingkat suku bunga tersebut maka perhitungan bunga yang akan diterima nasabah adalah sebagai berikut : BUNGA = Rp. 4.000.000 x 0.2 x 30 hari 365 = Rp. 65.753,42 b. Sertifikat Deposito Sertifikat deposito adalah simpanan berjangka atas pembawa yang dengan izin Bank Indonesia dikeluarkan oleh Bank sebagai bukti simpanan yang dapat diperjual belikan atau di pindah tangankan. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 2,3,6,12 dan 24 bulan. Dalam hal bunga sertifikat deposito bank dapat menentukan sendiri tingkat bunga atau diskonto sertifikat deposito yang diterbitkannya. Perbedaan antara deposito berjangka dengan sertifikat deposito adalah sebagai berikut : 1) Deposito berjangka hanya dapat dicairkan atas nama pemegang sedangkan sertifikat deposito dapat dicairkan atas unjuk oleh siapapun. 2) Deposito Berjangka tidak dapat diperjual belikan sedangkan sertifikat deposito dapat ddiperjual belikan. 3) Deposito berjangka tidak dapat dipindah-tangankan sedangkan sertifikat deposito dapat dipindah-tangankan . 4) Bunga deposito berjangka diterima tiap akhir bulan sedangkan bunga sertifikat deposito diterima dimuka. 5) Deposito berjangka dapat dibuka dalam mata uang asing disamping mata uang rupiah, sedangkan sertifikat deposito berjangka hanya dapat diberikan dalam mata uang rupiah. 6) Jumlah nominal minimum deposito berjangka adalah Rp.
15
1.000.000,- sedangkan jumlah nominal setiap lembar sertifikat deposito adalah Rp. 5.000.000,7. Berbeda dengan deposito berjangka biasa, bunga sertifikat deposito dibayar di muka dengan cara diskonto. Pada saat membeli sertifikat deposito bernilai Rp. 5.000.000,- maka tidak perlu membayar Rp. 5.000.000,tersebut tetapi lebih kecil dari Rp. 5.000.000,- setelah dipotong bunga tertentu. Pada saat sertifikat deposito jatuh tempo, bank akan membayar sebesar Rp. 5.000.000,Rumus perhitungan nilai uang harus dibayar atas suatu sertifikat deposito dengan rumus True Discount adalah sebagai berikut : P=
Pokok x 365 Rate x hari + 365 P = nilai yang harus dibayar. Pokok = nilai nominal sertifikat deposito. Rate = suku bunga sertifikat deposito dalam persen per tahun. Hari = jumlah hari sebenarnya dari jangka waktu sertifikat.
Contoh perhitungan sertifikat deposito (internet) Sertifikat Deposito bernominal Rp. 5.000.000,- dengan jangka waktu 31 hari dan suku bunga 19% per tahun. Nilai yang dibayar = Rp. 5.000.000 x 365 19% x 31 + 365 = Rp. 4.290.596,40 Diskonto (Bunga)
= Rp. 5.000.000 – Rp. 4.290.596,40 = Rp. 79.403,60
c. Deposito On Call Deposito On Call adalah simpanan tetap berada di bank, selama deposan tidak membutuhkannya. Deposito ini agak berbeda dengan deposito berjangka. Apabila deposan akan menarik simpanan depositonya, terlebih dahulu memberitahukan kepada Bank. Pemberitahuan penarikan deposito sesuai dengan perjanjian antara deposan dengan bank. Deposito ini berjangka waktu minimal 7 hari dan
16
paling lama kurang dari 1 bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar minimal 50 juta rupiah. Contoh perhitungan bunga deposito on call menurut Kasmir ( 2002:98 ) sebagai berikut : Tn. Arbi Kuris memiliki uang sejumlah Rp 300.000.000,- ingin menerbitkan deposit on call mulai hari ini tanggal 3 Januari 2009. Bunga yang telah dinegoisasi adalah 4% per bulan ( Pm ) dan diambil pada saat pencairan. Pada tanggal 19 Januari 2009 Tn. Arbi Kuris mencairkan deposit on callnya. Pertanyaan : Berapa jumah bunga yang Tn. Arbi Kuris terima pada saat pencairan jika dikenakan pajak sebesar 15%. Jawab : lama Deposit on call 3 - 19 = 16 hari dengan catatan pada saat pencairan bunga tidak dihitung.
