BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Capital Budgeting Menurut Van Horne (2005,p324) penganggaran modal (capital budgeting) merupakan proses mengidentifikasi, menganalisa dan menyeleksi kegiatan-kegiatan investasi yang pengembaliannya (arus kas) diharapkan lebih dari satu tahun. Penganggaran modal merupakan alat manajerial yang sangat dibutuhkan. Salah satu tugas seorang manajer keuangan adalah untuk memilih investasi dengan arus kas dan tingkat pengembalian yang memuaskan. Oleh karena itu, seorang manajer keuangan harus mampu memutuskan apakah suatu investasi cukup berharga untuk ditanamkan modalnya dan bisa memilih dengan cerdas antara dua atau lebih alternatif. Untuk dapat
melakukan
ini
diperlukan
suatu
prosedur
untuk
mengevaluasi,
membandingkan, dan memilih proyek yang diperlukan. prosedur ini juga bisa kita sebut
capital
budgeting.
Capital expenditure adalah sejumlah dana yang dibutuhkanuntuk suatu proyek yang diharapkan dapat memberikan pemasukan dalam kurun waktu tertentu melebihi jangka waktu satu tahun. contoh proyek-proyek ini antara lain investasi dibidang pertambangan,properti, pabrik dan peralatan, riset, proyek pengembangan dan
kampanye
periklanan
atau
proyek-proyek
lainnyayang
membutuhkan
pengeluaran modal dan menciptakan perputaran uang dimasa yang akan datang. Terdapat banyak kriteria untuk menentukan suatu proyek. Beberapa pemegang saham mungkin menginginkan perusahaan memilih proyek yang dapat menghasilkan pendapatan yang besar dalam waktu singkat, sementara itu pemegang saham lain mungkin akan menekankan pada pertumbuhan jangka panjang dengan memberikan
6
7
lebih sedikitperhatian terhadap performa jangka pendek. Dilihat dari sudut pandang ini, akan cukup sulit untuk memuaskan kepentingan yang berbeda-beda dari semua pemegang saham. Dengan adanya keterbatasan modal, menejemen perlu secara hatihati memutuskanapakah proyek tertentu secara ekonomisbisa diterima karena itu kepemimpinan CEO dibutuhkan dalam hal ini.
2.1.1 Pengertian Arus Kas Menurut Kasmir dan jakfar (2010,p92) cash flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada diperusahaan dalam suatu periode tertentu. Cash flow menggambarkan beberapa uang yang masuk (cash in) ke perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Cash flow juga menggambarkan beberapa uang yang keluar (cash out) serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. Uang masuk dapat berupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah dari pihak tertentu. Uang masuk juga dapat diperoleh dari penghasilan atau pendapatan dari yang berhubungan langsung dengan usaha yang sedang dijalankan seperti penjualan. Uang keluar merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode, baik yang langsung berhubungan dengan usaha yang dijalankan, maupun yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan usaha utama. Uang keluar ini merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk berbagai keperluan yang berkaitandengan kegiatan usaha, seperti pembayaran cicilan utang dan bunga pinjaman, biaya produksi, biaya tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya. Dalam cash flow semua data pendapatan yang akan diterima dan biaya yang akan dikeluarkan baik jenis, maupun jumlahnya diestimasi sedemikian rupa, sehingga menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan datang.
8
Estimasi pendapatan dan biaya merupakan perkiraan beberapa pendapatan yang akan diperoleh dan beberapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam suatu periode. Kemudian jenis-jenis pendapatan dan biaya apa saja yang dikeluarkan serta berapa besar pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan tiap pos. Pada akhirnya cash flow akan terlihat pada kas akhir yang diterima perusahaan. Jadi arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi tersebut.Dalam hal ini diinvestasikan disuatu usaha. Menurut Farah Margaretha (2004,p58) jenis-jenis cash flow yang dikaitakan dengan suatu usaha terdiri dari: 1. Cash outflow atau initial invesment outlay Kategori pertama adalah cash flow yang segera dibutuhkan untuk membiayai aktiva dan menyiapkan aktiva itu beroperasi. contoh: a) harga pembelian aktiva, b) biaya pemasangan, c) modal kerja, d) biaya pelatihan, e) biaya tenaga ahli, f) hasil penjualan mesin lama (replacement) 2. Cash inflow atau procced Kategori kedua adalah arus kas masuk yang diperoleh dari hasil aktiva atau investasi baru. contoh: a) tambahan penjualan b) penghematan tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar dan lainlain
9
3. Terminal cash flow kategori ketiga adalah cash flow yang berkaitan dengan penutupan proyek. contoh: a) nilai sisa aktiva atau nilai residu, b) investasi modal kerja
2.1.2 Investasi 2.1.2.1 Pengertian Investasi Menurut Pendapat Halim (2005, p4) Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Menurut Bambang Wijayanta dan Aristanti Vidyaningsih (2007, p130) pengertian investasi adalah pengeluran modal untuk pembelian aset fisik seperti pabrik, mesin, peralatan dan persediaan, yaitu investasi fisik atau rill. Setiap investasi yang dilakukan mempunyai unsur ketidakpastian, pemodal hanya bisa mengharapkan tingkat keuntungan yang akan diperoleh dan risiko investasi yang akan diterima. Investasi diartikan sebagai pengorbanan dari kekayaan yang dimiliki sekarang (sudah pasti) untuk memperoleh kekayaan di
masa yang akan datang (yang belum pasti).
