BAB II LANDASAN TEORI
A.
Perbankan Syariah Perbankan syariah atau perbankan Islam(al-Mashrafiyah al-Islamiyah)
adalah suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam (syariah). Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha berkategori terlarang (haram). Sistem perbankan konvensional tidak dapat menjamin absennya hal-hal tersebut dalam investasinya, misalnya dalam usaha yang berkaitan dengan produksi makanan atau minuman haram, usaha media atau hiburan yang tidak Islami, dan lain-lain. Meskipun prinsip-prinsip tersebut mungkin saja telah diterapkan dalam sejarah perekonomian Islam, namun baru pada akhir abad ke-20 mulai berdiri bank-bank Islam yang menerapkannya bagi lembaga-lembaga komersial swasta atau semi-swasta dalam komunitas muslim di dunia. Perbankan syariah memiliki tujuan yang sama seperti perbankan konvensional, yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan keuntungan dengan cara meminjamkan modal, menyimpan dana, membiayai kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai. Prinsip hukum Islam melarang unsur-unsur di bawah ini dalam transaksitransaksi perbankan tersebut (Rizal Yaya, 2009:) :
7
8
1.
Perniagaan atas barang-barang yang haram,
2.
Bunga (riba),
3.
Perjudian dan spekulasi yang disengaja (maisir), serta
4.
Ketidakjelasan dan manipulatif (gharar)
5.
Ketidaktahuan satu pihak (tadlis)
6.
Rekayasa pasar dalam pasokan (Ikhtikar) Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank
dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.Beberapa prinsip/ hukum yang dianut oleh sistem perbankan syariah antara lain : 1.
Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.
2.
Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil usaha institusi yang meminjam dana.
3.
Islam tidak memperbolehkan "menghasilkan uang dari uang". Uang hanya merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai intrinsik.
4.
Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah transaksi.
5.
Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan dalam islam. Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh perbankan syariah.
9
Nilai – nilai Islam yang menjadi landasan filosofi perbankan syari’ah di kemukakan tiga prinsip utama nilai – nilai Islam yang dijadikan landasan filosofi bagi perbankan syari’ah yaitu : 1.
Kejujuran ( Honesty, Ash – Shidq) Kejujuran merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap manusia dalam
berbagai segi kehidupan termasuk dalam bermu’amalah, kerjujuran menjadi bukti adanya komitmen akan pentingnya perkataan yang benar sehingga dapat di jadikan pegangan, hal mana akan memberikan manfaat bagi para pihak yang melakukan akad (perikatan) dan juga bagi masyarakat dan lingkungangnya. Gemala dewi memberikan perkenaan sebagai berikut :“ jika kejujuran ini tidak di terapkan dalam perikatan, maka akanmerusak legalitas perikatan itu sendiri “Perintah ini sesuai dengan Firman Allah SWT, Q.S. 33 :70 Artinya :“ Hai oroang – orang yang beriman , bertaqwalah kamu kepada Allah, dan katakanlah perkataan yang benar “ Di tempat lain Gemala Dewi, menyatakan sebagai berikut :“ Shidiq adalah nilai yang lebih dari keyakinan yang mendalam bahwa Allah maha tahu dan melihat setiap tindakan manusia”. Nilai ini memastikan bahwa pengelolaan bank syari’ah wajib dilakukan dengan moralitas yang menjunjung tinggi nilai kejujuran”. Dengan demikian kejujuran merupakan nilai moral yang mendasar untuk menggapai ridha Allah dalam praktek perbankan syari’ah.
10
2.
Kesetaraan, Faithful ( Al Musawah ) Adanya kesamaan untuk saling mempercayai yang di tuangkan dalam suatu
akad menjadi factor penentu bagi kesuksesan masing –masing pihak yang terkait dengan hak dan kewajiban sehingga tidak saling merugikan keuntungan/kelebihan kepada yang lain, ada kesediaan membentuk sesama dan mau bekerja sama. Kesemuanya ini di landasi oleh nilai – nilai ketauhidan, Akadnya benar – benar dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab bukanhanya dalam kaitanya dengan sesama, akan tetapi juga tanggung jawab terhadap Allah S.W.T, dan akan mendapat balasan-Ya. Tidak boleh ada upaya menzalimi orang lain. Firman Allah Q.S. 49 : 13 ; Artinya :“ Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki – laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku – suku supaya kamu saling kenal –mengenal.
3.
Keadilan dan Kebenaran ( Justice and Equity, Al – Adialah ) Setiap akad ( Transaksi ) harus benar – benar memperhatikan rasa keadilan
dan sedapat mungkin menghindari perasaan tidak adil (Dzalim ), oleh karenanya harus ada saling ridha dari masing – masing pihak kita tidak di perkenankan memakan harta orang lain dengan cara yang batil, kecuali dengan jalan jual beli sehingga ridha (dalam hal ini jual beliijarah menjadi salah satu produk primadona perbankan Syari’ah (Q.S.4 :29).