4% x Rp 300.000.000,-
x 16 hari
Bunga =
30 hari =
Rp 6.400.000
Pajak 15% x Rp 6.400.000 =
Rp 960.000
= =
Rp 6.400.000 - Rp 960.000 Rp 5.440.000
3. Manfaat Deposito Manfaat dan tujuan merupakan dua sisi yang saling berhubungan dalam menjalankan sesuatu. Tujuan merupakan hal yang penting. Setelah mengetahui tujuannya diharapkan dapat menghasilkan manfaat. Begitu pula dengan adanya deposito dapat dilihat tujuan dan manfaat deposito menurut Kasmir (2002:96) sebagai berikut :
17
a. Manfaat dan Tujuan Bagi Bank 1) Bank mempunyai kegiatan dalam menggunakan dan deposito, karena penarikan yang dilakukan deposan hanya diperbolehkan dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan kedua belah pihak. 2) Merupakan sarana yang akurat karena deposito merupakan dana yang paling mahal sehingga semakin banyak dana yang disimpan, maka semakin tinggi pula bank dalam memberikan bunga. 3) Dengan adanya dana yang mengendap, maka bank dapat memutarkan dan tersebut dalam bentuk kredit. b. Manfaat dan tujuan Bagi Nasabah 1) Deposito berjangka memberikan tingkat suku bunga yang cukup tinggi 2) Uang yang berada dalam bank dapat dijamin keamanannya 3) Deposito berjangka dapat dijadikan sebagai jaminan kredit
D. Laba 1. Pengertian Laba Menurut Harnanto ( 2003: 444 ) pengertian laba adalah sebagai berikut : Selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi.
2. Jenis-jenis Laba Jenis-jenis Laba adalah sebagai berikut : a. Laba Operasi Laba operasi( juga disebut laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT ) merupakan langkah kedua dari penentuan laba pada laporan laba rugi dan mengukur kinerja keseluruhan operasi perusahaan: pendapatan penjualan dikurangi beban yang berkaitan dengan upaya mengasilkan penjualan. Angka laba operasi memberikan suatu dasar untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan terpisah dari kegiatan pendanaan dan
18
investasi dan terpisah dari pertimbangan pajak ( Lyn M.Fraser dan Aileen Ormiston, 2008 ). b. Laba Sebelum Pajak Penghasilan Laba sebelum pajak penghasilan adalah laba yang diakui sebelum pengurangan beban pajak penghasilan. Pajak penhasilan dibahas dalam catatan atas laporan keuangan yang menguraikan perbedaan angka yang dilaporkan umtuk pajak penghasilan dan jumlah actual pajak penghasilan yang dibayar (Lyn M.Fraser dan Aileen Ormiston, 2008 ). c. Laba Sesudah Pajak Penghasilan Laba Sesudah pajak penghasilan adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode waktu tertentu. Jumlah tersebut kemudian dikurangi pajak penghasilan yang harus disetorkan ke kas Negara (Soemarso, 1996:252). d. Laba per lembar saham ( Earning per share / EPS ) Laba per lembar saham adalah, pendapatan bersih perusahaan selama setahun dibagi dengan jumlah rata-rata per lembar saham yang beredar ( Ibrahim Abdullah 1991:148 ). Contoh Laporan Laba Rugi dapat di lihat pada tabel 2.1 berikut : TABEL 2.1 PERHITUNGAN LABA RUGI DAN SALDO LABA PT BANK LAMPUNG PERIODE 01 JANUARI S/D 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam Jutaan Rupiah) NO
1
2
3
POS-POS PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga 1.1 Hasil bunga a. Rupiah b. Valuta asing 1.2 Provisi dan komisi a. Rupiah b. Valuta asing JUMLAH PENDAPATAN BUNGA Beban bunga 2.1 Beban bunga a. Rupiah b. Valuta asing 2.2 Provisi dan komisi JUMLAH BEBAN BUNGA PENDAPATAN BUNGA BERSIH PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA 3.1 Provisi,Komisi, dan Fee 3.2 Pendapatan Transaksi Valuta Asing 3.3 Pendapatan Kenaikan Nilai Surat Berharga
