BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Kerangka Teori Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, perlu mengemukakan teori – teori sebagai kerangka berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana penelitian menyoroti masalah yang dipilih. Sugiyono menyatakan bahwa landasan teori perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba – coba ( Sugiyono, 2005:55). 2.1.1. Bisnis 2.1.1.1. Pengertian Bisnis Alan Afuah dalam buku Alam S (2004:18), beliau mengartikan bahwa bisnis merupakan sekumpulan aktivitas yang dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan berbagai sumber daya menjadi barang atau jasa yang di inginkan konsumen. Machfoedz ( 2007: 8) menyatakan bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Mussleman ( 2004: 9)
menyatakan bisnis adalah suatu aktifitas yg
memenuhi kebutuhan dan keinginan ekonomis masyarakat dan perusahaan di organisasikan untuk terlibat dalam aktivitas tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.2. Bentuk-bentuk dan Klasifikasi Bisnis Menurut Dewanti (2008: 95) bentuk - bentuk dan klasifikasi bisnis adalah seperti perusahaan perseorangan, persekutuan, perseroan, koperasi, dan makna dari bentuk – bentuk dan klasifikasi bisnis tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan perseorangan: Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang kepemilikannya
dipegang
oleh
satu
orang.
Pemilik
perusahaan
perseorangan memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Artinya, apabila bisnis mengalami kerugian, pemilik lah yang harus menanggung seluruh kerugian itu. 2. Persekutuan: Persekutuan adalah bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja sama mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama seperti perusahaan perseorangan, setiap sekutu (anggota persekutuan) memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi persekutuan komanditer dan firma. 3. Perseroan: Perseroan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh beberapa orang dan diawasi oleh dewan direktur. Setiap pemilik memiliki tanggung jawab yang terbatas atas harta perusahaan. 4. Koperasi: adalah bisnis yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
Universitas Sumatera Utara
Klasifikasi Bisnis menurut Thoha (2002: 87) terdiri dari berbagai macam tipe, dan, sebagai akibatnya, bisnis dapat dikelompokkan dengan cara yang berbeda-beda. Satu dari banyak cara yang dapat digunakan adalah dengan mengelompokkan bisnis berdasarkan aktivitas yang dilakukannya dalam menghasilkan keuntungan. Dalam hal ini ada beberapa contoh bisnis berdasarkan aktivitas yang dilakukannya seperti manufaktur, bisnis jasa, pengecer dan distributor, bisnis pertanian, bisnis financial, bisnis informasi, utilitas, bisnis real estate dan bisnis transportasi. Dan makna dari beberapa contoh bisnis tersebut adalah sebagai berikut :
1. Manufaktur adalah bisnis yang memproduksi produk yang berasal dari barang mentah atau komponen-komponen, kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan. Contoh manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi barang fisik seperti mobil atau pipa. 2. Bisnis jasa adalah bisnis yang menghasilkan barang intangible, dan mendapatkan keuntungan dengan cara meminta bayaran atas jasa yang mereka berikan. Contoh bisnis jasa adalah konsultan dan psikolog. 3. Pengecer dan distributor adalah pihak yang berperan sebagai perantara barang antara produsen dengan konsumen. Kebanyakan toko dan perusahaan yang berorientasi-konsumen adalah distributor atau pengecer. 4.
Bisnis pertanian dan pertambangan adalah bisnis yang memproduksi barang-barang mentah, seperti tanaman atau mineral tambang.
5. Bisnis finansial adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dari investasi dan pengelolaan modal.
Universitas Sumatera Utara
6. Bisnis informasi adalah bisnis menghasilkan keuntungan terutama dari pejualan-kembali properti intelektual (intelellectual property). 7. Utilitas adalah bisnis yang mengoperasikan jasa untuk publik, seperti listrik dan air, dan biasanya didanai oleh pemerintah. 8. Bisnis real estate adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan dengan cara menjual, menyewakan, dan mengembangkan properti, rumah, dan bangunan. 9. Bisnis transportasi adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dengan cara mengantarkan barang atau individu dari sebuah lokasi ke lokasi yang lain.