11
Artinya :“ Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka diantara kamu dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah maha penyayang kepadamu. Nilai – nilai moral sebagaimana tertuai diatas selanjutnya dijalankan norma dan etika dalam bermisnis secara islam. Dalam kaitan etika bisnis, Faisal Badroe nmengatakan :“ Adapun pemikiran politik islam dalam konsep etika bisnis sangat erat berat hubungan dengan Universitas ajaran islam itu sendiri diam konsep akidah yang berawal konsep shadatain yang mengakui keesaan Allah sebagai sang pencipta, Tuhan segala sesuatu dan, serta pengakuan terhadap Rasulullah SAW sebagai utusaNya adalah pihak yang harus di teladani dalam segala aspek kehidupanya. Artinya bahwa konsep akidah yang demikian harus diejakan dalam potret nyata. Ibadah kepada Allah sebagai konsep interaksi horizontal. Konsep akidah, ibadah dan ahlak demikian mengatur keseluruhan hidup seorang muslim selama 24jam, tanpa membedakan antara realitas hidup pribadi ataupun publik, termasuk dunia bisnis. Penyelesaiannya jika terjadi sengketa antara perbankan syari’ah dan nasabahnya? Bilamana terjadi sengketa atau perselisihan antara bank dan nasabahnya, maka terhadap sengketa tersebut terdapat alternative dalam penyelesaiannya. Selama ini lembaga yang menangani adalah BAMUI(Badan Arbitrase Muamalat Indonesia) yang mulai dioperasikan padatanggal 1 Oktober 1993, lalu diganti menjadi Badan Arbitrase Syariah Nasional (DSN) dan KUH Perdata. Oleh karenanya sesuai dengan klausula dalam akad yang berwenang
12
menyelesaikan
setelah
lembaga
alternatif
penyelesaian
sengketa
adalah
Pengadilan Negeri. Setelah lahirnya UU No. 3 tahun 2006 tentang perubahan atasUU No 7 tahun 1989 tentang pengadilan agama, di dalam pasal 49 yang berwenang memeriksa, mengadili dan menyelesaikannya adalah Pengadilan Negeri Menurut Gemala Dewi dalam bukunya dinyatakan sebagai berikut :“ Penyelesaian perselisihan dalam hukum perikatan Islam, pada prinsipnya boleh dilaksanakan melalui tiga jalan, yaitu pertama denganjalan perdamaian (Shulhu), yang kedua dengan jalan Arbitrase ( tahkim) dan yang terakhir melalui proses peradilan (Al Qadha ).
B.
Karakteristik Perbankan Syariah Bank Syariah memiliki karakteristik khas yang membedanya dengan
lembaga keuangan konvensional. Karakteristik bank syariah adalah: 1.
Menghindari MAGHRIB.
Dalam UU No 21 tahun 2008 dijelaskan bahwa bank syariah dalam melaksanakan kegiatannya harus menghindari MAGHRIB, yaitu a.
Maysir, yaitu memperoleh sesuatu dengan sangat mudah tanpa bekerja. Oleh karena itu disebut berjudi. Prinsip berjudi itu terlarang, baik itu secara terlihat maupun hanya berperan sedikit saja atau tidak mendalam. Dalam berjudi kita menggantungkan keuntungan hanya pada keberuntungan semata, bahkan sebagai orang yang terlibat melakukan kecurangan atau menghilangkan suatu kesempatan.
13
b.
Gharar, yaitu menurut bahasa Arab makna al-gharar adalah al-khathr (pertaruhan) sehingga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan algharar adalah yang tidak jelas hasilnya (majhul al-‘aqibah). Perihal ini masuk katagori perjudian, dan dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud algharar adalah, semua jual beli yang mengandung ketidakjelasan, pertaruhan, atau perjudian.
c.
Riba, yaitu dalam bahasa sehari-hari dikenal sebagai bunga uang. Ada banyak sekali literatur yang memberikan arti riba, secara sederhana kita dapat mengartikan riba sebagai tambahan pendapat yang tidak sah. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan pengertian riba sebagai pelepasan uang, lintahb darat, bunga uang, dan rente.
d.
Bathil, yaitu perjanjian kemitraan untuk mendapatkan penghasilan, namun barang yang diperjanjikan tidak sesuai dengan prinsip syariah. 2.
Paradigma Transaksi Syariah.
Dalam KDPPLKS dijelaskan bahwa dalam melaksanakan transaksi syariah, hendaknya mempergunakan transaksi sebagai berikut: a.
Transaksi syariah berdasarkan pada paradigma dasar bahwa alam semesta dicipta oleh Tuhan sebagai amanah dan sarana kebahagiaan hidup bagi seluruh umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual.
b.
Paradigma dasar ini menekankan setiap aktivitas umat manusia memiliki akuntabilitas dan nilai illahiah yang menempatkan perangkat syariah dan akhlak sebagai parameter baik dan buruk, bener dan salahnya aktivitas
14
usaha. Paradigma ini akan membentuk integritas yang membantu terbentuknya karakter tata kelola yang baik (good gavernance) dan disiplin pasar (market discipline) yang baik. c.
Syariah merupakan ketentuan hukum Islam yang mengatur aktivitas umat manusia yang berisi perintah dan larangan, baik yang menyangkut hubungan interaksi vertikal dengan Tuhan maupun interaksi horisontal dengan sesama makhluk. Prinsip syariah yang berlaku umum dalam kegiatan muamalah (transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku dan stakeholder entitas yang melakukan transaksi syariah. Akhlak merupakan norma dan etika yang berisi nilai-nilai moral dalam interaksi sesama makhluk agar hubungan tersebut menjadi saling menguntungkan, sinergi dan harmonisasi.
3.
Asas Transaksi Syariah.
Asas-asas transaksi syariah yang harus dipenuhi oleh bank Syariah dalam menjalankan kegiatan usahanya adalah sebagai berikut: a.
Persaudaraan (ukhuwah)
b.
Keadilan (‘adalah)
c.
Kemashlahatan (mashlahah)
d.
Keseimbangan (tawazun); dan
e.
Universalisme (syumuliyah)
15
C.
Fungsi Bank Syariah Dalam praktiknya bank syariah mempunyai beberapa fungsi, yaitu (Deny, 2013) :
1.
