BAB II LANDASAN TEORI
A. Perencanaan Karir 1. Definisi Perencanaan Karir Menurut Corey & Corey (2006), perencanaan karir adalah suatu proses yang mencakup penjelajahan pilihan dan persiapan diri untuk sebuah karir. Witko, dkk (2005) menyatakan bahwa perencanaan karir adalah proses yang harus dilewati sebelum melakukan pengambilan keputusan karir. Perencanaan karir menjadi suatu hal yang penting karena dengan adanya perencanaan karir maka akan mengurangi ketegangan dan kekalutan individu dalam mencari informasi karir pengambilan keputusan akan karir yang diinginkan. Menurut Supriatna (2010) perencanaan karier adalah aktivitas siswa yang mengarah pada keputusan karier masa depan. Aktivitas perencanaan karier sangat penting bagi siswa terutama untuk membangun sikap siswa dalam menempuh karier masa depan. Tujuan utamanya adalah siswa memiiki sikap positif terhadap karier masa depan terutama bidang karier yang diminatinya. Super (1980) mengatakan perencanaan karier adalah proses pemikiran individu dalam pencarian informasi dan pemahaman diri serta berbagai aspek pekerjaan. Perencanaan karier menurut Feller dalam Capuzzi dan Stuffer (2006) adalah proses pemahaman, mengekspresi dan pengambilan keputusan yang langsung terhadap kehidupan individu, keluarga dan dalam konteks pekerjaan. Winkel (2006) menyatakan bahwa Parsons merumuskan perencanaan karir sebagai proses yang dilalui sebelum melakukan pemilihan karir. Proses ini mencakup tiga aspek utama
yaitu pengetahuan dan pemahaman akan diri sendiri, pengetahuan dan pemahaman akan pekerjaan, serta penggunaan penalaran yang benar antara diri sendiri dan dunia kerja. Menurut Harris-Bowlsbey (2002) perencanaan karir adalah cara dalam memutuskan apa yang ingin individu lakukan dalam hidupnya. Dengan adanya perencanaan karir akan membantu individu dalam melihat gambaran pekerjaan apa yang ideal bagi dirinya. Perencanaan karir akan menentukan apa yang menjadi minat, potensi, dan kemampuan kita, membantu memutuskan apa yang terbaik, dan mengarahkan kepada pekerjaan apa yang paling kita sukai untuk dilakukan. Perencanaan karir akan membantu efektivitas keputusan ketika harus memilih karir atau mengubah karir yang berubah sesuai dengan tuntutan jaman. Menurut Simamora (2001) perencanaan karir adalah suatu proses dimana individu dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan karirnya. Perencanaan karir melibatkan pengidentifikasian tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir dan penyusunan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan karir merupakan proses untuk: (1) menyadari diri sendiri terhadap peluang-peluang, kesempatan-kesempatan, kendala-kendala, pilihanpilihan, dan konsekuensi-konsekuensi; (2) mengidentifikasi tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir; (3) penyusunan program kerja, pendidikan, dan yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang bersifat pengembangan guna menyediakan arah, waktu, dan urutan langkah-langkah yang diambil untuk meraih tujuan karir. Melalui perencanaan karir, setiap idividu mengevaluasi kemampuan dan minatnya sendiri, mempertimbangkan kesempatan karir alternatif, menyusun tujuan karir, dan merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan praktis. Fokus utama