2.1.2. Usaha Kecil Menengah 2.1.2.1 Pengertian Usaha Kecil Menengah Usaha Kecil Menengah menurut UU No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah entitas yang memiliki kriteria yakni kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 ( lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp 500.000.000,00 ( lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Adapun pengertian UKM dan Industri Kecil menurut berbagai ahli adalah sebagai berikut (www.umkmIndonesia.com, diakses pada 8 mei 2013) : a. Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag). Industri kecil adalah industri perdagangan yang memiliki tenaga kerja antara 5-19 orang.
Universitas Sumatera Utara
b. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Industri kecil adalah sebuah perusahaan dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 20 orang, termasuk yang dibayar, pekerja pemilik dan pekerja keluarga yang tidak dibayar. Selanjutnya BPS memberikan kreteria yang sederhana berdasarkan jumlah tenaga kerja atau unit usaha seperti : 1) Industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang 2) Industri kecil dengan pekerja 5-19 orang 3) Industri sedang dengan pekerja 20-99 orang 4) Industri besar dengan pekerja 100 orang lebih c. Menurut Departemen Keuangan Usaha kecil adalah usaha produksi milik keluarga atau perorangan warga negara Indonesia yang memiliki asset penjualan paling banyak Rp 1 M/ tahun d. Menurut Menteri Negara Koperasi dan UKM. Usaha kecil adalah milik warga negara Indonesia baik perorangan maupun berbadan hukum yang memiliki kekayaan bersih sebanyak-banyaknya Rp 200.000.000 dan mempunyai omzet atau nilai output penjualan paling banyak Rp 1.000.000.000 dan usaha tersebut berdiri sendiri. e. Menurut Komite Penanggulan Kemiskinan. Usaha kecil adalah pemilik atau pelaku kegiatan usaha skala mikro di semua sektor ekonomi dengan kekayaan diluar tanah dan bangunan maksimal Rp 25.000.000
Universitas Sumatera Utara
Pengertian usaha kecil menengah dari berbagai literatur memiliki beberapa persamaan,Sehingga dari pendapat-pendapat tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa usaha kecil menengah adalah perusahaan baik berbadan hukum atau tidak,yang memilki tenaga kerja 1-100 orang lebih,milik Warga Negara Indonesia dengan total penjualan maksimal 1 milyar/yahun. 2.1.2.2 Peran Usaha Kecil Menengah Menurut Thoha (2001 : 77) Usaha kecil menengah memiliki peranan yang sangat besar terhadap perekonomian nasional. Adapun peran UKM diantaranya sebagai berikut : penyedia barang dan jasa, penyerap tenaga kerja, pemerataan pendapatan, nilai tambah bagi produk daerah, peningkatan taraf hidup. Melihat perannya begitu besar maka pembinaan dan pengembangan industri kecil bukan saja penting sebagai jalur ke arah pemerataan hasil-hasil pembangunan, tetapi juga sebagai unsur pokok dari seluruh struktur industri di Indonesia,Karena dengan investasi yang kecil dapat berproduksi secara efektif dan banyak menyerap banyak tenaga kerja. Hafsah (2001 : 2) usaha kecil menengah memilki peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil – hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu lalu, dimana banyak usaha berskala besar mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya. Oleh karena itu usaha kecil menengah harus mendapat dukungan penuh oleh pemerintah agar usaha kecil menengah bisa berkembang.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.3. Fungsi-fungsi Bisnis Usaha Kecil Menengah Menurut Tjiptono (2008 : 87) dalam buku strategi pemasaran tentang fungsi-fungsi dalam bisnis seperti fungsi keuangan, sumber daya manusia, produksi, dan pemasaran memiliki makna sebagai berikut : 1. Keuangan Keuangan perusahaan Intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit. Tugasnya diantaranya merencanakan dari mana pembiayaan bisnis diperoleh, dan dengan cara bagaimana modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang dijalankan. 2. Sumber daya manusia ( SDM) Sumber daya manusia (karyawan) adalah hal yang sangat kritis untuk berhasilnya suatu perusahaan. Suatu bisnis harus merancang lingkungan kerja yang akan memotivasi karyawan sehingga menolong keberhasilan bisnis. Bisnis juga harus mengembangkan rencana cara memonitor dan mengevaluasi
karyawan
untuk
memberikan
kompensasi.