Manajer Investasi Bank syariah merupakan
manajer investasi dari pemilik dana yang
dihimpun, karena besar-kecilnya pendapatan (bagi hasil) yang diterima oleh pemilik dana yang dihimpun sangat tergantung pada keahlian, kehati-hatian, dan proesionalisme dari bank syariah (Harahap, 2009). Bank syariah bisa melakukan fungsi ini berdasarkan kontrak mudhrabah. Bank (didalam kapasitasnya sebagai mudharib yaitu seseorang yang melakukan investasi dana-dana (pihak lain.) 2.
Investor Bank syariah menginvestasikan dana yang disimpan pada bank tersebut
(dana pemilik bank ) dengan jenis dan pola investasi yang sesuai dengan syariah tersebut
meliputi
akad
murabahah,
sewa-menyewa,
musyarakah,
akad
mudharabah, akad salam atau Istisna, pembentukan perusahaan atau akuisisi pengendalian atau kepentingan lain dalam rangka mendirikan perusahaan, memperdagangkan produk, dan investasi saham yang dapat diperjual belikan (Deny, 2013). 3.
Jasa Keuangan Dalam menjalankan fungsi ini, bank syariah tidak jauh berbeda dengan bank
konvensional (Harahap, 2009). Jasa keuangan tersebut seperti memberikan pelayanan kliring, transfer, inkaso, pembayaran gaji, dan sebagainya. Hal ini dapat dilakukan asalkan tidak melanggar prinsip-prinsip syariah. Bank syariah juga
16
menawarkan berbagai jasa keuangan lainnya untuk memperoleh imbalam atas dasar agency contrac atau sewa. Contohnya letter of guarantee, wire transfer, letter of credit. 4.
Fungsi Sosial Konsep perbankan syariah mengharuskan bank-bank syariah memberikan
pelayanan sosial melalui dana qard (pinjaman kebajikan) atau zakat dan dan dana sumbangan sesuai dengan prinsip Islam. Disamping itu konsep perbankan Islam juga mengharuskan bank-bank Islam untuk memainkan peran penting di dalam pengembangan sumber daya manusianya dan memberikan kontribusi bagi kesejahteraan sosial (Deny, 2013).
D.
Produk Bank Syariah Beberapa produk jasa yang disediakan oleh bank berbasis syariah antara
lain: 1.
Titipan atau simpanan Prinsip penghimpunana dana bank syariah, yaitu prinsip wadiah dan deposito Mudharabah . a. Al-Wadi'ah (jasa penitipan), adalah jasa penitipan dana dimana penitip dapat mengambil dana tersebut sewaktu-waktu. Dengan sistem wadiah Bank tidak berkewajiban, namun diperbolehkan, untuk memberikan bonus kepada nasabah yang menabung -Shahibul Maal. b. Deposito Mudharabah, nasabah menyimpan dana di Bank dalam kurun waktu yang tertentu dan memercayakan dananya untuk dikelola bank
17
(mudharib) dengan hasil yang diperoleh dibagi antara pemilik dana dan bank dengan nisbah yang disepakati sejak awal (Riza Yaya, 2009:61). 2. Bagi hasil Prinsip bagi hasil atau profit sharing dengan pembagian hasil usaha ditentukan awal terjadinya kontrak kerja sama. a. Al-Musyarakah (Joint Venture), konsep ini diterapkan pada model
partnership atau joint venture. Keuntungan yang diraih akan dibagi dalam rasio yang disepakati sementara kerugian akan dibagi berdasarkan rasio ekuitas yang dimiliki masing-masing pihak. Perbedaan mendasar dengan mudharabah ialah dalam konsep ini ada campur tangan pengelolaan manajemennya sedangkan mudharabah tidak ada campur tangan. b. Al-Mudharabah, Elias G. Kazarian (Wendra Yunaldi, 2007:32)
mendefinisikan bahwa mudharabah adalah suatu transaksi pembiayaan yang digunakan sebagai transaksi pembiayaan perbankan Islam yang dilakukan oleh berbagai pihak brdasarkan kepercayaan. perjanjian antara penyedia modal dengan pengusaha. Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio tertentu yang disepakati. Resiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak Bank kecuali kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan. c. Al-Muzara'ah, adalah bank memberikan pembiayaan bagi nasabah yang
bergerak dalam bidang pertanian/perkebunan atas dasar bagi hasil dari hasil panen.
18
d. Al-Musaqah, adalah bentuk lebih yang sederhana dari muzara'ah, di
mana nasabah hanya bertanggung-jawab atas penyiramaan dan pemeliharaan, dan sebagai imbalannya nasabah berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen. 3. Jual beli Prisnip Jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya kepemilikan barang atau benda (transfer of property) (Zuhdi, 2010). a. Bai' Al-Murabahah, adalah jual beli yang bersifat amanah, yang
penyaluran dana dalam bentuk jual beli. Bank akan membelikan barang yang dibutuhkan pengguna jasa kemudian menjualnya kembali ke pengguna jasa dengan harga yang dinaikkan sesuai margin keuntungan yang ditetapkan bank, dan pengguna jasa dapat mengangsur barang tersebut. Besarnya angsuran flat sesuai akad diawal dan besarnya angsuran=harga pokok ditambah margin yang disepakati. Contoh: harga rumah 500 juta, margin bank/keuntungan bank 100 jt, maka yang dibayar nasabah peminjam ialah 600 juta dan diangsur selama waktu yang disepakati diawal antara Bank dan Nasabah. b. Bai' As-Salam, Bank akan membelikan barang yang dibutuhkan di
kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Barang yang dibeli harus diukur dan ditimbang secara jelas dan spesifik, dan penetapan harga beli berdasarkan keridhaan yang utuh antara kedua belah pihak (Wendra Yunaldi, 2007: 35). Contoh: Pembiayaan bagi petani dalam jangka waktu yang pendek (2-6 bulan). Karena barang yang dibeli
19
(misalnya padi, jagung, cabai) tidak dimaksudkan sebagai inventori, maka bank melakukan akad bai' as-salam kepada pembeli kedua (misalnya Bulog, pedagang pasar induk, grosir). Contoh lain misalnya pada produk garmen, yaitu antara penjual, bank, dan rekanan yang direkomendasikan penjual. c. Bai' Al-Istishna', merupakan bentuk As-Salam khusus di mana harga
barang bisa dibayar saat kontrak, dibayar secara angsuran, atau dibayar di kemudian hari antara pembeli dan pembuat barang. Bank mengikat masing-masing kepada pembeli dan penjual secara terpisah, tidak seperti As-Salam di mana semua pihak diikat secara bersama sejak semula. Dengan demikian, bank sebagai pihak yang mengadakan barang bertanggung-jawab
kepada
nasabah
atas
kesalahan
pelaksanaan
pekerjaan dan jaminan yang timbul dari transaksi tersebut. 4.