2.1.2.2 Macam-macam Investasi Menurut pendapat Halim (2005, p4) umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu : investasi pada asset-asset finansial (financial assets) dan investasi asset- asset rill (real assets). Investasi pada asset-asset finansial
10
dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi juga dapat dilakukan di pasar modal misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. sedangkan investasi pada asset-asset rill dapat berbentuk pembelian asset produktif,
pendirian
pabrik,
pembukaan
pertambangan,
pembukaan
perkebunan dan lainnya.
2.1.2.3 Kebutuhan Investasi Menurut Ahmad Subagyo (2007, p197) ketika mengadakan proses analisis keuangan pengembangan usaha, tahap pertama yang dilakukan adalah menentukan kebutuhan investasi untuk pengadaan harta tetap dan kebutuhan modal kerja untuk operasional usaha atau sering disebut eksploitasi. 2.1.2.4 Penentuan biaya modal COC, WACC, MCC Pengertian Cost of Capital menurut Jae K. Shim dan Joel G. Siegel (2008, p157). adalah tingkat pengembalian yang perusahaan harus berikan didalam securities perusahaan dalam rangka mempertahankan nilai pasarnya Pengertian Weighted Average Cost of Capital menurut Rudianto (2006, p363) adalah rata-rata tertimbang dari berbagai biaya modal khusus pada saat tertentu. Biaya modal rata-rata tertimbang dihitung dengan cara menjumlahkan biaya modal proporsional dari setiap jenis modal yang digunakan perusahaan untuk berinvestasi. Pengertian MCC menurut John Ogilvie (2009, p165) adalah perbedaan antara total biaya dengan struktur modal yang ada dan total biaya dengan struktur modal baru setelah investasi dilakukan.
11
2.1.3 Langkah-langkah Dalam Capital Budgeting secara konseptual, capital budgeting mencangkup lima langkah yaitu: a. Menghasilkan proposal kegiatan investasi yang sesuai dengan tujuan strategis perusahaan. b. Memperkirakan arus kas operasi tambahan setelah pajak bagi kegiatan-kegiatan investasi. c. Melakukan evaluasi arus kas tambahan dari kegiatan investasi. d. Memilih
kegiatan
investasi
berdasarkan
kriteria
nilai
yang
memaksimalkan nilai. e. Melakukan evaluasi setelah kegiatan investasi dilakukan dan melakukan pemeriksaan audit setelah kegiatan investasi selesai, secara berkesinambungan.
2.1.4 Kriteria Penetapan Perangkat Capital Budgeting Menurut Subagiyo A. (2007) aspek keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam mengembangkan usaha yang direncanakan, kemudian merangkumnya dalam bentuk laporan keuangan dan menganalisanya untuk menentukan kelayakan usaha tersebut. Tujuan analisis ini adalah untuk mengevalusai keseluruhan pembahasan tiaptiap aspek yang membutuhkan dana dan modal kerja kedalam analisis investasi yang ditinjau dari waktu pengembalian modal (payback period), tingkat pengembalian (rate of return), tingat pengembalian investasi (return on invesment), dan nilai sekarang bersih (net present value). Penentuan kelayakan suatu proyek dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode perhitungan. Beberapa metode tersebut adalah sebagai berikut:
12
2.1.4.1 Payback period (PP) Metode pemulihan investasi (Payback method) adalah metode analisis kelayakan investasi yang berusaha untuk menilai persoalan kelayakan investasi menurut jangka waktu waktu pemulihan modal yang diinvestasikan. Jangka waktu pemulihan modal (payback period) adalah jangka waktu yang di perlukan, biasanya dinyatakan dalam satuan tahun, untuk mengembalikan seluruh modal yang diinvestasikan.
