BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum Saat ini harus jelas bahwa teori komunikasi adalah benar-benar teori komunikasi massa, yaitu setiap teori kurang lebih harus relevan dengan media, khalayak, waktu, kondisi, dan teoretikus. Akan tetapi, hal ini seharusnya tidak dipandang sebagai masalah. Teori komunikasi massa dapat dipersonalisasi teori tersebut terus mengalami evolusi dan senantiasa dinamis. Bryant dan Miron secara tepat menggambarkan mengenai apa yang sedang terjadi dengan teori komunikasi massa hari ini. Akan tetapi, perubahan yang cepat dan besar yang mereka gambarkan sesungguhnya selalu terjadi dalam sejarah komunikasi massa. Sebagai contoh, perubahan yang disebabkan oleh “ Revolusi Internet” hal ini sama dengan apa yang dialami masyarakat ketika terjadi “Revolusi Radio tanpa Kabel”, “Revolusi Televisi”, atau “Revolusi Televisi tanpa Kabel” pada masa sebelumnya. Besarnya “Kekuatan Demokrasi” seperti apa yang digambarkan oleh internet dan World Wide Web sangat mirip dengan kemunculan surat kabar kota yang murah pada tahun 1800-an, serta komunikasi televisi dan televisi tanpa kabel pada pertengahan dekade abad terakhir.
Oleh karena itu, untuk dapat memahami banyaknya teori komunikasi massa dan badai perubahan yang mereka hadapi, kita perlu paham mengenai perbedaan pendekatan yang dimiliki oleh sebuah komunikasi ilmuan dalam rangka memahami dunia sosial mereka selama masa ketika mereka terlibat didalamnya. Pemikiran awal mengenai media cukup sederhana media kadang dianggap sebagai mesin informasi, hanya sebagai ban berjalan yang dapat dipercaya untuk menyampaikan informasi dan ide dari satu orang ke orang yang lain. Disisi lain media bukanlah salah satu dari kedua hal yang menjadi pembahasan. Peran media dalam masyarkat jauh lebih kompleks dan akan menjadi semakin kompleks ketika teknologi media baru sedang berkembang. Menurut John D. Barrow (1998:3) mengenai kajian teori komunikasi massa yang menarik “ sebuah dunia yang cukup sederhana untuk dikenal secara utuh akan menjadi terlalu sederhana bagi para pengamat yang sadar dan mungkin telah mengenalnya.Ketika sebuah organisasi menggunakan teknologi sebagai sebuah media untuk berkomunikasi dengan khalayak yang besar, maka akan terjadi komunikasi massa dan biasanya sebuah organisasi menggunakan teknologi untuk b
e
r
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
dengan khalayak yang besar. Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass commnuication) adalah komunikasi melalui media massa, jelasnya merupakan singkatan dari komunikasi media massa (mass media) dari pemabahasan ini dapat dilihat pengertian komunikasi massa pada komunikasi dengan m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n
m
e
d
i
a
massa baik media cetak maupun media elektronik. Definisi komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa besertakan pesan yang dihasilkan, pembaca/pendengar, penonton yang akan diraihnya dan efeknya
terhadap
mereka
(Nurudin,
2004
:
1).
Joseph A. Devito mendefinisikan komunikasi massa sebagai “komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak banyak. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, yang dimaksud disini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan”Komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar melalui audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita” (Effendy, 2007: 21). Komunikasi massa adalah suatu proses dimana komunikatorkomunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara
terus-menerus
menciptakan
makna-makna
yang
diharapkan
dapat
mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. (DeFleur dan Denis, 1985:11). Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (Surat Kabar, Majalah) atau elektronik (Radio, Televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat. Banyak ahli yang mengemukakan sejumlah fungsi komunikasi massa kendati dalam setiap fungsi terdapat persamaan dan perbedaan. Media jelas menjadi semakin penting dengan bangkitnya bentuk-bentuk
komunikasi massa modern maupun pengembangbiakan budaya media populer yang diasosiasikan sehingga menjadi hal penting dalam kerangka penjelasan teori posmodern. Yang dapat disimpulkan dari sini adalah bahwa media massa telah menjadi hal utama bagi arus komunikasi dan informasi di dalam maupun di antara masyarakatmasyarakat modern (dan akibatnya budaya populer yang mereka siarkan dan promosikan semakin banyak menerangkan dan memperantarai kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat), (Bing Bedjo 2009:99). Unsur komunikasi yang turut menjadi faktor penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pembangunan adalah pelaku komunikasi baik dari unsur pemerintah lokal maupun masyarakat. Dimensi–dimensi yang menjadi pertimbanggan untuk orang yang menyampaikan pesan (komunikator) adalah kredibilitas, keahlian, dapat dipercaya, daya tarik, karismatik, kewibawaan, pemenuhan. Unsur berikutnya adalah komunikan (receiver). Receiver di sini bisa individu-individu dalam masyarakat dan bisa jadi masyarakat sebagai khalayak. Faktor yang mempengaruhi keberterimaan pesan oleh individu ataupun masyarakat adalah demografis, harga diri, dan k
o
m
i
t
m
e
n
s
e
b
e
l
u
m
n
y
a
.
(Totok Wahyu Abadi, Ita Kusuma2009:115). Saat ini harus jelas bahwa teori komunikasi massa adalah benar-benar teori komunikasi massa, yaitu setiap teori kurang lebih harus relevan dengan media, khalayak, waktu, kondisi, teoritikus. Akan tetapi hal ini seharusnya tidak dipandang sebagai evolusi dan senantiasa dinamis. (Baran,S.J,2008:22).
Teori media telah mengalami transformasi penting selama dua abad terakhir. Ada empat era berbeda dalam perkembangan teori komunikasi masa, dimulai dari asal usul teori media pada abad ke-19 dan berakhir dengan kemunculan sederetan perspektif kontemporer. Berbagai jenis teori komunikasi massa yang dibentuk, mempertimbangkan tujuan mereka masing-masing, serta menggambarkan setiap kelebihan dan kelemahan masing-masing teori. Dalam beberapa keadaan, teori-teori tersebut ditolak karena tidak dapat diukur validitasnya dengan penelitian ilmiah atau tidak dapat didukung dengan argument yang logis. Terdapat kontradiksi antara fakta empiris dengan ide utama, atau teori tersebut tidak lagi relevan ketika media dan masyarakat mengalami perubahan (Baran,S.J,2008:33). Walaupun banyak teori lama yang telah ditolak serta dianggap tidak lagi ilmiah dan sia-sia, teori-teori tersebut tetap penting sebagai tonggak sejarah (Lowery dan DeFleur, 1995), dan sebagian teori bahkan tetap memperoleh penerimaan dari sebagian segmen publik dan beberapa praktisi media. Akan tetapi, yang paling penting adalah pengetahuan mengenai perspektif masa awal memungkinkan untuk para individu menghargai teori-teori yang ada hari ini. (Baran,S.J, 2008:33-34). Era teori komunikasi massa dimulai dengan ulasan terhadap beberapa pemikiran awal mengenai media. Ide-ide ini awalnya dikembangkan pada pertengahan abad ke19, pada masa ketika terjadi perkembangan yang cepat dari pabrik-pabrik besar di wilayah perkotaan yang kemudian menarik semakin banyak orang dari wilayah pedesaan untuk pindah ke kota.