Sewa Prinsip sewa terdiri dari dua skema, yaitu Ijarah dan skema muntahiya bittamlik. a. Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Yang melibatkan barang dengan jasa atau manfaat dari barang-barang tersebut , penyewa juga dapat diberikan pilihan untuk memiliki barang tersebut pada saat sewa selesai (Wendra Yunaldi, 2007: 36)
20
b. Al-Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik sama dengan ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa melalui pembayaran upah sewa, namun dimasa akhir sewa terjadi pemindahan kepemilikan atas barang sewa. 5.
Jasa Prinsip fungsi Jasa keuangan dapat menggunakan prinsip transaksi yaitu, wakalah, kafalah, hawalah, rahn dan qardh. a. Al-Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak (muwakil) kepada pihak lain (wakil) dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. Atas jasa nya, maka penerimaan kekuasaan dapat meminta imbalan tertentu dari pemberi amanah. b. Al-Kafalah
adalah
memberikan
jaminan
yang
diberikan
oleh
penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung, dengan kata lain mengalihkan tanggung jawab seorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai jaminan. c. Al-Hawalah adalah akad perpindahan dimana dalam prakteknya memindahkan hutang dari tanggungan orang yang berhutang menjadi tanggungan orang yang berkewajiban membayar hutang (contoh: lembaga pengambilalihan hutang). d. Ar-Rahn, adalah perjanjian atau penyerahan barang untuk menjadi agunan dari fasilitas pembiayaan yang diberikan. Ulama Fiqih mazhab Hanafi mendefinisikan Rahn sebagai menjadikan suatu (barang)
21
sebagaimana jamainan terhadap hak (piutang) yang mungkin dijadikan sebagai pembayaran hak (piutang) tersebut baik seluruhnya maupun sebagian. Secara umum Rahn
suatu akad pada transaksi perbankan
syariah, yang merupakan akad gadai yang sesuai dengan syariah. e. Al-Qardh adalah salah satu akad yang terdapat pada sistem perbankan syariah yang tidak lain adalah memberikan pinjaman baik berupa uang ataupun lainnya tanpa mengharapkan imbalan atau bunga ( riba) secara tidak langsung berniat untuk tolong menolong bukan komersial (Adrian Sutedi, 2009 : 62 ). Bank syariah menurut PBI NO.2/8/PBI/2000 Pasal 1 didefinisikan bank umum sebagaimana dimaksud dalam UU.NO 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU.NO 10 tahun 1998, yang melakukan usaha berdasarkan prinsip syariah, termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang asing yang melakukan kegiatan berdasrkan prinsip syariah . Yang dimaksud dengan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dikantor pusat dengan bank konvensional atau kantor cabang asing yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang syariah .
E.
Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Jasa Adapun faktor –faktor ialah sebagai berikut :
1.
Faktor Pelayanan, adalah pelayanan karyawan/karyawati yang diberikan kepada nasabah apakah mampu menarik minat masyarakat untuk menabung dibank syariah. Keuangan disini dapat dilihat dari sistem bagi hasil yang
22
ditawarkan oleh bank syariah, bukan dengan sistem bunga seperti yang ditawarkan oleh bank konvensional apakah dapat mempengaruhi minat masyarakat menggunakan perbankan syariah. pelayanan yang menjadi kelengkapan, kecepatan dan kemudahan dalam berinteraksi dengan bank syariah sangat menjadi perhatian para nasabah. Pelayanan merupakan upaya yang harus dilakukan untuk memenuhi kepuasan nasabah, dalam pelayanan yang diberikan kepada nasabah menjadi tolak ukur sejauh mana pihak Bank mampu memberikan yang terbaik kepada setiap nasabah nya, pelayanan cara langsung atau tidak langsung yang dilakukan untuk menganalisis kegiatan yang berlaku dengan cara membahas perilaku nasabah yang menggunakan jasa perbankan syariah dalam mendapatkan kepuasan. 2.
Faktor Kualitas Produk, adalah sifat produk yang universal memberikan keuntungan dan produk tersebut dapat dilihat dari sistem bagi hasil yang ditawarkan oleh bank syariah bukan dengan sistem bunga yang ditawarkan oleh bank konvensional, apakah dapat mempengaruhi minat masyarakat menggunakan perbankan syariah. Pelanggan puas kalau telah membeli dan menggunakan produk tersebut ternyata kualitas produknya baik, kualitas produk ini adalah dimensi global dan ada 6 elemen adri kualitas produk yaitu, performance, durability, feature, realibility, dan desaign. Pelanggan akan merasa puas, bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang
mereka gunakan berkualitas.
