BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Menurut KBBI (2003 : 588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang penganut sintaksis generatif, Radford (1988:86), mengatakan bahwa dengan atau tanpa pendamping sebuah kata dapat menjadi sebuah frasa sebab frasa yang belum dimodifikasi memiliki distribusi dan status yang sama seperti frasa lengkap. Ramlan (1987 : 120) memberi batasan bahwa frasa adalah satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi. Menurut Keraf (1984:138) frasa adalah suatu konstruksi yang terdiri dari dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan. Kesatuan ini menimbulkan makna baru yang sebelumnya tidak ada. Adapun jenis frasa dibagi menjadi beberapa bagian, salah satunya adalah frasa nomina (FN). Frasa adalah suatu konstruksi yang dibentuk dengan atau tanpa atribut sebagai pendamping dan memiliki inti leksikal (Radford, 1988:86). Frasa nomina adalah frasa yang bertugas menerangkan benda, biasanya menjadi subjek atau objek dalam sebuah kalimat. Menurut Elson dan Picket (dalam Mulyadi, 1998:6), frasa adalah sebuah unit yang secara potensial terbentuk dari dua kata atau lebih, tetapi tidak memiliki ciri klausa dan kalimat.
Universitas Sumatera Utara
Frasa nomina atau benda adalah frasa yang mempunyai fungsi sama dengan kata benda biasanya menjadi subjek atau objek dalam kalimat. Misalnya : (1) Kami mendengar pidato presiden. (2) Pidato presiden kami dengarkan. Dalam contoh (1) dan (2) di atas, pidato presiden sebagai frasa nomina (FN), dapat berfungsi sebagai subjek maupun objek.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori X-bar Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada, baik di lapangan maupun kepustakaan. Selain itu, landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Noam Chomsky merupakan orang pertama yang mengemukakan bahwa frasa mempunyai struktur yang sama yang harus dikaji secara eksplisit. Chomsky belajar dari Zellig Harris yang merupakan penggagas dari teori X-bar. Teori ini menjelaskan struktur umum frasa yang direpresentasikan pada skema X-bar. Melalui skema ini, kaidah struktur frasa sebuah bahasa dapat dideskripsikan, atau dengan kata lain, kaidah struktur frasa sebuah bahasa dapat disederhanakan (Silitonga, 1990:30; Mulyadi, 1998:217). Selanjutnya Mulyadi (1998) mengatakan bahwa menurut Chomsky teori X-bar bersifat universal, artinya teori ini dapat digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
menganalisis struktur frasa bahasa-bahasa di dunia meskipun bahasa-bahasa itu bersusunan SPO, SOP, POS dan sebagainya. Sebelum teori X-bar muncul, struktur frasa diatur melalui sebuah kaidah yang dinamakan kaidah struktur frasa yang hanya mengenal dua jenis kategori (Silitonga, 1990:31; Culicover dalam Mulyadi, 2002:64). Pertama, kategori leksikal seperti verba, nomina, adjektiva, dan preposisi. Kedua, kategori frasa seperti frasa verba, frasa nomina, frasa adjektiva, dan frasa preposisi. Dalam perkembangannya di dalam kategori frasa ternyata terdapat sebuah kategori yang lebih besar daripada kategori leksikal tetapi lebih kecil dari kategori frasa. Inilah yang disebut kategori antara (intermediate category) yang menjadi dasar munculnya teori X-bar. Kategori ini terdapat di antara kategori leksikal dan kategori frasanya. Misalnya di antara verba dengan frasa verba, di antara nomina dengan frasa nomina, di antara adjektiva dengan frasa adjektiva, dan di antara preposisi dengan frasa preposisi. Sebagai contoh, dapat digambarkan pada skema X-bar berikut : (a)
menulis surat (FV)
(b)
FV → V + FN
boneka cantik (FN) FN → N + FA
FV
FN
V’
N’
V
FN
N
menulis
surat
boneka
FA
cantik
Universitas Sumatera Utara
(c)
rajin belajar (FA)
(d)