2.1.4.2 Net present value (NVP) Metode nilai sekarang adalah metode penilaian kelayakan investasi yang menyelaraskan nilai yang akan datang arus kas menjadi nilai sekarang dengan melalui pemotongan arus kas dengan faktor pengurangan (diskon) pada tingkat biaya modal tertentu yang diperhitungkan. Rumus dalam Metode Net Present Value adalah :
Net Present Value = PV Proceed – PV Outlay
2.1.4.3 Profitability index (PI) Indeks profitabilitas adalah rasio atau perbandingan antara jumlah nilai sekarang arus kas selama umur ekonomisnya dan pengeluaran awal proyek. Jumlah nilai sekarang arus kas selama umur ekonomisnya hanya memperhitungkan arus kas pada tahun pertama hingga akhir tahun, dan tidak termasuk pengeluaran awal. Rumus yang digunakan dalam Profitability Indeks adalah :
13
Profitability Indeks = PV Proceed / PV Outlays
Kriteria
keputusan
dengan
menggunakan
indeks
keuntungan adalah menerima proyek jika Profitability Index lebih besar atau sama dengan 1,00 dan menolak proyek jika Profitability Index kurang dari 1,00. 1. Profitability Index (PI) ≥ 1,0 : Terima, 2. Profitability Index (PI) ≤ 1,0 : Tolak, Kelemahan dan keuntungan dalam Profitability Index yaitu:
A. Keuntungan : a) Menggunakan arus kas. b) Memakai nilai waktu luang. B. Kelemahan : a) Membutuhkan peramalan jangka panjang yang
detail
mengenai
pertambahan
keuntungan dan biaya.
2.1.4.4 Internal rate or return (IRR) Metode tingkat pengembalian internal (IRR) adalah rasio laba dari penanaman modal dalam jumlah tertentu dan dalam waktu tertentu, dimana nilai arus kas masuk adalah sama dengan nilai sekarang pengeluaran investasi inisial. Pada tingkat bunga tersebut menggambarkan besarnya Internal Rate of Return dari usul investasi tersebut, cara ini dinamakan interpolasi.
14
Cara menghitung IRR:
IRR =
P1 – C1 x
P2 – P1 C2 – C1
Dimana ; IRR = Internal Rate of Return yang dicari P1 = Tingkat bunga ke- 1 P2 = Tingkat bunga ke- 2 C1 = NPV ke- 1 C2 = NPV ke- 2
2.1.4.5 Average Rate of Return Metode Average Rate or Return atau sering disebut juga dengan Accounting Rate of Return, menunjukkan prosentase keuntungan netto sesudah pajak dihitung dari Average Investment atau Initial Investment. Metode ini mendasarkan diri pada keuntungan yang dilaporkan.
2.2 Studi Kelayakan Bisnis 2.2.1 Pengertian Studi Kelayakan Berdasarkan pendapat Kamaludin (2004, p1-2) pengertian studi kelayakan bisnis adalah suatu penelitian tentang tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan pertimbangan akan mendapatkan manfaat ekonomis suatu bisnis. Pengertian tersebut mempunyai tendensi bagi pelaku bisnis yang profit. Artinya, jika hasil penelitian dari bisnis yang dilakukan memberikan tambahan kekayaan bagi pelaku bisnis maka bisnis dianggap menguntungkan, dengan demikian ia akan mengambil bisnis
15
tersebut. Sebaliknya, jika hasil penelitian cenderung menunjukkan pengurangan kekayaan bagi pelaku bisnis. Menurut Subagyo (2008, p6) studi kelayakan bisnis adalah studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan dalam pengembangan usaha. Menurut Kashmir dan Jakfar (2007, p93) studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan. Berdasarkan beberapa definisi tentang studi kelayakan bisnis maka dapat disimpulkan bahwa, studi kelayakan bisnis adalah sebuah penelitian bisnis yang menganalisis layak tidaknya suatu bisnis dan juga apakah bisnis tersebut dapat memberikan keuntungan kepada pemilik bisnis dalam jangka waktu tertentu. 2.2.2 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis Menurut Kasmir dan Jakfar (2010, p12-13), paling tidak ada lima tujuan mengapa sebelum suatu bisnis atau proyek dijalankan perlu adanya dilakukan studi kelayakan, yaitu: 1. Menghindari resiko kerugian, Untuk menghindari resiko kerugian di masa yang akan datang, karena dimasa yang akan datang ada situasi ketidakpastian. Kondisi ini yang dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. 2. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan, Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan pelaksaan bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang dapat dikerjaan. Kemudian pengerjaan
16
usaha dapat dilakukan secara sistematik sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun. 3. Memudahkan perencanaan, Jika kita dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaa dan hal-hal apa saja yang perlu direncanakan. Perencanaa meliputi beberapa jumlah dana yang diperlukan, kapan usaha atau proyek akan dijalankan, dimana lokasi proyek akan dibangun, siapa-siapa yang akan melaksanakanya, bagaimana cara menjalankan, berapa besar keuntungan yang diperoleh, serta bagaimana mengawasinya jika terjadi penyimpangan. 4. Memudahkan pengawasan, Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha atau proyek sesuai dengan rencanayang disusun, maka akan memudahkan perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha tidak melenceng dari rencana yang telah disusun. 5. Memudahkan pengendalian, Pengawasan dan pengendalian dalam operasi sebuah perusahaan besar perlu dilakukan secara berkesinambungan. Proses yang salah dari keduanya akan memberikan dampak buruk baik untuk kesehatan lingkungan maupun masalah sosial lainnya. Adanya studi kelayakan bisnis akan lebih memudahkan bagi pihak yang berwenang atau perusahaan terkait untuk melakukan pengawasan serta pengendalian. 2.2.3 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis Menurut Kamalludin (2004, p2) manfaat yang ditimbulkan dari adanya studi kelayakan bisnis adalah:
17
1. Manfaat Finansial Artinya bisnis tersebut akan menguntungkan bagi pelaku bisnis sendiri apabila bisnis dibandingkan dengan resiko yang ditanggung. 2. Manfaat ekonomi nasional Artinya bisnis tersebut jika dijalankan mampu menunjukkan manfaat yang lebih luas bagi Negara, misalnya semakin tenaga kerja yang terserap, pendapatan masyarakat meningkat, dsb. 3. Manfaat social Artinya masyarakat sekitar lokasi bisnis tersebut memperoleh manfaat atas bisnis yang dilakukan tersebut secara langsung maupun tidak langsung. 2.2.4 Tahapan Studi Kelayakan Bisnis Tahap-tahap studi kelayakan bisnis menurut Umar H (2005, p21) sebagai berikut: 1. Tahap penemuan ide Tahap dimana wirausaha memiliki ide usaha yang kemudian di rumuskan dan diidentifikasi. Ide yang akan dijalankan mempunyai potensi yang menguntungkan. 2. Tahap penelitian Setelah ide proyek dipilih, selanjutnya dilakukan penelitian yang lebih mendalam dengan memakai metode ilmiah. Dimulai dengan menugumpulkan data, mengolah data berdasarkan teori yang releven, menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data dengan alat-alat analisis yang sesuai, menyimpilkan hasil sampai pada pekerjaan membuat laporan hasil penelitian tersebut. 3. Tahap evaluasi
18
Tahap dimana evalusai terhadap usulan bisnis untuk perkiraan saat dibangun dan saat dioperasionalkan secara rutin. Hal yang dibandingkan dalamevalusai bisnis adalah seluruh biaya yang akan ditimbulkan oleh usulan tersebut serta manfaat yang diperkirakanakan diperoleh. 4. Tahap pengurutan usulan yang layak Tahap dimana melakukan penelitian rencana bisnis yang dianggap paling penting
direalisasikan.
diprioritaskan,dimana
Kemudian
menentukan
rencana tersebut memiliki
rencana
yang
skor tertinggi jika
dibandingkan dengan usulan yang ada berdasarkan kriteria-kriteria penilaian yang ditentukan. 5. Tahap rencana pelaksanaan Tahap untuk membuat rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek. Mulai dari menentukan jenis pekerjaan, waktu pengerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksanaan, ketersediaan dana, kesiapan manajemen dan lain-lain. 6. Tahap pelaksanaan Tahap merealisasikan pembangunan proyek kemudian melaksanakan operasional bisnis secara rutin yang berupa fungsi keuangan, pemasaran, produksi atau operasi, SDM dan manajemen agar selalu bekerja efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan laba perusahaan.
2.2.5 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis 2.2.5.1 Aspek Pasar dan Aspek Pemasaran Dalam sebuah studi kelayakan bisnis aspek pasar dan pemasaran merupakan salah satu aspek yang paling penting, karena aspek pasar dan
19
pemasaran menentukan hidup atau tidaknya sebuah perusahaan di dalam industri. Apabila aspek pasar dan pemasaran tidak diteliti secara benar maka prospek kedepan sebuah perusahaan tidak akan tercitrakan secara benar yang akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan perusahaan. Pengertian pasar secara sederhana adalah tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi. Menurut Umar (2005, p35), pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga. Dalam menjalankan sebuah pemasaran bagi produk perusahaan, manajemen pemasaran menjalankan 4 strategi pemasaran yang dikenal dengan bauran pemasaran (marketing mix) atau 4p dalam pemasaran yang terdiri dari 4 empat komponen, yaitu produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion). Menurut Umar (2005,p70) terdapat 4 kebijakan pemasaran yang digunakan manajemen pemasaran yang lazim disebut bauran pemasaran (Marketing-Mix) atau 4P yang terdiri dari 4 komponen, yaitu : - Product (Produk). Barang atau jasa yang ditawarkan dipasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau komisi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. - Price (Harga) Sejumlah kompensasi (uang maupun barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa. - Place (Tempat)
20
Saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk sampe ke konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar produk sampai ke tangan konsumen. - Promotion (Promosi) Promosi adalah kegiatan yang secara aktif dilakukan perusahaan untuk mendorong konsumen membeli produk yang ditawarkan. 2.2.5.2 Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia Dalam menganalisis studi kelayakan bisnis aspek manajemen dan SDM penting dianalisis karena dalam menjalankan sebuah organisasi, manajemen satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan pekerjaan. Suatu organisasi selalu diibaratkan dengan sebuah tubuh, apabila akan melakukan sebuah perubahaan namun sebagian dari organ tubuh tidak siap untuk menerima perubahan tersebut maka perubahan yang telah direncanakan tidak akan dapat dijalankan. 1. Macam-macam perencanaan Proses perencanaan untuk menghasilkan suatu rencana atau rencana-rencana dapat dilihat dari beberapa sisi penting, antara lain yaitu dari sisi jangka waktu manfaat rencana serta dari sisi tingkat manajemen,yaitu dari sisi strategis dan operasional sebagai berikut: 1. Sisi jangka waktu Jika
dilihat
dari
waktu
yang
digunakan
untuk
pengaplikasian suatu rencana, dikenal tigas bentuk perencanaan, yaitu : 1.