(Lupiyoadi,
2006:15). Kualitas
merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa produk itu
23
diproduksi. Kualitas ditentukan oleh “sekumpulan kegunaan” (bundle of utilities). Kualitas suatu konsep yang sulit untuk dikemukakan atau dideteksi. Disimpulkan bahwa kualitas produk adalah sejumlah atribut atau sifat – sifat yang dideskripsikan di dalam produk dan yang digunakan untuk memenuhi harapan – harapan nasabah. 3. Faktor Status Sosial Masyarakat, adalah Konsep perbankan islam juga mengharuskan bank-bank islam untuk memainkan peranan penting di dalam pengembangan sumber daya manusianya dan memberikan kontribusi bagi kesejahteraan sosial sehingga dapat menarik minat masyarakat. Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktorfaktor sosial diantaranya adalah kelompok sosial dan kelompok referensi,kelurga. a. Kelompok Acuan Menurut Kotler (2000:187) kelompok acuan adalah seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau pengaruh perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. b. Keluarga Keluarga adalah suatu unit masyarakat terkecil yangperilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan. Keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orang tua, dimana seseorang mempengaruhi suatu orientasi terhadap agama, politik, dan ekonomi.
24
c. Status dan Peran Status dan peran berhubungan dengan kedudukan seseorang dalam masyarakat, setiap peranan yang dimainkan akan mempengaruhi perilaku pembelinya. 4.
Faktor Lokasi, Dapat menetukan jumlah pengguna, bila lokasi letaknya dapat lebih banyak menarik minat jasa pengguna/ nasabah untuk menggunakan jasa perbankan syariah tersebut. Dapat menetukan jumlah nasabah, bila bank letaknya strategis dapat lebih banyak menarik minat nasabah untuk menggunakan jasa perbankan syariah tersebut serta fasilitas yang diberikan bank tersebut harus dapat memuaskan minat masyarakat. Menurut (Kasmir, 2002) lokasi bank adalah tempat dimana diperjualbelikan produk perbankan dan pusat pengendalian perbankan. Penentuan lokasi suatu cabang bank merupakan salah satu kebijakan yang sangat penting. Bank yang letaknya strategis sangat memudahkan nasabah dalam berurusan dengan bank. Kasmir menyebutkan secara umum pertimbangan dalam menentukan letak suatu lokasi adalah : a.
Jenis usaha yang dijalankan
b.
Apakah dekat dengan pasar/konsumen
c.
Apakah tersedia tenaga kerja
d.
Tersedia sarana dan prasana
e.
Berada dikawasan industry
f.
Tersedianya sumber daya yang lain.
25
Lokasi Bank adalah tempat mengoperasikan produk-produk perbankan dan untuk mengatur serta mengendalikan perbankan sesuai dengan prinsipprinsip syariat Islam. Dalam bisnis jasa bank, penentuan lokasi dimana bank akan beroperasi merupakan salah satu faktor yang penting. Dalam persaingan yang ketat penentuan lokasi mempunyai pengaruh cukup signifikan dalam aktivitas menghimpun dana dari masyarakat serta menyalurkan pembiayaan kembali kepada masyarakat. Sebab dengan penentuan lokasi yang tepat maka target pencapaian bank akan dapat diraih. Penentuan lokasi bank merupakan kebijakan yang harus diambil dengan hati-hati. Kantor bank harus dibangun ditempat yang strategis, yang dekat dengan nasabah, mudah pencapaiannya (aksesibilitas), dekat dengan penyedia tenaga kerja, dan dekat dengan BI. Penentuan lokasi pada hakikatnya adalah mendekatkan diri pada nasabah, baik nasabah sumber dana maupun nasabah financing. Di samping lokasi yang strategis adalah penetapan layout gedung dan ruangan bank. Hal ini sangat mendukung lokasi Bank jika ditata dengan baik dan benar akan menambah kenyamanan nasabah dalam berhubungan dengan Bank. 5.
Faktor Promosi, Dalam mengembangkan suatu produk maka diperlukan promosi dan sosialisasi yang baik agar keberadaan bank syariah tersebut dapat dikenal masyarakat lain. Produk yang sudah direncanakan dengan baik apabila tidak dikenal oleh masyarakat luas, upaya untuk memperkenalkan produk itu kepada konsumen merupakan awal dari kegiatan promosi. Promosi merupakan cara untuk memberitahukan kepada masyarakat yang ditujuk untuk mempengaruhinasabah agar mengetahui produk bank syariah.
26
Agar keberadaan Bank Syariah dan kegiatannya dapat dikenal masyarakat luas, maka perlu beriklan di media massa a.
Promosi yang dilakukan di mal-mal dapat menarik minat pengunjung
b.
Promosi dikemas menarik dan lebih kreatif agar masyarakat luas mau berkunjung
c.
promosi melalui figur/sosok, misal, oleh beberapa kalangan cendekiawan.
6.
Agama, Bunga dan Riba Teori bunga muncul sejak manusia mulai melakukan pemikiran ekonomi. Secara leksikal, bunga sebagai terjemahan dari kata Interest. Bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang, yang biasanya dinyatakan dengan persentase dari uang yang dipinjamkan. Secara umum, perkembangan teori bunga dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu Teori Bunga Murni, dan Teori Bunga Moneter. Mengutip dalam bukunya Muhammad Syafi’i Antonio yang berjudul ”Bank Syariah” Adam Smith dan Ricardo memandang bunga sebagai kompensasi yang dibayarkan olehpenghutang kepada pemilik uang sebagai jasa atas keuntungan yang diperoleh dari uang pinjaman. Asal makna ”Riba” menurut bahasa arab adalah (bertambah). Adapun yang dimaksud disini menurut istilah syara’ adalah akad yang terjadi dengan penukaran yang tertentu, tidak diketahui sama atau tidaknya menurut aturan syara’ atau terlambat menerimanya. Adapun pengertian tambah dalam konteks riba adalah tambahan uang atas
27
modal yang diperoleh dengan cara yang tidak di benarkan syara'.Riba sering diterjemahkan orang dalam bahasa inggris
7. Jasa, merupakan jasa yang professional dalam memberikan dan memnuhi harapan nasabah. Jasa dalam hal ini sangat mempengaruhi faktor faktor yang mempengaruhi minat masyarkat menggunakan jasa bank syariah. Jasa yang ada pada bank syariah seperti Jasa Operasional dan Jasa Investasi dapat membantu nasabah dalam hal transfer, kliring, inkaso, pembayaran pajak online dan sebagai reksadana. Jasa perbankan telah membantu dalam mempermudah pertukaran dan membantu pembentukan modal bagi masyarakat.