FA → A + FV
di lapangan (FP) FP → P + FN
FA
FP
A’
P’
A
FV
P
FN
rajin
belajar
di
lapangan
Jelaslah dari contoh di atas, bahwa di antara verba (V) dengan frasa verba (FV) terdapat kategori antara (intermediate category) yaitu V’(V-bar), di antara nomina (N) dengan frasa nomina (FN) terdapat kategori antara yaitu N’(N-bar) begitu juga seterusnya. Dalam teori X-bar semua frasa didominasi oleh sebuah inti leksikal. Inti adalah simpul akhir (terminal node) yang mendominasi kata (lihat Haegemen, 1992:95). Inti merupakan pemarkah bagi ciri kategorinya. Dengan kata lain kategori inti (kategori leksikal) selalu menentukan kategori frasanya. Frasa nomina, misalnya, didominasi oleh nomina sebagai inti. Inti dari frasa gadis cantik adalah nomina gadis. Pada tataran X-bar, inti terletak satu tingkat lebih rendah dari konstituen inti tersebut. Kategori ini merupakan kategori tanpa bar (X). Teori X-bar direpresentasikan pada diagram pohon (atau disebut juga tataran sintaksis). Pada tataran ini sebuah kategori leksikal seperti nomina, verba, atau
Universitas Sumatera Utara
adjektiva (dalam hal ini disimbolkan dengan X), dibentuk oleh komplemen, keterangan, dan specifier. Komplemen berkombinasi dengan X membentuk proyeksi X-bar (X’), keterangan berkombinasi dengan X-bar (X’) membentuk proyeksi X-bar lebih tinggi (X’), dan specifier berkombianasi dengan X-bar lebih tinggi membentuk proyeksi maksimal frasa X. Jadi, proyeksi X merupakan kategori bar (X’), dan proyeksi maksimal dari kategori X adalah frasa dengan bar tertinggi (X” atau FX). Menurut Chomsky (dalam Mulyadi, 1998) teori X-bar bersifat universal, artinya teori ini dapat digunakan untuk mengkaji struktur frasa bahasa-bahasa di dunia termasuk bahasa-bahasa daerah. Dalam Haegemen (1992) frasa nomina dalam bahasa Inggris yang dianalisis dengan teori X-bar dapat dibentuk dalam diagram pohon berikut : (1) the investigation of the corpse after lunch NP
Det
N
the
investigation
PP
PP
of the corpse
after lunch
(2) The investigation of the corpse after lunch was less horrible than the one after dinner. ‘Penyelidikan terhadap mayat setelah makan siang kurang mengerikan daripada setelah makan malam.’
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Struktur Frasa Nomina Bahasa Batak Toba Struktur frasa nomina (FN) dalam teori X-bar bertalian dengan tiga fungsi gramatikal, yakni komplemen (Komp), keterangan (Ket), dan specifier (Spec). Komplemen adalah argumen internal yang posisinya dibawahi langsung oleh N-bar. Keterangan juga terletak di bawah N-bar, tetapi tatarannya berbeda. Specifier (pemarkah) akan hadir sebagai satuan argumen yang dibawahi langsung oleh N-bar ganda. Jadi hubungan dari ketiganya adalah sebagai berikut :
Komplemen memperluas N menjadi N-bar Keterangan memperluas N-bar menjadi N-bar Specifier memperluas N-bar menjadi N-bar ganda (FN)
Dari rumusan di atas dapat diketahui bahwa inti leksikal, N, bersama dengan komplemen membentuk konstituen N-bar. Apabila keterangan hadir pada FN, maka keterangan itu bersama dengan N-bar akan membentuk konstituen N-bar berikutnya. Dalam hal ini, konstituen N-bar dapat muncul berulang (iteratif) pada struktur sebuah frasa. Dan yang terakhir akan muncul sebuah proyeksi maksimal apabila specifier hadir pada frasa nomina (FN) tersebut. Berdasarkan rumusan di atas dapat diterangkan struktur FN Bahasa Batak Toba. Adapun contoh kaidah struktur dasar frasa nomina (FN) dalam Bahasa Batak Toba adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
● FN → N FN”
N’
N
rotan ‘kayu rotan’ Frasa nomina mendominasi N’, dan inti leksikalnya tidak bercabang. Artinya, frasa nomina dapat langsung menurunkan N ganda tanpa mempunyai komplemen, keterangan, dan specifier.