Perencanaan jangka panjang,
21
perencanaan semacam ini menjangkau waktu sekitar 20 sampai 30 tahun kedepan. Rencanarencananya masih berbentuk garis besar yang bersofat strategis dan umum. 2.
Perencanaan jangka menegah, menjangkau
sekitar
3
sampai
5
tahun
kedepan.Perencanaan jangka panjang dipecahpecah menjadi beberapa kali pelaksanaan rencana jangka menegah sehingga setiap tahap hendaknya disesuaikan dengan prioritas. 3.
Perencanaan jangka pendek, perencanaan ini menjangkau waktu paling lama 1 tahun. Perencanaa ini lebih konkret dan lebih terperinci, karena lebih jelas sasaran yang harus dicapai termasuk dalam hal penggunaan sumber daya.
2. Sisi tingkatan manajemen Pada umumnya perencanaan bila digolongkan ke dalam tingkatan manajemen akan terbagi dua, yaitu : 1. Perencanaan strategis, perencanaan ini merupakan bagian dari manajemen strategis. Perencanaan strategis lebih berfokus pada bagaimana puncak menentukan visi, misi, falsafah, dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam jangka panjang.
22
2. Perencanaan operasional, merupakan bagian dari strategi operasional yang lebih
mengarah
pada
bidang
fungsional
perusahaan. 3. Struktur organisasi Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara bagian dan produksi dalam perusahaan. Struktur organisasi menjelaskan pembagian aktifitas kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi dan aktifitas tersebut sampai batas-batas tertentu. Ada empat elemen dalam struktur, yaitu: 1. Spesialisasi aktifitas, mengacu dapat spesifikasi tugas-tugas perorangan dan kelompok kerja di seluruh organisasi. 2. Standarisasi aktifitas, merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menuju kelayakan aktifitas. 3. Koordinasi aktifitas, adalah
prosedur
memadukan
yang
fungsi-fungsi
digunakan
dalam
sub-unit
dalam
organisasi. 4. Besar unit kerja, hubungan dengan jumlah pegawai yang berada dalam suatu kelompok kerja. 2. Sumber Daya Manusia
23
Aspek selanjutnya yang perlu dianalisis adalah kesiapan perusahaan yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia mulai dari pengadaan karyawan sampai penempatan di jabatan tertentu. Analisis jabatan Menurut Dr. Suliyanto (2010, p173) analisis jabatan diartikan sebagai sutu proses yang sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyintesiskan data jabatan. Uraian jabatan memuat hal-hal seperti identitas jabatan, fungsi jabatan, uraian tugas, wewenang, tanggung jawab, dan lain sebagainya. Perencanaan SDM merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistemati untuk meramalkan kebutuhan SDM dalam suatu bisnis atau perusahaan. Pengadaan Tenaga Kerja Dalam pengadaan tenaga kerja ini terdapat beberapa tahap yaitu: A. Prorecurement, merupakan upaya untuk memperoleh jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan organisasi dalam mencapai tujuan. B. Recuitment, adalah upaya pencarian calon karyawan yang memenuhi syarat tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat memilih orang-orang yang tepat untuk mengisi lowongan yang ada. C. Seleksi, adalah suatu proses untuk memilih tenaga kerja yang memenuhi syarat yang telah ditentukan organisasi.
24
D. Penempatan, setelah seseorang diseleksi dan dinyatakan cocok dengan jabatannya, maka selanjutnya dilakukan orientasi, di mana tugas digunakan untuk menyampaikan informasi yang harus dilaksanakan dan standar kerja yang layak. E. Kompensasi Kompensasi adalah penghargaan atau imbalan yang diterima oleh para tenaga kerja atau karyawan atas kontribusinya dalam mewujudkan tujuan perusahaan. F. Pengembangan Selanjutnya pihak manajemen perlu melaksanakan fungsi pengembangan terhadap karyawannya melalui pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan
dan
meningkatkan pengetahuan
pelatihan dan
diberikan
keterampilan
untuk
karyawan
sehingga mampu memenuhi tuntutaan organisasi dalam menghadapi persaingan. G. Integrasi Integrasi merupakan fungsi operatif dari manajemen SDM yang berkaitan dengan penyesuaian keinginan karyawan dengan organisasi. H. Pemeliharaan Pihak
manajemen
harus
terus
berupaya
memelihara
karyawannya dengan berbagai cara agar mereka tetap betah dan merasa dihargai dalam organisasi tersebut
25
I. Pemutusan Hubungan Kerja Banyak hal yang dapat menjadi faktor penyebab terjadinya pemutusan
hubungan
kerja
seorang
karyawan
dengan
perusahaan beberapa diantaranya adalah pensiun, permintaan pengunduran diri karena alasan pribadi, dan pemecatan karena melakukan kesalahan.