Sebagai jasa perbankan syariah, jasa ini mempunyai 5 dimensi yang menjadi penentu, (Andi hastono,2009) yaitu: a. Reliability (Keandalan) b. Responsive (Daya Tanggap) c. Assurance (Jaminan) d. Empaty e. Tangible (Bukti Fisik) Untuk itu nasabah perlu mendapat kepastian dalam hal jasa bank syariah. F.
Pengertian Minat Minat
merupakan
kesukaan
(kecenderungan
hati)
kepada
sesuatu
(poerwaditama,W.J.S.). Abdul Rahman Shales dan Muhbib Abdul Wahab mendefinisikan kecenderungan untuk memberikaan perhatian kepada orang dan
28
bertindak terhadap orang, aktivitas, atau situasi yang menjadi objek deari minat tersebut dan disertai perasaan senang (susanto, 2011). Tomi Darmawan (2007) menjabarkan bahwa : Bahwa minat adalah rasa suka ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh, minat pada hakekatnya adalah penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan suatu yang diluar dirinya, semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya.
Hal senada juga dikemukakan oleh Sandjaja (2005) Bahwa suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat tergantung sekali oleh minat seseorang terhadap aktivitasnya tersebut, disini Nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas.
Krapp, Hiddi dan Renninger ( Ptintrich dan Schunk, 2005) membagi definisi minat secara umum menjadi tiga bagian, yaitu minat pribadi, minat situasi, minat dalam psikologi. 1.
Minat pribadi, diartikan sebagai karakteristik kepribadian seseorang secara relative stabil, yang cenderung menetap pada diri seseorang. Minat pribadi langsung membawa seseorang pada beberapa aktivitas atau topic yang spesifik. Minat atau topic sebagai pilihan untuk hal yang pasti, secara umum menyukai topic atau aktivitas tersebut, menimbulkan kesenangan pribadi serta topic atau aktivitas yang dijalani memiliki arti penting bagi seseorang tersebut.
2.
Minat situasi, merupakan minat yang sebagian besar dibangkitkan oleh kondisi lingkungan.
29
3.
Minat dalam cara psikologi, merupakan interaksi dari minat pribadi seseorang dengan ciri-ciri minat lingkungannya. Minat pada definisi ini tidak hanya karena seseorang lebih menyukai sebuah aktivitas atau topic tersebut memiliki nilai yang tingi dan mengetahui lebih banyak mengenai aktivitas atau topic tersebut. Faktor –faktor yang mempengaruhi timbulnya minat , secara garis besar ada
dua yaitu (1) dari dalam diri individu yang bersangkutan. (2) berdasar dari luar yang mencakup lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
G.
Penelitian Terdahulu Kegiatan penelitian bertitik tolak dari pengetahuan yang sudah ada. Pada
umumnya ilmuwan akan menemukan penelitiannya dengan cara menggali apa yang sudah dikemukakan atau ditemukan oleh ahli-ahli sebelumnya. Dengan mempelajari, mendalami dan mengidentifikasi hal-hal yang sudah ada untuk mengambila apa yang sudah ada dan apa yang belum ada melalui laporan hasil penelitian dalam jurnal-jurnal atau karya ilmiah. Dalam penelitian yang ditulis oleh
Evi Yupitri dan Raina Linda Sari (2001) dengan judul “ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NON MUSLIM MENJADI NASABAH BANK SYARIAH MANDIRI DI MEDAN” yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam menggunakan jasa Bank syariah adalah sebagai berikut :Tidak adanya bunga (riba), Seluruh produk sesuai syariah, Sistem bagi hasil yang adil dan menentramkan.
30
Diinvestasikan pada pekerjaan yang halal dan berkah, diinvestasikan untuk peningkatan ekonomi dhuafa (lemah), Pelayanan yang cepat dan efisien, Sumber Daya Manusia yang profesional dan transparan, Sikap dan perilaku karyawan yang ramah dan sopan, Adanya jaminan keamanan dana nasabah, Produk yang beragam, menarik dan inovatif, Lokasi yang mudah dijangkau dan strategis, Proses bagi hasil yang sama-sama menguntungkan, Fasilitas ATM dan cabang mudah ditemukan, Pelayanan yang mudah dan tidak berbelit-belit, Bangunan dan ruangan Bank yang bersih dan nyaman, Promosi dari bank, Adanya dorongan dari pihak lain, Sosialisasi melalui tokoh masyarakat dan ulama, Adanya konsep yang saling menguntungkan, Suku bunga di Bank konvensional tidak tetap. Daulay (2006) dengan judul “Pengaruh pelayanan, bagi hasil dan keyakinan terhadap keputusan menabung nasabah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Medan”. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pelayanan, bagi hasil dan agama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan menabung nasabah. Dalam penelitian ini dan peneliti sebelumnya yang sama-sama meneliti tentang Prefensi Bank Syari’ah hanya sekedar menjelaskan salah satu Prefensi masyarakat terhadap Bank Syari’ah adalah pertimbangan agama. Dengan meneliti sekilas terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang menjadi acuan penulis, sedangkan penelitian yang berkaitan dengan penyusunan yang dimaksud belum ada studi tersebut dan pada Skripsi ini lah penelitian itu diperlengkap.