2.3 Tinjauan Pustaka Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat sesudah menyelidiki atau mempelajari (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003 : 1198). Pustaka adalah kitab, buku, buku primbon (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003 : 912). Haegemen (1992:95) dalam Introduction to Government and Binding Theory mengatakan bahwa semua frasa dalam teori X-bar didominasi oleh sebuah inti leksikal. Inti adalah simpul akhir (terminal node) yang mendominasi kata. Inti merupakan pemarkah bagi ciri kategorinya. FN, misalnya, didominasi oleh N (nomina) sebagai inti.
Universitas Sumatera Utara
Mulyadi (2002) dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul Frase Nomina Bahasa Indonesia: Analisis X-bar menjelaskan bahwa dalam teori X-bar, semua frasa memiliki sebuah inti leksikal. Inti adalah simpul akhir yang mendominasi kata. Inti mempunyai dua properti yaitu, pertama inti memarkahi ciri kategorinya, misalnya inti dari FN adalah N. Kedua, inti terletak satu level lebih rendah dalam hierarki X-bar daripada konstituen yang menjadi inti tersebut. Jadi, dalam hierarki X-bar nomina sebagai inti dari FN terletak satu level lebih rendah dari frasanya. Kategori ini mempunyai bar kosong atau bias pula dikatakan tanpa bar. Teori X-bar pada frasa numeralia (FNum) Bahasa Indonesia juga telah dilakukan. Menurut Wahyuni (2004) dalam skripsinya Frasa Numeralia Bahasa Indonesia: Analisis Teori X-bar menjelaskan bahwa struktur internal FNum Bahasa Indonesia dibentuk oleh komplemen, keterangan dan specifier. Struktur utama FNum adalah numeralia dan komplemen. Kategori komplemen biasanya terdiri dari numeralia dan nomina. Posisi komplemen dalam FNum Bahasa Indonesia selalu mengikuti inti leksikal. Kasus yang menyimpang terdapat pada specifier. Seharusnya dalam teori X-bar kategori ini bersama dengan Num’(Num-bar) membentuk proyeksi maksimal FNum dan tidak bersifat iteratif. Namun dalam struktur FNum Bahasa Indonesia, specifier terjadi berulang, sehingga dalam skema X-bar ada dua proyeksi yang dibentuknya. Sri Wahyuni Torong (1999) dalam skripsinya Frasa Adjektiva Bahasa Karo: Analisis Teori X-bar menjelaskan bahwa struktur internal frasa adjektiva Bahasa Karo dibentuk oleh komplemen (Komp), keterangan (Ket), dan specifier (Spec). Struktur mendasar FA ialah adjektiva plus komplemen yang berkategori adverbia,
Universitas Sumatera Utara
adjektiva, dan frasa preposisi. Struktur FA dapat diperluas dengan keterangan yang berkategori FP. Keterangan dapat terletak di kiri atau kanan inti leksikal dalam skema X-bar. July Fernando Siagian (2003) dalam skripsinya Struktur Frasa Adjektiva Dalam Bahasa Batak Toba: Analisis Teori X-bar menjabarkan 12 struktur kaidah FA Bahasa Batak Toba yang dapat dibentuk oleh adjektiva sebagai inti leksikal. FA dalam Bahasa Batak Toba dapat dibentuk dengan adanya perilaku komplemen (Komp), keterangan (Ket), dan specifier (Spec). Dan specifier dapat bersifat iteratif (berulang) dalam skema X-bar.
Universitas Sumatera Utara