dalam perencanaan karir haruslah sesuai antara tujuan pribadi dan kesempatankesempatan yang secara realistis tersedia. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan karir adalah sekumpulan pengetahuan sikap dan keterampilan yang diimiliki individu dalam menyusun cara atau strategi tentang persiapan pilihan pendidikan lanjutan atau pekerjaan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan masa depan. Perencanaan karir diukur berdasarkan skala perencanaan karir yang disusun berdasarkan tiga aspek perencanaan karir menurut Parsons (dalam Winkel, 2006) yaitu (1) pengetahuan dan pemahaman diri, (2) pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, serta (3) penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan dan pemahaman diri sendiri dengan dunia kerja. 2. Aspek Perencanaan Karier Menurut Dillard (1987) perencanaan karier mempunyai tiga aspek yaitu pengetahuan diri, sikap dan keterampilan. Adapun indikator dari setiap aspek yaitu: (1) pengetahuan diri meliputi: tujuan yang jelas setelah menyelesaikan pendidikan, persepsi realistis terhadap diri dan lingkungan, (2) sikap meliputi: cita-cita yang jelas terhadap pekerjaan, dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan dan pekerjaan yang dicita-citakan, memberi penghargaan yang positif terhadap pekerjaan dan nilainilai, mandiri dalam proses pengambilan keputusan, (3) keterampilan meliputi kemampuan mengelompokan pekerjaan yang diminati dan menunjukan cara-cara realistis dalam mencapai cita-cita. Menurut Super (dalam Savicas, 2002) perencanaan karier terdiri dari dua aspek yaitu pengetahuan dan sikap. Aspek
pengetahuan
meliputi individu
mengetahui mengenai dirinya. Aspek sikap meliputi menggunakan berbagai
pengetahuan dan informasi pekerjaan. Menurut Feller (2013) perencanaan karier didasari oleh aspek pengetahuan dan sikap. Aspek pengetahuan dengan adanya pemahaman diri dan aspek sikap dengan adanya pengeksplorasi informasi pekerjaan dan pengambilan keputusan yang langsung mempengaruhi kehidupan individu dan keluarga. Menurut Parsons (dalam Winkel, 2006), ada tiga aspek yang harus terpenuhi dalam membuat suatu perencanaan karir, yaitu: a. Pengetahuan dan pemahaman diri sendiri, yaitu pengetahuan dan pemahaman akan bakat, minat, kepribadian, potensi, prestasi akademik, ambisi, keterbatasanketerbatasan, dan sumber-sumber yang dimiliki. b. Pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, yaitu pengetahuan akan syarat-syarat dan kondisi-kondisi yang dibutuhkan untuk sukses dalam suatu pekerjaan, keuntungan dan kerugian, kompensasi, kesempatan, dan prospek kerja di berbagai bidang dalam dunia kerja. c. Penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan dan pemahaman diri sendiri dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, yaitu kemampuan untuk membuat suatu penalaran realistis dalam merencanakan atau memilih bidang kerja dan/atau pendidikan lanjutan yang mempertimbangkan pengetahuan dan pemahaman diri yang dimiliki dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja yang tersedia. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa aspek perencanaan karir dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan pemahaman diri sendiri, pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, dan penalaran yang realistis akan
hubungan pengetahuan dan pemahaman diri sendiri dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja. 3. Tujuan dari Perencanaan Karir Menurut Dillard (1987) terdapat empat tujuan dari perencanaan karier, yaitu: 1) meningkatkan kesadaran diri (selfawarenes) dan pemahaman diri (self understanding); 2) mencapai kepuasan pribadi (personal satisfaction); 3) mempersiapkan diri pada penempatan yang memadai (adequate placement) dalam berkarier; 4) mengefisienkan waktu dan usaha yang dilakukan dalam berkarier. Menurut Holland (1973) perencanaan karir memiliki tujuan : 1) Mencocokkan individu dengan pekerjaan, baik dalam segi pemilihan pekerjaan maupun pemilihan pelatihan/training yang sesuai. 2) Membantu merencanakan aktivitas karir untuk meningkatkan kualitas individual. 