30-09-2009
200,914 11,948 -
30-09-2008
199,580 -
212,862
9,687 209,267
95,264 95,264 117,598
97,958 97,958 111,309
-
26 -
19
4 5 6
7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17
5.3 Pendapatan lainnya JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA BEBAN (PENDAPATAN) PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BEBAN ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTIJENSI BEBAN OPERASIONAL LAINNYA 6.1 Beban administrasi dan umum 6.2 Beban personalia 6.3 Beban penurunan nilai surat berharga 6.4 Beban transaksi valuta asing 6.5 Beban promosi 6.6 Beban Lainnya Jumlah Beban Operasional Lainnya Laba ( Rugi ) Operasional Pendapatan dan Beban Non Operasional Pendapatan non operasional Beban non operasional Pendapatan Non Operasional Bersih Pendapatan (Beban) Luar Biasa Laba Sebelum Pajak Penghasilan Taksiran Pajak Penghasilan - Beban Pajak Kini - Pajak Tangguhan Laba Tahun Berjalan Hak minoritas Saldo laba awal tahun Dividen Lainnya Saldo Laba ( Rugi ) Akhir Periode Laba Bersih Per Saham Dasar (Rupiah Penuh)
16,155
9,711
16,155
9,737
4.392
9,113
-
-
20,219 39,428 2,418 6,897 68,962 60,399
20,996 32,116 3,057 8,265 64,434 47,499
3,179 682 2,497 62,896
4,704 1,353 3,351 50,850
17,611 45,285 10 40,060 85,355
15,237 35,613 5 30,726 66,344
3,481
2,738
Sumber : Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba Bank Lampung Contoh Perhitungan Laba Operasional, Laba Sebelum Pajak Penghasilan, Laba Tahun Berjalan, dan Saldo Laba Akhir Periode berdasarkan dari Tabel 2.1 di atas adalah sebagai berikut : a. Laba Operasional Tahun 2009 Laba Operasional = Pendapatan
bunga
bersih
+
Pendapatan
operasional lainnya bersih Laba Operasional = 117,598 + ( 57,199 ) Laba Operasional = 60,399 * Pendapatan bunga bersih = Jumlah pendapatan bunga – Jumlah beban bunga
20
= 212,862 – 95,264 = 117,598 **
Pendapatan operasional lainnya bersih = Jumlah pendapatan operasional lainnya – Jumlah beban operasional lainnya = 16,155 – 73,354 = ( 57,199 )
b. Laba Sebelum Pajak Penghasilan Tahun 2009 Laba sebelum pajak penghasilan = Laba operasional + Pendapatan non
operasional
bersih
+
Pendapatan (Beban) Luar Biasa Laba Sebelum Pajak Penghasilan = 60,399 + 2,497 + 0 Laba Sebelum Pajak Penghasilan = 62,896 * Pendapatan Non Operasional bersih = Pendapatan Non Operasional – Beban Non Operasional = 3,179 - 682 = 2,497
c. Laba Tahun Berjalan tahun 2009 Laba Tahun Berjalan = Laba
Sebelum
Taksiran
/
Pajak beban
Penghasilan manfaat
+
pajak
penghasilan kini + Taksiran / beban manfaat pajak penghasilan tangguhan
21
Laba Tahun Berjalan = 62,896 - ( 17,611 + 0 ) Laba Tahun Berjalan = 45,285 d. Saldo Laba Akhir Periode Tahun 2009 Saldo Laba Akhir Periode = Laba/Rugi Tahun Berjalan + Hak Minoritas + Saldo Laba/Rugi Awal Tahun + Dividen + Lainnya Saldo Laba Akhir Periode = 45,285 + 0 + 10 + 0 + 40,060 Saldo Laba Akhir Periode = 85,355
E. Penelitian Terdahulu 1. Widodo Judul skripsi “ Pengaruh Fluktuasi Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap Perubahan Laba Perbankan .” Tahun 2005 Hasil Penelitian “ Fluktuasi tingkat suku bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba perbankan”
2. Wirda Judul skripsi “ Pengaruh Fluktuasi Tingkat Suku bunga deposito Terhadap Perubahan Laba Bank di Bursa Efek Jakarta.” Tahun 2007 Hasil penelitian “ Fluktuasi tingkat suku bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba bank.”