Pada saat yang sama, media cetak yang semakin kuat memungkinkan pembuatan surat kabar yang dapat dijual dengan harga lebih murah pada populasi pembaca yang bertumbuh dengan cepat. (Baran,S.J, 2008:34). Perspektif yang dominan tentang media dan masyarakat yang muncul selama periode ini sering dihubungkan dengan teori masyarakat massa (mass society theory). Teori ini merupakan teori yang secara inheren kontradiktif dan berakar dari nostalgia “massa emas” kehidupan komunitas pedesaan yang tidak pernah ada. (Baran,S.J, 2008:34). Teori masyarakat massa perspektif mengenai masyarakat industri barat yang berhubungan dengan pengaruh dan peran negatif media terhadap masyarkat. Teori masyarakat massa pertama kali muncul pada akhir abad ke-19 ketika berbagai elite sosial tradisional berjuang memahami makna dari konsekuensi yang bersifat merusak dan modernisasi. (Baran,S.J,2008:68). Teori masyarakat massa memiliki beberpa asumsi dasar mengenai individu, peran media, dan hakikat dari perubahan sosial. Berikut asumsi yang dibahas secara terperinci antara lain: (Baran,S.J, 2008:69). 1. Media adalah kekuatan yang sangat kuat dalam masyarakat yang dapat menggerogoti nilai dan norma sosial sehingga dapat merusak tatanan sosial. 2. Media dapat secara langsung memengaruhi pemikiran kebanyakan orang, mentransformasi pandangan mereka tentang dunia sosial. 3. Ketika pemikiran seseorang telah ditransformasi oleh media, maka semua bentuk konsekuensi buruk dalam jangka panjang mungkin terjadi, tidak hanya dapat
menghancurkan kehidupan seseorang, tetapi juga menciptakan masalah sosial dalam skala luas. 4. Sebagian besar individu sangat rentan dengan media karena dalam masyarakat massa mereka terputus dan terisolasi dari lembaga sosial tradisional yang sebelumnya melindungi mereka dari usaha manipulasi media. 5. Kerusakan sosial yang disebabkan media mungkin akan dapat diperbaiki dengan pendirian sebuah tatanan sosial yang totaliter. 6. Media massa tidak dapat mengelak dari kegiatan yang merendahkan bentuk budaya yang lebih tinggi menyebabkan terjadinya penurunan secara umum dalam peradaban. Teori masyarakat massa memiliki kekuatan dan kelemahan diantaranya: (Baran,S.J, 2008:85). Kekuatan : 1. Dapat menspekulasi efek penting 2. Menyoroti perubahan struktural penting dan konflik dalam budaya modern 3. Memberi perhatian pada masalah etika dan kepemilikan media Kelemahan: 1. Tidak ilmiah 2. Kurang sistematis 3. Disebarluaskan oleh elite yang memiliki kepentingan untuk mempertahankan kekuasaannya 4. Meremehkan intelegensi dan kompetensi dari “kebanyakan orang”
5. Meremehkan hambatan personal, hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat, dan budaya dalam mengarahkan pengaruh media.
2.1.1
Fungsi Komunikasi Massa Fungsi Komunikasi menurut Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, dapat dijelaskan seperti berikut : 1. Komunikasi Sosial “Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikator itu penting untuk membangun konsep diri kita, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain” (Mulyana, 2003 : 5) 2. Komunikasi Ekspresif “Komunikasi ekspreasif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita” (Mulyana, 2003:21). 3. Komunikasi Ritual “Komunikasi ritual sering juga bersifat ekspresif, menyatakan perasaan terdalam seseorang. Kegiatan ritual memungkinkan para pelaku komunikasi berbagi komitmen emosional dan menjadi perekat bagi kepaduan mereka, juga sebagai pengabdian kepada kelompok. Bukanlah substansi kegiatan ritual itu sendiri yang terpenting, melainkan perasaan senasib sepenanggungan yang menyertainya, perasaan bahwa
kita terikat oleh sesuatu yang lebih besar daripada diri kita sendiri, yang bersifat abadi,dan bahwa kita diakui dan diterima dalam kelompok kita” (Mulyana, 2003 : 25). 1. Komunikasi Instrumental “Mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar ,mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga untuk menghibur. Sebagai instrument komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunikasi membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagai instrumen Untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang” (Mulyana, 2003 : 30).
Ada bermacam – macam fungsi teori dari beberapa ahli. Seperti yang diungkapkan oleh Littlejohn yang menyatakan 9 fungsi dari teori, yakni : (LittleJohn :2005:10)
1. Mengorganisasikan dan menyimpulkan pengetahuan tentang suatu hal. Ini berarti bahwa dalam mengamati realitas kita tidak boleh melakukan secara sepotongsepotong. Kita perlu mengorganisasikan dan mensintesiskan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan nyata. Pola-pola dan hubungan-hubungan harus dapat dicari dan
ditemukan. Pengetahuan yang diperoleh dari pola atau hubungan itu kemudian disimpulkan. Hasilnya (berupa teori) akan dapat dipakai sebagai rujukan atau dasar bagi upaya-upaya studi berikutnya.(LittleJohn :2005) 2. Memfokuskan. Teori pada dasarnya menjelaskan tentang sesuatu hal, bukan banyak hal. (LittleJohn :2005) 3. Menjelaskan. Teori harus mampu membuat suatu penjelasan tentang hal yang diamatinya.
Misalnya
mampu
menjelaskan
pola-pola
hubungan
dan
menginterpretasikan peristiwa-peristiwa tertentu. (LittleJohn :2005) 4. Pengamatan. Teori tidak sekedar memberi penjelasan, tapi juga memberikan petunjuk bagaimana cara mengamatinya, berupa konsep-konsep operasional yang akan dijadikan patokan ketika mengamati hal-hal rinci yang berkaitan dengan elaborasi teori. (LittleJohn :2005) 5. Membuat prediksi. Meskipun kejadian yang diamati berlaku pada masa lalu, namun berdasarkan data dan hasil pengamatan ini harus dibuat suatu perkiraan tentang keadaan yang bakal terjadi apabila hal-hal yang digambarkan oleh teori juga tercermin dalam kehidupan di masa sekarang. Fungsi prediksi ini terutama sekali penting bagi bidang-bidang kajian komunikasi terapan seperti persuasi dan perubahan sikap, komunikasi dalam organisasi, dinamika kelompok kecil, periklanan, dan media massa. (LittleJohn :2005) 6. Fungsi heuristik atau heurisme. Artinya bahwa teori yang baik harus mampu merangsang penelitian selanjutnya. Hal ini dapat terjadi apabila konsep dan penjelasan teori cukup jelas dan operasional sehingga dapat dijadikan pegangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.(LittleJohn :2005)
7. Komunikasi. Teori tidak harus menjadi monopoli penciptanya. Teori harus dipublikasikan,
didiskusikan
dan
terbuka
terhadap
kritikan-kritikan,
yang
memungkinkan untuk menyempurnakan teori. Dengan cara ini maka modifikasi dan upaya penyempurnaan teori akan dapat dilakukan. (LittleJohn :2005) 8. Fungsi kontrol yang bersifat normatif. Asumsi-asumsi teori dapat berkembang menjadi nilai-nilai atau norma-norma yang dipegang dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, teori dapat berfungsi sebagai saran pengendali atau pengontrol tingkah laku kehidupan manusia. (LittleJohn :2005) 9. Generatif. Fungsi ini terutama menonjol di kalangan pendukung aliran interpretatif dan kritis. Menurut aliran ini, teori juga berfungsi sebagai sarana perubahan sosial dan kultural serta sarana untuk menciptakan pola dan cara kehidupan yang baru. (LittleJohn :2005)
2.1.2
Tahapan Komunikasi Massa Seperti halnya komunikasi yang merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Komunikasi massa pun pada hakekatnya adalah suatu proses juga. Hanya saja yang membedakan keduanya adalah adanya media massa sebagai saluran pada komunikasi massa. Singkatnya, bahwa proses komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media massa. (Baran S.J:2008:5)
Gambaran komunikasi massa : Gambar 2.1.2 Tahapan Komunikasi Massa
Sumber
Komunikator
Media
Pesan
Media
Encoding
Komunikan
efek
Decoding
Sumber: (1) Sumber merupakan orang yang pertama memiliki gagasan mengenai sesuatu yang akan disampaikan kepada komunikan dalam hal ini khalayak. (2) Komunikator adalah unsur komunikasi massa yang bertugas menyampaikan gagasan yang dimiliki sumber kepada khalayak.