2.2.5.3 Aspek Hukum Analisis dalam aspek ini ditujukan untuk mengindentifikasi beberapa faktor yang dapat mempengaruhi layak atau tidaknya suatu rencana bisnis dijalankan dari sisi hukum seperti siapa pelaksana bisnis, bisnis apa yang akan dilaksanakan, waktu pelaksanaan bisnis, dimana bisnis akan dilaksanakan, bagaimana bisnis dilaksanakan, dan peraturan-peraturan serta perundang-undang yang berlaku. Analisis terhadap aspek ini penting untuk dilakukan untuk menghindari pemberhentian suatu rencana bisnis oleh pihak yang berwajib atau protes dari masyarakat. 2.2.5.4 Aspek Lingkungan Industri Umar (2005, p268) dalam bukunya mengutip competitive strategy yang dikemukakan oleh Michael E Porter, dimana konsep tersebut menganalisis persaingan bisnis berdasarkan 5 aspek utama yang disebut sebagai Lima Kekuatan Bersaing. 1. Persaingan di Antara Perusahaan Sejenis Persaingan antara perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil jika mereka memberikan keunggulan
26
kompetitif dibandingkan strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan strategi oleh satu perusahaan mungkin akan mendapatkan serangan balasan seperti menurunkan harga, meningkatkan kualitas, menambahkan
fitur,
menyediakan
jasa,
memperpanjang
garansi,
meningkatkan iklan, dan pembaharuan kemasan. Menurut Porter yang dikutip Umar (2005,p270), tingkat persaingan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : A.
Jumlah Kompetitor
B.
Tingkat Pertumbuhan Industri
C.
Karakteristik Produk
D.
Biaya Tetap yang Besar
E.
Kapasitas
F.
Hambatan Keluar
2. Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru Pendatang baru dalam suatu industri akan membawa kapasitas baru, inovasi baru, modal baru, pemasaran yang baru, keinginan mendapatkan pangsa pasar. Akibatnya, harga dapat menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi profitabilitas. Ancaman masuknya pendatang baru bergantung pada rintangan masuk dan reaksi pesaing yang sudah ada dalam mengantisipasi pendatang baru. Jika hambatan besar atau pendatang dan pendatang baru merasakan kesulitan bersaing terhadap pesaing yang telah ada maka ancaman dari pendatang baru akan rendah. Menurut Umar (2005,p268) terdapat faktor-faktor yang dapat
27
menghambat masuknya pendatang baru ke dalam industri, sebagai berikut: A.
Skala Ekonomi
B.
Diferensiasi Produk
C.
Kecukupan Modal
D.
Biaya Peralihan
E.
Akses ke Saluran Distribusi
F.
Ketidakunggulan Biaya Independen
G.
Peraturan Pemerintah
3. Potensi Pengembangan Produk Substitusi Persaingan tidak hanya terjadi di perusahaan yang menghasilkan produk sejenis namun perusahaan juga bersaing dengan perusahaan yang menghasilkan produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri dengan menetapkan harga maksimum yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri. Semakin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, semakin ketat pembatasan laba industri. Produk pengganti seringkali timbul dengan cepat ketika suatu perkembangan meningkatkan persaingan di industri mereka, dan menyebabkan penurunan harga atau perbaikan kinerja. 4. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawarnya terhadap para peserta industri, dengan menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk yang
28
ditawarkan, hal ini memberikan kekuatan pada pemasok untuk menaikan harga. Namun bila banyak pemasok untuk suatu jenis barang, maka biasanya daya tawar pemasok semakin kecil. Menurut Umar (2005,p272), pemasok akan kuat apabila beberapa kondisi berikut : A. Jumlah pemasok sedikit B. Produk/pelayanan yang ada adalah unk dan mampu menciptakan switching cost yang besar. C. Tidak tersedia produk subtitusi. D. Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk yang dihasilkan menjadi produk yang sama dihasilkan perusahaan. E. Perusahaan hanya membeli dalm jumlah yang kecil dari pemasok. 5. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli Pembeli bersaing dengan industri dengan memaksa harga turun, tawarmenawar terhadap mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta berperan sebagai pesaing. Kekuatan dari tiap-tiap pembeli yang penting dalam indsutri tergantung pada sejumlah karakteristik situasi pasarnya pada kepentingan relatif pembeliannya dari industri yang bersangkutan dibandingkan dengan keseluruhan bisnis pembeli tersebut. Menurut Umar (2005, p272), ada beberapa kondisi yang dapat memperkuat tawar menawar pembeli, yaitu : a. Pembeli membeli dengan jumlah besar
29
b. Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan c. Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok d. Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah, sehinga sensitif terhadap harga dan diferensiasi servis. e. Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembel, sehingga pembeli dengan mudah mencari subsitusinya.