Dengan
memonitor dan member kompensasi kepada karyawan secara wajar, bisnis dapat yakin bahwa karyawan akan tergerak untuk memaksimalkan kinerjanya.
Universitas Sumatera Utara
3. Produksi Fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien mungkin, dari mulai pilihan lokasi produksi hingga produk akhir yang dihasilkan dalam proses produksi. 4. Pemasaran Fungsi pemasaran menitikberatkan pada perencanaan, promosi, penjualan produk, pengembangan pasar, dan pengembangan produk baru guna meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Dengan demikian pemasaran dianggap sebagai fungsi penting dalam operasi bisnis suatu perusahaan. Strategi, taktik, dan sistem informasi operasional membantu manajer pemasaran dalam perencanaan produk, penentuan harga, strategi promosi penjualan dan pembelian, peramalan permintaan, pasar potensial untuk produk baru ataupun produk yang sudah ada serta penentuan jalur distribusi. Sistem laporan pengendalian mendukung usaha dari manajer pemasaran untuk mengendalikan efisiensi dan efektivitas dalam penjualan serta distribusi produk dan jasa. Analisa laporan memberikan informasi kepada perusahaan mengenai perbandingan antara hasil dari pelaksanaan pemasaran dan rencana pemasaran sehingga dapat diketahui apakah pemasaran tersebut telah berjalan sesuai dengan yang drencanakan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut Sutrisno (2003:3) adalah sebagai semua aktifitas perusahaan dengan usaha – usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien. Menurut Liefman dalam buku Hasibuan (2003:16) manajemen keuangan berfungsi sebagai usaha untuk menyediakan uang dan menggunakan uang untuk mendapatkan atau memperoleh aktiva. Dan menurut Rianto (1990:19) manajemen keuangan adalah seluruh aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat – syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut se – efisien mungkin. 2.1.3.1 Pengertian Biaya operasional Biaya operasi atau biaya operasional secara harafiah terdiri dari 2 kata yaitu “Biaya” dan “operasional” menurut kamus besar bahasa Indonesia, biaya berarti uang yang dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan, melakukan, dan sebagainya) sesuatu; ongkos; belanja; pengeluaran. Sedangkan operasional berarti secara (bersifat) operasi; berhubungan dengan operasi. Pengertian dari biaya operasi menurut Jopie Yusuf (2006:33) adalah : “ Biaya Operasi atau biaya operasional adalah biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas operasi perusahaan sehari-hari”.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Supriyono (2004:209) biaya operasi dikelompokan menjadi 2 golongan dan dapat diartikan sebagai berikut: 1. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu. 2. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya. Dari pengertian tersebut diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa : 1) Biaya operasional langsung merupakan biaya yang dapat dibebankan secara langsung pada kegiatan operasional. 2) Biaya operasional tidak langsung adalah biaya yang tidak secara langsung dibebankan pada kegiatan operasional. Jadi biaya operasional adalah pengeluaran yang berhubungan dengan operasi, yaitu semua pengeluaran yang langsung digunakan untuk produksi atau pembelian barang yang diperdagangkan termasuk biaya umum, penjualan, administrasi, dan bunga pinjaman. Biaya operasional meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya variabel tergantung pada volume penjualan atau proses produksi, jadi mengikuti peningkatan atau penurunannya. Sedangkan biaya tetap selalu konstan meskipun volume penjualan produksi meningkat atau turun. Singkatnya biaya operasional merupakan
biaya
yang harus
dikeluarkan
agar kegiatan
atau
operasi
perusahaantetap berjalan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.2 Keuntungan Didirikannya sebuah perusahaan tentunya memiliki tujuan tertentu, salah satu tujuan pokoknya adalah mendapat sejumlah keuntungan atau laba yang diharapkan sesuai dengan apa yang telah dikorbankan. Namun tidak semua perusahaan mendapatkan laba dalam setiap usahanya karena hal tersebut sangat erat kaitannya dengan strategi usaha yang dilakukan. Banyak perusahaanperusahaan kecil dengan modal yang sangat minim dapat berubah menjadi perusahaan besar dan dapat meraup laba yang besar. Namun, tidak sedikit perusahaan dengan modal yang kuat tetapi menjadi pailit setelah beberapa tahun beroperasi. Hal ini bisa disebabkan oleh karena biaya operasi yang dikeluarkan lebih besar dari pada pendapatan yang diterima oleh perusahaan. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan atau laba tersebut sangat tergantung pada bagaimana perusahaan tersebut menerapkan konsep strategi atau perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang sesuai dengan bidang tugas masing-masing, dan pelaksanaannya dilakukan dengan prosedur dan kinerja yang telah ditentukan oleh perusahaan sebelumnya. Laba menurut Alimsyah dan Padji (2006 : 408) adalah sebagai berikut : “Laba adalah kelebihan pendapatan di atas biaya” Henry Simamora (2001 : 529) juga mendefinisikan laba sebagai berikut : “Laba merupakan kemampuan perusahaan untuk meraup keuntungan yang memuaskan sehingga pemodal dan pemegang saham akan terus untuk menyediakan modal bagi perusahaan.”