2.1.3
Karakteristik Komunikasi Massa Karakteristik Komunikasi Massa adalah sebagai berikut: (Baran S.J:2008:13)
1. Ditujukan pada khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar dan tidak mengenal batas geografis-kultural. 2. Bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi. Kegiatan penciptaan pesan melilbatkan orang banyak dan terorganisasi. 3. Pola penyampaian bersifat cepat dan tidak terkendala oleh waktu dalam menjangkau khalayak yang luas. 4. Penyampaian pesan cenderung satu arah. 5. Kegiatan komunikasi terencana, terjadwal dan terorganisasi. 6. Penyampaian pesan bersifat berkala, tidak bersifat temporer. 7. Isi pesan mencakup berbagai aspek kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, politik dan lain-lain)
2.1.4
Media Massa Menurut ( Biagi 2004:33) dalam bukunya yang dikutip oleh (Baran.S.J 2008:33), menjelaskan bahwa media massa adalah penyampaian mengenai informasi-informasi, pikiran, gagasan maupun komunikasi melalui perantara (media) kepada khalayak banyak,media
massa
merupakan
alat
atau
media
sebagai
pengantara
menyampaikan pesan yang ada kepada khalayak dalam jumlah yang banyak.
2.1.5
Fungsi Media Massa
untuk
Komunikasi massa berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang. Tetapi dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat terutama dalam bidang penyiaran dan media pandang dengar (audio visual), menyebabkan fungsi media massa telah mengalami banyak perubahan. (Biagi:2004:33). Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Mengenai efek komunikasi ini dapat kita klasifikasikan sebagai efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral. Efek kognitif
berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang
semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. Efek afektif berkaitan dengan perasaan. Perasaan akibat terpaan media massa itu bisa bermacam - macam, senang sehingga tertawa terbahak - bahak, sedih sehingga mencucurkan air mata, takut sampai merinding, dan lain - lain perasaan yang hanya bergejolak dalam hati. Efek Behavioral bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha, yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Efek ini tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif atau efek afektif. Dengan perkataan lain, timbulnya efek behavioral setelah muncul efek kognitif dan efek afektif.
2.1.6
Jenis-jenis media massa: 1. Media cetak
Media cetak merupakan media massa yang pertama kali muncul di dunia pada tahun 1920-an , di kala itu pada awalnya media massa digunakan pemerintah untuk mendoktrin masyarakat, sehingga membawa masyarakat pembaca kepada tujuan tertentu. Namun pada saat ini hal itu sudah tidak terlalu ditinggikan karena adanya kebebasan pers dan juga audiens dapat memberikan feedback bagi pesan yang sedang menjadi pembahasan. (Biagi:2004:34). Contoh-contoh media cetak: 1. Surat kabar 2. Majalah
2. Media elektronik Media elektronik pertama yang muncul di dunia yaitu radio, dimana radio merupakan media audio yang menyampaikan pesan lewat suara di udara. Kecepatan dan ketepatan waktu dalam penyampaian pesan melalui radio tentu cepat dengan dilakukannya siaran langsung. Setelah itu muncul juga televisi yang dimana dalam penyampaian pesannya televisi jauh lebih canggih dibandingkan dengan radio, karena televisi tidak hanya menggunakan media audio saja tetapi juga menggunakan media gambar yang hidup maka dariitu televisi dikatakan sebagai media audio visual. (Biagi:2004:34). Contoh-contoh media elektronik : 1. Radio 2. Televisi
3. Media internet Dengan semakin berkembangnya teknologi maka tidak menutup kemungkinan bagi masyakarat untuk menikmati media massa lainnya. Media massa selanjutnya yaitumedia internet yang muncul pada abad ke 21 media internet jauh lebih canggih dibandingkan dengan media cetak dan elektronik karena apa yang ada pada kedua media tersebut dapat masuk ke dalam jaringan internet melalui website. Bagi pengguna internet yang belum memahami benar cara pengoperasian internet maka pengguna dapat ditipu oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. (Biagi:2004:34).
2.1.7
Cara Penyampaian Streaming adalah suatu teknologi untuk memainkan file audio atau video secara langsung maupun dengan prerecord dari sebuah mesin server (web server). File audio atau video yang terletak pada sebuah server dapat secara langsung dijalankan pada komputer pendengar sesaat setelah ada permintaan dari pengguna sehingga proses download file tersebut yang menghabiskan waktu cukup lama dapat dihindari. Saat file tersebut di-stream maka akan terbentuk sebuah buffer di komputer pendengar dan data audio atau video tersebut akan mulai di-download ke dalam buffer yang telah terbentuk pada mesin pendengar. Setelah buffer terisi dalam waktu hitungan detik, maka secara otomatis file video ataupun audio akan di jalankan oleh sistem. Sistem akan membaca informasi dari buffer sambil tetap melakukan proses download file sehingga proses streaming tetap berlangsung ke mesin pendengar. Delay waktu sesaat sebelum file video
atau audio di jalankan berkisar antara 5 sampai dengan 30 detik. (Asep Syamsul M.romli:2009:70). Konsep dasar dari video streaming adalah membagi paket video ke dalam beberapa bagian, mentransmisikan paket tersebut, kemudian pada pihak penerima dapat men-decode dan memainkan potongan paket file video tanpa harus menunggu seluruh file terkirim ke mesin penerima. Radio Streaming juga dikenal sebagai web radio, radio internet, radio net atau eradio. Radio streaming pada dasarnya adalah radio yang ditularkan melalui Internet. Tidak seperti webcasting, radio streaming adalah aliran yang terus menerus, dan dilakukan secara online. Hal ini merupakan trend yang sedang dinikmati masyarakat tapi tidak identik dengan mengharuskan audio yang akan didownload, daripada streaming itu. Radio Streaming juga biasanya dapat diakses di seluruh dunia. Audio dimainkan dari server penyiaran , dan server akan mengirimkan musik ke pendengar. Dalam hal ini, Radio Streaming membutuhkan koneksi internet yang baik. Dalam pembuatan radio streaming, kita dapat menikmati jasa pembuatan radio streaming yang profesional dan biaya yang efektif. (Asep Syamsul M.romli:2009:70). Penyiaran yang dilakukan melalui internet disebut sebagai webcasting karena tidak menular secara luas melalui sarana nirkabel. Radio internet memiliki sebuah media streaming yang dapat menyediakan saluran audio terus menerus dan tidak ada kontrol operasional penyiaran seperti media penyiaran tradisional pada umumnya.Namun bagi radio internet yang jaringannya hanya menggunakan internet dan tidak berasosiasi dengan radio tradisional, maka stasiun radionya bersifat independen dan tidak tergabung dalam perusahaan penyiaran manapun. (Asep Syamsul M.romli:2009:71).