3) Membantu individu dalam membuat keputusan karir yang tepat dan efektif 4) Membantu individu untuk memahami dirinya serta pekerjaannya 5) Membantu individu untuk mendapatkan kepuasan kerja Berdasarkan beberapa teori dapat disimpulkan bahwa tujuan perencanaan karir adalah meningkatkan kesdaran dan pemahaman diri, mencapai kepuasan pribadi, mempersiapkan diri pada penempatan yang memadai dalam berkarir, mengefisienkan waktu dan usaha yang dilakukan dalam berkarir, mencocokkan individu dengan pekerjaan, baik dalam segi pemilihan pekerjaan maupun pemilihan pelatihan/training yang sesuai, membantu merencanakan aktivitas karir untuk meningkatkan kualitas individual, membantu individu dalam membuat keputusan karir yang tepat dan efektif, membantu individu untuk memahami dirinya serta
pekerjaannya dan mempunyai tujuan akhir membantu individu untuk mendapatkan kepuasan kerja. 4. Tahap Perkembangan Karir Menurut Super (dalam Savickas, 2002) tahap perkembangan karir terdiri dari: a. Growth (4-13 tahun) Individu pada tahap ini ditandai dengan perkembangan kapasitas, sikap, minat dan kebutuhan yang terkait dengan konsep diri. Konsep diri yang dimiliki individu terbentuk melalui identifikasi terhadap figur-figur keluarga dan lingkungan sekolah. Awalnya, anak-anak mengamati lingkungan untuk mendapatkan informasi mengenai dunia kerja dan menggunakan rasa penasaran untuk mengetahui minat. Seiring berjalannya waktu, rasa penasaran dapat mengembangkan kompetensi untuk mengendalikan lingkungan dan kemampuan untuk membuat keputusan. Di samping itu, pada tahap ini, anak-anak dapat mengenali pentingnya perencanaan masa depan dan memilih pekerjaan. Tahap ini terdiri dari 3 sub tahap yaitu: 1) Sub tahap fantasy (4-10 tahun) Sub tahap ini ditandai dengan minat anak berfantasi untuk menjadi individu yang diinginkan, kebutuhan dan menjalani peran adalah hal yang penting. 2) Sub tahap interest (11-12 tahun) Individu pada sub tahap ini menunjukkan bahwa tingkah laku yang berhubungan dengan karir mulai dipengaruhi oleh kesukaan anak. Hal yang disukai dan yang tidak tersebut menjadi penentu utama aspirasi dan aktifitas. 3) Sub tahap capacity (13-14 tahun) Individu yang berada pada sub tahap ini mulai mempertimbangkan kemampuan pribadi dan persyaratan pekerjaan yang diinginkan.
b. Exploration (14-24 tahun) Individu pada tahap ini banyak melakukan pencarian tentang karir apa yang sesuai dengan dirinya, merencanakan masa depan dengan menggunakan informasi dari diri sendiri dan dari pekerjaan. Individu mulai mengenali diri sendiri melalui minat, kemampuan
dan
nilai.
Individu
akan
mengembangkan
pemahaman
diri,
mengidentifikasi pilihan pekerjaan yang sesuai dan menentukan tujuan masa depan yang sementara tetapi dapat diandalkan. Individu juga akan menentukan pilihan melalui kemampuan yang dimiliki untuk membuat keputusan dengan memilih di antara alternatif pekerjaan yang sesuai. Tahap ini terdiri dari 3 sub tahap, yaitu: 1) Sub tahap tentative (14-17 tahun) Tugas perkembangan pada sub tahap ini adalah menentukan pilihan pekerjaan. Individu mulai menggunakan pilihan tersebut dan dapat melihat bidang serta tingkat pekerjaan yang sesuai dengan dirinya. Hal-hal yang dipertimbangkan pada masa ini adalah kebutuhan, minat, kapasitas, nilai dan kesempatan. 2) Sub tahap transition (18-21 tahun) Sub tahap ini merupakan periode peralihan dari pilihan pekerjaan yang bersifat sementara menuju pilihan pekerjaan yang bersifat khusus. Tugas perkembangan pada masa ini yaitu mengkhususkan pilihan pekerjaan dengan memasuki pasar pekerja, pelatihan profesional, bekerja sambilan dan mencoba mewujudkan konsep diri. 3) Sub tahap trial (22-24 tahun) Tugas perkembangan pada masa ini adalah melaksanakan pilihan pekerjaan dengan memasuki dunia kerja.