Universitas Sumatera Utara
Maka dapat dilihat dua unsur penting yang menentukan laba, yaitu pendapatan dan biaya. Pendapatan dapat diartikan sebagai penerimaan baik tunai maupun bukan tunai yang merupakan hasil dari penjualan barang atau jasa dalam jangka waktu tertentu. 2.1.3. Sumber Daya Manusia Pengertian sumber daya manusia menurut Marwansyah (2010:3) manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi – fungsi perencanaansumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan hubungan industrial. Nawawi
(2003:42)
mengemukakan
bahwa
SDM
adalah
proses
pendayagunaan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi agar potensi fisik dan psikis yang dimiliki berfungsi maksimal bagi tercapainya tujuan perusahaan. 2.1.3.1 Rekrutmen Menurut Henry Simamora (1997:212) Rekrutmen (Recruitment) adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian. Rekrutmen merupakan proses komunikasi dua arah. Pelamar-pelamar menghendaki informasi yang akurat mengenai seperti apakah rasanya bekerja di dalam organisasi bersangkutan. Organisasi-organisasi sangat menginginkan informasi yang akurat tentang seperti apakah pelamar-pelamar tersebut jika kelak mereka diangkat sebagai pegawai. Menurut Henry Simamora (1997:214) proses rekrutmen memiliki beberapa
Universitas Sumatera Utara
tujuan, antara lain: 1. Untuk memikat sekumpulan besar pelamar kerja sehingga organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan terhadap calon-calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi. 2. Tujuan pasca pengangkatan (post-hiring goals) adalah penghasilan karyawankaryawan yang merupakan pelaksana-pelaksana yang baik dan akan tetap bersama dengan perusahaan sampai jangka waktu yang masuk akal. 3. Upaya-upaya perekrutan hendaknya mempunyai efek luberan (spillover effects) yakni citra umum organisasi haruslah menanjak, dan bahkan pelamarpelamar yang gagal haruslah mempunyai kesan-kesan positif terhadap perusahaan. Proses rekrutmen meliputi beberapa poin penting, menurut Simamora (1997:221): 1. Penyusunan strategi untuk merekrut Di dalam penyusunan strategi ini, departemen sumber daya manusia bertanggung jawab didalam menentukan kualifikasi-kualifikasi pekerjaan, bagaimana karyawan akan direkrut, di mana, dan kapan. 2. Pencarian pelamar-pelamar kerja Setelah rencana dan strategi perekrutan disusun, aktivitas perekrutan sesungguhnya bisa berlangsung, melalui sumber-sumber perekrutan yang ada. Banyak atau sedikitnya pelamar dipengaruhi oleh usaha dari pihak perekrut di dalam menginformasikan lowongan, salah satunya adanya ikatan kerjasama yang baik antara perusahaan dengan sumber-sumber perekrutan external seperti sekolah, universitas.