Layanan radio internet dapat diakses dari belahan dunia manapun, misalnya, orang dapat mendengarkan stasiun radio Indonesia dari Australia atau Amerika (Asep Syamsul M.romli:2009:71). Radio internet cukup populer bagi pendengar karena banyaknya kepentingan serta kebutuhan yang sering kali tidak cukup baik disediakan oleh stasiun radio lokal (seperti musik-musik alternative, hiburan maupun info-info lain yang tidak dapat diakses pada radio lokal). Seperti pada umumnya radio, radio internet juga tetap memiliki layananlayanan program yang terdapat dalam radio tradisional (Asep Syamsul M.romli:2009:71).
2.1.8
Radio Radio adalah suatu medium komunikasi, dimana pesan berupa suara diubah menjadi sinyal suara, dipancarkan, dari sumber dengan antena pemancar, tanpa perangkat kabel, melalui gelombang elektromagnetik, kemudian diterima oleh antena penerima, pada pesawat penerima, yang mengubah sinyal suara menjadi pesan berupa suara kembali (Fred Wibowo:2011:1). Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara). (Asep Syamsul M.romli:2009:11). Sejarah radio diawali dengan penemuan-penemuan di bidang fisika pada abad XIX M. Ada sejumlah nama yang bisa dikatakan sebagai pelaku sejarah radio. Mereka
yang secara langsung ataupun tidak langsung menjadi “founding fathers”atau bapakbapak pendiri/penemu radio ini antara lain Michael Faraday, James Clerk Maxwell, Heinrich Hertz, Gaglieso Marconi, Nikola Tesla, David Sarnoff, Lee De Forest, Frank Conrad, dan Edwin Howard Amstrong. (Asep Syamsul M.romli:2009:12). Medium
radio
adalah
medium
yang
dipancarkan
melalui
gelombang
elektromagnetik yang diumpamakan sebagai jalan raya (highways). Dengan kelebaran yang bervariasi. Jalan raya ini didefinisikan sebagai frekuensi yang mengacu pada peraturan dan persetujuan internasional. Daya pancar siaran radio sangat bergantung kepada
kekuatan
transmitter
(pemancar),
serta
frekuensi
yang
digunakan
(Bates:1986:16). Radio merupakan salah satu media komunikasi massa (mass communication), seperti halnya surat kabar. Komunikasi massa, menurut De Vito (1996), adalah milik umum. Setiap orang dapat mengetahui pesan-pesan komunikasi melalui media masssa. Pengertian radio menurut ensiklopedi Indonesia, yaitu penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frequensi kurang dari 300 GHz (panjang gelombang lebih besar dari 1 mm). Sedangkan istilah “radio siaran” atau “siaran radio” berasal dari kata “radio broadcast” (Inggris) atau “radio omroep” (Belanda) artinya yaitu penyampaian informasi kepada khalayak berupa suara yang berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media. Menurut Wahyudi dalam bukunya radio memiliki pengertian : “Radio adalah pemancar gelombang elektromagnetik yang membawa muatan sinyal suara, yang terbentuk melalui microphone, kemudian pancaran ini diterima oleh sistem antena untuk
diteruskan ke pesawat penerima dan sinyal radio itu diubah menjadi suara atau audio di dalam loudspeaker.” (Wahyudi, 1996 : 12) Sedangkan dalam konteks ilmu komunikasi definisi radio adalah : “Radio adalah merupakan sistem komunikasi yang menggunakan udara atau ruang antariksa sebagai bahan antara (medium) yang bentuk umum sistemnya adalah sebuah pemancar yang memancarkan dayanya melalui antena ke arah tujuan dalam bentuk gelombang elektromagnetik.” (Simanjuntak, 1993 : 70). Jadi dapat disimpulkan bahwa radio dalam konteks komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik yang dikeluarkan pemancar melalui udara dan diterima oleh antenna untuk diubah ke dalam bentuk suara.
2.1.9
Sejarah Radio REM SSK
Dimulai dengan siaran percobaan dari Radio REM-SSK pada sekitar bulan Mei 2009 dari Lantai 6 Apartemen Robinson, Jl. Jembatan II Raya no. 2 Jakarta Utara. Radio ini terus mengalami pembaharuan-pembaharuan sampai akhirnya resmi diumumkan keberadaannya kepada masyarakat pada 9 Februari 2010. Sampai hari ini Radio REMSSK tetap eksis di dalam melayani mendengarnya dan telah menjadi berkat bagi banyak anak-anak Tuhan.
Hal yang melatarbelakangi didirikannya radio ini adalah mengingat bahwa Anak Muda digolongkan sebagai usia produktif dan memiliki jumlah yang cukup besar di masyarakat. Anak Muda juga merupakan generasi penerus bangsa dimana nasib masa depan bangsa ada di tangan mereka.
PT. RADIO REM SSK terpanggil untuk menjadi berkat bagi mereka agar terlahir generasi muda yang luar biasa.Dengan berbagai tantangan yang ada maka PT. RADIO REM SSK terus berupaya maksimal untuk dapat melayani para pendengar dengan baik. Dengan motto Victorious Family Station maka Radio ini terus berjalan dan berusaha menjangkau seluruh lapisan untuk diberkati di dalam kebenaran.
Visi dan Misi PT. RADIO REM SSK
Visi
Menjadi Radio terbaik dalam melayani keluarga untuk memperoleh kebahagiaan dan kemenangan dalam Kebenaran.
Misi
1. Menyajikan kabar baik melalui udara 2. Menyajikan lagu-lagu yang membangun dan memberkati melalui udara 3. Menyajikan pengetahuan dan informasi yang baik dan benar
Radio Rahmat Emmanuel Ministries dan Radio Suara Sorak Kemenangan disingkat menjadi Radio REM-SSK merupakan radio berbasiskan rohani Kristen yang bertujuan memberi pembinaan dan penyegaran iman bagi para pendengarnya selama 24 jam non stop. Adapun Radio REM-SSK berada pada gelombang AM Stereo 648 (Radio REM) dan 107,9 FM (Radio SSK)dengan luas jangkauan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Guna menjangkau pendengar lebih luas lagi maka Radio REM-SSK menggunakan tekhnologi Audio dan Live Streaming dengan alamat www.radiossk.com,
user nama radio ssk. Dengan demikian Radio REM-SSK mengudara ke seluruh dunia selama pendengar memiliki layanan internet.
Radio REM-SSK bersegmentasi Keluarga dimana hal ini sesuai dengan motto kami yaitu Victorious Family Station. Oleh karena itu pendengar kami terdiri dari anak- anak sampai orang dewasa sehingga kami memiliki program yang bervariasi guna memenuhi kebutuhan pendengar. Harapan PT. RADIO REM SSK melalui adanya radio ini agar setiap pribadi dapat menjadi keluarga yang berkemenangan senantiasa di dalam Tuhan.