c. Establishment (25-44 tahun) Individu pada tahap ini mulai memasuki dunia kerja yang sesuai dengan dirinya dan bekerja keras untuk mempertahankan pekerjaan tersebut. Masa ini merupakan masa paling produktif dan kreatif. Tahap ini terdiri dari 2 sub tahap, yaitu: 1) Sub tahap trial with commitment (25-30 tahun) Individu pada sub tahap ini merasa nyaman dengan pekerjaan sehingga ingin terus mempertahankan pekerjaan yang dimiliki. Tugas perkembangan pada masa ini adalah menstabilkan pilihan pekerjaan. 2) Sub tahap stabilization (31-44 tahun) Pola karir individu pada sub tahap ini menjadi jelas dan telah menstabilkan pekerjaan. Tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh individu pada masa ini adalah menetapkan pilihan pekerjaan agar memperoleh keamanan dan kenyamanan dalam bekerja serta melakukan peningkatan dalam dunia kerja dengan menunjukkan perilaku yang positif dan produktif dengan rekan kerja. d. Maintenance (45-64 tahun) Individu pada tahap ini telah menetapkan pilihan pada satu bidang karir, fokus mempertahankan posisi melalui persaingan dengan rekan kerja yang lebih muda dan menjaga posisi tersebut dengan pengetahuan yang baru. Tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh individu pada tahap ini, yaitu: 1) Holding Individu pada tahap ini menghadapi tantangan dengan berkompetisi bersama rekan kerja, perubahan teknologi, memenuhi tuntutan keluarga dan berkurangnya stamina.
2) Updating Individu pada tahap ini harus bekerja keras dalam mengerjakan tugas dengan lebih baik melalui memperbarui pengetahuan dan keterampilan. 3) Innovating Individu pada tahap ini melakukan pekerjaan dengan cara yang berbeda, melakukan pekerjaan yang berbeda dan menghadapi tantangan baru. e. Disengagement (lebih dari 65 tahun) Individu pada tahap ini mulai mempertimbangkan masa pra-pensiun, hasil kerja dan akhirnya pensiun. Hal ini dikarenakan berkurang kekuatan mental dan fisik sehingga menyebabkan perubahan aktivitas kerja. Tahap ini terdiri dari 2 sub tahap, yaitu: 1) Sub tahap decelaration (65-70 tahun). Tugas perkembangan pada sub tahap ini adalah mengurangi tingkat pekerjaan secara efektif dan mulai merencanakan pensiun. Hal ini ditandai dengan adanya penyerahan tugas sebagai salah satu langkah mempersiapkan diri menghadapi pensiun. 2) Sub tahap retirement (lebih dari 71 tahun). Sub tahap ini ditandai dengan masa pensiun dimana individu akhirnya mulai menarik diri dari lingkungan kerja. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan ada lima tahap dalam perkembangan karir yaitu growth (4-13 tahun), exploration (14-24 tahun), c. Establishment (25-44 tahun), maintenance (45-64 tahun), dan disengagement (lebih dari 65 tahun).
5. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Karir Winkel (2006) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi seorang individu dalam membuat perencanaan karir, antara lain: a. Nilai-nilai kehidupan, yaitu nilai ideal-ideal yang dikejar oleh seseorang dimana dan kapan juga. Nilai-nilai kehidupan menjadi pedoman dan pegangan dalam hidup serta sangat menentukan gaya hidup. Refleksi diri terhadap nilai-nilai kehidupan akan memperdalam pengetahuan dan pemahaman akan diri sendiri yang berpengaruh terhadap gaya hidup yang akan dikembangkan termasuk didalamnya jabatan yang direncanakan untuk diraih. b. Keadaan jasmani, yaitu ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang. Untuk pekerjaanpekerjaan tertentu diberlakukan berbagai persyaratan yang menyangkut ciri-ciri fisik. c. Masyarakat, yaitu lingkungan sosial-budaya dimana seseorang dibesarkan. Lingkungan ini luas sekali dan berpengaruh besar terhadap pandangan dalam banyak hal yang dipegang teguh oleh setiap keluarga. Pandangan ini mencakup gambaran tentang luhur atau tidaknya berbagai jenis pekerjaan, peranan pria dan wanita dalam kehidupan masyarakat, dan cocok tidaknya suatu pekerjaan untuk pria dan wanita. d. Keadaan sosial ekonomi negara atau daerah, yaitu laju pertumbuhan ekonomi yang lambat atau cepat, stratifikasi masyarakat dalam golongan sosial ekonomi, serta diversifikasi masyarakat atas kelompok-kelompok yang terbuka atau tertutup bagi anggota dari kelompok lain. e. Posisi anak dalam keluarga. Anak yang memiliki saudara kandung yang lebih tua tentunya akan meminta pendapat dan pandangan mengenai perencanaan karir
sehingga mereka lebih mempunyai pandangan yang lebih luas dibandingkan anak yang tidak mempunyai saudara yang lebih tua. f. Pandangan keluarga tentang peranan dan kewajiban anak laki-laki dan perempuan yang telah menimbulkan dampak psikologis dan sosial-budaya. Berdasarkan pandangan masyarakat bahwa ada jabatan dan pendidikan tertentu yang melahirkan gambaran diri tertentu dan mewarnai pandangan masyarakat tentang peranan pria dan wanita dalam kehidupan masyarakat. g. Orang-orang yang tinggal serumah selain orangtua sendiri dan kakak-adik sekandung serta harapan keluarga mengenai masa depan anak akan memberi pengaruh besar bagi anak dalam menyusun dan merencanakan karirnya. Orangtua, saudara kandung orangtua, dan saudara kandung sendiri menyatakan segala harapan mereka serta mengkomunikasikan pandangan dan sikap tertentu terhadap perencanaan pendidikan dan pekerjan. Orang muda harus menentukan sendiri sikapnya terhadap harapan dan pandangan tersebut, hal ini akan berpengaruh pada perencanaan karirnya. Bila dia menerimanya maka dia akan mendapat dukungan dalam perencanaan karirnya, sebaliknya bila dia tidak menerima maka dia akan menghadapi situasi yang sulit karena tidak adanya dukungan dalam perencanaan masa depan. h. Taraf sosial-ekonomi kehidupan keluarga, yaitu tingkat pendidikan orangtua, tinggi rendahnya pendapatan orangtua, jabatan ayah atau ibu, daerah tempat tinggal dan suku bangsa. Anak-anak akan dipengaruhi oleh status sosial ekonomi keluarganya. Status ini akan ikut menentukan tingkat pendidikan sekolah yang memungkinkan bagi anak tersebut. Beberapa orang yang memegang jabatanjabatan tertentu dianggap masih sesuai dengan status sosial ekonominya.
i. Pergaulan dengan teman-teman sebaya, yaitu beraneka pandangan dan variasi harapan tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari. Pandangan dan harapan yang bernada optimis akan meninggalkan kesan dalam hati yang jauh berbeda dengan kesan yang timbul bila mendengarkan keluhankeluhan. j. Pendidikan sekolah, yaitu pandangan dan sikap yang dikomunikasikan kepada anak didik oleh staf petugas bimbingan dan tenaga pengajar mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja, tinggi rendahnya status sosial jabatan-jabatan, dan kecocokan jabatan tertentu untuk anak laki-laki dan perempuan. k. Gaya hidup, suasana keluarga, dan status perkawinan orangtua, yaitu kondisi keluarga dimana anak dibesarkan. Apakah mendukung atau tidak mendukung, semua itu akan mempengaruhi anak dalam merencanakan dan membuat keputusan tentang pendikan lanjutan maupun pekerjaan di masa mendatang. Dari urian di atas, dapat disimpulan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi
perencanaan karir seseorang, diantaranya
adalah nilai-nilai
kehidupan, keadaan jasmani, masyarakat, keadaan sosial ekonomi negara, posisi anak dalam keluarga, pandangan keluarga tentang peranan dan kewajiban anak lakilaki dan perempuan yang telah menimbulkan dampak psikologis dan sosial-budaya. Orang-orang yang tinggal serumah selain orangtua sendiri dan kakak-adik sekandung serta harapan keluarga mengenai masa depan anak akan memberi pengaruh besar bagi anak dalam menyusun dan merencanakan karirnya, taraf kehidupan sosial ekonomi keluarga, pergaulan dari teman-teman sebaya, pendidikan sekolah,dan gaya hidup.