31
ANISA PULUNGAN (2009) dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
NASABAH
UNTUK
MENGGUNAKAN
PRODUK JASA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO), TBK CABANG SYARIAH MEDAN”
Nasabah yang menggunakan produk jasa bank syariah tentunya didasarkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain: yaitu faktor syariah (agama), faktor pelayanan, faktor produk bank syariah, faktor citra, faktor keamanan serta fasilitas yang diberikan pihak bank, faktor sistem manajemen yang baik, faktor promosi, faktor pendidikan atau pengetahuan masyarakat tentang bank syariah, dengan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat sekarang ini semakin membuat masyarakat berkeinginan lebih jauh mengetahui apa sebenarnya bank syariah itu. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan yang terdiri dari faktor syariah (X1),faktor pelayanan (X2) faktor produk (X3), dan faktor promosi (X4) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Syariah Medan. Penelitian selanjutnya Indra Pratama (2007) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Keputusan
Nasabah
Untuk
Menggunakan Jasa Bank Syariah (Studi kasus Pada bank Muamalat Indonesia cabang Medan)” fakultas ekonomi USU, mengemukakan hasil penelitian sebagai berikut : a.
.Faktor Syariah (agama), fasilitas dan pelayanan, citra, produk, lokasi, dan promosi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
32
keputusan nasabah menggunakan jasa bank Muamalat Indonesia cabang Medan. b.
Variabel lokasi (X5) dinyatakan yang paling dominan mempengaruhi keputusan nasabah menggunakan jasa Bank Muamalat Indonesia cabang Medan.
H.
Kerangka pemikiran teoritis
(x1 )Faktor
pelayanan
(X2) Faktor kualitas produk
Jasa Bank
(X3 faktor status sosial masyarakat (X4) Faktor lokasi
(X5)Faktor promosi
Gambar 2.1 kerangka pemikiran atas penelitian ini adalah sebagai (X6)Adapun Faktor Agama
Gambar 2.1
33
berikut, berdasarkan judul tersebut, digambarkan kerangka pemikirnya sebagai berikut :
1.
Faktor Pelayanan Yang Mempengaruhi Bank Syariah Pelayanan merupakan upaya yang harus dilakukan untuk memenuhi
kepuasan nasabahnya. Dalam pelayanan yang diberikan kepada nasabah akan menjadi tolak ukur sejauhmana pihak Bank mampu memberikan yang terbaik kepada setiap nasabahnya. Pelayanan adalah upaya yang dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung dalam menganalisis yang bersifat menyeluruh. Ho1 :Terdapat Faktor Pelayanan Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Menggunakan Jasa. 2.
Faktor Kualitas Produk Yang Mempengaruhi Bank Syariah Kualitas produk adalah sejumlah atribut atau sifat – sifat yang
dideskripsikan di dalam produk dan yang digunakan untuk memenuhi harapan – harapan nasabah. Kualitas didasarkan pada pengalaman aktual nasabah, terhadap produk, yang diukur berdasarkan persyaratan nasabah tersebut. Dengan demikian kualitas produk harus didasarkan pada kehendak nasabah yang dalam kegiatan proses produksi harus dikendalikan sedemikian rupa agar produk dapat dikenal nasabah sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki dan bermanfaat bagi nasabah. Ho2 : Teradapat Faktor Kualitas Produk Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Menggunakan Jasa.
3.
Faktor Status Sosial Masyarakat Yang Mempengaruhi Bank Syariah
34
Untuk memainkan peranan penting di dalam pengembangan sumber daya manusianya dan memberikan kontribusi bagi kesejahteraan sosial sehingga dapat menarik minat masyarakat. Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial diantaranya adalah kelompok sosial dan kelompok referensi, keluarga. a. Kelompok Acuan Menurut Kotler (2000:187) kelompok acuan adalah seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau pengaruh perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. b. Keluarga Keluarga adalah suatu unit masyarakat terkecil yangperilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan. Keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orang tua, dimana seseorang mempengaruhi suatu orientasi terhadap agama, politik, dan ekonomi. c. Status dan Peran Status dan peran berhubungan dengan kedudukan seseorang dalam masyarakat, setiap peranan yang dimainkan akan mempengaruhi perilaku pembelinya. Ho3 : Terdapat Faktor Status Sosial Masyarakat Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Menggunakan Jasa. 4.
Faktor Lokasi Yang Mempengaruhi Bank Syariah
35
Bila lokasi letaknya dapat lebih banyak menarik minat jasa pengguna/ nasabah untuk menggunakan jasa perbankan syariah tersebut. Dapat menetukan jumlah nasabah, bila bank letaknya strategis dapat lebih banyak menarik minat nasabah untuk menggunakan jasa perbankan syariah tersebut serta fasilitas yang diberikan bank tersebut harus dapat memuaskan minat masyarakat. Menurut (Kasmir, 2002) lokasi bank adalah tempat dimana diperjualbelikan produk perbankan dan pusat pengendalian perbankan. Penentuan lokasi suatu cabang bank merupakan salah satu kebijakan yang sangat penting. Bank yang letaknya strategis sangat memudahkan nasabah dalam berurusan dengan bank. Ho4 : Terdapat Faktor Lokasi Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Menggunakan Jasa. 5. Faktor Promosi Yang Mempengaruhi Bank Syariah Promosi merupakan alat yang digunakan untuk meningkatkan angka, dalam hal penjualan. Keberhasilan pengembangan perbankan syariah dimanapun harus diperhatikan promosinya, bagaimana masyarakat akan berinteraksi jikan kenal saja tidak dengan bank syariah. Berbagai bentuk promosi mulai dari bentuk media, seperti : a.