2.1.10 Kekuatan Radio 1.
Cepat dan Langsung. Sarana tercepat, lebih cepat dari Koran ataupun TV, dalam menyampaikan informasi kepada public tanpa melalui proses yang rumit dan butuh waktu banyak seperti siaran TV atau sajian media cetak. Hanya dengan melalui telepon, reporter radio dapat secara langsung menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa yang ada di lapangan. (Asep Syamsul M.romli:2009:19).
2.
Personal. Pembicaraannya langsung menyentuh aspek pribadi pendengar dengan pendekatan pribadi, sehingga radio menjadi teman pribadi yang setia. (Asep Syamsul M.romli:2009:19).
3.
Hangat. Paduan kata-kata atau musik dan efek suara dalam siaran radio mempu mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi atas kehangatan suara penyiar dan seringkali berpikir bahwa penyiar adalah seorang teman bagi mereka. (Asep Syamsul M.romli:2009:19).
4.
Sederhana. Tidak rumit, tidak banyak pernik, baik bagi pengelola maupun pendengar. (Asep Syamsul M.romli:2009:19).
5.
Tanpa Batas. Jangkauan wilayah siarannya luas. Siaran radio menembus batas-batas geografis, demografis, SARA(Suku,Agama,Ras,Antar golongan) dan kelas sosial. (Asep Syamsul M.romli:2009:19).
6.
Murah. Pendengar tidak dipungut biaya untuk mendengarkan radio, dan orang dapat mendengarkan musik, hiburan,informasi, tanpa harus membayar alias gratis. (Asep Syamsul M.romli:2009:19).
7.
Radio dapat membidik khalayak yang spesifik. Radio memiliki kemampuan untuk berfokus pada kelompok demografis yang dikehendaki. Selain itu, untuk merubah atau mempertajam segmen atau sasaran yang dituju, radio jauh lebih fleksibel dibandingkan media komunikasi lainnya. (Asep Syamsul M.romli:2009:19).
8.
Mobile atau Portable. Orang bisa menjinjing radio kemana saja. Sumber energinya kecil dan radio dapat menyatu dengan alat-alat lain seperti Hand Phone, dan lain sebagainya. (Asep Syamsul M.romli:2009:19).
9.
Intrusive, memiliki daya tembus yang tinggi. Sulit sekali menghindar dari siaran radio, begitu radio dinyalakan. Radio bisa menembus ruang-ruang di mana media lain tidak bisa masuk. (Asep Syamsul M.romli:2009:19).
10.
Secondary Medium. Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau menggangu aktivitas lainnya, seperti memasak, membaca koran, mengemudi, membaca buku. (Asep Syamsul M.romli:2009:19).
Kekuatan radio juga bertumpu pada bunyi. Bunyi yang kita dengar di radio terdiri dari komponen yaitu : 1. Voice/words Kata-kata atau suara yang terangkai dalam narasi penyiar merupakan salah satu daya tarik radio. Style sebuah radio akan mempengaruhi style sang penyiar. Penyiar yang punya banyak fans adalah mereka yang mampu mendekatkan diri dengan pendengarnya. (Asep Syamsul M.romli:2009:20). 2. Musik Musik adalah alasan pertama yang paling banyak disebut ketika seseorang ditanya kenapa mereka senang mendengarkan radio. Apapun format yang diusung radio, musik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari siaran. Ini juga berlaku bagi radio-radio dengan format talk program atau radio yang basisnya adalah informasi dan diskusi. Penyiar tidak mungkin bicara terus menerus, pendengar nantinya juga akan jenuh sehingga musik dijadikan pengisi ruang kosong ketika pembicaraan berakhir. (Asep Syamsul M.romli:2009:20). 3. Special effect Adalah bunyi-bunyian yang digunakan untuk membangkitkan mood, suasana, atau efekefek teatrikal tertentu. Fungsinya untuk mengilustrasikan atau mendramatisasi pesan yang disampaikan. Special effect lazimnya digunakan dalam iklan atau sandiwara radio. Dengan diberikan musik , backsound dan didukung oleh suara atau kata-kata, maka siaran radio akan terasa menjadi hidup, sehingga akan enak untuk didengar. Walaupun radio hanya bisa didengar. (Asep Syamsul M.romli:2009:20).
2.1.11 Kelemahan Radio 1.
Selintas, At Once. Dapat diakses cepat dan seketika, juga cepat hilang dan mudah dilupakan. Pendengarnya tidak bisa mengulang apa yang didengarnya, tidak bisa seperti pembaca koran yang bisa mengulang bacaannya dari awal tulisan. (Asep Syamsul M.romli:2009:21).
2.
Batasan Waktu. Waktu siaran radio relatif terbatas, hanya 24 jam sehari, berbeda dengan surat kabar yang bisa menambah jumlah halaman dengan bebas. Waktu 24 jam sehari tidak bisa ditambah menjadi 25 jam atau lebih . (Asep Syamsul M.romli:2009:21).
3.
Radio is oral only. Satu-satunya cara yang diandalkan radio untuk menyampaikan pesan adalah bunyi atau suara. Radio tidak dilengkapi dengan kemampuan untuk menyampaikan pesan lewat gambar. Biasanya komunikan menggunakan imajinasi untuk menggambarkan sendiri tentang situasi atau kejadian tertentu. (Asep Syamsul M.romli:2009:21).
4.
Radio listening is prone to distraction. Mendengarkan radio itu rentan gangguan. Radio hanya berurusan dengan satu indera saja yaitu indera pendengaran.begitu pendengar terganggu, maka tak ada lagi cerita radio sambil melakukan pekerjaan, karena konsentrasi akan pecah. (Asep Syamsul M.romli:2009:21).
2.1.12 Program Radio
Pengertian “Program” dalam media penyiaran sangat identik dengan jasa siaran yang menjadi ujung tombak utama. Kata program adalah asal kata programme atau
program yang berarti acara atau rencana. Acara radio sangat beragam, masing-masing lengkap dengan visi,misi, target pendengar, format siaran, gaya siaran, dan bahasa siaran, serta durasinya. (Asep Syamsul M.romli:2009:28). Program radio berarti acara, sementara yang dimaksudkan dengan program adalah susunan kesatuan acara dalam sehari. Seorang programmer/perencana yang profesional selalu mempertimbangkan bagaimana setiap program yang disiarkannya digemari. (Asep Syamsul M.romli:2009:28).
Departemen program harus mempertimbangkan empat hal ketika merencanakan program siaran yang terkait dengan : 1.
Product, materi program yang dipilih haruslah yang berkualitas dan diharapkan
disukai audiens. (Asep Syamsul M.romli:2009:21). 2. Price, biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli atau memproduksi program. Menekan biaya se-efisien mungkin dengan memaksimalkan keuntungan yang optimal. (Asep Syamsul M.romli:2009:21). 3. Place, jadwal penayangan program yang tepat bagi setiap program dengan target audiens, berdasarkan life style masyarakat yang bersangkutan. Perhitungan menjadwalkan program yang tepat akan sangat membantu keberhasilan program tersebut. (Asep Syamsul M.romli:2009:21). 4.
Promotion, proses memperkenalkan setiap program secara semaksimal mungkin
dengan memanfaatkan potensi sendiri dan media lainnya, untuk mendapatkan audien sebanyak-banyaknya. (Asep Syamsul M.romli:2009:21).