Universitas Sumatera Utara
3. Penyisihan pelamar-pelamar yang tidak cocok / penyaringan Setelah lamaran-lamaran diterima, haruslah disaring guna menyisihkan individu yang tidak memenuhi syarat berdasarkan kualifikasi-kualifikasi pekerjaan. Di dalam proses ini memerlukan perhatian besar khususnya untuk membendung diskualifikasi karena alasan yang tidak tepat, sehingga di dalam proses ini dibutuhkan kecermatan dari pihak penyaring. 4. Pembuatan kumpulan pelamar Kelompok pelamar (applicant pool) terdiri atas individu-individu yang telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh perekrut dan merupakan kandidat yang layak untuk posisi yang dibutuhkan. 2.1.3.2. Gaji Gaji adalah suatu hal yang penting bagi setiap karawan yang bekerja dalam suatu perusahan karena denga gaji yang diperoleh seseorang dapat memenuhi kebutuhahidupnya. Adapun pengertian gaji menurut hariandja : “ Gaji merupakan salah satu unsur yang penting yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, sebab gaji adalah alat untuk memenuhi berbagai kebutuhan pegawai, sehingga dengan gaji yang diberikan pegawai akan termotivasi untuk bekerja lebih giat ” 2.1.3.3 Pelatihan Menurut Mathis (2002), Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas. Secara terbatas, pelatihan menyediakan
Universitas Sumatera Utara
para pegawai dengan pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Terkadang ada batasan
yang
ditarik
antara
pelatihan
dengan
pengembangan,
dengan
pengembangan yang bersifat lebih luas dalam cakupan serta memfokuskan pada individu untuk mencapai kemampuan baru yang berguna baik bagi pekerjaannya saat ini maupun di masa mendatang. 2.1.3. Produksi Pengertian produksi menurut Prishardoyo (2005:14) mengemukakan bahwa produksi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan menghasilkan barang atau meningkatkan nilai guna suatu barang dan jasa. Oleh karena itu secara umum produksi merupakan semua perbuatan atau kegiatan yang berfungsi tidak hanya mencakup pembuatan barang – barang saja, tetapi dapat juga membuat atau menciptakan jasa pelayanan. 2.1.3.1. Bahan baku Pengertian dari bahan baku menurut Mulyadi, bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Sedangkan bahan baku yang di peroleh dapat berasal dari pembelian lokal, pembelian import, atau bisa juga berasal dari pengolahan sendiri. Adapun jenis – jenis bahan baku menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri adalah : 1. Bahan baku langsung. Bahan baku langsung atau direct material adalah semua bahan baku yang merupakan bagian daripada barang jadi yang di hasilkan. Biaya yang di keluarkan untuk membeli bahan baku langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.
Universitas Sumatera Utara
2. Bahan Baku Tidak langsung. Bahan baku tidak langsung atau disebut juga dengan indirect material, adalah bahan baku yang ikut berperan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung tampak pada barang jadi yang di hasilkan. Sebagai contoh jenis dari bahan baku menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri adalah apabila barang jadi yang di hasilkan adalah meja dan kursi , maka yang merupakan bahan baku langsung dari pembuatan meja dan kursi tersebut adalah Kayu, sedangkan yang termasuk kedalam bahan baku tidak langsung adalah paku dan plamir yang berfungsi sebagai perekat kayu dan dasar cat untuk kursi yang dihasilkan. Dilihat dari pengertian bahan baku dan bahan mentah dari pendapat para ahli diatas, dapat di simpulkan bahwa istilah bahan baku dan bahan mentah yang ada di dalam pengertian umum di jadikan menjadi satu sebutan yaitu bahan baku. 2.1.3.2. Biaya produksi Menurut Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, Peter C. Brewer. (2006) yang diterjemahkan oleh Hinduan (2006:54) biaya produksi adalah: “biaya produksi itu sendiri mencakup semua biaya yang terkait dengan pemerolehan atau pembuatan suatu produk”. Hansen dan Mowen dalam terjemahan Fitriasari dan Kwary (2006:50) juga menyatakan bahwa biaya produksi merupakan: “biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa”. Perusahaan manufaktur membagi biaya produksi ke dalam tiga kategori besar yakni:
Universitas Sumatera Utara
1. Bahan langsung (direct material) Garrison et al. terjemahan Hinduan (2006:51) menyatakan bahwa bahan langsung adalah: “bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi. Sesungguhnya bahan baku berkaitan dengan semua jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan produk jadi, dan produk jadi suatu perusahaan dapat menjadi bahan baku perusahaan yang lainnya”. Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Fitriasari dan Kwary (2006:50) juga menyatakan bahwa: “biaya bahan langsung ini dapat langsung dibebankan ke produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk”. Pengertian lain yang dinyatakan oleh Blocher et al. yang diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Penerbit Salemba (2008:119) tentang biaya bahan baku langsung adalah: “bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produk, yaitu yang secara fisik menjadi bagian dari produk tersebut”. Biaya bahan langsung menurut Hariadi (1992:18) meliputi semua bahan baku yang dapat diidentifikasi secara fisik dengan produk tertentu. Misalnya, kayu untuk kursi, benang untuk kain. Tidak semua memang dapat diidentifkasi secara langsung dengan suatu produk adalah biaya bahan baku karena harus juga mempertimbangkan besarnya biaya tersebut dengan nilai akhir produk bersangkutan. Biaya bahan baku yang sulit diidentifikasi dengan produk tertentu dan jumlahnya tidak material, sebaiknya diperlakukan sebagai bahan pembantu . 2. Tenaga kerja langsung (direct labour) Biaya tenaga kerja langsung menurut Hansen dan Mowen (1999:45) adalah: “tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang
Universitas Sumatera Utara
diproduksi”. Pengertian biaya tenaga kerja langsung lainnya juga diungkapkan oleh Hariadi (1992:18) meliputi: “semua biaya tenaga kerja yang dapat diidentifikasi atau ditelusuri secara fisik terhadap produk tertentu seperti operator mesin dalam pabrik mobil”.