Agar keberadaan Bank Syariah dan kegiatannya dapat dikenal masyarakat luas, maka perlu beriklan di media massa (TV dan Koran)
b.
Promosi yang dilakukan di mal-mal dapat menarik minat pengunjung
36
c.
Promosi dikemas menarik dan lebih kreatif agar masyarakat luas mau berkunjung
d.
promosi
melalui figur/sosok, misal, oleh beberapa kalangan
cendekiawan. e.
promosi produk dengan menonjolkan manfaat dari suatu produk bank Syariah, melalui bahasa komunikasi yang dapat dipahami konsumen
Ho5 : Terdapat Faktor Promosi Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Menggunakan Jasa. 6. Faktor Agama Yang Mempengaruhi Bank Syariah Merupakan faktor pengetahuan dan pengalaman keberagamaan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan ekonomi. Variabel ini memiliki dua dimensi, yaitu dimensi pemahaman produk dan ketaatan terhadap agama. 1. Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan. Produk bank yang bersifat jasa memiliki karakteristik tersendiri. Oleh karena itu, penentuan produk bank harus benar-benar dikelola secara benar agar masyarakat benar-benar memahami produk–produk yang ditawarkan oleh bank syari’ah. Karena produk dan jasa bank konvensional sangat berbeda dengan bank syari’ah. 2. Ketaatan terhadap agama merupakan tingkat kesadaran dan ketaatan seseorang melakukan apa yang diyakini dalam melaksanakan apa yang diajarkan dalam agama yang telah mereka anut. Karena kesadaran ini merupakan awal dari
37
ekspresi isi dalam kehidupan praktis sebagai pangkal proses perilaku ekonomi religious. Pelarangan penerapan metode riba bukan hanya ada dalam agama islam, namun juga tercantum dalam kitab suci agama lain. Mengutip dari buku “Mengapa Memilih Bank Syariah?” St. John Chrysostom berpendapat bahwa larangan yang terdapat perjanjian lama untuk orang yahudi juga berlaku bagi penganut Kitab Larangan pemberlakuan bunga untuk umat kristen secara umum dikeluarkan pada council of Vienne menyatakan bahwa barang siapa menganggap bahwa bunga itu adalah sesuatu yang tidak berdosa, maka ia telah keluar dari agama kristen. Secara teologis cukup jelas bahwa, metode pengambilan bunga menafikan andil Tuhan dan meletakkan ekonomi sematamata dalam kekuasaan manusia. Berkaitan dengan pelarangan riba yang universal ini, persepsi bahwa jasa-jasa perbankan islam erat kaitannya dengan ritual keagamaan dalam islam adalah salah. Bank syariah boleh memberikan fasilitas pembiayaan kepada nasabah non-muslim, dan sebaliknya nasabah non muslim boleh menyimpan dananya di bank syariah. Agama dalam bank syariah adalah sebagai salah satu Nilai – nilai Islam yang menjadi landasan filosofi perbankan syari’ah di kemukakan tiga prinsip utama nilai – nilai Islam yang dijadikan landasan filosofi bagi perbankansyari’ah yaitu 1.
Kejujuran ( Honesty, Ash – Shidq) Kejujuran merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap manusia dalam
berbagai segi kehidupan termasuk dalam bermu’amalah, kerjujuran menjadi bukti adanya komitmen akan pentingnya perkataan yang benar sehingga dapat di
38
jadikan pegangan, hal mana akan memberikan manfaat bagi para pihak yang melakukan akad (perikatan) dan juga bagi masyarakat dan lingkungangnya. Nilai ini memastikan bahwa pengelolaan bank syari’ah wajib dilakukan dengan moralitas yang menjunjung tinggi nilai kejujuran”. Dengan demikian kejujuran merupakan nilai moral yang mendasar untuk menggapai ridha Allah dalam praktek perbankan syari’ah. 2.
Kesetaraan, Faithful ( Al Musawah ) Adanya kesamaan untuk saling mempercayai yang di tuangkan dalam suatu
akad menjadi factor penentu bagi kesuksesan masing –masing pihak yang terkait dengan hak dan kewajiban sehingga tidak saling merugikan keuntungan/kelebihan kepada yang lain, ada kesediaan membentuk sesama dan mau bekerja sama. Kesemuanya ini di landasi oleh nilai – nilai ketauhidan, Akadnya benar – benar dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab bukanhanya dalam kaitanya dengan sesama, akan tetapi juga tanggung jawab terhadap Allah S.W.T, dan akan mendapat balasan-Ya. Tidak boleh ada upaya menzalimi orang lain. 3.
Keadilan dan Kebenaran ( Justice and Equity, Al – Adialah ) Setiap akad ( Transaksi ) harus benar – benar memperhatikan rasa keadilan
dan sedapat mungkin menghindari perasaan tidak adil (Dzalim), oleh karenanya harus ada saling ridha dari masing – masing pihak kita tidak di perkenankan memakan harta orang lain dengan cara yang batil, kecuali dengan jalan jual beli sehingga ridha (dalam hal ini jual beliijarah menjadi salah satu produk primadona perbankan Syari’ah (Q.S.4:29)
39
Penyelesaian perselisihan dalam hukum perikatan Islam, pada prinsipnya boleh dilaksanakan melalui tiga jalan, yaitu pertama denganjalan perdamaian (Shulhu), yang kedua dengan jalan Arbitrase (tahkim) dan yang terakhir melalui proses peradilan (Al Qadha ). Ho6 : Terdapat Faktor Agama Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Menggunakan Jasa.