Menjadwalkan program siaran bukan pekerjaan yang mudah, mengingat program yang akan ditampilkan harus disesuaikan dengan karakter pendengar, waktu siar dan kemampuan stasiun penyiaran berdasarkan visi dan misinya. Oleh sebab itu menyusun program siaran diperlukan sistem pemograman siaran. Dengan sistem itu diharapkan acara-acara yang hadir di hadapan pendengar membuat nyaman, dapat disenangi bahkan bisa menjadi favorit. (Asep Syamsul M.romli:2009:22). Di Indonesia program siaran radio yang beroperasi pada kota-kota besar memiliki jam siaran rata-rata 24 jam. Umumnya program radio terdiri dari acara pemutaran lagu, obrolan atau bincang-bincang dan program berita. (Asep Syamsul M.romli:2009:22). 1. Musik Program. Ini program utama radio manapun, kecuali radio khusus berita. Program
ini
bisa
divariasikan
menjadi
acara
pemutaran
lagu-lagu
pilihan
pendengar(request). 2. Talkshow. Program talkshow biasanya mendatangkan narasumber untuk bincangbincang tentang suatu topic yang menjadi pembahasan hangat. Variasi program jenis ini antara lain program siaran yang mengundang pendengar mengudara via telepon untuk menyampaikan opininya. 3. News Program. Acara berita dan isu-isu actual, dalam program ini dikenal tiga kategori penyaji berita, yakni pembaca berita, penyiar berita, dan jangkar berita.
2.1.13 Pembagian Jenis Program
Jenis-jenis siaran radio dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu ditinjau dari segi
frekuensi,
gelombang
(Asep Syamsul M.romli:2009:22).
dan
dari
penyelenggara.
1.Berdasarkan frekuensi
Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam selang waktu yang diberikan. Untuk memperhitungkan frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu, menghitung jumlah kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan panjang jarak waktu. Hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu nama pakar fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama kali. Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali per detik.
A. Amplitudo Modulasi (AM)
Saluran AM memanfaatkan gelmbang elektromagnetik bumi atau yang disebut dengan ground waves dan juga gelombang udara atau sky waves. Kedua jenis gelombang ini dapat membawa sinyal ke wilayah yang sangat jauh. Itu sebabnya mengapa radio Am mampu menyampaikan siarannya hingga ke tempat yang sangat jauh.
B. Frekuensi Modulasi (FM)
Pada wilayah frekuensi ini secara relatif, bebas dari gangguan baik atmosfir maupun interferensi yang tidak diharapkan. Jangkauan dari sistem modulasi ini tidak sejauh, jika dibandingkan pada sistem modulasi AM dimana panjang gelombangnya lebih panjang.
Luas wilayah yang dapat dicakup siaran FM merupakan kombinasi dari daya watt dan tinggi tiang pemancar. Semakin tinggi daya watt stasiun FM, semakin tinggi tiang pemancar, maka semakin kuat sinyal yang dipancarkan.Keunggulan saluran FM
dibandingkan AM adalah pada kualitas suara yang sangat bagus. Saluran ini nyaris bebas dari gangguan udara.
2.Berdasarkan Gelombang
a. Gelombang panjang ( long wave )
Gelombang jenis ini memiliki signal yang panjang sehingga mampumenjangkau range area yang sangat luas. Kerugian dari gelombang ini adalah : (Asep Syamsul M.romli:2009:22).
1. Memerlukan
daya
listrik
yang
sangat
besar
sehingga
mahal
dalamoperasionalnya 2. Karena jenis gelombangnya panjang dan lebar menyebabkan rentan terhadapgangguan (noise)
b. Gelombang pendek (short wave)
Gelombang yang menggunakan udara sebagai mediator. Jenis gelombang ini adalah SW (short wave).
Keuntungan dari gelombang ini adalah:
1. Mampu menjangkau wilayah (coverage area) yang luas 2. Banyak digunakan oleh pemancar internasional atau antar benua
Sedangkan kerugiannya sebagai beikut :
1. Banyak noise-nya khususnya dari matahari, cuaca, udara, halilintar. 2. Suara manusia dapat didengar dengan baik tetapi pengguanaan sound effect 3. kehilangan mutu kulitasnya ( kabur )
c. Gelombang medium (medium wave)
Gelombang yang menggunakan permukaan bumi sebagai mediator. Secara umum kebanyakan gelombang yang dipakai oleh stasiun radio. Jenis yang dipakai oleh gelombang ini adalam AM (amplitude modulation) dan FM (frequency modulation).
Keuntungan dari penggunaan gelombang ini adalah:
1. Permukaan bumi kurang dipengaruhi cuaca sehingga tidak terjadi noise 2. Mutu penyiaran lebih bagus dalam kualitas suara dan sound effect.
Sedangkan kerugiannya :
1. Tanah menyerap gelombang lebih cepat daripada udara yang menyebabkan booster. 2. Jarak jangkauan siaran lebih sempit sehingga memerlukan booster. 3. Tanah di Indonesia mengandung besi yang cepat menyerap gelombang sehingga merupakan penghantar yang buruk.
1. Radio komunitas
Radio komunitas, memiliki karakteristik yang berbeda dengan siaran radio komersial. Terutama pada aspek kepemilikan, pengawasan, serta tujuan dan fungsinya. Perbedaan tersebut diantaranya radio komunitas bersifat independen, tidak komersial, daya pancar rendah, luas jangkauan wilayahnya terbatas, dan untuk melayani kepentingan komunitasnya, Estrada (2001 : 15) .
Radio komunitas adalah stasiun siaran radio yang dimiliki, dikelola, diperuntukkan, diinisiatifkan dan didirikan oleh sebuah komunitas. Radio komunitas juga sering disebut sebagai radio sosial, radio pendidikan, atau radio alternatif. Intinya, radio komunitas adalah “dari, oleh, untuk dan tentang komunitas”. ( Fred Wibowo 2009: 41).
Radio komunitas meskipun broadcasternya adalah sukarelawan yang tidak memperoleh gaji, namun berdasarkan komitmen social yang mereka miliki, seharusnya mampu menunjukkan profesionalitas sebagai broadcaster. Mereka harus mampu menggarap permasalahan-permasalahan spesifik di sebuah lingkungan terbatas,untuk menjadi program siaran yang dikehendaki oleh masyarakat, baik dari segi-segi yang menyangkut hiburan, pendidikan maupun informasi.( Fred Wibowo 2009: 41).
Radio komunitas juga sering disebut sebagai radio sosial, radio pendidikan, atau radio alternatif. Intinya, radio komunitas adalah “dari, oleh, untuk dan tentang komunitas”. Sejak kemunculan teknologi radio, radio komunitas sebenarnya sudah ada. Hanya karena pemahaman konsep tentang komunitas yang belum di ketahui masyarakat
maka seolah-olah radio komunitas di Indonesia adalah sesuatu yang baru. ( Fred Wibowo 2009: 41).
Berawal dari hobby dan kebutuhan media untuk melakukan proses sosialisasi, baik yang diawali oleh perorangan ataupun lembaga masyarakat, munculah radio sebagai media yang mempertemukan dan mempersatukan keinginan-keinginan yang tumbuh di masyarakat. Bagi yang akhirnya memilih radio sebagai sarana untuk mendapatkan finansial. ( Fred Wibowo 2009: 41).