B. Pelatihan Karirku Cemerlang 1. Pengertian Pelatihan Karirku Cemerlang Kraiger, Salas, Kozlowski dan Teachout (2014) menyatakan bahwa pelatihan adalah suatu metode yang digunakan untuk menambah keahlian dan ketrampilan peserta dalam domain yang spesifik. Hardjana (2003) menyatakan bahwa pelatihan adalah kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan perfoma seseorang yang dilakukan secara sistematis menurut prosedur serta metode yang dirancang sesuai tujuan. Pelatihan mencakup pengembangan berbagai informasi kepada individu atau kelompok sehingga memperoleh informasi yang baru. Pelatihan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki pengetahuan dan kemampuan individu dengan berdasrkan pertimbangan bahwa kegiatan tersebut bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari (Ridha, 2006). Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda sehingga mereka juga berbeda dalam keterampilan yang dapat diperolehnya dari pelatihan (Jewell & Siegall, 1998). Berdasarkan pendapat di atas maka pelatihan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada orang lain. Dengan demikian pelatihan karirku cemerlang adalah suatu bentuk pelatihan yang diberikan kepada siswa SMU yang
memiliki perencanaan karir
rendah yang dirancang untuk memberikan pengetahuan serta keterampilan yang dapat dilakukan untuk memahami potensi diri individu dan memahami dunia kerja guna mendapatkan penalaran yang realistis akan hubungan potensi diri dengan dunia kerja sehingga pada akhirnya perencanaan karir menjadi terarah.
2. Prinsip-Prinsip Metode Pelatihan Karirku Cemerlang Ashar (2001) berpendapat bahwa metode pelatihan harus memenuhi prinsipprinsip sebagai berikut : a) Memotivasi peserta untuk belajar ketrampilan yang baru; b) Memperlihatkan ketrampilan-ketrampilan yang diinginkan untuk dipelajari; c) Mengajarkan ketrampilan-ketrampilan interpersonal; d) Memungkinkan partisipasi aktif peserta; e) Memberikan kesempatan bagi peserta untuk mempraktekkan dan memperluas ketrampilan. Menurut Johnson dan Johnson (2001) metode pelatihan berdasarkan prinsip experiental learning. Experiental learning berpendapat bahwa perilaku manusia terbentuk berdasarkan hasil pengalaman yang terlebih dahulu dimodifikasi untuk menambah efektivitas dan semakin lama perilaku kita menjadi suatu kebiasaan dan berjalan dengan otomatis serta individu semakin berusaha memodifikasi perilaku yang sesuai dengan berbagai situasi. Selanjutnya Johnson dan Johnson (2001) mengatakan tujuan experimental learning adalah mempengaruhi peserta dalam tiga cara, yaitu : mengubah struktur kognitif peserta, memodifikasi sikap peserta dan menambah ketrampilan berperilaku peserta. Berdasarkan uraian di atas maka metode pelatihan karirku cemerlang adalah memotivasi peserta untuk belajar ketrampilan yang baru, memperlihatkan ketrampilan-ketrampilan yang diinginkan untuk dipelajari, mengajarkan ketrampilanketrampilan interpersonal, memungkinkan partisipasi aktif peserta dan memberikan kesempatan bagi peserta untuk mempraktekkan dan memperluas ketrampilan.