Gambar 2.1Strategi Lima Kekuatan Bersaing 2.2.5.5 Aspek AMDAL Berkaitan dengan dampak yang diberikan kepada masyarakat karena adanya suatu proyek tersebut: 1. Dari sisi budaya Mengkaji tentang dampak keberadaan proyek terhadap kehidupan masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat. 2. Dari sudut ekonomi Apakah proyek dapat mengubah atau justru mengurangi income per capita penduduk setempat. Seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR.
30
3. Dan dari segi sosial Apakah dengan keberadaan proyek wilayah menjadi semakin ramai, lalu lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat setempat.
2.2.5.6 Aspek Keuangan Dalam pembahasan studi kelayakan ini aspek keuangan adalah merupakan suatu aspek yang sangat menentukan berjalannya invetasi yang akan dilakukan. Karena aspek keuangan dapat menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan cara membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan untuk membayar kembali investasi yang telah dilakukan dalam waktu yang telah ditentukan, serta dapat menilai apakah investasi tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Aspek keuangan juga dapat dikatakan sebagai dasar terlaksana atau tidaknya suatu investasi yang diinginkan. Maka dari itu dalam menilai investasi harus benarbenar memperhatikan dana yang tersedia apakah dapat digunakan secara maksimal demi mencapai tujuan dari perusahaan. Dalam aspek keuangan ini juga membicarakan bagaimana memperkirakan kebutuhan dana yang digunakan untuk aktiva tetap maupun untuk modal kerja.
2.3Pengertian Usaha Menengah Pengertian usaha menengah didalam buku Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet yang ditulis oleh Iswi Hariyani dan Rayendra L. Toruan (2010,p110) yang dikutip dari pasal 1 dan pasal 6 UU 20/2008 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
31
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar, dan yang memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan bersih laba lebih dari Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2,5miliar hingga Rp 5 miliar. Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) menurut UU ini digolongkan berdasarkan jumlah aset dan Omset yang dimiliki oleh sebuah usaha. Asset Omzet 1. Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta 2. Usaha Kecil > 50 Juta – 500 Juta > 300 Juta – 2,5 Miliar 3. Usaha Menengah > 500 Juta – 10 Miliar > 2,5 Miliar – 50 Miliar.
2.4Pengertian Storage (Alat Penyimpanan) Menurut Kurweni Ukar (2006, p72) Storage adalah perangkat keras untuk menulis data ke dalam media penyimpanan tersebut dan membacanya dari media penyimpanan. Sedangkan secondary storage merupakan tempat penyimpanan luar (external memory) karena tempat penyimpanan tersebut terpisah dengan computer itu sendiri yang biasa digunakan untuk menyimpan data dan program dalam bentuk semi permanent. Secondary storage ini umumnya disebut dengan storage saja. Tujuan utama storage diantaranya untuk maksud sebagai berikut: A. Menyimpan data dan program secara lebih permanent dan tidak tergantung pada satu daya atau aliran listrik karena informasi yang
32
disimpan di memori (primary storage), khususnya RAM bersifat volatile (informasi akan hilang jika listrik mati). B. Alat pendistribusian, yaitu memindahkan data dan program dari satu computer ke computer lain. C. Sebagai cadangan (backup), guna mengamankan data yang telah dimiliki. Secondary storage terbagi menjadi 2 yaitu SAN (Storage Area Network) dan NAS (Network Attached Storage), menurut Teguh Wahyono (2007, p105) pengertian SAN (Storage Area Network) adalah merupakan suatu pengaturan jaringan untuk melakukan distribusi asset storage yang dimiliki server dari sebuah jaringan. SAN bias juga dikatakan sebagai jaringanberkecaoatan sangat tinggi yang khusus yang terdiri dari server dan media penyimpanan (storage). Tujuan utama penerapan SAN adalah untuk menangani lalu lintas data dalam jumlah besar antara server dan peralatan penyimpanan, tanpa mengurangi bandwidth yang ada di jaringan baik LAN maupun WAN. Secara umum setiap SAN memerlukan perangkat-perangkat sebagai berikut: A. Storage server seperti misalnya file servers, NAS atau intelligent array lainnya. B. Perangkat koneksi seperti peralatan switc, hub, dan sebagainya. C. Media transport seperti fibre channel, Ethernet, dan sebagainya. Sedangkan pengertian NAS (Network Attached Storage) adalah storagehard disk yang dikonfigurasi dengan memberikannya IPAddress dan dipasang di jaringan LAN, sehingga dapat diakses oleh beberapa user sekaligus. Dengan cara memindahkan akses ke storage beserta manajemennya dari server seperti ini, maka program aplikasi dan file dapat diakses lebih cepat, tidak menggunakan resource