Radio Komunitas sebetulnya muncul untuk mengisi keterbatasan dari lembaga penyiaran lain yang belum mampu memberikan dan memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi yang mereka butuhkan. Secara nyata Radio Komunitas di Indonesia mulai menampakkan keberadaannya kuranglebih tahun 1993 atau 11 tahun sebelum disahkannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran yang secara eksplisit menyebutkan Lembaga Penyiaran Komunitas sebagai bagian dari sistem Penyiaran Indonesia. ( Fred Wibowo 2009: 41).
Perancangan alat sistem pengiriman pesan sms melalui jalur radio komunikasi inidapat bekerja seperti yang direncanakan, dimana pemancar dapat mengirimkanpesan sms dengan mengetik pesan tersebut dengan menggunakan keyboarddan penerima dapat menerima pesan yang dikirimkan, pengiriman pesan sms melalui jalur radiokomunikasi dilakukan dengan melihat apakahpesan yang dikirimkan dari pemancar dapatditerima dengan baik oleh penerima dan pada penerima dapat mengirimkan pemberitahuan. (Endah Setyaningsih, Tony Winata, Koko Nugroho 2006:26). 3.
Berdasarkan Penyelenggara
1. Radio Milik Negara (RRI) 2.Radio Swasta 3.Radio Komunitas 4.
BerdasarkanProgram 1. Hiburan/Musik 2.Informasi/News 3.Religius
5.
Unsur-unsur inti siaran radio 1.Song 2.Sound 3.Comercial 4.Word
2.
Karakteristik radio 1.
Theater of Mind. Dimana radio dapat mengajak pendengarnya untuk berimanjinasi dan berkhayal mengenai apa yang sedang dibahas oleh penyiar radio. (Asep Syamsul M.romli:2009:16).
2.
Pesan bersifat umum.
Ditujukan kepada orang banyak, tidak boleh bersifat
pribadi layaknya komunikasi interpersonal(komunikasi antarpribadi) (Asep Syamsul M.romli:2009:16).
3.
Serentak. Radio merupakan media massa bagi khalayak dalam jumlah besar dan dalam penyampaiannya radio bersifat serentak, tetapi penyampaian oleh penyiar ke pendengar mengenai pesan yang disampaikan terasa dekat. Karena radio biasanya didengarkan secara personal. (Asep Syamsul M.romli:2009:16).
4.
Komunikan atau lawan bicara bersifat heterogen. Terdiri dari pribadi-pribadi dengan berbagai karakter, beragam latar belakang sosial, budaya, agama, usia, pendidikan. (Asep Syamsul M.romli:2009:16).
5.
Berlangsung satu arah. Di radio, penyiar aktif melakukan komunikasi, sedangkan pendengar pasif, bahkan bisa saja tidak menggubris apa yang dikatakan penyiar. (Asep Syamsul M.romli:2009:16).
2.2
Teori Khusus
2.2.1 Tahapan produksi program radio Tahapan produksi didalam program radio memiliki tiga tahapan, karena sebuah program baru yang ingin dicetuskan haruslah terlebih dahulu melewati tiga tahapan ini, tahapan produksi program radio yaitu: 1.
Pra Produksi Tahapan ini dikatakan sebagai tahapan perencanaan. Perencanaan yang dimaksud disini memiliki pengertian yaitu sejumlah persiapan yang dilakukan dalam membuat program. Persiapan itu meliputi waktu-waktu yang dilakukan,
yaitu seperti berapa lama waktu yang dipersiapkan atau dibutuhkan sebelum program radio tersebut disiarkan, siapakah saja sumber daya manusia yang turut mengambil bagian dalam proses perencanaan dan persiapan tersebut, dan juga kegiatan apa saja yang akan dilakukan, seperti mengadakan rapat untuk mencari konsep apa yang diinginkan untuk di udarakan, membuat naskah, mencari materi siaran dan lain sebagainya. (Wibowo, 2009,39).
2.
Produksi Tahapan kedua ialah tahapan produksi, yaitu tahapan dimana program radio disiarkan. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini meliputi pemeriksaan kembali berupa materi yang telah dipersiapkan sebelumnya, pemeriksaan dari segi teknis, sampai proses siaran itu berlangsung. (Wibowo, 2009:40).
3.
Pasca Produksi Tahapan terakhir adalah tahapan pasca produksi, yaitu melakukan evaluasi dan perbaikan dari apa yang telah disiarkan di udara. Tahapan ini dilakukan setelah tahapan produksi siaran radio selesai dilakukan. Kegiatan yang dilakukan meliputi rapat untuk melakukan evaluasi hasil siaran, evaluasi kepada announcer, dan lainnya. (Wibowo. 2009:42-44).
2.2.2
Technologycal Determinism Theory Teori ini dikemukakan oleh Marshall Mcluhan pertama kali pada tahun 1962 dalam tulisannya The Guttenberg Galaxy : The Making Of Thypograpic Man. Ide dasar
teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat, dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi lainnya. McLuhan berpikir bahwa budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita berkomunikasi. Paling tidak ada beberapa tahapan yang layak di simak. Pertama, penemuan dalam teknologi komunikasi yang menyebabkan perubahan budaya. Kedua, perubahan didalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan manusia. Ketiga, sebagaimana yang dkatakan McLuhan bahwa, kita membentuk peralatan untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan komunikasi yang kita gunakan membentuk atau mempengaruhi kehidupan kita sendiri. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, media merupakan sebuah alat yang dapat memperkuat, memperluas fungsi dan perasaan manusia. Dimana kita belajar merasa dan berpikir karena media massa yang ada menyediakan hal tersebut. Dan dalam media massa atau teknologi ini dapat menyebabkan perubahan budaya. Dimana media tersebut merupakan alat yang dibentuk manusia untuk berkomunikasi dan alat tersebut yang membentuk atau mempengaruhi kehidupan dari manusia itu sendiri.
2.2.3
Komunikasi Organisasi Baik organisasi besar, kecil atau perusahaan, berbagi informasi diantara berbagai bagian dalam suatu organisasi, dan antar organisasi bersangkutan dengan dunia luar, merupakan peerekat yang menyatukan komunikasi.(Wahdi 2011:6-7).
2.2.3.1 Komunikasi Internal
Komunikasi internal merujuk pada pertukaran informasi dan gagasan didalam organisasi. Komunikasi antara anggota suatu organisasi penting untuk melakukan fungsi secara efektif. (Wahdi 2011:6-7).
A.
Arus informasi ke bawah Dalam organisasi pada umumnya, keputusan dibuat di puncak dan kemudian mengalir ke bawah kepada orang-orang yang melaksanakannya. Komunikasi ke bawah ialah Komunikasi yang terjadi jika pimpinan melakukan kegiatan alih pesan kepada bawahan secara terstruktur. Tujuannya adalah membantu mengurangi terjadinya komunikasi yang memunculkan desas-desus (rumor) di perusahaan dnan komunikasi ini bertujuan agar dapat menumbuhkan suasana kerja yang menyenangkan, dan secara tidak langsung meningkatkan produktivitas dan keuntungan perusahaan. Jika komunikasi ke bawah berjalan lancar, biasanya menjadi motivasi bagi bawahan untuk bekerja menjadi lebih baik dan efisien. Disinilah peran komunikasi dari atasan ke bawahan sangat penting tidak hanya dalam kegiatan menyampaikan penyoalan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan tetapi juga tentang keberhasilan usaha yang terkait dengan prestasi dan kontribusi bawahan dalam perusahaan. (Wahdi 2011:9).