C. Remaja 1. Defenisi Remaja Masa remaja merupakan masa peralihan yang ditandai dengan perubahanperubahan pad individu, baik secara psikologis, fisiologis, seksual, kognitif dan adanya berbagai tuntutan dari lingkungan agar mereka menjadi dewasa dan mandiri. Mada remaja dimulai pada masa transisi antara masa kanak-kanak ke masa dewasa (Papalia, Old & Fieldman, 2006). Menurut Haditono (2002), batasan usia remaja adalah antara 12 sampai 21 tahun. Sarwono (2003) menyatakan batasan usia remaja di indonesia adalah usia 11 sampai 24 tahun dan belum menikah. Ridwan (2005) menyatakan bahwa siswa Sekolah Menengah Atas tergolong pada remaja akhir yang berusia 16 hingga 18 tahun. Berdasarkan uraian di atas, maka remaja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah yang berusia antara 15-18 tahun. 2. Tugas Perkembangan Masa Remaja Menurut Hurlock (2004), tugas perkembangan masa remaja yakni: a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. b. Mencapai peran sosial pria dan wanita. c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya. f. Mempersiapkan karir ekonomi. g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
h. Memperoleh perangkat nilai dan system etis sebagai pegangan untuk berperilaku-mengembangkan ideologi. D. Pelatihan Karirku Cemerlang Untuk Meningkatkan Perencanaan Karir Pada Siswa SMU Berbagai sumber sebelumnya telah menjelaskan bahwa perencanaan karir merupakan suatu hal yang penting dalam mempersiapkan diri untuk memilih karir. Namun, sayangnya kebanyakan siswa tidak memiliki persiapan dan perencanaan sebelum memutuskan pilihan karir mana yang diinginkan (Levinson, 2001). Quint dan Plimpton (2002) menjelaskan bahwa rendahnya kualitas perencanaan karir siswa, serta tingkat aktivitas perencanaan dalam pendidikan lanjutan disebabkan karena siswa tidak mengambil atau melakukan langkah-langkah penting yang dibutuhkan untuk pendidikan lanjutan. Menurut
Wati
(2005),
belum
terarahnya
perencanaan
karir
siswa
dimungkinkan karena siswa tidak memahami dirinya, tidak hanya bakat, tetapi juga minat, nilai-nilai, dan kepribadiannya. Crites (1981) menyatakan siswa dituntut untuk mampu mengenali dan memahami potensi diri agar dapat menentukan pilihan karir yang benar-benar sesuai dengan diri mereka. Selanjutnya Wati (2005) juga menuturkan bahwa siswa SMA seringkali mengalami kesulitan dan kebimbangan dalam menentukan pilihan Perguruan Tinggi dan jurusan yang hendak dipilihnya. Tidak jarang siswa memilih Perguruan Tinggi tanpa disertai dengan pemahaman yang baik mengenai bakat, minat, dan kemampuan dirinya. Yulianto (2012) menyatakan hasil studi yang dilakukannya di sebuah SMA Purworejo, ditemukan bahwa beberapa siswa SMA masih ragu dalam memilih pendidikan setelah lulus dari SMA. Mereka merasa kurang yakin dalam menentukan
program pendidikan selanjutnya karena keterbatasan informasi dan tidak adanya perencanaan karir. Pencapaian perencanaan karir dapat dilakukan dengan memberikan layanan informasi karir. Tan (2004) menyatakan bahwa salah satu bentuk layanan informasi karir dapat dilakukan dengan pelatihan. Hal ini telah dilakukan Purnamasari (2005), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pelatihan perencanaan karir efektif untuk meningkatkan pilihan bidang minat karir pada mahasiswa semester III. Menurut Ball (1997) seseorang harus dapat memastikan bahwa pekerjaan yang dipilihnya sesuai dengan kebutuhan dan kelebihan, juga merupakan pemanfaatan ketrampilan dan minat pribadi. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam perencanaan karir menurut Ball (1997), yaitu penilaian diri, mengetahui informasi tentang karir, mencari hubungan antara penilaian diri dengan pengetahuan tentang karir dan berusaha menentukan pilihan terbaik serta membuat suatu perencanaan untuk mencapainya serta menetapkan sasaran dan merencanakan tindakan yang akan diambil. Sukadji (2000) menyatakan langkah-langkah yang dapat dilakukan seseorang dalam merencanakan karirnya diantaranya adalah meliputi tiga tahap, yaitu pemahaman pribadi, menganalisis karir yang karakteristik
individu
dengan
tuntutan
diinginkan serta mencocokkan
pendidikan
atau
pekerjaan
yang
diinginkannya. Pelatihan karirku cemerlang dalam penelitian ini diberikan dalam tiga materi pelatihan yaitu pengetahuan dan pemahaman diri sendiri, pengetahuan dan pemahaman dunia kerja dan penalaran yang realistis akan hubungan dan pemahaman diri dengan dunia kerja. Materi tentang pengetahuan dan pemahaman diri sendiri diberikan dalam lima tahap yaitu tahap pertama materi remaja yang bertujuan untuk
memberikan pemahaman bahwa salah satu tugas perkembangan remaja adalah mempersiapkan karir, tahap kedua materi who am i yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan diri serta feed back untuk mengoprimalkan potensi diri. Tahap ketiga materi impianku yang bertujuan agar siswa memiliki kesadaran untuk memiliki impian dan mengetahui target-target dalam hidupnya. Tahap keempat dan kelima yaitu materi pertimbangkankan kemampuan akademismu dan materi minat bakat. Selanjutnya materi tentang pengetahuan dan pemahaman dunia kerja diberikan dengan lima tahap yaitu tahap pertama memahami tentang jenis keterampilan yang bertujuan untuk memahami berbagai jenis keterampilan yang ada dan disesuaikan dengan kemampuan minat dan bakat., tahap kedua mengenai kondisi kerja bertujuan untuk mengetahui kondisi kerja yang disukainya. Tahap ketiga mengenai nilai keterampilan kerja utama. Tahap keempat tentang penjelajahan karir. Pada sesi ini siswa diberikan modul informasi karir dan mencari informasi terkait dengan suti lanjutan yang diinginkan setelah SMU. Dan tahap kelima tentang merencanakan masa depan pendidikan. Berikutnya materi tentang penalaran yang realistis yang diberikan dalam dua tahap yaitu tahap pertama manfaat perencanaan karir, dan tahap kedua action plan. Pelatihan perencanaan karirku cemerlang diharapkan dapat memberikan perubahan pengetahuan, sikap dan juga keterampilan sehingga dapat membantu siswa melihat gambaran pekerjaan yang ideal bagi dirinya.
Rendahnya perencanaan karir siswa smu
Penyebab - Tidak memiliki persiapan dan perencanaan karir - Tidak memahami potensi dirinya - Keterbatasan informasi
Akibat : - Ragu-ragu/kurang yakin dalam menentukan keputusan - Kesulitan dalam menentukan pilihan jurusan/PT - Memilih tanpa disertai dengan pemahaman yang baik.
Pelatihan Karirku Cemerlang
Materi Pengetahuan dan Pemahaman Diri - Remaja - Who am I - Impianku - Pertimbangkan kemampuan Akademismu - Minat bakat
Materi Pengetahuan dan pemahaman dunia kerja -Jenis Keterampilan - Kondisi Kerja - Nilai Keterampilan kerja Utama - Penjelajahan Karir - Merencanakan masa depan pendidikan
Materi Penalaran yang realistis -Manfaat Perencanaan Karir - Keputusan -Action Plan
Perencanaan Karir Meningkat Gambar 2.1. Kerangka Teoritis Pelatihan Karirku Cemerlang Untuk Meningkatkan Perencanaan Karir Pada Siswa SMU
E. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Ada pengaruh pelatihan karirku cemerlang untuk meningkatkan perencanaan karir pada siswa SMU.