33
prosesor yang sama lagi. NAS ini terdiri dari harddisk storage (umumnya juga termasuk sistem RAID multi disc) beserta software untuk mengkonfigurasinya. NAS merupakan pilihan ideal untuk perusahaan yang ingin mencari cara sederhana dan biaya efektif guna mencapai akses data yang cepat bagi banyak client pada tingkat file. Pada awalnya NAS diperuntukkan kepada perusahaan kecil dan menengah. Walaupun demikian, NAS tetap menjadi prioritas di kalangan enterprise karena harga dan kemudahan penggunaannya. Khusus untuk perusahaan kecil, NAS merupakan solusi terbaik karena NAS sangat mudah untuk diinstall, digunakan, dan dikelola walaupun tanpa orang TI sekalipun. Berkat kemajuan teknologi disk drive, mereka juga mendapatkan keuntungan dari biaya yang lebih rendah dalam arti kata dapat menekan anggaran belanja TI. Network-Attached Storage (NAS) device adalah sebuah sistem penyimpanan yang mempunyai tujuan khusus yaitu untuk diakses dari jauh melalui data network. Klien mengakses NAS melalui RPC (remote-procedure-call) seperti NFS untuk UNIX atau CIFS untuk Windows. RPC dibawa melalui TCP atau UDP (User Datagram Protocol) dari IP network biasanya dalam local-area network (LAN) yang sama dengan yang membawa semua lalu lintas data ke klien. Unit NAS biasanya diimplementasikan
sebagai
sebuah
RAID
array
dengan
software
yang
mengimplementasikan interface RPC. NAS menyediakan jalan yang cocok untuk setiap komputer dalam sebuah LAN untuk saling berbagi pool penyimpanan dengan kemudahan yang sama seperti menamai dan menikmati akses seperti HAS lokal. Umumnya cenderung untuk lebih tidak efisien dan memiliki peforma yang lebih buruk dari penyimpanan directattached.
34
ISCSI adalah protokol NAS terbaru. Protokol ini menggunakan protokol IP network
untuk
membawa
protokol
SCSI.
Host
dapat
memperlakukan
penyimpanannya seperti direct-attached, tapi storage-nya sendiri dapat berada jauh dari host.
2.5Geometric Mean Menurut Nawari (2010,p80) Rata-rata Geometrik (Geometric Mean) banyak digunakan sebagai ukuran laju perubahan (Rate of Change) suatu variable menurut waktu. Rumus dari Geometric Mean adalah: Xg = ( X1 . X2 ………… Xn)1/n Sedangkan untuk mendapatkan rata-rata geometris untuk tingkat pengembalian konvensional, hasil dari geometric tersebut harus dikurang satu (1) sehingga rumusnya menjadi: Xg = ( X1 . X2 ………… Xn)1/n – 1 Ketika rata-rata geometrik digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan rata-rata beberapa kuantitas, dan nilai-nilai awal dan akhir dan kuantitas telah diketahui, jumlah dari ukuran tingkat pertumbuhan pada setiap langkah tidak perlu diambil. Rumusnya akan menjadi : Xg = (an / a0)1/n - 1 Dimana an adalah data terakhir dan a0 adalah data pertama, dan n adalah banyaknya periode yang dilewati. Dikutip dari buku Statistika Deskriptif dalam Bidang Ekonomi dan Niaga karangan Purbayu Budi Santoso dan Mulyawan Hamdani (2007,p80) untuk
35
menghitung rata-rata perubahan suatu data yang terkait dengan perjalanan waktu, penggunaan rata-rata hitung (Mean) bisa jadi tidak memberikan gambaran yang tepat untuk setiap rentang waktu, untuk perhitungan yang lebih akurat bisa didapatkan melalui perhitungan rata-rata ukur (Geometric Mean).
2.6 Kerangka Pemikiran Kriteria
penilaian
yang
akan
digunakan
dalam
analisa
kelayakan
pengembangan bisnis ini akan menggunakan aspek-aspek studi kelayakan. Namun focus utama dalam penilaian adalah berdasarkan pada hasil perhitungan aspek keuangan dan pemasaran. Berdasarkan teori-teori pendukung yang telah disampaikan pada pembahasan sebelumnya, maka dibuat gambar kerangka pemikiran dalam analisis kelayakan pengembangan bisnis seperti pada Gambar 2.2 dibawah ini:
36
Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Sumber DayaManusia Aspek Lingkungan Industri
PT. Mitra Computa Asia
Analisis Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Hukum
Hasil Kelayakan Bisnis
Aspek AMDAL
Aspek Keuangan
Gambar 2.2Kerangka Pemikiran
Kesimpulan dan Saran