B.
Arus informasi ke atas Komunikasi ke atas sama pentingnya dengan komunikasi ke bawah. Untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan yang cerdas maka harus mempelajari dahulu apa yang terjadi didalam organisasi. Komunikasi ke atas merupakan komunikasi dari bawahan ke atasan. Komunikasi tipe ini umumnya bertujuan untuk melakukan
kegiatan prosedural yang sudah merupakan bagian dari struktur organisasi atau perusahaan. Bentuknya antara lain dalam pelaporan kegiatan, penyampaian gagasan, dan penyampaian informasi yang menyangkut masalah-masalah pekerjaan. Bisa dilakukan secara langsung dan tak langsung atau secara tertulis. Dan semua karyawan didorong untuk tidak segan-segan menyampaikan hal apapun kepada atasan sejauh dalam kerangka pengembangan perusahaan. (Wahdi 2011:9)
2.2.3.2 Komunikasi Eksternal Sama seperti komunikasi internal yang membawa informasi ke atas, ke bawah, dan melintas organisasi, komunikasi eksternal membawa informasi ke dalam dan ke luar organisasi. (Wahdi 2011:11)
A. Kontak informal dengan pihak luar Sebagai anggota dari sebuah organisasi, anda secara otomatis menjadi saluran informal untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Banyak pihak luar mungkin membentuk kesan mereka mengenai organisasi, anda atas dasar pesan halus, petunjuk yang tidak disadari seperti pancarkan lewat tekanan suara, ekspresi wajah, serta penampilan secara umum. (Wahdi 2011:11).
B. Kontak formal dengan pihak luar Tentu saja, walaupun kontak informal dengan orang luar merupakan sarana penting untuk belajar mengenai kebutuhan pelanggan, perusahaan harusnya sering berkomunikasi dengan pihak luar dengan cara yang lebih formal. Pesan penting dapat disampaikan dengan cara berkomunikasi formal melalui telepon, fax, video, atau surat. (Wahdi 2011:12).
2.2.4
Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatau masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal ( dari dalam ) dan faktor eksternal ( dari luar ) yaitu :Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari cara atau strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah. Analisis SWOT umumnya digunakan sebagai kerangka dasar strategi perusahaan, produk, atau pemasaran dengan cara membuat daftarkekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang selanjutnya akan menentukkan strategi perusahaan dalam menghadapi persaingan, mengantisipasi, situasi serta mencapai tujuan. Dalam analisis SWOT ada empat faktor yang ada didalamnya, antara lain: 1. Strength (kekuatan)
Strengthdalam hal ini mengandung arti sebagai kekuatan atau hal positif yang menonjol dari perusahaan / produk yang dapat dijadikan sebagai competitive advantage(keunggulan bersaing). 2. Weakness (kelemahan) Weakness disini memiliki arti yang terbalik dari strength dimana artinya yaitu kelemahan atau hal-hal yang tidak / beum dimiliki perusahaan untuk bersaing di pasar. 3. Opportunity (peluang) Opportunity mengandung arti yaitu peluang atau kesempatan serta dianggap sebagai bagian dari lingkungan eksternal perusahaan yang dapat menjadi potensi untuk meningkatkan profit, market share, atau pertumbuhan perusahaan. 4. Threat (ancaman) Threat merupakan keterbalikan dari opportunity, threat merupakan halangan atau ancaman bagi perusahaan dalam memperluas pasar atau mendapatkan profit, karena dalam menjalani suatu usaha tidak hanya ditemukan peluang yang baik saja tetapi juga akan ditemukan adanyaberbagai tantangan atau ancaman yang datang menghampiri dan harus dapat dilewati demi tercapainya suatu tujuan yang menjadi goal suatu perusahaan.
2.2.5
Strategi Program
Menurut Effendy (2008:29) strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Strategi adalah hal menerapkan arah kepada “manajemen” dalam arti tentang sumber daya di dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk memenangkan persaingan di dalam pasar.( Dirgantoro, 2001:5 ). Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelakasanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu. Didalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Peter Pringle mejelaskan strategi program yang ditujukan dari aspek manajemen strategi yaitu sebagai berikut: 1.
Perencanaan program
2.
Produksi dan Pembelian program
3.
Eksekusi program
4.
Pengawan dan evaluasi program ( Morissan 2009:232 ).
Program siaran radio terdiri dari program reguler atau harian ( daily program ) dan program khusus atau mimgguan ( special program, weekly program ). Program reguler disiarkan setiap hari sedangkan program khusus disiarkan setiap hari sedangkan program khusus disiarkan seminggu sekali. Umumnya dijadwalkan malam hari dan akhir pekan ( Romli 2009: 74 ).
2.2.6
Konsep produksi radio Konsep produksi radio dilengkapi dengan berbagai fasilitas-fasilitas berupa pendukung siaran yang memadai diantaranya : (Asep Syamsul M.romli:2009:74). 1. Studio Siaran 2. Recording 3. News Editing 4. Live Streaming 5. Pemancar Dan untuk ini semua diperlukan yang namanaya tenaga tim produksi dalam pengolahannya. 1.
Tugas Produksi. Mempersiapkan/ mengerjakan audio property siaran seperti:
1.
Station ID. Identitas atau nama pengenal sebuah stasiun radio. Biasanya berupa jingle atau diucapkan penyiar berulang-ulang dalam siarannya, terdiri dari gelombang frekuensi, nama radio, dan moto stasiun radio. (Asep Syamsul M.romli:2009:74).
2.
Backsound
3.
Iklan
4.
Tagline, Motto
5.
Opening dan Closing
6.
Tune
2. Tim Produksi Siaran Radio (Asep Syamsul M.romli:2009:74).
Hiburan/Musik: 1. Produser 2. Penulis Naskah/Riset 3. Direktur Musik (Music Director) Berita: 1. Produser 2. Reporter 3. Penulis Naskah/Riset 4. Operator Produksi
3. Tugas Tim Produksi (Asep Syamsul M.romli:2009:74). 1.
Produser : a. Bertanggung jawab atas produk yang dihasilkan b. Menyediakan produk tepat pada waktunya c. Mengkoordinir tim produksi. d. Mengatur alur kerja tim produksi.
2. Penulis Naskah : a. Menyediakan naskah sebagai bahan produksi bahan siaran. b. Menyediakan bahan tepat pada waktunya. c. Memastikan keakuratan data dan pengayaan data melalui riset
3. Direktur Musik : a. Menyediakan musik yang dibutuhkan
b. Memberikan masukan musik yang tepat. c. Melaksanakan tugas tersebut sesuai waktunya. 4.
Operator Produksi : a. Memproduksi sesuai perintah produser. b. Memiksing bahan mentah menjadi sebuah bahan layak siar. c. Mengerjakan dalam tempo sesuai keperluan tim Peralatan Produksi : a. Tape Recorder b. Headphone/earphone c. Komputer editing dengan software suara ( AdobeAudition) dan speaker. d. Studio rekaman (studio berisi mixer, mic, speaker )
2.3 Kerangka Pikir Radio REM SSK FM 107,9 Mhz
Produksi Program
Program Request Musik SONG SPIRIT
Kualitas Program
Pendengar