Biaya tenaga kerja langsung (direct labour) menurut Garisson et al. terjemahan Hinduan (2006:51) digunakan untuk biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi. Tenaga kerja langsung biasanya disebut juga tenaga kerja manual (touch labour) karena tenaga kerja langsung melakukan kerja tangan atas produk pada saat produksi.
3. Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead) Biaya overhead pabrik menurut Hariadi (1992:18-19) meliputi: “semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Dengan kata lain biaya overhead pabrik meliputi biaya bahan tidak langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya pabrik tidak langsung lainnya seperti depresiasi gedung pabrik, depresiasi mesin”. 2.1.6. Pemasaran Pengertian Pemasaran Menurut Kotler (2005:9) Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secarabebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran sering digambarkan sebagai “seni menjual produk“. Tujuan Pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk
Universitas Sumatera Utara
atau jasa itu sesuai dengan pelanggan. Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang,dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran – sasaran individu dan kelompok. 2.1.6.1. Harga Doyle dan Saunders (1985:56) menemukan bukti empiris bahwa dengan cara mengurangi harga maka akan meningkatkan ancaman ketika harganya akan dinaikkan.
Faktor
lain
yang
menunjukkan
bahwa
konsumen
juga
mempertimbangkan harga yang lalu dan bentuk pengharapan pada harga di masa yang akan datang yang mungkin tidak optimal, apabila konsumen menunda pembelian di dalam mengantisipasi harga yang lebih rendah di masa mendatang. Namun penurunan harga pada merek berkualitas menyebabkan konsumen akan berpindah pada merek lain, akan tetapi penurunan harga pada merek yang berkualitas rendah tidak akan menyebabkan konsumen berpindah pada merek yang lain dengan kualitas yang sama. 2.1.6.2. Produk Pengertian produk ( product ) menurut Kotler & Armstrong, (2001: 346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang
Universitas Sumatera Utara
dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut Produk Menurut Kotler & Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah: a. Merek (branding) Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk (Kotler & Armstrong, 2001:360 b. Pengemasan (packing) Pengemasan
(packing) adalah kegiatan merancang dan membuat wadah
atau pembungkus suatu produk. c. Kualitas Produk (Product Quality) Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat menerapkan program ” Total Quality Manajemen (TQM)". Selain mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6.3. Promosi Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas
pemasaran
yang
berusaha
menyebarkan
informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan, Tjiptono (2001 : 219). Adapun tujuan dari pada perusahaan melakukan promosi menurut Tjiptono (2001 : 221) adalah menginformasikan (informing), mempengaruhi dan membujuk (persuading) serta mengingatkan (reminding) pelangggan tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Sistaningrum (2002 : 98) menjelaskan tujuan promosi adalah empat hal, yaitu memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan membentuk tingkah laku serta mengingatkan kembali tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan. 2.1.6.4.Distribusi Menurut Nitisemito (1993: 102), Saluran Distribusi adalah lembagalembaga distributor atau lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen.
Universitas Sumatera Utara